Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PPKn

STRATEGI MENGATASI ANCAMAN


DAN PENGEMBANGAN INTEGRASI NASIONAL
DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA

Disusun oleh :

NAMA : ORDYAN ZULVARA C.


KELAS : XI IPS 1
NO. ABSEN : 20

SMA NEGERI 1 BANJAR


Jalan K.H Mustofa No.1 Tlp.(0265) 741192 Banjar 46311
Website : sman1banjar.sch.id – E-mail : smansabjr@gmail.com
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan nafas kehidupan, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan
makalah ini dengan judul “STRATEGI MENGATASI ANCAMAN TERHADAP
NEGARA DAN PENGEBANGAN INTREGRASI NASIONAL DENGAN
BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam makalah ini membahas tentang ancaman
terhadap negara dan pengebangan intregrasi nasional dengan bingkai Bhinneka
Tunggal Ika serta strategi dalam mengatasinya. Akhirnya saya sampaikan terima
kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi diri saya sendiri dan khususnya pembaca pada
umumnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini.
Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif
sangat saya harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah
pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Banjar, April 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ......................................................................................


KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 4
A. Kebhinneka Bangsa Indonesia ............................................................ 4
B. Pentingnya Konsep Integrasi Nasional ............................................... 5
C. Faktor-Faktor Pembentuk Integrasi Nasional ...................................... 8
D. Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan Dalam
Membangun Integrasi Nasional ........................................................... 9
E. Strategi Mengatasi Ancaman dan Pengembangan Integrasi
Nasional Dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika ................................... 11
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 17
A. Kesimpulan .......................................................................................... 17
B. Saran ..................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan negara kesatuan yang penuh dengan akan
kenekaragaman, yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku
bangsa, agama dan kepercayaan, dan lain-lain. Namun Indonesia mampu
mepersatukan berbagai keragaman itu sesuai dengan semboyan bangsa Indonesia
“Bhineka Tunggal Ika” , yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri
keberadaannya.
Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses
asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis
kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya
agama-agama besar di Indonesia juga ikut mendukung perkembangan kebudayaan
Indonesia sehingga mencerminkan kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan
bahwa, Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keaneragaman budaya
atau tingkat heterogenitasnya yang sangat tinggi. Tidak saja keanekaragaman
budaya kelompok suku bangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks
peradaban, tradsional hingga ke modern, dan kewilayahan. Dengan
keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai
keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya.
Sejarah membuktikan bahwa kebudayaan di Indonesia mampu hidup secara
berdampingan, saling mengisi, dan ataupun berjalan secara paralel. Misalnya
kebudayaan kraton atau kerajaan yang berdiri sejalan secara paralel dengan
kebudayaan berburu meramu kelompok masyarakat tertentu. Dalam konteks
kekinian dapat kita temui bagaimana kebudayaan masyarakat urban dapat berjalan
paralel dengan kebudayaan rural atau pedesaan, bahkan dengan kebudayaan
berburu meramu yang hidup jauh terpencil. Hubungan-hubungan antar kebudayaan
tersebut dapat berjalan terjalin dalam bingkai ”Bhinneka Tunggal Ika” , dimana
bisa kita maknai bahwa konteks keanekaragamannya bukan hanya mengacu

