Anda di halaman 1dari 6

KEMISKINAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah: Ekonomi Mikro
Dosen Pengampu: Murtadho Ridwan

Disusun Oleh:

Yusni Amelia (1320310026)


Dicky Firmansyah (1520310198)
Muhammad Ridlo Utomo (1520310198)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM / MBS
TAHUN 2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang mendunia dan
hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Selain bersifat
laten dan aktual, kemiskinan adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya
dialami oleh negara-negara berkembang melainkan juga negara maju seperti
Inggris dan Amerika Serikat.
Pada hal ini mencoba memaparkan kemiskinan di Negara Indonesia.
Kemiskinan merupakan hal yang kompleks karena menyangkut berbagai
macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya pangan, kesehatan, pendidikan,
pekerjaan dan sebagainya. Agar kemiskinan di Indonesia dapat menurun
diperlukan dukungan dan kerja sama dari pihak masyarakat dan keseriusan
pemerintah dalam menangani masalah ini. Bila kita melihat sebenarnya
kesejahteraan itu milik pemerintah, atau para pegawai negeri. Dan orang-orang
yang bergerak dalam organisasi pemerintah tingkat atas. Dan sebagian besar
juga bagi para pengusaha-pengusaha yang ruang lingkupnya besar. Golongan
orang-orang kelas atas inilah yang akan selalu menjadi penguasa, dan
monopoli terhadap golongan kelas menengah ke bawah.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A.

B. Pengentasan Kemiskinan
1. Pengertian kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah pembangunan diberbagai bidang yang
dihadapi wilayah-wilayah baik yang sudah maju maupun yang kurang
maju, yang ditandai oleh pengangguran, keterbelakangan dan
keterpurukan. Kemiskinan pada dasarnyadapat dibedakan menjadi dua,
yaitu kemiskinan kronis atau kemiskinan struktural yang terjadi terus
menerus, dan kemiskinan sementara.
Kemiskinan kronis disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
a. Kondisi sosial budaya yang mendorong sikap dan kebiasaan hidup
masyarakat yang tidak produktif.
b. Keterbatasan sumberdaya terutama penduduk yang tinggal di
wilayah-wilayah kritis sumberdaya alam dan wilayah terpencil.
c. Rendahnya taraf pendidikan dan derajat kesehatan, terbatasnya
lapangan kerja dan ketidakberdayaan masyarakat dalam kegiatan
ekonomi pasar.

Kemiskinan sementara terjadi akibat adanya:

a. Perubahan siklus ekonomi dari kondisi normal menjadi krisis


ekonomi
b. Perubahan yang bersifat musiman seperti kasus kemiskinan
nelayan dan pertanian tanaman pangan
c. Bencana alam atau dampak dari suatu kebijakan tertentu yang
menyebabkan menurunnya tingkat kesejahteraan suatu masyarakat
atau wilayah-wilayah tertentu.

2
Indikator kemiskinan yang digunakan secara umum adalah tingkat
upah, pendapatan, konsumsi, kekurangan gizi anak, tingkat kematian
ibu, harapan hidup rata-rata, tingkat penyerapan anak usia sekolah
dasar, proporsi pengeluaran pemerintah untuk pelayanan kebutuhan
dasar masyarakat, pemenuhan bahan pangan, air bersih, perkembangan
penduduk, pendapatan per kapita dan distribusi pendapatan.

Tolok ukur yang demikian jelas memiliki kelemahan yang


mendasar karena ketidakmampuannya mengungkapkan dimensi-
dimensi lain dari kemiskinan. Sebab hidup dalam kemiskinan bukan
hanya hidup dalam kekurangan pangan dan tingkat pendapatan yang
rendah, akan tetapi juga tingkat kesehatan, pendidikan, perlakuan adil
dimuka hukum dan sebagainya. Semua itu saling mengukuhkan satu
sama lain dan menghasilkan siklus kemiskinan yang dialami oleh
sebagian penduduk.

2. Strategi Kebijakan Pengentasan Kemiskinan


Untuk mengatasi kemiskinan yang bersifat kronis, strategi kebijakan
yang ditempuh adalah:
a. Menciptakan ketentraman dan pemantapan kestabilan ekonomi,
sosial dan politik untuk menjamin kelangsungan pelaksanaan
upaya kemiskinan.
b. Strategi kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
dilakukan mayoritas penduduk miskin terutama melalui kegiatan
yang dapat membuka kesempatan kerja dan keselamatan usaha
bagi kelompok masyarakat miskin. Pertumbuhan ekonomi harus
dilaksanakan tanpa menimbulkan kemunduran sumberdaya alam
dan lingkungan karena beban terbesar dari kerusakan sumberdaya
alam dan lingkungan hidup baik diperkotaan maupun di pedesaan
akan dirasakan dan menjadi beban penduduk miskin.

3
c. Strategi kebijakan keluarga berencana atau berkualitas (KB)
diarahkan secara efektif kepada penduduk yang berpenghasilan
rendah dan keluarga miskin.
d. Strategi kebijakan pengentasan kemiskinan dilaksanakan secara
bertahap, terus menerus dan terpadu yang didasarkan pada
kemandirian, yaitu kemampuan penduduk miskin untuk menolong
diri mereka sendiri melalui perbaikan akses penduduk miskin
kepada pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelatihan dasar.
e. Strategi kebijakan peningkatan kemampuan ekonomi penduduk
miskin diarahkan pada perbaikan akses kepada sumberdaya,
pembiayaan, teknologi, pasar dan pelayan dasar, serta
pengembangan kelembagaan sosial ekonomi masyarakat sesuai
dengan aspirasi dan budaya masyarakat lokal.1

1
H. Rahardjo Adisasmita, Dasar- Dasar Ekonomi Wilayah, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2005, hal.
191-196

4
BAB III

KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai