Anda di halaman 1dari 12

1.

1 KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT


A. PENGERTIAN
Air (H0) merupakan komponen utama yang paling banyak terdapat di
dalam tubuh manusia.Sekitar 60% dari total berat badan orang dewasa terdiri
dari air.Namun bergantung kepada kandungan lemak dan otot yang terdapat
di dalam tubuh,nilai persentase ini dapat bervariasi antara 50-70% dari total
berat badan orang dewasa.
Secara rata-rata tubuh orang dewasa akan kehilangan 2.5 L cairan
perharinya.Sekitar 1.5 L cairan tubuh keluar melalui urin,500 ml melalui
keluarnya keringat,400ml keluar dalam bentuk uap air melalui proses respirasi
(pernafasan) dan 100 ml keluar bersama dengan feces(tinja).Sehingga
berdasarkan estimasi ini,konsumsi antara 8-10gelas (1 gelas 240 ml)
biasanya dijadikan sebagai pedoman dalam pemenuhan kebutuhan cairan
per-harinya.
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi
tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah
merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan
dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman,
dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari
air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan
cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya jika salah
satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. Cairan tubuh
dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan
ekstraseluler.
1. Cairan intraseluler (CIS) adalah cairan
yang berda di dalam sel di seluruh tubuh.
2. Cairan akstraseluler (CES) adalah
cairan yang berada di luar sel dan terdiri
dari tiga kelompok yaitu : 20% cairan
intravaskuler (plasma), 80% cairan
interstitial dan cairan transeluler.
Cairan intravaskuler (plasma)
adalah cairan di dalam sistem
vaskuler.
Cairan intersitial adalah cairan
yang terletak diantara sel.
Cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan
serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
Cairan tubuh didistribusikan di antara dua kompartemen yaitu pada
intraseluler dan ekstraseluler. Cairan intraseluler kira-kira 2/3 atau 40 % dari
BB, sedangkan cairan ekstraseluler 20 % dari BB, cairan ini terdiri atas
plasma (cairan intravaskuler) 5 %, cairan interstisial (cairan di sekitar tubuh
seperti limfe) 10-15 % dan transeluler (misalnya, cairan serebrospinalis,
sinovia, cairan dalam peritonium, cairan dalam rongga mata, dll ) 1-3 %.

B. FUNGSI CAIRAN TUBUH

1. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur tubuh.


2. Transport nutrien ke sel.
3. Transport hasil sisa metabolism.
4. Transport hormone.
5. Pelumas antar organ.
6. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam sistem kardiovaskuler

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN CAIRAN &


ELEKTROLIT

1. Usia
2. Aktivitas
3. Iklim
4. Diet
5. Stres
6. Penyakit
7. Tindakan medis
8. Pengobatan
9. Pembedahan

D. USIA & KESEIMBANGAN CAIRAN ASAM BASA


Bayi Dewasa
Proporsi air 75% - 95% 55% - 60%
CES > CIS (2x) CIS > CES (2x)
Rate Input-Output 7x >
Metabolic Rate 2x >
Perkembangan ginjal Bayi x efisiensi dewasa
Rasio luas pekembangan 3x >
: volume
Frequensi nafas 30 80x /menit
Konsentrasi Ion K+, Cl->
E. ELEKTROLIT UTAMA TUBUH
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan
nonelektrolit.Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan
dan tidak bermuatan listrik, seperti:protein,urea,glukosa,oksigen,karbon
dioksida dan asam-asam organik.Sedangkan elektrolit tubuh mencakup
natrium (Na+),kalium (K+), Kalsium (Ca++),magnesium (Mg++), Klorida (Cl-),
bikarbonat(HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-).
Konsenterasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian
denganbagian yang lainnya,tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap
bagian berbeda, hukum netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan-
muatan negatif harus sama dengan jumlah muatan-muatan positif.Komposisi
dari elektrolit-elektrolit tubuh baik pada intarseluler maupun padaplasma
terinci dalam tabel di bawah ini :

