Anda di halaman 1dari 11

PENGANTAR HUKUM BISNIS

HAK MEREK

Oleh :

Nama

NIM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi seiring berjalannya waktu selalu menghasilkan
produk-produk baru atau pengembangan dari produk-produk sebelumnya yang
memiliki kualitas berbeda-beda. Saat produk tersebut ingin dikenalkan dan dijual ke
konsumen, maka perusahaan membutuhkan merek. Menurut pasal 1 butir 1 Undang-
Undang Merek 2001 diberikan suatu definisi tentang merek yaitu tanda yang berupa
gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari
unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan
perdagangan barang atau jasa.
Merek memiliki kemampuan sebagai tanda yang dapat membedakan hasil
perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain di dalam pasar, baik untuk
barang/jasa yang sejenis maupun yang tidak sejenis. Fungsi merek tidak hanya
sekedar untuk membedakan suatu produk dengan produk lain, melainkan juga
berfungsi sebagai aset perusahaan yang tidak ternilai harganya, khususnya untuk
merek-merek yang berpredikat terkenal.
Sebuah merek dapat menimbulkan persaingan usaha tidak sehat karena
melalui merek produk barang atau jasa sejenis dapat dibedakan asal muasalnya,
kualitasnya serta keterjaminan bahwa suatu produk tersebut Original. Melalui merek
sebuah perusahaan telah membangun suatu karakter terhadap produk-produknya,
yang diharapkan akan dapat membentuk reputasi bisnis yang meningkat atas
penggunaan merek tersebut.
Upaya pemilik merek untuk mencegah pemakaian mereknya oleh pihak lain
merupakan hal yang sangat penting dan sepatutnya dilindungi oleh hukum. Berkaitan
dengan perlindungan merek, perdagangan tidak akan berkembang jika merek tidak
mendapat perlindungan hukum yang memadai di suatu Negara. Pembajakan atau
pelanggaran-pelanggaran merek tentunya tidak hanya merugikan para pengusahanya
saja sebagai pemilik atau pemegang hak atas merek tersebut, tetapi juga bagi para
konsumen.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja ruang lingkup merek?
2. Bagaimana cara permohonan pendaftaran merek?
3. Bagaimana cara pendaftaran merek?
4. Bagaimana pengalihan atas merek terdaftar?
5. Apakah yang dimaksud merek kolektif?
6. Apakah yang dimaksud indikasi geografis dan indikasi asal?
7. Bagaimana cara penghapusan dan pembatalan merek?
8. Bagaimana cara penyelesaian sengketa merk?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Objektif
 Untuk mengetahui dari hak merek apa saja ruang lingkup merek.
 Untuk mengetahui bagaimana cara permohonan pendaftaran merek.
 Untuk mengetahui bagaimana cara pendaftaran merek.
 Untuk mengetahui bagaimana pengalihan atas merek terdaftar.
 Untuk mengetahui apakah yang dimaksud merek kolektif.
 Untuk mengetahui apakah yang dimaksud indikasi geografis dan indikasi asal.
 Untuk mengetahui bagaimana cara penghapusan dan pembatalan merek.
 Untuk mengetahui bagaimana cara penyelesaian sengketa merk.
2. Tujuan Subjektif
 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Hukum Bisnis
 Untuk memperluas dan menambah wawasan pengetahuan bagi penulis
mengenai apa itu hak merek
BAB II

