Anda di halaman 1dari 14

23 Perbedaan Tumbuhan C3, C4, dan CAM

Botani, Fisiologi Tumbuhan, Metabolisme

Tumbuhan adalah organisme autotrof yang mampu menghasilkan makanan sendiri melalui proses fotosintesis. Banyak faktor yang mempengaruhi proses tersebut salah satunya adalah

faktor internal. Dalam dunia tumbuhan, dikenal tanaman C3, C4, dan CAM sesuai dengan mekanisme fotosintesisnya. Perbedaan proses fotosintesis pada tumbuhan C3, C4 dan

CAM terutama pada tempat reaksi dan waktu reaksi.

Pembahasan umum mengenai fotosintesis telah dijelaskan pada materi "Proses Fotosintesis dan Cara Mudah Menghafalkannya". Materi umum mengenai fotosintesis tersebut

menekankan pada tumbuhan C3 karena lintasan reaksi dalam siklus Calvin melalui jalur C3 atau molekul berkarbon 3 berupa fosfogliserat. Dalam pembahasan kali ini akan dijelaskan

mengenai ciri ciri dan perbedaan tanaman C3, C4 dan CAM beserta contohnya. Berikut adalah ciri ciri tanaman C3, C4, dan CAM secara detail:

Tumbuhan/Tanaman C3 adalah tumbuhan yang mendominasi sebagian besar di bumi (85%) dengan melakukan fotosintesis secara standar. Pada saat siklus Calvin, senyawa pertama

yang melakukan fiksasi CO2 adalah fosfogliserat (molekul berkarbon 3) dengan bantuan enzim rubisco sehingga lintasan tersebut dinamakan C3. Tumbuhan ini tidak memiliki adaptasi

fotosintesis untuk mengurangi laju fotorespirasi. Contoh tanaman C3 adalah mangga, padi, gandum, kedelai, dll

Tumbuhan/Tanaman C4 adalah tumbuhan yang pada saat melakukan proses fotosintesis menggunakan lintasan C4. Hal yang membedakan dari tanaman C4 yakni daun dari tanaman C4

berupa Anatomi Kranz. Anatomi daun tersebut memiliki dua macam kloroplas (dimorfik) di dua tempat yakni sel mesofil dan seludang pembuluh (bundle-sheath).

Gambar 1. Anatomi daun C4 (Kranz Anatomy).

Perbedaan kedua tempat tersebut membuat tumbuhan C4 terjadi dua proses reaksi. Senyawa pertama yang melakukan fiksasi CO 2 adalah oksaloasetat (molekul berkarbon 4) dengan

bantuan enzim PEP karboksilase yang dilakukan di dalam sel mesofil. Selanjutnya, oksaloasetat dikonversi menjadi malat dan kemudian masuk ke dalam seludang pembuluh. Malat
dipecah dan menghasilkan piruvat dan CO2. Piruvat akan menuju ke sel mesofil lagi untuk dikonversi menjadi PEP sedangkan CO 2 akan di fiksasi oleh PGA dengan bantuan enzim

rubisco. Tumbuhan C4 jumlahnya sekitar 3% dari tumbuhan berpembuluh. Contoh tanaman C4 adalah jagung, tebu, shorgum, dll.

Tumbuhan/Tanaman CAM adalah tumbuhan yang saat melakukan fotosintesis menggunakan lintasan crassulacean acid metabolism (CAM) untuk meminimalkan laju fotorespirasi.

Pemberian nama tersebut berdasarkan pertama kali ditemukannya lintasan reaksi tersebut pada Famili Crassulaceae. Saat ini ada sekitar 20 famili tumbuhan CAM seperti Cactaceae,

Orchidaceae, Liliaceae, Bromeliaceae, dan Euphorbiaceae.