No Elektrolit Ekstraseluler Interstitial Intraseluler


. Plasma
1. Kation :
Natrium (Na+) 144,0 mEq 137,0 mEq 10 mEq
Kalium (K+) 5,0 mEq 4,7 mEq 141 mEq
Kalsium (Ca++) 2,5 mEq 2,4 mEq 0
Magnesium (Mg ++) 1,5 mEq 1,4 mEq 31 mEq
2. Anion :
Klorida (Cl-) 107,0 mEq 112,7 mEq 4 mEq
Bikarbonat (HCO3-) 27,0 mEq 28,3 mEq 10 mEq
Fosfat (HPO42-)
Sulfat (SO42-) 2,0 mEq 2,0 mEq 11 mEq
Protein
0,5 mEq 0,5 mEq 1 mEq

1,2 mEq 0,2 mEq 4 mEq

a. Natrium (Na+)
Merupakan kation paling banyak dalam cairan ekstrasel.
+
Na mempengaruhi keseimbanagan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi
otot. ion natrium di dapat dari saluran pencernaan, makanan atau minuman
masuk ke dalam cairan ekstrasel melalui proses difusi. Pengeluaran ion
natrium melalui ginjal, pernapasan, saluran pencarnaan, dan kulit.
Pengaturan konsentrasi ion di lakukan oleh ginjal. Normalnya sekitar 135-
148 mEq/lt.

b. Kalium (K+)
Merupakan kation utama cairan intrasel. Berfungsi sebagai excitability
neuromuskuler dan kontraksi otot. Diperlukan untuk pembentukan glikogen,
sintesa protein, pengaturan keseimbanagan asam basa, karena ion K + dapat
diubah menjadi ion hidrogen (H+). Kalium dapat diperoleh melalui makanan
seperti daging, buah-buahan dan sayur-sayuran. Kalium dapat dikeluarkan
melalui ginjal, keringat dan saluran pencernaan. Pengaturan konsentrasi
kalium dipengaruhi oleh perubahan ion kalium dalam cairan ekstrasel. Nilai
normalnya sekitar 3,5-5,5 mEq/lt.

c. Kalsium (Ca2+)
Kalsium merupakan ion yang paling banyak dalam tubuh, berguna untuk
integritas kulit dan struktur sel, konduksi jantung, pembekuan darah, serta
pembentukan tulang dan gigi. Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh
kelenjar paratiroid dan tiroid. Hormon paratiroid mengabsorpsi kalisum
melalui gastrointestinal, sekresi melalui ginjal.
+
Hormonthirocalcitonin menghambat penyerapan Ca tulang. Kalsuim
diperoleh dari absorpsi usus dan resorpsi tulang dan di keluaran melalui
ginjal, sedikit melalui keringaserta di simpan dalam tulang. Jumlah normal
kalsium 8,5 10,5 mg/dl.

d. Magnesium (Mg2+)
Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel. Sangat penting
untuk aktivitas enzim, neurochemia, dan muscular
excibility. Sumber magnesium didapat dari makanan seperti sayuran hijau,
daging dan ikan. Nilai normalnya sekita 1,5-2,5 mEq/lt.

e. Klorida (Cl )
Terdapat pada cairan ekstrasel dan intrasel, berperan dalam pengaturan
osmolaritas serum dan volume darah, regulasi asam basa, berperan dalam
bufer pertukaran oksigen, dan karbon dioksida dalam sel darah merah.
Klorida disekresi dan di absorpsi bersama natrium di ginjal dan pengaturan
klorida oleh hormin aldosteron.Normalnya sekitar 95-105 mEq/lt.

f. Bikarbonat (HCO3 )
HCO3 adalah buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada cairan
ekstrasel dan intrasel dengan fungsi utama adalah regulasi keseimbangan
asam basa. Biknat diatur oleh ginjal.

