Anda di halaman 1dari 18

Kategori Resiko Obat Pada Masa Kehamilan

( PIOLK - Universitas Surabaya, Buletin Rasional Volume 1, No. 6)

Sistem penggolongan kategori resiko obat pada masa kehamilan dapat mengacu kepada sistem penggolongan FDA (Food and Drug Administration) atau

ADEC (Australian Drug Evaluation Committee).

Untuk sediaan farmasi yang mengandung lebih dari satu bahan obat, penggolongan resikonya sesuai dengan komponen obat yang mempunyai penggolongan paling ketat.

Penggolongan ini berlaku hanya untuk dosis terapetik anjuran bagi wanita usia produktif. Dalam keadaan overdosis, paparan akibat kerja dan sejenisnya,

yang dosis terapetik anjurannya terlewati, kategorisasi ini tidak berlaku.

Tabel 1.

Kategori Kehamilan menurut FDA (FDA Pregnancy Categories)

KATEGORI DEFINISI
A Obat-obatan yang diberikan pada ibu hamil trimester I (penelitian terkontrol) tidak menimbulkan efek buruk atau kemungkinan efek buruknya
terhadap fetus sangat jarang.
Tidak ada penelitian pada ibu hamil trimester II dan III
B Penelitian terkontrol pada ibu hamil tidak menunjukkan peningkatan risiko kelainan janin walaupun dijumpai kelainan pada hewan atau jika
penelitian pada manusia tidak mencukupi, penelitian pada hewan tidak menunjukkan resiko pada janin.
Tetap ada kemungkinan terjadinya kelainan pada janin tetapi sangat kecil.
C Penelitian terkontrol pada ibu hamil tidak mencukupi untuk menunjukkan efek yang merugikan pada janin sedangkan penelitian pada hewan
menunjukkan resiko pada janin atau kurangnya penelitian pada hewa terhadap obat tersebut.
Obat kategori C dapat dibenarkan pemakaiannya pada kelompok ibu hamil, jika keuntungan pemakaian obat tersebut lebih besar daripada efek
buruknya terhadap fetus.
D Obat-obat yang diberikan pada ibu hamil (trimester I, II, dan III) pasti menimbulkan efek buruk terhadap fetus.
Obat kategori D terpaksa diberikan pada ibu hamil untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil, sebab tidak ada obat lain yang efektif sebagai obat
pengganti.
X Obat-obat yang diberikan pada kelompok hewan hamil dan kelompok ibu hamil (trimester I, II dan III) yang pasti menimbulkan efek buruk
terhadap fetus. Kerugian dari pemakaian obat ini jauh lebih besar daripada manfaatnya. Pemakaian obat kategori X tidak dibenarkan pada ibu
hamil atau ibu yang mungkin hamil ataupun ibu yang diduga hamil.

Tabel 2.

Kategori Kehamilan menurut ADEC (ADEC Pregnancy Categories)

KATEGORI DEFINISI
A Obat yang telah banyak digunakan oleh wanita hamil maupun wanita usia produktif tanpa disertai bukti peningkatan frekuensi terjadinya
malformasi ataupun efek lain yang membahayakan janin yang diteliti, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
C Obat yang berdasarkan efek farmakologinya, telah -atau diduga dapat- menyebabkan efek yang membahayakan pada janin manusia atau pada
neonatus tanpa disertai malformasi. Efek tersebut bisa jadi bersifat reversible.
Keterangan lebih lanjut dibawah masing-masing obat harus dicermati untuk mendapatkan gambaran yang lengkap.
B1 Obat yang digunakan hanya oleh sejumlah kecil wanita hamil maupun wanita usia produktif, tanpa disertai bukti peningkatan kejadian
malformasi atau efek lain yang membahayakan janin manusia yang diteliti, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Penelitian pada hewan tidak menunjukkan bukti peningkatan kejadian kerusakan pada janin.
B2 Obat yang digunakan hanya oleh sejumlah kecil wanita hamil maupun wanita usia produktif, tanpa disertai bukti peningkatan frekuensi kejadian
malformasi atau efek lain yang membahayakan janin manusia yang diteliti, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Data penelitian pada hewan tidak mencukupi atau tidak ada, tetapi data yang tersedia tidak menunjukkan peningkatan kejadian kerusakan pada
janin.
B3 Obat yang digunakan hanya oleh sejumlah kecil wanita hamil maupun wanita usia produktif, tanpa disertai bukti peningkatan frekuensi kejadian
malformasi atau efek lain yang membahayakan janin manusia yang diteliti, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Penelitian pada hewan menunjukkan bukti peningkatan kejadian kerusakan pada janin, dimana kemaknaan efek tersebut pada manusia belum
jelas.
D Obat yang telah, dicurigai telah atau dapat diramalkan, menyebabkan peningkatan kejadian malformasi janin manusia atau kerusakan yang
bersifat menetap (irreversible). Obat jenis ini mungkin mempunyai efek farmakologis yang tidak dikehendaki.
Keterangan lebih lanjut dibawah masing-masing obat harus dicermati untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap
X Obat yang mempunyai resiko tinggi untuk menyebabkan kerusakan yang bersifat menetap terhadap janin, sehingga tidak boleh digunakan pada
masa kehamilan atau jika ada kemungkinan terjadi kehamilan.
Untuk obat yang termasuk dalam kategori B1, B2 dan B3, data pada manusia tidak tersedia atau tidak mencukupi,

sehingga subkategorisasinya hanya berdasarkan data pada hewan. Dan jika suatu obat dimasukkan dalam kategori B,

bukan berarti obat tersebut lebih aman dibandingkan dengan kategori C.

Obat yang termasuk dalam kategori D tidak secara absolut merupakan kontraindikasi pada
wanita hamil (misal : antikonvulsan). Bahkan, pada beberapa kasus, dinyatakan sebagai kategori D
hanya didasarkan pada “dugaan” / “kecurigaan” saja.

Tabel 3.

Kategori Resiko Obat terhadap Masa Kehamilan dan Menyusui

Golongan Obat Kategori Pengaruh pada masa kehamilan Pengaruh pada Masa menyusui
Ibu Janin / bayi

ANTI INFEKSI

Anti malaria

ADEC : A, untuk ADEC : Gangguan neurologi dan FDA : Walaupun jumlah obat yang terekskresi dalam ASI
Chloroquine profilaksis ; D, mempengaruhi pendengaran , dianggap tidak membahayakan bayi, namun tidak cukup
untuk pengobatan keseimbangan dan penglihatan melindunginya terhadap malaria

ADEC : Gangguan neurologi dan FDA : Karena laju eliminasi obat rendah dan potensial
ADEC : D, trimester
Hydroxychloroquine mempengaruhi pendengaran , terjadi akumulasi toksik, maka pemakaiannya harus
III
keseimbangan dan penglihatan sangat berhati-hati jika digunakan setiap hari

FDA : Pada pasien dengan


defisiensi G-6-PD dapat
menyebabkan anemia hemolitik. ADEC : Hemolisis pada bayi baru
Primaquine ADEC : D FDA : Data tidak tersedia
Jika memungkinkan, lahir dan methemoglobinemia
pemberiannya ditunda sampai
setelah melahirkan.
FDA : Dilaporkan adanya efek
teratogenik pada manusia,
termasuk kelainan sistem saraf
FDA : Tereksresi dalam ASI dan tidak ada laporan tentang
FDA : D / Menurut ADEC : pada dosis toksik dapat pusat, tungkai tangan / kaki,
efek samping obat. Tetapi bayi dengan risiko defisiensi G-
Quinine Produsen : X, menginduksi kontraksi rahim, wajah, jantung, organ pencernaan,
6-PD tidak boleh disusui sampai penyakit pada ibu dapat
trimester I sehingga berakibat aborsi urogenital, hernia, tulang
diatasi
belakang. Juga dilaporkan
terjadinya kerusakan pada saraf
mata dan gangguan pe

