Email:rerocitro70@gmail.com
I. Media Perbenihan
Bakteri Pengantar:
Berbagai jenis media perbenihan bakteri lazim digunakan untuk tujuan
transportasi, persemaian, isolasi, dan diferensiasi. Untuk menunjang pertumbuhan
yang optimal, bakteri membutuhkan nutrisi yang beragam.
Tugas:
Isilah kegunaan tipe media di bawah ini beserta contohnya:
4 Media diferensial Media yang bila ditumbuhi Media Triple sugar Iron
oleh mikroba yang berbeda , Agar (TSIA), media sulfit
mikroba tersebut akan tumbuh indol motility( SIM),
dengan ciri khusus sehingga
dapat dibedakan.
Media yang ditambahkan
bahan-bahan kimia atau
reagensia tertentu yang
menyebabkan mikroba yang
tumbuh memperlihatkan
perubahan-perubahan spesifik
sehingga dapat dibedakan
dengan jenis lainnya.
C. Perbenihan cair
No. Media Kegunaan
1 Air alkali pepton Merupakan media diperkaya dan transport
untuk Vibrio sp
2 Glukosa air pepton Media uji karbohidrat untuk membedakan
bakteri enterik patogen berdasarkan
kemampuannya meragi berbagai macam gula
2
No. Media Kegunaan
3 Kaldu tioglikolat Merupakan media perbenihan dan transport
untuk bakteri aerob dan anaerob
4 Kaldu Merupakan media perbenihan bakteri
5 Kaldu darah Merupakan media perbenihan bakteri & untuk
melihat adanya reaksi hemolisis pada
Streptokokus
6 Kaldu empedu Merupakan media perbenihan bakteri enterik
D. Perbenihan transport
No. Media Kegunaan
1 Media Amies Merupakan media transpor untuk spesimen/
bahan pemeriksaan yang diduga mengandung
Neisseria gonorrhoeoe dan patogen lain
2 Media Carry-Blair Merupakan media transpor untuk tinja atau
swab rektal yang diduga mengandung bakteri
patogen (Salmonella, Shigella, Vibrio,
Yersinia, dan Compylobacter)
3 Media Stuart Merupakan media transpor untuk bahan
pemeriksaan yang diduga mengandung bakteri
patogen (Haemophilus influenzae,
Pneumococcus, Streptococcus,
Corynebacterium, Trichomonas, Salmonella,
Shigella, dll)
Jamur termasuk dalam sel eukariota, mempunyai dinding sel yang terbuat dari
sellulose atau kitin atau keduanya. Jamur mempunyai protoplasma yang mengandung
satu inti atau lebih, tidak berklorofil, tanpa kloroplast. Membran plasma berlapis ganda
dengan ergosterol dan zimosterol. Jamur berkembang biak secara seksual dan aseksual.
Berdasarkan morfologinya, jamur dibedakan atas khamir (yeast/ ragi) yang bersifat
seluler dan kapang (mold) yang bersifat multiseluler.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari suatu koloni bakteri, baik pada
agar lempeng dan agar tabung adalah:
1. Ukurannya (diameternya)
2. ada atau tidaknya pigmen
3. Menonjol atau rata
4. Keruh atau bening, suram atau mengkilat
5. Permukaan rata (smooth) atau tidak rata (rough)
6. Pinggiran rata atau tidak
3
7. Menjalar atau tidak
8. Konsistensi (berlendir atau tidak)
Dari metode ini kita bisa membedakan berbagai bentuk koloni bakteri, misalnya
circular, irregular (tidak teratur), rhizoid, dan filamntous (benang benang filament)
Sedangkan bakteri yang dibiakkan pada lempeng agar darah, perlu diperhatikan
ada atau tidaknya reaksi hemolisis pada medium di sekeliling koloni:
a. Zona jernih tidak berwarna, disebut hemolisis tipe beta (hemolisis)
b. Zona berwarna hijau atau keruh, disebut hemolisis tipe alfa (hemodigesti)
c. Tidak ada zona, disebut hemolisis tipe gamma (non hemolisis)
Tugas:
4. Carilah gambarlah koloni-koloni bakteri berikut
Koloni Rough
Contoh bakteri:
bacillus subtilis Contoh bakteri: proteus sp
Contoh bakteri:
E.coli, salmonella, vibrio
shigella, staphylococcus
4
Koloni berpigmen
Staphylococcus aureus Staphylococcus citreus Staphylococcus epidermidis
Hemolisis Streptococcus sp
Alfa Beta Gamma
III. Cara mengasingkan
bakteri Pengantar:
Untuk mempelajari koloni bakteri dan dapat memurnikannya perlu didapatkan koloni-
koloni yang terpisah. Pemisahan koloni bakteri dapat dilakukan dengan menggunakan
sudip gelas berbentuk L untuk menggoreskan bahan di seluruh permukaan perbenihan
atau menggunakan sengkelit dengan membuat garis-garis sejajar (Penipisan Koch).
