01 GDL Rustinanim 1474 1 Skripsi PDF
01 GDL Rustinanim 1474 1 Skripsi PDF
SKRIPSI
Untuk memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan
Oleh :
RUSTINA
NIM. ST 14052
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
Oleh :
Rustina
NIM. ST 14052
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
Oleh :
Rustina
NIM. ST 14052
Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 22Februari 2016 dan
dinyatakan telah memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan
Penguji,
Nama : Rustina
NIM : ST 14052
1) Karya tulis saya,skripsi ini adalahasli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik ( sarjana ), baik di STIKes Kusuma Husada
Surakarta maupun di perguruan tinggi lain.
2) Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan
Tim Penguji.
3) Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka
saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang
telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma
yang berlaku di perguruan tinggi ini.
( Rustina )
NIM. ST 14052
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa kami dapat
menyusun skripsi tentang Pengaruh Penggunaan Kasur Anti Dekubitus Terhadap
Derajad Dekubitus Pada Pasien Tirah Baring Di Rumah Sakit Brayat Minulya
Surakarta.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini, atas semua bantuan, saran dan kemudahan yang telah
diberikan kepada kami dalam penyusunanini. Penulisan ini merupakan
persyaratan untuk menyelesaikan jenjang S-1 Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
Penulis menyadari bahwa dalam penyusun penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan
yang dimiliki.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................………….iii
SURAT PERNYATAAN.......................................................................................iv
KATA PENGANTAR….........................................................................................v
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xii
ABSTRAK............................................................................................................xiii
ABSTRACT..........................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Dekubitus..........................................................................................................7
2.1.2 Etiologi............................................................................................................8
2.1.3 Patogenesis......................................................................................................8
2.7 Hipotesis...........................................................................................................27
BAB V PEMBAHASAN
6.1 Kesimpulan……………..................................................................................48
5.2 Saran................................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
2.4Keaslian Penelitian 23
Lampiran Keterangan
Lampiran12:Lembar konsultasi
Rustina
Abstrak
Dekubitus merupakan masalah yang dapat terjadi pada pasien dengan penyakit
kronis, kondisi lemah dan lumpuh dalam waktu yang lama.Kasur anti dekubitus
dapat untuk mencegah timbulnya lecet atau luka pada area kulit tubuh.Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan kasur anti dekubitus
terhadap derajad dekubitus pada pasien tirah baring di Rumah Sakit Brayat
Minulya Surakarta.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pra-eksperimen denganone
group pretest – posttest. Populasi dalam penelitian iniadalah pasien tirah baring
yang dirawat di Rumah Sakit Brayat Minulya Surakarta dengan jumlah populasi
bulan Juni 19 pasien, didapatkan 9 responden dengan teknik purposive sampling.
Variable penelitian ini adalah penggunaan kasur anti dekubitus dan derajad luka
dekubitus.Analisis data dengan wilcoxon signed ranks test.
Hasil penelitian menunjukkan sebelum diberikan kasur anti dekubitus
didapatkan dekubitus derajad 1 ada 5 responden ( 55,6% ), derajad 2 ada 4
responden ( 44,4% ). Sesudah diberikan kasur anti anti dekubitus 9 responden
( 100% ) menunjukkan derajad 1 dengan kondisi peningkatan perkembangan kulit
dan gejala yang semakin berkurang, p value sebesar 0,046 kurang dari 0,05.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada pengaruhpenggunaan kasur anti
dekubitus terhadap derajad dekubitus pada pasien tirah baring di Rumah Sakit
Brayat Minulya Surakarta.
Kepustakaan : 27( 2001 – 2015 )
Kata kunci : Kasur anti dekubitus, derajad dekubitus, tirah baring
BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE
KUSUMA HUSADA SCHOOL OF HEALTH OF SURAKARTA
2016
Rustina
Abstract
Decubitus is a problem that can occur in patients with chronic disease, the
weak condition and paralyzed for a long time. Anti-decubitus mattress can to
prevent blisters or sores on the skin area of the body. The aim of this research isto
know the impact of anti-decubitus mattresses on the decubitus degree for bedrest
patiens on Brayat Minulya Surakarta hospital.
This reserach uses the pre-experimental research with one group pre-test -
post test. The reserach population are bed-rest patients who were hospitalized
inBrayat Minulya Surakarta with a population of 19 patients in June.There was 9
respondents were obtained by purposive sampling technique. Variable of this
reserach is the use of anti-decubitus mattresses and degree of decubitus sores. The
data were analyzed using the Wilcoxon signed rank test.
The research findings show that before being given anti-decubitus
mattresses obtained decubitus degree 1 there were 5 respondents (55.6%), degree
2 there were 4 respondents (44.4%). After anti-decubitus mattress given there
were 9 respondents (100%) showed grade 1 with the increasing of skin growth
and the decreasing of symptoms, p value of 0.046 is less than 0.05.
The conclusions of this reserach is there an effect of the use of anti-
decubitus mattresses on the decubitus degree for bed-rest patiens in Brayat
Minulya Surakarta hospital.