FDA : Merupakan antagonis asam


folat, disarankan untuk diberikan
bersama asam folat 5 mg / hari,
FDA : Tereksresi dalam ASI dan kadar obat masih
terutama pada trimester I.
terdeteksi sampai dengan 48 jam setelah pemberian dosis
Pyrimethamine FDA : C Keterkaitannya sebagai penyebab
tunggal. Namun dianggap cukup aman pada masa
cacat bawaan janin masih
menyusui
dipertanyakan. Kebanyakan studi
menyatakan bahwa obat ini aman
dan efektif

ADEC : Pyrimethamine
mempengaruhi metabolisme asam
folat, sehingga dapat
menyebabkan cacat lahir seperti FDA : Cukup aman, tetapi sebaiknya tidak digunakan jika
Kombinasi Pyrimethamine-
ADEC : C pada kekurangan asam folat; bayi sakit parah, stres, bayi prematur, bayi dengan
sulfadoxine
suphonamides dapat hiperbilirubinemia atau defisiensi G-6-PD
menyebabkan jaundice dan
anemia hemolitik pada bayi baru
lahir

Anti bakteri
FDA : Belum ada laporan yang
menunjukkan keterkaitan antara FDA : Terekskresi dalam ASI dalam jumlah kecil.
Penicillins FDA : B penggunaannya dan terjadinya Potensial terjadi perubahan flora usus, efek samping
cacat bawaan. Neonatus: antibiotik pada bayi dan menganggu hasil kultur
kemerahan pada kulit, diare

FDA : Golongan ini dianggap cukup


aman digunakan selama
kehamilan. Belum ada laporan FDA : Terekskresi dalam ASI dengan kadar kecil. Secara
Cephalosporins FDA : B yang menunjukkan keterkaitan umum Cephalosporin dianggap cukup aman pada masa
antara penggunaannya dan menyusui
terjadinya cacat bawaan.
Neonatus: diare

FDA : Tidak ada data pada FDA : Karena pemberian secara oral kurang diserap dan
manusia, tetapi studi pada hewan obat bersifat asam dengan kelarutan dalam lemak
Aztreonam FDA : B
tidak menunjukkan adanya efek rendah, maka tidak ada efek sistemik secara langsung
teratogenik terhadap bayi

FDA : Hipoplasia pada enamel gigi, FDA : Terekskresi dalam ASI dengan kadar kecil.
Tetracyclines FDA : D dan terikat pada tulang jika Potensial terjadi perubahan flora usus, efek samping
diberikan setelah trimester I antibiotik pada bayi dan menganggu hasil kultur

ADEC : Potensial nefrotoksik dan FDA : Potensial terjadi perubahan flora usus, efek
Aminoglycosides ADEC : D
ototoksik samping antibiotik pada bayi dan menganggu hasil kultur
FDA : Tidak ada data yang
menunjang keterkaitan
FDA : Tidak ada laporan tentang efek samping. Tetapi
pemberiannya dan cacat bawaan
Clindamycin FDA : B potensial terjadi perubahan flora usus, efek samping
pada janin. Neonatus : satu kasus
antibiotik pada bayi dan menganggu hasil kultur
perdarahan pada saluran
pencernaan

FDA : Studi pada hewan sampai


dengan dosis toksik (200mg / kg /
hari) tidak menunjukkan efek pada FDA : Karena bersifat basa lemah dan kelarutannya
Azithromycin FDA : B janin, tetapi penggunaannya pada dalam lemak tinggi, maka Azithromycin dapat
wanita hamil tidak dianjurkan terakumulasi dalam ASI
karena keamanan dan khasiatnya
belum terbukti

FDA : Tidak ditemukan FDA : Belum ada laporan penggunaannya selama masa
FDA: Frekuensi aborsi spontan
Clarithromycin FDA : C peningkatan kelainan mayor menyusui, namun harus waspada karena obat baru
meningkat
maupun minor pada janin. (belum banyak data mengenainya)

FDA : Tidak ada data yang


FDA : Tidak ada laporan tentang efek samping, tetapi
membuktikan keterkaitannya dan
Erythromycin FDA : B potensial terjadi perubahan flora usus, efek samping
cacat bawaan pada janin.
antibiotik pada bayi dan menganggu hasil kultur
Neonatus: diare
FDA : Tidak ada data yang
membuktikan keterkaitannya dan
cacat bawaan pada janin, tetapi
penggunaannya perlu perhatian FDA : keamanannya belum diketahui, namun potensial
Chloramphenicol FDA : C khusus karena dilaporkan terjadi terjadi supresi sumsum tulang belakang yang bersifat
sindrom gray pada bayi yang idiosinkrasi
ibunya mendapat Chloramphenicol
diakhir kehamilan. Neonatus:
sindrom gray,

FDA : Tidak ditemukan


peningkatan kelainan mayor pada
fetus, tetapi perlu dilakukan
pemeriksaan persendian. FDA : Produsen menganjurkan untuk tidak menyusui
Ciprofloxacin FDA : C Sebagaimana fluoroquinolone lain, selama meminum obat ini sampai dengan 48 jam setelah
pemberian dosis ganda pada pemberian dosis terakhir
beberapa spesies hewan
menunjukkan adanya kerusakan
tulang rawan janin. Ciprofloxacin

FDA : Trimethoprim merupakan


antagonis asam folat. Suatu studi
menunjukkan adanya FDA : Cukup aman, tetapi sebaiknya tidak digunakan jika
Trimethoprim /
FDA : C kemungkinan keterkaitan antara bayi sakit parah, stres, bayi prematur, bayi dengan
Sulfamethoxazole
pemberian obat ini pada trimester hiperbilirubinemia atau defisiensi G-6-PD
I dengan terjadinya cacat bawaan
janin (holoprosencephaly)

FDA : Pada dosis tunggal 2 g per oral untuk


FDA : Kelainan darah dan sistem
Metronidazole FDA : B trichomoniasis, sebaiknya ibu tidak menyusui sampai obat
saraf
terekskresi (selama 24 jam)
Anti tuberculosis

FDA : Tidak ada data yang


FDA : Terekskresi dalam ASI dengan rasio serum : ASI =
Ethambutol FDA : B membuktikan keterkaitan obat ini
1 : 1, dan dianggap cukup aman
dengan cacat bawaan pada janin

FDA : Terdapat beberapa laporan


mengenai terjadinya kelainan janin
(aktivitas psikomotor lambat,
FDA : Harus disertai pemberian gangguan psikis, polydactyl),
FDA : Belum ada laporan mengenai efek samping pada
Pyridoxine untuk mencegah efek tetapi masih perlu dikonfirmasi
Isoniazid FDA : C bayi yang disusui, namun potensial terjadi interferensi
samping Isoniazid pada sistem lebih lanjut. The American
dengan fungsi asam nukleat dan dengan hepatotoksisitas
saraf Thoracic Society
merekomendasikan
penggunaannya untuk mengatasi
tuber

FDA : Tidak ada studi terkontrol


yang menunjukkan keterkaitan
pemberiannya dengan cacat
bawaan janin, tetapi Rifampicin FDA : Belum ada laporan mengenai efek samping pada
Rifampicin FDA : C
terkait dengan risiko perdarahan bayi yang disusui
pada bayi baru lahir, sehingga
dianjurkan profilaksis dengan
vitamin K.

ADEC : Pemberian pada akhir


ADEC : Pemberian pada akhir
kehamilan : perdarahan terkait FDA : Pyrazinamide diekskresikan ke dalam ASI dengan
Pyrazinamide ADEC : C kehamilan : perdarahan terkait
hipoprothrombinemia pada bayi kadar puncak tercapai pada 2 -3 jam
hipoprothrombinemia pada ibu
baru lahir
FDA : Dilaporkan terjadinya
ototoksisitas, walaupun angka
kejadiannya sangat kecil, oleh
FDA : Potensial terjadi perubahan flora usus, efek
Streptomycin FDA : D karena itu dosis harus
samping antibiotik pada bayi dan menganggu hasil kultur
diperhitungkan dengan tepat dan
jangka waktu pemberiannya
dibatasi

Anti fungi

FDA : Walaupun ditemukan


beberapa kelainan mayor, tetapi
FDA : Karena sulit diserap, maka Nystatin sangat sedikit
Nystatin FDA : B data yang ada tidak menunjang
atau bahkan tidak ditemukan dalam ASI
keterkaitan antara obat dan cacat
bawaan

Anti virus

FDA : Walaupun risiko terhadap


janin maupun bayi baru lahir FDA : Acyclovir diekskresikan dalam jumlah lebih banyak
tampaknya minimal, tetapi saat ini dari kadar darah ibu, sehingga dapat digunakan untuk
Acyclovir FDA : B
belum cukup data untuk terapi infeksi virus herpes pada bayi baru lahir dan
menetapkan keamanan obat ini dianggap cukup aman.
pada masa kehamilan

Antihipertensi

FDA : Suatu penelitian


menemukan kelainan mayor pada FDA : Terekskresi ke dalam ASI dalam jumlah kecil dan
Methyldopa FDA : C
janin yang terpapar pada trimester dianggap cukup aman
I

Guanethidin FDA : C
FDA : Potensial terjadi hipoksia FDA : Diltiazem, Nifedipin dan Verapamil dianggap cukup
Ca channel blocker FDA : C ADEC : Hipotensi maternal
fetal aman

FDA : Belum ada penelitian pada FDA : Tidak ada data penggunaannya pada masa
Alpha blocker FDA : C
wanita hamil menyusui

FDA : C, Trimester FDA : Bersifat embriosidal pada FDA : Terekskresi ke dalam ASI dengan kadar kecil dan
ACE inhibitor
I hewan dianggap cukup aman

FDA : D, Trimester FDA : Hipocalvaria, defek ginjal, FDA : Terekskresi ke dalam ASI dengan kadar kecil dan
II & III oligohydramnion dianggap cukup aman

FDA : Atenolol dapat FDA : Akumulasi Atenolol dapat terjadi. Harus dimonitor
Beta blocker FDA : C atau D menyebabkan IUGR jika dipakai terhadap kemungkinan bradikardia, hipotensi dll jika
pada kehamilan Trimester II memakai Beta blocker

FDA : Ada laporan renal tubular


FDA : Tidak ada laporan efek samping pada pemakaian
acidosis pada bayi laki-laki
Diuretika FDA : C atau D Furosemide. Diuretik thiazide digunakan untuk supresi
(preterm), sesaat setelah
laktasi
kelahiran

ADEC : Dapat membahayakan


Angiotensin II Receptor ADEC : D, trimester bahkan menyebabkan kematian
Antagonist II & III fetus yang sudah berkembang
dengan sempurna

Anti inflamasi non steroid, analgesik & antipiretika

FDA : Beberapa penelitian tidak


FDA : C, dosis
Aspirin menemukan efek toksik pada
<150mg / hr
janin, pada dosis rendah
FDA : Ductus arteriosus menutup
FDA : Efek samping pada fungsi platelet bayi belum
FDA : D pd dosis ADEC : Waktu perdarahan dan penundaan kelahiran.
pernah dilaporkan, tetapi harus dipertimbangkan
standar meningkat Oligohydramnion setelah
risikonya
pemakaian jangka lama

FDA : B / C,awal
AINS secara umum
kehamilan

FDA : Ductus arteriosus menutup FDA : Satu peneliti menyebutkan potensial terjadi
FDA : D, akhir dan menghambat kelahiran. toksisitas asam mefenamat, sedangkan obat AINS lain
kehamilan Oligohydramnion setelah (Diclofenac, Ibuprofen, Ketoprofen, Ketolorac) dianggap
pemakaian jangka lama lebih aman

FDA : Ductus arteriosus menutup FDA : Satu peneliti menyebutkan potensial terjadi
dan menghambat kelahiran. toksisitas asam mefenamat, sedangkan obat AINS lain
Mefenamic acid FDA : C
Oligohydramnion setelah (Diclofenac, Ibuprofen, Ketoprofen, Ketolorac) dianggap
pemakaian jangka lama lebih aman

ADEC : Depresi pernafasan & jika


Opioid ADEC : C digunakan jangka lama : gejala
putus obat pada bayi baru lahir

FDA : Pada dosis normal dianggap


FDA : Terekskresi ke dalam ASI dalam jumlah kecil dan
Paracetamol FDA : B cukup aman untuk pemakaian
dianggap cukup aman
jangka pendek

Antiasma

FDA : Iritabilitas pada bayi baru


Theophylline FDA : C FDA : Iritabilitas pada bayi yang mendapatkan ASI
lahir
FDA : Tidak ada laporan
pemakaian Terbutaline sebagai
obat asma pada wanita hamil.
FDA : Belum ada penelitian tentang efek pemakaian
Beta 2-adrenergic Tetapi dapat digunakan untuk
FDA : C Terbutaline jangka lama terhadap bayi yang mendapatkan
bronchodilator mencegah atau mengatasi
ASI
kelahiran prematur (tocolytic)
pada akhir trimester II sampai
awal trimester III

FDA : Beclomethason teratogenik


FDA : Tidak ada data, tetapi Prednison dapat terekskresi
Corticosteroid FDA : C pada hewan coba, tetapi belum
dalam ASI
ada data pada manusia

FDA : Malformasi minor, hernia FDA : Satu kasus bayi mengalami iritabilitas dan
Ephedrine FDA : C
inguinalis gangguan pola tidur

FDA : Tidak ada data penelitian FDA : Tidak ada data, tetapi seperti basa amonium
Ipratropium FDA : B
yang mencukupi kuaterner lainnya mungkin dapat terekskresi dalam ASI

Obat yang bekerja pada Sistem Saluran Cerna

Antasida ADEC : A atau B2

FDA : Ranitidine menurunkan FDA : Terekskresi dalam ASI dan secara teoritis dapat
H2 receptor antagonist FDA : B
keasaman lambung bayi baru lahir mempengaruhi keasaman lambung bayi

Menurut FDA : Beberapa penelitian


melaporkan kelainan janin
(anencephaly, hydrancephaly, FDA : Sebaiknya dihindari selama masa menyusui karena
Proton Pump Inhibitor FDA : B atau C talipes), tetapi data pada manusia potensial terjadi toksisitas berupa supresi sekresi asam
belum menemukan keterkaitan lambung
antara Omeprazole dengan cacat
bawaan
FDA : Produsen tidak menganjurkan pemakaiannya pada
ADEC : Potensial terjadi FDA : Cacat bawaan yang serius
Misoprostol FDA : X masa menyusui, karena potensial menimbulkan diare
perdarahan dan keguguran
pada bayi

FDA : Belum ada bukti yang


FDA : Belum ada laporan bahwa Loperamide terekskresi
Loperamide FDA : B mengaitkan Loperamide dengan
dalam ASI, tetapi dianggap cukup aman
cacat bawaan

FDA : Pada tikus dan kelinci


bersifat embriotoksik (12 x dosis
Cisapride FDA : C FDA : Terekskresi dalam ASI dan dianggap cukup aman
max. manusia) dan fetotoksik (100
x dosis max. manusia)