1
kepada keanekaragaman kelompok sukubangsa semata namun kepada konteks
kebudayaan.
Didasari pula bahwa dengan jumlah kelompok sukubangsa kurang lebih
700-an sukubangsa di seluruh nusantara, dengan berbagai tipe kelompok
masyarakat yang beragam, serta keragaman agamanya, pakaian adat, rumah adat
kesenian adat bahkan makanan yang dimakan pun beraneka ragam. Masyarakat
Indonesia adalah masyarakat majemuk yang memiliki karakteristi yang unik ini
dapat dilihat dari budaya gotong royong, teposliro, budaya menghormati orang tua
(cium tangan), dan lain sebagainya.
Namun seiring berjalannya waktu, saat ini Negara Indonesia makna bhineka
Tunggal Ika semakin luntur. Sudah tampak kecondongan terpecah belah,
perbedaan SARA, tidak lagi muncul sifat tolong menolong atau gotong royong.
Semangat “Bhinneka Tunggal Ika” perlu untuk disosialisasikan lagi. Bhinneka
Tunggal Ika mulai luntur, banyak anak muda yang tidak mengenalnya, banyak
orang tua lupa akan kata-kata ini, banyak birokrat yang pura-pura lupa, sehingga
ikrar yang ditanamkan jauh sebelum Indonesia Merdeka memudar, seperti pelita
kehabisan minyak. Sumpah Pemuda hanya sebagai penghias bibir sebagian orang,
dan bagi sebagian orang hanya dilafaskan pada saat memperingati hari sumpah
pemuda setiap 28 Oktober. Tetapi bagi sebagian yang muda hanya sebagai
pelajaran sejarah yang hanya dipelajari di sekolah-sekolah. Api dari Persatuan
Indonesia melalui “Bhinneka Tunggal Ika” perlu untuk dinyalakan lagi di hati anak
bangsa dan bagi kita semua..

B. Rumusan Masalah
Berdasar uraian dari latar belakang yang telah disapaikan diatas dapat
dirumuskan sebuah permasalahan :
1. Makna Bhinneka Tunggal Ika
2. Antisipasi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan dalam membangun
integrasi nasional
3. Strategi Mengatasi Ancaman dan Pengembangan Integrasi Nasional Dalam
Bingkai Bhineka Tunggal Ika

2
C. Maksud dan Tujuan
1. Memenuhi tugas Mata Pelajaran PPKn
2. Memberi gambaran tentang pentingnya kehidupan yang ber-bhinneka tunggal
ika
3. Mengetahui ancaman terhadap Negara dalam membangun integrasi nasional
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kebhinekaan Bangsa Indonesia


Kalimat Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam buku Sutasoma,
karangan Mpu Tantular pada masa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14.
Dalam buku Sutasoma (Purudasanta), pengertian Bhinneka Tunggal Ika lebih
ditekankan pada perbedaan bidang kepercayaan juga keanekaragam agama dan
kepercayaan di kalangan masyarakat Majapahit.
Secara harfiah, Bhinneka Tunggal Ika Adalah Berbeda-Beda Tetapi
Satu Jua. Adapun makna Bhinneka Tunggal Ika adalah meskipun berbeda-
beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan.
Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan
Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka
ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
Kata Bhineka Tunggal Ika dapat pula dimakna bahwa meskipun bangsa
dan negara Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa yang memiliki
kebudayaan dan adat-istiadat yang bermacam-macam serta beraneka ragam
kepulauan wilayah negara Indonesia namun keseluruhannya itu merupakan
suatu persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia. Keanekaragaman tersebut
bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan namun justru
keanekaragaman itu bersatu dalam satu sintesa yang pada gilirannya justru
memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan negara Indonesia.
Bagi bangsa Indonesia semboyan Bhineka Tunggal Ika merupakan
dasar untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia. Perwujudan
semboyan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dilakukan dengan
cara hidup saling menghargai antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya
tanpa memandang suku bangsa,agama,bahasa,adat istiadat, warna kulit dan
lain-lain. Seperti di ketahui Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri
dari beribu-ribu pulau dimana setiap daerah memiliki adat
istiadat,bahasa,aturan,kebiasaan dan lain-lain yang berbeda antara yang satu

4
dengan yang lainnya tanpa adanya kesadaran sikap untuk menjaga Bhineka
tunggal Ika pastinya akan terjadi berbagai kekacauan di dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika kita harus
membuang jauh-jauh sikap mementingkan dirinya sendiri atau daerahnya
sendiri tanpa perduli kepentngan bersama. Bila hal tersebut terjadi pastinya
negara kita ini akan terpecah belah. Oleh sebab itu marilah kita jaga bhineka
tunggal ika dengan sebaik-baiknya agar persatuan bangsa dan negara Indonesia
tetap terjaga.

