1. Usia
2. Aktivitas
3. Iklim
4. Diet
5. Stres
6. Penyakit
7. Tindakan medis
8. Pengobatan
9. Pembedahan
a. Natrium (Na+)
Merupakan kation paling banyak dalam cairan ekstrasel.
+
Na mempengaruhi keseimbanagan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi
otot. ion natrium di dapat dari saluran pencernaan, makanan atau minuman
masuk ke dalam cairan ekstrasel melalui proses difusi. Pengeluaran ion
natrium melalui ginjal, pernapasan, saluran pencarnaan, dan kulit.
Pengaturan konsentrasi ion di lakukan oleh ginjal. Normalnya sekitar 135-
148 mEq/lt.
b. Kalium (K+)
Merupakan kation utama cairan intrasel. Berfungsi sebagai excitability
neuromuskuler dan kontraksi otot. Diperlukan untuk pembentukan glikogen,
sintesa protein, pengaturan keseimbanagan asam basa, karena ion K + dapat
diubah menjadi ion hidrogen (H+). Kalium dapat diperoleh melalui makanan
seperti daging, buah-buahan dan sayur-sayuran. Kalium dapat dikeluarkan
melalui ginjal, keringat dan saluran pencernaan. Pengaturan konsentrasi
kalium dipengaruhi oleh perubahan ion kalium dalam cairan ekstrasel. Nilai
normalnya sekitar 3,5-5,5 mEq/lt.
c. Kalsium (Ca2+)
Kalsium merupakan ion yang paling banyak dalam tubuh, berguna untuk
integritas kulit dan struktur sel, konduksi jantung, pembekuan darah, serta
pembentukan tulang dan gigi. Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh
kelenjar paratiroid dan tiroid. Hormon paratiroid mengabsorpsi kalisum
melalui gastrointestinal, sekresi melalui ginjal.
+
Hormonthirocalcitonin menghambat penyerapan Ca tulang. Kalsuim
diperoleh dari absorpsi usus dan resorpsi tulang dan di keluaran melalui
ginjal, sedikit melalui keringaserta di simpan dalam tulang. Jumlah normal
kalsium 8,5 10,5 mg/dl.
d. Magnesium (Mg2+)
Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel. Sangat penting
untuk aktivitas enzim, neurochemia, dan muscular
excibility. Sumber magnesium didapat dari makanan seperti sayuran hijau,
daging dan ikan. Nilai normalnya sekita 1,5-2,5 mEq/lt.
e. Klorida (Cl )
Terdapat pada cairan ekstrasel dan intrasel, berperan dalam pengaturan
osmolaritas serum dan volume darah, regulasi asam basa, berperan dalam
bufer pertukaran oksigen, dan karbon dioksida dalam sel darah merah.
Klorida disekresi dan di absorpsi bersama natrium di ginjal dan pengaturan
klorida oleh hormin aldosteron.Normalnya sekitar 95-105 mEq/lt.
f. Bikarbonat (HCO3 )
HCO3 adalah buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada cairan
ekstrasel dan intrasel dengan fungsi utama adalah regulasi keseimbangan
asam basa. Biknat diatur oleh ginjal.
g. Fosfat
Merupakan anion buffer dalam cairan intrasel dan ekstrasel. Berfungsi
untuk meningkatkan kegiatan neuromuskular, metabolisme karbohidrat,
pengaturan asam basa. Pengaturan oleh hormon paratiroid.
Nilai-nilai normal
Jenis cairan dan Nilai normal dalam tubuh
elektrolit
- Potasium [K+] 3.5 5 mEq/L
- Sodium [Na+] 135 145 mEq/L
- Kalsium [Ca2+] 8.5 10.5 mg/dl (4.5 5.8 mEq/L)
- Magnesium [Mg2+] 1.5 2.5 mEq/L
- Fosfat [PO42-] 2.7 4.5 mg/dl
- Klorida [Cl-] 98 106 mEq/L
- Bikarbonat [HCO3] 24 28 mEq/L
2. Osmosis
- Gerakan air melewati membran semipermeabel dari area dengan
konsentrasi zat terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat terlarut
tinggi.
