Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

MATERI PENDIDIKAN ISLAM

Makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah hadits tarbawi

Dosen Pembimbing
Arfan

Disusun oleh :
Moh. Ali Sukron Hasyim ( 20171550079 )
Mimunah ( 201715500 )
Mery Ismiati ( 201715500)
Miftahul Munir ( 201715500 )

Pendidikan Agama Islam ( PAI )


Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surabaya
2017-2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................. 2

A Materi Pendidikan Jasmani ................................................................................................. 2

B. Materi Pendidikan Sosial ................................................................................................. 13

C. Materi Pendidikan Intelek ................................................................................................ 20

D. Materi Pendidikan Seks ................................................................................................... 23

BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 31

A. KESIMPULAN .................................................................................................................. 31

B. SARAN ............................................................................................................................. 31

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 32

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan total yang mencoba
mencapai tujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mental, sosial serta emosional bagi
masyarakat, dengan wahana aktivitas jasmani. Pendidikan sosial adalah suatu proses pembinaan
kesadaran sosial, sikap sosial dan keterampilan sosial agar anak dapat hidup dengan wajar di
tengah-tengah lingkungan masyarakatnya. Pendidikan akal adalah proses meningkatkan
kemampuan intelektual anak, ilmu alam, teknologi dan sains modern sehingga anak mampu
menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan dalam rangka menjalankan fungsinya
sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang
ditetapkan oleh Allah. Islam begitu gigih menyeimbangkan pertumbuhan manusia sehingga
pembentukannya sesuai dengan tabiat yang telah diciptakan Allah dan juga sesuai dengan fitrah
yang telah digariskan Allah. Demikianlah bahwa keseimbangan dalam segala hal merupakan
salah satu bagian dari karakter islam yang istimewa

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di ambil rumusan masalahnya adalah:

a. Pendidikan jasmani
b. Pendidikan sosial
c. Pedndidikan Intelektual/akal
d. Pendidikan seks

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Materi Pendidikan Jasmani

1. Mukmin yang kuat lebih baik dari mukmin yang lemah


a) Hadits

‫عثْ َمانَ َع ْن ُم َح َّم ِد ب ِْن َيحْ َيى ب ِْن‬ُ ‫يس َع ْن َر ِبي َعةَ ب ِْن‬ َ ‫َّللاِ ْبنُ ِإد ِْر‬ َ ‫ حدَّثَنَا أَبُو َب ْك ِر ْبنُ أ َ ِبي‬- 4816
َّ ُ‫ش ْي َبةَ َوا ْبنُ نُ َمي ٍْر َق َاَل َحدَّثَنَا َع ْبد‬
‫َّللاِ ِم ْن ْال ُمؤْ ِم ِن‬ ُّ ‫سلَّ َم ْال ُمؤْ ِمنُ ْالقَ ِو‬
َّ ‫ي َخي ٌْر َوأ َ َحبُّ ِإ َلى‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫قَا َل َر‬:َ‫ع ْن أ َ ِبي ه َُري َْرة َ قَال‬َ ِ‫َحبَّانَ َع ْن ْاْلَع َْرج‬
‫ش ْي ٌء فَ ََل تَقُ ْل لَ ْو أَنِي فَ َع ْلتُ َكانَ َكذَا َو َكذَا َولَ ِك ْن‬ َ َ‫اَّللِ َو ََل ت َ ْع َج ْز َوإِ ْن أ‬
َ َ‫صابَك‬ َّ ِ‫ص َعلَى َما يَ ْنفَعُكَ َوا ْست َ ِع ْن ب‬ ْ ‫يف َوفِي ُك ٍل َخ ْي ٌر احْ ِر‬ ِ ‫ض ِع‬َّ ‫ال‬
1
‫طان‬ َ ‫ش ْي‬ َّ ‫قُ ْل قَدَ ُر‬
َّ ‫َّللاِ َو َما شَا َء فَعَ َل فَإ ِ َّن لَ ْو ت َ ْفت َ ُح َع َم َل ال‬

b) Terjemahan
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Ibnu Numair mereka
berdua berkata; telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Idris dari Rabi’ah bin “utsman
dari Muhammad bin Yahya bin Habban dari Al-A’raj dari Abu Hurairah dia berkata:
Rasulullah SAW bersabda: “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala daripada orang mukmin yang lemah. Pada masing-masing memang
terdapat kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu, mohonlah
pertolongan kepada Allah Azza wa Jalla dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah.
Apabila kamu tertimpa suatu kemalangan, maka janganlah kamu mengatakan; seandainya saya
tadi berbuat begini dan begitu. Tetapi katakanlah; Ini sudah takdir Allah dan apa yang
dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya. Karena sesungguhnya ungkapan kata “law”
(seandainya) akan membukakan jalan bagi godaan syetan”.2

1
Shahih Muslim, Bab 46 Kitab Takdir, Bab Perintah untuk kuat dan tidak lemah, no 4816
2
Lidwa Pusaka i-software, Kitab Muslim, Bab Takdir, Bab Perintah untuk kuat dan tidak lemah, no 4816

2
c) Informasi mu’jam
Setelah potongan hadits yang diberikan oleh dosen pembimbing, kemudian
menelusurinya ke mu’jam dengan menggunakan potongan hadits ‫امن‬dan pemakalah menemukan
bahwa hadits diatas terdapat dalam mu’jam jilid I, terdapat dalam beberapa kitab yaitu Shahih
Muslim kitab Takdir 34, Ibnu Majah kitab Muqaddimah 10, dan kitab zuhdi 14.3

d) Asbabul wurud
Sepanjang penelusuran hadits pemakalah belum menemukan asbabul wurud hadits.

e) Syarahan Hadits
Orang mukmin yang kuat lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah dan
pada setiap yang baik, kekuatan dari perbuatan terpuji mengandung suatu ketaatan, dengan
mempunyai badan yang kuat akan ada banyak amalan sepanjang hari, banyak melakukan puasa,
jihad dan haji. Kadang-kadang ada kekuatan padanya dan ketepatan pada dirinya, ada yang lebih
utama daripada jihad yaitu kekuatan untuk merubah hal yang mungkar atau ada kekuatan dengan
menggunakan harta dan kekayaan banyak diinfakkan pada jalan yang baik dan menghentikan
harta-harta yang dituntut di dunia dan rakus atas segala sesuatu yang ada padanya dan semua
bentuk dalam kekuatan dan nabi Muhammad SAW bersabda setiap kebaikan iman adalah sifat
mereka tetapi Allah telah menjelaskan diantara ciptaanya di bumi dan mengangkat sebahagian
dari mereka di atas sbagian yang lainnya beberapa derajat.4
Yang dimaksud dengan ‫ القوة‬disini adalah keinginan diri dan kecakapan/kesiapan dalam
urusan akhirat. Pemilik sifat ini kebanyakan berani terhadap musuh dalam jihad.
Mempercepat/bersegera keluar padanya dan senantiasa menuntut dan memperkuat keinginan
dalam mengajak pada yang baik dan melarang pada yang mungkar. Sabar terhadap penyakit dan
membawa kerinduan terhadap zatnya Allah, mencintai shalat, puasa, zakat dan selalu berada di
jalanAllah.5

3
Mu’jam Jilid I
4
Imam Al Hafiz Abi Al Fadli ‘Iyadh bin Musa bin ‘iyad lhishobi, syarhu shahih Muslim lil Qadhi ‘iyad, juz 8, hal. 157
5
Syarhu Muslim fi Maktabah Tsamilah

3
f) Ayat Terkait
Ayat yang berkaitan dengan hadits diatas QS An-Nisa ayat 95

ž Artinya, “Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang
tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka
dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas
orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala
yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk
dengan pahala yang besar”.

( َ‫ )القَ ِعدُون‬yang duduk diperhadapkan dengan al mujahidun padahal biasanya duduk


diperhadapkan dengan berdiri, As Sya’rawi menjawab pada Islam setiap umat yang memeluk
agama islam menganggap diri mereka berjuang setiap saat, karna siap memenuhi panggilan.
Adapun yang duduk dia dianggap tidak siap untuk berjuang dan tidak memiliki ciri mukmin
yang baik.6

g) Analisa Kependidikan
Mukmin yang kuat tentu akan dapat melaksanakan segala aktivitas ibadah dengan baik
dan sempurna tanpa ada hambatan yang menghalanginya untuk berbuat kebaikan, sedang
mukmin yang lemah dan tidak kuasa untuk beraktivitas. Ibadah tidak dilakukan dengan semata
niat tetapi perlu direalisasikan dalam bentuk gerakan badan seperti shalat, puasa dan haji karena
kesehatan juga merupakan hal yang urgen dalam beribadah.

2. Menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga


a) Berkuda
1) Hadits

‫س ََّل ٍم َع ْن خَا ِل ِد‬َ ‫الرحْ َم ِن ْبنُ َي ِزيدَ ب ِْن َجا ِب ٍر َحدَّثَ ِني أَبُو‬ َّ ُ‫ار ِك َحدَّث َ ِني َع ْبد‬ َ ‫َّللاِ ْبنُ ْال ُم َب‬
َّ ُ ‫ور َحدَّثَنَا َع ْبد‬
ٍ ‫ص‬ُ ‫ َحدَّثَنَا َس ِعيد ُ ْبنُ َم ْن‬- 2152
َ‫اح ِد ث َ ََلثَةَ نَفَ ٍر ْال َجنَّة‬
ِ ‫س ْه ِم ْال َو‬ َّ ‫سلَّ َم يَقُو ُل إِ َّن‬
َّ ‫َّللاَ َع َّز َو َج َّل يُد ِْخ ُل بِال‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ‫سو َل‬
َ ِ‫َّللا‬ ِ ‫ع ْقبَةَ ب ِْن َع‬
َ َ‫ام ٍر قَال‬
ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬ ُ ‫ب ِْن زَ ْي ٍد َع ْن‬
6
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Volume 2, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 560

4
‫ث‬ٌ ‫ْس ِم ْن اللَّ ْه ِو ِإ ََّل ثَ ََل‬
َ ‫ي ِم ْن أ َ ْن ت َْر َكبُوا لَي‬ َّ َ‫ار َكبُوا َوأَ ْن ت َْر ُموا أ َ َحبُّ ِإل‬
ْ ‫ار ُموا َو‬ْ ‫ي ِب ِه َو ُم ْن ِبلَهُ َو‬ َ ‫الر ِام‬َّ ‫ص ْن َعتِ ِه ْال َخي َْر َو‬َ ‫صانِ َعهُ َيحْ تَسِبُ فِي‬
َ
7
‫ي َب ْعدَ َما َع ِل َمهُ َر ْغ َبةً َع ْنهُ فَإِنَّ َها ِن ْع َمةٌ ت ََر َك َها أَ ْو قَا َل َكفَ َرهَا‬ َّ َ‫سهُ َو ُم ََل َع َبتُهُ أَ ْهلَهُ َو َر ْميُهُ ِبقَ ْو ِس ِه َونَ ْب ِل ِه َو َم ْن ت ََرك‬
َ ‫الر ْم‬ َّ ُ‫ت َأْدِيب‬
َ ‫الر ُج ِل فَ َر‬

