Anda di halaman 1dari 24

Nilai:

Tanda tangan:

REFERAT
Hemangioma

Pembimbing:
dr. Aplin Ismunanto, Sp. B

Disusun Oleh:
Nisa Kamila
112017015

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
PERIODE 27 AGUSTUS - 03 NOVEMBER 2018
RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA DR. ESNAWAN ANTARIKSA
2018

1
LEMBAR PENGESAHAN
Referat dengan judul :
Hemangioma

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah
RSAU Dr. Esnawan Antariksa periode 27 Agustus s/d 03 November 2018

Disusun oleh:
Nisa Kamila
112017015
Telah diterima dan disetujui oleh dr. Aplin Ismunanto, Sp. B

selaku dokter pembimbing Departemen Bedah Umum RSAU Dr. Esnawan Antariksa

Jakarta, Juli 2018

..............................................
dr. Aplin Ismunanto, Sp. B

2
LEMBAR PENILAIAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

Nama Nisa Kamila

NIM 112017015

Tanggal Oktober 2018

Judul kasus Hemangioma

Skor
Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

Kemampuan Analisis

Penguasaan Teori

Referensi

Bentuk Referat Tertulis

Cara Penyajian

Total

Nilai %= (Total/25)x100%

Keterangan : 1 = sangat kurang (20%), 2 = kurang (40%), 3 = sedang (60%), 4 = baik (80%), dan
5 =sangat baik (100%)

Komentar penilai

Nama Penilai Paraf/Stempel

dr. Aplin Ismunanto, Sp. B

3
BAB I

PENDAHULUAN

Hemangioma merupakan suatu tumor jaringan lunak pembuluh darah akibat dari
proliferasi (pertumbuhan berlebih) yang tidak normal. Hemangioma dapat terjadi pada semua
jaringan pembuluh darah. Pengetahuan tentang morfologi, patogenesis dan perjalanan penyakit
hemangioma merupakan petunjuk penting untuk mengetahui kemungkinan komplikasi yang
dapat terjadi. Terapi terhadap penyakit ini pun sangat ditentukan oleh diagnosis, klasifikasi,
ukuran, lokasi lesi, serta ada atau tidaknya komplikasi.
Hemangioma infantil merupakan tumor jinak yang paling sering muncul pada bayi dan
anak-anak. Hemangioma infantil dapat terjadi di kutis, subkutis, otot, hepar, traktus
gastrointestinal, otak, paru-paru, ataupun tulang. Perjalanan alamiah penyakit ini munculnya
cepat setelah bayi lahir dan menetap hingga usia balita. Seringkali para orangtua datang dengan
kecemasan berlebihan akan kelainan ini, diperlukan edukasi yang baik agar orang tua dapat
memahami bahwa sebagian besar kelaianan ini dapat sembuh secara sempurna ketika mencapai
usia 7-12 tahun.1

4
BAB II

ISI

A. DEFINISI

Hemangioma adalah proliferasi abnormal dari pembuluh darah yang dapat terjadi pada setiap
jaringan yang mengandung pembuluh darah. Sehingga, hemangioma dapat terjadi di kutis,
subkutis, otot, hepar, traktus gastrointestinal, otak, paru-paru, ataupun tulang.1

B. EPIDEMIOLOGI

Hemangioma merupakan neoplasma jinak yang sering ditemukan pada bayi yang baru lahir.
Dikatakan bahwa 10% dari bayi yang baru lahir dapat mempunyai hemangioma dimana angka
kejadian tertinggi terjadi pada ras kulit putih dan terendah pada ras asia. Hemangioma lebih
sering terjadi pada perempuan bila dibandingkan dengan laki-laki dengan perbandingan 5:1.
Angka kejadian hemangioma meningkat menjadi 20-30% pada bayi-bayi yang dilahirkan
prematur dengan berat badan lahir kurang dari satu kilogram 2,3 . Sekitar 30% kasus hemangioma
terlihat saat bayi lahir sementara 70% ditemukan pada minggu-minggu pertama dari kehidupan
bayi. Belum ada literatur yang dapat menunjukkan secara pasti akan keterkaitan insidensi
henmangioma yang berkaitan dengan faktor herediter, tetapi menurut survey, 10% pada bayi-
bayi dengan riwayat keluarga menderita hemangioma. Dari literatur dikatakan 60% hemangioma
terjadi pada daerah kepala dan leher dan dapat mengalami pertumbuhan sampai kurang lebih 18
bulan sebelum akhirnya akan mengalami regresi spontan (fase involusi) yang dapat memakan
waktu 3-10 tahun.1 Hampir semua hemangioma pada anak-anak akan mengalami regresi spontan
dan menghilang tanpa terapi apapun. Akan tetapi, hemangioma juga dapat menjadi masif
sehingga menimbulkan komplikasi yang mengancam nyawa seperti perdarahan dan gangguan
pernafasan sehingga diperlukan diagnosis dan terapi dini. 2,3