PEMBAHASAN

A. RUANG LINGKUP MEREK

Perkembangan hukum merek bermula pada abad pertengahan di Eropa pada saat
perdagangan dengan dunia luar mulai berkembang. Semula fungsinya hanya untuk
menunjukkan asal produk yang bersangkutan berasal.
Secara etimologis istilah “merek” barasal dari bahasa Belanda sedangkan dalam bahasa
daerah Jawa disebut ciri atau tengger. Dalam bahasa Belanda dikenal juga dengan Mark,
atau Brand dalam bahasa Inggris, diatur dalam UU No. 15 Tahun 2001 yang merupakan
perbaikan dan penyempurnaan dari UU No. 14 Tahun 1997 dan UU No. 19 Tahun 1992.[
Sejak Indonesia meratifikasikan perjanjian WTO dan TRIPs yang merupakan lampirannya,
Indonesia harus tunduk kepada aturan yang bersifat global tersebut. Selain menggunakan
Konvensi Paris, bidang merek juga membentuk bermacam – macam perjanjian Internasional,
yaitu:

1. Perjanjian Madrid 1891: Madrid Agreement Concerning Repression of False


Indications of Origin. Perjanjian ini berkenaan dengan upaya penindakan terhadap
pemalsuan indikasi atau sebutan asli suatu barang.
2. Perjanjian Madrid 1891: Madrid Arrangement Concerning the International
Registration of Trademark. Perjanjian ini berkenaan dengan pendaftaran internasional
tentang Merek.
3. Perjanjian Den Haag 1925: The Hague Arrangement Concerning the International
Deposit of Industrial Pattern and Design. Perjanjian ini berkenaan dengn penyimpanan
internasional tentang gambar – gambar atau model kerajinan.
4. Perjanjian Lisabon 1938: Lisabon Agreement Concerning the Protection and the
International Registration of Declaration of origin. Perjanjian ini berkenaan dengan
perlindungan dan pendaftaran internasional mengenai keterangan asal barang.
5. Perjanjian Nice 1957: Nice Agreement Concerning the International Classification of
Goods and Service to Which Trademarks Apply. Perjanjian ini berkenaan dengan
klasifikasi internasional mengenai merek barang atau jasa.

1. Beberapa Pengertian

Menurut Pasal 1 UU. No. 15 Tahun 2001

a) Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,
susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
b) Merek Dagang adalah Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
c) Merek Jasa adalah Merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
d) Merek Kolektif adalah Merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan
karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum
secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya.

Selain menurut batasan yuridis beberapa sarjana ada juga memberikan pendapatnya
mengenai pengertian merek, yaitu:

1. Sudargo Gautama (1997), mengatakan bahwa perumusan pada Paris Convention,


suatu Trademark atau merek pada umumnya didefinisikan sebagai suatu tanda yang
berperan untuk membedakan barang- barang dari suatu perusahaan dengan barang-
barang dari perusahaan lain.
2. R. M. Suryodiningrat (1980), mengatakan bahwa barang – barang yang dihasilkan oleh
pabrik dengan dibungkus dan pada bungkusnya itu dibubuhi tanda tulisan atau
perkataan untuk membedakan dari barang sejenis hasil perusahaan lain, tanda inilah
yang disebut merek perusahaan.
3. M. N. Purwosutjipto (1991: 88), mengatakan bahwa Merek itu ada dua macam, yaitu
merek perusahaan atau merek pabrik dan merek perniagaan. Merek perusahaan atau
merek pabrik (fabrieks merk, factor mark) adalah merek yang dilekatkan pada barang
oleh si pembuatnya (pabrik). Sedangkan merek perniagaan (handelsmerk, trade mark)
adalah merek yang dilekatkan pada barang oleh pengusaha perniagaan yang
mengedarkan barang itu.
4. Prof. R Soekardono, S. H., mengatakan bahwa merek adalah sebuah tanda (Jawa: ciri
atau tengger) dengan nama dipribadikan sebuah barang tertentu, di mana perlu juga
dipribadikan asalnya barang atau menjamin kualitetnya barang dalam perbandingan
dengan barang – barang sejenis yang dibuat atau barang dalam perbandingan dengan
barang – barang sejenis yang dibuat atau diperdagangkan oleh orang – orang atau badan
– badan perusahaan lain.

