Waktu : 10.30-13.20
Asisten Lab : Chairunissa Oktofyani Fanzurna
LAPORAN PRAKTIKUM
REKAYASA PROSES PANGAN
Oleh:
Kelompok 2
= 16.30 %
3.2 Pembahasan
Pada praktikum yang kelompok kami lakukan. Kelompok 3 mendapatkan hasil
overrunyang besar pada jenis metode ice cream, sedangkan pada jenis sorbet kelompok 4
mendapatkan overrun yang besar. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Hubeis (1995) bahwa
nilai “overrun” es krim dipengaruhi oleh faktor-faktor proses pembuatan dan komposisi es
krim seperti kadar lemak, jumlah bahan penstabil dan total bahan padat yang digunakan.
Overrun es krim biasanya antara 70 - 80%, sedang untuk industri rumah tangga
berkisar antara 35 – 50% (Suprayitno, et.al. 2001). Pada hasil yang diperoleh kelompok 3 lebih
tinggi dan tepat dikisaran 35%, sehingga kelompok 3 memiliki kualitas ice cream yang baik.
Pada waktu pelelehan, kelompok 3 memiliki rentan waktu pelelehan yang sebentar. Karena
kelompok 3 menyimpan hasil ice cream nya di tempat yang suhu panas. Pada suhu kamar, asam
lemak tidak jenuh akan berwujud cair, sedangkan asam lemak jenuh akan berwujud padat
(Winarno, 1997), sehingga hal tersebut akan berpengaruh pada titik cair dari komponen lemak
tersebut. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Buckle et.al (1987) lemak pada umumnya
memiliki susunan trigliserida yang berbeda sehingga titik cair dari lemak juga akan berbeda.
Es krim yang baik mempunyai kecepatan meleleh antara 20 – 30 menit/100 g pada suhu kamar
(Akesowan, A. 2008). maka perlakuan ice cream dari kelompok 3 memiliki kualitas yang
kurang baik.
Pada praktikum kali ini, hasil yang didapatkan kental dan tidak cair, karena penambahan
CMC yang banyak sehingga ketika ingin memasukkan kedalam ice cream maker hasil nya
tidak cair melainkan kental dan waktu yang dihasilkan untuk membuat ice cream tersebut
cukup lama. Air yang sebelumnya berada di luar granula dan bebas bergerak dengan adanya
CMC maka tidak dapat bergerak bebas karena terserap dan terikat pada butiran CMC sehingga
keadaan larutan menjadi lebih mantap akibat peningkatan viskositas (Purwanto, A. 2006).
Pada jenis metode ice cream, kelompok satu menggunakan perasa green tea dan pewarna
hijau, kelompok dua menggunakan perasa blueberry dan pewarna biru muda, dan kelompok 3
menggunakan perasa vanilla dan pewarna biru. Ketika menambahkan pewarna dan perasa ke
adonan ice cream, sebaiknya setetes demi setetes, karena jika terlalu kebanyakan, maka hasil
yang diperoleh akan pait dan warna nya tidak sesuai dengan yang diinginkan. Pada jenis
metode sorbet, kelompok 4 dan 5 menggunakan pewarna alami dari buah strawberry sehingga
rasa dan warna yang dihasilkan adalah merah dan ada sedikit asam.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a) Hasil overrun yang terendah adalah kelompok 3 dan memiliki kualitas ice cream yang
baik dan kelompok lain memiliki overrun yang rendah dari 35% dan memiliki kualitas
ice cream yang kurang baik
b) Hasil pelelehan yang terendah adalah kelompok 3 dan memiliki rentan waktu yang
tidak lama dan kelompok lain memiliki waktu yang lama untuk pelelhan.
c) Penambahan CMC yang banyak dapat terjadi penggumpalan pada pembuatan ice cream
d) Penambahan pewarna dan perasa sewajarnya dan sesuai kebutuhan, kalau kebanyakan
maka rasa nya akan pait dan warna nya akan sangat aneh.
4.2 Saran
Semoga dari praktikum kali ini mahasiswa mampu membuka usaha bisnis sederhana
dengan menggunakan metode ini dan semoga lebih berhati-hati lagi dalam melakukan
praktium.
DAFTAR PUSTAKA
Silalahi RC, Suhaidi I, Limbong LN. 2014. Pengaruh Perbandingan Sari Buah Sirsak Dengan
Markisa Dan Konsentrasi Gum Arab Terhadap Mutu Sorbet Air Kelapa. J.Rekayasa
Pangan dan Pert. No.2 :2
Susilorini, T. E. dan Sawitri, M. E. 2007. Produk Olahan Susu. Jakarta : Penebar Swadaya
Dwi Reni R (2012) Tingkat Penambahan Bahan Pengembang dalam Pembuatan Es Krim
Instan Ditinjau dari Mutu Organoleptik dan Tingkat Kelarutan. [Skripsi] Program
Studi Peternakan, Universitas Brawijaya :Malang.