C. ETIOLOGI

Sampai saat ini penyebab hemangioma belum diketahui dengan jelas, beberapa sumber
menyebutkan kemungkinan bahwa angiogenesis dan vaskulogenesis berperan banyak dalam
proliferasi elemen pembentuk pembuluh darah yang berlebihan. Vaskulogenesis ialah proses
terjadinya prekursor sel endotelial menjadi pembuluh darah, sedangkan angiogenesis ialah
5
perkembangan pembuluh darah baru dari sistem pembuluh darah yang sudah ada. Dilaporkan
bahwa progenitor sel endotelial mempunyai kontribusi terhadap terjadinya penyebaran awal
hemangioma.4,5

Cytokines, seperti Basic Fibroblast Growth Factor (BFGF) dan Vascular Endothelial Growth
Factor (VEGF), mempunyai peranan dalam proses angiogenesis. Peningkatan faktor-faktor
pembentukan angiogenesis seperti penurunan kadar angiogenesis inhibitor misalnya gamma-
interferon, tumor necrosis factor–beta, dan transforming growth factor–beta berperan dalam
etiologi terjadinya hemangioma.6

D. Patogenesis

Sampai saat ini, patogenesis terjadinya hemangioma masih belum diketahui. Hemangioma
terdiri dari sel-sel endhothelial tetapi juga mengandung fibroblast, pericytes, sel-sel interstisial
dan sel mast. ada 2 teori yang mendominasi patofisiologi hemangioma saat ini. Teori pertama
menyatakan bahwa hemangioma sel endotel muncul dari jaringan plasenta yang terganggu
selama kehamilan atau melahirkan. Di tandai dengan di temukan Glucose-Transporter-1 (GLUT-
1) pada jaringan plasenta. Hal ini juga di dukung oleh fakta bahwa GLUT-1 sering di temukan
pada pengambilan sampel vilus korionik, plasenta previa dan preeclampsia. Teori kedua
diperkirakan berhubungan dengan mekanisme dari kontrol pertumbuhan pembuluh
darah. Angiogenesis sepertinya memiliki peranan dalam kelebihan pembentukan pembuluh
darah. Cytokines, seperti Basic Fibroblast Growth Factor (BFGF) dan Vascular Endothelial
Growth Factor (VEGF), mempunyai peranan dalam proses angiogenesis.

Peningkatan faktor-faktor pembentukan angiogenesis seperti penurunan kadar angiogenesis


inhibitor misalnya gamma-interferon, tumor necrosis factor–beta, dan transforming growth
faktor beta berperan dalam etiologi terjadinya hemangioma.7

A. KLASIFIKASI

Hemangioma dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu hemangioma infantil dan kongenital.
Hemangioma infantil lebih sering dan biasanya sudah terlihat sejak lahir, dan tumbuh cepat
dalam beberapa bulan kemudian, dan berhenti tumbuh setelah usia satu tahun hingga akhirnya
terjadi involusi. Hemangioma infantil secara umum dibagi ke dalam fase proliferasi (0-1 tahun),

6
fase involusi (1-5 tahun), dan fase sembuh (5-10 tahun). Hemangioma kongenital tumbuh secara
lengkap setelah lahir dan bisa terjadi involusi atau noninvolusi (menetap). Hemangioma
umumnya mengenai kulit, terutama kepala dan leher (60%), dan anggota gerak (25%).
Ukurannya sangat bervariasi mulai dari beberapa millimeter hingga sentimeter.

1. Hemangioma infantil superfisialis atau kutaneus, merupakan 50-60% dari semua


hemangioma infantil superfisialis akan berwarna seperti buah strawberi pada saat matur
sehingga sering juga disebut strawberry nevus. Lesi berbatas tegas berbentuk lonjong
atau dapat pula berbentuk bulat, konsistensinya lunak, berwarna merah terang, dan dapat
timbul pada berbagai tempat pada tubuh.