2) Terjemahan
Telah menceritakan kepada kami sa’id bin Mansur, telah menceritakan kepada kami
Abdullah bin Al Mubarak, telah menceritakaan kepadaku Abdurrahaman bin Yazid bin
Jabir,telah menceritakan kepadaku Abu Sallam. Dari Khalid bin Zaid dari ‘Uqbah, ia berkata;
Saya mendengar Rasulullah shallaallahu alaihi wassalam berkata; “Sesungguhnya Allah
memasukkan tiga orang kedalam surga karena satu anak panah. Pembuatnya yang
menginginkan kebaikan kedalam membuatnya, orang yang memanah dengannya, serta orang
yang mengambilkan anak panah untuknya. Panah dan naiklah kuda, kalian memanah adalah
lebih aku sukai dari pada kalian menaiki kudabukan termasud hiburan (yang disunahkan)
kecuali tiga perkara: seseorang melatih kudanya, bercanda dengan istrinya, dan memanah
dengan menggunakan busurnya serta anak panah nya. Dan barang siapa yang meninggalkan
memanah setelah ia mengetahui nya karena tidak senang kepadanya maka sesungguhnya hal
tersebut adalah kenikmatan yang ia tinggalkan atau ia berkata:yang ia ingkar”.8

3) Informasi Mu’jam
Setelah potongan hadits yang diberikan oleh dosen pembimbing, kemudian
menelusurinya ke mu’jam dengan menggunakan potongan hadits ‫ ركب‬dan pemakalah
menemukan bahwa hadits diatas terdapat dalam mu’jam jilid II, terdapat dalam beberapa kitab
yaitu An-Nasa’i kitab Khail 8, Tirmidzi kitab Fadh’il Jihad 11, Sunan Ibnu Majah Jihad 19,
Ahmad Ibnu Hambal jilid 4, 144, 146, 148.9

4) Asbabul Wurud
Sepanjang penelusuran hadits pemakalah belum menemukan asbabul wurud hadits.

7
Maktabah Tsamilah, Sunan Abu Daud, no. 2152
8
Lidwa Pusaka i-software, Sunan Abu Daud, Kitab Jihad, Bab penjelasan tentang melempar, no 2152
9
Mu’jam Jilid 2

5
5) Syarahan Hadits
‫ بالسهم الواحد‬artinya karena melempar orang-orang kafir, Auni Al- Ma’bud berkata dalam
Al-Misbah: ‫ السهم‬merupakan salah satu dari memanah dan dikatakan ‫ السهم‬karena sama dengan
pisau. ‫ سهم‬merupakan kata tunggal banyak arti. Allah memasukkan tiga orang kedalam surga
karena satu anak panah. Yaitu pembuatnya yang menginginkan kebaikan dalam membuatnya,
kedua orang yang memanah dengannya, serta ketiga orang yang mengambilkan anak panah
untuknya.10

6) Analisa Kependidikan
Berkuda dan memanah termasuk olahraga yang disukai oleh Rasulullah SAW.
Kemampuan berkuda dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan tugas-tugas kehidupan termasuk
berdagang dan berperang. Dalam konteks zaman sekarang, anjuran mengendrai kuda dapat pula
diterjemahkan sebagai anjuran penggunaan teknologi transportasi.11

b) Memanah
1) Hadits

َ‫ع ْقبَةَ بْن‬ َ ُ‫شفَي ٍ أَنَّه‬


ُ ‫س ِم َع‬ ُ ‫ث َع ْن أَ ِبي َع ِلي ٍ ث ُ َما َمةَ ب ِْن‬ ِ ‫ار‬ ِ ‫ب أ َ ْخبَ َرنِي َع ْم ُرو ْبنُ ْال َح‬ ٍ ‫َارونُ ْبنُ َم ْع ُروفٍ أ َ ْخبَ َرنَا ا ْبنُ َو ْه‬
ُ ‫ َحدَّثَنَا ه‬- 3541
‫ي‬ َّ َ‫ط ْعت ُ ْم ِم ْن قُ َّوةٍ }أَ ََل ِإ َّن ْالقُ َّوة‬
ُ ‫الر ْم‬ َ َ‫سلَّ َم َوه َُو َعلَى ْال ِم ْنبَ ِر يَقُولُ{ َوأ َ ِعدُّوا لَ ُه ْم َما ا ْست‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫َّللا‬ ُ ُ‫ام ٍر يَق‬
ُ ‫وَل َس ِم ْعتُ َر‬
َّ ‫سو َل‬ ِ ‫َع‬
12
‫ي‬ َّ َ ‫ي أَ ََل إِ َّن ْالقُ َّوة‬
ُ ‫الر ْم‬ َّ َ ‫أ َ ََل ِإ َّن ْالقُ َّوة‬
ُ ‫الر ْم‬

2) Terjemahan
Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ma'ruf telah mengabarkan kepada kami
Ibnu Wahb telah mengabarkan kepadaku Amru bin Al Harits dari Abu Ali Tsumamah bin Syufayi

10
Syarhu Hadits Maktabah Tsamilah Sunan Abu Daud
11
Bukhari Umar, Pendidikan dalam Perspektif Hadits, Batusangkar: Stain Batusangkar, 2011), hal. 45
12
Maktabah Tsamilah, Shahih Muslim

6
bahwa dia mendengar 'Uqbah bin 'Amir berkata, "Saya pernah mendengar Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan ketika beliau di atas mimbar: '(Dan siapkanlah
untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi) ketahuilah sesungguhnya
kekuatan itu adalah melempar, ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu adalah melempar,
ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu adalah melempar."13

3) Asbabul wurud
Sebagaimana diterangkan dalam al Jami’ul Kabir bersumber dari Ibnu Umar bahwa nabi
telah kehilangan seorang laki-laki. Beliau bertanya: “Kemana dia?” Salah seorang menjawab:
“dia pergi bermain.” Rasulullah bersabda: “Bagi kita ada bermain, Melempar senjata bukan
sembarang permainan.14

4) Syarahan hadits
َّ ‫ ) أ َ ََل ِإ َّن ْالقُ َّوة‬Pernyataan ini adalah
Di dalam hadits dinyatakan bahwa ( ‫ قَالَ َها ثَ ََلثًا‬. ‫الر ْمي‬
Penafsirannya, dalam hal ini terdapat pandangan yang berbeda dari para mufassir. Pada hadits
berikutnya menjelaskan keutamaan memanah, berjuang, berjaga dengan niat berjuang dijalan
Allah Swt, Selanjutnya keutamaan berani dan tata cara mempergunakan senjata. Serta kompetisi
kuda dan lain-lain, seperti penjelasan sebelumnya. Adapun tujuannya adalah untuk terlatih dalam
pertempuran dan terjaganya fisik. 15

5) Ayat terkait
Sebagaimana terdapat dalam QS Al- Anfal: 60

Artinya: dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu

13
Lidwa Pusaka i-software, Shahih Muslim, Kitab Kepemimpinan, Bab Keutamaan Melempar di Jalan Allah, , no 3541
14
Ibnu Hamzah Al Husaini al Hanafi ad Damsyiqi, Asbabul Wurud, jilid 3 (Jakarta: Kalam Mulia, 2002) hal. 175
15
Maktabah Tsamilah, Syarahan Hadits, Shahih Bukhari

7
menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah
niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).

6) Analisa kependidikan
Rasulullah SAW pernah memberikan motivasi kepada para sahabat agar mereka
bergairah memanah. Memanah pada dasarnya adalah menggunakan senjata. Senjata dapat
berkembang sesuai dengan perubahan zaman. Karena pada saat ini senjata sudah beraneka
ragam, maka anjuran memanah itu dapat pula berarti anjuran menggunakan senjata yang
modern.16

c) Menjaga pola makan


1) Hadits

‫ع َم َر ََل يَأ ْ ُك ُل َحتَّى يُؤْ تَى‬ ُ ُ‫ش ْعبَةُ َع ْن َواقِ ِد ب ِْن ُم َح َّم ٍد َع ْن نَافِعٍ قَا َل َكانَ ا ْبن‬
ُ ‫ص َم ِد َحدَّثَنَا‬َّ ‫ار َحدَّثَنَا َع ْبد ُ ال‬ ٍ ‫ش‬ َّ َ‫ َحدَّثَنَا ُم َح َّمد ُ ْبنُ ب‬- 4974
‫سلَّ َم يَقُو ُل‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ي‬ َّ ِ‫س ِم ْعتُ النَّب‬
َ ‫ي‬َّ َ‫يرا فَقَا َل يَا نَافِ ُع ََل تُد ِْخ ْل َهذَا َعل‬ ً ‫ين يَأ ْ ُك ُل َمعَهُ فَأَدْخ َْلتُ َر ُج ًَل يَأ ْ ُك ُل َمعَهُ فَأ َ َك َل َك ِث‬
ٍ ‫بِ ِم ْس ِك‬
17
َ ‫اح ٍد َو ْالكَافِ ُر يَأ ْ ُك ُل فِي‬
‫س ْبعَ ِة أ َ ْمعَاء‬ ِ ‫ْال ُمؤْ ِمنُ يَأ ْ ُك ُل فِي ِمعًى َو‬

2) Terjemahan
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar Telah menceritakan kepada
kami Abdush Shamad Telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Waqid bin Muhammad dari
Nafi’ ia berkata; Biasanya Ibnu Umar tidak makan hingga datang kepadanya seorang miskin
lalu makan bersamanya. Maka aku pun memasukkan seorang laki-laki untuk makan
bersamanya, lalu laki-laki itu makan banyak, maka ia pun berkata, “Wahai Nafi’, jangan kamu
masukkan orang ini. Sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah Sahallahu “Alaihi wa
Sallam bersabda: Seorang mukmin itu makan dengan satu usus, sedangkan orang kafir makan
dengan tujuh usus.”18

16
Bukhari Umar, Pendidikan dalam Perspektif Hadits, Batusangkar: Stain Batusangkar, 2011), hal. 44
17
Lidwa Pusaka i-software, Shahih Bukhari, Bab Makanan, Mukmin Makan dengan satu usus dan kafir makan dengan tujuh usus,
hadits no 4974
18
Shahih Bukhari, Bab Makanan, Mukmin Makan dengan satu usus dan kafir makan dengan tujuh usus, hadits no 4974

8
3) Informasi Mu’jam
Setelah potongan hadits yang diberikan oleh dosen pembimbing, kemudian
menelusurinya ke mu’jam dengan menggunakan potongan hadits ‫امن‬dan pemakalah menemukan
bahwa hadits diatas terdapat dalam mu’jam jilid I, terdapat dalam beberapa kitab yaitu Shahih
Bukhari kitab makanan 13, Muwatho’ kitab Shighatu nabi 10, Abu Daud kitab Makanan 14.19

4) Asbabul Wurud
Diriwayatkan dari oleh Thabrani di dalam “Al-Kabir” dari jahja berkata.” Aku telah tiba
disuatu rombongan kaum yang ingin masuk islam, mereka hadir bersama Rasulullah pada waktu
magib”. Ketika yahya selesai memberi ucapan selamat.Iaberkata “Setiap orang pergi memegang
tangan kawanya yang duduk sehingga tidak ada yang tinggal di mesjid selain aku dan
Rasulullah. Aku orang yang tertinggi dan yang terbesar. Tidak seorangpun yang melebihi aku,
Rasullah pergi bersama ku kerumahnya kemudian Rasulullah mempersilahkan aku memerah
susu kambing dan aku melakukanya sehingga aku memerah tujuh perahan dan diberikanya
kepada ku sebuah periuk dan aku membawanya. Tiba-tiba Ummu Aiman berkata:” Allah telah
melaparkan Rasulullah “Bersabda Rasullulah.”cukup hai Ummu Aimin, mereka telah makan
rezeki nya dan rezeki kita di tangan Allah.Maka berkumpullah Rasulullah bersama para
sahabatnya untuk melakukan sholat magrib. Selesai sholat Ummu Aiman berkata.” Ya
Rasulullah ,Bukankah orang ini tamu kita? ”Jawab Rasul: ”benar, sesungguhnys ia telah makan
pada usus seorang kafir. Dan orang kafir itu makan dengan tujuh usus.20

5) Syarahan Hadits
Menceritakan Muhammad bin Salam mengabarkan Abdah dari Ubaidillah dari Nafi’ dari
Ibnu Umar ra. Rasulullah SAW berkata sesungguhnya mukmin makan dengan satu usus dan
sesungguhnya orang kafir atau orang munafik dan tidaklah mereka keduanya tidak memperoleh,
berkata Abdullah dia makan pada tujuh usus-usus, dan anak Bukhair mengabarkan Malik dari
Nafi’ dari Ibnu Umar dari Nabi Muhammad SAW.21 Menurut M. Syuhudi Ismail, secara tekstual
hadits tersebut menjelaskan perbedaan usus orang beriman dengan orang kafir. Padahal
perbedaan anatomi tubuh manusia tidak disebabkan oleh perbedaan iman.

19
Mu’jam Jilid I
20
Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafi Ad Damsyiqi.Asbabul Wurud jilid 3. (Jakarta: Kalam Mulia. 2002) hal, 118
21
Hafiz Ahmad ‘Ali bin Hajar ‘ Asqalaniy, Fathul Bahri bi Syarhi Shahih Bukhariy, jus 10, hal. 672

9
Perbedaan usus dalam matan hadits tersebut menunjukkan perbedaan sikap atau pandangan
dalam menghadapi nikmat Allah, termasuk tatkala makan. Orang yang beriman memandang
makan bukan sebagai tujuan hidup, sedangkan orang kafir menempatkan makan sebagai bagian
dari tujuan hidupnya.22

6) Ayat Terkait

Artinya, “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid,
Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan.

Ayat diatas mengajak kepada anak-anak adam untuk menutup auratdi setiap memasuki
mesjid, dan makanlah yang halal lagi baik serta minumlah apa saja yang kamu sukai selagi tidak
memabukkan dan tidak mengganggu kesehatan, dan janganlah berlebih-lebihan.
Tentang proposional dalam makan dan minum harus sesuai dengan kondisi seseorang tidak
berlebih-lebihan. Nabi SAW berpesan “tidak ada wadah yang dipenuhkan manusia lebih buruk
dari perut. Cukuplah bagi anak adam beberapa suap yang dapat menegakkan tubuhnya, kalaupun
harus memenuhkan perut hendaklah sepertiga untuk makannya, sepertiga untuk minumnya, dan
sepertiga untuk pernapasannya.23

7) Analisa Kependidikan
Berdasarkan hadits diatas kita dapat melihat bahwa betapa besarnya Islam menjunjung
tinggi kekuatan fisik atau jasmani manusia. Dalam hal ini juga terdapat dalam pendidikan Islam.
Jika kekuatan fisik merupakan bagian pokok dari tujuan pokok dari pendidikan maka pendidikan
harus mempunyai tujuan kearah keterampilan fisik yang di anggap perlu bagi kuatnya tubuh

22
M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadits Nabi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), hal.21
23
Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah Volume 11, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 87-88

10
seseorang. Kebiasaan untuk mengembangkan kesehatan tubuh sangat dianjurkan, sementara
kebiasaan yang mengancam fisik dihindarkan.24

d) Menjaga kebersihan
1) Hadits pertama

: ‫ع ْن أَبِي َمالِكٍ ْاْل َ ْشعَ ِري ِ قَا َل‬ َ ‫ خدَّثَنَا َحبَّانُ ْبنُ ه ََِل ٍل َحدَّثَنَا أَبَانُ َحدَّثَنَا يَحْ يَى أ َ َّن زَ ْيدًا َحدَّثَه ُ أَن أَبَا‬- 328
َ ُ‫س ََّل ٍم َحدَّثَه‬
َ‫َّللاِ َو ْال َح ْمد ُ ِ ََّّللِ ت َ ْم ََلَ ِن أ َ ْو ت َْم ََل ُ َما َبيْن‬ ُ ‫ان َو ْال َح ْمد ُ ِ ََّّللِ ت َ ْم ََل ُ ْال ِميزَ انَ َو‬
َّ َ‫س ْب َحان‬ ِ ‫اْلي َم‬ ْ ‫ور ش‬
ِ ْ ‫َط ُر‬ ُّ ‫سلَّ َم ال‬
ُ ‫ط ُه‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫قَا َل َر‬
‫سهُ فَ ُم ْعتِقُ َها‬ ِ َّ‫ضيَا ٌء َو ْالقُ ْرآنُ ُح َّجةٌ لَكَ أ َ ْو َعلَيْكَ ُك ُّل الن‬
َ ‫اس يَ ْغدُو فَبَا ِي ٌع نَ ْف‬ ِ ‫صب ُْر‬ ٌ ‫صدَقَةُ ب ُْره‬
َّ ‫َان َوال‬ ٌ ُ‫ص ََلة ُ ن‬
َّ ‫ور َوال‬ ِ ‫ت َو ْاْل َ ْر‬
َّ ‫ض َوال‬ ِ ‫س َم َاوا‬ َّ ‫ال‬
‫أَ ْو ُمو ِبقُ َها‬

2) Terjemahan
Diceritakan kepda kami Ishaq ibn Mansur dicerikan kepada kami Habban bin Hilal
diceritakan kpada kami ayahnya diceritakan kepada kami bahwasanya Zaid diceritakannya
bahwa Abu Salam diceritakan kepada kami Abu Malik Al As’ari berkata telah bersabda
Rasulullah saw kebersihan itu sebahagian dari iman, alhamdulillah memenuhi timbangan,
subhanallah dan alhamdulillah keduanya memenuhi, atau salah satunya memenuhi apa yang
ada antara langit dan bumi, shalat adalah cahaya, sedekah adalah petunjuk, kesabaran adalah
sinar, dan al-Qur'an adalah hujjah untuk amal kebaikanmu dan hujjah atas amal kejelekanmu.
Setiap manusia adalah berusaha, maka ada orang yang menjual dirinya sehingga
membebaskannya atau menghancurkannya."

3) Informasi mu’jam
Untuk menelusuri hadits kedalam mu’jam, kami menggunakan kata ‫ امن‬dan kami
mendapatkan keterangan sebagai berikut:

4) Hadits kedua

24
Abdurrahman Shaleh Abdullah, teori-teori Pendidikan Berdasrkan Al-Qur’an, (Jakarta: Rineka Cipta. 1994), hal.140

11
‫الزنَا ِد َع ْن ْاْلَع َْرجِ َع ْن أ َ ِبي ه َُري َْرةَ َع ْن‬
ِ ‫س ْف َيانُ َع ْن أَ ِبي‬ ُ ‫ب َقالُوا َحدَّثَنَا‬
ٍ ‫س ِعي ٍد َو َع ْم ٌرو النَّا ِقد ُ َو ُز َهي ُْر ْبنُ َح ْر‬ َ ُ‫ َحدَّثَنَا قُت َ ْي َبةُ ْبن‬- 370
25 َ
ٍ‫صَلة‬َ ‫اك ِع ْندَ ُك ِل‬ِ ‫ث ُز َهي ٍْر َعلَى أ ُ َّمتِي َْل َ َم ْرت ُ ُه ْم بِالس َِو‬ ِ ‫ش َّق َعلَى ْال ُمؤْ ِمنِينَ َوفِي َحدِي‬ ُ َ ‫سلَّ َم قَا َل لَ ْو ََل أ َ ْن أ‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫النَّبِي‬

5) Terjemahan
“Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id dan Amru an-Naqid serta Zuhair
bin Harb mereka bertanya, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abu az-Zinad dari al-
A'raj dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Sekiranya tidak menyusahkan
kaum mukminin, dan dalam hadits Zuhair atas umatku, niscaya akan aku suruh mereka untuk
bersiwak pada setiap (akan) shalat."26

6) Asbabul wurud
Sepanjang penelusuran hadits pemakalah belum menemukan asbabul wurud hadits.

7) Syarahan hadits
Sabda Rasulullah Saw: "Sekiranya tidak menyusahkan kaum mukminin atau bagi
umatku, niscaya akan aku suruh mereka untuk bersiwak setiap kali shalat." Ini menunjukkan
bahwa bersiwak tidak wajib. Berkata Imam Syafi”I Rahimahullah : jika seandainya bersiwak
adalah wajib maka Nabi memerintahkan untuk melakukannya dalam keadaan sulit maupun
lapang. Sebagian kalangan ulama berpendapat bahwa perintah ini adalah wajib. Berdasarkan
pandangan mayoritas ulama fikih, mutakallimin dan ushul fikih.

Mereka berpandangan bahwa indikasi dalilnya adalah sunnah. Sehingga pandangan ini
memerlukan dalil akurat yang menunjuk bahwa bersiwak itu adalah sunnah berdasarkan sabada
Rasululllah Saw: Sekiranya tidak menyusahkan kaum mukminin atau bagi umatku, niscaya akan
aku suruh mereka bersiwak. Jama’ah berkata dari ini jelas bahwa yang sunnahtidaklah
dianjurkan. Hal ini terjadi perbedaan dikalangan ulama Ushul fikih.Dikatakan bahwa hal ini
menunjukkan bahwa bersiwak bukan lah suatu yang diwajibkan.27

25
Maktabah Tsamilah, Shahih Muslim, No. 370
26
Lidwa Pusaka i-software, Shahih Muslim, KitabThaharah, Bab Siwak, no 370
27
Maktabah Tsamilah, Syarahan Hadits, Shahih Muslim

12
Menjaga kebersihan mulut dan gigi sangat besar manfaatnya bagi kesehatan, siwak yang
dilakukan dengan seimbang dapat membersihkan gigi, banyak manfaat antara lain dapat
menyegarkan mulut, menguatkan gusi, menghilangkan lubang-lubang gigi, menyehatkan perut,
membantu pencernaan makanan dan menyaring suara.28

8) Analisa kependidikan
Siwak adalah nama untuk dahan atau akan pohon. Persyaratan dahan atau akar pohon
yang bisa digunakan untuk bersiwak adalah lembut, batang atau akar kayu yang keras tidak
boleh digunakan untuk bersiwak karena bisa merusak gusi dan email gigi; bisa membersihkan
dan berserat serta bersifat basah, sehingga akar atau batang yang tidak ada seratnya tidak bisa
digunakan untuk bersiwak; serat tersebut tidak berjatuhan ketika digunakan untuk bersiwak
hingga bisa mengotori mulut Terdapat dalam pelajaran akhlak kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah
semester 1 Standar Kompetensi membiasakan akhlak terpuji Kompetensi Dasar membiasakan
sifat disiplin dan hidup bersih dalam kehidupan sehari-hari. Materi Mandi, gosok gigi dan kera-
mas serta setelah buang air kecil atau besar.

B. Materi Pendidikan Sosial

1. Menjaga tali silaturrahmi dengan sesama muslim


a) Hadits

‫سلَّ َم قَا َل ََل‬ َّ ‫صلَّى‬


َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ‫سو َل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫أن َر‬ َّ : ٍ‫ب َع ْن أَن َِس ب ِْن َمالِك‬ ٍ ‫ف أ َ ْخبَ َرنَا َما ِلكٌ َع ْن اب ِْن ِش َها‬
َ ‫س‬ َّ ُ ‫ َحدَّثَنَا َع ْبد‬- 5612
ُ ‫َّللاِ ْبنُ يُو‬
29
ِ ‫َّللاِ إِ ْخ َوانًا َو ََل يَ ِحلُّ ِل ُم ْس ِل ٍم أَ ْن يَ ْه ُج َر أَخَاهُ فَ ْوقَ ث َ ََل‬
‫ث لَيَا ٍل‬ َّ َ‫سد ُوا َو ََل تَدَابَ ُروا َو ُكونُوا ِعبَاد‬َ ‫تَبَا َغضُوا َو ََل ت َ َحا‬

b) Terjemahan
Diceritakan kepada kami abdullah bin yusuf telah menghabarkan kepada kami malik
dari ibnu sihab dari annas bin malik bahwa sanya rasulullah saw bersabda janganlah saling

28
Aminuddin dan Abdul Rozak, Hadits-Hadits tentang Tuntunan Hidup, (Jakarta: Mitra Media, 2010), hal. 55
29
Maktabah Tsamilah Bukhari

13
bermusuh musuhan, dan saling mendengki, dan janganlah saling mengadu domda, dan jadilah
kalian hamba allah yang bersaudarah dan tidak halal bagi seorang muslim, memusuhi atau
mendiamkan saudaranya, lebih dari 3 malam

َّ ‫ي‬
ُ‫َّللا‬ ِ ‫ي َع ْن أَن َِس ب ِْن َمالِكٍ َر‬
َ ‫ض‬ ُّ ‫س قَا َل ُم َح َّمد ٌ ه َُو‬
ُّ ‫الز ْه ِر‬ ُ ُ‫سانُ َحدَّثَنَا يُون‬ ُّ ‫وب ْال ِك ْر َما ِن‬
َّ ‫ي َحدَّثَنَا َح‬ َ ُ‫ َحدَّثَنَا ُم َح َّمد ُ ْبنُ أ َ ِبي َي ْعق‬- 1925
30
ِ َ‫سأ َ لَهُ فِي أَث َ ِر ِه فَ ْلي‬
ُ‫ص ْل َر ِح َمه‬ َ ‫ط لَهُ فِي ِر ْزقِ ِه أ َ ْو يُ ْن‬
َ ‫س‬َ ‫س َّرهُ أَ ْن يُ ْب‬
َ ‫سلَّ َم يَقُو ُل َم ْن‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ‫سو َل‬
َ ِ‫َّللا‬ َ َ‫َع ْنهُ قَال‬
ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬

c) Terjemahan
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abu Ya'qub AL Karmaniy telah
menceritakan kepada kami Hassan telah menceritakan kepada kami Yunus berkata, Muhammad,
dia adalah Az Zuhriy dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu berkata; Aku mendengar Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang ingin diluaskan rezeqinya atau
meninggalkan nama sebagai orang baik setelah kematiannya hendaklah dia menyambung
silaturrahim".31

d) Asbabul wurud
Diriwayatkan dalam Al-Jami’ul Kabir dari Abdullah bin Ubay katanya kami pernah
duduk bersama Nabi. Kemudian Nabi bersabda tidak boleh duduk bersama ku hari ini orang
yang memutuskan silaturrahmi, tiba-tiba berdirilah seorang pemuda dari kerumunan orang dan
tidak lama setelah itu muncul pula seorang wanita (bibinya) yang rupanya keduanya sudah lama
tidak berbaikan, maka pemuda tadi meminta maaf kepadanya dan demikian pula bibinya,
akhirnya keduanya kembali duduk bersama Rasullullah SAW.32

e) Syarahan hadits
Siapa yang melapangkan baginya rezeki hendaklah menghubungkan silaturrahmi,
Muhammad bin Mu’in yaitu ibn Muhammad bin Mu’in bin Nudhlah Banun Maftuuhan Sakinah
ibn Amr dan bagi Nudhlah kakeknya atas sahabatnya. Siapa yang ingin diluaskan rezeqinya atau

30
Maktabah Tsamilah, Shahih Bukhari, No. 1925
31
Lidwa Pusaka i-software, Shahih Bukhari, Kitab Jual Beli, BabBarangsiapa yang suka untuk dilapangkan rizkinya, no 1925
32
Ibn Hamzah Al-Husaini al-Hanafi ad-Damsyiqi, Asbabul Wurud, jilid 1, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hal. 442

14
meninggalkan nama sebagai orang baik setelah kematiannya hendaklah dia menyambung
silaturrahim. 33

f) Ayat terkait
Allah berfirman dalam QS. An-Nisa’ ayat 1

Artinya: Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan
kamu dari seorang diri, dan dari padanya. Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya
Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.dan bertakwalah kepada
Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi
kamu.
Ayat diatas mengajak seluruh manusia yang beriman maupun yang tidak beriman agar
selalu menjaga kesatuan yaitu dengan menjaga silaturrahmi dan Allah juga melarang
memutuskan hubungan silaturrahmi tersebut.karena apapun yang terjadi Allah selalu mengawasi
ayat ini sebagai pendahuluan untuk mengatur lahirnya persatuan dalam masyarakat saling
membantu serta saling menyayangi karena manusia berasal dari satu keturunan. Tidak ada
perbedaan antara laki-laki dan perempuan.34

g) Analisa kependidikan
Sesama muslim itu adalah bersaudara, jadi kita harus saling menjaga tali silaturrahmi
dengan saudara kita sesama muslim. Karena kita sesama muslim diibaratkan seperti suatu
bangunan yang saling mengikat, bangunan yang satu memperkuat bangunan yang lain. Jadi agar
bangunan tetap kokoh maka muslim harus tetap satu dan tidak memutuskan tali silaturrahmi.
Seorang pendidik harus menjaga tali silaturrahmi yang baik dengan sesama pendidik, peserta

33
Hafiz Ahmad ‘Ali bin Hajar ‘ Asqalaniy, Fathul Bahri bi Syarhi Shahih Bukhariy, juz 12, hal. 221

34
Quraish Shihab, tafsir al-Misbah Vol 15, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal.397-398

15
didik, orangtua, dan masyarakat sekitar, dengan demikian peserta didik bisa meneladani sikap
guru tersebut.35

2. Menjaga tata krama dengan sesama muslim


a) Hadits

‫صلَّى‬ ُ ‫قَا َل َر‬: ‫صا ِلحٍ َع ْن أَبِي ه َُري َْرة َ قَا َل‬
َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬ َ ‫ين َع ْن أَبِي‬
ٍ ‫ص‬ِ ‫ص َع ْن أَبِي َح‬
ِ ‫س ِعي ٍد َحدَّثَنَا أَبُو ْاْلَحْ َو‬
َ ُ‫ َحدَّثَنَا قُت َ ْيبَةُ ْبن‬- 5559
َ ‫اَّللِ َو ْاليَ ْو ِم ْاْل ِخ ِر فَ ْليُ ْك ِر ْم‬
َّ ِ‫ض ْيفَهُ َو َم ْن َكانَ يُؤْ ِمنُ ب‬
ِ‫اَّلل‬ َ ‫اَّللِ َو ْاليَ ْو ِم ْاْل ِخ ِر فَ ََل يُؤْ ِذ َج‬
َّ ِ‫ارهُ َو َم ْن َكانَ يُؤْ ِمنُ ب‬ َّ ِ‫سلَّ َم َم ْن َكانَ يُؤْ ِمنُ ب‬ َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َّ
36 ْ
‫ص ُمت‬ ْ َ‫َو ْاليَ ْو ِم ْاْل ِخ ِر فَ ْليَقُ ْل َخي ًْرا أَ ْو ِلي‬

b) Terjemahan
“Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami
Abu Al Ahwash dari Abu Hashin dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir,
janganlah ia mengganggu tetangganya, barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir
hendaknya ia memuliakan tamunya dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir
hendaknya ia berkata baik atau diam."37

c) Informasi mu’jam
Untuk menelusuri hadits kedalam mu’jam, kami menggunakan kata ‫ امن‬dan kami
mendapatkan keterangan sebagai berikut38

d) Asbabul wurud
Sepanjang penelusuran hadits pemakalah belum menemukan asbabul wurud hadits.

