DEWI YULISTINA
NIM :12010101099
KENDARI
2014
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah………………………………………………………… 1
B. Rumusan masalah…………………………………………………………….. 3
C. Tujuan penelitian………………………………………………………………. 3
D. Manfaat penelitian……………………………………………………………… 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian pamali dalam perspektif budaya bugis……………………………… 5
B. Pengertian pamali dalam perspektif budaya sunda……………………………… 5
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian………………………………………………………………….. 6
B. Pendekatan penelitian………………………………………………………….... 6
C. Tehnik pengumpulan data……………………………………………………….. 7
D. Tehnik pengolahan data………………………………………………………… 8
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian……………………………………………………………….…. 9
B. Pembahasan
1. Makna Pamali dalam perspektif budaya……………………………….. 12
2. Makna pamali dalam perspektif agama ………………………………… 13
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………..… 15
B. Saran …………………………………………………………………………... 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Agama Islam adalah agama yang di bawah oleh Rasulullah SAW kepada umat islam yang
sangat diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera, dan didalamnya
terdapat ajaran-ajaran moral dan petunjuk tentang bagaimana manusia itu menyikapi hidup
Berhubungan dengan itu, kebudayaan juga merupakan ajaran yang dapat pula di gunakan
untuk memahami islam dalam wujud praktik yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat,
dan menjadi kebiaasaan masyarakat di masa kini untuk menunjang kebaikan dan eksistensinya
hidup didunia.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, budaya diartikan sebagai suatu hasil karya atau kegiatan
dan penciptaan bathin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, adat istiadat, dan berarti pula
kegiatan (usaha) bathin (akal dan sebagainya) untuk menciptakan sesuatu yang termasuk hasil
kebudayaan.1[1]
Kata ‘pamali’ merupakan suatu ekspresi manusia untuk menyatakan suatu perkara yang
tidak boleh dilakukan. Dalam islam ‘pamali’ di sama artikan dengan kata ‘haram’. Jadi dalam
suatu budaya jika ‘pamali’ itu dilanggar maka di kategorikan dia telah melakukan suatu dosa atau
akan mendapat suatu ganjaran atau azab jika suatu pamali itu di langgar.
Berdasarkan definisi ini terlihat ada “tujuan” dari sang pencipta agar mendapatkan sesuatu
yang di ingini untuk diri sendiri maupun orang lain. Sehubungan dengan itu, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa kata ‘pamali’ ini bisa menjadikan seseorang untung dengan per individu.
Demikian halnya pada masyarakat ambesea yang mempraktekkan sebuah tradisi budaya
lisan yang di dalamnya tidak terlepas dari suatu tujuan kepentingan dari orang yang mengatakan
Dengan demikian, dalam penelitian ini saya akan mendeskripsikan mengenai pamali dalam
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas maka rumusan masalah
C. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah adalah:
D. Manfaat penelitian
1. Agar masyarakat mengetahui makna ‘pamali’ dalam perspektif budaya yang sering di ucapkan
2. Agar masyarakat dan pihak kampus STAIN Sultan Qaimuddin Kendari mengetahui makna
3. Agar semua orang yang membaca hasil penelitian ini mengetahui nilai-nilai islam yang ada pada
‘pamali’.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pammali pada budaya bugis sudah dilakukan sejak nenek moyang bahkan pamali adalah
senjata untuk masyarakat agar tidak melakukan hal-hal buruk menurut suku bugis, Karena sejak
kecil mereka sudah di ajari tentang sesuatu yang tidak boleh di lakukan maka sekarang secara
turun temurun mereka masih menganut makna pammali. Ungkapan pammali dalam bahasa bugis
sering diartikan agar hidup itu selalu teratur dan disiplin dalam perilaku sehari-hari.
Menurut kaimudin Mbck, mengungkapkan bahwa salah satu sikap tutur budaya bugis,
merupakan ungkapan yang bersifat spontan, berbagai bentuk pelarangan dengan penekanan pada
Pamali terkait erat dengan penuturnya, sebab pamali ini merupakan nasehat hidup yang di
sampaikan melalui karya sastra dan aplikasikan dalam menyikapi hidup dalam kehidupan ini.
leluhur,adat istiadat, dan kebiasaan. Kata pamali tidak hanya di ucapkan oleh masyarakat ambesea
Di dalam bahasa sunda, pamali mempunyai makna sama dengan pantangan. Pamali merupakan
larangan untuk mengucapkan dan berbuat sesuatu karena konon berpengaruh pada rezeki, jodoh,
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskritif kualitatif Yaitu dengan
cara menggambarkan pamali-pamali dan mendeskripsikan makna pamali dalam perspektif budaya
dan agama yang ada pada masyarakat ambesea kec. Laeya kab. konsel sesuai kondisi yang
sebenar-benarnya .
Penelitian kualitatif ini sering disebut dengan metode penelitian naturalistik karena penelitian
yang dilakukan pada kondisi yang alamiah dan sering di sebut juga sebagai metode enografi,
karena pada awalnya metode ini lebih banyak di gunakan pada bidang antropologi budaya, karena
data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.4[4]
B. Pendekatan penelitian
memahami agama dengan cara melihat langsung wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan
Melalui pendekatan antropologi yang digunakan ini peneliti berupaya untuk mengetahui
pamali-pamali yang ada pada masyarakat dan kebiasaan yang sering dilakukan dengan
Dalam hal yang demikian, maka dalam berbagai penelitian antropologi dapat ditemukan
adanya hubungan positif antara agama dan kebiasan yang dilakukan oleh masyarakat yang menjadi
objek penelitian. Misalnya keterkaitan antara agama dengan pamali dan perkembangan
masyarakat.
Begitupun dengan pendekatan sosioligi menurut Hassan shadily adalah mempelajari hidup
bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai
hidupnya itu. Sosiologi mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama , cara terbentuk dan
tumbuh serta berubahnya perserikatan-perserikatan hidup itu serta pula kepercayaannya,
keyakinan yang memberi sifat tersendiri kepada cara hidup bersama itu dalam tiap persekutuan
hidup manusia.6[6]
Dari definisi diatas terlihat bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang menggambarkan
kehidupan dan keadaan masyarakat. Dengan demikian melalui pendekatan sosiologi ini peneliti
bisa menggambarkan kebiasaan,adat dan keadaan masyarakat mengenai ‘pamali’ sehingga terjadi
desa ambesea memiliki 5 dusun, di setiap dusun memiliki 25 KK dan di wawancarai 1 orang
dengan wawancara mendalam dan observasi. Dengan Wawancara mendalam atau bebas adalah
wawancara yang peneliti gunakan untuk memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab dan bertatapan muka kepada orang yang di wawancarai tanpa menggunakan
pedoman wawancara . Peneliti dan yang diwawancarai terlibat langsung oleh kehidupan social
sesuai dengan situasi dan fenomena yang trejadi pada masyarakat ambesea dan selalu
memusatkan perhatian terhadap studi kasus yang di telitinya dalam hal ini adalah 'pamali'.
Berhubungan dengan waktu, karena banyaknya kasus yang diamati, peneliti langsung mencatat
Adapun mengenai observasi, peneliti lansung mengamati pamali-pamali yang ada pada
Tehnik pengolahan data yang digunakan berdasarkan jenis penelitian kualitatif akan
melalui 3 kegiatan analisis data yaitu mealalui reduksi data, penyajian data, dan menarik
kesimpulan/verifikasi.
Melalui analisis ini peneliti pertama-tama akan melakukan pemilihan data, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan data, dan memilih kata-kata yang kurang tepat dan dibuang.
Setelah data yang sudah dikelolah menjadi suatu data yang tepat dan ringkas, maka peneliti
A. Hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, yang telah peneliti kumpulkan dan kelolah maka peneliti
dapat memaparkan definisi ‘pamali’ dan ‘pamali-pamali’apa saja yang ada pada masyarakat
Berdasarkan definisi, hasil wawancara, pamali adalah suatu pantangan dan larangan yang
tidak boleh dilanggar karena jika dilanggar maka akan mendapatkan konsekuensi terhadap apa
penjelasan:
Pamali Anak gadis makan berpindah-bindah tempat karena suatu saat nanti dia menikah,
Pamali anak gadis bernyanyi sambil memasak karena suatu saat nanti dia akan menikah dengan
Pamali seseorang jika duduk didepan pintu karena rejeki akan susah masuk dirumah melalui pintu
itu.
