Iluastrasi Berbicara
Pengertian berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata
untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan (Tarigan, 2008:16). Pengertian tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa berbicara
berkaitan dengan pengucapan kata-kata yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan
disampaikan baik itu perasaan, ide atau gagasan.
Definisi berbicara juga dikemukakan oleh Brown dan Yule dalam Puji Santosa, dkk
(2006:34). Berbica adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk
mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagasan atau perasaan secara lisan. Pengertian
ini pada intinya mempunyai makna yang sama dengan pengertian yang disampaikan oleh
Tarigan yaitu bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata.
Haryadi dan Zamzani (2000:72) mengemukakan bahwa secara umum berbicara dapat
diartikan sebagai suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang
lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami orang lain.
Pengertian ini mempunyai makna yang sama dengan kedua pendapat yang diuraikan diatas,
hanya saja diperjelas dengan tujuan yang lebih jauh lagi yaitu agar apa yang disampaikan
dapat dipahami oleh orang lain.
Sedangkan St. Y. Slamet dan Amir (1996: 64) mengemukakan pengertian berbicara sebagai
keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan sebagai aktivitas untuk
menyampaikan gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
penyimak. Pengertian ini menjelaskan bahwa berbicara tidak hanya sekedar mengucapkan
kata-kata, tetapi menekankan pada penyampaian gagasan yang disusun dan dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan penyimak atau penerima informasi atau gagasan.
Tujuan Berbicara
Gorys Keraf dalam St. Y. Slamet dan Amir (1996: 46-47) mengemukakan tujuan berbicara
diantaranya adalah untuk meyakinkan pendengar, menghendaki tindakan atau reaksi fisik
pendengar, memberitahukan, dan menyenangkan para pendengar. Pendapat ini tidak hanya
menekankan bahwa tujuan berbicara hanya untuk memberitahukan, meyakinkan, menghibur,
namun juga menghendaki reaksi fisik atau tindakan dari si pendengar atau penyimak.
Tim LBB SSC Intersolusi (2006:84) berpendapat bahwa tujuan berbicara ialah untuk: (1)
memberitahukan sesuatu kepada pendengar, (2) meyakinkan atau mempengaruhi pendengar,
dan (3) menghibur pendengar. Pendapat ini mempunyai maksud yang sama dengan pendapat-
pendapat yang telah diuraikan di atas.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa
tujuan berbicara yang utama ialah untuk berkomunikasi. Sedangkan tujuan berbicara secara
umum ialah untuk memberitahukan atau melaporkan informasi kepada penerima informasi,
meyakinkan atau mempengaruhi penerima informasi, untuk menghibur, serta menghendaki
reaksi dari pendengar atau penerima informasi.
1. Tes kemampuan berbicara berdasarkan gambar. Tes ini dilakukan dengan cara
memberikan pertanyaan sehubungan dengan rangkaian gambar atau menceritakan
rangkaian gambar.
2. Tes wawancara, yang digunakan untuk mengukur kemampuan bahasa yang sudah
cukup memadahi.
3. Bercerita, yang dilakukan dengan cara mengungkapkan sesuatu (pengalamannya atau
topik tertentu).
4. Diskusi, dengan cara meminta mendiskusikan topik tertentu.
5. Ujaran terstruktur, yang meliputi mengatakan kembali, membaca kutipan, mengubah
kalimat dan membuat kalimat.
Selanjutnya, Puji Santoso, dkk (2006: 7.19-7.24) mengemukakan bahwa ada tiga jenis tes
yang dapat digunakan untuk menilai aatau mengukur kemampuan berbicara, yaitu tes respons
terbatas, tes terpandu dan tes wawancara.
Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan berbicara secara terbatas atau secara singkat.
Tes jenis ini mencakup beberapa macam tes, yaitu:
1. Tes respons terarah. Tes ini dilakukan dengan cara meminta menirukan isyarat (cue)
yang disampaikan.
2. Tes isyarat atau penanda gambar. Tes ini menggunakan gambar sebagai sarana untuk
mengukur kemampuan berbicara.
3. Tes berbicara nyaring. Tes ini dilakukan dengan cara meminta siswa untuk membaca
dengan bersuara kalimat atau paragraf yang disediakan oleh guru.
b. Tes Terpandu
Tes ini dilakukan dengan cara memberikan panduan untuk mendorong menampilkan
kemampuan berbicaranya. Tes ini meliputi tes parafrase, tes penjelasan, dan tes bermain
peran terpandu.
c. Tes Wawancara
Tes wawancara dilakukan dengan cara mewawancarai dan meminta untuk bersikap wajar,
tidak dibuat-buat, dan tidak bersikap kasar.
Daftar Pustaka
Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi. 2002. Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia di Kelas Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang.
Haryadi dan Zamzani. 1999/2000. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Henry Guntur Tarigan. 2008. Berbicara: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Puji Santosa, dkk. 2007. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universias Terbuka.
St. Y. Slamet dan Amir. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia
(Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Tim LBB SSCIntersolusi. 2006. Bahasa Indonesia SMA 3. Yogyakarta:
SSCIntersolusi.
Laporan adalah segala sesuatu yang dilaporkan. Laporan ini dapat berupa tertulis ataupun laporan
lisan. Pada uraian ini, hanya di bahas mengenai laporan lisan. Laporan lisan mempunyai kelebihan,
yaitu cepat dan murah, dibandingkan laporan tertulis. Laporan lisan di sampaikan sesuai dengan
situasi.