Gambar 1. Hemangioma infantil superfisialis atau kutaneus (strawberry nevus)

2. Hemangioma infantil profunda atau subkutaneus, bila lokasinya cukup dalam akan
tampak seperti daging tumbuh yang berwarna. Bila lokasinya lebih ke superfisial maka
akan tampak seperti nodul kebiru-biruan dan terkadang dijumpai telangeaktasis atau vena
yang dilatasi pada kulit yang melingkupinya, termasuk dalam kelompok ini yaitu
hemangioma infantil intramuskuler dan skeletal.

Gambar 2. Hemangioma infantil profunda atau subkutaneus

7
3. Hemangioma infantil campuran yaitu hemangioma infantil superfisial yang memiliki
indurasi di bawahnya. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang
pada perkembangannya dapat memberikan gambaran keratotik dan verukosa. Sebagian
besar ditemukan pada ekstremitas inferior dan biasanya unilateral.

Gambar 3. Hemangioma infantil campuran

4. Hemangioma infantil viseralis, merupakan hemangioma infantil yang letaknya pada


organ dalam seperti hepar, usus, paru ,otak ,dll.

Gambar 4. Hemangioma infantil viseralis pada hepar

Klasifikasi menurut Mulliken membagi hemangioma infantil menjadi 3 tipe, yaitu :

1. Hemangioma infantil kapiler merupakan jenis yang paling umum, dengan angka insidensi
1-1,5% pada bayi. Tipe ini mempunyai penampilan klinis menonjol bulat, kadang
berlobus, dan berwarna merah.

Gambar 5. Hemangioma infantil kapiler

8
2. Hemangioma infantil kavernosa, secara histologis tersusun oleh saluran-saluran
pembuluh darah dermis yang irregular dan lokasinya di profunda. Penampilan klinisnya
biasanya merupakan lesi yang tidak berbatas tegas, dapat berupa makula eritematosa atau
nodus yang berwarna merah sampai ungu. Bila ditekan mengempis dan akan cepat
menggembung kembali apabila dilepas.

Gambar 6. Hemangioma infantil kavernosa

3. Hemangioma infantil tipe campuran, terdiri dari komponen kapiler dan kavernosa.
Jenis ini lebih sering dijumpai di banding tipe kavernosa.

Klasifikasi lain hemangioma infantil yaitu berdasarkan tampilan klinisnya, dibagi menjadi :
a) Hemangioma infantil terlokalisir, merupakan jenis tersering, mempunyai batas yang
tegas, tumbuh dari fokus tunggal, dan tidak dijumpai tipe pertumbuhan linier atau
geometrik.
b) Hemangioma infantil segmental tumbuh menyerupai plak, yang tampak pada teritorial
kulit yang spesifik,dan tumbuh linier atau geometris. Jenis ini lebih sering
mengalami ulserasi, gangguan tumbuh kembang, dan dapat bersamaan dengan
hemangioma infantil viseral, serta mempunyai prognosis yang lebih jelek.
c) Hemangioma infantil indeterminate, untuk hemangioma lain dengan gambaran klinis
yang tidak khas seperti pada kedua kategori diatas.

9
Gambar 7. Klasifikasi hemangioma infantil berdasarkan morfologinya. a. Hemangioma infantil
terlokalisir. b.Hemangioma infantil segmental. c. Hemangioma infantil indeterminate

Hemangioma konginetal

Hemangioma ini terbentuk pada saat kelahiran dan tidak berkembang setelah kelahiran. Ada dua
sub tipe besar yang di akui yaitu Rapidly Involuting Conginetal hemangioma (RICH) dan Non
Involuting Conginetal Hemangioma (NICH). NICH lebih jarang terjadi dari pada RICH. Pada
RICH, tumor akan cepat menyusut pada tahun pertama setelah kelahiran dan dapat benar-benar
hilang dalam usia 18 bulan sedangkan NICH tidak mengalami penyusutan seiring dengan
bertambah usianya.7

B. GAMBARAN KLINIS

Gambaran klinis merupakan faktor terpenting dalam menegakan diagnosis hemangioma.


Hemangioma yang sudah terbentuk sempurna saat lahir jarang ditemui, pada umumnya
hemangioma tidak langsung tampak pada saat lahir tetapi beberapa minggu pertama setelah lahir.
Beberapa jenis hemangioma dapat tampak pada saat lahir sebagai lesi samar-samar di kulit, yang
bervariasi dari makula merah sampai nevus pucat yang menyerupai memar.