References : 27 ( 2001 – 2015 )
Keywords :anti-decubitus mattresses, degree of decubitus, bedrest
BAB I
PENDAHULUAN
mobilisasi pada lansia. Seiring penuaan, serat otot akan mengecil, kekuatan otot
berkurang seiring berkurangnya massa otot dan massa tulang. Lansia yang tidak
berolahraga dengan teratur akan mengalami kehilangan yang sama dengan lansia
Gaya gesek yaitu tekanan yang diberikan pada kulit terhadap permukaan tubuh.
Gaya ini terjadi saat pasien bergerak atau memperbaiki posisi tubuhnya di atas
tempat tidur dengan cara didorong atau digeser ke bawah saat berada pada posisi
fowler, jika terdapat gaya gesek maka kulit dan lapisan subkutan menempel pada
permukaan tempat tidur, dan lapisan otot serta tulang bergeser sesuai dengan arah
gerakan tubuh. Kapiler jaringan yang berada dibawah tertekan dan terbebani oleh
gaya tersebut. Akibatnya terjadi penekanan pada kulit setelah itu akan terjadi
pendarahan dan nekrosis pada lapisan jaringan ( Perry & Potter, 2005 ).
untuk membentuk iskemia dan nekrosis jaringan lunak pada individu yang rentan.
80 % luka dekubitus yang sudah sembuh terjadi lagi karena ketidak berhasilan
perawatan yang berkualitas. Gangguan integritas kulit terjadi akibat tekanan yang
merupakan masalah yang dihadapi oleh pasien – pasien dengan penyakit kronis,
pasien yang sangat lemah, dan pasien yang lumpuh dalam waktu lama, bahkan
saat ini merupakan suatu penderitaan sekunder yang banyak dialami oleh pasien –
dekubitus pada pasien tirah baring di bangsal Anggrek Rumah Sakit Moewardi
Surakarta pada bulan Oktober 2002 menemukan kejadian dekubitus sebesar 38, 1
baring di ruang rawat inap Rumah Sakit Dr.Sardjito Yogyakarta dengan desain
sembuh dan keadaan secara keseluruhan dari pasien. Agar komplikasi tidak terjadi
maka perawatan pasien di tempat tidur harus dilakukan dengan penuh perhatian
dan ketekunan. Apabila pasien tirah baring tidak mendapatkan perawatan yang
lain memberikan kasur anti dekubitus, bantal kecil sebagai penyangga, melakukan
alih baring setiap 2 jam, pada malam hari periode diperpanjang setiap 4 jam,
sehingga pasien dapat tidur tidak terganggu. Tidur dapat mendukung proses
tekan. Pencegahan luka tekan sebaiknya lebih berfokus pada upaya mencegah
Kasur anti dekubitus adalah kasur medis yang digunakan untuk mencegah
timbulnya lecet atau luka pada area kulit tubuh dimana pasien tidak dapat
menggerakkan tubuh akibat kondisi penyakit tertentu. Desain lubang kasur anti
dekubitus berfungsi untuk mengurangi tekanan antara tubuh dan kasur, membantu
penyebaran panas dan keringat, membantu menjaga postur tubuh yang benar, dan
massage dengan virgin coconut oil dalam penyembuhan luka dekubitus derajad II
pada lansia, memberikan perkembangan luka yang cukup signifikan, dengan hasil
luka mengering, warna luka menjadi kecoklatan, struktur luka menjadi lebih
halus, dan ada perbaikan luka yang ditandai dengan granulasi, proliferasi dan luka
semakin mengecil.
Brayat Minulya tahun 2014 pasien yang mengalami dekubitus dengan tanda
kemerahan dan lecet – lecet area punggung, pantat, tulang ekor, tumit, dan mata
Rumah Sakit Brayat Minulya memberikan minyak kelapa dan minyak tawon
untuk mencegah luka akibat tirah baring. Rumah Sakit memberikan kasur anti
dekubitus sebagai alas tidur untuk membantu mengurangi tekanan antara tubuh
dan kasur, dan menjaga postur tubuh yang benar pada pasien yang tidak mampu
merubah posisi tubuhnya. Rumah Sakit Brayat Minulya belum pernah ada
derajad dekubitus pada pasien tirah baring di Rumah Sakit Brayat Minulya
Surakarta.