Metabolisme tumbuhan CAM yakni pembentukan asam malat dilakukan pada malam hari sedangkan penguraiannya terjadi pada siang hari. Perilaku tumbuhan ini adalah stomata

membuka pada malam hari untuk menyerap CO2 sedangkan siang hari stomata menutup. Contoh tumbuhan CAM adalah Anggrek, Nanas, dan Kaktus.

Persamaan antara tumbuhan C4 dan CAM adalah keduanya memiliki jalur metabolisme yang sama. Perbedaannya adalah tumbuhan C4 berbeda secara struktural dalam hal lintasan

metabolismenya, sedangkan tumbuhan CAM berbeda dalam hal waktu. Dalam gambar berikut menjelaskan perbedaan ketiga jenis tumbuhan tersebut.

Gambar 2. Perbedaan proses mekanisme fotosintesis pada tumbuhan C3, C4 dan CAM.

Untuk mempermudah pemahaman, berikut adalah perbedaan tumbuhan C3, C4 dan CAM dalam bentuk tabel:

No Ciri Pembeda Tumbuhan Tumbuhan Tumbuhan


C3 C4 CAM
1 Anatomi daun - Sel - Sel seludang Biasanya tidak
fotosintesis pembuluh ada sel-sel
tidak memiliki tertata palisade dan
berkas yang dengan baik terdapat
jelas dan kaya vakuola yang
- Sel mesofil organel besar di dalam
besar dan - Sel mesofil mesofil
tidak rapat tidak terlalu
- Sel-sel besar dan
seludang lebih rapat
ikatan - Ikatan
pembuluh pembuluh
kecil dan lebih sedikit
banyak
2 Kloroplas (tempat Mesofil daun Mesofil daun Mesofil
(monomorfik)
fotosintesis) (monomorfik) dan
seludang
(dimorfik)

3 Jenis Tanaman Angiospermae: - Monokotil: Tumbuhan


durian, apel, tebu, jagung sukulen/xerofit
mangga - Dikotil: famili contoh:
Amaranthace kaktus, lidah
ae buaya
4 Penggolongan Disebut C3 Disebut C4 Mengikat
karena karena CO pada
2

menghasilkan menghasilkan malam hari


senyawa senyawa dan siang hari
pertama pertama stomata
berupa berupa menutup
berkarbon tiga berkarbon
empat
5 Kebutuhan energi 3:2 5:2 6,5:2
ATP : NADPH
6 Fiksasi CO
2 CO langsung
2 Fiksasi Fiksasi
masuk dalam CO melewati
2 CO melewati
2

sikulus calvin lintasan C4 lintasan C4


saat siang hari yang terjadi yang terjadi di
di dua waktu yang
tempat yang berbeda
berbeda (siang dan
(mesofil dan malam)
seludang)
7 Kebutuhan air per 450 – 950 g 250 – 350 g 18 – 55 g
penambahan berat
kering
8 Senyawa pertama Asam Asam Asam
yang dihasilkan fosfogliserat oksaloasetat oksaloasetat
9 Enzim pertama RuBP PEP - PEP
saat fiksasi CO 2 karboksilase karboksilase karboksilase
(Rubisco) kemudian (malam)
RuBp - RuBP
karboksilase karboksilase
(siang)
10 Tempat reaksi Sel-sel mesofil - Sintesis Sintesis asam
daun asam malat malat dan
di sel mesofil pemecahan
daun asam malat
- Pemecahan terjadi di sel
asam malat mesofil daun
di seludang
pembuluh
11 Waktu fiksasi CO 2 Siang hari Sintesis asam - Sintesis asam
malat dan malat terjadi
pemecahan waktu malam
asam malat hari
terjadi di - Pemecahan
siang hari asam malat
terjadi di siang
hari
12 Mekanisme - Siang hari: - Siang hari: - Siang hari:
membuka/menutup stomata stomata stomata
stomata membuka membuka menutup
- Malam hari: - Malam hari: - Malam hari:
stomata stomata stomata
menutup menutup membuka
13 Fotorespirasi Ada Ada, tapi Ada, tetapi
hanya di hanya terjadi
seludang di sore
pembuluh menjelang
dan bahkan malam hari
hampir tidak
melakukan
fotorespirasi
14 Hambatan Ya Tidak Ya
fotosintesis oleh O 2

