Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN TETAP

ANALISA HASIL PERTANIAN

NAMA : CHRISTIAN MADONA ASISTEN: 1. DINAH B 05031281520058


NIM : 05031281520058 2. Resesi
JUDUL : PENGUKURAN KADAR ABU 3. Rama nanda
TGL PRAKTIKUM : 12 September 2017
KELOMPOK : 3/A

A. Latar belakang
Uji kadar abu yang menggunakan metode langsung cara kering, ditandai dengan
penggunaan suhu tinggi dan oksigen. Pengabuan kering adalah destruksi komponen
organik sampel dengan suhu tinggi dalam tanur pengabuan (furnace) tanpa terjadi nyala
api sampai terbentuk abu berwarna putih keabuan dan berat konstan tercapai. Oksidator
disini berupa oksigen dan menghasilkan residu berupa total abu. Residu yangdidapatkan
merupakan total abu dari suatu sampel .(Andarwulan, 2011)
Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organic. Kandungan
abu dan komposisinya tergantung pada macam bahan dan cara pengabuannya.
Kandungan abu dari suatu bahan pangan menunjukkan residu bahan anorganik yang
tersisa setelah bahan organic dalam makanan didestruksi. Kadar abu tidak selalu
ekuivalen dengan bahan mineral karena ada beberapa bahan mineral yang hilang
selama volatilisasi atau interaksi antara konstituen (Sirajuddin, 2011).
Penentuan kadar abu pada umumnya menggunakan metode pengabuan kering
atau cara kering karena perlakuan yang dilakukan cukup sederhana. Prinsip dari analisis
kadar abu metode pengabuan kering ialah jumlah mineral atau abu merupakan sisa
pembakaran bahan-bahan organic maupun aorganik bahan pangan dan hasil pertanian
pada suhu 500-600oC. Pengabuan di anggap selesai apabila di peroleh pengabuan yang
umumnya berwarna putih abu-abu (Tamiang, 2011).

B. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari cara mengukur kadar abu pada
beberapa komoditi pangan..
C. Hasil

D. Pembahasan

E. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan pada praktikum kali ini adalah:


1. Kadar air yang terkandung dalam Sargasum polycystum kali ini sebesar 19,01%.
2. Kadar abu yang terkandung dalam Sargasum polycystum kali ini sebesar 15%.
3. Prinsip penentuan kadar abu ialah dengan menimbang berat sisa mineral hasil
pembakaran bahan organik pada suhu 550C. Penetuan kadar abu dapat dilakukan
secara langsung dengan membakar bahan pada suhu tinggi (500-600 C) selama 2-8
jam dan kemudian menimbang sisa pembakaran yang tertinggal sebagai abu.
4. Semakin tinggi bahan organic maka kadar abu semkin tinggi blabla.
5. Kandungan dan komposisi bahan abu atau mineral tergantung dari jenis bahan dan
pengabuannya.
6. Nilai keakurasian data yang paling tinggi (bagus) ada pada data pengamatan analisa
kadar abu dengan bahan tepung tapioka
7. Nilai RSD yang paling besar adalah pada sampel bahan kopi sangrai tanpa perlakuan
proses fermentasi
8. Penentuan kadar abu secara langsung (cara kering) adalah dengan mengoksidasikan
semua zat organik pada suhu yang tinggi, yaitu sekitar 500-600 0 C dan kemudian
melakukan penimbangan zat yang tertinggal setelah proses pembakaran tersebut
Daftar Pustaka

Sirajuddin , Agus. 2011. Dasar Dasar Ilmu Gizi. UMM Press : Malang

Sudarmadji dan Andarwulan Ayu. 2011. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty
Yogyakarta : Yogyakarta

Tamiang, Saifuddin. 2011. Penuntun Pratikum Biokimia. UNHAS : Makassar.

Anda mungkin juga menyukai