Anda di halaman 1dari 3

PERBAHASAN

Dasar diagnosis Hipermetropia Dan Presbiopi ODS diteggkkan berdasarkan anamnesis,


pemeriksaan fizik, pemeriksaan tambahan. Pada anamnesis ditemukan adanya penglihatan kabur
saat melihat dekat (Mebaca), disertai mata perih, terasa panas dan keluar air saat melihat dekat
serta kadang disertai sakit kepala. Gejala-gejala ini muncul kerana mata berusaha mefokuskan
bayangan yang jatuh dibelakang retina agar jatuh tepat di retina dengan cara berakamodasi.
Untuk melihat benda yang dekat, mata harus berakomodasi lebih kuat lagi agar bayangan tidak
jatuh lebih jauh di belakng retina, kerana adanya akomodasi yang berlebihan itu, mata menjadi
lelah, perih, berat dan panas sampai keluar air mata. Bila penderita tidak mengisttirahatkan
matanya dan terus berakomodasi maka gejala yang timbul makin berat dan menimbulkan sakit
kepala.

Pada pemeriksaan fizik ditemukan visus oculus dextra 6/20 dan oculus sinistra 6/20. Setelah
melalui pemeriksaan subjektif dengan menggunakan metode trial and error, didapati bahawa
kelainan refraksi pada kedua mata dapat dikoreksi dengan mengunakan lensa sferif positif 1,25
sehingga visus kedua mata mencapai 6/6. Dengan demikian, hasil pemeriksaan subjektif ini
makin mengarahkan diagnosa hipermetropia.

Melalui pemeriksaan objektif, ditemukan pupil isokor miosis dan COA dangkal. COA
dangkal disebabkan oleh kerana adanya akomodasi yang terus menerus sehingga tejadi hipertrofi
otot corpus sililaris dengan pendorongan lensa dan iris ke depan, sehingga COA menjadi dangkal
dan pupil menjadi kecil.

Penderita ini juga didiagnosis dengan didiagnosis dengan presbiopia kerana usianya
telah mencapai 44 tahun, mengeluh penglihatannya kabur saat membaca. hal in sensuai dengan
kepustakan yang meyatakan bahwa bertambahnya usia, biasanya mulai umur 40 tahun, setiap
lensa mata mengalami kemunduran kemampuan untuk mencembung sehingga memberikan
kesukaran melihat dekat.

Penanganan hipemetropia yaitu dengan memberikan lenda sferis positif tebesar


memberikan visus terbaik. Penggunaan lensa sferis positif ini ditujukan untuk mebelokkan sinar-
sinar yang datang sehingga fokus sinar-sinar tersebut dapat dimajukan Dan difokuskan tepat
pada retina, dimana pada penderita in, hasil koreksi yang digunakan untuk oculus dextra Dan
okulus sinistra adalah menggunakan lensa S+ 1.25. Pemilihan kekuatan lensa yang dipakai untuk
mengoreksi kelainan refraksi pasien in adalah dengan menggunakan lensa yang bekuatan
terbesar yang masih memberikan perbaikan visus yang optimal. Hal in dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya under correction.

Penanganan presbiopia pada kasus in adalah dengan menambahkan koreksi lensa S+ 2.25
untuk oculi dextra Dan oculi sinistra. Nilai lensa sferis ini didapatkan sesuai demean usia
penderita, yaitu 44 tahun, dimana pada umur ini, daya akomodasi lensa telah bekurang sehingga
mencapai 1 D.

Selain penanganan dengan pemberian kaca mata, penderita juga diberikan terapi
simptomatis untuk megurangi gejala keletihan pada mata setelah membaca lama Dan nonton tv,
berupa pemberian augentonic yang mengandung eksulina, vitamin A Dan zat-zat lain yang dapat
menguatkan mata.

Setelah diterapi, penderita dianjurkan untuk memperbaiki kebiasan yang dapat merugikan
kesehatan mata,seperti membaca lama Dan nonton tv lama tanpa beristirehat serta posisi
membaca yang salah. Mulai menggunakan kaca mata Dan membiasakan diri untuk memeriksa
kesehatan mata secara teratur . Dengange, demikian diharapkan agar kelainan hipermetropianya
tidak bertambah buruk dan perkembangan prebiopia dapat selalu diatasi segera

Prognosis penderita in Dubai ad bonam, kerana belum ditemukan adanya komplikasi


glaukoma.
Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai