PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
1
1.3.2 Tujuan Khusus
2
BAB 2
TINJAUAN TEORI
Pengkajian Diagnosis
Perencanaan
Evaluasi Memprioritaskan
masalah/diagnosa
Merumuskan tujuan/hasil
Implemtasi yang diharapkan
Memilih intervensi
keperawatan
Menulis program
keperawatan
Gambar 18-1
3
Perencanaan fase ketiga proses keperawatan. Pada fase ini,perawat dan klien menyusun tujuan klien/hasil yang
diharapkan dan diintervensi keperawatan untuk mencegah, mengurangi, atau meringankan masalah kesehatan klien.
Proyek NIC yang dibentuk pada tahun 1992 oleh peneliti di Universitas
Lowa, adalah standardisasi tentang pentalaksanaan keperawatan tentang yang
diperkarsai oleh perawat dan dokter. Sistem klasifikasi ini mewakili praktek
keperawatan umum dan spesialis, dan menetapkan intervensi yang digunakan
oleh semua perawat tanpa memperhatikan latar belakang tempat ia bekerja
(Lowa Intervention Project, 1993).
4
Intervensi disusun dengan kelompok-kelompok menggunakan taksonomi
tiga tahap. Tahap pertama terdiri dari enam domain yang mencangkup tentang
fisiologi dasar untuk masalah sistem kesehatan. Tahap kedua terdiri dari 26 kelas
yang dikelompokkan dengan hubungannya dengan domain yang terdapat pada
tahap pertama.
1) Perencanaan awal
5
2) Perencanaan yang bersinambungan
3) Perencanaan peluang
Perencanaan pulang, proses mengantisipasi dan merencanakan
kebutuhan setelah pulang, adalah bagian penting perawatan kesehatan yang
komprehensif dan harus dilakukan pada setiap rencana asuhan klien.
Karena rata-rata lama rawat klien di rumah sakit perawatan akut menjadi
lebih singkat, pasien yang pulang kadang kala masih membutuhkan
perawatan. Walaupun banyak klien dikirim ke lembaga lain (mis., fasilitas
perawatan jangka panjang), perawatan tersebut semakin banyak dilakukan
di rumah. Perencanaan pulang yang efektif dimulai saat pertama kali
kontak dengan klien dan mencakup pengkajian yang komprehensif dan
bersinambungan untuk memperoleh informasi tentang kebutuhan klien
yang bersinambungan (Kozier, 2010).
6
2.3 Menyusun rencana asuhan keperawatan
7
yang memerluhkan rencana individual dan masalah yang dapat ditangani dengan
rencana baku dan asuhan rutin, dan (b) menuliskan hasil individual yang
diharapkan dan program keperawatan untuk masalah klien yang memerluhkan
penanganan keperawatan melalui asuhan rutin yang direncanakan sebelumnya
(Kozier, 2010).
8
perawat, standar ini tidak berisi intervensi medis. Standar asuhan biasanya
berupa catatan institusi dan bukan bagian rencana (mis, perawatmungkin menulis
“lihat standar asuhan pada unit untuk kateterisasi jantung”). Standar asuhan dapat
atau tidak diatur berdasarkan masalah atau diagnosis keperawatan standar ini
ditulis dari perspktif tanggung jawab perawat (Kozier, 2010). rencana asuhan
baku untuk kekurangan volume cairan. Rencana asuhan baku :
9
Kebijakan dan prosedur disusun untuk mengatur penanganan situasi
yang sering terjadi. Misalnya, rumah sakit mungkin memiliki kebijakan yang
menjeelaskan jumlah pengunjung yang dapat membesuk klien. Beberapa
kebijakan dan prosedur sama dengan protokol dan menyebutkan tindakan yang
harus dilakukan, misalnya, pada kasus henti jantung. Jika mencakup situasi yang
berhubungan dengan asuhan klien, kebijakan biasanya disatat pada rencana
asuhan(mis., “membuat layanan sosial rujukan sesuai dengan manual kebijakan”)
kebijakan adalah catatan institusional dan tidak menjadi bagian rencana asuhan
atau catatan permanen (Kozier, 2010).
10
2.3 Format untuk Rencana Asuhan Keperawatan
Meskipun format antara satu sisi institusi dengan institusi lain berbeda,
rencana asuhan sering kali disusun menjadi empat kolom atau katagori: (a)
diagnosis keperawatan (b) tujuan/hasil yang diharapkan, (c) program
keperawatan, dan (d) evaluasi. Beberapa institusi menggunakan rencana tiga-
kolom. Padaa rencana ini, evaluasi dilakukan dikolom tujuan atau dicatatan
perawatinstitusi lain memiliki rencana lima –kolom yang menambah kolom
untuk data pengkajian sebelum kolom diagnosis keperawatan (Kozier, 2010).
Peta konsep adalah instrumen visual yang memuat ide atau data yang
dikelilingi lingkaran atau kotak dari beberapa bentuk dan hubungan di antara
keduanya ditunjukkan oleh garis penghubung atau panah. Peta konsep adalah
usaha kreatif. Peta tersebut bentuknya beragam dan berisi berbagai kategori
data, sesuai dengan interpretasi pembuatan tentang klien atau kondisi
kesehatan (Kozier, 2010).
