Anda di halaman 1dari 21

SIMULASI MOODLE E-LEARNING

D
I
S
U
S
U
N

Oleh
Kelompok 3 :
1. SURURIN MAUDHUNAH 160204013

2. ELIKA SITINJAK 160204094

3. MEGA OKTAFI SIANTURI 160204045

4. MUTIA MISLIKA 160204014

5. MAYTEN OKTAVIANY DAILI 160204025

6. ANDRIANSYAH 160204087

DOSEN PEMBIMBING: Ns. JOHANSEN HUTAJULU, M.Kep

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2017

1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang maha esa telah menolong hamba-Nya
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Tuhan
yang maha esa mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan
baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui proses pemecahan
dan pengayakan yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya Makalah ini dapat
terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang SIMULASI MOODLE E-LEARNING
dan sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu
mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia Kesehatan
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
banyak membantu penyusun agar dapat menyelesai kan Makalah ini.
Semoga Makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.

Medan, 27 Maret 2017


Penyusun

( Kelompok 6 )

DAFTAR ISI

2
COVER .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ....................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................... 2
2.1 Pengertian e-Learning .............................................................................. 2
2.2 Fungsi e-Learning .................................................................................... 3
2.3 Tujuan e-Learning .................................................................................... 3
2.4 Model Pengembangan ............................................................................ 4
2.5 Prosedur Pengembangan ......................................................................... 4
2.6 Kelebihan & Kekurangan e-Learning ...................................................... 6
BAB III PENUTUP ........................................................................... 8
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 8
3.2 Saran ........................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 9
BARBUT ............................................................................................ 10

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses pembelajaran memiliki beragam metode dan media yang dapat
digunakan. Setiap pergantian kurikulum pasti akan muncul berbagai macam
metode pembelajaran yang dianggap lebih mendorong dalam meningkatkan
kompetensi. Media juga akan mengalami perkembangan dari yang konvensional
menjadi berteknologi yang dibutuhkan untuk mempermudah dalam proses
pembelajaran. Selain itu, pada kurikulum 2013 peserta didik lebih dituntut untuk
belajar mandiri. Secara tidak langsung guru dituntut untuk menyiapkan metode
dan media yang dapat mengarahkan peserta didik untuk dapat belajar secara
mandiri (Maturidi, 2014)
Manusia mulai bergantung pada teknologi informasi baik dalam
berkomunikasi, bisnis dan menambah ilmu pengetahuan sehingga mulai munculah
konsep e-goverment, e-commercy, e-learning dan lain sebagainya. Media yang
mudah dijangkau dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat memang sangat
dibutuhkan. Bahkan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sudah menerapkan
buku elektronik yang menggunakan 3 teknologi informasi yang dapat diakses di
www. http://kemdikbud.go.id untuk mempermudah pelajar dalam mencari
informasi materi belajar.

1.2 Tujuan
1.2.1 Mengetahui Simulasi e-Learning
1.2.2 Mengetahui tingkat kelayakan e-learning yang dikembangkan

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian e-Learning


e-Learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbarui,
menyimpan, mendistribusi, dan membagi materi ajar atau informasi. Saat ini e-
Learning telah berkembang dalam berbagai model dan dapat diklasifikasikan
dalam dua kategori: groupware dan internet. Groupware biasanya menggunakan
perangkat lunak yang termasuk dalam katagori Computer Supported Cooperative
(CSCW). (Suyanto dan Asep,2008)
Melalui penggunaan perangkat lunak ini, layanan seperti electronic
messaging, data conferencing, dan messaging gateways sudah tersedia. Pada
groupware ini, aplikasi computer untuk sistem pembelajaran jarak jauh
digolongkan menjadi empat katagori :
2.1.1 Computer Assisted Intruction (CAI)
Model pengaplikasian computer sebagai media pengajaran. Model CAI
dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk pembelajaran, antara lain: model
latihan dan praktik, model tutorial, odel simulasi, model game, dan model
pemecahan masalah. (Suyanto dan Asep,2008)
2.1.2 Computer Managed Instruction (CMI)
Suatu komponen yang menggunakan pekerjaan administrasi seperti
penyimpanan record, dan update data.
2.1.3 Computer Mediated Communication (CMC)
Model ini menggunakan aplikasi computer sebagai fasilitas komunikasi
antardua-orang atau lebih. Seperti elekronik mail, computer conferencing, dan
bulletin board.
2.1.4 Computer-Based Multimedia
Model ini digunakan untuk mengintegrasikan berbagai macam video, voice,
dan teknologi computer kedalam sebuah sistem yang dapat dikirim dan diakses
dengan mudah.

