DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
NAMA NIM
1. ASTRO YUDHA KERTARAJASA 222010172
2. SUDIATI 222010194
3. RENNY PUTRI JAYANTI 222010216
4. FITRI PRIATUN 222010339
5. RARAS ARDIANTI 222011414
PAKET : CA1.11
MATA KULIAH : SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
DOSEN : ARYO ARIFIN SE. MS.i
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdullilah kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat, Taufiq dan hidayah, ridho serta Inayah-Nya kepada kita
semua, makalah yang sangat sederhana ini yang berjudul Rerangka
Pembentukan Mindset dan Costumes Value Mindset dapat diselesaikan
dengan baik meski jauh dari kata sempurna.
Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW yang telah menbawa manusia dari masa kebiadaban menuju
zaman yang berperadaban dan berpendidikan seperti di rasakan saat ini.
Makalah ini disajikan dengan maksud bagi pemakalah dan pembaca dapat
sama-sama belajar tentang Sistem Pengendalian Manajemen yang berjudul
Rerangka Pembentukan Mindset dan Costumes Value Mindset. Dengan
demikian pembaca dapat melengkapinya dengan literatur lainnya dan juga bagi
pembaca makalah ini dapat melengkapinya dengan literatur lainnya.
akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.Amin
A. KONSEP MINDSET
Trendwatching
Dalam tahap ini manajemen puncak melakukan pengamatan
berbagai tren pemacu perubahan yang akan terjadi di masa depan.
Terdapat empat pemacu perubahan yang berdampak terhadap
lingkungan bisnis:
1. Globalisasi ekonomi
2. Teknologi informasi
3. Strategic quality management
4. Revolusi Manajemen
Envisioning
Envisioning adalah kemampuan kita untuk menggambarkan
dampak perubahan dalam lingkungan bisnis yang diakibatkan oleh
berbagai pemacu perubahan yang telah diamati dalam trendwatching.
Gambaran lingkungan bisnis masa depan sebagai akibat tren
pemacu perubahan tersebut di atas adalah:
1. Customer memegang kendali bisnis
2. Kompetisi menjadi tajam
3. Perubahan menjadi berubah.
Perumusan Paradigma
Lingkungan bisnis digambarkan karakteristiknya sebagai lingkungan yang
di dalamnya customer mengendalikan bisnis, maka paradigma yang sesuai
dengan lingkungan tersebut adalah customer value strategy suatu
pandangan bahwa kelangsungan hidup perusahaan dan kemampuannya
untuk bertumbuh ditentukan oleh kemampuan perusahaan tersebut dalam
menyediakan terbaik bagi customer.
Oleh karena lingkungan bisnis digambarkan karakteristiknya sebagai
lingkungan yang kompetisinya tajam. dan perubahannya telah berubah,
maka paradigma yang sesuai dengan lingkungan tersebut adalah
continuous improvement suatu pandangan bahwa kelangsungan hidup
perusahaan dan kemampuannya untuk bertumbuh ditentukan oreh
kemampuan perusahaan tersebut untuk secara berkelanjutan meiakukan
improvement terhadap sistem dan proses yang digunakan untuk
menghasilkan value bagi customer.
Oleh karena lingkungan bisnis digambarkan karakteristiknya sebagai
lingkungan yang di dalamnya customer mengendalikan bisnis,
persaingannya tajam, perubahannya telah berubah, maka paradigma yang
sesuai dengan lingkungan tersebut adalah organizational system suatu
pandangan bahwa organisasi yang sesuai dengan tuntutan lingkungan
bisnis tersebut adalah organisasi lintas fungsional (cross functional
organization) dan yang memberdayakan karyawannya.
Perumusan Mindset
Paradigma merupakan building block dasar, yang pertama kali harus
diletakkan dalam membangun kultur organisasi. Blok-blok bangunan
yang harus diletakkan di atas paradigma adalah keyakinan dasar (core
beliefs), nilai dasar (core values), dan sistem manajemen.
Mindset terdiri dari tiga komponen: paradigma, keyakinan dasar, dan
nilai dasar. Oleh karena itu, dalam merumuskan mindset, setelah
paradigma dirumuskan, kemudian dirumuskan keyakinan dasar dan
nilai dasar yang sesuai dengan paradigma tersebut.