Bangun tidur terlalu siang
Pamali Jika bangun tidur terlalu siang hingga matahari hampir berdiri, karena akan berakibat
segala bentuk rezeki yang akan datang akan selalu menjauh kembali.
Pamali jika menapis beras didepan pintu karena rejeki akan susah didapat.
Janganlah selalu membuang nasi sisa makan, karena masih kenyang bermakna kelak selama satu
Janganlah menyapu dimalam hari karena anda akan maenyapu rejeki anda dan susah mencari
rezeki.
Pammali menyapu pada saat orang sedang makan karena kelak dia merantau akan lupa pulang
Janganlah baring di pangkuan orang karena kamu sedang menyumpahinya untuk pergi selama-
lamanya.
tidak dapat langsung berpergian baik menggunakan kendaraan atau tidak setelah bersin. Paling
tidak anda menunggu beberapa menit setelah bersin lalu boleh pergi, karena kalau anda bersin
meninggal.
Tidak boleh bersiul diwaktu malam karena disaat anda tidur dimalam itu dan akan mendengar
siulan yang berasal dari luar kamar anda itu adalah ulah dari makhluk halus yang merasa terganggu
Pamali anak gadis jika makan berdiri karena akan berakibat si gadis berzina sebelum nikah.
Dalam definisi, kebudayaan adalah hasil karya cipta manusia yang tumbuh secara turun
temurun dan dimiliki oleh setiap insan semenjak dirinya lahir di muka bumi ini demi menunjang
Meminjam teori prof. koentraja ningrat yang sangat popular, menurutnya kebudayaan di
artikan sebagai wujud keseluruhan dari gagasan, kelakuan dan hasil kelakuan. 8[8]
Dari definisi diatas dapat di tafsirkan bahwa hasil karya cipta manusia yang tumbuh,
memiliki suatu tujuan dalam menciptakan suatu kebudayaan. Dalam hal ini kata’pamali’ memiliki
suatu tujuan dari orang yang mengucapkan pamali itu untuk suatu perkara dimana memiliki tujuan
pribadi maupun kelompok serta kebaikan dan kedisiplinan dalam menyikapi hidup dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya pamali makan berpindah tempat. Di katakan pamali berpindah
tempat ketika makan, karena agar seseorang yang makan tidak mengotori lantai dengan butiran
nasi di segala tempat bukan karena suatu saat nanti dia menikah, akan memiliki banyak suami,
karena yang demikian itu hanya suatu ancaman agar hidupnya disiplin.
Jika dilihat dari zaman dulu dimana masyarakat sangat patuh dengan perkatan orang tua
hingga membuat masyarakat tidak mampu bertanya kenapa hal ini di larang maka di zaman yang
modern sekarang ini, dimana masyarakat sudah memiliki pemikiran yang modern dan kritis, maka
hal ini akan menjadikan masyarakat bertanya-tanya kenapa hal ini di larang. Maka jika muncul
pertanyaan mengapa ini dilarang sudah pasti jawaban yang di berikan tidak akan logis pada
pemikiran yang kritis dan akan berakibat pamali tidak akan berkembang di era teknologi dan
modern ini.
Menurut buku yang di kutip dari ibid mengatakan bahwa, agama adalah wahyu yang
diturunkan oleh Tuhan untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan oreantasi,
motivasi, dan membantu manusia untuk mengenal dan menghayati sesutau yang sacral. Lewat
pengalaman beragama yaitu penhayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki kesanggupan,
kemampuan dan kepekaan rasa untuk mengenal dan memahami eksistensi sang illahi.9[9]
Sedangkan pamali adalah suatu pantangan dan larangan menurut masyarakat, jika
dilanggar maka akan berdosa dan mendapatkan sesuatu yang buruk menurut kepercayaan yang di
anut.