5
2.2 Fungsi e-Learning
e-Learning sebagai suatu model pembelajaran yang baru memiliki
beberapa fungsi terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom
instruction), memaparkan fungsi e-Learning tersebut sebagai berikut (Kamil
2010):
2.2.1 Suplemen
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen atau tambahan apabila peserta
didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi
pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan
bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran.
2.2.2 Komplemen
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen atau pelengkap apabila materi
pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran
yang diterima siswa di dalam kelas (Lewis: 2002). Sebagai komplemen berarti
materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement
atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
konvensional.
2.2.3 Substitusi
Beberapa perguruan tinggi di negara maju memberikan beberapa alternatif
model kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada para mahasiswanya. Tujuannya
agar para mahasiswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya
sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari mahasiswa.

2.3 Tujuan e-Learning


adalah untuk meningkatkan daya serap dari para pembelajar atas materi
yang diajarkan, meningkatkan partisipasi aktif dari para pembelajar,
meningkatkan kemampuan belajar mandiri, dan meningkatkan kualitas materi
pembelajaran. Diharapkan dapat merangsang pertumbuhan inovasi baru para
pembelajar sesuai dengan bidangnya masing-masing.

6
e-Learning merupakan alternatif pembelajaran yang relatif baru untuk
menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dengan menggunakan berbagai
fasilitas teknologi informasi, seperti teknologi komputer baik hardware maupun
software, teknologi jaringan seperti local area network dan wide area network, dan
teknologi telekomunikasi seperti radio, telepon, dan satelit. Salah satu bagian dari
kegiatan e-Learning yang menggunakan fasilitas internet adalah distance learning,
merupakan suatu proses pembelajaran, dimana pengajar dan pembelajar tidak ada
dalam satu ruangan kelas secara langsung pada waktu tertentu; artinya kegiatan
proses belajar mengajar dilakukan dari jarak jauh atau tidak dalam satu ruangan
kelas. Hal ini memungkinkan terjadinya pembelajaran yang berkesinambungan,
artinya pembelajar bisa belajar setiap saat, balk slang maupun malam hari, tanpa
dibatasi waktu perternuan.
Berbagai peluang tersebut diatas rnasih menghadapi berbagi tantangan
baik dari kesiapan iqfrastuktur teknologi informasi, masyarakat, dan peraturan
yang mendukung terhadap kelangsungan e-Learning. Dikemukakan juga sepintas
mengenai peluang dan tangangan media e-Learning, seperti pada media voice
mail, audiotape, audioconference, e-mail, online chat, web based education,
videotape, satellite videoconference, microwave videoconference, dan cable atau
broadcast television.

2.4 Model Pengembangan


Penelitian ini termasuk dalam bentuk penelitian pengembangan (research
and development). Penelitian pengembangan merupakan metode yang digunakan
untuk menghasilkan sebuah produk dan menguji kelayakan produk tersebut.
Penelitian ini difokuskan pada pengembangkan e-learning untuk mata pelajaran
Simulasi Digital (Branch,2009).

2.5 Prosedur Pengembangan


Model pengembangan e-learning ini menggunakan model pengembangan
ADDIE. menjelaskan ada 5 tahap dalam model pengembangan ADDIE, yaitu
Analysis (analisis), Design (Desain), Development (Pengembangan),
Implementation (Implementasi), dan Evaluation (Evaluasi).

7
Berdasarkan konsep pengembangan ADDIE yang dikemukakan oleh Branch
dapat disusun sebuah rancangan pengembangan dalam penelitian. Rancangan ini
lebih menerangkan terhadap konsep dan prosedur dalam penelitian. Berikut
penjelasan konsep penelitian dan pengembangan yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Berdasarkan konsep pengembangan ADDIE yang dikemukakan oleh Branch
dapat disusun sebuah rancangan pengembangan dalam penelitian. Rancangan ini
lebih menerangkan terhadap konsep dan prosedur dalam penelitian. Berikut
penjelasan konsep penelitian dan pengembangan yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Konsep penelitian dan pengembangan media

Konsep Indikator
1. Analisis Menganalisis kebutuhan 1. Menganalisis kegiatan pembelajaran
untuk menentukan masalah dan solusi dengan melakukan observasi.
yang tepat serta 2. Menganalisis kebutuhan media
menentukankompetensi peserta didik untuk pembelajaran Simulasi Digital
merupakan dasar dalam 3. Menganalisis materi ajar pada mata
pengembangan e-learning pelajaran Simulasi Digital.
2. Evaluasi I Memilih sebuah solusi 4. Menentukan penggunaan media
dari analisis kebutuhan sesuai dengan kebutuhan.
3. Desain Menentukan desain 5. Menyusun karakteristik dan
pengembangan, penilaian, dan spesifikasi media.
pengimplementasian media 6. Menyusun garis besar isi materi
pada media.
7. Mendesain media.
8. Membuat instrumen penilaian
media.
9. Menyusun kegiatan pembelajaran.