15 Kompensasi 30 – 70 ppm 0 – 10 ppm 0 – 5 ppm


terhadap CO 2 (dalam gelap)
16 Laju fotosintesis Rendah Tinggi Rendah
17 Laju fotorespirasi Tinggi Rendah Rendah
18 Efisiensi terhadap Kurang efisien Efisien Efisien
HO2

19 Adaptasi terhadap Mudah Mudah Mudah


lingkungan beradaptasi adaptasi di adaptasi di
ketika daerah lingkungan
CO tinggi,
2 kering dan yang sangat
habitat lahan banyak sinar kering.
basah matahari
20 Adaptasi dalam Mati Mati Dapat tumbuh
keadaan walaupun
kekeringan hebat lambat
21 Temperatur 15 – 25°C 30 – 40°C ~35°C
optimum saat
fotosintesis
22 Efek temperatur Menghambat Memacu Memacu
(30-40°C) pada
penangkapan CO 2

23 Produksi bahan 20 – 25 ton 35 – 40 ton Rendah dan


kering per tahun sangat
beragam
Perbedaan Tanaman Jenis C3, C4 dan CAM

Perbedaan Tanaman Jenis C3, C4 dan CAM

PERBEDAAN TANAMAN C3, C4 DAN CAM


TANAMAN C3 TANAMAN C4 TANAMAN CAM

(DAUR CALVIN) (DAUR HATCH-SLACK) (METABOLISME ASAM


CRASSULACEAE)

 Produk awal reduksi CO2 (fiksasi CO 2) Produk awal reduksi CO2 (fiksasi Memiliki daun yang cukup tebal
adalah asam 3-fosfogliserat atau PGA. CO2) adalah asam oksaloasetat, sehingga laju transpirasinya
malat, dan aspartat ( hasilnya rendah.
 Terdiri atas sekumpulan reaksi kimia berupa asam-asam yang
yang berlangsung di dalam stroma berkarbon C4).  Stomatanya membuka pada
kloroplas yang tidak membutuhkan malam hari.
energi dari cahaya mataharai secara  Reaksinya berlangsung di mesofil
langsung. daun, yang terlebih dahulu  Pati diuraikan melalui proses
bereaksi dengan H2O glikolisis dan membentuk PEP.
 Sumber energi yang diperlukan berasal membentuk HCO3 dengan
dari fase terang fotosintesis.  CO2 yang masuk setelah bereaksi
bantuan enzim karbonik
dengan air seperti pada
anhidrase.
 Memerlukan energi sebanyak 3 ATP. tanaman C4 difiksasi oleh PEP
 Memiliki sel seludang di samping dan diubah menjadi malat.
 PGAL yang dihasilkan dapat digunakan
mesofil.
dalam peristiwa yaitu sebagai bahan  Pada siang hari malat berdifusi
membangun komponen struktural sel,  Tiap molekul CO2 yang difiksasi secara pasif keluar dari vakuola
untuk pemeliharaan sel dan disimpan memerlukan 2 ATP. dan mengalami dekarboksilasi.
dalam bentuk pati.
 Tanaman c4 juga mengalami  Melakukan proses yang sama
 Reaksi yang terjadi adalah: siklus calvin seperti peda dengan tanaman C3 pada siang
tanaman C3 dengan bantuan hari yaitu daur Calvin.
2C3H5O3-P → P-C6H10O6-P
enzim Rubisko
 Melakukan proses yang sama
↓→ dengan tanaman C4 pada
 Reaksi yang terjadi adalah:
P malam hari yaitu daur Hatch –
6CO2 + 30 ATP + 12NADPH Slack.
C6H11O6-P → C6H11O6
12H+ + 24H2O