g. Fosfat
Merupakan anion buffer dalam cairan intrasel dan ekstrasel. Berfungsi
untuk meningkatkan kegiatan neuromuskular, metabolisme karbohidrat,
pengaturan asam basa. Pengaturan oleh hormon paratiroid.
Nilai-nilai normal
Jenis cairan dan Nilai normal dalam tubuh
elektrolit
- Potasium [K+] 3.5 5 mEq/L
- Sodium [Na+] 135 145 mEq/L
- Kalsium [Ca2+] 8.5 10.5 mg/dl (4.5 5.8 mEq/L)
- Magnesium [Mg2+] 1.5 2.5 mEq/L
- Fosfat [PO42-] 2.7 4.5 mg/dl
- Klorida [Cl-] 98 106 mEq/L
- Bikarbonat [HCO3] 24 28 mEq/L

F. PERGERAKAN CAIRAN TUBUH


1. Difusi
- Difusi adalah gerakan atau perpindahan zat secara acak dari daerah /
bagian konsentrasi tinggi (Hipertonik) ke bagian yang berkonsentrasi
rendah (Hipotonik).
- Zat-zat terlarut berupa partikel-partikel, atom, dan molekul yang berupa
gas, cair, atau zat-zat padat akan berdifusi menurun sesuai gradean
konsentrasinya. Difusi akan berhenti ketika larutan telah mencapai
keseimbangan (isotonis).
- Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi difusi :
a. Suhu berbanding lurus
b. Konsentrasi partikelberbanding lurus
c. Ukuran molekul berbanding terbalik
d. Berat molekul dari partikelberbanding terbalik
e. Area permukaan yang tersedia untuk difusi (luas permukaan
membran) berbanding lurus
f. Jarak lintas dimana massa partikel harus berdifusiberbanding
terbalik

2. Osmosis
- Gerakan air melewati membran semipermeabel dari area dengan
konsentrasi zat terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat terlarut
tinggi.
- Kecepatan osmosis dipengaruhi oleh:
Konsentrasi solut di dalam larutan.

Suhu larutan,

Muatan listrik solut,

Perbedaan antara tekanan osmosis yang dikeluarkan oleh larutan.

- Macam-macam sifat larutan :


a. Isotonik adalah suatu larutan yang osmolalitasnya sama dengan
plasma darah. Pemberian larutan isonik melalui intravena akan
mencegah perpindahan cairan dan
elektrolit dari kompartemen intrasel.
b. Hipotonik adalah suatu larutan
yang memiliki konsentrasi solut lebih
rendah dari plasma, sehingga akan
membuat air berpindah ke dalam
sel.
c. Hipertonik adalah suatu larutan
yang memiliki konsentrasi solut lebih
lebih besar dari plasma, sehingga
akan membuat air keluar dari dalam
sel.
3. Transport aktif
Proses transpor aktif memerlukan energi metabolisme. Proses tranpor
aktif penting untuk mempertahankan keseimbangan natrium dan kalsium
antara cairan intraseluler dan ekstraseluler. Dalam kondisi normal,
konsentrasi natrium lebih tinggi pada cairan intraseluler dan kadar kalium
lebih tinggi pada cairan ekstraseluler.
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :
1. Fase I :
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan
nutrisidan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
2. Fase II :
Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel
3. Fase III :
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan
interstitial masuk ke dalam sel.Pembuluh darah kapiler dan membran sel
yang merupakan membranesemipermiabel mampu memfilter tidak semua
substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah.

4. Fitrasi
- Gerakan air dan zat terlarut dari area dengan tekanan hidrostatik tinggi ke
area dengan tekanan hidrostatik rendah.
- Proses ini bersifat aktif di dalam bantalan kapiler, tempat perbedaan
tekanan hidrostastik atau gradien yang menentukan perpindahan air,
elektrolit dan substansi terlarut lain yang berada diantara cairan kapiler
dan cairan interstitial.

G. SUMBER-SUMBER CAIRAN
Di dalam tubuh seorang yang sehat volume cairan tubuh dan komponen
kimia dari cairan tubuh selalu berada dalam kondisi dan batas yang
nyaman.Dalam kondisi normal intake cairan sesuai dengan kehilangan cairan
tubuh yang terjadi.Kondisi sakit dapat menyebabkan gangguan pada
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.Dalam rangka mempertahankan
fungsi tubuh maka tubuh akan kehilanagn caiaran antara lain melalui proses
penguapan ekspirasi penguapan kulit, ginjal (urine),ekresi pada proses
metabolisme.

1. Input
Kebutuhan Cairan (mL/24
No. Umur Berat Badan (kg)
Jam).
1 hari 3,0 250-300
2 1 tahun 9,5 1150-1300
3. 2 tahun 11,8 1350-1500
4. 6 tahun 20,0 1800-2000
5. 10 tahun 28,7 2000-2500
6 14 tahun . 45,0 2200-2700
7. 18 tahun(adult) 54,0 2200-2700

Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikan berada di otak Sedangakan rangsangan haus berasal dari
kondisi dehidrasi intraseluler,sekresi angiotensin II sebagai respon dari
penurunan tekanan darah,perdarahan yang mengakibatkan penurunan
volume darah.Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan
sensasi haus walaupun kadang terjadi secara sendiri.Sensasi haus akan
segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh tractus
gastrointestinal.

2. Output
a. GIT (Gastrointestinal) 100 ml
Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal setiap hari
sekitar 100-200 ml. Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10-15
cc/kgBB/24 jam, dengan kenaikan 10 % dari IWL pada setiap kenaikan suhu 1
derajat celcius.
b. Paru 300 ml
Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari. Meningkatnya cairan yang hilang
sebagai respons terhadap perubahan kecepatan dan kedalaman napas akibat
pergerakan atau demam.
c. Kulit 600 ml
Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang merangsang
aktivitas kelenjar keringat. Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari
aktivitas otot, temperatur lingkungan yang meningkat, dan demam. Disebut
juga Insesible Water Loss (IWL) sekitar 15-20 ml/24 jam.
d. Ginjal 1500 ml
Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima 170 liter
darah untuk disaring setiap hari. Produksi urine untuk semua usia 1 ml/kg/jam.
Pada orang dewasa produksi urine sekitar 1,5 lt/hari. Jumlah urine yang
diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron
2.1 HORMON-HORMON TERKAIT DENGAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
1. ADH
Hormon utama yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit
adalah ADH dan Aldosteron. Keadaan kekurangan air akan meningkatkan
osmolitas darah dan keadaan ini akan direspon oleh kelenjar hipofisis
dengan melepaskan ADH. ADH akan menurunkan produksi urine dengan
cara meningkatkan reabsorpsi air oleh tubulus ginjal. Selama periode
sementara kekurangan volume cairan, seperti yang terjadi pada muntah dan
diare atau perdarahan, jumlah ADH di dalam darah meningkat. Akibatnya,
reabsorpsi air oleh tubulus ginjal meningkat dan air akan dikembalikan ke
dalam volume darah sirkulasi. Dengan demikian haluaran urine akan
berkurang sebagai respon terhadap kerja Hormon ADH ini.
2. ALDOSTERON
Aldosteron merupakan suatu mineralokortikoid yang diproduksi oleh
korteks adrenal. Aldosteron mengatur keseimbangan natrium dan kalium
dengan menyebabkan tubulus ginjal mengekskresi kalium dan
mengabsorpsi natrium. Akibatnya, air juga akan direabsorpsi dan
dikembalikan ke volume darah. Kekurangan volume cairan, misalnya
karena perdarahan atau kehilangan cairan pencernaan dapat mensekresi
aldosteron ke dalam darah.
3. GLUKOKORTIKOID
Hormon kelas tiga, Glukokortikoid, memengaruhi keseimbangan air dan
elektrolit. Sekresi hormon glukokortikoid secara normal tidak menyebabkan
ketidakseimbangan cairan utama, namun kelebihan hormon di dalam
sirkulasi dapat menyebabkan tubuh menahan natrium dan air yang kita
kenal sebagai sindrom Cushing.
3.1 KESEIMBANGAN ASAM DAN BASA
- Keseimbangan asam basa adalah homeostasis dari kadar ion hidrogen
dalam tubuh.
- Kadar normal ion hidrogen (H) arteri adalah: 4x10-8 atau pH = 7,4 (7,35
7,45).
- Asidosis = asidemia kadar pH darah <7,35
- Alkalemia = alkalosis kadar pH darah >7,45.
- Asidosis: Depresi sistem saraf pusat, koma, mati
- Alkalosis: Eksitabilitas saraf meningkat, spasme otot, kejang, mati
- Kadar pH darah <6,8 atau >7,8 tidak dapat diatasi oleh tubuh.
- Kompensasi: sempurna/ parsial
- pH berubah (metabolik) kompensasi respiratorik (jam)
- pH berubah (respiratorik) kompensasi renal (berhari-hari)
- Asidosis/ alkalosis respiratorik pCO2
- Asidosis/ alkalosis metabolik HCO3-
Gangguan asam basa darah
1. Asidosis metabolik [HCO3-] dikompensasi dengan PaCO2
2. Alkalosis metabolik [HCO3-] dikompensasi dengan PaCO2
3. Asidosis respiratorik PaCO2 dikompensasi dengan [HCO3-]
4. Alkalosis respiratorik PaCO2 dikompensasi dengan [HCO3-]

