INTERFERENSI CAHAYA
(Makalah Optika)
Disusun Oleh :
Kelompok 2 (Kelas B)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .............................................................................................. i
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ .ii
I. Interferensi
A. Pengertian Interferensi Cahaya ....................................................... 1
B. Syarat terjadi Interferensi Cahaya ................................................... 1
C. Koherensi ........................................................................................ 2
II. Jenis-jenis Interferensi Cahaya
A. Interferensi Cahaya Dua Sumber .................................................... 5
B. Interferensi Cahaya dari Film Tipis ................................................ 8
C. Interferensi Cincin Newton ............................................................. 13
III. Penutup
A. Kesimpulan ..................................................................................... 15
B. Kumpulan Soal dan Jawaban .......................................................... 16
IV. Daftar Pustaka
i
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Interferensi bersifat membangun ............................................. 1
Gambar 2. Interferensi bersifat merusak ................................................... 1
Gambar 3. Dua sumber gelombang koheren ............................................. 3
Gambar 4. Gelombang koheren ................................................................. 3
Gambar 5. Gelombang inkoheren .............................................................. 4
Gambar 6. Pola interferensi percobaan Young .......................................... 5
Gambar 7. Efek interferensi Young ........................................................... 6
Gambar 8. Interferensi Young berasal dari satu panjang gelombang........ 6
Gambar 9. Interferensi sinar refleksi pada film tipis ................................. 9
Gambar 10. Pita-pita warna yang terlihat pada gelembung sabun ............ 9
Gambar 11. Gelombang cahaya saat na >nb .............................................. 11
Gambar 12. Gelombang cahaya saat na = nb ............................................. 11
Gambar 13. Gelombang cahaya saat na <nb .............................................. 12
Gambar 14. Film udara antara sebuah lensa cembung dengan
permukaan rata ....................................................................... 13
Gambar 15. Potret cincin Newton ............................................................. 13
ii
iii 1
1
1
1
I. INTERFERENSI
ii
2
C. Koherensi
Seandainya ada dua sumber-sumber identik dari cahaya monokromatik
menghasilkan gelombang-gelombang yang amplitudonya sama, panjang
gelombangnya sama, ditambah lagi keduanya memilki fasa yang sama
secara permanen dan kedua sumber tersebut bergetar bersama. Dua
sumber monokromatik yang mempunyai frekuensinya sama dengan
sebarang hubungan beda fasa, 𝜙, konstan yang tertentu (tidak harus
sefasa) terhadap waktu itulah yang dikatakan koheren. Jika syarat ini
dipenuhi, maka akan diperoleh pola garis interferensi yang baik dan
stabil.
Jika dua buah sumber gelombang cahaya beda fasa yang akan tiba di
titik P berubah-ubah terhadap waktu secara acak (pada suatu saat
mungkin dipenuhi syarat saling menghapuskan, tetapi pada saat
berikutnya dapat terjadi penguatan). Sifat beda fase yang berubah-ubah
secara acak ini terjadi pada setiap titik-titik pada layar, sehingga hasil
yang nampak adalah terang yang meratapada layar. Dalam keadaan ini
kedua sumber tersebut dikatan inkoheren (tidak koheren).
3
𝑟2
𝑟1
𝑚𝜆
Jika kita ketahui bahwa sin 𝜃 = , maka
𝑑
𝜆𝑎
𝑦𝑚 = 𝑚 ………………………………(5)
𝑑
Kita dapat mengukur 𝑎 dan d, serta posisi 𝑦𝑚 dari pita-pita terang itu,
sehingga eksperimen ini menyediakan pengukuran langsung dari
panjang gelombang (λ).
Jarak antara pita-pita terang yang berdekatan dalam pola itu sesuai
dengan persamaan di atas, berbanding terbalik dengan jarak d di antara
celah-celah itu. Semakin berdekatan celah-celah tersebut, maka akan
semakin tersebarlah pola-pola interferensinya, begitu sebaliknya.
