Anda di halaman 1dari 2

1.

1 Teori Stakeholder jawab yang berarti mengabaikan aspek kebutuhan


Deegan (2009) mengungkapkan bahwa teori stakeholder stakeholder. Hurst (1970) menambahkan pentingnya
memandang setiap kelompok stakeholder memiliki akuntabilitas terkait dengan ukuran, kekuatan pasar dan
pandangan yang berbeda terhadap organisasi. Perusahaan dampak pada masyarakat. Namun, perspektif ini hanya
pun harus mengoordinasikan semua kepentingan stakeholder memandang apa yang seharusnya, bukan yang sebenarnya
termasuk jika suatu ketika harus dilakukan pengorbanan sehingga sangat dibutuhkan pengujian.
terhadap kepentingan investor.
Deegan (2002), menyatakan bahwa stakeholder theory Sedangkan dalam
juga dipercaya menjadi dasar dari teori legitimasi ini. Teori 2. managerial branch penekanannya adalah adanya
ini dibagi menjadi dua cabang, yaitu ethical branch kebutuhan perusahaan untuk mengatur kelompok-
(normatif) dan managerial branch (positif). kelompok pemangku kepentingan, terutama
kelompok yang memiliki kekuatan untuk
mengendalikan sumberdaya yang dibutuhkan dalam
1. Ethical branch memberikan saran tentang operasional perusahaan. Teori ini dapat membantu
bagaimana tanggung jawab perusahaan yang mengidentifikasi kelompok mana yang mungkin
seharusnya dalam memperlakukan stakeholder. relevan dengan keputusan manajemen dimana
Stakeholder yang dimaksud adalah kelompok atau ekspektasinya harus diberikan perhatian lebih
individu teridentifikasi yang dapat mempengaruhi karena adanya kontrak sosial.
atau dipengaruhi dengan pencapaian tujuan
organisasi (Freeman dan Reed, 1983, p. 91).
Clarkson (1995) membagi stakeholder menjadi dua Oleh karena itu, pengungkapan sebenarnya adalah
bagian, yaitu: keputusan strategis daripada hanya sekedar
a. Primer melaksanakan tanggung jawab. Hal ini terbukti dengan
Primer dalam hal ini merupakan stakeholder yang berbagai penelitian, salah satunya Penelitian Neu, dkk
harus dipertimbangkan. Hal ini disebabkan karena (1998) menunjukkan bahwa perusahaan lebih responsif
tanpa partisipasi stakeholder ini perusahaan tidak bisa pada permintaan atas pemangku kepentingan yang
going concern. terkait dengan keuangan perusahaan dan regulasi
b. Sekunder pemerintah daripada pengamat lingkungan.
Sekunder dalam hal ini terpengaruh/ mempengaruhi
perusahaan tetapi tidak terlibat transaksi dan tidak Stakeholder disini memiliki tingkatan, dimana semakin
esensial dalam survival perusahaan. tinggi kekuatan stakeholder semakin penting perusahaan
untuk sejalan dengan kepentingannya (Roberts, 1992,
Pandangan Clarkson ini ditentang karena seharusnya p.598). Kekuatan tersebut ada dari penguasaan atas sumber
perusahaan mementingkan semua stakeholder. Seharusnya daya yang terbatas, akses pada media yang berpengaruh,
perusahaan memberikan informasi tentang bagaimana kemampuan mempengaruhi konsumsi perusahaan dan
perusahan mempengaruhi mereka pada semua stakeholder kemampuan legislasi atas perusahaan. Karena Semakin
walaupun stakeholder tidak menggunakan informasi tinggi kekuatan semakin besar kemungkinan terjadi konflik
tersebut. (Ullman, 1985;
Perusahaan pun harus mementingkan akuntabilitas. Friedman dan Miles, 2002), muncullah insentif untuk
Akuntabilitas ini tertuang dalam accountability model mengungkapkan informasi untuk membuktikan jika
(Gray, Owen, Adams, 1996) dimana perusahaan perusahaan sejalan dengan stakeholder. Ekspektasi dan
bertanggung jawab untuk melakukan tindakan tertentu dan kekuatan stakeholder pun akan selalu berubah. Oleh karena
menyediakan informasi entang tindakan tersebut. Dalam itu, penting bagi perusahaan untuk bisa beradaptasi pada
model ini terlihat adanya penekana pada aspek tanggung operasinya (Unerman dan Bennet, 2004; Friedman dan
Miles 2002) untuk mencegah penolakan dan menjaga posisi
serta hubungan baik dengan stakeholder (Gray, dkk, 1996;
Roberts 1992).

1.2 Teori Institusional


Teori ini merupakan teori pelengkap atas kedua teori
diatas, teori ini memberikan pemahaman tentang bagaimana
perusahaan mengerti dan merespon perubahan sosial dan
tekanan serta ekspektasi pada institusi dengan
menghubungkan pada nilai masyarakat untuk menjaga
legitimasi perusahaan.
Teori ini terbagi menjadi dua, yaitu isomorfik dan
decoupling. Isomorfik terpusat pada bagaimana perusahaan
beradptasi pada berbagai tekanan institusional. Teori ini
terbagi lagi dalam:
a. Corcive
Perusahaan berubah karena tekanan oleh stakeholder
yang berpengaruh.
b. Mimetic
Perusahaan berubah untuk mendapat keuntungan
kompetitif yang terjadi karena organisasi gagal
mengikuti praktik inovatif pada sektor yang sama
sehingga perusahaan kehilangan legitimasi. Mimetic
ada karena ada coercive.
c. Normatic
Tekanan muncul dari norma kelompok, baik formal
maupun informal.

Sedangkan decoupling theory mengimplikasikan saat


manajer mungkin merasa kebutuhan atas organisasi mereka
terlihat dengan mengadopsi praktek institusional tertentu
dan mungkin proses institusi formal tersebut bertujuan
mengimplematasikan praktik ini. Praktek aktual organisasi
pun dapat sangat berbeda karena adanya sanksi formal yang
diumumkan pada publik atas praktik dan proses tersebut.

Anda mungkin juga menyukai