Tugas:
1. Apa yang dimaksud dengan postulat Koch? Bagaimana bunyinya?
Postulat Koch dikemukakan pertam akali oleh Robert Koch (1843-1910). Koch
memberikan rumusan berupa sejumlah kondisi yang harus dipenuhi sebelumsalah satu
factor biotik (organisme) dianggap sebagai peneybaba penyakit. Dalam pstulat-postulat
Koch disebutkan untuk menetapkan suatu organisme sebagai penyebab penyakit,maka
organisme tersebut harus memenuhi sejumlah syarat. Pertama, ditemukan pada semua
kasus dari penyakit yang telah diperiksa, kedua, telah diolah dan dipelihara dalam kultur
murni (pure culture ). Ketiga, mampu membuat infeksi asli (original infection),
meskipun sudah beberapa generasi berada dalam kultur. Keempat, dapat diperoleh
kembali dari tanaman yang telah dinokulasi dan dapat dikulturkan kembali.
Isi postulat Koch :
a. Organisme (parasite) harus ditemukan dalam hewan yang sakit, tidak pada yang
sehat.
b. Organisme harus diisolasi dari hewan sakit dan dibiakkan dalam kultur murni.
c. Organisme yang dikulturkan harus menimbulkna penyakit pada hewan yang sehat
d. Organisme tersebut harus diisolasi ualng dari hewan yang dicobakan tersebut.
Postulat Koch ini hanya dapat digunakan dalam pembuktian jenis pathogen yang
bersifat tidak parasit obligat. Parasite obligat adalah parasite yang tidak dapat hidup
tanpa ada inangnya. Oleh karena itu, pathogen parasite obligat tidak dapat hidup
dibiakan dalam laboratorium.
2. Apa tujuan penipisan Koch pada proses mengasingkan bakteri?
Tujuan penipisan Koch mengetahui cara mengasingkan bakteri dari suatu bahan
pemeriksaan /biakan.
3. Carilah gambar cara mengasingkan bakteri dengan metode penipisan Koch!
Pengantar
Setelah bakteri diasingkan dan dikultur dalam media perbenihan, serta diinkubasi,
untuk mengenali jenis bakteri dilakukan pembuatan preparat dan pewarnaan
sederhana. Ada beberapa macam pewarnaan bakteri, yang paling sederhana adalan
pewarnaan Gram
5
dan BTA. Preparat yang dibuat dengan proses pewarnaan akan menghasilkan preparat
untuk mengetahui bentuk dan sifat bakteri sesuai dengan jenis pewarnaan yang
digunakan.
http://vlab.amrita.edu/?sub=3&brch=73&sim=208&cnt=1
https://microbeonline.com/gram-staining-principle-procedure-results/
https://youtu.be/JvN6t8-assk
Berbeda halnya dengan bakteri gram negatif, yang memiliki lapisan peptidoglikan
lebih tipis. Namun, dinding sel bakteri gram negatif mempunyai membran luar.
Membran luar terdiri dari lipopolisakarida (LPS), lipoprotein, dan fosfolipid.
Peptidoglikan terikat dengan lipoprotein di membran luar dan periplasma, yaitu
struktur seperti gel yang berada di antara membran luar dan plasma membran. Selain
itu, Dinding sel bakteri gram negatif tidak mengandung teichoic acid (Tortora dkk.,
2010).
Perbedaan selanjutnya antara bakteri gram positif dan bakteri gram negatif adalah
respon yang berbeda diantara keduanya ketika dilakukan pewarnaan gram. Bakteri
gram positif akan tetap terwarnai kristal violet ketika dilakukan dekolorisasi dengan
alkohol dan bakteri akan menampakkan warna biru atau ungu. Sebaliknya, bakteri
gram negatif akan terdekolorisasi dengan alkohol dan terganti dengan pewarna lawan
(counterstain) seperti safranin sehingga bakteri akan berwarna merah atau pink
(Tortora dkk., 2010: 88).
3. Berdasarkan hasil pewarnaan Gram, ada berapa jenis bakteri? Berikan contoh
bakterinya masing-masing dan carilah gambar hasil pewarnaan masing-masing
bakteri tersebut!
