1. Kenapa dilakukan transplantasi sumsum tulang pada leukimia?
2. Kenapa pasien leukimia rentang terkena infeksi? 3. Buatlah contoh kasus berdasarkan diagnose!
B. Jawaban Pertanyaan
1. Kenapa dilakukan transplantasi sumsum tulang pada leukimia?
Agar untuk menyelamatkan kehidupan penderita leukimia dengan cara operasi transplantasi sumsum tulang, agar dapat memproduksi sel darah merah kembali. Seperti apa proses tranplantasi sumsum tulang ? sumsum tulang adalah material lunak yang ditemukan didalam tulang yang mengandung sel-sel belum matang yang disebut sel induk hematopoietik. Sel-sel belum matang ini selanjutnya akan berkembang menjadi tiga jenis sel darah-sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit. Transplantasi sumsum tulang adalah prosedur bedah untuk mengganti sumsum tulang yang rusak atau hancur akibat penyakit dengan sel induk sumsum tulang belakang ini amat penting untuk mendukung proses penyampaian pesan antara otak dan saraf tulang belakang agar dapat terjalin dengan baik. Proses pengambilan sampel sumsum tulang dari pendonor sehat disebut sebagai ‘panen (harvesting)’. Dalam proses ini, jarum dimasukkan melalui kulit pendonor hingga kedalam tulang untuk mengambil sumsum tulangnya. Seluruh proses memakan waktu sekitar satu jam dan donor biasanya diberikan anestesi. Setelah kemoterapi intensif atau terapi radiasi, pasien diberikan infus sumsum tulang belakang dari pendonor melalui jalur intravena. Prosedur ini diikuti dengan proses ‘engraftment’, dimana sel-sel induk baru menemukan jalan mereka ke sumsum tulang belakang dan kembali memproduksi sel darah. Mengapa transplantasi sumsum tulang belakang dilakukan ? Transplantasi ini dilakukan untuk menggantikan kondisi sumsum tulang yang rusak dan tidak lagi mampu menghasilkan sel darah sehat. Transplantasi juga biasa dilakukan untuk menggantikan sel darah yang rusak atau hancur akibat perawatan kanker intensif. Transplantasi sumsum tulang belakang biasa digunakan untuk mengobati beberapa kondisi berikut ini : a. Anemia aplastik (gagal sumsum tulang belakang) b. Leukemia (kanker darah) c. Limfoma (kanker yang mempengaruhi sel darah putih) d. Myeloma (kanker yang mempengaruhi sel yang disebut sel plasma) e. Gangguan kondisi darah tertentu, gangguan system kekebalan tubuh dan gangguan metabolisme seperti anemia sel sabit, thalassemia, penyakit SCID (severe combined immunodeficiency) atau penyakit yang membuat orang dengan penyakiti ini tidak memiliki system kekebalan tubuh, dan sindrom hurler adalah kondisi yang sangat membutuhkan transplantasi sumsum tulang.
Karena kualitasnya yang lemah. Orang yang mengalami leukimia bisa dengan mudah terinfeksi kapanpun terpapar dengan pemicu infeksi. Infeksi sendiri adalah alasan mengapa pasien leukimia sering tidak dapat diselamatkan. Pasien leukimia atau kanker darah pada umumnya meninggal karena daya tahan tubuhnya melemah. Sel darah putih pada dasarnya berfungsi untuk melawan benda asing dari tubuh yang bias sebabkan infeksi. Namun, tingginya jumlah sel darah putih pada pasien kanker darah putih atau leukimia bisa berbahaya dari pada menguntungkan. Penyakit kanker leukemia bisa alami kenaikan jumlah sel darah putih di atas rata-rata. Kondisi ini justru dapat mempengaruhi daya tahan tubuh karena kualitasnya yang rendah, menurut ahli hematologi onkologi medik, dr Hilman Tadjoedin, dari RS Pusat Kanker Dharmais. “Memang jumlah sel darah meningkat. Tapi itu hanya kuantitas. Sementara, kualitasnya dipertanyakan. Kalau demikian, walaupun jumlahnya banyak sampai ratusan ribu justru tida akan bagus kemanusianya,” jelasnya , saat ditemui di Jakarta.
3. Contoh kasus berdasarkan diagnose
Dx : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan oksigen tidak dapat terdistribusi dengan baik Kasus : An. Budi udia 7 tahun, agama islam, alamat tinggal jln. Ratu Jambi Cidolod, kelas 2 SD, masuk rumah sakit tanggal 27/05/2018. Klien masuk rumah sakit dengan keluhan sesak nafas, demam, sakit kepala, lemah, nyeri tulang dan sendi. Saat pemeriksaan fisik didapatkan: menggunakan otot bantu nafas, CRT > 3 detik, konjungtiva anemis, akral dingin, BB klien turun dari 25 kg menjadi 22 kg, mual (+) dan muntah (+). Selain itu terdapat pembesaran limfa (splenomegali) dan hati (hepatomegali). Dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh : TD : 80/50 mmHg, N : 80x/menit, RR : 34x/menit, S : 38,60C. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil lab : Hb : 6,7 gr/dl, leukosit : 70.500 𝑚𝑙 3 , trombosit : 44.000 ml.