P
C6H12O6 + 30ADP + 30Pi +
NADPH+

Perbedaan yang mendasar antara tanaman tipe C3, C4 dan CAM adalah pada reaksi yang terjadi di
dalamnya. Yang dimana pada tanaman yang bertipe C3 produk awal reduksi CO 2 (fiksasi CO2) adalah asam 3-
fosfogliserat atau PGA. Terdiri atas sekumpulan reaksi kimia yang berlangsung di dalam stroma kloroplas yang
tidak membutuhkan energi dari cahaya mataharai secara langsung. Sumber energi yang diperlukan berasal dari
fase terang fotosintesis. Sekumpulan reaksi tersebut terjadi secara simultan dan berkelanjutan. Memerlukan
energi sebanyak 3 ATP. PGAL yang dihasilkan dapat digunakan dalam peristiwa yaitu sebagai bahan
membangun komponen struktural sel, untuk pemeliharaan sel dan disimpan dalam bentuk pati.

Pada tanaman tipe C4 yang menjadi cirinya adalah produk awal reduksi CO 2 (fiksasi CO2) adalah asam
oksaloasetat, malat, dan aspartat ( hasilnya berupa asam-asam yang berkarbon C4). Reaksinya berlangsung di
mesofil daun, yang terlebih dahulu bereaksi dengan H 2O membentuk HCO3 dengan bantuan enzim karbonik
anhidrase. Memiliki sel seludang di samping mesofil. Tiap molekul CO2 yang difiksasi memerlukan 2 ATP.
Tanaman c4 juga mengalami siklus calvin seperti peda tanaman C3 dengan bantuan enzim Rubisko.
Sedangkan pada tanaman tipe CAM yang menjadi ciri mendasarnya adalah memiliki daun yang cukup
tebal sehingga laju transpirasinya rendah. Stomatanya membuka pada malam hari. Pati diuraikan melalui
proses glikolisis dan membentuk PEP. CO2 yang masuk setelah bereaksi dengan air seperti pada tanaman
C4 difiksasi oleh PEP dan diubah menjadi malat. Pada siang hari malat berdifusi secara pasif keluar dari vakuola
dan mengalami dekarboksilasi. Melakukan proses yang sama dengan tanaman C3 pada siang hari yaitu daur
Calvin. Melakukan proses yang sama dengan tanaman C4 pada malam hari yaitu daur Hatch dan Slack.

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN TANAMAN C3 DAN C4


March 04, 2018

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN

TANAMAN C3 DAN C4

NAMA

NIM

KELOMPOK
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

2017

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

TANAMAN C3 DAN C4
Telah diperiksa dan disetujui oleh Asisten Praktikan pada

Hari :……………….......

Tanggal :……………….......
ASISTEM PRAKTIKUM

NAMA

NIM

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman C3 dan c4 memiliki beberapa perbedaan, salah satunya tanaman C3 berbeda dengan
tanaman C4 dalam hal sintesis karbohidratnya. Tanaman C3 mensintesis karbohidrat melalui siklus
calvin ( reaksi gelap ) dan mengikat CO , atmosfir ribosa 1,5 difosfat, sedang tanaman c4 melalui
2

siklus Hatch Slack yang mengikat CO , atmosfir fosfoenol piruvat.Tanaman c4 juga mempunyai siklus
2

calvin namun terjadi pada sel seludang pembuluh. Tanaman c4 juga tahan terhadap intensitas
cahaya matahari yang tinggi dimana keadaan CO rendah dan O tinggi, karena tanaman c4 mengikat
2 2

CO melalui enzim fosfoenol piruvat karboksilase yang mempunyai afinitas tinggi terhadap CO .
2 2

Sehingga CO dapat dengan sebanyak-banyaknya ditangkap oleh fosfoenol piruvat tersebut (Fictor.
2

2009).