1.3 Tujuan Penelitian
kasur anti dekubitus terhadap derajad dekubitus pada pasien tirah baring di
Sebagai bahan acuan peneliti lain untuk meneliti penggunaan kasur anti
tirah baring.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dekubitus
2.1.1 Definisi
penderita yang tidak berubah dalam jangka waktu lebih dari 6 jam (
Brandon, 2006 )
menonjol, sebagai akibat dari tekanan dalam jangka waktu yang lama
penyakit kronis, pasien yang sangat lemah, dan pasien yang lumpuh dalam
waktu lama, bahkan saat ini merupakan suatu penderita sekunder yang
Morison, 2003 )
2.1.2 Etiologi
kerusakan persepsi sensori dan atau kognisi, penurunan ststus nutrisi, friksi dan
Faktor ekstrinsik : kebersihan tempat tidur, alat – alat tenun yang kusut dan
kotor, atau peralatan medik yang menyebabkan penderita terfiksasi pada suatu
sikap tertentu, duduk yang buruk, posisi yang tidak tepat, perubahan posisi yang
2.1.3 Patogenesis
Menurut Perry & Potter ( 2005 ), ada 3 elemen yang menjadi dasar
terjadinya luka tekan yaitu intensitas tekanan dan tekanan yang menutup kapiler,
durasi dan besarnya tekanan, toleransi jaringan luka. Beberapa tempat yang
paling sering terjadi dekubitus adalah sakrum, tumit, siku, maleolus lateral,
trokanter besar, dan tuberositis iskial. Dekubitus terjadi sebagai hasil hubungan
antara waktu dan tekanan. Semakin besar tekanan dan durasinya, maka semakin
besar pula insiden terbentuknya luka. Jaringan ini menjadi hipoksia sehingga
menjadi cedera iskemi. Jika tekanan dihilangkan sebelum titik kritis maka
sirkulasi pada jaringan tersebut akan pulih kembali melalui mekanisme fisiologi
hiperemia reaktif, karena kulit mempunyai kemampuan lebih besar untuk
mentoleransi iskemia dari otot, maka dekubitus dimulai di bagian tulang dengan
epidermis.
jaringan yang terjadi. Jaringan pada luka harus dapat dilihat untuk dilakukan
penilaian tahapan, karena sulit untuk mengkaji luka tertutup jaringan nekrotik atau
sangat penting. Warna, ukuran ( diameter dan kedalaman ), lokasi, adanya traktus
sinus, bau, eksudat, dan respon terhadap pengobatan diobservasi dan dicatat setiap
hari. Sistem tahapan luka dekubitus pada gambaran kedalaman yang rusak ( Perry
Luka yang tertutup dengan jaringan nekrotik seperti eschar tidak dapat
dapat diobservasi. Salah satu cara yang paling awal untuk mengklasifisikan
dekubitus adalah dengan menggunakan sistem nilai atau tahapan (Potter, 2006).
1. Tahap I
Eritema tidak pucat pada kulit utuh, lesi kulit yang diperbesar, kulit tidak
ulkus superfisial dan secara klinis terlihat seperti abrasi lecet atau lubang
yang dangkal.
3. Tahap III
atau nekrotik yang mungkin akan melebar kebawah, tapi tidak melampaui
4. Tahap IV
tanpa mampu untuk merubah posisi berisiko tinggi untuk terkena luka
tekan. Imobilitas adalah faktor yang paling signifikan dalam kejadian luka
tulang yang menonjol. Bila ini terjadi dalam durasi yang lama,
3. Kelembaban
dari tenaga yang merobek ini adalah ketika pasien diposisikan dalam
posisi semi fowler yang melebihi 30 derajat. Pada posisi ini pasien bisa
5. Pergesekan (friction )
6. Nutrisi
tekan. Menurut penelitian Guenter ( 2002 ) stadium tiga dan empat dari
luka tekan pada orang tua berhubungan dengan penurunan berat badan,
7. Usia
Pasien yang sudah tua memiliki risiko yang tinggi untuk terkena luka
tekan karena kulit dan jaringan akan berubah seiring dengan penuaan.
merobek.
8. Tekanan arteriolar yang rendah
9. Stress emosional
Depresi dan stress emosional kronik misalnya pada pasien psikiatrik juga
10. Merokok
Nikotin yang terdapat pada rokok dapat menurunkan aliran darah dan
1. Tahap I
Eritema tidak pucat pada kulit utuh, lesi kulit yang diperbesar, kulit tidak
2. Tahap II
ulkus superfisial dan secara klinis terlihat seperti abrasi lecet atau lubang
yang dangkal.
3. Tahap III
atau nekrotik yang mungkin akan melebar kebawah, tapi tidak melampaui
4. Tahap IV
Menurut NPUAP ( National Pressure Ulcer Advisory Panel ), 2009 luka tekan
1. Stadium Satu
dengan kulit yang normal, maka akan tanpak salah satu tanda sebagai
( gatal atau nyeri ). Pada orang yang berkulit putih, luka mungkin kelihatan
sebagai kemerahan yang menetap. Sedangkan pada yang berkulit gelap,
luka akan kelihatan sebagai warna merah yang menetap, biru atau ungu.
2. Stadium Dua
3. Stadium Tiga
dari jaringan subkutan atau lebih dalam, tapi tidak sampai pada fascia. Luka
4. Stadium Empat
nekrosis jaringan, kerusakan pada otot, tulang atau tendon. Adanya lubang
yang dalam serta saluran sinus juga termasuk dalam stadium IV dan luka
tekan.
Gambar 1.