Secara yuridis dapat kita lihat pengertian merek di dalam Pasal 1 (ayat) 1 Undang –
Undang No 15 Tahun 2001 dijelaskan bahwa adalah “tanda yang berupa gambar, nama,
kata, huruf – huruf, angka – angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur – unsur
tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang
dan jasa.”

2. Hak Merek

Hak atas Merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada pemilik Merek
yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan
sendiri Merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya.
B. PERMOHONAN PENDAFTARAN MEREK
1. Penolakan Permohonan Pendaftaran Merek
Pasal 5 Merek tidak dapat didaftar apabila Merek tersebut mengandung salah satu
unsur di bawah ini:
a. bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas agama,
kesusilaan, atau ketertiban umum;
b. tidak memiliki daya pembeda;
c. telah menjadi milik umum; atau
d. merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang dimohonkan
pendaftarannya.

Pasal 6

(1) Permohonan harus ditolak oleh Direktorat Jenderal apabila Merek tersebut:

a. mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan Merek milik


pihak lain yang sudah terdaftar lebih dahulu untuk barang dan/atau jasa yang sejenis;
b. mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan Merek yang
sudah terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis;
c. mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan indikasi-
geografis yang sudah dikenal.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat pula diberlakukan
terhadap barang dan/atau jasa yang tidak sejenis sepanjang memenuhi persyaratan tertentu
yang akan ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

(3) Permohonan juga harus ditolak oleh Direktorat Jenderal apabila Merek tersebut:

a. merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto, atau nama badan hukum yang
dimiliki orang lain, kecuali atas persetujuan tertulis dari yang berhak;
b. merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera, lambang atau
simbol atau emblem negara atau lembaga nasional maupun internasional, kecuali atas
persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang;
c. merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi yang digunakan
oleh negara atau lembaga Pemerintah, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang
berwenang.
2. Syarat dan Tata Cara Permohonan

C. PENDAFTARAN MEREK

Yang dapat mengajukan pendaftaran merek adalah :

1. Orang (persoon)

2. Badan Hukum (recht persoon)

3. Beberapa orang atau badan hukum (pemilikan bersama)

Fungsi Pendaftaran Merek:

1. Sebagai alat bukti bagi pemilik yang berhak atas merek yang didaftarkan.

2. Sebagai dasar penolakan terhadap merek yang sama keseluruhan atau sama pada
pokoknya yang dimohonkan pendaftaran oleh orang lain untuk barang/jasa sejenis.

3. Sebagai dasar untuk mencegah orang lain memakai merek yang sama keseluruhan atau
sama pada pokoknya dalam peredaran untuk barang/jasa sejenis.

Prosedur Permohonan Pendaftaran Merek berdasarkan Undang-Undang Merek No. 15 Tahun


2001.

1. Permohonan pendaftaran Merek diajukan dengan cara mengisi formulir yang telah
disediakan untuk itu dalam bahasa Indonesia dan diketik rangkap 4 (empat).

2. Pemohon wajib melampirkan:

a. Surat pernyataan di atas kertas bermeterai cukup yang ditanda tangani oleh pemohon
(bukan kuasanya), yang menyatakan bahwa merek yang dimohonkan adalah miliknya;

b. Surat kuasa khusus, apabila permohonan pendaftaran diajukan melalui kuasa;

c. Salinan resmi akta pendirian badan hukum atau fotokopinya yang dilegalisasi oleh
notaris, apabila pemohon badan hukum;

d. 24 (dua puluh empat) lembar etiket merek (4 lembar dilekatkan pada formulir) yang
dicetak diatas kertas;

e. Fotokopi kartu tanda penduduk pemohon;


f. Bukti prioritas asli dan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia, apabila permohonan
dilakukan dengan hak prioritas; dan

g. Bukti pembayaran biaya permohonan sebesar Rp. 600.000,- (enam ratus ribu rupiah).