35
Aminuddin dan Abdul Rozak, Hadits-hadits tentang Tuntunan Hidup, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010), hal. 55
36
Maktabah Tsamilah, Shahih Bukhari, No. 5559
37
Lidwa Pusaka i-software, Kitab Bukhari, Bab Siapa yang berimn kepada Allah dan hari akhir, jangan mengganggu tetangganya, no
5559
38
Mu’jam Jilid I

16
e) Syarahan hadits
Dan siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah berkata yang baik
atau jika tidak bisa lebih baik ia diam, dengan Dhammah mim dan boleh kasrah dan dari
pekataan karena perkataan ini karena perkataan seluruhya ada kalanya baik dan ada kalanya
buruk dan termaksut ditakwilkan kepadanya dan apa-apa darinya buruk atau di palingkan pada
yang buruk atau di palingkan pada yang buruk maka diperhatikan untuk diam, dan telah
dikeluarkan oleh Thabrani dan Baihaki dan zahid dari hadis Abu Umamah seperti hadist pada
bab ( maka berkatalah yang baik-baik atau ada 3 urusan mengumpulkan kemulian akhlak baik
dalam perbuatan maupun perkataan :

1. Dalam pembuatan dan perkataan dan dikembalikan kepada urusanya yang kosong dari
kejelekanuya
2. Dikembalikan pada urusan dengan urusan dengan keuntungan, dan orang yang
menyambungkan silaturrahmi juga menyambungkan iman yaitu sifat atas apa yang diciptakan
Allah baik perkataan yang baik atau diam dari kejelekan maupun perbuatan yang tidak
bermanfaat atau meninggalkan mudharat.

Dan dalam persoalan makna diam diceritakan dalam beberapa hadist Abi Musa dan
Abdullah bin Amr bin Ash Seorang muslim adalah orang yang selamat dari muslim yang lain
dan tanganya dan lisanya dan dijelaskan dalam kitap iman, dan bagi Thabrani dari Ibnu Mas’ud
aku telah berkata kepada Rasulullah SAW ya Rasulullah apakah perbuatan yang lebih utama?
Maka disebutkanlah orang muslim yang selamat dari engkau.39

f) Ayat terkait
Allah berfirman dalm QS. Al-Isra’ : 53

Artinya: dan Katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan


Perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di
antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.

39
Hafiz Ahmad’Ali bin Hajar ‘Asqalany,Fhatur Bari bisyarhi Shahih Bhukhari, juz 12

17
Ayat di atas memerintahkan Nabi SAW untuk mengucapkan perkataan yang terbaik dan
benar ketika menghadapi kaum musyrikin bahkan dalam menghadapi siapapun. Dengan
demikian akan lahir sikap simpati dan dapat melunakkan hati yang beku, apalagi syetan selalu
mencari celah untuk membuat manusia berselisih.40

g) Analisa kependidikan
Di dalam menjalani kehidupan seharusnya setiap sesama muslim agar selalu memelihara
lidah dan tangannya dari segala perkataan dan perbuatan kecuali perbuatan yang membawa
kepada kemashlahatan. Seandainya jika dengan berbicara dan diam itu tidak membahayakan dan
sama-sama tidak membawa kemashlahatan maka lebih baik diam, karena kadang-kadang dalam
pembicaraan yang tidak membawa kemashlahatan itu akan melantur pada hal-hal yang tidak
baik.41

Materi pendidikannya disekolah adalah materi aqidah akhlak dan materi sosial.
3. Saling membantu sesama muslim
a) Hadits

‫ظ ِل َيحْ َيى قَا َل َيحْ َيى أَ ْخ َب َرنَا و قَا َل‬ ُ ‫ي َواللَّ ْف‬ ُّ ‫ش ْي َبةَ َو ُم َح َّمدُ ْبنُ ْال َع ََل ِء ْال َه ْمدَا ِن‬
َ ‫ي َوأَبُو َب ْك ِر ْبنُ أ َ ِبي‬ ِ ‫ َحدَّثَنَا َيحْ َيى ْبنُ َيحْ َيى الت َّ ِم‬- 4876
ُّ ‫يم‬
‫س َع ْن‬َ َّ‫سلَّ َم َم ْن نَف‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫قَا َل َر‬: ‫ع ْن أَبِي ه َُري َْرة َ قَا َل‬ َ ٍ‫صا ِلح‬ َ ‫ان َحدَّثَنَا أَبُو ُمعَا ِويَةَ َع ْن ْاْل َ ْع َم ِش َع ْن أَبِي‬ ِ ‫ْاْلخ ََر‬
َّ ‫ب يَ ْو ِم ْال ِقيَا َم ِة َو َم ْن يَس ََّر َعلَى ُم ْعس ٍِر يَس ََّر‬
‫َّللاُ َعلَ ْي ِه فِي الدُّ ْنيَا َو ْاْل ِخ َرةِ َو َم ْن‬ ِ ‫َّللاُ َع ْنهُ ُك ْربَةً ِم ْن ُك َر‬
َّ ‫س‬ ِ ‫ُمؤْ ِم ٍن ُك ْربَةً ِم ْن ُك َر‬
َ َّ‫ب الدُّ ْنيَا نَف‬
َّ ‫س َّه َل‬
ُ‫َّللا‬ َ ‫س فِي ِه ِع ْل ًما‬ُ ‫ط ِريقًا يَ ْلت َِم‬َ َ‫سلَك‬ َ ‫َّللاُ فِي َع ْو ِن ْالعَ ْب ِد َما َكانَ ْالعَ ْبد ُ فِي َع ْو ِن أ َ ِخي ِه َو َم ْن‬
َّ ‫َّللاُ فِي الدُّ ْنيَا َو ْاْل ِخ َرةِ َو‬َّ ُ‫ست ََره‬
َ ‫ست ََر ُم ْس ِل ًما‬
َ
‫س ِكينَةُ َو َغ ِشيَتْ ُه ْم‬ ْ َ‫سونَهُ بَ ْي َن ُه ْم ِإ ََّل نَزَ ل‬
َّ ‫ت َعلَ ْي ِه ْم ال‬ َ َ‫َّللاِ َويَتَد‬
ُ ‫ار‬ َ ‫َّللاِ يَتْلُونَ ِكت‬
َّ ‫َاب‬ َّ ‫ت‬ ٍ ‫ط ِريقًا ِإلَى ْال َجنَّ ِة َو َما اجْ ت َ َم َع قَ ْو ٌم فِي بَ ْي‬
ِ ‫ت ِم ْن بُيُو‬ َ ‫لَهُ ِب ِه‬
‫َّللاِ ب ِْن نُ َمي ٍْر َحدَّثَنَا أَ ِبي‬
َّ ‫ َحدَّثَنَا ُم َح َّمدُ ْبنُ َع ْب ِد‬. ُ‫سبُه‬ ْ ‫طأ َ ِب ِه َع َملُهُ لَ ْم يُس ِْر‬
َ َ‫ع ِب ِه ن‬ َّ ‫الرحْ َمةُ َو َحفَّتْ ُه ْم ْال َم ََلئِ َكةُ َوذَك ََر ُه ْم‬
َّ ‫َّللاُ فِي َم ْن ِع ْندَهُ َو َم ْن َب‬ َّ
َ‫سا َمة‬َ ُ ‫ث أَ ِبي أ‬ ِ ‫صا ِلحٍ َو ِفي َحدِي‬ َ ‫ش َحدَّثَنَا ا ْبنُ نُ َمي ٍْر َع ْن أَ ِبي‬ َ ُ ‫ي َحدَّثَنَا أَبُو أ‬
ُ ‫سا َمةَ قَ َاَل َحدَّثَنَا ْاْل َ ْع َم‬ َ ‫ص ُر ْبنُ َع ِلي ٍ ْال َج ْه‬
ُّ ‫ض ِم‬ ْ َ‫ح و َحدَّثَنَاه ن‬
َ‫سا َمة‬َ ُ ‫ِيث أَبِي أ‬ َ ‫ث أَبِي ُمعَا ِويَةَ َغي َْر أَ َّن َحد‬ ِ ‫سلَّ َم بِ ِمثْ ِل َحدِي‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫َب َر‬ َ ‫صخ‬ َ ‫صا ِلحٍ َع ْن أَبِي ه َُري َْرة َ قَا َل‬ َ ‫َحدَّثَنَا أَبُو‬

40
Quraish Shihab, tafsir al-Misbah Vol 7, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 118-119
41
Aminuddin dan Abdul Rozak, hal. 84-85

18
42
‫ِير َعلَى ْال ُم ْعس ِِر‬ َ ‫لَي‬
ِ ‫ْس فِي ِه ِذ ْك ُر الت َّ ْيس‬

b) Terjemahan
“Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya At Tamimi dan Abu Bakr bin Abu
Syaibah dan Muhammad bin Al 'Ala Al Hamdani dan lafadh ini milik Yahya dia berkata; telah
mengabarkan kepada kami, dan berkata yang lainnya, telah menceritakan kepada kami Abu
Mu'awiyah dari Al A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: 'Barang siapa membebaskan seorang mukmin dari
suatu kesulitan dunia, maka Allah akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat.
Barang siapa memberi kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan, maka Allah akan
memberikan kemudahan di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi aib seorang muslim, maka
Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba-Nya
selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama muslim. Barang siapa menempuh jalan
untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan ke surga baginya. Tidaklah
sekelompok orang berkumpul di suatu masjid (rumah Allah) untuk membaca Al Qur'an,
melainkan mereka akan diliputi ketenangan, rahmat, dan dikelilingi para malaikat, serta Allah
akan menyebut-nyebut mereka pada malaikat-malaikat yang berada di sisi-Nya. Barang siapa
yang ketinggalan amalnya, maka nasabnya tidak juga meninggikannya.' Telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin 'Abdullah bin Numair telah menceritakan kepada kami Bapakku
Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, dan telah menceritakannya kepada kami Nashr
bin 'Ali Al Jahdhami telah menceritakan kepada kami Abu Usamah mereka berkata; telah
menceritakan kepada kami Al A'masy telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair dari Abu
Shalih. Sebagaimana di dalam hadits Abu Usamah Telah menceritakan kepada kami Abu Shalih
dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata dengan lantang,
sebagaimana Hadits Abu Mu'awiyah, hanya saja di dalam Hadits Abu Usamah tidak disebutkan;
memberi kemudahan kepada orang yang kesusahan.”43

c) Asbabul wurud
Sepanjang penelusuran hadits pemakalah belum menemukan asbabul wurud hadits.

42
Maktabah Tsamilah, Shahih Muslim, No. 4867
43
Lidwa Pusaka i-software, Shahih muslim, Kitab Dzikir, Do’a, Taubat dan Istighfar, BabKeutamaan berkumpul untuk membaca Al-
Qur'an dan dzikir, no 4690

19
d) Syarahan hadits
Tolong menolong dalam kebaikan dan saling menasehati dalam bergaul, dan pada semua
itu terdapat balasan semacam ketaatan dan barang siapa yang bersumpah bahwasanya si fulan
saudaranya atua menginginkan persaudaraan muslim maka janganlah melanggar sumpah.44

e) Analisa kependidikan
Nilai-nilai kependidikan yang terkandung dalam hadits diatas adalah:
1) Melepaskan berbagai kesulitan orang mukmin
2) Melonggarkan kesusahan orang lain
3) Menutup aib seorang mukmin serta menjaga orang lain dari berbuat dosa
4) Allah SWT menolong hambanya selagi hamba menolong saudaranya.