Derajad luka dekubitus menurut NPUAP
( courtesy of Prof.Hiromi Sanada, Japan, 2009 )
2.1.7 Perawatan Dekubitus
Karakteristik Keterangan
dekubitus
e. pengaturan posisi
preventif khusus yang dirancang untuk menjaga pasien bebas dari penyakit
kesejahteraan
2.2 Kasur Anti Dekubitus
kejadian luka tekan. Intervensi dalam perawatan kulit pasien akan menjadi
tertekannya kulit dalam waktu yang lama, sehingga menyebabkan lesi primer
yang dapat memburuk dengan cepat menjadi lesi sekunder, seperti pada luka
Kasur anti dekubitus adalah kasur medis berbahan elastic berisi angin
dalam kondisi tidak mampu bergerak / miring kanan atau kiri. Kasur anti
dekubitus ada jenis lain yang disebut air doctor, termasuk salah satu tipe
matras anti dekubitus yang diproduksi oleh pabrik Youngwon Korea. Matras
ini menggunakan kompresor angin untuk menjaga sirkulasi udara di dalam
yang cukup tinggi untuk ketahanan, bahan matras tahan lama dan kuat, sangat
Cara penggunaan :
Gambar 2.
Tirah baring adalah penderita yang berbaring total ( tidak dapat bergerak
( Netina, 2001 )
penuh ketekunan menangani, terlihat dengan aspek diatas tadi pasti akan
Sesorang yang berbaring terlentang pada suatu alas yang keras, dan
tumit).
1. Bronkopnemonia
zat asam yang lebih sedikit dibanding seseorang yang aktif. Akan
2. Radang tenggorok
ini terjadi pada pasien yang pingsan ataupun sangat mengantuk dan
Karena tirah baring seseorang mengalami isolasi dini, sehingga tidak ada
kontak dengan orang lain, hanya sedikit komunikasi yang dilakukan. Jadi
di sini terjadi isolasi sosial, dunia kehidupan menjadi kecil dan kurang
lain.Sikap seseorang dapat berubah, akan berbeda dari satu orang dengan
yang lain:
dan apatis.
2. Berusaha mendobrak isolasi
jarang dirangsang maka akan terjadi masalah dalam buang air besar.
dan tidak banyak dikeluarkan. Pada keluarnya urine yang kurang banyak,
timbul factor – factor yang sama seperti pada keluhan defekasi ( kurang
Oleh karena individu kurang bergerak, terjadi pelepasan zat kapur pada
tulang – tulang ini kemudian membentuk batu – batu kecil dalam saluran
kencing.
dari tubuh yang kurang mendapatkan udara sehingga kulit menjadi lemah
1. Atrofi
2. Kontraktur
Jika berada dalam satu posisi yang lama, otot akan menjadi kaku.
dapat muncul pada posis persendian yang menekuk, karena otot – otot
Setyajati 2002 Factor- factor Deskriptif Pasien stroke Pasien tirah baring di
yang Explorative di bangsal RS.Dr.Moewardi
mempengaruhi dengan Anggrek I Surakarta pada bulan
kejadian model RS.Dr.Moewa Oktober 2002
dekubitus pada rancangan rdi Surakarta menemukan kejadian
pasien tirah di prospektif dekubitus sebesar
RS.Dr.Moewar atau cohort 38.18 % disebabkan
di Surakarta karena immobilitas,
penurunan kesadaran,
penurunan sensorik
yang meliputi seluruh
unit rawat inap
Tri Wahyuni 2009 Pengaruh posisi Quasy Pasien Posisi miring 30
miring 30 experiment gangguan derajad dengan
derajad dengan penurunan menggunakan
menggunakan pendekatan kesadaran di absorbent triangle
absorbent one group ICU RSUD pillow yang diberikan
triangle pillow pretest Sragen selama 2 jam jam
terhadap posttes selang seling miring
dekubitus grade with kanan, terlentang dan
I pada pasien control miring kiri yang
gangguan dilakukan 3 hari
penurunan berturut – turut,
kesadaran di setelah diberikan
Ruang ICU perlakuan tidak
RSUD Sragen didapatkan luka tekan
(0%)
Sunaryanti 2014 Pengaruh Eksperimen Pasien yang Penelitian kuantitatif
pemberian dengan beresiko randomize controlled
minyak kelapa randomized mengalami trial pada 60
dan controlled luka tekan di responden
pengetahuan trial masyarakat dilaksanakan selama
reposisi dengan 10 hari. Terdapat
pencegahan pengkajian perbedaan yang
dekubitus resiko signifikan antar
dekubitus pemberian minyak
menggunakan kelapa dan
skala Norton pengetahuan reposisi
dengan skore pencegahan dekubitus.