Ada dua yaitu Gram Positif dan Gram Negative
Gram Positive: Staphylococcus aureus
Gram Negative: Escherichia coli
http://laboratoryinfo.com/wp-content/uploads/2016/01/gram-positive-vs-gram-
negative.png
4. Apa yang saudara lihat pada slide di atas?
Perbedaan hasil pewarnaan Gram, terlihat bakteri Gram Positif berwarna ungu/biru,
sedangkan bakteri Gram negative berwarna merah/pink. Perbedaan ini terjadi karena
adanya perbedaan structure dinding selnya. Mari kita lihat dengan gambar di bawah ini
http://journal.ui.ac.id/index.php/health/article/viewFile/384/380
5. Apa yang dimaksud dengan pewarnaan Basil Tahan Asam (BTA)? Apa tujuan dan
indikasi dilakukan pemeriksaan tersebut?
Bakteri tahan asam adalah bakteri yang mempertahankan zat warna karbol-
fuchsin (fuchsin basayang dilarutkan dalam suatu campuran phenol-alkohol-air)
meskipun dicuci dengan asam klorida dalam alkohol. Sediaan sel bakteri pada
gelas alas disiram dengan cairan karbol fuchsin kemudian dipanaskan sampai
keluar uap. Setelah itu, zat warna dicuci dengan asam alkohol dan akhirnya diberi
warna kontras (biru atau hijau). Bakteri-bakteri tahan asam (spesies
Mycobakterium dan beberapa Actinomycetes yang serumpun) berwarna merah
dan yang lain-lain akan berwarna sesuai warna kontras.
Tujuannya adalah untuk mendiagnosis penyakit (dalam artiket khususnya TB),
bakterinya yaitu Mycobacterium. Indikasi dilakukan pemeriksaan BTA adalah
pada kasus pasien yang diduga terindikasi menderita TB. Bisa dinilai dari gejala
klinis maupun pemeriksaan penunjang.
http://www.medicinesia.com/wp-content/uploads/2011/07/m_tb.gif
http://www.polysciences.com/media/catalog/product/cache/1/image/9df78eab33525d08
d6e5fb8d27136e95/2/4/24669_2.jpg
7. Apa yang Saudara lihat pada gambar di atas? Jelaskan!
Gambar pewarnaan bakteri Tahan asam (BTA) digambarkan pada latar berwarna
biru dengan warna bakteri warna merah (Gambar sebelah kanan)
V.Kepekaan Bakteri terhadap Antibiotika
Pengantar
Penyakit infeksi oleh bakteri dapat diobati menggunakan antibiotika yang bersifat
bakterisidal maupun yang bersifat bakteriostatik. Untuk mengobati penderita
dengan tepat dan adekuat, diperlukan data pemeriksaan kepekaan bakteri penyebab
infeksi terhadap berbagai antibiotika yang tersedia saat ini di pasaran. Pemeriksaan
kultur yang dilanjutkan dengan uji kepekaan bakteri terhadap antibiotika sangat
berguna untuk memilih antibiotika secara rasional. Pola kepekaan bakteri terhadap
antibiotika dari masa ke masa dapat dijadikan pegangan bagi klinisi untuk
pemilihan antibiotika dalam penganggulangan penyakit infeksi.
Tugas:
Carilah beberapa hasil uji kepekaan bakteri terhadap antibiotika. Tuliskan
hasil pengamatan anda!
Menurut Waluyo (2008), pemeriksaan kepekaan kuman terhadapantibiotika dilakukan
dengan cara:
Cara Tabung (Tube Dilution Method)yaitu membuat penipisan antibiotik padasederetan
tabung reaksi yang berisi perbenihan cair. Ke dalam tabung-tabungtersebut dimasukkan
kuman yang akan diperiksa dengan jumlah tertentu dan kemudian dieram. Dengan cara ini
akan diketahui konsentrasi terendah antibiotik yang menghambat pertumbuhan kuman
yang disebut Konsentrasi Hambat minimal (KHM) atau Minimal Inhibitory Concentration
(MIC) (Waluyo,Lud:2008).
Dari contoh hasil uji tabung terhadap antibiotika A di bawah ini, apa interpretasi anda?
Tabung pojok sebelah kiri yang berwarna keruh memiliki kandungan bakteri yang banyak
dengan konsentrasi antibiotic sedikit. Ada namanya MIC (minimal inhibitor
concentration) dengan metode dilusi cair dimana itu adalah konsentrasi yg paling minimal
yang diperlukan antibiotik utk menghambat pertumbuhan bakteri. Saat diberikan dosis
Antibiotik 0,125 mg/ml tapi tidak berefek (bakteri yang mati) kemudian ditingkatkan lagi
menjadi 1mg jika masih tidak berefek Akhirnya dinaikin 2mg dan mulai berefek, dengan
mematikan 1 bakteri, Setelah itu ditambahkan menjadi 4mg, 8mg dan seterusnya yang
seharusnya jumlah bakteri yg mati semakin banyak dengan konsentrasi antibiotic semakin
tinggi yaitu warna tabung pojok sebelah kanan dengan warna tabung menjadi lebih bening
atau jernih dibandingkan tabung pojok kiri dapat diartikan sensitive. Jika tidak ada
perubahan maka dapat diartikan antibiotic tersebut resisten.
Cara Cakram
Bagaimana prinsip uji kepekaan bakteri terhadap antibiotika cara cakram?
Menurut Waluyo (2008), pemeriksaan kepekaan kuman terhadapantibiotika dilakukan
dengan cara:
Cara Cakram (Disc Method), menggunakan cakram kertas saring yangmengandung
antibiotika/bahan kimia lain dengan kadar tertentu yang diletakkan di atas lempeng agar
yang ditanami kuman yang akan diperiksa, kemudian diinkubasi. Apabila tampak adanya
zona hambatan pertumbuhan kuman disekeliling cakram antibiotik, maka kuman yang
diperiksa sensitif terhadapantibiotik tersebut. 3 cara ini disebut juga cara difusi agar, yang
lazim dilakukan adalah cara Kirby-"auer (Wa l u y o , L u d : 2 0 0 8 ) .
Diameter zona Hambatan pertumbuhan bakteri yang tampak menunjukkan adanya
kepekaan bakteri tersebutterhadap antibiotik (sesuai standar NCCLS) dengan standar
pengenceran: Mc Farland 0,5 (Kuntarti:2011).
Menggunakan medium cakram. Di cakram itu isinya agar yg penuh bakteri yg dibiakkan.
Kemudian diletakkan tablet antibiotik beberapa buah dengan jenis yang berbeda. Diamkan
untuk diamati apakah terdapat perubahan luas penampang di antibiotic tersebuk tersebut. Jika
semakin besar luas penampan/ melebar disekitar tablet antibiotik itulah yg semakin baik daya
hambatnya terhadap bakteri yg ada disekitarnya dapat dianggap antibiotic tersebut sensitif.
Jika daerah disekitar tablet antibiotik sedikit atau tidak ada, maka si tablet itu tidakmempunyai
kemampuan menghambat petumbuhan antibiotic/ resisten.
4. Apa yang dimaksud dengan bakteri sensitif dan bakteri resisten terhadap antibiotika?
Bakteri merupakan salah satu anggota agen infeksius. Bakteri dapat menjadi resisten atau
menjadi sensitif terhadap obat tertentu. Jika suatu bakteri sensitif terhadap suatu obat, maka
organisme itu akan dihambat atau dimusnahkan. Jika suatu bakteri resisten terhadap suatu
antibakterial, maka bakteri tersebut akan terus tumbuh meskipun telah dilakukan pemberian
obat antibakterial (antibiotik). Antibakterial dan antimikroba adalah substansi yang
menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteria atau mikroorganisme lain. Resistensi
bakteri dapat timbul secara alami (inheren), atau didapat. Resistensi alami (inheren) terjadi
tanpa didahului paparan terhadap obat antibakterial. Resistensi didapat disebabkan oleh
pemajanan terhadap antibakterial. Bakteri yang resisten akan menjadi kebal dan tidak mati
ketika diberi antibiotik, sehingga dapat mengurangi efektifitas dari suatu antibiotik yang
sebelumnya bertujuan untuk menyembuhkan atau mencegah penyakit infeksi. Akibat resisten
bakteri adalah bakteri tersebut dapat bertahan hidup dan bereproduksi sehingga menjadi
semakin membahayakan.
Referensi
Kuntarti. 2013.Retrieved April 13, 2016, from Website
staff UI: http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/pengenalanmediamorfologiba
kteri.pdf
Waluyo, Lud. 2008. Teknik dan Metode DasarDalam Mikrobiologi. Malang: UMMPress.
"Morfologi Koloni Bakteri dan Identifikasi Bakteri". Ilmu Prof Online N. hal., n. d. Web.
Tersedia disini. 02 Juli 2017.