- Kecepatan osmosis dipengaruhi oleh:
Konsentrasi solut di dalam larutan.
Suhu larutan,
4. Fitrasi
- Gerakan air dan zat terlarut dari area dengan tekanan hidrostatik tinggi ke
area dengan tekanan hidrostatik rendah.
- Proses ini bersifat aktif di dalam bantalan kapiler, tempat perbedaan
tekanan hidrostastik atau gradien yang menentukan perpindahan air,
elektrolit dan substansi terlarut lain yang berada diantara cairan kapiler
dan cairan interstitial.
G. SUMBER-SUMBER CAIRAN
Di dalam tubuh seorang yang sehat volume cairan tubuh dan komponen
kimia dari cairan tubuh selalu berada dalam kondisi dan batas yang
nyaman.Dalam kondisi normal intake cairan sesuai dengan kehilangan cairan
tubuh yang terjadi.Kondisi sakit dapat menyebabkan gangguan pada
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.Dalam rangka mempertahankan
fungsi tubuh maka tubuh akan kehilanagn caiaran antara lain melalui proses
penguapan ekspirasi penguapan kulit, ginjal (urine),ekresi pada proses
metabolisme.
1. Input
Kebutuhan Cairan (mL/24
No. Umur Berat Badan (kg)
Jam).
1 hari 3,0 250-300
2 1 tahun 9,5 1150-1300
3. 2 tahun 11,8 1350-1500
4. 6 tahun 20,0 1800-2000
5. 10 tahun 28,7 2000-2500
6 14 tahun . 45,0 2200-2700
7. 18 tahun(adult) 54,0 2200-2700
Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikan berada di otak Sedangakan rangsangan haus berasal dari
kondisi dehidrasi intraseluler,sekresi angiotensin II sebagai respon dari
penurunan tekanan darah,perdarahan yang mengakibatkan penurunan
volume darah.Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan
sensasi haus walaupun kadang terjadi secara sendiri.Sensasi haus akan
segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh tractus
gastrointestinal.
2. Output
a. GIT (Gastrointestinal) 100 ml
Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal setiap hari
sekitar 100-200 ml. Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10-15
cc/kgBB/24 jam, dengan kenaikan 10 % dari IWL pada setiap kenaikan suhu 1
derajat celcius.
b. Paru 300 ml
Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari. Meningkatnya cairan yang hilang
sebagai respons terhadap perubahan kecepatan dan kedalaman napas akibat
pergerakan atau demam.
c. Kulit 600 ml
Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang merangsang
aktivitas kelenjar keringat. Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari
aktivitas otot, temperatur lingkungan yang meningkat, dan demam. Disebut
juga Insesible Water Loss (IWL) sekitar 15-20 ml/24 jam.
d. Ginjal 1500 ml
Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima 170 liter
darah untuk disaring setiap hari. Produksi urine untuk semua usia 1 ml/kg/jam.
Pada orang dewasa produksi urine sekitar 1,5 lt/hari. Jumlah urine yang
diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron
2.1 HORMON-HORMON TERKAIT DENGAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
1. ADH
Hormon utama yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit
adalah ADH dan Aldosteron. Keadaan kekurangan air akan meningkatkan
osmolitas darah dan keadaan ini akan direspon oleh kelenjar hipofisis
dengan melepaskan ADH. ADH akan menurunkan produksi urine dengan
cara meningkatkan reabsorpsi air oleh tubulus ginjal. Selama periode
sementara kekurangan volume cairan, seperti yang terjadi pada muntah dan
diare atau perdarahan, jumlah ADH di dalam darah meningkat. Akibatnya,
reabsorpsi air oleh tubulus ginjal meningkat dan air akan dikembalikan ke
dalam volume darah sirkulasi. Dengan demikian haluaran urine akan
berkurang sebagai respon terhadap kerja Hormon ADH ini.