1. Asidosis (asam) metabolik


- Terjadi pH naik dan HCO3-< 22 mEq/ L
- Diare, disfungsi renal, ketosis, kegagalan ginjal mengeluarkan H (protein)
- Terapi: hiperventilasi (kompensasi respiratorik), NaHCO 3 intra vena
2. Alkalosis (basa) metabolik
- Terjadi pH naik dan HCO3-> 26 mEq/ L
- Vomitus, gastric suctioning, diuretik, penyakit-penyakit endokrin, obat
alkalin (antasida), dehidrasi.
- Terapi: hipoventilasi, cairan koreksi defisiensi Cl -, K+
3. Asidosis (asam) respiratorik
- Terjadi jika pH < 7,35 dan pCO2 > 45 mmHg
- CO2 exhalation (turun) pH (turun)
- Emphysema, edema paru, obstruksi jalan nafas, gangguan otot respirasi,
kerusakan pusat respirasi di medulla oblongata.
- Kompensasi oleh ginjal:
- Ekskresi oleh H+ (turun)
- Reabsorbsi HCO3- (turun)
- Terapi ventilasi, HCO3- intra vena
4. Alkalosis (basa) respiratorik
- Terjadi jika pH < 7,35 dan pCO2 > 45 mmHg
- CO2 exhalation (turun) pH (turun)
- Emphysema, edema paru, obstruksi jalan nafas, gangguan otot respirasi,
kerusakan pusat respirasi di medulla oblongata.
- Kompensasi oleh ginjal:
- Ekskresi oleh H+ (turun)
- Reabsorbsi HCO3- (turun)
- Terapi ventilasi, HCO3- intra vena
4.1 TANDA DAN GEJALA GANGUAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
1. Tanda dan gejala umum defisit cairan dan elektrolit, adalah :
- Turgor jelek (kembali lebih dari 5 detik.
- Kulit dan selaput lendir jelek.
- Berat badan menurun.
- Output urine menurun akibat produksi urine menurun.
- Rasa lemah serta lemas.
- Gemetar dan pucat.
- Taclicardi dan dyspnca.
- Eritrosit dan Hb serta Hematrokit meningkat.
- Ubun-ubun cekung.
- Pada keadaan yang lebih buruk terjadi shok hypavole
2. Tanda dan gejala yang khas pada keadaan defisit cairan dan
elektrolit adalah:
- Turgor jelek (kembali lebih dari 5 detik).
- Kulit dan selaput lender jelek.
- Berat badan menurun.
- Output urine menurun akibat produksi urine menurun.
- Rasa lemah serta lemas.
- Gemetar dan pucat.
- Tachicardi dan dysprea.
- Eritrosit dan hemoglobin serta hermatokrit meningkat.
- Ubun-ubun cekung.
- Pada keadaan yang lebih buruk terjadi shok hypouole.
3. Tanda dan gejala yang khas pada keadaan defisit cairan dan
elektrolit adalah:
- Natrium
Hyponatremia : Kejang, mual dan muntah.
Hypernatremia : Kulit terasa panas temperature tubuh dan tekanan
darah meningkat,lidah kering dan kasar.
- Kalsium
Hypokalsemia : Rasacemas, iritabilitas dan tetani (kedutan
sekitar mulut, kesemutan dan boal pada jari-jari spasme kompo peda,
kontraksi spasmudik spasme laring dan kejang.
Hyperkalsemia : otot-otot yang kendor, nyeri sekitar daerah yang