Persamaan ini hanya untuk sudut yang kecil saja. Dan persamaan ini
hanya dapat digunakan jika jarak 𝑎 dari celah-celah ke layar jauh lebih
besar daripada pemisahan celah d dan jika 𝑎 jauh lebih besar dari jarak
𝑦𝑚 dari pusat pola interferensi ke pita terang ke-𝑚.
𝜆𝑅 ½
𝑟 = [𝑚 ] ………...........….………..(12)
𝑛
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
15
6. Bila θ sangat kecil, maka posisi 𝑦𝑚 dari pita terang ke-𝑚 pada
sebuah layar yang diletakkan sejauh 𝑅 dari sumber-sumber itu
diberikan oleh
𝑚𝜆
𝑦𝑚 = 𝑅
𝑑
7. Interferensi terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya interferensi
dua sumber (eksperimen Young), interferensi film tipis, dan
interferensi cincin Newton.
3. Pada percobaan Young (celah ganda), jika jarak antara dua celahnya
dijadikan dua kali semula, maka jarak antara 2 garis gelap yang
berurutan menjadi...
a. 4 kali semula
b. 2 kali semula
17
c. ¼ kali semula
d. ½ kali semula
e. Tetap
∆𝑦
Pembahasan : berdasarkan persamaan d𝑑 =𝑛𝜆
𝑙
1 1
d (2) = 2 (5678)
d = 5678 A°
Jawaban: B
5. Seberkas cahaya jatuh tegak lurus pada kisi yang terdiri dari 5.000
goresan tiap cm. Sudut deviasi orde kedua adalah 30°. Panjang
gelombang cahaya yang digunakan adalah
a. 2.500 A˚
b. 4.000 A˚
c. 5.000 A˚
d. 6.000 A˚
e. 7.000 A˚
Diketahui : N = 5.000 goresan/cm
m=2
θ = 30°
Ditanya : λ ?
1 1
Jawab : d = = = 0,2 × 10−3 𝑐𝑚
𝑁 5.000/𝑐𝑚
d = 0,2 × 10−5 𝑚
maka,
d sin θ = m λ
0,2 × 10−5 𝑚 . sin 30° = 2 𝜆
1
𝜆 = 0,1 × 10−5 . 2 𝑚 = 0,05 × 10−5 𝑚
c. 26
d. 50
e. 51
Diketahui : λ = 500nm = 500x10-9m
N = 400 goresan/cm
θ = 30°
Ditanya : N?
1 1
Jawab : d = 𝑁 = = 0,25 × 10−2 𝑐𝑚
400/𝑐𝑚
d = 0,25 × 10−4 𝑚
maka,
d sin θ = m λ
0,25 × 10−4 𝑚 . sin 30° = 2 𝜆
1
𝜆 = 0,1 × 10−5 . 2 𝑚 = 𝑛 . 500 × 10−9 𝑚
1
𝑚 = 5 × 10−4 10−4 . 2 𝑚 109 = 2,5 × 101 𝑚
m = 25
Jawaban: B
𝑦𝑑
Jawab : =𝑚𝜆
𝐿
𝑦𝑑
λ = 𝑚𝐿
1 × 10−3 . 0,6×10−3
λ= 1×1
λ = 600 nm
Jawaban: D
3 × 10−3 . 0,2×10−3 2
λ= 1 3
λ = 4 × 10 m -7
λ = 400 nm
Jawaban: C
9. Sebuah cahaya monokromatis dijatuhkan pada dua celah sempit vertikal
dan berdekatan dengan jarak d = 0,01 mm. Pola interferensi yang terjadi
ditangkap pada jarak 20 cm dari celah. Diketahui bahwa jarak antara
garis gelap pertama di sebelah kanan adalah 7,2 mm panjang
gelombang berkas cahaya adalah...
21
a. 180 nm
b. 270 nm
c. 1.800 nm
d. 720 nm
e. 360 nm
Diketahui : d = 0,01 mm = 1 × 10-5 m
y = 7,2 mm = 7,2 × 10-3 m
L = 20 cm = 0,2 m
m=1
Ditanya : λ?