Pada fase proliferasi, Hemangioma tumbuh cepat selama 6 – 8 minggu pertama setelah
lahir. Hemangioma yang terletak di permukaan kulit, maka kulit akan menonjol dan berwarna
merah muda menyala atau berwarna kebiruan dan sedikit menonjol apabila letaknya pada lapisan
kulit yang lebih dalam.

Dalam fase involusi, hemangioma mencapai puncak proliferasi pada akhir tahun pertama.
Setelah itu hemangioma tumbuh proporsional terhadap pertumbuhan bayi. Warna yang menyala
berangsur-angsur berubah menjadi samar. Kulit mulai memucat, dan konsistensi tumor menjadi
lunak. Fase ini pada umumnya berlangsung sampai anak usia 5-10 tahun. Kecepatan regresi
hemangioma tidak berhubungan dengan gender, lokasi, ukuran, dan morfologi. Masa involusi
akan berakhir pada saat anak usia 5 tahun (50%), dan pada usia 7 tahun (70%). Berakhirnya
masa involusi terjadi pada usia 10-12 tahun.

10
Proliferasi
Proliferasi Proses involusi Involusi selesai

UKURAN

LAHIR 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 8: Histologis fase hemangioma, (dari kiri-kanan) fase proliferasi-fase involusi-fase


involusi selesai

C. DIAGNOSA BANDING
a. Cherry hemangioma merupakan kelainan proliferasi dari pembuluh darah kulit yang
ditandai dengan munculnya makula atau papula kecil berwarna merah seperti buah ceri.
Seperti hemangioma infantil, hemangioma ceri juga terkena pada anak-anak usia bayi
ataupun balita, namun cherry hemangioma hanya terbatas pada kulit dan lesinya dapat
ditemukan pada semua bagian tubuh, sedangkan hemangioma infantil bisa terjadi di
kutis, subkutis, otot, hepar, traktus gastrointestinal, otak, paru-paru, ataupun tulang.

11
Gambar 9. Cherry hemangioma.

b. Malformasi pembuluh darah kapiler (naevi telangiectatic) atau kadang disebut sebagai
hemangioma datar meskipun sebenarnya bukan hemangioma tetapi hanya sekadar
kelainan pada pembuluh darah di kulit. Walaupun sama dengan hemangioma infantil
yang terjadi pada bayi, namun kelainan ini biasanya tampak pada saat lahir dan akan
tumbuh selaras dengan tumbuh-kembang anak. Sedangkan hemangioma infantil
umumnya tidak tampak atau samar-samar pada saat lahir yang kemudian akan mengalami
fase pertumbuhan yang cepat yang dimulai sekitar umur 6 minggu dan akan berlanjut
terus sampai umur antara 6-20 bulan. Dua malformasi umum pembuluh darah kapiler
adalah patch salmon (naevus simpleks) dan port wine stain (flammeus naevus).
- Salmon patch, merupakan malformasi yang sangat umum dan terjadi pada sekitar 40%
dari semua bayi yang baru lahir. Biasanya berukuran kecil, kulit berwarna merah muda
atau merah dengan batas tidak jelas. Umumnya ditemukan di pangkal leher, di dahi
antara alis, atau pada kelopak mata. Lesi akan menjadi lebih berwarna dan jelas
terlihat ketika anak menangis. Kebanyakan lesi akan hilang secara spontan dalam
tahun pertama kehidupan.

Gambar 10. Salmon Patch

- Port wine strain, merupaka malformasi pembuluh darah kapiler yang jauh lebih umum
dari pada patch salmon. Terjadi di sekitar 0,3% dari bayi yang baru lahir. Port wine
stain biasanya berupa lesi datar yang besar, kulit berwarna merah ungu atau gelap
dengan batas yang tidak jelas. Saat muncul permukaan lesi ini datar, tetapi seiring

12
berjalannya waktu menjadi bergelombang. Wajah adalah area yang paling sering
terkena meskipun lesinya bisa terjadi di seluruh tubuh.