B. Pentingnya Konsep Integrasi Nasional


1. Pengertian Integrasi Nasional
Integrasi nasional berasal dari dua kata, yaitu “Integrasi” dan
“Nasional”. Integrasi berasal dari bahas inggris, Integrate artinya
menyatupadukan, menggabungkan, mempersatukan. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Integrasi artinya pembauran hingga menjadi satu
kesatuan yang bulat dan utuh. Sedangkan kata Nasional berasal dari bahasa
Inggris, nation yang artinya bangsa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
integrasi nasional mempunyai arti politis dan antropologis.
Secara Politis
Integrasi secara politis berarti penyatuan berbagai kelompok budaya
dan sosial dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas
nasional.
Secara Antropologis
Integrasi secara antropologis berarti proses penyesuaian di antara
unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian
fungsi dalam kehidupan masyarakat.
2. Pengertian Integrasi Menurut Beberapa Ahli
a. Howard Wriggins
Menurutnya, integritas bangsa berarti penyatuan bagian yang berbeda-
beda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh
atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang jumlahnya banyak
menjadi satu kesatuan bangsa.

5
b. Myron Weiner
Menurutnya, integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai
kelompok budaya san sosial ke dalam satu kesatuan wilayah, dalam
rangka pembentukan suatu identitas nasional. Integrasi biasanya
mengandalkan adanya satu masyarakat yang secara etnis majemuk dan
setiap kelompok masyarakat memiliki bahasa dan sifat-sifat kebudayaan
yang berbeda.
c. Dr. Nazaruddin Sjamsuddin
Menurutnya, integrasi nasional ini sebagai proses penyatuan suatu
bangsa yang mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial,
politik, ekonomi, dan budaya. Integrasi juga meliputi aspek vertikal dan
horizonntal.
d. J. Soedjati Djiwandono
Menurutnya, integrasi nasional sebagai cara bagaimana
kelestarianpersatuan nasional dalam arti luas dapat didamaikan dengan
hak menentukan nasib sendiri. Hak tersebut perlu dibatasi pada suatu
taraf tertentu. Bila tidak, persatuan nasional akan dibahayakan. Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa integrasi nasional bangsa
indonesia berarti hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai suatu
bangsa, menjadi satu kesatuan bangsa secara resmi, dan direalisasikan
dalam satu kesepakatan atau konsensus nasional melalui Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Berdasarkan pengertin-pengertian diatas dapat disimpulkan
pengertian integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan
perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya
keserasian dan keselarasan secara nasional.
3. Konsep-konsep Integrasi Nasional
a. Jones J. Clemens dan Carl G. Roberg
Teorinya banyak dipakai oleh para peminat teori modernisasi yang
digunakan untuk memahami permasalahan integrasi nasional di negara–
negara berkambang pada masa itu.

6
Menurut Clemens & Roberg proses pemerintahan bagian suatu negara
tak ada 2 dimensi :
1) Integarasi vertical (elite-massa )
Integrasi ini mencakup masalah–masalah yang ada pada bidang
vertikal. menjembatani celah perbedaan yang menyakini ada antara
kaum elite dan massa dalam rangka pengembangan suatu proses
politik terpadu dan masyarakat politik yang berpartisipasi, mereka
menamakan dengan dimensi vertikal ini sebagai integrasi politik.
2) Integrasi horizontal ( teritorial )
Integrasi ini mencakup masalah–masalah yang ada pada bidang
horizontal. bertujuan untuk mengurangi diskonitalitas dan
ketegangan kultur kedaerahan dalam rangka proses penciptaan suatu
masyarakat politik yang homogen.
b. Rupert Emerson dan Kh. Silvert
Para sarjana–sarjana ini memahami integrasi nasional dalam arti yang
sama dengan integrasi teritorial dari Cleman dan Rosberg.
c. Myron Weiner
Weiner merupakan seorang ilmuan politik amerika serikat. Dia telah
mengumpulkan sejumlah pengertian integrasi yang sering dipergunakan
oleh para ilmuan uraiannya itu, ia mengidentifikasi dengan jelas
masalah-masalah yang tercakup dalam setiap pengertian yang pernah
dipergunakan oleh para sarjana sampai pertengahan 1960-an. Dari studi
ini, Weiner menampilkan beberapa pengertian integrasi lain yang lebih
bermanfaat umum, seperti integrasi nilai, integrasi tingkah laku dan
integrasi budaya.
d. Claude Alce
Dia dengan tegas menolak terminologi integrasi nasional dan lebih
menyukai istilah integrasi politik. Menurut sarjana kelahiran Nigeria ini,
istilah bangsa (nation) yang menjadi akar kata nasional itu, secara
normatik sudah mengandung makna kelompok manusia yang sudah
sangat terpadu. Dengan demikian, istilah “bangsa“ sudah dengan