Dengan mempelajari tanaman c3 dan c4 kita dapat mengetahui ciri morfologi, dan anatomi
kedua tanaman tersebut. Dan juga kita dapat mnegetahui perbedaan kedua tanaman tersebut baik
secara morfologi, anatomi, maupun siklus fotosintesisnya.

1.2. Tujuan Pratikum

Tujuan pratikum Fisiologi Tumbuhan dengan materi tanaman C3 dan C4 adalah untuk mengamati
dan mempelajari perbedaan tanaman C3 dan C4.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman C3

Tanaman C3 biasanya adalah tanaman yang umumnya berada di wilayah dingin, bisa berfotosintesis
lebih baik dari tanaman c4 di bawah 25 derajat celcius. Pada tanaman C3, fiksasi CO terjadi secara
2

langsung oleh siklus Calvin. Tanaman C3 lebih adaptif pada kondisi kandungan CO atmosfer 2

tinggi dan sebagian besar tumbuhan tinggi termasuk kedalam tanaman C3. Pada tanaman C3
kloroplas terdapat pada semua sel mesofil, masing-masing berisi enzim fotosintetik yang mengikat
sebagian CO yang berdifusi ke dalam daun. Contoh tanaman C3 antara lain : kedelai (Glycine max),
2

kacang tanah (Arachis hypogaea L.), dan jati(Tectona grandis L.) (Mayang. 2009).

2.2. Tanaman C4 ( morfologi, anantomi, siklus fotosintesis dan contohnya )

Umumnya daun tanaman C4 berbentuk memanjang sempit, memiliki ruang antar sel kecil-kecil
dengan vena rapat dan sel-sel berkas pengangkut besar berisi banyak kloroplas. Pada tanaman C4
ada 2 tipe sel fotosintesis, sel-sel berkas pengangkut yang besar di sekitar vena dan sel-sel mesofil
sekitar berkas pengangkut tumbuhan C4 lebih adaftif di daerah panas dan kering dibandingkan
dengan tumbuhan C3. Pada tanaman C4 Fotosintesis terjadi di dalam sel mesofil dan sel seludang
pembuluh, dan Sel seludang pembuluh berkembang dengan baik dan banyak mengandung
kloroplas. Contoh tanaman C4 adalah : jagung (Zea mays), tebu (Saccharum officinarum
L), dan rumput gajah (Pennisetum purpureum) (Idun. 2009).

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat

Pratikum Fisiologi Tumbuhan dengan materi Tanaman C3 dan C4 dilaksanakan pada hari
Senin, 17 April 2017 pada pukul 15.00 – 16.40 WIB. Bertempat di Laboratorium Jurusan Budidaya
Pertanian, Fakultas pertanian, Universitas Palangka Raya.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah aqudes, rumput gajah (Pennisetum purpureum), daun kopi
(Coffea sp), jagung (Zea mays), kedelai (Glycine max). Alat yang digunakan adalah mikroskop, silet,
slide glass, dan cover glass.

3.3. Cara Kerja

Cara kerja yang digunakan dalam Praktikum Fisiologi Tumbuhan dengan materi Tanaman C3
dan C4 adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Membuat sayatan melintang pada batang daun


3. Meletakan sayatan melintang batang daun pada slide glass, diberi air kemudian menutupnya dengan
coverglass

4. Mengamati sayatan melintang batang daun dengan menggunakan mikroskop.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Daun C3 dan C4


4.2. Pembahasan

4.2.1. Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)

gajah memiliki sistem perakaran serabut. Tanaman yang termasuk tanaman monokotil ini
berkembang dengan timpangnya yang berukan panjang dapat mencapai 1 meter. Tanaman rumput
gajah adalah tanaman menahun yang tumbuh tegak lurus. Batang rumput gajah beruas-ruas dan
dapt tumbuh dengan ketinggian sekitar 3 hingga 5 meter. Rumput gajah ini membentuk rumpun
berdiameter 1 meter. Daun rumput gajah berbentuk meruncing dan berlekuk serta berdaun sejajar.
Panjang daun rumput gajah ini sekitar 16 sampai 90 cm dengan lebar kira-kira 8 hingga 35 mm.
Tanaman rumput gajah mempunyai perbungaan majemuk yang berbentuk malai, tingginya bisa
mencapai 30 cm dan lebar 30 mm. Bunga rumput gajah ini bersifat soliter atau berkelompok lima
dimana satu diantaranya fertile. Rumput gajah biasanya tumbuh dengan optimal pada ketinggian 0
sampai 3000 diatas permukaan laut.