Gambar 11. Port wine strain

c. Granuloma piogenik, merupakan benjolan kecil dan kemerahan pada kulit yang mudah
berdarah dan timbul akibat kelainan pembuluh darah. Penyebab pasti tidak diketahui
tetapi kelainan ini sering muncul setelah trauma. Lesi biasanya terjadi di tangan, lengan,
atau wajah. Granuloma piogenik umumnya terjadi pada anak-anak sehingga mirip dengan
hemangioma infantil. Perbedaannya kelainan pada hemangioma infantil muncul segera
setelah lahir, sedangkan pada granuloma piogenik kelainannya muncul setelah trauma
(Hamzah, 1999).

Gambar 12. Granuloma piogenik

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kebanyakan hemangioma mudah di diagnosis tanpa memerlukan pemeriksaan penunjang .
Namun demikian hemangioma profunda atau lesi superfisialis yan g meragukan memerlukan
pemeriksaan imaging untuk komfirmasi diagnosis dan evaluasi ekstensinya

13
Radiografi
Plain radiograf mempunyai manfaat yang terbatas dalam penegakan diagnosis hemangioma.
Gambran yang ditunjukan dapat berupa bayangan masa yang isodens dengan otot, bila didekat
tulang dapat memberikan gambran periosteal reactioN

Gambar 13. Penebalan kortek tulang akibat hemangioma intramuscular pada betis

Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi (USG) merupakan pemeriksaan nonivasif yang umumnya digunakan sebagai
penunjang diagnosis untuk hemangioma profunda dan viseralis. Gambaran USG hemangioma
bervariasi dan tidak spesifik misalnya pada hemangioma hepar, yang memberikan gambaran
ekogenic.

Gambar 14. USG hemangioma hepar

14
CT-Scan
Pada CT-Scan tanpa kontras, hemangioma akan tampak sebagai lesi hipodens (low-density mass)
dan adanya pendesakan terhada p jaringan normal sekitarnya.8

Gambar 15. CT Scan hemangioma hepar

MRI
MRI dengan kontras mempunyai spesifitas yang tinggi dan dapat membedakan hemangioma
dengan penyakit yang lain.

Gambar 16. MRI tanpa kontras pada hemangioma sinovial genu

Angiografi
Angiografi merupakan pemeriksaan standar untuk mengetahui penyakit vaskular apakah
termasuk dalam high flow atau low flow.8

15
Gambar 17. Arterigram hemangioma

E. Komplikasi
Umumnya hemangioma tidak menimbulkan komplikasi. Komplikasi yang paling tersering
yaitu:
1. Perdarahan
Komplikasi ini paling sering terjadi dibandingkan dengan komplikasi lainnya. Penyebabnya
ialah trauma dari luar atau rupture spontan dinding pembuluh darah karena tipisnya kulit
diatas permukaan hemangioma, sedangkan pembuluh darah dibawahnya terus tumbuh
2. Ulkus
Ulkus terjadinya biasanya akibat rupture.
3. Trombositopenia
Jarang terjadi, biasanya pada hemangioma yang berukuran besar. Dahulu dikira
trombositopenia di sebabkan oleh limpa yang hiperaktif. Ternyata kemudian bahwa dalam
jaringan hemangioma terdapat pengumpulan trombosit yang mengalami sekuesterisasi
4. Infeksi sekunder
Dapat terjadi namun frekuensinya masih diperdebatkan. kultur biasanya menunjukkan
pertumbuhan polimikroba dan terdapat kolonisasi bakteri. namun jika infeksi dicurigai,
antibiotik sistemik harus diresepkan

Selain dari komplikasi di atas ada beberapa hal yang biasa mengancam nyawa ketika
hemangioma tersebut terdapat di laring dan trakea. Jika terdapat di kelopak mata dapat
mengakibatkan gangguan penglihatan seperti amblyopia, ganguan bias bahkan kebuataan.8

16
F. Pengobatan
Regresi spontan terjadi pada 80% hingga 85% kasus pada usia 9 tahun. Seperti telah
dikemukakan di atas untuk memprediksi kemungkinan terjadinya giant hemangioma
sangatlah sulit sehingga perlu dijelaskan pada orang tua untuk kontrol teratur 3-6 bulan
sekali atau lebih cepat. Beberapa jenis hemangioma bias mengancam jiwa atau fungsi organ
dan tentunya memerlukan penanganan segera. Pengobatan hemangioma masih merupakan
kontroversi. Beberapa ahli lebih memilih mengobati hemangioma pada saat muncul untuk
mencegah pembesaran, sebagian lagi memberikan pengobatan atas indikasi adanya
gangguan kosmetik atau bila sudah mulai mengganggu fungsi organ. Pengobatan dilakukan
pada hemangioma yang dapat menyebabkan komplikasi fungsional, yang dapat
menimbulkan perubahan bentuk permanen, yang letaknya di tempat yang mengganggu
kosmetik sehingga menyebabkan distress psikososial, yang pertumbuhannya cepat atau yang
permukaannya bergaung yang mengalami ulserasi. Jenis pengobatan hemangioma sangat
tergantung pada ukuran, lokasi, beratnya tumor, usia pasien, dan laju involusi. Gontijo dkk,
dalam suatu studi prospektif tentang hemangioma infantile menyatakan bahwa ukuran yang
besar, lokasi di wajah, dan/atau morfologi tipe segmental merupakan faktor yang
memperburuk prognosis hemangioma dari segi timbulnya komplikasi dan keberhasilan
pengobatan.9