Perilaku Operasional
Paradigma, keyakinan, dan nilai dasar organisasi dikomunikasikan
kepada seluruh personel dengan memasukkan hal tersebut ke dalam
peraturan, sistem dan prosedur, serta keputusan resmi yang dibuat. Setiap
keputusan yang dibuat, peraturan yang dirumuskan, dan sistem serta
prosedur yang didesain harus dilandasi tiga hal tersebut. Dengan cara ini,
sistem dan prosedur, peraturan, dan keputusan menjadi komunikator
secara berkelanjutan bagi paradigma, keyakinan, dan nilai dasar
organisasi. Berbeda dengan pendekatan perilaku pribadi yang bersifat
sempit lingkupnya (hanya karyawan yang menyaksikan perilaku pribadi
manajemen yang dapat menerima komunikasi) dan pendek jangka
waktunya (komunikasi hanya terjadi pada saat perilaku manajemen terlihat
oleh karyawan tertentu), pendekatan perilaku operasional sangat luas
lingkupnya (mencakup seluruh karyawan yang terlibat dalam
pengoperasian sistem dan prosedur, peraturan, dan keputusan) dan
berjangka waktu panjang (selama sistem dan prosedur, peraturan, dan
keputusan tersebut berlaku).
Melalui proses SPPM, paradigma, keyakinan dasar, dan nilai dasar
diterjemahkan ke dalam tindakan nyata. Sebagai contoh, dalam proses
perumusan strategi, di samping ditetapkan misi dan visi organisasi, juga
dilakukan perumusan keyakinan dasar dan nilai dasar organisasi. Dalam
merumuskan keyakinan dasar dan nilai dasar organisasi tersebut,
manajemen dapat memilih keyakinan dasar dan nilai dasar yang perlu
ditonjolkan untuk dijadikan sebagai pembeda organisasi perusahaan Bagi
organisasi lain. Kemudian keyakinan dasar dan nilai dasar yang telah
dipilih diterjemahkan lebihlanjut ke dalam action plans melalui sistem
perencanaan strategik, sistem penyusunan program, dan sistem
penyusunan anggaran. Melalui ketiga sistem tersebut, paradigma,
keyakinan dasar, dan nilai dasar diterjemahkan ke dalam sasaran strategik,
inisiatif strategik, rencana laba jangka panjang, dan rencana laba jangka
pendek.
Konsep Customer
Customer adalah siapa saja yang menggunakan hasil pekerjaan
seseorang atau suatu tim. Definisi ini mengandung arti bahwa customer
dapat bersifat internal maupun eksternal dipandang dari sudut organisasi
dan mencakup pula pemasok dalam rantai customer. Banyak perusahaan
yang mulai menjalin hubungan kemitraan dengan para pemasoknya
melalui pengembangan proses sertifikasi pemasok (vendor certification),
untuk mendapatkan pemasok yang andal dalam penyediaan produk dan
jasa bagi customer akhir.
Dari definisi di atas, customer tidak dapat diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia dengan kata pelanggan, karena pelanggan dalam bahasa
Indonesia mempunyai pengertian sebagai pembeli berulang kali (repeat
buyer). Customer dapat mencakup repeat buyer maupun one-time buyer.
Customer juga tidak sama dengan consumer, karena consumer adalah
orang yang memanfaatkan produk atau jasa yang dihasilkan oleh
seseorang atau suatu tim.
Tujuan bisnis adalah menciptakan customer, bahwa satu-satunya
alasan keberadaan bisnis adalah customer. Pasar tidak diciptakan oleh
Tuhan, alam, atau kekuatan ekonomi, namun oleh para pelaku bisnis. Di
dalam diri customer terdapat berjuta kebutuhan yang masih bersifat
potensial, dan baru menjadi permintaan yang efektif setelah pelaku bisnis
mengubahnya melalui pemasaran dan inovasi. Melalui kegiatan
pemasaran, pelaku bisnis mengidentifikasi, mengetahui, dan memahami
dengan baik berbagai kebutuhan potensial customer. Melalui inovasi,
pelaku bisnis mengubah kebutuhan potensial customer menjadi
permintaan efektif dengan penyediaan produk dan jasa yang sesuai dengan
kebutuhan potensial customer tersebut.
PEMEGANG
SAHAM CUSTOMER
(SHAREHOLD
ERS)
Cost of Capital Pendapatan
(Deviden)
Investasi hanya
dilakukan oleh
pemegang saham jika
bisnis perusahaan
menjanjikan profitable
customers