Pada tanaman rumput gajah enzim PEP karboksilase akan menangkap CO2 dan
menggabungkannya dengan fosfoenolpiruvat menjadi oksaloasetat yang merupakan molekul
berkarbon 4. Penangkapan CO2 ini terjadi di mesofil daun, kemudian molekul berkarbon 4 tersebut
akan diubah menjadi malat dan menuju sel seludang pembuluh untuk melepaskan CO2. Setelah
dilepaskan, CO2 akan menjalani siklus calvin di sel seludang pembuluh tersebut dan menghasilkan
karbohidrat. Patut untuk diperhatikan bahwa reaksi gelap dalam tumbuhan ini terjadi di 2 sel yang
berbeda. Penangkapan CO2 terjadi di sel mesofil daun, sedangkan siklus calvin terjadi di sel
seludang pembuluh. Hal ini akan menjadikan konsentrasi CO2 di seludang pembuluh selalu tinggi
sehingga mencegah atau mengurangi terjadinya fotorespirasi yang kurang menguntungkan.
Tumbuhan C4 umumnya hidup di tempat dengan kondisi cuaca yang panas dengan intensitas cahaya
matahari yang tinggi.

4.2.2. Daun kopi (Coffea sp)

Tanaman kopi memiliki sistem akar tunggang sehingga tidak mudah rebah. Panjang akar
tunggang dapat mencapai 45-50 cm, dan terdapat 4-8 akar samping yang tumbuh menurun kebawah
sepanjang 2-3 m. Kopi mempunyai bentuk daun bulat telur, ujungnya agak meruncing sampai bulat.
Daun tersebut tumbuh pada batang, cabang dan ranting-ranting tersusun berdampingan.
Pada batang atau cabang-cabang yang tumbuhnya tegak lurus, susunan pasangan daun itu bersleing-
seling pada ruas berikutnya. Sedangkan daun yang tumbuh pada ranting atau cabang yang
mendatar, pasangan daun itu terletak pada bidang yang sama, tidak berselang-seling Jumlah kuncup
bunga pada setiap ketiak daun terbatas, sehingga setiap ketiak daun yang sudah menghasilkan
bunga dengan jumlah tertentu tidak akan pernah menghasilkan bunga lagi. Namun demikian cabang
primer dapat terus tumbuh memanjang membentuk daun baru, batang pun dapat terus
menghasilkan cabang primer sehingga bunga bisa terus dihasilkan oleh tanaman. Buah terdiri dari
daging buah, dan biji. Daging buah terdiri atas tiga bagian, yaitu lapisan kulit luar (eksokarp), lapisan
daging (mesokarp), dan lapisan kulit tanduk (endokarp) yang tipis tetapi keras. Buah kopi pada
umumnya mengandung dua butir biji, tetapi kadang-kadang mengandung satu butir atau bahkan
tidak berbiji (hampa) sama sekali. Biji ini terdiri dari kulit biji dan lembaga. Lembaga atau sering
disebut endosperm merupakan bagian yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat
minuman kopi.