Ada 2 cara pengobatan:


1. Cara konservatif
2. Cara aktif

1. Cara konservatif
Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran dalam bulan-
bulan pertama, kemudian mencapai besar maksimum dan sesudah itu terjadi regresi
spontan sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5 tahun.
2. Cara aktif
A. Pengobatan medikamentosa
Terapi pilihan utama
Kortikosteroid

17
kriteria pengobatan dengan kortikosteroid ialah:
1. Apabila melibatkan salah satu struktur yang vital.
2. Tumbuh dengan cepat dan mengadakan destruksi kosmetik.
3. Secara mekanik mengadakan obstruksi salah satu orifisium.
4. Adanya banyak perdarahan dengan atau tanpa trombositopenia.
5. Menyebabkan dekompensasio kardiovaskular.
Umumnya para klinisi memilih steroid sebagai terapi medikamentosa pilihan utama
untuk mengobati hemangioma. Mekanisme yang jelas tentang peran steroid belum
diketahui secara pasti, walaupun ada dugaan bahwa steroid berpengaruh terhadap
hemangioma dengan cara:
1. Menghambat kapasitas proliferasi pericytes immature.
2. Intensifikasi efek vasokonstriksi epinefrin maupun norefinefrin pada pembuluh
darah otot polos.
3. Memblok reseptor estradiol pada hemangioma.
4. Menghambat angiogenesis.
Beberapa penulis mengelompokkan steroid berdasarkan cara pemberian menjadi:
1. Kortikosteroid sistemik
Pengobatan dengan kortikosteroid sistemik telah dianggap sebagai terapi
medikamentosa yang paling efisien untuk cutaneous infantile hemangiomas tanpa
komplikasi. Pemberian steroid sebaiknya dilakukan pada masa proliferatif, karena
bila diberikan pada masa involusi kurang bermanfaat. Dosis yang dianjurkan
inisial prednison atau prednisolon 2 – 3 mg/kg/hari, satu kali sehari pada pagi hari
selama 2-3 minggu dan perlahan-lahan diturunkan hingga 6 – 8 minggu dan pada
kasus yang lebih berat dapat diberikan hingga 12 minggu Beberapa peneliti
menganjurkan dosis yang lebih besar (prednison 5 mg/kg/hari) untuk
menghasilkan terapi efektif, cepat.
2. Kortikosteroid intralesi
Kortikosteroid intralesi sangat baik diberikan pada hemangioma dengan ukuran
kecil (diameter < 10 cm) dan lesi lokal bermasalah (hemangioma disertai ulserasi
atau dengan komplikasi misalnya terjadi infeksi berulang pada daerah lesi). Dosis
yang diberikan 2 – 3 mg/kg setiap kali suntikan diulang setiap minggu selama 1 -2