𝑑𝑦
Jawab : =𝑚𝜆
𝐿
𝑑𝑦
λ = 𝑚𝐿
1 × 10−5 . 7,2×10−3
λ= 1×0,2
λ = 3,6 × 10-7 m
λ = 360 nm
Jawaban: E
𝑑𝑦
Jawab : =𝑚𝜆
𝐿
y = 4×10-3 m
y = 4,0 mm
Jawaban : A
b. 2,50 × 10-7 m
c. 3,75 × 10-7 m
d. 5,60 × 10-7 m
e. 7,50 × 10-7 m
Diketahui: celah tunggal pola gelap ke -2
m=2
L = 1,2 m
d = 0,3 mm = 3× 10-4 m
y = 3 mm = 3× 10-3 m
Ditanya : λ?
𝑑𝑦
Jawab : =𝑚𝜆
𝐿
𝑑𝑦
λ = 𝑚𝐿
3×10−4 3𝑥10−3
λ= 2×1,2
λ = 3,75 × 10-7 m
Jawaban : C
13. Selaput tipis air sabun disinari dengan arah tegak lurus dengan
menggunakan cahaya natrium = 589,3 nm. Jika indeks bias air sabun
adalah 1,33, hitunglah tebal minmum selaput yang tampak terang...
a. 100,05 nm
b. 110,02 nm
c. 110,77 nm
d. 120,15 nm
e. 112,77 nm
Diketahui : l = 589,3 nm
n = 1,33
r = 0° (tegak lurus)
Ditanya = d?
1
Jawab : 2nd cos r = (𝑚 + 2) 𝑙
294,65
d= 2,66
d = 110,77 nm
Jawaban : C
14. Dua buah celah sempit berjarak 0,3 mm, disinari cahaya sehingga
terbentuk pita-pita hasil interferensi pada sebuah layar yang berjarak 1,2
m dari kedua celah tersebut. Jika letak pita terang ke-3 adalah 12 mm
dari titik pusat, tentukan panjang gelombang cahaya yang digunakan...
a. 0,001 mm
b. 0,01 mm
c. 0,1 mm
d. 0,002 mm
e. 1 mm
Diketahui : d = 0,3 mm
L = 1,2 m = 1200 mm
m=3
y = 12 mm
Ditanya : 𝜆?
𝑑𝑦
Jawab : =𝑚𝜆
𝐿
0,3. 12
= 3𝜆
1200
3,6 = 3600 𝜆
𝜆 = 0,001 𝑚𝑚
Jawaban : A
15. Cahaya monokromatik melewati dua celah sempit yang sejajar. Jarak
antara kedua celah adalah 0,66mm. Jarak antara layar dengan kedua
celah adalah 60 cm. Pola interferensi yang terjadi pada layar adalah
berupa garis terang dan gelap yang dipisahkan oleh jarak yang sama.
Jika jarak dua garis terang berdekatan adalah 0,2 mm, tentukan panjang
gelombang cahaya yang digunakan...
a. 196 nm
25
b. 197 nm
c. 200 nm
d. 198 nm
e. 190 nm
Diketahui : d = 0,6 mm = 0,0006 m = 6×10-4 m
y = 0,2 mm = 0,0002 m = 2×10-4 m
l = 60 cm = 600 mm = 0,6 m
Ditanya : λ?
Jawab : sudut sangat kecil sehingga sin θ ≈ tan θ
𝑦 0,2 𝑚𝑚
sin θ ≈ tan θ = 𝑙 = = 0,00033 = 3,3 × 10−4
600 𝑚𝑚
DAFTAR PUSTAKA
http://tienkartika.wordpress.com/2010/08/21/interferensi-cahaya/
http://phys.unpad.ac.id/wp.content/uploads/2009/03/BAB4/INTERFERENS
I-CAHAYA.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Cincin_Newton
http://id.wikipedia.org/wiki/Interferometer_Michelson