1 2016 1
TRANSDERMAL
e-mail*: handipuma@gmail.com
Abstrak
osteoarthritis, pirai, dismenore, dan keadaan nyeri lainnya. Ketoprofen memiliki beberapa
kelemahan, yaitu praktis tidak larut dalam air, kecepatan disolusi dan bioavailabilitasnya
rendah, serta waktu eliminasinya cepat. Rute transdermal merupakan salah satu alternatif untuk
memperbaiki kekurangan ketoprofen dengan cara menghantarkan obat masuk secara terkendali
ke dalam tubuh melalui kulit untuk mendapatkan efek sistemik. Rintangan utama pemberian
obat secara transdermal adalah lapisan stratum korneum yang mempunyai struktur yang
kompak dan sulit ditembus. Kemampuan pelepasan obat dari polimer merupakan salah satu hal
yang sangat mempengaruhi keberhasilan sediaan. Oleh karena itu, untuk melihat penetrasi obat
secara transdermal, tahap awal yang perlu dilakukan adalah melalui studi in-vitro. Studi in-vitro
untuk sediaan transdermal dapat dilakukan dengan mengamati profil pelepasan menggunakan
alat disolusi, aparatus I (metode basket) maupun profil permeasi secara in-vitro menggunakan
aparatus I untuk disolusi menggunakan tube silinder yang dimodifikasi, atau menggunakan sel
difusi Franz. Uji permeasi dilakukan menggunakan kulit bagian abdomen dari tikus, membran
lepasan kulit ular, atau kulit mayat manusia sebagai membran. Penetrasi dari ketoprofen melalui
membran dapat dihitung dengan menggunakan hukum Ficks I. Kinetika pelepasan ketoprofen
untuk sediaan trandermal dapat mengikuti kinetika pelepasan orde nol, orde satu, atau orde
Higuchi. Pengembangan formula untuk sediaan ketoprofen secara transdermal sudah banyak
dikembangkan, yaitu melalui berbagai penelitian menggunakan etanol, matriks polimer, gel
Farmaka Vol. 14 No. 1 2016 2
pseudolateks, sistem vesikular, plasticizer, peningkat penetrasi, serta daya adhesif untuk
propionat. Ketoprofen termasuk ke dalam eliminasinya sangat cepat, yaitu 1,5-2 jam
golongan obat antiinflamasi non steroid. sehingga obat tersebut harus sering
C16H14O3 dan berat molekul 254,3 g/mol. tubuh telah terakumulasi sampai dosis lebih
Ketoprofen berbentuk serbuk hablur, putih dari 300 mg akan mengakibatkan iritasi atau
atau hampir putih, tidak atau hampir tidak pendarahan pada lambung.6
berbau, mudah larut dalam etanol, dalam Salah satu cara untuk mengatasi
kloroform, dan dalam eter, praktis tidak kelemahan tersebut adalah pemberian obat
larut dalam air.1 Ketoprofen memiliki melalui rute transdermal.7 Rute transdermal
efektivitas dalam pengobatan rheumatoid adalah salah satu rute pemberian obat
arthritis, osteoarthritis, pirai, dismenore, berupa krim, gel atau patch yang digunakan
ditembus. Kemampuan pelepasan obat dari 100 rpm dan suhu 37oC 0.5oC. Sampel
polimer merupakan salah satu hal yang sebanyak 5 ml diambil pada menit ke-15,
sangat mempengaruhi keberhasilan sediaan. 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, 300, dan 360
Partikel obat pertama-tama harus terlarut dan digantikan dengan medium yang baru.