2. ALDOSTERON
Aldosteron merupakan suatu mineralokortikoid yang diproduksi oleh
korteks adrenal. Aldosteron mengatur keseimbangan natrium dan kalium
dengan menyebabkan tubulus ginjal mengekskresi kalium dan
mengabsorpsi natrium. Akibatnya, air juga akan direabsorpsi dan
dikembalikan ke volume darah. Kekurangan volume cairan, misalnya
karena perdarahan atau kehilangan cairan pencernaan dapat mensekresi
aldosteron ke dalam darah.
3. GLUKOKORTIKOID
Hormon kelas tiga, Glukokortikoid, memengaruhi keseimbangan air dan
elektrolit. Sekresi hormon glukokortikoid secara normal tidak menyebabkan
ketidakseimbangan cairan utama, namun kelebihan hormon di dalam
sirkulasi dapat menyebabkan tubuh menahan natrium dan air yang kita
kenal sebagai sindrom Cushing.
3.1 KESEIMBANGAN ASAM DAN BASA
- Keseimbangan asam basa adalah homeostasis dari kadar ion hidrogen
dalam tubuh.
- Kadar normal ion hidrogen (H) arteri adalah: 4x10-8 atau pH = 7,4 (7,35
7,45).
- Asidosis = asidemia kadar pH darah <7,35
- Alkalemia = alkalosis kadar pH darah >7,45.
- Asidosis: Depresi sistem saraf pusat, koma, mati
- Alkalosis: Eksitabilitas saraf meningkat, spasme otot, kejang, mati
- Kadar pH darah <6,8 atau >7,8 tidak dapat diatasi oleh tubuh.
- Kompensasi: sempurna/ parsial
- pH berubah (metabolik) kompensasi respiratorik (jam)
- pH berubah (respiratorik) kompensasi renal (berhari-hari)
- Asidosis/ alkalosis respiratorik pCO2
- Asidosis/ alkalosis metabolik HCO3-
Gangguan asam basa darah
1. Asidosis metabolik [HCO3-] dikompensasi dengan PaCO2
2. Alkalosis metabolik [HCO3-] dikompensasi dengan PaCO2
3. Asidosis respiratorik PaCO2 dikompensasi dengan [HCO3-]
4. Alkalosis respiratorik PaCO2 dikompensasi dengan [HCO3-]
2. Diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan yang umum terjadi pada klien dengan resiko atau
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ansietas, gangguan
mekanisme pernafasan, abnormalitas nilai darah arteri.
Penurunan kardiak output berhubungan dengan dysritmia
kardio,ketidakseimbanganelektrolit.
Gangguan keseimbangan volume cairan : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan diare,kehilangan cairan lambung, diaphoresis,
polyuria.
Gangguan keseimbangan cairan tubuh : berlebih berhubungan dengan
anuria,penurunan kardiak output, gangguan proses keseimbangan,
Penumpukan cairan di ekstraseluler.
Kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan kekurangan
volume cairan.
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan dehidrasi dan atau
edema.
Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan edema
3. Interverensi keperawatan
Intervensi keperawatan yang umum dilakukan pada pasien gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :
a. Atur intake cairan dan elektrolit.
b. Berikan therapi intravena (IVFD) sesuai kondisi pasien dan intruksi
dokter denganmemperhatikan : jenis cairan, jumlah/dosis pemberian,
komplikasi dari tindakan.
c. Kolaborasi pemberian obat-obatan seperti :deuretik, kayexalate.
d. Provide care seperti : perawatan kulit,safe environment.
4. Evaluasi/kriteria hasil
Kriteria hasil meliputi :
Intake dan output dalam batas keseimbangan.
Elektrolit serum dalam batas normal.
Vital sign dalam batas normal.