Enzim adalah senyawa makromolekuler berupa susunan protein yang dibentuk oleh tubuh
organisme hidup secara alami. Enzim memiliki fungsi khusus sebagai katalis dalam aktifitas
reaksi tertentu yang terjadi di dalam tubuh organisme tersebut. Enzim mampu mengubah suatu
substrat menjadi suatu produk molekul yang berbeda. Seperti zat katalis pada umumnya,
keberadaan enzim dalam suatu reaksi dapat meningkatkan laju reaksi sambil menurunkan
aktivasi energi. Enzim katalase adalah enzim yang dapat ditemukan pada organ penting makhluk
hidup seperti sel tulang, bagian bagian ginjal, hati dan membran mukosa.
Enzim katalase merupakan senyawa hemoprotein yang terdiri atas empat gugus heme. Heme
adalah suatu kofaktor yang terdiri atas ion besi (Fe) pada pusat cincin heterosiklik yang disebut
porphyrin. Heme inilah yang memungkinkan katalase untuk bereaksi dengan senyawa peroksida.
Aktifitas heme diketahui terdapat di mitokonria, peroksosom dan sitoplasma. Enzim katalase
memiliki empat rantai polipeptida. Polipeptida adalah protein yang dihasilkan oleh asam nukleat.
Polipeptida penyusun enzim ini memiliki kira-kira 500 asam amino. Mayoritas organisme yang
sudah dikenal menggunakan enzim katalase di setiap organnya. Jumlah enzim katalase paling
besar terletak pada bagian hati (liver). (baca : fungsi hati manusia)
Enzim katalase pada tubuh manusia bekerja optimal pada suhu 45 derajat celcius dengan pH
optimumnya adalah 7. Suhu dan pH optimum enzim katalase pada setiap spesies berbeda-beda.
Adapun aktifitas enzim katalase dalam sel yaitu,
Aktivitas Peroksidase – yaitu aktifitas enzim katalase dalam mengubah senyawa peroksida
menjadi oksigen dan air. Enzim katalase adalah ezim peroksidadsi yang secara khusus digunakan
dalam mendekomposisi hidrogen peroksida. Enzim katalase memiliki kemampuan konversi
peroksida yang luar biasa. Satu molekul katalase dapat mengubah kira-kira lima juta molekul
peroksida menjadi air dan oksigen.
Aktifitas Katalase – yaitu kemampuan enzim untuk menggunakan satu molekul peroksida
sebagai donor elektron dan menjadikan satu molekul peroksida lainnya sebagai penerima atau
akseptor elektron.
Enzim katalase juga terdapat pada tumbuhan. Enzim ini diproduksi oleh peroksisom dan aktif
melakukan reaksi oksidatif terhadap bahan yang dianggap toksik oleh tanaman, seperti hidrogen
peroksida (H2O2). Apabila H2O2 tidak diuraikan dengan enzim ini, maka akan menyebabkan
kematian pada sel-sel. Oleh sebab itu, enzim ini bekerja dengan merombak H2O2 menjadi
substansi yang tidak berbahaya, yaitu berupa air dan oksigen. Selain bekerja secara spesifik pada
substrat tertentu, enzim juga bersifat termolabil (rentan terhadap perubahan suhu) serta
merupakan suatu senyawa golongan protein. Pengaruh temperature terlihat sangat jelas, karena
dapat merusak enzim dan membuatnya terdenaturasi seperti protein kebanyakan.
Cytochrome c peroxidase
2. Tabung II (asam) :
a. Masukkan sedikit ekstrak hati ke dalam tabung reaksi kemudian campur dengan H2O2 dan HCl
masing-masing sebanyak lima tetes.
b. Tutup dengan ibu jari, goncangkan perlahan-lahan.
c. Amati tabung reaksinya (amati penampakan gelembungnya).
d. Buka tabung reaksi dan kemudian masukkan lidi yang membara (sebelumnya telah dibakar).
