Oleh:
Heristiawati Sekar Widoretno (166020301111033)
Zahrotul Azizah (166020301111041)
Cara atau alat yang digunakan oleh perusahaan berdasarkan apa yang dikemukakan
Dowling dan Pfeffer untuk melegitimasi perusahaannya adalah sebagai berikut:
1. menyesuaikan ouput, tujuan dan metode operasinya sesuai norma yang dilegitimasi
masyaraka.
2. menggunakan alat komunikasi untuk mengubah andangan masyarakat
3. mengomunikasikan maksud perusahaan agar sesuai dengan simbol-simbol legitimasi
masyarakat
4. perusahaan dapat menggunakan laporan tahunan perusahaan sebagai public disclosure.
(missal, perusahaan menyediakan informasi untuk menangkal berita negatif)
5. Hurst (1970) menyatakan bahwa salah satu fungsi akuntansi adalah untuk melegitimasi
eksistensi perusahaan. Perusahaan yang tidak sesuai dengan norma atau harapan
masyarakat akan terkena penalty. Istilah “lisensi operasi” merujuk pada “kontrak
sosial”
Uji Empiris terhadap Teori Legitimasi
Hogner (1982) mengungkapkan hasil temuannya yang meneliti corporate social
responsibility reporting dalam laporan tahunan US Steel Corporation selama 8 tahun, yaitu
luasnya social disclosure dari tahun ke tahun bervariasi dan variasi tersebut mungkin
dikarenakan harapan masyarakat yang juga berubah. Deegan dan Gordon (1996) dalam
penelitiannya untuk menginvestigasi objektifitas praktik pelaporan lingkungan perusahaan
terhadap tren pelaporan lingkungan dari waktu kewaktu. Hasil yang ditemukan adalah bahwa
ada korelasi positif antara meningkatnya pelaporan kelingkungan perusahaan dengan
meningkatnya jumlah member grup kelingkungan.
Teori Stakeholder
Teori ini menjelaskan mengenai pentingnya perusahaan untuk memuaskan keinginan para
stakeholder. Dalam hal ini, perusahaan mengungkapkan secara sukarela atas investasi
lingkungan yang telah dilakukan untuk membuktikan kepada masyarakat akan kepedulian
perusahaan tersebut dalam menjaga lingkungan dan memberikan nilai tambah serta manfaat
bagi masyarakat yang merupakan stakeholder-nya
Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan perusahaan. Ketika
stakeholder mengendalikan sumber-sumber ekonomi yang penting bagi perusahaan, maka
perusahaan akan bereaksi dengan cara-cara yang dapat memuaskan keinginan stakeholder
a. Stakeholder etis
Teori ini menyatakan bahwa setiap stakeholder memiliki hak untuk diperlakukan secara
baik dan adil oleh perusahaan. Stakeholder mempunyai hak intrinsic yang tidak boleh
dilanggar (misalnya gaji yang wajar)
b. Stakeholder manajemen
Semakin penting stakeholder bagi perusahaan, maka semakin banyak usaha yang harus
dikeluarkan untuk mengelola hubungannya dengan stakeholder ini. Semakin tinggi
tingkat control stakeholder terhadap sumberdaya perusahaan, maka semakin tinggi
perhatian perusahaan terhadap stakeholder ini.
Teori Institusi
Beberapa teori dalam akuntansi hanya membawa kita untuk melihat suatu hal dari satu cara
pandang saja. Untuk menghimpun kedua teori sebelumnya, muncullah teori institusi. Ide pokok
teori institusional adalah bahwa organisasi dibentuk oleh lingkungan institusional yang
mengitarinya (mencakup stakeholder dan masyarakat). Teori ini juga dapat menjelaskan
bagaimana mekanisme perusahaan untuk dapat berasosiasi dengan nilai-nilai culture dan sosial
(dengan tujuan untuk mendapatkan legitimasi) dan menjadikannya sebagai suatu institusi
disuatu organisasi tertentu.
Ada dua dimensi utama dalam teori institusi, yaitu isomorphisim dan decoupling.
Isomorphism merujuk pada adaptasi organisasi dalam mempraktikkan teori institusi. Ada 3
jenis, yaitu koersif (terpaksa melakukan karena adanya tekanan dari stakeholder), mimetic
(perusahaan mulai memperbaiki dan mengimprofisasi prakteknya, motifnya karena ingin
berkompetisi untuk mendapatkan legitimasi) dan normative (tekanan untuk mengadopsi
praktik dan diimplementasikan menjadi suatu norma-peraturan. Decoupling merujuk pada
keterlepasan. Artinya, perusahaan dengan secara sukarela melaporankan pertanggungjawaban
lingkungannya. Maka dari itu, image perusahaan dapat terbentuk dengan sendirinya dari
adanya pelaporan tersebut. Hal ini justru akan menambah profitabilitas dan nilai saham
perusahaan.
1. Ekonomi
2. Lingkungan
3. Sosial (praktik kerja dan pekerjaan yang layak, hak asasi manusia, masyarakat,
pertanggungjawaban produk)
Bagian isi laporan adalah bagian utama dari dokumen. Menjelaskan stidaknya lima
komponen yang mungkin ditemukan dalam laporan berkelanjutan, terdiri dari:
1. visi dan strategi, menjelaskna strategi organisasi pelaporan yang terkait dengan
keberlanjutan, termasuk pernyataan CEO
2. profil, gambaran struktur organisasi pelaporan, operasi dan lingkup pelaporan
3. system manajemen dan struktur perusahaan, menjelaskan struktur organisasi,
kebijakan dan system menejemen termasuk upaya keterlibatan stakeholder
4. daftar isi GRI, suatu table yang diseiakan oleh organisasi pelapor untuk
mengidentifikasi dimana informasi yang tercantum dalam bagian C dari GRI (report
content) yang terletak dalam laporan organisasi
5. Indikator Kinerja, ukuran dampak atau efek dari organisasi pelapor dibagi menjadi
teintegrasi, ekonomi, lingkungan dan 6ocial.
Audit Sosial (jaminan)
Dalam website ISEA (2005) menggariskan tiga prinsip utama yang mendasari audit
6ocial yang ideal harus mencakup:
a. Materialitas: Apakahlaporan berkelanjutan menyediakan perhitungan mencakup semua
bidang dari kenerja, bahwa stakeholder perlu menilai kinerja berkelanjutan organisasi?
b. Kelengkapan: apakah informasi lengkap dan cukup akurat untuk menilai dan memahami
kinerja organisasi dalam semua bidang?
c. responsifitas: apakah organisasi telah merespon secara koheren dan konsisten untuk
perhatian dan kepentingan stakeholder?
REVIEW JURNAL 1
The Legitimation Effect Of Sosial and Enviroment Disclosures – A Theoritical
Foundation
Craig Deegan
Jurnal ini ditulis untuk memberikan gambaran umum perspektif teoritikal yang
digunakan untuk menjelaskan mengapa manajer memutuskan untuk mengungkapan informasi
terkait aspek umum dari kinerja sosial dan lingkungan perusahaan. Jurnal ini juga menyediakan
pengenalan terkait artikel lain yang mengangkat isu khusus dari Jurnal Akuntansi, Auditing,
dan Akuntabilitas yang mengindikasikan bahwa peneliti menggunakan literatur yang dikenal
dengan penelitian sosial dan lingkungan akuntansi.