7
sendirinya merujuk pada integrasi karena komponen-komponennya
memang sudah terintegrasi.
e. Mahfud MD
Menurut Mahfud MD konsep integrasi nasional adalah pernyataan
bagian-bagian yang berbeda dari suatu masayarakat menjadi suatu
keseluruhan yang lebih utuh, secara sederhana memadukan masyarakat-
masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa. Untuk
mewujudkan integrasi nasional diperlukan keadilan, kebijaksanaan
yang diterapkan oleh pemerintah dengan tidak membesarkan SARA.
Hal ini perlu dikembangkan karena pada hakekatnya integrasi nasional
menunjukkan tingkat kuatnya kesatuan dan persatuan bangsa.
Kesimpulan Identitas Nasional Indonesia adalah sifat-sifat khas bangsa
Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa, agama dan pulau-
pulau yang dipisahkan oleh lautan. Oleh karena itu, nilai-nilai yang
dianut masyarakatnya pun berbeda-beda. Nilai-nilai tersebut kemudian
disatupadukan dan diselaraskan dalam Pancasila. Nilai-nilai ini penting
karena merekalah yang mempengaruhi identitas bangsa. Oleh sebab itu,
nasionalisme dan integrasi nasional sangatlah penting untuk ditekankan
pada diri setiap warga Indonesia agar bangsa Indonesia tidak kehilangan
identitas.
Konsep integrasi politik (elite-massa) dan integrasi territorial seperti
yang dikemukakan Rosberg, Clemens, dan pakar-pakar yang lain terlalu
memusatkan diri pada arah dan tujuan integrasi. Kajiannya lebih
terfokus pada faktor apa yang diintegrasikan dalam proses perpaduan
itu.

C. Faktor-Faktor Pembentuk Integrasi Nasional


Ada beberapa faktor pembentuk integrasi nasional yaitu sebagai berikut.
1. Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah.
2. Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda
Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

8
3. Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa indonesia
seperti yang dinyatakan dalam Sumpah Pemuda.
4. Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat
nasionalisme di kalangan bangsa Indonesia.
5. Penggunaan bahasa Indonesia.
6. Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, dan tanah
air Indonesia.
7. Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu
Pancasila.
8. Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi
keagamaan yang kuat.
9. Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penderitaan penjajahan.
10. Adanya rasa cinta tanah air dan mencintai produk dalam negeri.
Selain faktor pembentuk terdapat juga faktor-faktor yng dapat menghambat
adanya integrasi nasional. Faktor-faktor tersebut ialah.
1. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen.
2. Kurangnya toleransi antargolongan.
3. Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman
dangangguan dari luar.
4. Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-
hasil pembangunan.
Upaya untuk mencapai integrasi nasional dapat dilakukan dengan cara
menjaga keselarasan antarbudaya. Hal itu dapat terwujud jika ada peran serta
pemerintah dan partisipasi masyarakat dalam proses integrasi nasional.

D. Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan Dalam Membangun


Integrasi Nasional
Sebagai antisipasi terhadap munculnya berbagai ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan dalam membangun integrasi nasional perlu dilakukan
beberapa hal berikut :
1. Pendidikan
Pendidikan merupakan media utama membangun peradaban dan
kesejahteraan hidup manusia. pendidikan menjadikan manusia

9
berpengetahuan, cerdas, terampil dan berkarakter, namun tidak merugikan
orabg banyak serta yang bersangkutan tidak di perbudak oleh orang lain
2. Pembangunan
Pada dasarnya pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.
Pembangunan dapat mengantisipasi terhadap berbagai ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan dalam mewujudkan integrasi nasional. Tidak
mungkin pembangunan dapat dilaksanakan tanpa kondisi integrasi
3. Penegakan Hukum dan keadilan
Pembiaran terjadinya pelanggaran hukum dan keadilan bisa menyebabkan
rasa tidak aman, tidak nyaman , dan semakin meningkatkan kriminalitas.
Oleh kerenanya, penegakan hukum dan keadilan bisa mencegah terjadinya
berbagai macam tindakan yang dapat menjadi ancaman, tantangan,
gangguan dan hambatan dalam membangun integrasi nasional
4. Penghormatan HAM
Penghormatan HAM menjadikan manusia mendapatkan pelakuan dan
kesempatan yang dalam kehidupan bernegara, Penegakan HAM dapat
menghindari terjadinya KKN, kriminalitas, invasi dan penetrasi asing dalam
berbagai bidang
5. Penguatan alutsista dan sumber daya manusia
Alutsista adalah alat utama sistem persenjataan tentara nasional Indonesia.
Kebaharuan dan modernisasi alutsista dapat digunakan untuk
mengantisipasi berbagai ancaman, tantangan , gangguan dan hambatan
dalam membangun integrasi nasional , baik yang datang dari dalam negeri
maupun luar negeri. Apalagi kebaharuan tersebut didukung oleh
peningkatan kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia yang
mengoperasionalkan
6. Penciptaan suasana aman dan tentram
Penciptaan kondisi yang aman dan tentram pada suatu lingkungan adalah
tanggung jawab semua pihak ,bukan hanya tanggung jawab semua pihak ,
bukan hanya tanggung jawab aparat keamanan.

10
7. Penghapusan KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme)
Praktik KKN di Indonesia bisa dikatakan sudah mendarah daging dan
dilakukan dalam berbagai cara. pe;akunya tidak hanya aparat pemerintahan
saja, buruh pun bisa melakukan KKN. Dampaknya bisa langsung dan tidak
langsung terhadap ekstistensi bangsa. Oleh karenanya penghapusan KKN
harus serius dilakukan sebagai antispasi terjadinya disintegrasi bangsa

E. Strategi Mengatasi Ancaman dan Pengembangan Integrasi Nasional


Dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika
1. Strategi Menghadapi Ancaman Militer
Menurut pasal 30 ayat 2 UUD 1945, dalam menghadapi berbagai
macam ancaman militer, Indonesia melaksanakan sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta (Sishankamrata). Penyelenggaraan
Sishankamrata didasarkan pada kesadaran hak dan kewajiban seluruh warga
negaraserta keyakinan akan kekuatan sendiri untuk mempertahankan
kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia.
Ciri sistem pertahanan dan keamanan yang bersifat semesta :
a. Kerakyatan, yaitu hankam negara diabdikan oleh dan untuk rakyat.
b. Kesemestaan, yaitu sumber daya nasional digunakan semaksimal
mungkin sebagai upaya pertahanan.
c. Kewilayahan, yaitu melaksanakan di seluruh wilayah NKRI sesuai
kondisi geografis sebagai negara kepulauan.
Dalam mengahadapi ancaman militer, disiapkan komponen utama
untuk melaksanakan Operasi Militer dalam Perang (OMP) dan komponen
cadangan dilaksanakan sebagai pengganda komponen utama bila
diperlukan, melalui proses mobilisasi/demobilisasi. Selagi komponen
pertahanan siap dikerahkan, namun setiap bentuk perselisihan diutamakan
melalui jalan damai terlebih dahulu. Penggunaan kekuatan pertahanan
hanya dilaksanakan apabila cara damai tidak berhasil.
Berikut adalah beberapa ancaman militer yang saat ini terjadi dan
pernah terjadi di Indonesia:
a. Saat ini, TNI terpecah menjadi beberapa kubu sehingga memungkinkan
perang saudara antar TNI yang berkelanjutan yang dapat membuat
integrasi Indonesia terancam.