18
bulan. Adanya respon terapi yang baik terhadap steroid ditandai oleh pengecilan
ukuran hemangioma. Pemberian kortikosteroid intralesi dengan interval waktu 4 –
8 minggu merupakan terapi yang efektif sebagai upaya untuk menghindari efek
samping terapi kortikosteropid sistemik. Penyuntikan dapat pula dilakukan dengan
interval bulanan, sehingga dapat mengurang efek samping yang tidak diinginkan,
tetapi dari laporan diketahui laju respon pengobatan dengan cara ini hanya sekitar
85%. Efek samping potensial kortikosteroid intralesi antara lain, berupa, atropi
kulit, anafilaksis, perdarahan, nekrosis kulit dan supresi adrenal, tetapi umumnya
suntikan dapat ditoleransi dengan baik. Perhatian khusus harus diberikan pada
periokuler. Pada hemangioma jenis ini dosis kortikosteroid intralesi tidak boleh.
melebihi 3-5 mg/kg triamcinolone setiap sesi suntikan. Beberapa ahli
mengemukakan bahwa pemberian kortikosteroid intralesi pada daerah periocular
dikontra-indikasikan, sejak diketahui menyebabkan banyak komplikasi seperti
atropi kulit, nekrosis, dan oklusi arteri retina sentral, dengan konsekuensi
kebutaan.
3. Kortikosteroid topikal
Kortikosteroid topikal (langsung pada daerah lesi hemangioma) biasanya efektif
pada hemangioma tipe cutaneous
B Terapi pilihan kedua
1. Interferon Alfa-2a dan 2b
Interferon alfa dianjurkan diberikan pada bayi dengan hemangioma yang mengancam
jiwa bila terjadi kegagalan dengan pemberian kortikosteroid dosis tinggi. Sewaktu
pemberian interferon alpha, status neurologis harus dimonitor secara ketat. Kedua
jenis interferon alfa yaitu 2a dan 2b pernah digunakan, biasanya diberikan melalui
suntikan subkutan dengan dosis 3 juta unit per m2 permukaan tubuh per hari diulang
setiap minggu selama 6 bulan. Penggunaan interferon pada hemangioma masih sangat
terbatas karena selain harganya mahal juga belum banyak penelitian yang
mendukung.
2. Vinkristin
Vinkristin dapat dipertimbangkan pemberiannya pada kasus yang gagal dengan terapi
steroid sebanyak dua siklus pengobatan, yang mengalami kekambuhan dan yang tidak

19
dapat mentoleransi pengobatan medikamentosa lain. Vinkristin mempengaruhi
mitotic spindle microtubules dan merangsang proses apoptosis pada sel tumor in
vitro. Ada laporang yang menyatakan bahwa vinkristin efektif digunakan pada kasus
hemangioma yang mengancam jiwa yang resisten terhadap pengobatan steroid. Taki
dkk, menyatakan bahwa pada kasus intractable Kasabach-Merritt syndrome
pemberian vinkristin sangat efektif, sehingga mereka menyarankan pemakaian
vinkristin pada kasus demikian. Dosis yang dianjurkan 1.5 mg/m2 per kali suntikan,
jika diperlukan dapat diulang satu kali lagi dengan interval 2-3 bulan setelah suntikan
pertama.
3. Bleomisin
Omidvari dkk, melaporkan pemberianbleomisin intralesi pada kasus hemangioma
yang mengalami komplikasi, yaitu hemangioma yang mengalami infeksi sekunder,
permukaannya bergaung dan hemangioma yang tumbuh sangat cepat. Mereka
mengambil suatu kesimpulan bahwa pemberian bleomisin mudah, aman dan
merupakan terapi yang efektif untuk mengobati hemangioma dengan komplikasi. Ada
peneliti lain yang memberikan suntikan local bleomisin pada 210 anak dengan
hemangioma kavernosus dengan tingkat keberhasilan 91.2%. Terapi dengan
bleomisin tidak efektif pada hemangioma pampiniform yaitu hemangioma yang
terjadi akibat malformasi vena di pleksus pampiniform pada skrotum. Dosis
bleomisin intralesi 2 mg (diberikan dalam larutan 0.4mg/ml). Suntikan dapat diulang
sebanyak 6-10 kali dengan interval 4-6 minggu.

1.3. Vascular-specific Pulse Dye Laser


Morelli dkk, melaporkan peranan pulsed dye laser pada hemangioma ulseratif. Mereka
menemukan bahwa rasa sakit akibat hemangioma jenis ini akan menghilang setelah
pengobatan awal pada 6 dari 10 kasus hemangioma. Dua kasus dinyatakan sembuh
setelah tiga kali pengobatan. Pada satu studi retrospektif dengan 245 pasien
menunjukkkan hasil yang bermakna pada kelompok pengobatan disbanding kontrol.
Mereka melaporkan bahwa terapi laser menunjukkan keunggulan jika dihubungkan
dengan panjangnya masa pengobatan apalagi jika dihubungkan dengan hasil akhir
volume dan bentuk hemangioma.