Amati nyala apinya.
Suhu
Larutan Netral Asam Basa Suhu Panas
Dingin
Ekstrak Gelembung ++ ++ ++ ++ ++
Hati Nyala Nyala Nyala Nyala Nyala
Api
Terang Terang Terang Terang Terang
Ekstrak gelembung + ++ + ++ ++
Jantung Tidak
Api Nyala Nyala Nyala Nyala
Nyala
Ekstrak Gelembung ++ ++ ++ + ++
Kunyit Nyala Tidak Tidak Tidak Nyala
Api
Redup Nyala Nyala Nyala Redup
Ekstrak Gelembung + - - - -
Pepaya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Api
Nyala Nyala Nyala Nyala Nyala
Keterangan tabel :
+ = ada gelembung
++ = ada banyak gelembung
= tidak ada gelembung
IX. Pembahasan :
1) Percobaan pada ekstrak hati ayam
Tabung Netral :
Pada tabung 1 (netral) ketika tabung berisi ekstrak hati ayam dicampur dengan H2O2kemudian
dikocok, hasil pengamatan yang kami dapati adalah penampakkan adanya gelembung-
gelembung di dalam tabung reaksi. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang ada dalam
ektrak hati netral mampu mengubah H2O2 menjadi H2O atau air. Setelah itu ketika lidi yang
sudah dibakar dimasukkan, yang terjadi adalah munculnya api dalam bari lidi yang ada di dalam
tabung reaksi. Dan pada saat lidi dikeluarkan dari tabung, api dan baranya berangsu-angsur
meredup dan mati. Hal ini menunukkan bahwa enzim katalase juga menguraikan H2O2 menjadi
O2.
Tabung Asam:
Pada tabung 2 (asam) ketika tabung berisi ekstrak hati ayam dicampur dengan HCl dan
H2O2 kemudian dikocok, hasil pengamatan yang kami dapati adalah penampakkan adanya
gelembung-gelembung di dalam tabung reaksi. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang
ada dalam ektrak hati asam mampu mengubah H2O2 menjadi H2O atau air. Setelah itu ketika lidi
yang sudah dibakar dimasukkan, yang terjadi adalah munculnya api dalam bari lidi yang ada di
dalam tabung reaksi. Dan pada saat lidi dikeluarkan dari tabung, api dan baranya berangsu-
angsur meredup dan mati. Hal ini menunukkan bahwa enzim katalase juga menguraikan
H2O2 menjadi O2. Namun terdapat kekeliruan pada data percobaan ini. Karena seharusnya HCl
(asam kuat) membuat enzim katalase tidak bekerja dengan maksimal. Karena pada dasarnya pH
juga memengaruhi kerja enzim. Kesalahan yang kami perbuat pada percobaan ini bisa terjadi
akibat pada saat mencampurkan ektrak hati dengan HCl tidak merata, sehingga masih ada bagian
ektrak yang belum dalam keadaan asam saat dicampur dengan H2O2.
Tabung Basa :
Pada tabung 3 (basa) ketika tabung berisi ekstrak hati ayam dicampur dengan NaOH dan
H2O2 kemudian dikocok, hasil pengamatan yang kami dapati adalah penampakkan adanya
gelembung-gelembung di dalam tabung reaksi. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang
ada dalam ektrak hati basa mampu mengubah H2O2 menjadi H2O atau air. Setelah itu ketika lidi
yang sudah dibakar dimasukkan, yang terjadi adalah munculnya api dalam bari lidi yang ada di
dalam tabung reaksi. Dan pada saat lidi dikeluarkan dari tabung, api dan baranya berangsu-
angsur meredup dan mati. Hal ini menunukkan bahwa enzim katalase juga menguraikan
H2O2 menjadi O2. Namun terdapat kekeliruan pada data percobaan ini. Karena seharusnya NaOH
(basa kuat) membuat enzim katalase tidak bekerja dengan maksimal. Karena pada dasarnya pH
juga memengaruhi kerja enzim. Kesalahan yang kami perbuat pada percobaan ini bisa terjadi
akibat pada saat mencampurkan ektrak hati dengan NaOH tidak merata, sehingga masih ada
bagian ektrak yang belum dalam keadaan asam saat dicampur dengan H2O2.
Tabung Suhu Panas:
Pada tabung 4 (suhu panas) ketika tabung berisi ekstrak hati ayam dipanaskan di atas penangas
kemudian dicampur dengan H2O2 dan dikocok, hasil pengamatan yang kami dapati adalah
penampakkan adanya gelembung-gelembung di dalam tabung reaksi. Hal ini membuktikan
bahwa enzim katalase yang ada dalam ektrak hati yang telah dipanaskan mampu mengubah
H2O2 menjadi H2O atau air. Setelah itu ketika lidi yang sudah dibakar dimasukkan, yang terjadi
adalah munculnya api dalam bari lidi yang ada di dalam tabung reaksi. Dan pada saat lidi
dikeluarkan dari tabung, api dan baranya berangsu-angsur meredup dan mati. Hal ini
menunukkan bahwa enzim katalase juga menguraikan H2O2menjadi O2. Namun terdapat
kekeliruan pada data percobaan ini. Sama seperti pada percobaan suhu dingin, karena seharusnya
suhu dingin membuat enzim katalase tidak bekerja. Karena pada dasarnya enzim bersifat
termolabil dan bekerja maksumum pada suhu kisaran 30-40°C. Kesalahan yang kami perbuat
pada percobaan ini bisa terjadi akibat proses pemanasan yang dilakukan kurang sempurna
sehingga enzim katalase masih aktif saat dicampur dengan H2O2.
Tabung Suhu Dingin:
Pada tabung 5 (suhu dingin) ketika tabung berisi ekstrak hati ayam didinginkan di dalam bak
berisi es batu hingga berembun kemudian dicampur dengan H2O2 dan dikocok, hasil pengamatan
yang kami dapati adalah penampakkan adanya gelembung-gelembung di dalam tabung reaksi.
Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang ada dalam ektrak hati yang sudah didinginkan
mampu mengubah H2O2 menjadi H2O atau air. Setelah itu ketika lidi yang sudah dibakar
dimasukkan, yang terjadi adalah munculnya api dalam bari lidi yang ada di dalam tabung reaksi.
Dan pada saat lidi dikeluarkan dari tabung, api dan baranya berangsu-angsur meredup dan mati.
Hal ini menunukkan bahwa enzim katalase juga menguraikan H2O2 menjadi O2. Namun terdapat
kekeliruan pada data percobaan ini. Karena seharusnya suhu panas membuat enzim katalase
tidak bekerja. Karena pada dasarnya enzim bersifat termolabil atau tidak tahan panas. Kesalahan
yang kami perbuat pada percobaan ini bisa terjadi akibat proses pendinginan yang dilakukan
kurang sempurna sehingga enzim katalase masih aktif saat dicampur dengan H2O2.
2) Percobaan pada ekstrak jantung ayam
Tabung Netral :
Pada tabung 1 (netral) ketika tabung berisi ekstrak jantung ayam dicampur dengan
H2O2kemudian dikocok, hasil pengamatan yang kami dapati adalah penampakkan adanya
gelembung-gelembung di dalam tabung reaksi. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang
ada dalam ektrak jantung netral mampu mengubah H2O2 menjadi H2O atau air. Setelah itu ketika
lidi yang sudah dibakar dimasukkan, yang terjadi adalah munculnya api dalam bari lidi yang ada
di dalam tabung reaksi. Dan pada saat lidi dikeluarkan dari tabung, api dan baranya berangsu-
angsur meredup dan mati. Hal ini menunukkan bahwa enzim katalase juga menguraikan
H2O2 menjadi O2.