C. Materi Pendidikan Intelek

1. Hadits

ُ ‫ُّوب َوقُت َ ْيبَةُ َوا ْبنُ حُجْ ٍر قَالُوا َحدَّثَنَا ِإ ْس َم ِعي ُل َع ْن ْال َع ََل ِء َع ْن أ َ ِبي ِه َع ْن أَ ِبي ه َُري َْرةَأ َ َّن َر‬
َّ ‫سو َل‬
ِ‫َّللا‬ َ ‫ َحدَّثَنَا يَحْ يَى ْبنُ أَي‬- 4690
‫سولُهُ أَ ْع َل ُم قَا َل ِذ ْك ُركَ أَخَاكَ ِب َما َي ْك َرهُ ِقي َل أَفَ َرأَيْتَ ِإ ْن َكانَ ِفي أَ ِخي َما أَقُو ُل‬ َّ ‫سلَّ َم قَا َل أَتَد ُْرونَ َما ْال ِغي َبةُ قَالُوا‬
ُ ‫َّللاُ َو َر‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ
45
ُ‫قَا َل إِ ْن َكانَ فِي ِه َما تَقُو ُل فَقَدْ ا ْغتَ ْبتَهُ َوإِ ْن لَ ْم يَ ُك ْن فِي ِه فَقَدْ بَ َهتَّه‬

2. Terjemahan
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah dan Ibnu Hujr mereka
berkata; Telah menceritakan kepada kami Isma'il dari Al A'laa dari Bapaknya dari Abu
Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bertanya: "Tahukah kamu,
apakah ghibah itu?" Para sahabat menjawab; 'Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.' Kemudian
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Ghibah adalah kamu membicarakan

44
Hafiz Ahmad ‘Ali bin Hajar ‘ Asqalaniy, Fathul Bahri bi Syarhi Shahih Bukhariy, juz 5, hal. 382
45
Maktabah Tsamilah, Shahih Muslim, No. 4690

20
saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia sukai.' Seseorang bertanya; 'Ya Rasulullah,
bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang sesuai dengan
yang saya ucapkan? ' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: 'Apabila benar apa yang
kamu bicarakan itu ada padanya, maka berarti kamu telah menggunjingnya. Dan apabila yang
kamu bicarakan itu tidak ada padanya, maka berarti kamu telah membuat-buat kebohongan
terhadapnya.'46

3. Informasi mu’jam
Untuk menelusuri hadits kedalam mu’jam, kami menggunakan kata ghayaba dan kami
mendapatkan keterangan sebagai berikut

4. Asbabul wurud
Sepanjang penelusuran hadits pemakalah belum menemukan asbabul wurud hadits.

5. Syarahan hadits
Pada hadits di atas dijelaskan bahwa ghibah adalah membicarakan saudaramu mengenai
sesuatu yang tidak ia sukai. Apabila benar apa yang kita bicarakan tersebut ada padanya maka itu
termasuk bergunjing, dan apabila itu tidak ada terdapat padanya berarti kamu telah membuat-
buat kebohongan padanya dan bisa juga dikatakan dengan fitnah.

6. Ayat terkait
Ayat yang terkait dengan hadits adalah QS Al Hujurat ayat 12

Artinya, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan
kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula

46
Lidwa Pusaka i-software, Shahih Muslim, Kitab berbuat baik menyambut silaturrahmi dan Adab, Bab Haramnya Ghibah, no. 4690

21
sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih
baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri, dan jangan memanggil dengan gelaran yang
mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman,
dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

Ayat diatas menyatakan Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan buruk
sangka (kecurigaan) yang tidak memiliki indikator memadai, tidak jarang prasangka buruk
mengundang upaya untuk mencari-cari kesalahan orang lain serta yang lebih luas lagi jangan
mengunjing yaitu membicarakan aib saudaranya, sukakah kamu memakan bangkai saudara mu,
tentu kamu akan merasa jijik oleh kaerena itu hindarilah pergujingan dan bertakwalah kepada
Allah dengan melaksanakan perintahnya dan menjauhi laranganya bertaubatlah atas segala
kesalahan sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat Lagi Maha Penyanyang .47

7. Analisa kependidikan
Pendidikan akal adalah proses peningkatan kemampuan intelektual anak, ilmu alam,
teknologi, dan sains modren sehingga anak mampu menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmun
pengetahuan dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan Khaalifanya guna
me,bangun dunia sesuai dengan konsep yang telah ditetapkan .Rasulullah SAW menganjurkan
pada umatnya agar menggunakan akalnya dan dapat membedakan antara kebaikan dan
keburukan serta melarang umatnya untuk mengikuti orang lain tanpa berusaha menemukan
kebenaran.48

Ciri-ciri intelektual muslim adalah ;


a. Memiliki kemampuan berfikir yaitu seorang intelektual muslim itu harus memilki
kemampuan untuk memehami berbagi informasi keilmuan, melakukan analisis nalar baik
induktif maupun deduktif dan juga mampu berfikir prediktif dalam rangka memproyeksikan
kemungkinan – kemungkinan yang akan terjadi dalam kehidupan ini baik menyangkut alam
semesta maupun peraoalan sosial kemasyarakatan , sehingga dapar disusun rencana yang tepat
untuk menghadapinya, oleh karena itu intelektual muslim harus banyak membaca dan melakukan

47
Quraish Shihab,Tafsir Al misbah Volume 12, ( Jakarta:Lentera Hati, 2002) Hal. 609
48
Bukhari Umar, Pendidikan Dan Perspektif Hadist(Batusangkar : Stain Press,2011),Hal

22
eksperimen, untuk kemudian mengambil kesimpulan secara sistematis dan bermanfaat bagi
kehidupan umat manusia .

b. Memiliki komitmen Dzikir, sebagaimana AM Saefuddin katakan adalah nuatan-muatan iman


dalam setiap prilaku muslim sementara Quraisy Shihab mengatakan bahwa yang dimaksud
dengan Dzikir disini adalah mengingat Tuhan dalam segala kondisi dan keadaan.
c. Berkarya yaitu melahirkan kreatifitas dengan mendayagunakan potensi fikir, baik meliputu
studi,pembahasan, analisis mendalam dan mengambil kesimpulan yang berguna bagikehidupan
manusia.49

D. Materi Pendidikan Seks

1. Memisahkan tempat tidur anak laki-laki dan perempuan


a) Hadits

َ‫ار ْبنُ دَ ُاودَ أَبُو َح ْمزَ ة‬ َ ‫س َّو ٍار أَبِي َح ْمزَ ة َ قَا َل أَبُو دَ ُاود َوه َُو‬
ُ ‫س َّو‬ َّ ‫ َحدَّثَنَا ُم َؤ َّم ُل ْبنُ ِهش ٍَام يَ ْعنِي ْاليَ ْش ُك ِر‬- 418
َ ‫ي َحدَّثَنَا إِ ْس َم ِعي ُل َع ْن‬
َّ ‫سلَّ َم ُم ُروا أَ ْو ََلدَ ُك ْم بِال‬
‫ص ََلةِ َو ُه ْم‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫قَا َل َر‬: ‫ب َع ْن أَبِي ِه َع ْن َج ِد ِه قَا َل‬ ٍ ‫شعَ ْي‬ ُ ‫ي َع ْن َع ْم ِرو ب ِْن‬ ُّ ِ‫صي َْرف‬
َّ ‫ي ال‬ُّ ِ‫ْال ُمزَ ن‬
ُ‫ب َحدَّثَنَا َو ِكي ٌع َحدَّثَنِي دَ ُاودُ ْبن‬ ٍ ‫ َحدَّثَنَا ُز َهي ُْر ْبنُ َح ْر‬. ِ‫اجع‬ِ ‫ض‬َ ‫سبْعِ ِسنِينَ َواض ِْربُو ُه ْم َع َل ْي َها َو ُه ْم أ َ ْبنَا ُء َع ْش ٍر َوفَ ِرقُوا بَ ْي َن ُه ْم فِي ْال َم‬ َ ‫أ َ ْبنَا ُء‬
‫الر ْكبَ ِة قَا َل أَبُو دَ ُاود‬
ُّ َ‫ظ ْر ِإلَى َما دُونَ الس َُّّرةِ َوفَ ْوق‬ ُ ‫يرهُ فَ ََل يَ ْن‬ ُّ ِ‫س َّو ٍار ْال ُمزَ ن‬
َ ‫ي ِبإ ِ ْسنَا ِد ِه َو َم ْعنَاهُ َوزَ ادَ َو ِإذَا زَ َّو َج أ َ َحد ُ ُك ْم خَا ِد َمهُ َع ْبدَهُ أ َ ْو أ َ ِج‬ َ
50
‫ي‬
ُّ ‫صي َْر ِف‬
َّ ‫ار ال‬ َ َ ‫ِيث َف َقا َل َحدَّثَنَا أَبُو َح ْمزَ ة‬
ٌ ‫س َّو‬ َ ‫ي َهذَا ْال َحد‬ َّ ‫َوه َِم َو ِكي ٌع ِفي اس ِْم ِه َو َر َوى َع ْنهُ أَبُو دَ ُاودَ ال‬
ُّ ‫ط َيا ِل ِس‬

b) Terjemahan
“ Telah menceritakan kepada kami Mu`ammal bin Hisyam Al-Yasykuri telah
menceritakan kepada kami Isma'il dari Sawwar Abu Hamzah berkata Abu Dawud; Dia adalah
Sawwar bin Dawud Abu Hamzah Al-Muzani Ash-Shairafi dari Amru bin Syu'aib dari Ayahnya
dari Kakeknya dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Perintahkanlah
anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat apabila sudah mencapai umur tujuh tahun, dan
apabila sudah mencapai umur sepuluh tahun maka pukullah dia apabila tidak melaksanakannya,
dan pisahkanlah mereka dalam tempat tidurnya." Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin

49
Azyumardi Azra, Kajian Tematik AL- Qur’an Tentang Kemasyarakatan,(Bandung:Angkasa Bandung,2008 ),h. 129 -141
50
Maktabah Tsamilah, Sunan Abu Daud, No. 418

23
Harb telah menceritakan kepada kami Waki' telah menceritakan kepadaku Dawud bin Sawwar
Al-Muzani dengan isnadnya dan maknanya dan dia menambahkan; (sabda beliau): "Dan
apabila salah seorang di antara kalian menikahkan sahaya perempuannya dengan sahaya laki-
lakinya atau pembantunya, maka janganlah dia melihat apa yang berada di bawah pusar dan di
atas paha." Abu Dawud berkata; Waki' wahm dalam hal nama Sawwar bin Dawud. Dan hadits
ini telah diriwayatkan oleh Abu Dawud Ath-Thayalisi, dia berkata; Telah menceritakan kepada
kami Abu Hamzah Sawwar Ash-Shairafi.51

c) Informasi mu’jam
Untuk menelusuri hadits kedalam mu’jam, kami menggunakan kata walada dan kami
mendapatkan keterangan sebagai berikut

d) Asbabul wurud
Sepanjang penelusuran hadits pemakalah belum menemukan asbabul wurud hadits.

e) Syarahan hadis
Hadits diatas menjelaskan perintah mendirikan sholat pada saat anak sudah berumur 7
tahun,jika sudah berumur 10 tahun belum juga mau mendirikan sholat maka rasullah memboleh
anak untuk di pukul dalam rangka pendidikan terhadap anak. Penjelasan hadits selanjutnya jika
anak sudah berumur 10 tahun ,maka anak harus di pisahkan dari tempat tidur orang
tuanya,mengapa demikian?Menurut muhammad Suwaid ,Karena saat itu nulari anak mulai
tumbuh.lalu bagaiman pemisahan anak terjadi?yang dilakukan jangan sampai anak tidur dalam 1
selimut.jika keduanya tidur masing-masing dalam satu kasur,atau satu ranjang dengan selimut
yang berbeda,tidak mengapa.Namun bila keduanya saling di jauhkan ,maka itu lebih baik dan
lebih utama.52

f) Analisa kependidikan
Pada masa remaja awal terjadi perubahan jasmani yang cepat, yaitu dengan mulai
tumbuhnya ciri-ciri keremajaan yang terkait dengan matangnya organ seks. Sehingga
pertumbuhan fisik yang terkait dengan seksual ini mengakibatkan terjadinya goncangan emosi,

51
Lidwa Pusaka i-software, Sunan Abu Daud, Kitab Shalat, Bab Kapan Anak Kecil di perintahkan untuk Shalat, no. 418
52
Hafiz Ahmad ‘Ali bin Hajar ‘ Asqalaniy, Fathul Bahri bi Syarhi Shahih Bukhariy, juz 5, hal. 46

24
kecemasan dan kekawatiran pada remaja, bahkan dengan kondisi ini juga akan dpat
mempengaruhi kesadaran beragamanya, apalagi remaja itu kurang mendapatkan pengalaman
atau pendidikan tentang agama.
Sebagai pendidik yang pertama dan utama, pendidikan keluarga dapat mencetak anak
agar mempunyai kepribadian yang kemudian dapat dikembangkan dalam lembaga yang
berikutnya, dan dapat mengkombinasikan antara pendidikan yang diperoleh di keluarga dengan
pendidikan lembaga tersebut, sehingga pondok pesantren dan sekolah merupakan tempat
peralihan dari pendidikan keluarga.53
Pemisahan tersebut untuk menjaga masalah-masalah yang berhubungan dengan seksual.
Anak-anak laki dan perempuan tidak mengetahui apa yang mungkin terjadi antara keduanya
akibat dari sentuhan, pelukan, atau percampuran. Untuk menjaga peluang terjadinya hal tersebut,
hendaklah dilakukan tindakan yang penuh kehati-hatian.
Di antara langkah-langkah yang harus dilakukan ialah mengkhususkan satu kamar laki-
laki dan satu kamar lagi untuk wanita, juga ranjang dan selimutnya dibuat terpisah untuk masing-
masing anak. Kalau itu sulit dilakukan, boleh tidur pada satu ranjang dengan syarat masing-
masing memiliki selimut sendiri-sendiri. Oleh karenanya, orang tua harus waspada terhadap
anak-anak berusia lebih dari satu tahun untuk tidak tidur di kamar orang tuanya, karena
dikhawatirkan melihat sesuatu yang tidak diinginkan, yakni hubungan alami antara laki-laki dan
wanita.54

2. Posisi Tidur Miring Kekanan, Tidak Menelungkup


a) Hadits

‫ب قَا َل‬ٍ ‫از‬ ِ ‫اء ب ِْن َع‬ ِ ‫ع َب ْيدَة َ َع ْن ْال َب َر‬ َ ‫ور َع ْن‬
ُ ‫س ْع ِد ْب ِن‬ ٍ ‫ص‬ ُ ‫َّللاِ قَا َل أ َ ْخ َب َرنَا‬
ُ ‫س ْف َيانُ َع ْن َم ْن‬ َّ ُ ‫ َحدَّثَنَا ُم َح َّمد ُ ْبنُ ُمقَا ِت ٍل قَا َل أ َ ْخ َب َرنَا َع ْبد‬- 239
ُ‫علَى ِشقِكَ ْاْل َ ْي َم ِن ث ُ َّم قُ ْل اللَّ ُه َّم أَ ْسلَ ْمت‬َ ‫ط ِج ْع‬ َ ‫ض‬ َّ ‫ض َجعَكَ فَتَ َوضَّأ ْ ُوضُو َءكَ ِلل‬
ْ ‫ص ََلةِ ث ُ َّم ا‬ ْ ‫سلَّ َم إِذَا أَتَيْتَ َم‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ي‬ ُّ ِ‫قَا َل النَّب‬:
‫ظ ْه ِري إِلَيْكَ َر ْغبَةً َو َر ْهبَةً إِلَيْكَ ََل َم ْل َجأ َ َو ََل َم ْن َجا ِم ْنكَ إِ ََّل ِإلَيْكَ اللَّ ُه َّم آ َم ْنتُ بِ ِكتَابِكَ الَّذِي‬ َ ُ‫ضتُ أ َ ْم ِري إِلَيْكَ َوأ َ ْل َجأْت‬ ْ ‫َوجْ ِهي إِلَيْكَ َوفَ َّو‬
‫ع َل ْي ِه‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ ‫آخ َر َما تَت َ َكلَّ ُم بِ ِه قَا َل فَ َردَّدْت ُ َها َعلَى النَّبِي‬ ِ ‫ط َرةِ َواجْ عَ ْل ُه َّن‬
ْ ‫س ْلتَ فَإ ِ ْن ُمتَّ ِم ْن لَ ْيلَتِكَ فَأ َ ْنتَ َعلَى ْال ِف‬
َ ‫أ َ ْنزَ ْلتَ َوبِ َنبِيِكَ الَّذِي أ َ ْر‬

53
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2006)
54
Adnan Hasan Shalih Baharits, Tanggung Jawab Ayah Terhadap Anak Laki-Laki, terj. Sihabuddin, (Jakarta: Gema Insani Press,
1996), hlm. 340

25
55
َ‫س ْلت‬ ُ ‫سلَّ َم فَلَ َّما َبلَ ْغتُ اللَّ ُه َّم آ َم ْنتُ ِب ِكت َا ِبكَ الَّذِي أَ ْنزَ ْلتَ قُ ْلتُ َو َر‬
َ ‫سولِكَ قَا َل ََل َونَ ِب ِيكَ الَّذِي أ َ ْر‬ َ ‫َو‬

b) Terjemahan
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muqatil berkata, telah mengabarkan
kepada kami 'Abdullah berkata, telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari Manshur dari
Sa'ad bin 'Ubaidah dari Al Bara' bin 'Azib berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Jika kamu mendatangi tempat tidurmu maka wudlulah seperti wudlu untuk shalat,
lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu dan ucapkanlah: (Ya Allah, aku pasrahkan wajahku
kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu, aku sandarkan punggungku kepada-Mu dengan
perasaan senang dan takut kepada-Mu. Tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri
dari siksa-Mu melainkan kepada-Mu. Ya Allah, aku beriman kepada kitab-Mu yang Engkau
turunkan dan kepada Nabi-Mu yang Engkau utus) '. Jika kamu meninggal pada malammu itu,
maka kamu dalam keadaan fitrah dan jadikanlah do'a ini sebagai akhir kalimat yang kamu
ucapkan." Al Bara' bin 'Azib berkata, "Maka aku ulang-ulang do'a tersebut di hadapan Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam hingga sampai pada kalimat: (Ya Allah, aku beriman kepada kitab-
Mu yang Engkau turunkan), aku ucapkan: (dan rasul-Mu), beliau bersabda: "Jangan, tetapi
(dan kepada Nabi-Mu yang Engkau utus)."56

c) Informasi mu’jam
Untuk menelusuri hadits kedalam mu’jam, kami menggunakan kata dhaja’a dan kami
mendapatkan keterangan sebagai berikut

d) Syarahan hadits
Muhammad suwaid menjelaskan bahwa meneladani sunnah Rasulullah dalam tidur
dengan cara berbaring pada sisi kann akan menjauhkan anak dari sekian banyak gelombang
seksua anak ketika tidur, Nabi menganggap tidur menelungkup sebai tidurnya setan.Tidur
terkelungkup menyebabkan terjadinya banyak gerakan alat kelamin anak, yang akan
membangkitkan nafsuh syahwatnya.

55
Maktabah Tsamilah, Shahih Bukhari, No 239
56
Lidwa Pusaka i-software, Shahih Bukhari, Kitab Wudhu’, Bab keutamaan orang yang tidur dalam keadaan wudhu’ , no. 239

26
e) Analisa kependidikan
Muhammad Suwaid menjelaskan bahwa meneladani sunnah Rasulullah dalam tidur
dengan cara berbaring pada sisi kanan akan menjauhkan anak dari sekian banyak gelombang
seksual anak ketika tidur. Nabi menganggap tidur telungkup sebagai tidurnya syetan. Tidur
telungkup mengakibatkan banyaknya gesekan alat kelamin anak, yang akan membangkitkan
syahwatnya.57
Tidur tengkurap atau menelungkup tidak praktis untuk pernapasan atau bisa sesak dalam
bernafas. Banyak tidur pada sisi kiri badan (menghadap ke kiri) bisa mengganggu kesehatan kita,
karena menghimpit jantung sehingga sirkulasi darah terganggu dan mengurangi pasokan darah
ke otak. Jika ini terjadi kita akan mengalami mimpi-mimpi sedih memilukan, mimpi buruk/seram
(nightmares), bahkan berjalan dalam keadaan tidur (somnabulisme). Posisi tidur terbaik menurut
sains adalah pada sisi kanan tubuh (menghadap ke kanan).
Fakta ini telah diuji melalui riset medis modern yang panjang untuk membuktikan
kebenaran ajaran Islam yang berkualitas wahyu, sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam menganjurkan kepada para pengikut beliau untuk tidur berbaring pada sisi badan bagian
kanan. Salah satu adab tidur adalah di anjurkan untuk miring ke kanan, dan di balik sunnah Nabi
ini ternyata banyak sekali hikmah dan manfaat yang bisa kita ambil dari sisi kesehatan.