secara bahasa, kesialan/pamali atau thiyaroh adalah isim masdhar dari kata tathoyur yang
asal katanya adalah tho’ irun yang berarti burung. Hal ini karena dulu, orang-orang arab jahiliyah
ketika mereka hendak mengadakan suatu perjalanan maka mereka terlebih dahulu melempar
seekor burung ke udara , jika burungnya terbang ke kanan maka mereka melanjutkan rencana
keberangkatan, karena bertanda baik dan jika terbang kekiri maka mereka membatalkan perjalanan
Contoh sesuatu yang dilihat, didengar atau diketahui dalam “pamali” adalah “apabila akan
berpergian dan mendengar orang yang sedang bersin” maka dia akan menurunkan niatnya untuk
tidak berangkat dari rumah karena takut apabila pergi dia akan mengalami kecelakaan. Hal ini
jelas bahwa yang mengatakan pamali/kesialan telah mendahului apa yang menjadi ketetapan
Allah, Karena dia telah menyandarkan atau menjadikan sesuatu yang belum pasti, dalam hal ini
‘pamali/kesialan’.
Dengan demikian , hukum mempercayai ‘pamali/kesialan’ adalah syirik kecil. Dan apabila
dilakukan dan dipercaya terus menerus apa yang dilihat dan diyakini bisa menjadikan seseorang
syirik besar.,
َّللاِ َولَ ِك َّن أَ ْكثَ َر ُه ْم ََل َي ْعلَ ُمو َ سى َو َم ْن َم َعهُ أَ ََل ِإنَّ َما
َّ َطائِ ُر ُه ْم ِع ْند َّ َس ِيئ َةٌ ي
َ طي َُّروا ِب ُمو َ فَإِذَا َجا َءتْ ُه ُم ْال َح
ِ ُ سنَةُ قَالُوا لَنَا َه ِذ ِه َو ِإ ْن ت
َ ص ْب ُه ْم
“Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: “Ini adalah karena
(usaha) kami”. Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada
Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah
ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”. (QS. Al-A’raf : 131)
Dan :
“Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya jika kamu
tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat
siksa yang pedih dari kami”. Utusan-utusan itu berkata: “Kemalangan kamu itu adalah karena
kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu mengancam kami)? Sebenarnya kamu
Berdasarkan firman Allah diatas, bahwa orang yang mempercayai pamali/kesialan adalah
orang yang tidak lagi percaya kepada Allah dan percaya terhadap ketetapan Allah SWT.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. pamali adalah suatu hasil cipta karya manusia yang dilakukan sejak nenek moyang dan
menjadi kebiasaan masyarakat di masa kini untuk menunjang eksistensinya hidup di dunia.
3. Pamali dalam perspektif budaya adalah pamali yang memiliki suatu tujuan dari orang yang
mengucapkan pamali itu untuk suatu perkara dimana memiliki tujuan pribadi maupun kelompok
serta kebaikan dan kedisiplinan dalam menyikapi hidup dalam kehidupan sehari-hari
4. Pamali/kesialan dalam perspektif agama adalah syirik kecil bahkan jika dilakukan terus
menerus dan diyakini bisa menjadikan seseorang itu syirik besar, karena telah medahului apa yang
menjadi ketetapan Allah SWT, serta tidak ada kepercayaan terhadap ketetapan Allah SWT.
B. Saran
Dengan penyelesaian laporan ini, dimana kita sudah mengetahui makna pamali dalam
perspektif agama itu adalah syirik kecil, maka kita pada generasi mudah yang sudah bisa berfikir
secara ilmiah dan kritis agar tidak menerapkan lagi yang namanya kesialan atau pamali.
Dan kemudian untuk peneliti lanjutan agar lebih mendalami mengenai pamali dalam
perspektif agama karena meskipun pamali di kategorikan syirik kecil namun akan menjadi besar
jika tidak ada perhatian atau pembinaan terhadap masyarakat yang masih menganut kepercayaan
pamali ini.
Dan untuk mahasiswa STAIN Sultan Qaimuddin Kendari agar berperan penting dalam
sedang mengadakan Kuliah Kerja Nyata yang terjun langsung di tengah-tengah masyarakat.