Oleh karena itu, untuk melihat penetrasi Uji permeasi dilakukan dengan
obat secara transdermal, tahap awal yang menggunakan aparatus I untuk disolusi
perlu dilakukan adalah melalui studi in- menggunakan tube silinder yang
yang dilakukan dengan melakukan prosedur tikus, membran lepasan kulit ular, atau kulit
pengujian pada kondisi yang terkontrol. mayat manusia. Kulit yang dipakai dicuci
Pengujian in-vitro dilakukan di luar tubuh bersih dan dipisahkan untuk bagian
dari makhluk hidup.10 Studi in-vitro untuk kompartemen donor dan resipien dari sel
maupun profil permeasi secara in-vitro. donor dan bagian dermal menghadap pada
menyiapkan sediaan ke dalam kantung teh bagian kompartemen resipien diisi dengan
(metode basket). Medium disolusi yang pH 7.4 (30 : 70% v/v). Cairan resipien
sebanyak 900 ml. Kecepatan pengadukan dengan kecepatan 300 rpm dan suhu dijaga
Farmaka Vol. 14 No. 1 2016 4
kulit. Setelah 5 jam, stabilisasi dari kulit menggambarkan laju pelepasan obat dan
telah tercapai. Sebesar 2.5 cm2 lapisan film model pelepasannya. Laju pelepasan obat
donor dan dirapatkan menggunakan film waktu paruh (t1/2), orde reaksi, dan tetapan
parafin untuk menjaga kondisi oksklusif. laju.12 Kinetika pelepasan obat untuk
difiltrasi melalui filter membran. Volume Pada sistem orde nol ini
cairan yang diambil tetap dijaga dengan pelepasan obat terjadi dengan kecepatan
t = waktu (jam)
Farmaka Vol. 14 No. 1 2016 5
sebanding dengan konsentrasi obat yang Kinetika pelepasan model Higuchi dapat
tersisa dalam sediaan pada saat itu. diperoleh dengan cara memplotkan
Kinetika pelepasan orde satu dapat dengan pemilihan formula yang sesuai serta
Laju pelepasan obat dari matriks lebih baik. Hal ini memiliki korelasi
kelarutan dari fraksi lipid pada stratum dalam sistem matriks dengan cara
hal pelepasan dan permeasi obat, serta etil selulosa dapat meningkatkan profil
dalam sifat mekanik dari formula yang lepas lambat dari ketoprofen.18
mengatur pelepasan obat dari sediaan permeasi yang lebih baik dibandingkan
transdermal sehingga pelepasan obat dengan polimer CMC dan HPMC. Hal
Contohnya adalah PVP yang bentuk dan dimensi kristal dari fraksi
film yang tidak larut, yaitu etil selulosa Penetrasi dari ketoprofen juga
tempuh difusi dari molekul obat. PVP pregelatinized cassava strach phtalate
berperan sebagai zat nukleat yang (PCSPh). Semakin tebal film, maka
jumlah PCSPh paling sedikit dapat kelarutan dari ketoprofen. Ketika sistem
pelepasan yang lebih lambat dan dapat penetrasi dari ketoprofen. Kombinasi
ketoprofen dengan PCSPh dapat dilihat yang paling baik.15 Profil pelepasan
dengan PCSPh19
3. Gel Pseudolateks
sorbitan ester, yaitu span 20, 60, dan 80. transdermal dari ketoprofen. Hasil dari
niosom karena memiliki sifat yang yang lebih baik dibandingkan dengan
dengan cara menjaga keutuhan molekul gel yang digunakan untuk mengatasi
corneum. Penelitian yang dilakukan oleh pelepasan obat yang rendah pula. Hal ini
lemak, yaitu asam oleat menunjukkan dengan penggunaan asam oleat maupun
dari derivat pirolidon, 2-pirolidon adalah yang lebih baik dibandingkan tanpa
yang terbaik. Jika kedua peningkat penambahan zat aditif lainnya. Selain
dapat dilihat pada Tabel 1. adhesif dari zat aditif yang digunakan
terhadap sediaan transdermal ketoprofen perifer yang digunakan secara luas untuk
Dasar dan Klinik. Edisi VIII. Jakarta: of Naproxen Sodium. Aust. J. Basic&
3. British Pharmacopoeia. 2009. British 8. Lucida, H., Hosiana V., dan Muharmi
5. Yamada, T., H. Onishi, and Y. 10. Tunev, S. S., Hastey C. J., Hodzic E.,
Machida. 2001. In Vitro and in Vivo Feng S., Barthold S. W., and
Bioavailability Assessment Of
Farmaka Vol. 14 No. 1 2016 12
12. Sarvanan, M., Nataraj K. S., and Use of Polymers for Dermal and
Extended Release Ts: Influence Of T 17. Verma, N., S. Deshwal. 2014. Design
Delivery System (TDDS): An 19. Putri, K. S. S., Slivia S., and E. Anwar.