4. Evaluasi II Melakukan evaluasi 10. Menggunakan validasi instrumen


terhadap desain media

8
5. Pengembangan Menghasilkan e- 11. Membuat e-learning. 12. Menyusun
learning. materi ajar. 13. Melakukan validasi
media dan materi

6. Evaluasi III Melakukan evaluasi 14. Melakukan penilaian kelayakan


produk e- learning setelah proses media dari segi ahli materi dan ahli
pengembangan media.
15. Melakukan perbaikan sesuai saran
ahli materi dan ahli media.

7. Implementasi Mengimplementasikan 16.Menerapkan penggunaan e- learning


e-learning dalam pembelajaran.
17. Pengisisan angket respon peserta
didik terhadap e-learning yang telah
digunakan. 18. Melakukan tes terhadap
materi
8. Evaluasi IV Melakukan evaluasi 19. Mengukur tingkat kelayakan dan
setelah implementasi dilakuka keefektifan penggunaan e- learning
berdasarkan angket dan nilai tes peserta
didik.
20. Melakukan revisi berdasarkan
lembar penilaian guru.

2.6 Kelebihan & Kekurangan e-Learning


e-Learning memiliki kelebihan tersendiri bila dipandang sebagai sebuah
alternatif untuk model pembelajaran konvensional, kelebihan-kelebihan tersebut
sebagai berikut, (Riyana,2007) :
2.6.1 Interactivity (Interaktifitas)
Tersedianya jalur komunikasi yang lebih banyak, baik secara langsung
(synchronous), seperti chatting atau messenger atau tidak langsung
(asynchronous), seperti forum, mailing list atau buku tamu.
2.6.2 Independency (Kemandirian)

9
Fleksibilitas dalam aspek penyediaan waktu, tempat, pengajar dan bahan
ajar. Hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi lebih terpusat kepada siswa
(student-centered learning).

2.6.3 Accessibility (Aksesibilitas)


Sumber-sumber belajar menjadi lebih mudah diakses melalui
pendistribusian di jaringan Internet dengan akses yang lebih luas daripada
pendistribusian sumber belajar pada pembelajaran konvensional.
2.6.4 Enrichment (Pengayaan)
Kegiatan pembelajaran, presentasi materi kuliah dan materi pelatihan
sebagai pengayaan, memungkinkan penggunaan perangkat teknologi informasi
seperti video streaming, simulasi dan animasi.

Adapun kekurangan e-Learning, diantaranya:


1. Untuk sekolah tertentu terutama yang berada di daerah, akan memerlukan
investasi yang mahal untuk membangun e-Learning ini.
2. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung
gagal.
3. Keterbatasan jumlah komputer yang dimiliki oleh sekolah akan
menghambat pelaksanaan e-Learning.
4. Bagi orang yang gagap teknologi, sistem ini sulit untuk diterapkan.
5. Materi tidak sesuai dengan umur pebelajar.
6. Pemanfaatan hak cipta untuk tugas-tugas sekolah.
7. Perkembangan yang tidak terprediksikan
8. Pengaksesan yang memerlukan sarana tambahan.
9. Kecepatan mengakses yang tidak stabil.
10. Kurangnya pengontrolan kualitas.

10
BAB III
KESIMPULAN

Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan telekomunikasi


serta desakan kompetisi global, e-Learning saat ini dirasakan tidak saja sebagai
media alternatif untuk melaksanakan proses belajar mengajar tetapi telah
diposisikan sebagai alat dalam mencapai pembentukan kompetitif yang global.
Perkembangan di berbagai negara memperlihatkan bahwa jumlah pengguna
internet terus meningkat, jumlah institusi penyelenggara e-Learning dan peserta
didik yang mengikutinya juga bertambah.
e-Learning merupakan pembelajaran yang disajikan secara elektronik
dengan menggunakan komputer dan media berbasis komputer. Yang dapat
dikembangkan dengan langkah yang pertama analisis kebutuhan, kedua
kompetensi yang ingin dicapai, ketiga menetapkan metode dan media
pembelajaran, dan yang terakhir menentukan jenis evaluasi. e-Learning ini adalah
media elektronik, yang dalam hal ini komputer dan internet yang meliputi, power
point, macromedia flash, email, search engine, dan blog.

11
DAFTAR PUSTAKA

Suyanto dan Asep, 2008, Menjadi Guru Professional, Yogyakarta: C.V. Andi
Offset
Suyanto, 2005, Teknologi Informasi untuk bisnis, Yogyakarta: C.V Andi Offset
Maturidi Ade Djohar, 2014, Metode penelitian teknik informatika, Yogyakarta:
CV. Budi Utama
Kamil, M. 2010, e-Learning Sebuah Prospek Pembelajaran.

12
BARBUT

13
14
15
16
17
18
19
20
21

Anda mungkin juga menyukai