11
b. 19 Desember 1948 : Agresi militer Belanda II di kota Yogyakarta yang
saat itu masih ibu kota Indonesia.
c. 4 Desember 2011 : kekerasan bersenjata di Nanggroe Aceh Darussalam
d. 24 dan 25 Februari 2007 terjadi pelanggaran wilayah yang dilakukan
Malaysia terhadap Indonesia yang berlokasi di Ambalat yaitu terletak di
laut Sulawesi
2. Strategi Menghadapi Ancaman Nir Militer
a. Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang ideology
Strategi menghadapi ancaman ini dihadapi dengan konsep pertahanan
berlapis berikut:
1) Lapisan terdepan dalam konsep penanganannya terdiri atas unsur
pertahanan nir-militer, yakni kementrian atau lembaga pemerintah
non-kementrian yang membidangi ideologi.
2) Unsur pemerintah yang membidangi politik dalam dan luar negeri
mengerahkan seluruh istrumen pemerintahan untuk menangkal
pihak lain yang mengancam ideologi Pancasila.
3) Unsur pemerintah yang membidangi informasi mempercepat
gerakan untuk melakukan operasi informasi imbangan sehingga
masyarakat dapat menangkal berbagai pengaruh asing yang
mengancam ideologi.
4) Unsur pemerintah yang membidangi pendidikan melaksanakan
proses pembelajaran dan kesadaran akan ideologi Pancasila secara
bertingkat dan berlanjut.
5) Unsur pemerintah yang membidangi agama memberdayakan para
pemimpin agama untuk membangun kerjasama dengan pemerintah
demi membetengi masyarakat dari penetrasi ideologi asing.
6) Peran lapis pertahanan militer seperti program pelaksanaan bakti
TNI.
b. Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang politik
Strategi pertahanan ancaman di bidang politik ditentukan oleh
kemampuan sistem politik dalam menanggulangi segala bentuk
ancaman yang ditujukan kepada kehidupan politik bangsa Indonesia.

12
Terwujud dengan kehidupan politik berlandaskan demokrasi Pancasila
dan politik luar negeri bebas aktif. Langkah –langkah yang ditempuh:
1) Pendekatan ke dalam
Pembangunan sistem politik demokrasi yang menghargai
kebhinnekaan atau kemajemukan bangsa. Tertulis dalam 3 pilar
penataan kedalam :
 Penguatan penyelenggaraan pemerintah Negara yang sah,
efektif, bersih, berwibawa, dan bebas KKN, serta bertanggung
jawab.
 Penguatan lembaga legislative
 Penguatan kekuatan politik nasional
2) Pendekatan keluar
Menciptakan diplomasi dengan Negara lain secara dinamis ,
diwujudkan dengan:
 Pada lingkup internal: Penciptaan kestabilan Negara dan
ekonomi bangsa.
 Pada lingkup regional: diplomasi aktif dalam peningkatan
kerjasama.
 Pada lingkup supraregional : politik luar negeri Indonesia untuk
meningkatkan kerjasama antar Negara dengan fokus menjaga
keutuhan wilayah NKRI.
 Pada lingkup global : memperjuangkan kepentingan nasional
melalui keberadaan Indonesia dalam PBB serta mengidentifikasi
ancaman yang mungkin terjadi sehingga dapat mencegah
ancaman tersebut.
3. Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang ekonomi
Sebenarnya sebelum menyentuh bidang politik, globalisasi lebih
dahulu terjadi pada bidang ekonomi. Sejak digulirkannya liberalisasi
ekonomi oleh Adam Smith sekita abad ke-15 telah melahirkan perusahaan-
perusahaan multinasional yang melakukan aktivitas perdagangannya ke
berbagai negara. Mulai abad 20, paham liberal kembali banyak dianut oleh
negara-negara di dunia terutama negara maju. Hal ini membuat globalisasi
ekonomi semakin mempercepat perluasan jangkauannya ke semua