Berikut Manfaat Tidur Menghadap Ke Sebelah Kanan menurut Penjelasan Medis


1) Mengistirahatkan otak sebelah kiri
2) Mengurangi beban jantung.
3) Mengistirahatkan lambung.
4) Meningkatkan pengosongan kandung empedu, pancreas.
5) Meningkatkan waktu penyerapan zat gizi.
6) Merangsang buang air besar (BAB)
7) Mengisitirahatkan kaki kiri
8) Menjaga kesehatan paru-paru
9) Menjaga saluran pernafasan

57
Bukhari Umar, Pendidikan dalam Perspektif Hadits, Batusangkar: Stain Batusangkar, 2011), hal. 57

27
3. Menundukkan Pandangan Dan Memelihara Syahwat
a. Hadits

‫َّاس أَنَّهُ قَا َل‬


ٍ ‫َّللاِ ب ِْن َعب‬َّ ‫ار َع ْن َع ْب ِد‬ ٍ ‫س‬ َ ‫س َل ْي َمانَ ب ِْن َي‬
ُ ‫ب َع ْن‬ ٍ ‫َحدَّثَنَا َيحْ َيى ْبنُ َيحْ َيى َقا َل َق َرأْتُ َع َلى َمالِكٍ َع ْن اب ِْن ِش َها‬
ُ ‫ظ ُر ِإلَ ْي َها َوتَ ْن‬
‫ظ ُر ِإلَ ْي ِه‬ ُ ‫ض ُل َي ْن‬ْ َ‫سلَّ َم فَ َجا َءتْهُ ا ْم َرأَة ٌ ِم ْن َخثْ َع َم ت َ ْست َ ْف ِتي ِه فَ َج َع َل ْالف‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ‫سو ِل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫ِيف َر‬ َ ‫َّاس َرد‬ٍ ‫ض ُل ْبنُ َعب‬ْ َ‫َكانَ ْالف‬
‫َّللاِ َعلَى ِعبَا ِد ِه فِي‬ َّ َ‫ضة‬ َ ‫َّللاِ إِ َّن فَ ِري‬
َّ ‫سو َل‬ ُ ‫ت يَا َر‬ ْ َ‫ِق ْاْلخ َِر قَال‬ ِ ‫ض ِل إِلَى الش‬ ْ َ‫ف َوجْ هَ ْالف‬ ْ َ‫سلَّ َم ي‬
ُ ‫ص ِر‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫فَ َجعَ َل َر‬
ْ َ َ ِ ‫الر‬ َّ ‫يرا ََل َي ْست َِطي ُع أ َ ْن يَثْبُتَ َعلَى‬ ْ ‫ْال َحجِ أَد َْرك‬
َ ‫َت أَبِي‬
ِ‫احلَ ِة أفَأ ُح ُّج َع ْنهُ قَا َل نَعَ ْم َوذَلِكَ فِي َح َّج ِة ال َودَاع‬ ً ‫ش ْي ًخا َك ِب‬
58

b. Terjemahan
“ Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya ia berkata, saya telah membacakan
kepada Malik dari Ibnu Syihab dari Sulaiman bin Yasar dari Abdullah bin Abbas bahwa ia
berkata; Fadl bin Abbas pernah membonceng di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, tiba-tiba seorang wanita dari Khats'am meminta fatwa kepada beliau. Fadll
menengok kepada perempuan itu dan perempuan itu pun menengok Fadll. Maka Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam memalingkan wajah Fadll ke arah lain. Perempuan itu berkata,
"Wahai Rasulullah! Kewajiban untuk menunaikan haji terpikul atas bapakku yang sudah tua
renta. Ia tidak lagi sanggup duduk di atas kendaraan.
Bolehkah aku menggantikannya? " beliau menjawab: "Boleh." Dan hal itu terjadi pada saat haji
wada'.59

c. Informasi mu’jam
Hadis dari Bulughul Marram, no. 733, di telusuri dari Mu’jam Mufahras terdapat dalam
kitab Sunnan An-Nasa’I, bab ‫حخ الر أه عن ال جلل‬

d. Syarahan hadits
Dalam hadis ini, Rasulullah SAW memalingkan wajah remaja al-fadl ibn abbas yang
sedang saling melihat dengan seorang wanita. Beliau melakukan hal itu karena khawatir akan
dipengaruhi oleh setan dan menimbulkan nafsu syahwatnya.

58
Maktabah Tsamilah, Shahih Muslim, No. 2375
59
Lidwa Pusaka i-software, Shahih Muslim, kitab Haji, Bab Haji untuk orang yang sudah lemah atau untuk orang yang sudah
meninggal, no. 2375

28
e. Ayat Terkait
Menundukkan pandangan terhadap aurat pasangan jenis merupakan pengamalan dari
perintah Allah antara lain dalam Al-Qur’an suratAn-Nur/24: 30-31

Ayat 30. Artinya,” Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah
mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih
suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".
Ayat 31. Artinya,” Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan
kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami
mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-
putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki
mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-
budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan
(terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah
mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu
beruntung.
Dalam ayat 30 di atas nabi diperintahkan untuk mengingatkan manusia agar mereka
menahan sebagian pandangan mereka, yaitu tidak membukanya lebar-lebar untuk melihat segala
sesuatu yang terlarang seperti aurat wanita, kurang baik dilihat seperti tempat yang kemungkinan
dapat melengahkan, disamping itu hendaklah memelihara secara utuh dan sempurna kemaluan
mereka sehingga tidak menggunakannya kecuali pada hal yang halal.
Pada ayat 31 di atas nabi diperintahkan kepada mukmin perempuan bahwa mereka harus
menahan pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka dan disamping itu janganlah
mereka menampakkan hiasan yakni tubuh mereka yang dapat merangsang lelaki kecuali yang

29
biasa tampak darinya atau kecuali yang terlihat tanpa maksud untuk ditampak-tampakkan seperti
wajah dan telapak tangan. Kemudian karena satu hiasan pokok wanita adalah dada mereka maka
mereka harus menutupkan kain kerudung kedada mereka, karena keindahan tubuh mereka hanya
diperlihatkan kepada suami mereka.60
Berdasarkan ayat dan hadis di atas, seyogianya orang tua dan guru selalu mengingatkan
kepada putra/putri dan murid-murid mereka agar senantiasa menjaga pandangan mata terhadap
aurat pasangan yang bukan muhrim. Bersamaan dengan itu, perlu sekali diingatkan agar mereka
senantiasa menutup aurat agar orang lain tidak terpancing untuk melihat yang tidak halal.

f. Analisa Kependidikan
Pendidikan seks adalah salah satu cara untuk mengurangi atau mencegah penyalahgunaan
seks pada peserta didik khususnya.
Dalam hadits tersebut Rasulullah SAW memalaingkan wajah al Fadhl Ibn Abbas yang
sedang saling melihat dengan seorang wanita, beliau melakukan hal ini karena dikhawatirkan
akan dipengaruhi oleh syetan dan menimbulkan nafsu syahwatnya. Pandangan merupakan
jendela bagi anak untuk melihat dunia luar. Apa saja yang dilihat oleh kedua mata akan tertanam
dalam benak, jiwa dan ingatan dengan cepat jika hal ini dibiasakan maka anak akan bisa menjaga
pandangan dari aurat dan merasa selalu diawasi oleh Allah SWT sehingga melahirkan kemanisan
iman, orang tua dan guru mempunyai peran yang penting dalam mengingatkan kepada anak agar
mereka senantiasa menjaga pandangan mata terhadap aurat yang bukan muhrim.61

60
Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah Vulome 15, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 523-526
61
Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah Volume 15, (Jakartatera Hati, 2002), hal. 523

30
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hadits di atas berbicara tentang masalah pendidikan dalam jasmani, pendidikan akal,
pendidikan sosial dan pendidikan seks. Islam dalah agama yang syamil, maka sebagai hamba
kita wajib belajar untuk menyeimbangkan berbagi kebutuhan dalam pendidikan sesuai dengan
hadits yang di contohkan rasulullah.
Jika berbicara tentang pendidikan jasmani bagaimana manusia mengatur pola makan,
kemampuan fisik, karena Allah lebih cinta kepada umat yang kuat, demikian juga dengan
pendidikan intelek, karena sesungguhnya rasul adalah seorang insan yang cedas, pendidikan
sosial, Islam merupakn agama yang menutamakan perdamaian dan persaudaraan. Maka
bagaimana memiliki saudara yang banyak sudah di atur dalam islam, pendidikan seks juga sudah
diatur dalam Islam sedemikian rupa.

B. SARAN

Dengan adanya makalah ini penulis berharap kepada pembaca hendaknya makalah ini
dapat dijadikan sebagai pedoman dan dapat menambah wawasan pembaca terutama mengenai
permasalahan yang dibahas dalam makalah ini.

31
DAFTAR PUSTAKA

- Shahih Muslim, Maktabah Tsamilah,


- Lidwa Pusaka i-software, Shahih Muslim,
- Mu’jam
- Abi Al Fadli, Imam Al Hafiz ‘Iyadh bin Musa bin ‘iyad lhishobi, syarhu shahih Muslim
lil Qadhi ‘iyad, juz 8
- Syarhu Muslim fi Maktabah Tsamilah
- Shihab, Quraish, Tafsir Al-Misbah Volume 2, (Jakarta: Lentera Hati, 2002),
- Abu Daud, Sunan, Maktabah Tsamilah,
- Abu Daud, Sunan, Lidwa Pusaka i-software, Kitab Jihad,
- Abu Daud, Sunan, Syarhu Hadits Maktabah Tsamilah
- Umar, Bukhari, Pendidikan dalam Perspektif Hadits, Batusangkar: Stain Batusangkar,
2011),
- Al Husaini, al Hanafi ad Damsyiqi, Ibnu Hamzah, Asbabul Wurud, (Jakarta: Kalam
Mulia, 2002)
- Maktabah Tsamilah Bukhari
- Maktabah Tsamilah, Syarahan Hadits, Shahih Bukhari
- Lidwa Pusaka i-software, Shahih Bukhari,
- Asqalaniy, ‘Ali bin Hajar ‘ Hafiz Ahmad, Fathul Bahri bi Syarhi Shahih Bukhariy,
- Ismail, M. Syuhudi, Metodologi Penelitian Hadits Nabi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992),
- Shaleh Abdullah, Abdurrahman, teori-teori Pendidikan Berdasrkan Al-Qur’an, (Jakarta:
Rineka Cipta. 1994),
- Aminuddin dan Abdul Rozak, Hadits-Hadits tentang Tuntunan Hidup, (Jakarta: Mitra
Media, 2010),
- Azyumardi Azra, Kajian Tematik AL- Qur’an Tentang Kemasyarakatan, ( Bandung :
Angkasa Bandung, 2008 ),
- Mujib, Abdul, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2006)
- Hasan, Adnan, Shalih Baharits, Tanggung Jawab Ayah Terhadap Anak Laki-Laki, terj.
Sihabuddin, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996),

32

Anda mungkin juga menyukai