11
2) Rencana Asuhan Terkomputerisasi
12
judul diagnosis intoleran aktivitas dapat memiliki beberapa etiologi: nyeri,
kelemahan, gaya hidup kurang gerak, ansietas, atau aritmia jantung.
Intervensi, akan bervariasi sesuai dengan penyebab masalah (Kozier, 2010).
Menetapkan Prioritas
13
ini.dengan demikian diagnosis keperawaatan, seperti tidak efektifan jalan nafas
dan gangguan pertukaran gas menjadi prioritas dibanding diagnosis keperawatan
seperti Ansietasatau ketidakefektifan koping.
14
TABEL 18-1Menetapkan Prioritas Diagnosis Keperawatan Amanda Aqullini.
15
mual, dan peningkatan akan berubah menjadi prioritas sedang.
metabolisme sekunder akibat
proses pemyakit. Masaalah ini disebabkan oleh maslah
lain yang prioritasnya tinggi;oleh
karena itu, akan teratasi jika masalaah
tinggi teratasi. Sementara itu perawat
Defisi perawatan diri: hanya perlu membantu amnda pmandi
mandi/higine, yang dan sebagainya untuk mendukung dan
berhubungan dengan menghambat energinya sampai ia kuat
kelemhan sekunder akabat Prioritas rendah untuk melakukan perawatan diri
ketikefektifan pembersihan sendiri.
jalan nafas dan gangguan pola
tidur. Kurang tidur dapat mengancam
kesehatan. Namun saat ini sampai
(malam hari) perawat tidak peru
menangani masalah ini, gangguan
pola tidur berperan ketidakefektifan
Gangguan pola tidur yang pembersihan jalan nafas Amanda,
berhubungan dengan batuk, tetapi bukan penyebab utama. Oleh
nyeri, artopnea,demam dan karena itu, tindakan untuk
diaforesis. menungkatkan tidur menjadi prioritas
reandah sampai malam hari. Setelah
perawat menangani oksigenasi dan
Prioritas rendah kebutuhan hidrasi Amanda, prioritas
masalah ini akan berubah.
Perawat tidak menulis nyeri sebagai
masalah pada pada rencanaa asuhan
karena nyeri ditangani sebagai etiologi
Gangguan Pola Tidurdan
Ketidakefektifan Pembersihan Jalan
Naafas. Etiologi nyeri (batuk dan
pneumonia) akan di atasi dengan
pengobatan (intervensi kaloboratif),
tindakan keperawatan mandiri akan
menagani masalah, bukan etiologi dan
sama dengan tindakan keperawatan
untuk pembersihan Jalan Nafas.
Nyeri akut (Dada) yang
berhubungan dengan batuk Prioritas rendah
sekunder akibat pneumonia.
16
Tidak ada rencana
asuhan
berada di rumah bersama anak –anak lebih penting dari pada maslah
kesehatan. Ketika ada perbedaaan opini seperti itu, klien dan perawat
harus mendiskusikannya dengan terbuka untuk menyelesaikan
berbagai kongflik. Namun, dalam situasi yang mengancam jiwa,
perawat biasanya harus mengambil insiatif.
2. Prioritas klien; melibatkan klien dalam memprioritaskan dan
merencanakan asuhan meningkatkan kerja sama. Namun, persepsi
klien kadang kala bertantangan denagn pengetahuan perawat tentang
masalah potensial atau komplikasi. Misalnya, klien lansia tidak
menganggap perubahan posisi atau perbaikan posisi ditempat tidur
sebagian hal penting, lebih suka di biarkan seendiri. Namun, perawat
menyadari kemungkinan komplikasi akibat tirhbaring yang lam 9mis,
kelemahan otot dan ulkus dekubitus), perlu menginformasikan klien
dan melakukan intervensi yang penting ini.
17
3. Sumberyang tersedia bagi perawat dan klien; jika uang, peralatan,
atau personal langka di institusi layanan kesehatan, maslah dapat
diberikan prioritas yang lebih rendah dari pada biasanya. Misalnya,
perawat di tatanan rumah tidak memiliki sumber seperti di rumah
sakit. Jika sumber yang penting tidak tersedia, solusi masalah tersebut
mungkin perlu ditunda, atau klien mungkin perlu perujukan. Sumber
klien, seperti keuangan atau kemampuan koping, juga dapat
memengaruhi penetapan prioritas. Misalnya, klien yang tidak bekerja
dapat menunda pengobatan gigi, klien yang memiliki suami yang sakit
terminal dan bergantung padanya dapat merasa tidak mampu
mengatasi panduan nutrisi yang ditunjukan untuk menurunkan berat
badan.
4. urgencymasalah kesehatan;tanpa memerhatikan kerangka berfikir
yang digunakan, situasi yang mengancam jiwa meng haruskan perawat
menetapkan situasi tersebut sebagai prioritas tinggi. Misalnya, pada
tabel 18-1, meskipun Amanda Aquilini cemas tentang perawatan
anaknya, diagnosis ketidakefektifan pembersihan jalan nafas-nya
memiliki prioritas yang lebih tinggi. Situasi yang mempengaruhi klien,
yakni situasi yang menimbulkan efek negatif aatau destruktif terhadap
klien, juga memiliki prioritas tinggi. Masalah kesehatan, menyalah
gunakan obat dan perubahan radikal konsep diri akibat amputasi dapat
distruktif baik bagi individu maupun bagi keluarga.
5. Rencana terapi medis; prioritas untuk menagani masalah kesehatan
harus sesuai dengan terapi yang dilakukan oleh profesional kesehatan
lain. Misalnya, prioritas tinggi untuk klien mungkin adalah ambulasi;
namun, jika program terapi dokter mengharuskan tirah baring yang
lama, ambulasi harus menempati prioritas yang lebih rendah dalam
rencana asuhan keperawatan. Perawat dapat mengajarkan latihan
untuk memfasilitasi ambulasi setelah itu, yang dilakukan bila keshatan
18
klien memungkinkan. Diagnosis keperawatan yang berhubungan
dengan ambulasi tidak diabaikan, hanya ditanda.
19
dengan insisi pembedahan dan Ansietas yang berhubungan dengan etiologi yang
tidak diketahui.
Intervensi mandiri adalah tindakan yang secara hukum boleh dilakukan oleh
perawatan sesuai pengetahuan dan keterampilan mereka. Intervensi tersebut
mencangkup perawatan fisik, pengkajian yang kontinu, dukungan dan
kenyamanan emosional, penyuluhan, konseling,manajemen lingkungan, dan
melakukan perujukan ketenaga kesehatan profesional lain. Ingat kembali bab 17
bahwa diagnosis keperawatan adalah masalah klien yang dapat diatasi, terutama
dengan intervensi keperawatan mandiri. McCloskey dan Bulechek (2000)
20
menyebut intervensi mandiri sebagai terapi yang dilakukan oleh perawat. Dalam
melakukan intervensi keperawatan tertentu, baik melakukan sendiri maupun
mendelegasikan intervensi ini kepada personel keperawatan yang lain, serta
bertanggung jawab atau bertanggung gugat terhadap keputusan dan tindakan
tersebut. Contoh tindakan mandiri adalah merencanakan dan memberikan
perawatan mulut khusus pada klien setelah membuat diagnosis kerusakan
membran mukosa oral.
21
mengoordinasikan perawatan klien yang mencakup sesi terapi fisik. Ketika klien
kembali ke unit keperawatan, perawat membantu berjalan dengan kruk dan
berkolaborasi dengan ahli terapi fisik untuk mengevaluasi kemajuan klien.
Jumlah waktu yang diluangkan perawat dalam peran mandiri versus peran
kolaboratif atau peran dependen bervariasi sesuai dengan area klinis, tipe
institusi, dan posisi khusus perawat.
Peningkatan ansietas
Penurunan ansietas
Keinginan untuk berbicara dengan dokter
Keinginan untuk meningkatkan rumah sakit
Relaksasi
22
Keriteria pemilihan intervensi keperawatan
23
Menulis program keperawatan
Tanggal
Program keperawatan diberi tanggal ketika program tersebut ditulis dan ditelah secara
teratur pada interval yang bergantung pada kebutuhan individu. Di unit perawatan
intensif, misalnya, rencana asuhan akan dipantau dan direvisi secara kontinu. Di
klinik komunitas, tinjauan per minggu atau per dua minggu dapat diindikasikan.
Kata kerja tindakan memulai program dan harus tepat misalnya, “jelaskan (kepada
klien) cara kerja insulin” adalah pernyataan yang lebih tepat dari pada “ajarkan
(klien) tentang insulin. “ ukur dan catat lingkar pergelangan kaki setiap hari pk 9.00”
lebih tepat dari pada “ kaji edema pergelangan kaki kiri setiap hari”. Kata yang
menunjukkan sifat pada kata kerja kadang kala dapat membuat instruksi keperawatan
lebih tepat. Misalnya, “pasang balutan spiral dengan kuat di tungkai bawah kiri”.
Lebih tepat dari pada “pasang balutan spiral di tungkai kiri”
24
Area isi
Isi adalah apa dan dimana program. Pada program sebelumnya, “ balutan spiral.” Dan
“tungkai kiri” menyatakan apa dan dimana program tersebut. Area isi pada contoh ini
dapat juga mengklarifikasi apakah kaki atau jari kaki juga akan dibalut.
Elemen waktu
Elemen waktu menjawab kapan, berapa, berapa lama, atau berapa kali tindakan
keperawatan terjadi. Contohnya adalah “bantu klien mandi pada pk 7.00 setiap hari”
dan “berikan analgesik 30 menit sebelum terapi fisik”.
Tanda tangan
Tanda tangan perawat yang membuat program menunjukkan tanggung gugat perawat
dan memiliki arti hukum.
25
konfusi
26
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
28