Pada tanaman kopi enzim rubisco akan menangkap CO2 dan menggabungkannya dengan
ribulosa bifosfat menjadi 3-fosfogliserat yang merupakan molekul berkarbon 3. Molekul berkarbon 3
ini selanjutnya akan menjalani serangkaian proses siklus calvin dan melepaskan glukosa sebagai
hasilnya. Pada siang hari tumbuhan ini akan menutup sebagian stomata untuk mengurangi
penguapan. Akibatnya konsentrasi CO2 di dalam jaringan akan berkurang dan konsentrasi O2 hasil
fotosintesis akan meningkat. Hal ini akan memicu terjadinya fotorespirasi yang kurang
menguntungkan bagi tumbuhan. Fotorespirasi akan mengikat O2 untuk diolah untuk menghasilkan
CO2 namun dengan menggunakan ATP yang justru membuang-buang energi tumbuhan. Tumbuhan
ini rentan mengalami fotorespirasi di siang hari yang panas.

4.2.3. Jagung (Zea mays)

jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu akar seminal, akar adventif,
dan akar kait atau penyangga. Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk
silindris, dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang
berkembang menjadi tongkol. daun terdiri atas helaian daun, ligula, dan pelepah daun yang erat
melekat pada batang. Jumlah daun sama dengan jumlah buku batang. Jumlah daun umumya
berkisar antara 10-18 helai, rata-rata munculnya daun yang terbuka sempurna adalah 3-4 hari setiap
daun. Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga jantan dan betinanya
terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol, muncul dari axillary apices tajuk. Bunga jantan
(tassel) berkembang dari titik tumbuh apikal di ujung tanaman. Untuk siklus fotosintesis tanaman
jagung hampir sam dengan tanaman rumput gajah karena sama-sama merupakan tanaman c4.

4.2.4. Kedelai (Glycine max)

Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar cabang yang
tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah. Jika kelembapan tanah turun,
akar akan berkembang lebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan ke
samping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga 120 cm. Kedelai berbatang dengan
tinggi 30–100 cm. Batang dapat membentuk 3sampai 6 cabang, tetapi bila jarak antar tanaman
rapat, cabang menjadi berkurang, atau tidak bercabang sama sekali. Sebagian besar kedelai
mulai berbunga pada umur antara 5-7 minggu. Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap
bunga mempunyai alat jantan dan alat betina. Tanaman kedelai mempunyai dua bentuk daun yang
dominan, yaitu stadia kotiledon pada buku (nodus) pertama tanaman yang tumbuh dari biji
terbentuk sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun
majemuk selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga
mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau.
Permukaan daun berbulu halus (trichoma) pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada
ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua, daun menguning dan gugur, mulai dari daun yang
menempel di bagian bawah batang. Untuk siklus fotosintesis pada tanaman kedelai hampir sama
dengan tanaman kopi, karena sama-sama merupakan tanaman c3.

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Tanaman c3 dan c4 mempunyai berbagai macam perbedaan diantaranya yaitu tanaman c3 lebih
adaftif pada kondisi CO atmosfer tinggi, sedangkan tanaman c4 lebih adaptif di daerah panas dan
2

kering. Pada tanaman c3 enzim yang menyatukan CO dengan RuBP juga dapat mengikat O pada saat
2 2

bersamaan untuk proses fotorespirasi sedangkan pada tanaman c4 CO di ikat oleh PEP yang tidak
2

dapat mengikat O sehingga terjadi kompetisi antara O dan CO . Pada tanaman c3 karbon dioksida
2 2 2

masuk ke siklus kelvi secara langsung sedangkan pada tanaman c4 tidak mengikat karbon dioksida
secara langsung. Pada tanaman c3 fotosintesis terjadi pada sel mesofil sedangkan pada tanaman c4
terjadi pada sel mesofil dan sel suldang.
5.2. Saran

Setelah mengikuti kegiatan praktikum mengenai tanaman c3 dan c4 ini saya berharap
praktikan dapat mengetahui tentang tanaman c3 dan c4, dan mengetahui perbedaan antara kedua
tanaman tersebut. Untuk praktikum selanjutnya saya berharap dalam pelaksanaannya dapat
dilaksanakan dengan lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai