Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIKUM IDK PENGENALAN MORFOLOGI BAKTERI &

KEPEKAAN BAKTERI TERHADAP ANTIBIOTIKA

Retno Citro/NPM: 1806270085


Mahasiswa Ekstensi S1 Keperawatan Universitas Indonesia, Depok

Email:rerocitro70@gmail.com

I. Media Perbenihan
Bakteri Pengantar:
Berbagai jenis media perbenihan bakteri lazim digunakan untuk tujuan
transportasi, persemaian, isolasi, dan diferensiasi. Untuk menunjang pertumbuhan
yang optimal, bakteri membutuhkan nutrisi yang beragam.

Tugas:
Isilah kegunaan tipe media di bawah ini beserta contohnya:

No Tipe Kegunaan Contoh


Media yang digunakan sebagai
bahan dasar untuk mebuat
media lain yang lebih
kompleks.media ini dapat
mendukung pertumbuhan
1 Media sederhana hampir semua jenis mikroba Nutrient broth, kaldu pepton

Misal kaldu selenit, atau


kaldu tetranionat untuk
mimsahkan bakteri
salmonella thyposa dari
tinja.
2 Media diperkaya
Media yang dirancang untuk Misal chocolate media dan
mendukung pertumbuhan yeast extract poptasium
mikroorgansime. Media nitrat agar
tersebut memiliki konstituen
nutrisi yang mendorong
pertumbuhan mikroba tertentu.
Media yang ditambahkan
bahan-bahan tertentu untuk
menstimulasi pertumbuhna
mikroba yang diinginkan .hal
ini dilakukan untuk
menstimulasi pertumbuhan
miroba yang jumlahnya sedikit
dalam suatu campuran
berbagai mikroba

3 Media selektif Misal : media salmonella


Media yang memungkinkan
shigella agar (SSA),
suatu jenis mikroba tumbuh
thiosulphate citrate Bile
dengan pesat, sementara jenis
Salt (TCBS).
mikroba yang lain terhambat.
Media yang ditambahkan
Inhibitor yang digunakan
bahan-bahan tertentu yang
berupa antibiotic, garam,
akan menghamabt
dan bahan-bahan kimia
pertumbuhan miroba yang ada
yang lainnya.
dalam suatu specimen.

4 Media diferensial Media yang bila ditumbuhi Media Triple sugar Iron
oleh mikroba yang berbeda , Agar (TSIA), media sulfit
mikroba tersebut akan tumbuh indol motility( SIM),
dengan ciri khusus sehingga
dapat dibedakan.
Media yang ditambahkan
bahan-bahan kimia atau
reagensia tertentu yang
menyebabkan mikroba yang
tumbuh memperlihatkan
perubahan-perubahan spesifik
sehingga dapat dibedakan
dengan jenis lainnya.

Media yang digunakan sebagai Air alkali pepton


5 Media transport transfortasi

Sesuai dengan kegunaannya, media perbenihan mengandung bahan dasar:


1. Kaldu: sebagai pengganti sari daging
2.Air pepton : sebagai tambahan protein pada pembuatan media
3.Agar : sebagai pengental media
4.Karbohidrat : sebagai media fermentasi bakteri
5.Garam-garam : sebagai sumber elektrolit pada media khusus

Berbagai media perbenihan:


A. Perbenihan padat (agar 1,5-2%) di dalam lempeng atau tabung
No. Media Kegunaan
1 Agar darah Merupakan media diperkaya untuk perbenihan
bakteri patogen yang memerlukan nutrisi lebih
dan untuk melihat adanya reaksi hemolisis.
2 Agar darah coklat (AC) Untuk perbenihan bakteri Haemophilus
influenza dan Neisseria sp.
3 Agar darah telurit (TE) Merupakan media selektif untuk perbenihan
bakteri Corynebacterium diphtheriae
4 Thiosulphate Citrate Bile Merupakan media selektif dan diferensial
Salt Sucrose Agar (TCBS) untuk perbenihan bakteri Vibrio cholerae dan
Vibrio sp lainnya.
5 Agar Endo Media selektif dan diferensial untuk bakteri
enterik
6 Agar Eosin Methylene Media selektif dan diferensial untuk bakteri
Blue (EMB) enterik
7 Agar nutrien Merupakan media sederhana untuk bakteri yan
tidak memerlukan nutrisi khusus
8 Agar Salmonella Shigela Merupakan media selektif dan diferensial
(SS) untuk perbenihan bakteri Salmonella dan
Shigela sp.
9 Agar coklat Thayer Martin Merupakan media selektif untuk perbenihan
(TM) Neisseria gonorrhoeae
10 Agar Sabouraud Untuk perbenihan jamur
11 Agar Lowenstein Jensen Media selektif untuk perbenihan
Mycobacterium tuberculosis.