bertuang dan terjadinya batu ginjal dengan komposisi kalsium.
5.1 PROSES KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan secara umum pada pasien dengan gangguan
atau resiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit meliputi :
Kaji riwayat kesehatan dan keperawatan untuk identifikasi penyebab
gangguankeseimbangan cairan dan elektrolit.
Kaji manifestasi klinik melaluiCairan hipertonis adalah cairan yang
konsentrasi zat terlarut/kepekatannyamelebihi cairan tubuh, contohnya
Larutan dextrose 5 % dalam NaCl normal,Dextrose 5% dalamRL,
Dextrose 5 % dalam NaCl 0,45%.
- Cairan Hipotonis adalah cairan yang konsentrasi zat
terlarut/kepekataannya kurang.
- Timbang berat badan klien setiap hari.
- Monitor vital sign.
- Kaji intake output
Lakukan pemeriksaan fisik meliputi :
- Kaji turgor kulit, hydration, temperatur tubuh dan neuromuskuler
irritability.
- Auskultasi bunyi /suara nafas.
- Kaji prilaku, tingkat energi, dan tingkat kesadaran
Review nilai pemeriksaan laboratorium : Berat jenis urine, PH serum,
Analisa GasDarah, Elektrolit serum, Hematokrit, BUN, Kreatinin Urine.

2. Diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan yang umum terjadi pada klien dengan resiko atau
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ansietas, gangguan
mekanisme pernafasan, abnormalitas nilai darah arteri.
Penurunan kardiak output berhubungan dengan dysritmia
kardio,ketidakseimbanganelektrolit.
Gangguan keseimbangan volume cairan : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan diare,kehilangan cairan lambung, diaphoresis,
polyuria.
Gangguan keseimbangan cairan tubuh : berlebih berhubungan dengan
anuria,penurunan kardiak output, gangguan proses keseimbangan,
Penumpukan cairan di ekstraseluler.
Kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan kekurangan
volume cairan.
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan dehidrasi dan atau
edema.
Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan edema
3. Interverensi keperawatan
Intervensi keperawatan yang umum dilakukan pada pasien gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :
a. Atur intake cairan dan elektrolit.
b. Berikan therapi intravena (IVFD) sesuai kondisi pasien dan intruksi
dokter denganmemperhatikan : jenis cairan, jumlah/dosis pemberian,
komplikasi dari tindakan.
c. Kolaborasi pemberian obat-obatan seperti :deuretik, kayexalate.
d. Provide care seperti : perawatan kulit,safe environment.

4. Evaluasi/kriteria hasil
Kriteria hasil meliputi :
Intake dan output dalam batas keseimbangan.
Elektrolit serum dalam batas normal.
Vital sign dalam batas normal.

Anda mungkin juga menyukai