20
1.4. Bedah eksisi
Indikasi bedah eksisi ialah sebagai berikut:
1. Hemangioma yang tumbuh secara progresif.
2. Hemangioma yang mengalami infeksi berulang.
3. Hemangioma yang permukaannya bergaung, sehingga ditakutkan disertai keganasan.
4. Mengganggu secara kosmetika.
5. Hemangioma yang gagal dengan pengobatan medikamentosa.
6. Hemangioma yang bertangkai
Pergeseran paradigma telah terjadi sehubungan pengobatan hemangioma selama
beberapa tahun terakhir ini. Di tahun 2008 di temukan bahwa dengan mengunakan
propanorol dapat menyebabkan regresi hemangioma pada bayi baru lahir. Banyak
penelitian yang menunjukkan keberhasilan propranolol dalam pengobatan hemangioma.
Bahkan, lebih dari 90% mengalami penurunan drastis setelah pemberian dosis pertama
propanolol selama 1-2 minggu. Dosis propanolol 2-3mg/kg di pisahkan menjadi 2 atau 3
kali perhari. Efek samping dari propanolol ini adalah hipoglikemia. Untuk mengatasi
masalah ini, sebaiknya anak di berikan makanan terlebih dahulu sebelum meminum
obatnya. Sebelum pemberian propanolol pertama kali sebaiknya di lakukan pemeriksaan
elektrokardiogram. Penyakit cardiopulmonary harus di pertimbangkan dalam pemberian
obat propanolol. Biasanya terapi ini untuk hemangioma yang mengalami masalah yang
kompleks seperti hemangioma massif. Mekanisme kerja obat ini masih belum jelas tetapi
mungkin melibatkan pengaturan faktor pertumbuhan pembuluh darah dan hemodinamika
sitokin. 9

K. Prognosis
Pada umumnya prognosis baik bergantung pada letak tumor, komplikasi serta
penanganan yang baik5

21
BAB III
PENUTUP

Hemangioma, merupakan tumor jinak endotel vaskuler yang paling sering dijumpai pada bayi,
yang ditandai dengan fase pertumbuhan khas terdiri dari fase proliferasi dan fase involusi.
Umumnya hemangioma dapat mengalami involusi secara spontan pada usia rata-rata 9 tahun dan
tidak memerlukan pengobatan. Pada beberapa keadaan tidak terjadi involusi spontan atau terjadi
involusi tetapi ukuran hemangioma masih besar. Banyak pilihan terapi pada hemangioma tetapi
sampai saat ini pemberian obat-obatan masih menjadi pilihan utama dibandingkan operasi atau
terapi lain. Terapi steroid merupakan terapi pilihan utama walaupun masih banyak kontroversi
sehubungan dengan efek samping yang mungkin terjadi. Pada kasus
yang berat dan gagal dengan terapi steroid sebanyak 2 siklus dapat dipertimbangkan untuk
melakukan operasi, radioterapi atau pemberian sitostatika seperti vinkristin dan bleomisin. 8

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Katz, DA, et al, 2002, Hemangioma, avaliabel dalam http//www.emedicine.com


2. Ziegler M, Azizkhan R, Weber T, editors. Operative Pediatric Surgery. International
edition. New York : Mcgraw-Hill Co ; 2003. p. 1002-5
3. Fishman S, Mulliken J.B. Pediatric Surgery for The Primary Care Pediatrician. In:
Fishman S, editor. Pediatric Clinics of North America. Philadelphia : WB Saunders Co;
1998. p. 1455-77
4. Nafianti S. Hemangioma anak. Available at:
http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile/12-3-11.pdf, accessed on November 05th 2012.
5. Roche. Angiogenensis. Available. at:
http://www.roche.co.id/fmfiles/re7175008/Indonesian/media/lembar.informasi/Onkologi/
Avastin/Lembar.Informasi.VEGF.dan.Angiogenesis.pdf, acessed on November 05th
2012.
6. Reksoprodjo S, et al. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah FKUI. Jakarta: Penerbit Binarupa
Aksara, 1995
7. Richter T, Gresham. Friedman B, Adva. Hemangiomas and VascularMalformations:
Current Theory and Management, 2012.(
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3352592/)
8. Konez, O,2002,Vascular Anomalies, availiabel dalam http//www.emedicine.com
9. Nafianti,Selfi. Sari Pediatri. Vol 12 No. 3, Hemangioma pada anak. Departemen Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / RSUP. Haji Adam
Malik Medan ,Medan 2010, hal 204.( http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile/12-3-
11.pdf)

21
22

Anda mungkin juga menyukai