13
tingkatan negara mulai negara maju sampai negara berkembang seperti
Indonesia.
Kenyataan yang terjadi, globalisasi ekonomi lebih dikendalikan oleh
negaranegara maju. Sementara negara-negara berkembang kurang diberi
ruang dan kesempatan untuk memperkuat perekonomiannya. Negara-
negara berkembang semacam Indonesia lebih sering dijadikan objek yang
hanya bertugas melaksanakan keinginan-keinginan negara maju.
Keberadaan lembaga-lembaga ekonomi dunia seperti IMF (International
Monetary Fund), Bank Dunia (World Bank) dan WTO (World Trade
Organization) belum sepenuhnya memihak kepentingan negaranegara
berkembang. Dengan kata lain negara-negara berkembang hanya mendapat
sedikit manfaat bahkan menderita karena kebijakan yang salah dan
aturannya yang tidak jelas. Hal tersebut dikarenakan ketiga lembaga
tersebut selama ini selalu berada di bawah pengawasan pemerintahan
negara-negara maju, sehingga semua kebijakannya selalu memihak
kepentingan-kepentingan negara maju. Sistem ekonomi kerakyatan
merupakan senjata ampuh untuk melumpuhkan ancaman di bidang ekonomi
dan memperkuat kemandirian bangsa kita dalam semua hal. Untuk
mewujudkan hal tersebut, perlu kiranya segera diwujudkan hal-hal di bawah
ini:
Diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Menghadapi ancaman ekonomi dari internal :
 penciptaan lapangan kerja padat karya
 pembangunan infrastruktur,
 penciptaan iklim usaha yang kondusif,
 pemilihan teknologi tepat guna
b. Menghadapi ancaman ekonomi dari eksternal:
 Indonesia harus membangun dan menjaga hubungan baik dengan
negara-negara yang memiliki kekuatan ekonomi-politik dunia.
c. Untuk pertahanan militer dalam menghadapi ancaman berdimensi
ekonomi:
 mengembangkan pilihan strategis untuk membantu unsur utama dari
pertahanan nir-militer

14
 meningkatkan usaha pertahanan untuk menciptakan kondisi
keamanan nasional dan kebutuhan pokok masyarakat terutama di
daerah-daerah pedalaman.
 Program Bakti TNI yang melibatkan kerja sama dengan unsur
pertahanan nir-militer lainnya lebih ditingkatkan pada perbaikan
sarana prasarana masyarakat yang membawa dampak pada
peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat.
d. Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang sosial budaya
Memelihara keseimbangan dan keselarasan fundamental, yaitu:
 Keseimbangan antara manusia dengan Tuhan
 Keseimbangan antara manusia dengan alam semesta
 Keseimbangan antara manusia dengan masyarakat
 Keseimbangan kemajuan lahir dan kesejahteraan batin
Meningkatkan semangat persatuan bangsa dengan memperhatikan
perkembangan tradisi, pendidikan, kepemimpinan, integrasi nasional,
kepribadian bangsam persatuan dan kesatuan bangsa dan pelestarian
alam.
4. Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Sosial Budaya
Kehidupan sosial budaya di negara-negara berkembang, perlu
diperhatikan gejala perubahan yang terjadi, terutama mengenai sebab-
sebabnya. Banyak faktor yang mungkin menimbulkan perubahan sosial,
diantaranya yang memegang peranan penting, ialah faktor teknologi dan
kebudayaan. Faktor–faktor itu berasal dari dalam maupun dari luar.
Biasanya, yang berasal dari luar lebih banyak menimbulkan perubahan.
Agar dapat memahami perubahan sosial yang terjadi, perlu dipelajari
bagaimana proses perubahan itu terjadi, dan bagaimana perubahan itu
diterima masyarakat. Pengaruh dari luar perlu diperhatikan adalah hal-hal
yang tidak menguntungkan serta dapat membahayakan kelangsungan hidup
kebudayaan nasional. Bangsa Indonesia harus selalu waspada akan
kemungkinan adanya kesengajaan pihak luar untuk memecah kesatuan
bangsa dan negara Indonesia.
Dalam menghadapi pengaruh dari luar yang dapat membahayakan
kelangsungan hidup sosial budaya, bangsa Indonesia berusaha memelihara