Tabung Asam:
Pada tabung 2 (asam) ketika tabung berisi ekstrak jantung ayam dicampur dengan HCl dan
H2O2 kemudian dikocok, hasil pengamatan yang kami dapati adalah penampakkan adanya
gelembung-gelembung di dalam tabung reaksi. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang
ada dalam ektrak jantung asam mampu mengubah H2O2 menjadi H2O atau air. Setelah itu ketika
lidi yang sudah dibakar dimasukkan, yang terjadi adalah munculnya api dalam bari lidi yang ada
di dalam tabung reaksi. Dan pada saat lidi dikeluarkan dari tabung, api dan baranya berangsu-
angsur meredup dan mati. Hal ini menunukkan bahwa enzim katalase juga menguraikan
H2O2 menjadi O2. Namun terdapat kekeliruan pada data percobaan ini. Karena seharusnya HCl
(asam kuat) membuat enzim katalase tidak bekerja dengan maksimal. Karena pada dasarnya pH
juga memengaruhi kerja enzim. Kesalahan yang kami perbuat pada percobaan ini bisa terjadi
akibat pada saat mencampurkan ektrak jantung dengan HCl tidak merata, sehingga masih ada
bagian ektrak yang belum dalam keadaan asam saat dicampur dengan H2O2.
Tabung Basa :
Pada tabung 3 (basa) ketika tabung berisi ekstrak jantung ayam dicampur dengan NaOH dan
H2O2 kemudian dikocok, hasil pengamatan yang kami dapati adalah penampakkan adanya
gelembung-gelembung di dalam tabung reaksi. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang
ada dalam ektrak jantung basa mampu mengubah H2O2 menjadi H2O atau air. Setelah itu ketika
lidi yang sudah dibakar dimasukkan, yang terjadi adalah munculnya api dalam bari lidi yang ada
di dalam tabung reaksi. Dan pada saat lidi dikeluarkan dari tabung, api dan baranya berangsu-
angsur meredup dan mati. Hal ini menunukkan bahwa enzim katalase juga menguraikan
H2O2 menjadi O2. Namun terdapat kekeliruan pada data percobaan ini. Karena seharusnya NaOH
(basa kuat) membuat enzim katalase tidak bekerja dengan maksimal. Karena pada dasarnya pH
juga memengaruhi kerja enzim. Kesalahan yang kami perbuat pada percobaan ini bisa terjadi
akibat pada saat mencampurkan ektrak jantung dengan NaOH tidak merata, sehingga masih ada
bagian ektrak yang belum dalam keadaan asam saat dicampur dengan H2O2.
Tabung Suhu Panas:
Pada tabung 4 (suhu panas) ketika tabung berisi ekstrak jantung ayam dipanaskan di atas
penangas kemudian dicampur dengan H2O2 dan dikocok, hasil pengamatan yang kami dapati
adalah penampakkan adanya sedikit gelembung di dalam tabung reaksi. Jumlah gelembungnya
lebih sedikit dibandingkan dengan tabung sebelumnya. Hal ini membuktikan bahwa enzim
katalase yang ada dalam ektrak jantung yang sudah dipanaskan mampu mengubah H2O2 menjadi
H2O atau air. Setelah itu ketika lidi yang sudah dibakar dimasukkan, tidak adanya penampakkan
api yang menyala. Sangat berbeda dengan tabung 1, 2 dan 3. Hal ini menunukkan bahwa enzim
katalase pada tabung 4 tidak menguraikan H2O2 menjadi O2. Namun terdapat sedikit kekeliruan
pada data percobaan ini. Karena seharusnya suhu panas membuat enzim katalase tidak bekerja.
Karena pada dasarnya enzim bersifat termolabil dan bekerja maksumum pada suhu kisaran 30-
40°C. Kesalahan yang kami perbuat pada percobaan ini bisa terjadi akibat proses pendinginan
yang dilakukan kurang sempurna sehingga enzim katalase masih aktif saat dicampur dengan
H2O2.