B. Perbenihan semisolid (agar 0,2-0,5%) di dalam tabung


No. Media Kegunaan
1 Triple Sugar Iron Agar Merupakan media diferensial untuk bakteri
(TSIA) enterik
2 Agar semi solid Merupakan media untuk melihat sifat motilitas/
gerak bakteri

C. Perbenihan cair
No. Media Kegunaan
1 Air alkali pepton Merupakan media diperkaya dan transport
untuk Vibrio sp
2 Glukosa air pepton Media uji karbohidrat untuk membedakan
bakteri enterik patogen berdasarkan
kemampuannya meragi berbagai macam gula
2
No. Media Kegunaan
3 Kaldu tioglikolat Merupakan media perbenihan dan transport
untuk bakteri aerob dan anaerob
4 Kaldu Merupakan media perbenihan bakteri
5 Kaldu darah Merupakan media perbenihan bakteri & untuk
melihat adanya reaksi hemolisis pada
Streptokokus
6 Kaldu empedu Merupakan media perbenihan bakteri enterik

D. Perbenihan transport
No. Media Kegunaan
1 Media Amies Merupakan media transpor untuk spesimen/
bahan pemeriksaan yang diduga mengandung
Neisseria gonorrhoeoe dan patogen lain
2 Media Carry-Blair Merupakan media transpor untuk tinja atau
swab rektal yang diduga mengandung bakteri
patogen (Salmonella, Shigella, Vibrio,
Yersinia, dan Compylobacter)
3 Media Stuart Merupakan media transpor untuk bahan
pemeriksaan yang diduga mengandung bakteri
patogen (Haemophilus influenzae,
Pneumococcus, Streptococcus,
Corynebacterium, Trichomonas, Salmonella,
Shigella, dll)

II. Morfologi Koloni Bakteri dan Jamur


Pengantar:
Bakteri akan memberikan pertumbuhan koloni yang berbeda pada media perbenihan
bila dilihat secara makroskopik. Perbedaan ini disebut karakteristik pertumbuhan,
yang selanjutnya akan digunakan untuk menentukan metode yang digunakan dalan
tahap identifikasi.

Jamur termasuk dalam sel eukariota, mempunyai dinding sel yang terbuat dari
sellulose atau kitin atau keduanya. Jamur mempunyai protoplasma yang mengandung
satu inti atau lebih, tidak berklorofil, tanpa kloroplast. Membran plasma berlapis ganda
dengan ergosterol dan zimosterol. Jamur berkembang biak secara seksual dan aseksual.
Berdasarkan morfologinya, jamur dibedakan atas khamir (yeast/ ragi) yang bersifat
seluler dan kapang (mold) yang bersifat multiseluler.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari suatu koloni bakteri, baik pada
agar lempeng dan agar tabung adalah:
1. Ukurannya (diameternya)
2. ada atau tidaknya pigmen
3. Menonjol atau rata
4. Keruh atau bening, suram atau mengkilat
5. Permukaan rata (smooth) atau tidak rata (rough)
6. Pinggiran rata atau tidak

3
7. Menjalar atau tidak
8. Konsistensi (berlendir atau tidak)

Perhatikan link berikut:


http://microbiologyonline.org/teachers/observing-microbes/observing-bacteria-in-a-
petri-dish
1. Apa yang dimaksud dengan morfologi koloni bakteri?
Morfologi koloni adalah metode yang digunakan para ilmuwan untuk menggambarkan
karakteristik koloni individu bakteri yang tumbuh di agar-agar di cawan Petri. Ini
dapat digunakan untuk membantu mengidentifikasi mereka.

Dari metode ini kita bisa membedakan berbagai bentuk koloni bakteri, misalnya
circular, irregular (tidak teratur), rhizoid, dan filamntous (benang benang filament)

2. Bagaimana morfologi koloni bakteri dapat digunakan untuk mengidentifikasi


bakteri?
Jenis bakteri yang berbeda akan menghasilkan koloni yang tampak berbeda, beberapa
koloni dapat diwarnai, beberapa koloni berbentuk lingkaran, dan lainnya tidak
beraturan. Terminologi khusus digunakan untuk menggambarkan tipe koloni umum.
Ini adalah:
Bentuknya: apa bentuk dasar kolini? Missal: circular, filamntous, dll
Ukuran: Diameter koloni
Elevation: ketinggian, missal flat (datar), convex, dll
Margin (batas) : bagian tepi dari koloni
Surface (permukaan): bagaimana permukaan sebuah koloni yang tampak.
Opacity: transparan, opaque, atau translucent
Warna: misalnya putih, merah, ungu, dll
http://microbiologyonline.org/teachers/observing-microbes/observing-bacteria-in-a-
petri-dish
3. Apa bedanya morfologi koloni pada jamur?
Koloni morfologi pada jamur berbentuk filamentous (atau benang benang)
Jamur dibagi menjadi dua yaitu khamir (yeast) dan kapang (mold). Khamir adalah
bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara pertunasan. Khamir mempunyai sel
yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tidak
sebesar bakteri yang terbesar. Biasanya berbentuk telur, tetapi ada beberapa yang
memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas. Khamir
tidak dilengkapi flagellum atau organ-organ penggerak lainnya. Tubuh atau tallus
suatu kapang pada dasarnya terdiri dari bagian miselium dan spora. Miselium
merupakan kumpulan beberapa filamen yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5-
10 um, dibandingkan dengan sel bakteri yang besarnya berdiameter 1 um (Coyne
dalam Ardhy, 2013).

Sedangkan bakteri yang dibiakkan pada lempeng agar darah, perlu diperhatikan
ada atau tidaknya reaksi hemolisis pada medium di sekeliling koloni:
a. Zona jernih tidak berwarna, disebut hemolisis tipe beta (hemolisis)
b. Zona berwarna hijau atau keruh, disebut hemolisis tipe alfa (hemodigesti)
c. Tidak ada zona, disebut hemolisis tipe gamma (non hemolisis)
Tugas:
4. Carilah gambarlah koloni-koloni bakteri berikut

Koloni Rough

Koloni Smooth Koloni menjalar

Contoh bakteri:
bacillus subtilis Contoh bakteri: proteus sp
Contoh bakteri:
E.coli, salmonella, vibrio
shigella, staphylococcus

Koloni Beranyam Koloni Mukoid

Contoh bakteri: bacillus Contoh bakteri:klebsiella sp


mycoides

4
Koloni berpigmen
Staphylococcus aureus Staphylococcus citreus Staphylococcus epidermidis

rretia marcescens Chromobacterium vioaceum Pseudomonas aeruginosa

Hemolisis Streptococcus sp
Alfa Beta Gamma
III. Cara mengasingkan
bakteri Pengantar:
Untuk mempelajari koloni bakteri dan dapat memurnikannya perlu didapatkan koloni-
koloni yang terpisah. Pemisahan koloni bakteri dapat dilakukan dengan menggunakan
sudip gelas berbentuk L untuk menggoreskan bahan di seluruh permukaan perbenihan
atau menggunakan sengkelit dengan membuat garis-garis sejajar (Penipisan Koch).