Antiemesis

Golongan Phenothiazine FDA : Belum cukup laporan FDA : Kemungkinan terekskresi dalam ASI, tetapi tidak
FDA : C
(promethazine) mengenai efeknya pada fetus ada laporan tentang efeknya pada masa menyusui

FDA : Penelitian pada hewan FDA : Tidak ada bukti terjadi cacat
FDA : Potensial menimbulkan efek samping pada susunan
Metoclopramide FDA : B menunjukkan peningkatan denyut bawaan atau efek samping lain
saraf pusat
jantung ibu pada fetus atau bayi baru lahir

FDA : Tidak ada bukti efek


samping pada fetus atau
FDA : Kemungkinan terekskresi dalam ASI, tetapi tidak
Ondansetron FDA : B kesuburan tikus dan kelinci
ada laporan tentang efeknya pada masa menyusui
dengan dosis iv sampai 4 mg /
kg / hr

Domperidone ADEC : B2

Obat batuk / pilek


FDA : C atau D pada FDA : Dosis tinggi jangka lama
FDA : Terekskresi dalam ASI, namun sangat sedikit
Codein,dihydrocodein dosis tinggi, jangka pada akhir kehamilan : gejala
jumlahnya sehingga dianggap cukup aman
lama putus obat pada bayi baru lahir

FDA : DMP dengan pembawa sirup FDA : Tidak ada data tentang DMP. Tetapi banyak
Dextromethorphan (DMP) FDA : C yang mengandung alkohol sediaan DMP yang juga mengandung alkohol, sehingga
potensial terjadi komplikasi harus dihindari selama masa menyusui

FDA : Tidak ditemukan keterkaitan


yang kuat antara obat dengan FDA : Tidak ada data mengenai pemakaian GG selama
Guaifenesine (GG) FDA : C
cacat bawaan pada pemakaian masa menyusui
saat kehamilan

FDA : Amine simpatomimetik


Pseudoephedrine, Phenyl bersifat teratogen pada beberapa FDA : Tidak ada data mengenai PPA. Pseudoephedrine
FDA : C
Propanol Amine species hewan, tetapi data pada diekskresi dalam ASI dan dianggap cukup aman
manusia belum diketahui

Antihistamin

FDA : Agitasi, gangguan pola


FDA : Secara umum dianggap aman, tetapi satu produsen
Brompheniramine FDA : C makan dan tidur pada bayi baru
tidak menganjurkan untuk dipakai pada masa menyusui
lahir

Cetirizine FDA : B

FDA : Cyproheptadine dikontraindikasikan oleh produsen,


FDA : Agitasi, gangguan pola
karena meningkatnya kepekaan bayi baru lahir terhadap
Cyproheptadine, CTM FDA : B makan dan tidur pada bayi baru
antihistamin serta potensial terjadi efek samping. Tidak
lahir
ada data tentang CTM
FDA : Tidak ada laporan
FDA : Loratadine dan metabolitnya terekskresi dalam ASI,
penggunaan Loratadine pada
Loratadine FDA : B tetapi mungkin kecil risikonya terhadap bayi pada ibu
wanita hamil yang pernah
yang mendapatkan dosis 10 mg / hr
dipublikasikan

FDA : Paparan pada trimester I


FDA : Belum ada laporan pemakaian Terfenadine pada
Terfenadine FDA : C tidak menunjukkan peningkatan
masa menyusui
kelainan mayor ataupun minor

Anti Diabetes

FDA : Bayi yang terlahir dari


pasien diabetes mungkin
menunjukkan perinatal morbidity FDA : Insulin secara alamiah terdapat dalam darah, tetapi
Insulin FDA : B
yang bermakna, bahkan pada ibu tidak terekskresi dalam ASI
dengan diabetes yang dikontrol
secara ketat

FDA : Belum ada bukti gangguan FDA : Tidak ada laporan FDA : Terekskresi dalam ASI tikus dengan kadar kecil.
Acarbose FDA : B terhadap kesuburan ataupun penggunaan Acarbose pada wanita Sebaiknya dihindari selama masa menyusui sampai
fungsi reproduksi hamil diperoleh data yang lebih lengkap

Chlorpropamide dan Tolbutamide terekskresi dalam ASI.