< 14 Hasil uji chi-square
dengan fisher,s exact
test menunjukkan
bahwa terdapat
pengaruh yang
signifikan antara
pemberian minyak
kelapa dan
pengetahuan tentang
reposisi sebesar
0,021˂0,05
2.5 Kerangka Teori
DEKUBITUS
Gambar 2.5
Kerangka teori ( Tarihoran, 2010 )
2.6 Kerangka Konsep
2.7 Hipotesis
Ho: Tidak ada pengaruh penggunaan kasur anti dekubitus terhadap derajad
METODOLOGI PENELITIAN
rancangan ini tidak ada kelompok pembanding( kontrol ), tetapi paling tidak
Xa X Xb
Keterangan :
15 Oktober 2015.
3.3.1 Populasi
tirah baring yang dirawat di Rumah Sakit Brayat Minulya Surakarta. Pada
bulan Juni 2015 jumlah populasi pasien tirah baring di Rumah Sakit Brayat
3.3.2 Sampel
penelitian ini sebanyak 9 pasien tirah baring dalam kondisi compos mentis,
dengan jumlah kasur anti dekubitus yang dimiliki Rumah Sakit Brayat
Kriteria pemilihan responden dalam penelitian ini terdiri dari kriteria inklusi
3) Pasien belum terjadi dekubitus, dan pasien terjadi dekubitus derajad 3 dan 4
Tabel 3.4. Variabel, definisi operasional, cara ukur, hasil ukur dan skala
1) Materi penelitian :
Panel ).
asisten peneliti yang dipilih dalam penelitian adalah staf perawat karyawan
penelitian ini melibatkan 2 asisten peneliti pada tiap-tiap unit ruang rawat
dilakukan posttest H+1 yaitu 1 hari setelah pemberian kasur anti dekubitus
( Hastono, 2007 )
3.6.1 Editing
3.6.2 Coding
derajad sebagai berikut, stadium 1 diberi kode 1 ( lebih hangat, lunak, gatal
3.6.4 Cleaning
pasien tirah baring pada saat sebelum diberikan dan setelah diberikan. Data
Menurut Hidayat ( 2007 ) masalah etika yang harus diperhatikan antara lain
sebagai berikut:
consent adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian serta
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan kasur anti
dekubitus terhadap derajad dekubitus pada pasien tirah baring di Rumah Sakit
Brayat Minulya Surakarta. Data yang diperoleh selama penelitian yang dilakukan
selama 30 hari yaitu dari tanggal 15 September 2015 sampai 15 Oktober 2015,
pasien tirah baring dengan dekubitus derajad 1 dan 2 yang memenuhi kriteria
dan jenis kelamin yang mengalami dekubitus derajad 1 dan 2. Dapat diketahui
yaitu laki – laki sejumlah 4 orang ( 44,4% ), perempuan 5 orang ( 55,6% ), dengan
anti dekubitus dilakukan selama 10 hari berturut – turut dan kemudian hasil
Data yang diperoleh dianalisis dan disajikan berdasarkan analisis univariat dan
Table 4.1
Distribusi frekuensi menurut usia pada pasien tirah baring
di RSBM Surakarta Tahun 2015
( n=9 )
1 56 - 66 tahun 3 33,4
2 67 - 77 tahun 2 22,2
3 78 - 88 tahun 4 44,4
Total 9 100
Berdasarkan Table 4.1 dapat digambarkan bahwa distribusi usia responden pada
Table 4.2
Distribusi frekuensi menurut jenis kelamin pada pasien tirah baring
di RSBM Surakarta Tahun 2015
( n=9 )
responden pada pasien tirah baring memiliki jumlah responden laki – laki
sebanyak 4 responden ( 44,4 % ) dan responden perempuan sebanyak 5 responden
( 55,6 % )
Table 4.3
Distribusi frekuensi menurut derajad dekubitus pretest
di RSBM Surakarta Tahun 2015
( n=9 )
Table 4.4
Distribusi frekuensi menurut derajad dekubitus posttest
di RSBM Surakarta Tahun 2015
( n=9 )
responden ( 100% )
Table 4.5
Analisis uji wilcoxon
( n=9 )
Variable Z P value
Derajad dekubitus sebelum dan -2,000 0,046
setelah diberikan kasur anti
dekubitus
Pada table 4.5 nilai Z = -2,000 dengan p value=0.046, oleh karena p value 0.046
yaitu kurang 0.05 maka Ho ditolak, disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan pada penggunaan kasur anti dekubitus pada pasien tirah baring dengan
BAB V
PEMBAHASAN
Pembahasan penelitian ini akan memaparkan secara rinci dari hasil penelitian
dengan merujuk pada hasil tujuan penelitian, tinjauan literatur dan penelitian yang
Pada karakteristik responden akan dibahas tentang usia dan jenis jenis
5.1.1.1 Usia
Nursalam ( 2011 ) pasien yang sudah tua memiliki resiko yang tinggi
untuk terkena luka tekan karena kulit dan jaringan akan berubah seiring
resiko terjadinya ulkus dekubitus akan semakin besar ketika usia diatas 80
tahun. Dalam penelitian ini tidak hanya dilakukan pada usia lanjut, namun
ini merupakan masalah yang khusus pada lansia, dimana usia lanjut
dan rapuh dan kecenderungan lebih sering berbaring pada satu posisi
penelitian ini tidak hanya dilakukan pada lansia saja tetapi juga dilakukan
rawat inap bangsal umum dimana untuk menjadi peluang sampel terpilih
adanya perbedaan antara pria dan wanita, yaitu kaum wanita dilindungi
5.1.1.3 Kejadian Dekubitus Sebelum dan Sesudah diberikan Kasur Anti Dekubitus
55,6% ) gejala kulit lebih hangat, lunak, gatal, nyeri tekan skala 1–3, dan
baring.