Tugas:
1. Apa yang dimaksud dengan postulat Koch? Bagaimana bunyinya?
Postulat Koch dikemukakan pertam akali oleh Robert Koch (1843-1910). Koch
memberikan rumusan berupa sejumlah kondisi yang harus dipenuhi sebelumsalah satu
factor biotik (organisme) dianggap sebagai peneybaba penyakit. Dalam pstulat-postulat
Koch disebutkan untuk menetapkan suatu organisme sebagai penyebab penyakit,maka
organisme tersebut harus memenuhi sejumlah syarat. Pertama, ditemukan pada semua
kasus dari penyakit yang telah diperiksa, kedua, telah diolah dan dipelihara dalam kultur
murni (pure culture ). Ketiga, mampu membuat infeksi asli (original infection),
meskipun sudah beberapa generasi berada dalam kultur. Keempat, dapat diperoleh
kembali dari tanaman yang telah dinokulasi dan dapat dikulturkan kembali.
Isi postulat Koch :
a. Organisme (parasite) harus ditemukan dalam hewan yang sakit, tidak pada yang
sehat.
b. Organisme harus diisolasi dari hewan sakit dan dibiakkan dalam kultur murni.
c. Organisme yang dikulturkan harus menimbulkna penyakit pada hewan yang sehat
d. Organisme tersebut harus diisolasi ualng dari hewan yang dicobakan tersebut.
Postulat Koch ini hanya dapat digunakan dalam pembuktian jenis pathogen yang
bersifat tidak parasit obligat. Parasite obligat adalah parasite yang tidak dapat hidup
tanpa ada inangnya. Oleh karena itu, pathogen parasite obligat tidak dapat hidup
dibiakan dalam laboratorium.
2. Apa tujuan penipisan Koch pada proses mengasingkan bakteri?
Tujuan penipisan Koch mengetahui cara mengasingkan bakteri dari suatu bahan
pemeriksaan /biakan.
3. Carilah gambar cara mengasingkan bakteri dengan metode penipisan Koch!

IV. Pewarnaan Sederhana

Pengantar
Setelah bakteri diasingkan dan dikultur dalam media perbenihan, serta diinkubasi,
untuk mengenali jenis bakteri dilakukan pembuatan preparat dan pewarnaan
sederhana. Ada beberapa macam pewarnaan bakteri, yang paling sederhana adalan
pewarnaan Gram
5
dan BTA. Preparat yang dibuat dengan proses pewarnaan akan menghasilkan preparat
untuk mengetahui bentuk dan sifat bakteri sesuai dengan jenis pewarnaan yang
digunakan.

http://vlab.amrita.edu/?sub=3&brch=73&sim=208&cnt=1
https://microbeonline.com/gram-staining-principle-procedure-results/
https://youtu.be/JvN6t8-assk

1. Bagaimana prinsip pewarnaan Gram untuk mengidentifikasi bakteri?


Bakteri gram positif dan bakteri gram negatif dibedakan berdasarkan struktur dinding
selnya. Akibat struktur dinding sel yang berbeda, menimbulkan respon yang berbeda
ketika dilakukan pewarnaan gram. Bakteri gram positif memiliki beberapa lapisan
peptidoglikan sehingga lapisan peptidoglikannya tebal. Umumnya, 90% penyusun
dinding sel bakteri gram positif merupakan peptidoglikan. Dinding sel bakteri gram
positif mengandung teichoic acid. Ada dua tipe teichoic acid, yaitu lipoteichoic acid,
yang menjangkau lapisan peptidoglikan dan terhubung ke membran plasma, dan wall
teichoic acid, yang terhubung dengan lapisan peptidoglikan (Tortora dkk., 2010).

Berbeda halnya dengan bakteri gram negatif, yang memiliki lapisan peptidoglikan
lebih tipis. Namun, dinding sel bakteri gram negatif mempunyai membran luar.
Membran luar terdiri dari lipopolisakarida (LPS), lipoprotein, dan fosfolipid.
Peptidoglikan terikat dengan lipoprotein di membran luar dan periplasma, yaitu
struktur seperti gel yang berada di antara membran luar dan plasma membran. Selain
itu, Dinding sel bakteri gram negatif tidak mengandung teichoic acid (Tortora dkk.,
2010).

Perbedaan selanjutnya antara bakteri gram positif dan bakteri gram negatif adalah
respon yang berbeda diantara keduanya ketika dilakukan pewarnaan gram. Bakteri
gram positif akan tetap terwarnai kristal violet ketika dilakukan dekolorisasi dengan
alkohol dan bakteri akan menampakkan warna biru atau ungu. Sebaliknya, bakteri
gram negatif akan terdekolorisasi dengan alkohol dan terganti dengan pewarna lawan
(counterstain) seperti safranin sehingga bakteri akan berwarna merah atau pink
(Tortora dkk., 2010: 88).

SUMBER : Tortora, G. J., B. R. Funke & C. L. Case. 2010. Microbiology: An


introduction, 10th ed.
2. Karakteristik apa yang dapat dilihat dari melihat hasil pewarnaan Gram?
Bakteri gram positive tetap akan berwarna ungu, sedangkan bakteri Gram Negative
akan berubah menjadi warna merah/pink

3. Berdasarkan hasil pewarnaan Gram, ada berapa jenis bakteri? Berikan contoh
bakterinya masing-masing dan carilah gambar hasil pewarnaan masing-masing
bakteri tersebut!
Ada dua yaitu Gram Positif dan Gram Negative
Gram Positive: Staphylococcus aureus
Gram Negative: Escherichia coli
http://laboratoryinfo.com/wp-content/uploads/2016/01/gram-positive-vs-gram-
negative.png
4. Apa yang saudara lihat pada slide di atas?

Perbedaan hasil pewarnaan Gram, terlihat bakteri Gram Positif berwarna ungu/biru,
sedangkan bakteri Gram negative berwarna merah/pink. Perbedaan ini terjadi karena
adanya perbedaan structure dinding selnya. Mari kita lihat dengan gambar di bawah ini

http://journal.ui.ac.id/index.php/health/article/viewFile/384/380
5. Apa yang dimaksud dengan pewarnaan Basil Tahan Asam (BTA)? Apa tujuan dan
indikasi dilakukan pemeriksaan tersebut?
Bakteri tahan asam adalah bakteri yang mempertahankan zat warna karbol-
fuchsin (fuchsin basayang dilarutkan dalam suatu campuran phenol-alkohol-air)
meskipun dicuci dengan asam klorida dalam alkohol. Sediaan sel bakteri pada
gelas alas disiram dengan cairan karbol fuchsin kemudian dipanaskan sampai
keluar uap. Setelah itu, zat warna dicuci dengan asam alkohol dan akhirnya diberi
warna kontras (biru atau hijau). Bakteri-bakteri tahan asam (spesies
Mycobakterium dan beberapa Actinomycetes yang serumpun) berwarna merah
dan yang lain-lain akan berwarna sesuai warna kontras.
Tujuannya adalah untuk mendiagnosis penyakit (dalam artiket khususnya TB),
bakterinya yaitu Mycobacterium. Indikasi dilakukan pemeriksaan BTA adalah
pada kasus pasien yang diduga terindikasi menderita TB. Bisa dinilai dari gejala
klinis maupun pemeriksaan penunjang.