FDA : Kemungkinan hipoglikemia
Sulfonilurea FDA : C Belum diketahui efek Sulfonilurea terhadap bayi, tetapi
pada bayi baru lahir
harus dipertimbangkan kemungkinan terjadi hipoglikemia

FDA : Karena mempunyai berat molekul kecil,


FDA : Penelitian menunjukkan
Metformin FDA : B kemungkinan dapat terekskresi dalam ASI. Belum
teratogen pada janin tikus
diketahui efeknya terhadap bayi
Vitamin

FDA : Anomali urogenital pada


FDA : Merupakan kandungan alamiah dalam ASI,
FDA : A atau X pada dosis tinggi dan kelainan seperti
Vitamin A sehingga jarang ditemui defisiensi vitamin A pada bayi
dosis tinggi pada Isotretinoin (batas max.
yang mendapatkan ASI
menurut FDA adalah 8000 IU/hr)

FDA : Malformasi mayor.


Dianjurkan untuk menghentikan FDA : Belum diketahui apakah Isotretinoin dan
Isotretinoin FDA : X FDA : Aborsi spontan
pemakaiannya 1 bulan sebelum metabolitnya terekskresi dalam ASI
merencanakan kehamilan

FDA : Defisiensi vitamin B12


menunjukkan efek teratogenik
FDA : A atau C jika FDA : Defisiensi vitamin B12 pada hewan coba. Tetapi tidak ada
Vitamin B12 FDA : Terekskresi dalam ASI dan dianggap cukup aman
> RDA dapat mengganggu kesuburan laporan yang dapat mengaitkan
antara vit.B12 dosis tinggi dengan
terjadinya komplikasi pada janin

FDA : Penelian pada hewan


FDA : A atau C jika menunjukkan gejala dan
Vitamin C FDA : Terekskresi dalam ASI dan dianggap cukup aman
> RDA perubahan fisiologis berkaitan
dengan skorbut

FDA : Vitamin D dosis tinggi FDA : Terekskresi dalam ASI dengan jumlah terbatas,
FDA : A atau D jika
Vitamin D bersifat teratogenik pada hewan tetapi harus dipantau kadar calcium dalam serum bayi
> RDA
coba jika ibu menerima terapi vitamin D

FDA : Dianjurkan mencek status


vitamin B12 pada wanita hamil
FDA : Terekskresi secara aktif dalam ASI dan dianggap
Folic Acid FDA : A sebelum memberikan asam folat
cukup aman
dosis tinggi, untuk mencegah
neuropati
FDA : Kadar lebih tinggi ditemukan
Nicotinic acid FDA : A atau C jika FDA : Terekskresi secara aktif dalam ASI dan dianggap
pada janin dan bayi baru lahir
(Niacinamide) > RDA cukup aman
dibandingkan pada ibunya

FDA : Baik defisiensi ataupun FDA : Baik defisiensi ataupun


FDA : A atau C jika kelebihan vitamin E tidak terkait kelebihan vitamin E tidak terkait FDA : Terekskresi dalam ASI dengan kadar 10 kali lebih
Vitamin E
> RDA dengan komplikasi pada ibu dengan komplikasi pada janin banyak dibandingkan kadar vitamin E pada susu sapi
selama kehamilan selama kehamilan

FDA : Pemberian multivitamin


FDA : A, jika sesuai FDA : Multivitamin merupakan kandungan alamiah dalam
Kombinasi vitamin sesuai RDA dianjurkan untuk masa
RDA ASI
kehamilan

Keterangan:
FDA : Food and Drug Administration
ADEC : Australian Drug Evaluation Committee
RDA : Recommended Dietary Allowance

Anda mungkin juga menyukai