Tabung Suhu Dingin:
Pada tabung 5 (suhu dingin) ketika tabung berisi ekstrak hati ayam didinginkan di dalam bak
berisi es batu hingga berembun kemudian dicampur dengan H2O2 dan dikocok, hasil pengamatan
yang kami dapati adalah penampakkan adanya gelembung-gelembung di dalam tabung reaksi.
Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang ada dalam ektrak jantung yang sudah
didinginkan mampu mengubah H2O2 menjadi H2O atau air. Setelah itu ketika lidi yang sudah
dibakar dimasukkan, yang terjadi adalah munculnya api dalam bari lidi yang ada di dalam tabung
reaksi. Dan pada saat lidi dikeluarkan dari tabung, api dan baranya berangsu-angsur meredup dan
mati. Hal ini menunukkan bahwa enzim katalase juga menguraikan H2O2 menjadi O2. Namun
terdapat kekeliruan pada data percobaan ini. Karena seharusnya suhu panas membuat enzim
katalase tidak bekerja. Karena pada dasarnya enzim bersifat termolabil atau tidak tahan panas.
Kesalahan yang kami perbuat pada percobaan ini bisa terjadi akibat proses pendinginan yang
dilakukan kurang sempurna sehingga enzim katalase pada ektrak jantung ayam masih aktif saat
dicampur dengan H2O2.
3) Percobaan pada ekstrak kunyit
Tabung Netral :
Pada tabung 1 (netral) ketika tabung berisi ekstrak kunyit dicampur dengan H2O2 kemudian
dikocok, hasil pengamatan yang kami dapati adalah penampakkan adanya gelembung-
gelembung di dalam tabung reaksi. Tetapi penampakkan gelembung-gelembungnya lebih sedikit
dibandingkan penampakkan gelembung pada percobaan baik yang dengan ektrak hati ayam
maupun dengan ektrak jantung. Dan hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang ada dalam
ektrak kunyit netral mampu mengubah H2O2 menjadi H2O atau air. Setelah itu ketika lidi yang
sudah dibakar dimasukkan, yang terjadi adalah munculnya api dalam bari lidi yang ada di dalam
tabung reaksi. Dan pada saat lidi dikeluarkan dari tabung, api dan baranya berangsu-angsur
meredup dan mati. Hal ini menunukkan bahwa enzim katalase juga menguraikan H2O2 menjadi
O2.
Tabung Asam:
Pada tabung 2 (asam) ketika tabung berisi ekstrak kunyit dicampur dengan HCl dan
H2O2kemudian dikocok, muncul gelembung-gelembung seperti yang ada pada tabung 1. Setelah
itu ketika lidi yang sudah dibakar dimasukkan, tidak ada penampakkan nyala apa sebagaimana
yang sebelumnya. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang ada dalam ektrak kunyit
asam tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya karena karena ektrak kunyit sudah dicampurkan
deng HCl yang memiliki sifat asam kuat.
Tabung Basa :
Pada tabung 3 (basa) ketika tabung berisi ekstrak kunyit dicampur dengan NaOH dan
H2O2kemudian dikocok, muncul gelembung-gelembung seperti yang ada pada tabung 1. Setelah
itu ketika lidi yang sudah dibakar dimasukkan, tidak ada penampakkan nyala apa sebagaimana
yang sebelumnya. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang ada dalam ektrak kunyit
basa tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya karena karena ektrak kunyit sudah dicampurkan
dengan NaOH yang memiliki sifat basa kuat. Yaitu tidak mampu menguraikan H2O2 menjadi
O2 sehingga tidak ada nyala api.
Tabung Suhu Panas:
Pada tabung 4 (suhu panas) ketika tabung berisi ekstrak kunyit dipanaskan di atas penangas
kemudian dicampur dengan H2O2 dan dikocok, muncul gelembung-gelembung seperti yang ada
pada tabung 1. Namun jumlahnya lebih sedikit. Setelah itu ketika lidi yang sudah dibakar
dimasukkan, tidak ada penampakkan nyala apa sebagaimana yang sebelumnya. Hal ini
membuktikan bahwa enzim katalase yang ada dalam ektrak kunyit yang sudah dipanaskan tidak
dapat bekerja sebagaimana mestinya karena karena ektrak kunyit sudah dipanaskan sehingga
enzim yang ada rusak. Karena pada dasanya enzim sangan termolabil.
Tabung Suhu Dingin:
Pada tabung 5 (suhu dingin) ketika tabung berisi ekstrak kunyit didinginkan di dalam bak berisi
es batu hingga berembun kemudian dicampur dengan H2O2 dan dikocok, hasil pengamatan yang
kami dapati adalah penampakkan adanya gelembung-gelembung di dalam tabung reaksi. Hal ini
membuktikan bahwa enzim katalase yang ada dalam ektrak kunyit mampu mengubah
H2O2 menjadi H2O atau air. Setelah itu ketika lidi yang sudah dibakar dimasukkan, yang terjadi
adalah munculnya api kecil (redup) dalam bara lidi yang ada di dalam tabung reaksi. Dan pada
saat lidi dikeluarkan dari tabung, api dan baranya berangsu-angsur meredup dan mati. Hal ini
menunjukkan bahwa enzim katalase juga menguraikan H2O2 menjadi O2. Namun terdapat
kekeliruan pada data percobaan ini. Karena seharusnya suhu panas membuat enzim katalase
tidak bekerja. Karena pada dasarnya enzim bersifat termolabil atau tidak tahan panas. Kesalahan
yang kami perbuat pada percobaan ini bisa terjadi akibat proses pendinginan yang dilakukan
kurang sempurna sehingga enzim katalase pada ektrak kunyit masih aktif saat dicampur dengan
H2O2.
4) Percobaan pada ektrak daun papaya
Tabung Netral :
Pada tabung 1 (netral) ketika tabung berisi ekstrak daun pepaya dicampur dengan H2O2kemudian
dikocok, hasil pengamatan yang kami dapati adalah penampakkan adanya gelembung-
gelembung di dalam tabung reaksi. Tetapi penampakkan gelembung-gelembungnya lebih sedikit
dibandingkan penampakkan gelembung pada percobaan baik yang dengan ektrak hati ayam
maupun dengan ektrak jantung. Dan hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang ada dalam
ektrak daun pepaya netral mampu mengubah H2O2menjadi H2O atau air. Akan tetapi pada saat
bara lidi dimasukkan kedalam tabung reaksi, tidak ada penampakkan nyala api.
Tabung Asam, Tabung Basa, Tabung Suhu Panas, Tabung Suhu Dingin:
Pada tabung 2, 3, 4, dan 5 ketika ektrak daun yang telah diberi perlakuan seperti penambahan
HCl, NaOH, dipansakan ataupun di dinginkan, tidak terdapat penampakkan gelembung. Begitu
juga pada saat bara lidi dimasukkan kedalam tabung, tidak ada penampakkan api atau bara yang
membara. Hal ini disebabkan karena enzim yang ada dalam ektrak sudah rusak atau tidak aktiv
setelah diberi perlakuan sedemikian rupa.
X. Kesimpulan :
Dari percobaan yang telah kami lakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa enzim akan
bekerja jika kondisi lingkungannya baik. Hal ini dapat meliputi:
a. pH
b. Suhu
Selain itu dalam percobaan ini kita dapat mengetahui peranan enzim. Salah satu peranan
enzim adalah melakukan reaksi oksidatif terhadap bahan yang dianggap toksik oleh tanaman,
seperti hidrogen peroksida (H2O2). Sehingga melindungi tubuh dari zat-zat berbahaya.