6. Bagaimana prinsip pewarnaan BTA dan kaitannya dengan pembacaan hasil


pewarnaan?
pewarnaan? Pewarnaan Tan Thiam Hok. Larutan Kinyoun (fuchsin basis 4g, fenol 8ml,
alkohol 95% 20ml, H2O destilata (100ml) dituang pada permukaan sediaan, dibiarkan
selama 3 menit, kemudian kelebihan zat warna dibuang dan dicuci dengan air yang
mengalir perlahan. Selanjutnya larutan Gabbet (methylene blue 1g, H2SO4 96% 20ml,
alkohol absolut 30ml, H2O destilata 50ml) dituang pada permukaan sediaan, dibiarkan
1 menit kemudian kelebihan zat warna dibuang dan dicuci dengan air yang mengalir
perlahan, kemudian sediaan dikeringkan di udara 3 .
Pewarnaan Ziehl Neelsen. Larutan carbol fuchsin 0,3% dituang pada seluruh permukaan
sediaan, kemudian dipanaskan diatas nyala api sampai keluar asap tetapi tidak sampai
mendidih atau kering selama 5 menit. Sediaan kemudian dibiarkan dingin selama 5-7
menit lalu kelebihan zat warna dibuang dan dicuci dengan air yang mengalir perlahan.
Setelah itu larutan asam alkohol 3% (hydrochloric acid-ethanol) dituang pada sediaan dan
dibiarkan 2-4 menit kemudian dicuci dengan air mengalir selama 1-3 menit, kelebihan
larutan dibuang. Larutan methylene blue 0,1% dituang sampai menutup seluruh
permukaan, dibiarkan 1 menit lalu larutan dibuang dan dicuci dengan air mengalir
Pewarnaan Fluorokrom (Auramine O). Sediaan direndam didalam larutan Auramine
(Merck), dibiarkan selama 15 menit kemudian dicuci dengan air bebas klorin atau H2O
destilata dan dikeringkan. Sediaan lalu direndam didalam asam alkohol, dibiarkan selama
2 menit, dicuci dengan H2O destilata dan dikeringkan. Setelah itu sediaan direndam
didalam potasium permanganat 0,5%, dibiarkan selama 2 menit, dicuci dengan H2O
destilata dan dikeringkan di udara
Pembacaan hasil. Sediaan dilihat dibawah mikroskop dengan pembesaran 1000x dengan
meneteskan minyak emersi tanpa menyentuh sediaan untuk mencegah transfer BTA antar
sediaan. Pelaporan jumlah BTA sesuai dengan skala IUATLD (International Union
Againts Tuberculosis and Lung Diseases, lihat Tabel 1).
Pada metode pewarnaan fluorochrome, pembacaan dilakukan dengan pembesaran
450x. Pembacaan preparat dilakukan oleh orang yang berbeda untuk setiap
pewarnaan. Kultur. Setelah proses homogenisasi dengan cara Kubica, sputum ditanam
ke medium Lowenstein Jensen dan diinkubasi pada suhu 37o C. Pertumbuhannya
dilihat setiap minggu sampai 6 minggu 2

http://www.medicinesia.com/wp-content/uploads/2011/07/m_tb.gif
http://www.polysciences.com/media/catalog/product/cache/1/image/9df78eab33525d08
d6e5fb8d27136e95/2/4/24669_2.jpg
7. Apa yang Saudara lihat pada gambar di atas? Jelaskan!

Gambar pewarnaan bakteri Tahan asam (BTA) digambarkan pada latar berwarna
biru dengan warna bakteri warna merah (Gambar sebelah kanan)
V.Kepekaan Bakteri terhadap Antibiotika

Pengantar
Penyakit infeksi oleh bakteri dapat diobati menggunakan antibiotika yang bersifat
bakterisidal maupun yang bersifat bakteriostatik. Untuk mengobati penderita
dengan tepat dan adekuat, diperlukan data pemeriksaan kepekaan bakteri penyebab
infeksi terhadap berbagai antibiotika yang tersedia saat ini di pasaran. Pemeriksaan
kultur yang dilanjutkan dengan uji kepekaan bakteri terhadap antibiotika sangat
berguna untuk memilih antibiotika secara rasional. Pola kepekaan bakteri terhadap
antibiotika dari masa ke masa dapat dijadikan pegangan bagi klinisi untuk
pemilihan antibiotika dalam penganggulangan penyakit infeksi.

Tugas:
Carilah beberapa hasil uji kepekaan bakteri terhadap antibiotika. Tuliskan
hasil pengamatan anda!
Menurut Waluyo (2008), pemeriksaan kepekaan kuman terhadapantibiotika dilakukan
dengan cara:
Cara Tabung (Tube Dilution Method)yaitu membuat penipisan antibiotik padasederetan
tabung reaksi yang berisi perbenihan cair. Ke dalam tabung-tabungtersebut dimasukkan
kuman yang akan diperiksa dengan jumlah tertentu dan kemudian dieram. Dengan cara ini
akan diketahui konsentrasi terendah antibiotik yang menghambat pertumbuhan kuman
yang disebut Konsentrasi Hambat minimal (KHM) atau Minimal Inhibitory Concentration
(MIC) (Waluyo,Lud:2008).
Dari contoh hasil uji tabung terhadap antibiotika A di bawah ini, apa interpretasi anda?
Tabung pojok sebelah kiri yang berwarna keruh memiliki kandungan bakteri yang banyak
dengan konsentrasi antibiotic sedikit. Ada namanya MIC (minimal inhibitor
concentration) dengan metode dilusi cair dimana itu adalah konsentrasi yg paling minimal
yang diperlukan antibiotik utk menghambat pertumbuhan bakteri. Saat diberikan dosis
Antibiotik 0,125 mg/ml tapi tidak berefek (bakteri yang mati) kemudian ditingkatkan lagi
menjadi 1mg jika masih tidak berefek Akhirnya dinaikin 2mg dan mulai berefek, dengan
mematikan 1 bakteri, Setelah itu ditambahkan menjadi 4mg, 8mg dan seterusnya yang
seharusnya jumlah bakteri yg mati semakin banyak dengan konsentrasi antibiotic semakin
tinggi yaitu warna tabung pojok sebelah kanan dengan warna tabung menjadi lebih bening
atau jernih dibandingkan tabung pojok kiri dapat diartikan sensitive. Jika tidak ada
perubahan maka dapat diartikan antibiotic tersebut resisten.

Cara Cakram
Bagaimana prinsip uji kepekaan bakteri terhadap antibiotika cara cakram?
Menurut Waluyo (2008), pemeriksaan kepekaan kuman terhadapantibiotika dilakukan
dengan cara:
Cara Cakram (Disc Method), menggunakan cakram kertas saring yangmengandung
antibiotika/bahan kimia lain dengan kadar tertentu yang diletakkan di atas lempeng agar
yang ditanami kuman yang akan diperiksa, kemudian diinkubasi. Apabila tampak adanya
zona hambatan pertumbuhan kuman disekeliling cakram antibiotik, maka kuman yang
diperiksa sensitif terhadapantibiotik tersebut. 3 cara ini disebut juga cara difusi agar, yang
lazim dilakukan adalah cara Kirby-"auer (Wa l u y o , L u d : 2 0 0 8 ) .
Diameter zona Hambatan pertumbuhan bakteri yang tampak menunjukkan adanya
kepekaan bakteri tersebutterhadap antibiotik (sesuai standar NCCLS) dengan standar
pengenceran: Mc Farland 0,5 (Kuntarti:2011).

3. Dari contoh uji cakram berikut, bagaimana interpretasinya?

Menggunakan medium cakram. Di cakram itu isinya agar yg penuh bakteri yg dibiakkan.
Kemudian diletakkan tablet antibiotik beberapa buah dengan jenis yang berbeda. Diamkan
untuk diamati apakah terdapat perubahan luas penampang di antibiotic tersebuk tersebut. Jika
semakin besar luas penampan/ melebar disekitar tablet antibiotik itulah yg semakin baik daya
hambatnya terhadap bakteri yg ada disekitarnya dapat dianggap antibiotic tersebut sensitif.
Jika daerah disekitar tablet antibiotik sedikit atau tidak ada, maka si tablet itu tidakmempunyai
kemampuan menghambat petumbuhan antibiotic/ resisten.

4. Apa yang dimaksud dengan bakteri sensitif dan bakteri resisten terhadap antibiotika?
Bakteri merupakan salah satu anggota agen infeksius. Bakteri dapat menjadi resisten atau
menjadi sensitif terhadap obat tertentu. Jika suatu bakteri sensitif terhadap suatu obat, maka
organisme itu akan dihambat atau dimusnahkan. Jika suatu bakteri resisten terhadap suatu
antibakterial, maka bakteri tersebut akan terus tumbuh meskipun telah dilakukan pemberian
obat antibakterial (antibiotik). Antibakterial dan antimikroba adalah substansi yang
menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteria atau mikroorganisme lain. Resistensi
bakteri dapat timbul secara alami (inheren), atau didapat. Resistensi alami (inheren) terjadi
tanpa didahului paparan terhadap obat antibakterial. Resistensi didapat disebabkan oleh
pemajanan terhadap antibakterial. Bakteri yang resisten akan menjadi kebal dan tidak mati
ketika diberi antibiotik, sehingga dapat mengurangi efektifitas dari suatu antibiotik yang
sebelumnya bertujuan untuk menyembuhkan atau mencegah penyakit infeksi. Akibat resisten
bakteri adalah bakteri tersebut dapat bertahan hidup dan bereproduksi sehingga menjadi
semakin membahayakan.

5. Apa yang menyebabkan resistensi bakteri terhadap antibiotika?


Resistensi bakteri adalah kondisi ketika suatu strain bakteri dalam tubuh menjadi resisten
(kebal) terhadap antibiotik. Resistensi bakteri terhadap antibiotik disebabkan oleh beberapa
hal, yaitu:
1. Bakteri dapat memodifikasi zat tertentu sehingga bs memutus ikatan kimia antibiotiknya
(mutasi genetik)
2. Bakteri dapat mensintesis senyawa yang dapat menembus membran sel kita
3. Resistensi yang didapatkan dari virus atau mengambil gen resisten dari bakteri lain.
(biasanya terdapat pada plasmid).
Bakteri yang resisten dan tidak resistenmemiliki kemampuan yang sama untuk menyebabkan
penyakit, namun yang resisten lebih susah dihancurkan daripada yang tidak resisten

6. Apa peranan perawat dalam mencegah terjadinya peningkatan resistensi bakteri


terhadap antibiotika?
Walaupun antibiotik telah digunakan secara hati-hati dan bijak, semua organisme
tetap bisa berkembang dan menjadi resisten terhadap antibiotik. Maka, langkah yang
paling baik untuk diambil adalah untuk mencegah terjadinya infeksi sedari awal.
Perawat sebagai garda utama yang berhadapan dengan pasien menjadi kunci utama
untuk mencegah penyebaran infeksi dan resistensi antimikrobial. Perawat dapat
mencegah perkembangan mikroorganisme yang resisten terhadap antibiotik dengan
memberikan penjelasan edukasi mengenai penyalahgunaan antibiotik kepada pasien.
Saat pasien diberikan resep yang mengandung antibiotik, ada beberapa hal yang
harus dilakukan oleh perawat yaitu:
 Menyediakan nama generik dan nama dagang dari obat tersebut
 Menjelaskan kegunaan dari pengobatan
 Menjelaskan dosis menggunakan bahasa yang bisa dipahami awam
 Menjelaskan interaksi obat dan makanan serta apa yang harus dilakukan bila lupa meminum
obat
 Menjelaskan kapan obat harus diminum
 Menjelaskan bahwa pengobatan harus tetap dilakukan hingga selesai bahkan saat pasien
sudah merasa lebih baik
 Memastikan bahwa pasien menghabiskan obat yang diberikan dengan dosis yang tepat.

7. Apa yang dimaksud dengan:


a. Antibiotika berspektrum luas? Berikan contohnya!
Antibiotika ini dikelompokkan berdasarkan aktivitasnya. Antibiotika berspekrum luas atau
yang disebut (broad spectrum) yang efektif terhadap organisme baik gram positif maupun
gram negatif. Antibiotik ini sering digunakan dalam mengobati penyakit infeksi yang
menyerang namun belum teridentifikasi dengan pembiakan dan sensifitas. Contoh dari
antibiotika berspektrum luas adalah Tetrasiklin dan Sefalosporin

b. Antibiotika berspektrum sempit? Berikan contohnya!


Antibiotika spectrum sempit adalah kelompok antibiotika yang aktivitasnya efektif melawan
satu jenis organisme. Hal ini dikarenakan, antibiotika spectrum sempit lebih selektif
dibandingkan antibiotika spectrum luas sehingga antibiotika ini lebih aktif melawan
organisme tunggal. Contoh dari antibiotika spectrum sempit ialah penisilin dan eritromisin.
Keduanya sering dipakai utnuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram
positif.

Referensi
Kuntarti. 2013.Retrieved April 13, 2016, from Website
staff UI: http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/pengenalanmediamorfologiba
kteri.pdf

Waluyo, Lud. 2008. Teknik dan Metode DasarDalam Mikrobiologi. Malang: UMMPress.
"Morfologi Koloni Bakteri dan Identifikasi Bakteri". Ilmu Prof Online N. hal., n. d. Web.
Tersedia disini. 02 Juli 2017.

Kuntarti. 2011. Retrieved from


Websitestaff UI: http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/kepekaan bakteri
terhadap antibiotika.pdf
-Selamat belajar -

Anda mungkin juga menyukai