jaringan. Menurut Perry & Potter ( 2005 ) bahwa setelah periode iskemi
ini merupakan respon tubuh normal terhadap kekurangan aliran darah pada
jaringan dibawahnya.
nutrisi yang kurang apabila tidak ada perhatian yang baik dari perawat
pada pasien yang mengalami tirah baring dalam jangka waktu yang lama,
Setelah diberikan kasur anti dekubitus, kulit dinilai setiap hari dari hari ke
tidak gatal, kemerahan berubah menjadi merah muda, kulit teraba lebih
kenyal, skala nyeri menurun menjadi 0 - 2. Penelitian ini menunjukkan
sehari sekali penyembuhan terjadi pada hari ke 10-13 kondisi kulit ini
Peran perawat dalam upaya pencegahan luka tekan menurut Perry dan
dipengaruhi oleh pemberian cairan dan nutrisi yang tepat dan adekuat,
pemberian alas tidur yang melindungi kulit, menjaga agar kulit tetap
kering dan lembut. Selain daripada itu luka dekubitus juga dapat dicegah
memberikan massage pada daerah yang tertekan. Dalam hal ini peneliti
kulitnya setiap hari sampai ditemukan kejadian dekubitus atau paling lama
diberikan perlakuan dengan memberi kasur anti dekubitus pada pasien tirah
derajad 1 dan 2 dengan diberikan kasur anti dekubitus selama 10 hari. Hasil
Oleh karena itu kasur anti dekubitus sangat bermanfaat untuk membantu
menyembuhkan, bukan hanya borok atau luka, tetapi dari gangguan penyakit
tulang menunjukkan perbedaan yang signifikan antara rata – rata skore ulkus
baring lama. Menurut Ririn Sri Handayani ( 2011 ) pencegahan luka tekan
scapula, sacrum, dan tumit sangat efektif dalam pencegahan luka tekan
derajad 1.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
derajad luka dekubitus pada pasien tirah baring di Rumah Sakit Brayat
menonjol.
Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai acuan dalam Proses Belajar
Peneliti lain dapat menggali lebih dalam mengenai penggunaan kasur anti
Ayello & Braden. (2002) How And Why To Do Pressure Ulcer Riskassesment
Hastono, S.P. (2007). Dasar Analisa Data Untuk Penelitian Kesehatan. Tidak
dipublikasikan. Depok : FKM - UI
Purwaningsih. (2001). Analisis Dekubitus Pada Pasien Tirah Baring di Ruang A1,
B1, C1, D1, dan Ruang B3 IRNA 1 Rumah Sakit Dr. Sardjito
Yogyakarta.Skripsi Yogyakarta.
RCN. (2005). The Use Of Pressure – Relieving Device ( Beds, Mattresses And
Overlays ) For Prevention Of Pressureulcer In Primary And Secondary Care.
Royal College Of Nursing.
Wasisto Utomo (2012). Efektifitas Nigella Sativa Oil Untuk Mencegah Terjadinya
Ulkus Dekubitus Pada Pasien Tirah Baring Lama.Jurnal Ners Indonesia,
Vol. 2, No. 2, Maret 2012.
. 2015. PT.NISINKO
F.01
Rumusan Masalah
Bagaimana perawat melakukan pencegahan lukadekubitus pada pasien tirah
baring ?
Apakah pengaruh kasur anti dekubitus terhadap pasien tirah baring ?
Tujuan Penelitian
Mengetahui dan membuktikan bahwa kasur anti dekubitus berpengaruh
terhadap derajad kejadian luka dekubitus
Mahasiswa
( Rustina )
NIM ST. 14052
Menyetujui
Nama : Rustina
NIM : ST 14052
Tempat Penelitian : RS. Brayat Minulya Surakarta
Waktu Penelitian :15 September s.d 15 Oktober 2015
Judul Skripsi : Pengaruh penggunaan kasur anti dekubitus terhadap
derajad dekubitus pada pasien tirah baring
( Rustina)
NIM. ST 14052
F.07
Nama : Rustina
NIM : ST 14052
Tempat Penelitian : RS. Brayat Minulya Surakarta
Waktu Penelitian : 15 September s.d 15 Oktober 2015
Judul Skripsi : Pengaruh penggunaan kasur anti dekubitus terhadap
derajad dekubitus pada pasien tirah baring
( Rustina )
NIM.ST 14052
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
( Informed consent )
Kepada
Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Prodi S-I Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta
Nama : Rustina
NIM : ST 14052
Oleh karena itu saya memohon kesediaan bapak / ibu menjadi responden
penelitian ini dan kerahasiaan responden akan saya jamin. Jika bersedia menjadi
responden, mohon untuk menanda tangani lembar persetujuan yang telah
disediakan. Atas perhatian dan kesediaan bapak / ibu sebagai responden saya
ucapkan terimakasih
Hormat Saya
Rustina
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
( Informed consent )
Nama :.....................................................................(Inisial)
Umur :...........tahun .
Menyatakan bahwa :
Dengan pertimbangan di atas, dengan ini saya menyatakan tanpa paksaan dari
pihak manapun, saya bersedia / tidak bersedia berpartisipasi untuk ikut serta
menjadi sampel penelitian.
Surakarta,
(.........................................)
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI ASISTEN PENELITI
( Informed consent )
Nama :.....................................................................(Inisial)
Umur :...........tahun .
Jenis Kelamin : L / P *)
Alamat :....................................................................................
.............................................................................. ...
Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan sukarela tanpa ada
paksaan dari pihak manapun dan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta,
Hormat saya
(.....................................................)
LEMBAR PENJELASAN ASISTEN PENELITIAN
Kepada :
Yth. Bapak/ ibu sejawat perawat
Di RS Brayat Minulya Surakarta
Dengan hormat,
Saya yang bertandatangan di bawah ini, mahasiswa Prodi S-I Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta :
Nama : Rustina
NIRM : ST 14052
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh penggunaan kasur anti
dekubitus terhadap derajad dekubitus pada pasien tirah baring di Rumah
Sakit Brayat Minulya surakarta.”
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh penggunaan kasur anti
dekubitus terhadap derajad dekubitus pada pasien tirah baring di ruang rawat inap.
Berkaitan dengan penelitian ini saya mohon bapak / ibu sejawat perawat untuk
bersedia menjadi asisten peneliti.Adapun pasien yang akan diteliti adalah pasien
tirah baring di ruang rawat inap dengan kejadian dekubitus derajad I dan 2. Pasien
dilakukan penilaian kulit pada saat pertama kali masuk menggunakan lembar
observasi pretest, kemudian diberikan perlakuan dengan memberikan kasur anti
dekubitus selama 10 hari, selanjutnya dilakukan penilaian posttest menggunakan
lembar penilaian evaluasi posttest. Peneliti mengucapkan terimakasih atas bantuan
dan kerjasama yang baik.
Surakarta, Agustus 2015
Peneliti,
Rustina
NIM. ST 14052
DATA TABULASI HASIL PENELITIAN
No. Jenis
Resp Kelamin Umur StadiumPretest StadiumPosttest
1 L 60 1 1
2 L 62 1 1
3 L 68 1 1
4 P 76 1 1
5 P 83 2 1
6 L 56 2 1
7 P 74 2 1
8 P 81 2 1
9 P 88 1 1
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
Total 9
c. STADIUM_POSTTEST = STADIUM_PRETEST
b
Test Statistics
STADIUM_POS
TTEST -
STADIUM_PRE
TEST
a
Z -2.000
PENDAHULUAN
massage dengan virgin coconut oil dalam penyembuhan luka dekubitus derajad II
pada lansia, memberikan perkembangan luka yang cukup signifikan, dengan hasil
luka mengering, warna luka menjadi kecoklatan, struktur luka menjadi lebih
halus, dan ada perbaikan luka yang ditandai dengan granulasi, proliferasi dan luka
dibawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya
gangguan sirkulasi darah setempat. Dekubitus suatu luka akibat posisi penderita
yang tidak berubah dalam jangka waktu lebih dari 6 jam ( Brandon, 2006 )
Dekubitus adalah suatu area yang terlokalisir dengan jaringan yang mengalami
nekrosis dan biasanya terjadi pada permukaan tulang yang menonjol, sebagai
penyakit kronis, pasien yang sangat lemah, dan pasien yang lumpuh dalam waktu
lama, bahkan saat ini merupakan suatu penderita sekunder yang banyak dialami
oleh pasien – pasien yang dirawat di rumah sakit ( Morison, 2003 ) Menurut
NPUAP ( National Pressure Ulcer Advisory Panel ), 2009 luka tekan dibagi
dibandingkan dengan kulit yang normal, maka akan tanpak salah satu
tanda sebagai berikut : perubahan temperatur kulit ( lebih dingin atau lebih
perubahan sensasi ( gatal atau nyeri ). Pada orang yang berkulit putih,
pada yang berkulit gelap, luka akan kelihatan sebagai warna merah yang
2. Stadium Dua
3. Stadium Tiga
dari jaringan subkutan atau lebih dalam, tapi tidak sampai pada fascia. Luka
4. Stadium Empat
nekrosis jaringan, kerusakan pada otot, tulang atau tendon. Adanya lubang
yang dalam serta saluran sinus juga termasuk dalam stadium IV dan luka
tekan.
GradeI GradeII GradeIIIGrade IV
Gambar 1.
Derajad luka dekubitus menurut NPUAP
( courtesy of Prof.Hiromi Sanada, Japan, 2009 )
METODE
15 Oktober 2015.
(Nursalam, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien tirah
baring yang dirawat di Rumah Sakit Brayat Minulya Surakarta. Pada bulan
Juni 2015 jumlah populasi pasien tirah baring di Rumah Sakit Brayat
Sampel
sifat – sifat populasi ( Notoatmodjo, 2009 ). Responden dalam penelitian ini Pada
bab ini diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan kasur anti
dekubitus terhadap derajad dekubitus pada pasien tirah baring di Rumah Sakit
Brayat Minulya Surakarta. Data yang diperoleh selama penelitian yang dilakukan
selama 30 hari yaitu dari tanggal 15 September 2015 sampai 15 Oktober 2015,
pasien tirah baring dengan dekubitus derajad 1 dan 2 yang memenuhi kriteria
dan jenis kelamin yang mengalami dekubitus derajad 1 dan 2. Dapat diketahui
yaitu laki – laki sejumlah 4 orang ( 44,4% ), perempuan 5 orang ( 55,6% ), dengan
kasur anti dekubitus dilakukan selama 10 hari berturut – turut dan kemudian hasil
Data yang diperoleh dianalisis dan disajikan berdasarkan analisis univariat dan
Table 4.1
Distribusi frekuensi menurut usia pada pasien tirah baring
di RSBM Surakarta Tahun 2015
( n=9 )
1 56 - 66 tahun 3 33,4
267 - 77 tahun 2 22,2
3 78 - 88 tahun 4 44,4
Total 9 100
Berdasarkan Table 4.1 dapat digambarkan bahwa distribusi usia responden pada
Table 4.2
Distribusi frekuensi menurut jenis kelamin pada pasien tirah baring
di RSBM Surakarta Tahun 2015
( n=9 )
responden pada pasien tirah baring memiliki jumlah responden laki – laki
responden ( 55,6 % )
Table 4.3
Distribusi frekuensi menurut derajad dekubitus pretest
di RSBM Surakarta Tahun 2015
( n=9 )
Table 4.4
Distribusi frekuensi menurut derajad dekubitus posttest
di RSBM Surakarta Tahun 2015
( n=9 )
No Derajad Frekuensi Persentase ( % )
dekubitus
1 19 100
2 20 0
Total 9 100
responden
( 100% )
Analisa Bivariat
Hasil analisis uji Wilcoxon penelitian ini dilakukan dengan pretest pada 9
dari 0,05.
Table 4.5
Analisis uji wilcoxon
( n=9 )
VariabelZ Z P value
Derajad dekubitus0,046 -2,000
sebelum dan
setelah diberikan
kasur anti
dekubitus
Pada table 4.5 nilai Z = -2,000 dengan p value=0.046, oleh karena p value 0.046
yaitu kurang 0.05 maka Ho ditolak, disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan pada penggunaan kasur anti dekubitus pada pasien tirah baring dengan
sebanyak 9 pasien tirah baring dalam kondisi compos mentis, dengan jumlah
kasur anti dekubitus yang dimiliki Rumah Sakit Brayat Minulya sebanyak 6 kasur.
Kriteria pemilihan responden dalam penelitian ini terdiri dari kriteria inklusi
dan kriteria ekslusi. Kriteria inklusi merupakan persyaratan umum yang harus
dipenuhi oleh subyek agar dapat diikutsertakan ke dakam penelitian, sedangkan
kriteria ekslusi adalah keadaan yang menyebabkan subyek yang telah memenuhi
kriteri inklusi tidak dapat diikutsertakan dalam penelitian ( Satroasmoro & Ismael,
2010 )
Kesimpulan
) dan jenis kelamin perempuan dengan jumlah lebih banyak sejumlah yaitu 5
responden ( 55,6 % )
Saran
Institusi Rumah Sakit
derajad luka dekubitus pada pasien tirah baring di Rumah Sakit Brayat
pasien tirah baring untuk mengurangi tekanan pada tubuh atau area yang
menonjol.
Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai acuan dalam Proses Belajar
Peneliti Lain
Peneliti lain dapat menggali lebih dalam mengenai penggunaan kasur anti
menambah jumlah sampel dan waktu penelitian yaitu lebih dari 10 hari.
Bagi Peneliti
Ayello & Braden. (2002) How And Why To Do Pressure Ulcer Riskassesment
Hastono, S.P. (2007). Dasar Analisa Data Untuk Penelitian Kesehatan. Tidak
dipublikasikan. Depok : FKM - UI
Hidayat, AA. (2007). Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba
Medika: Jakarta.
Irawan. (2014) Pemanfaatan Virgin Coconut Oil Dengan Teknik Massage Dalam
Penyembuhan Luka Derajad II Pada Lansia. Skripsi STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
Purwaningsih. (2001). Analisis Dekubitus Pada Pasien Tirah Baring di Ruang A1,
B1, C1, D1, dan Ruang B3 IRNA 1 Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta.
Skripsi Yogyakarta.
RCN. (2005). The Use Of Pressure – Relieving Device ( Beds, Mattresses And
Overlays ) For Prevention Of Pressureulcer In Primary And Secondary Care.
Royal College Of Nursing.
Wasisto Utomo (2012). Efektifitas Nigella Sativa Oil Untuk Mencegah Terjadinya
Ulkus Dekubitus Pada Pasien Tirah Baring Lama. Jurnal Ners Indonesia,
Vol. 2, No. 2, Maret 2012.
2015. PT.NISINKO