15
keseimbangan dan keselarasan fundamental, yaitu keseimbangan antara
manusia dengan alam semesta, manusia dengan masyarakat, manusia
dengan Tuhan, keseimbangan kemajuan lahir dan kesejahteraan batin.
Kesadaran akan perlunya keseimbangan dan keserasian melahirkan
toleransi yang tinggi, sehingga menjadi bangsa yang berbhinneka dan
bertekad untuk selalu hidup bersatu.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Semboyan Bhineka Tunggal Ika telah memberikan nilai-nilai
inspiratif terhadap sistem pemerintahan pada masa kemerdekaan. Bhineka
Tunggal Ika pun telah menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan
Negara Kesatuan Republik Indoesia. Makna Bhineka Tunggal Ika dalam
Persatuan Indonesia sebagaimana dijelaskan bahwa walaupun bangsa
Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang memiliki
kebudayaan dan adat-istiadat yang beraneka ragam namun keseluruhannya
merupakan suatu persatuan.
Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut mempunyai peran
terhadap bangsa Indonesia yaitu agar menjadi bangsa yang berhasil
mewujudkan integrasi nasional di tengah masyarakatnya yang majemuk.
Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut juga diharapkan sebagai
landasan atau dasar perjuangan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia agar dikenal di mata dunia sebagai bangsa yang
multikulturalisme.

B. Saran
Sebagai warga NKRI terutama para generasi muda, marilah kita
tegakkan kembali tonggak-tonggak tradisi Bangsa kita. Tradisi dan budaya
yang menggambarkan bangsa kita, diri kita, dan para pendahulu kita.
Janganlah mudha terpengaruh dengan pengaruh buruk dari luar. Pandai-
pandailah memfilter informasi dan teknologi yang kalian dapatkan dari
dunia luar. Agar tradisi dan budaya bangsa kita tidak luntur tertelan zaman.
Sebagai rakyat Indonesia kita tidak boleh saling menyalahkan satu
sama lain, kita haruslah hidup rukun sebagaimana semboyan kita. Kita harus
bisa memperkuat diri dengan iman, takwa, dan budi pekerti yang luhur, agar
jika sewaktu-waktu ada yang ingin memech belahkan persatuan kita, maka
kita masih bisa mempertahankannya.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://www.indonesia184.ga/2015/05/integrasi-nasional.html (Minggu, 17 April


2017)

http://www.kitapunya.net/2016/01/pengertian-integrasi-nasional.html (Minggu, 17
April 2017)

http://www.warnetgadis.com/2017/01/tantangan-dalam-menjaga-keutuhan-
nkri.html (Minggu, 17 April 2017)

http://balaiedukasi.blogspot.co.id/2013/11/menjaga-keutuhan-negara-
kesatuan.html (Sabtu, 28 Januari 2017)

http://www.maolioka.com/2016/11/faktor-faktor-pembentuk-integrasi.html
(Selasa, 31 Januari 2017)

acehdesain.WordPress.com (Selasa, 31 Januari 2017)

http://mabatugas.blogspot.co.id/2016/04/makalah-bhineka-tunggal-ika-pengertian-
filosofi--makna-dan-hubungannya-dengan-konsep-integrasi-
nasional.html

http://documents.tips/documents/makalah-integrasi-nasional.html

Nikolas, (2007). Pentingnya integrasi nasional indonesia. (http://www.education-


penteingnya-integrasi-nasional.org/wiki)

Wibowo, I, 2000, Negara dan Mayarakat : Berkaca dari Pengalaman Republik


Rakyat Cina, gramedia, Jakarta.

Winarno. 2007, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan


Tinggi. Bumi aksara, jakarta.

Buku Panduan Kewarganegaraan Tahun 2014. Universitas Sriwijaya. UPT Mata


Kuliah Pengembangan Kepribadian.

Bohlan, (2005). Integrasi nasional. (http://www.basic-integrasi-nasional.org)

18

Anda mungkin juga menyukai