Sebelum mengajukan aplikasi pendaftaran hak merek, sebaiknya dilakukan dulu pencarian
bahwa hak merek yang akan Anda ajukan belum pernah terdaftar di Dirjen HAKI. Setelah
terdapat konfirmasi bahwa hak merek tersebut masih bisa didaftarkan, maka selanjutnya
proses pendaftaran bisa dilakukan. Lama proses dari pendaftaran hingga terbitnya sertifikat
hak merek (jika tidak ada keberatan dari pihak lain) adalah sekitar 2 -3 tahun.

Hal-Hal yang Menyebabkan Suatu Merek Tidak Dapat di Daftarkan.

1. Didaftarkan oleh pemohon yang tidak beritikad baik.

2. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas


keagamaan, kesusilaan, atau ketertiban umum.

3. Tidak memiliki daya pembeda.

4. Telah menjadi milik umum.

5. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang dimohonkan
pendaftarannya. (Pasal 4 dan Pasal 5 UU Merek).

Hal-hal yang menyebabkan suatu permohonan merek harus ditolak oleh Dirjen HKI:

1. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek milik pihak
lain yang sudah terdaftar lebih dahulu untuk barang dan/atau jasa yang sejenis;

2. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek yang sudah
terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa.

3. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek yang sudah
terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa yang tidak sejenis sepanjang memenuhi
persyaratan tertentu yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah;

4. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan indikasi geografis


yang sudah dikenal;
5. Merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto, atau nama badan hukum yang
dimiliki orang lain, kecuali ata persetujuan tertulis dari yang berhak;

6. Merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera atau lambang
atau simbol atau emblem suatu negara atau lembaga nasional maupun internasional,kecuali
atas persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang

7. Merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi yang digunakan
oleh negara atau lembaga pemerintahan, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang
berwenang.

E. Jangka Waktu dan Perpanjangan

1. Merek terdaftar mendapat perlindungan hukum untuk jangka waktu 10 tahun sejak
tanggal penerimaan dan jangka waktu tersebut dapat diperpanjang.

2. Permohonan perpanjangan diajukan secara tertulis oleh pemilik merek atau kuasanya
dalam jangka waktu 12 bulan sebelum berakhir jangka waktu perlindungan merek terdaftar
tersebut.

Permohonan perpanjangan disetujui:

1. Bila merek yang bersangkutan masih digunakan pada barang/jasa sebagaimana yang
disebut pada merek tersebut.

2. Barang atau jasa dari merek tersebut masih diproduksi dan diperdagangkan.

Perpanjangan ditolak:

1. Permohonan ditolak apabila permohonan perpanjangan di ajukan kurang dari 12 bulan


dari masa berakhirnya perlindungan hukum merek tersebut.

2. Apabila mempunyai persamaan pada pokok atau merek terkenal milik orang lain.

D. PENGALIHAN ATAS MEREK TERDAFTAR


E. MEREK KOLEKTIF
F. INDIKASI GEOGRAFIS DAN INDIKASI ASAL
G. PENGHAPUSAN DAN PEMBATALAN MEREK
H. SENGKETA MEREK
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Merek bagi konsumen sebagai alat pembeda agar konsumen dapat memilih
barang sesuai karakteristik dan kualitasnya. Bagi produsen merek sebagai identitas
yang berfungsi sebagai control. Oleh karena itu merek merupakan hak yang harus
dilindungi hukum.
Pelangggaran dalam Hak Merek dapat berupa persamaan pada pokoknya atau
persamaan keseluruhan. Karena pada dasarnya Merek berfungsi sebagai daya
pembeda antara produk satu dengan lainnya.
Pada intinya, perubahan terhadap semua undang-undang hak kekayaan
intelektual sebagai akibat penyertaan Indonesia pada WTO Agreement ditekankan
pada perlunya penciptaan iklim yang lebih baik bagi tumbuh dan berkembangnya
serta terlindunginya karya intelektual guna melancarkan arus perdagangan
internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai