PENDAHULUAN
modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang
Indonesia(2).
2
2013, sebanyak 66.695 orang di Nusa Tenggara Timur terkena stroke dan
ditemukan(2).
cukup khas. Salah satu gejala yang sering timbul pada pasien stroke adalah
tipe stroke memiliki gejala yang relatif sama. Sehingga dalam hal ini
ini sangat sensitif untuk mendeteksi lesi iskemik pada pasien dengan stroke
Tetapi, jika dikaitkan dengan pemeriksaan lesi iskemik pada pasien dengan
stroke ringan, hanya sekitar kurang dari 50% pasien yang memiliki lesi
iskemik yang terlihat lewat pemeriksaan CT-Scan. Sehingga dalam hal ini,
diagnosis pada pasien dengan stroke. Hal inilah yang menyebabkan masih
4
stroke(7).
penggunaan MRI pada pasien pengguna alat pacu jantung maupun benda
pada pasien dengan penyakit stroke(8). Hal inilah yang menjadi peneliti
Apakah ada hubungan antara hemiparese pada pasien stroke dengan temuan
1.3.1 Untuk mengetahui hubungan antara hemiparese pada pasien stroke dengan
1.3.2 Untuk mengetahui jumlah kejadian stroke di RSU Siloam Kupang Tahun
2017.
1.4.1 Peneliti
1.4.1.1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
1.4.1.2 Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengalaman dalam menerapkan
1.4.2 Paramedis
menegakkan diagnosis.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Secara garis besar, sistem saraf dibagi menjadi 2, yaitu sistem saraf pusat
dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terbentuk oleh otak dan medulla spinalis.
Sistem saraf disisi luar sistem saraf pusat disebut sistem saraf tepi. Fungsi dari
sistem saraf tepi adalah menghantarkan informasi bolak balik antara sistem saraf
pusat dengan bagian tubuh lainnya.Otak merupakan bagian utama dari sistem saraf,
1. Cerebrum
Cerebrum merupakan bagian otak yang terbesar yang terdiri dari sepasang
hemisfer kanan dan kiri dan tersusun dari korteks.Korteks ditandai dengan sulkus
a) Lobus frontalis
fungsi intelektual yang lebih tinggi, seperti kemampuan berpikir abstrak dan
presentralis (area motorik primer) dan terdapat area asosiasi motorik (area
premotor). Pada lobus ini terdapat daerah broca yang mengatur ekspresi
8
bicara, lobus ini juga mengatur gerakan sadar, perilaku sosial, berbicara,
b) Lobus temporalis
ke bawah dari fisura lateralis dan sebelah posterior dari fisura parieto-
oksipitalis. Lobus ini berfungsi untuk mengatur daya ingat verbal, visual,
emosi(10).
c) Lobus parietalis
fungsi yaitu :
homunkulus sensorik.
9
d) Lobus oksipitalis
Gambar 2.1 Lobus dari cerebrum, dilihat dari atas dan samping
10
2. Cerebellum
penting dalam fungsi motorik yang didasarkan pada informasi somatosensori yang
dari tiga bagian fungsional yang berbeda yang menerima dan menyampaikan
informasi ke bagian lain dari sistem saraf pusat. Cerebellum merupakan pusat
koordinasi untuk keseimbangan dan tonus otot dan dapat mengendalikan kontraksi
3. Batang otak
spinalis dibawahnya. Struktur struktur fungsional batang otak yang penting adalah
jaras asenden dan desenden traktus longitudinalis antara medulla spinalis dan
bagian-bagian otak, anyaman sel saraf dan 12 pasang saraf cranial. Secara garis
besar batang otak terdiri dari tiga segmen, yaitu mesensefalon, pons dan medulla
oblongata(12).
globus palidus (eksterna dan interna), substansia nigra dan nukleus sub-
Nukleus lentiformis dibentuk oleh putamen dan kedua segmen dari globus
volunter, jika ada lesi pada lokasi ini akan menyebabkan gangguan motorik
cabang arteri yang berasal dari arteri serebri anterior, arteri serebri media
berasal dari A2, yaitu segmen dari arteri serebri anterior, memperdarahi
memperdarahi sebagian dari globus palidus dan putamen, juga ekor dari
Gambar 2.4 Potongan axial dari serebrum. Basal ganglia adalah yang
interna, dan sistem vertebral. Arteri karotis interna, setelah memisahkan diri
dari a.karotis komunis, naik dan masuk ke rongga tengkorak melalui kanalis
14
oftalmika untuk nervus optikus dan retina, akhirnya bercabang dua menjadi
arteri serebri anterior dan arteri serebri media. Untuk otak, sistem ini
memberi darah bagi lobus frontalis, parietalis, dan beberapa bagian lobus
temporalis.
serebeli inferior. Pada batas medula oblongata dan pons, keduanya bersatu
yang lebih kecil menembus ke dalam jaringan otak dan juga saling
a. Sirkulus willisi
15
posterior) kanan dan kiri. Anyaman arteri ini terletak di dasar otak.
a.maksilaris eksterna.
b. Thalamus
c. Mesenchepalon
d. Pons
e. Medulla oblongata
f. Cerebellum
secara mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa
jam) dengan gejala dan tanda yang sesuai daerah fokal otak yang terganggu.
hemiplegi, kebutaan mendadak pada satu mata, afasia atau gejala lain sesuai
Terdapat dua macam bentuk stroke yaitu stroke iskemik dan stroke
disebabkan oleh gangguan pasokan oksigen dan nutrisi ke sel-sel otak akibat
bentukan trombus atau emboli. Keadaan ini dapat diperparah oleh terjadinya
1. Definisi
menghilang dalam waktu 24 jam atau lebih. Sekitar 80-85% kejadian stroke
2. Etiologi
juga disebabkan oleh berkurangnya aliran darah otak. Pada level seluler,
suatu kaskade iskemik, yang akan mengakibatkan kematian sel-sel otak dan
infark otak.
a. Emboli
yang melekat pada intima arteri akibat trauma tumpul pada daerah
leher.
19
atau ventrikel.
septik, misalnya dari abses paru atau bronkiektasis, dapat juga akibat
darah kecil. Tempat terjadinya trombosis yang paling sering adalah titik 13
neuronal berasal dari metabolisme glukosa. Bila tidak ada aliran darah lebih
dari 30 detik gambaran EEG akan mendatar, bila lebih dari 2 menit aktifitas
jaringan otak berhenti, bila lebih dari 5 menit maka kerusakan jaringan otak
B. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi akibat apabila lesi vaskuler
a. Perdarahan Intraserebral
20
terjadi saat pasien sadar dan kadang-kadang dalam keadaan stres. Muntah
b. Perdarahan Subaraknoid
darah otak, tetapi masih di daerah kepala seperti di selaput otak atau bagian
suatu aneurisma vaskuler dan trauma kepala. Perdarahan dapat masif dan
berbicara dan mengerti apa yang orang lain katakan, serta menentukan
non verbal. Cedera pada area otak seseorang ini juga dapat
2.8.1 CT Scan
yang dihasilkan CT scan dapat direformat dalam multipel planar dan bahkan
dilihat di monitor komputer dalam bentuk film yang diprint atau disimpan
a. Fissura Interhemisphere
- Di tengah
- Konfigurasi
- Jumlah sulcii
- Ketebalan sulcii
- Berbatas tegas
c. Korteks serebri
- Ketebalan
dengan kalvarium
d. Ventrikel
- Bentuk
- Simetris (tidak ada pelebaran pada kedua sisi atau salah satu sisi)
e. Sustansia Alba
- Posisi
- Ukuran
- Densitas
g. Thalamus
- Posisi
- Ukuran
- Densitas
h. Corpus Callosum
- Konfigurasi
- Ukuran
- Densitas
i. Batang otak
- Bentuk
- Densitas
j. Serebelum
- Alur
- Ukuran
2.8.1.2 Gambaran CT Scan kepala tanpa kontras pada pasien stroke iskemik
mungkin pada stroke. CT sangat sensistif untuk penggambaran lesi hemoragik dan
peran kunci CT tanpa kontras adalah deteksi perdarahan atau penyakit lain yang
mirip stroke yang bisa menyebabkan defisit neurologis(19). Peran kedua CT tanpa
arteri serebri media dan arteri serebri posterior. CT scan (bawah) menunjukkan
yang lolos melalui sirkulasi serebral ini. Hal ini melibatkan pencitraan secara terus-
menerus selama 45 detik di atas potongan jaringan yang sama (1-32 bagian) selama
administrasi kontras kecil secara dinamis (50 mL) dan kontras dengan aliran tinggi
secara bolus (laju injeksi 4-5 mL/detik). Sebelum dilakukan pemeriksaan ini,
merupakan komplikasi yang jarang pada pasien stroke akut yang menjalani
ditemukan adanya defisit neurologis baru atau komplikasi jantung setelah injeksi
Pada stroke akut, inti jaringan infark irreversible dikelilingi oleh daerah
perifer atau disebut penumbra yang menerima suplai darah kolateral dari arteri yang
bahwa terapi trombolitik intravena mungkin bermanfaat bagi pasien di luar 3 jam
Beberapa penulis telah melaporkan ambang batas untuk infark inti ketika CBV
kurang dari 2 L/menit dan untuk jaringan iskemia ketika MTT mencapai lebih dari
145%(22).
Gambar 2.7 Stroke akut (6 jam evolusi) pada wanita 46 tahun dengan
hemiparese kiri.
scan yang menunjukkan tanda titik (panah) di MCA kanan, kehilangan diferensiasi
materi putih dan abu-abu dan mengaburkan basal ganglia. Bagian (b-e) peta perfusi
CT dari MTT (b) , CBV (c), dan CBF (d), dan peta ringkasan (e) menunjukkan
MTT diubah dan CBF di daerah frontotemporal kanan, sugestif iskemia, dan
subkortikal berkurang daerah dengan penurunan CBV, sugestif dari inti infark.
Pada area peningkatan CBF dan CBV di nucleus caudatus kanan dan inti lentikular,
yang mewakili tahap pertama dari iskemia otak ( kompensasi dengan suplai dari
28
Temuan pada CT dan MRI berubah dengan cepat pada minggu awal setelah
infark. Hal ini mencerminkan perubahan mendasar yang relatif mirip secara
pencitraan rutin, tidak akan menunjukkan oklusi kecuali bila ada oklusi emboli
iskemia. Dalam waktu lima menit hipoksia, pompa membran normal yang
memasuki sel secara pasif kemudian menciptakan edema siotoksik. Selain itu,
ini menghasilkan lisis sel dan pelepasan asam amino perangsang (glutamin dan
29
menunjukkan tanda dense vessel, ketika ada oklusi emboli dari pembuluh darah
proksimal.
gambar aksial pada tingkat sirkulus wilisi pada 3 jam yang menunjukkan
pada 4 jam tanpa bukti lain infark (panah). Bagian (D) menunjukkan
yang menetap dengan edema baru dari batang otak dan serebellum,
grisea normal tanpa adanya efek massa. Substansia grisea menjadi isodens
interna.
ribbon
Perhatikan bahwa sulkus terlihat karena tidak ada efek massa. Bagian (B)
absolut yang merata pada substansia alba sesuai teritori arteri serebri media.
Efek massa hadir dengan hilangnya sulkus. Batas infark yang jelas dan lurus
(panah).
ribbon sign)
perbedaan intensitas abu-abu dan putih. Selain itu, akan sangat membantu
dapat terdeteksi biasanya relatif besar. Sementara itu, melihat gambar secara
kelainan ini(24).
32
sebelah kiri (panah pendek) tidak dapat dibedakan dari ganglia basalis yang
ribbon, mengaburkan substansia grisea dan alba, dan pendataran sulkal dari
daerah hypoattenuation(25).
33
normal pada insula kiri, korteks girus kiri, dan basal ganglia kiri (perhatikan
eksterna
Ekstravasasi sel darah merah juga dapat terjadi meskipun perdarahan biasanya
tidak ada atau terjadi pada tingkat ringan. Gumpalan dalam pembuluh darah
otak yang terkena. Luas dan tingkat dimana edema vasogenik berkembang
34
tergantung pada aliran darah ke otak yang terkena. Jika tidak ada reperfusi,
edema yang terjadi ringan dan membutuhkan waktu lebih lama untuk
berkembang. Jika aliran darah cepat diperbaiki kembali (secara spontan atau
pengobatan) tetapi pembuluh darah rusak, edema akan meningkat dengan cepat
jelas pada otak yang terkena. Pada infark tromboemboli, substansia grisea
antar infark lakunar akut dan kronis berdasarkan studi tunggal CT(24).
frontotemporoparietoocicipital
kaudatus, kapsula interna kiri suspek karena emboli di arteri serebri media
Aliran darah ke bagian otak yang terkena infark biasanya dibangun kembali
pada 24 sampai 72 jam setelah infark. Clot pada proksimal dan distal akan
mengalami lisis dan bergerak ke hilir. Pada hari ke-3 atau ke-4, pertumbuhan
pembuluh darah baru ke daerah infark dimulai. Pembuluh darah yang belum
matang ini mempunyai sawar darah otak yang bocor. Sebagai hasil dari
perubahan ini, edema vasogenik meningkat dengan efek massa progresif yang
biasanya mencapai puncak pada hari ke-5. Pada infark besar, efek massa dapat
Edema akan diserap seiring dengan waktu dan sebagai hasilnya akan terjadi
penrunan efek massa. Makrofag dan sel glial akan memasuki area infark dan
mulai menghilangkan jaringan saraf yang mati sehingga edema sitotoksik akan
berakhir. Aliran darah akan kembali. Perdarahan reperfusi ringan dapat terjadi,
lebih heterogen. Infark biasanya tetap hipodens, namun setelah edema berakhir
maka mungkin ada periode sementara ketika infark telihat isodens ke otak
normal (efek kabut). Efek massa akan berakhir dan mungkin akan terjadi tanda
Pada fase ini edema telah berakhir. Jaringan saraf yang mati akan
kistik). Infark lakunar biasanya berupa rongga kecil yang berisi cairan yang
dikelilingi oleh zona gliosis dan kehilangan volume vokal. Tergantung pada
ukuran dan lokasi dari infark, hal ini dapat menyebabkan fokal kortikal atrofi
atau dilatasi fokal pada ventirkel yang berdekatan (gambar 2.14). Jika infark
hipodens besar di lobus frontal kiri. Lesi lebih hipodens dari infark akut dan
memiliki batas tidak teratur, batas yang agak cekung. Ada dilatasi dari
ventrikel lateral kiri. Bagian (B) yaitu CT scan pada tingkat yang lebih
ICH akut akan tampak sebagai lesi hiperdens oval atau bulat pada Ct
terutama jika berasal dari ganglia basalis dan batang otak. Pada fase
hiperakut, densitas lesi akan berkisar antara 40-60 HU(26). Pada fase ini, ICH
terbentuk dengan sempurna dalam hitungan jam hingga hari, densitas akan
naik menjadi 60-80 HU. Dalam beberapa hari kemudian, lesi akan memiliki
densitas 80-100 HU dan dikelilingi oleh edema peri hematoma. Hal ini
pada ICH disebabkan oleh kandungan proteinnya yang tinggi dan massa
jenisnya yang berat(27). ICH akut dapat tampak isodens atau bahkan
hipodens. Hal ini disebabkan oleh anemia atau gangguan koagulasi. Tanda
lain ICH akibat gangguan koagulasi adalah adanya fluid-fluid level. Tanda
ini dapat ditemukan pula pada ICH yang disebabkan oleh hipertensi, tumor,
pada thalamus kanan pada fase akut (A) dengan atenuasi 65 HU, 8 hari
kemudian (B) dengan atenuasi 45 HU, 13 hari kemudian (C) dan 5 bulan
kemudian (D).
sentral. Dalam 4-9 hari, atenuasi ICH akan turun menjadi sama dengan
korteks normal dan dalam 2-3 minggu menjadi sama dengan substansia
alba normal. ICH dapat tidak terlihat, namun efek massa yang prominen
kontras akibat kerusakan sawar darah otak. Gambaran yang tersisa dari
1-6 minggu sejak kejadian stroke dan akan menghilang setelah 2-6
minggu. Hal ini terjadi akibat dari hipervaskularisasi dan disrupsi dari
sawar darah otak(29). Pada CT perfusi, area yang mengalami ICH akan
menunjukkan hipoperfusi.
cerebral blood flow (bagian C), dan mean transit time (bagian D). Tampak
penurunan jumlah pada ketiga parameter dari bagian perifer ICH ke bagian
sentral ICH.
dibagi menjadi lobar ICH (pusat area perdarahan terdapat pada substansia
alba junction) dan deep ICH (pusat area perdarahan pada ganglia basalis
40
dan thalamus). Jika area yang terlibat dalam ICH luas, meliputi lobar dan
Gambar 2.17 Area khas untuk ICH yang disebabkan oleh hipertensi:
trauma, darah akan berkumpul pada konveksitas otak. Pada pasien dengan
kadar hematokrit <30%, darah pada SAH dapat terlihat isodens terhadap
parenkim otak(20).
scan tanpa kontras, SAH akan tampak sebagai lesi hiperdens mengisi
sisterna basalis (A) dan fissura sylvii kanan (B). Tampak kalsifikasi pada
dinding aneurisma sisi kiri (B). Pada gambar C, tampak SAH akibat ruptur
Aneurisma Trombus/emboli di
cerbral
Iskemik/infark
Defisit neurologi
Hemiparesis/Hemip
legi
CT scan
METODE PENELITIAN
Temuan radiologis
Hemiparesis CT scan kepala
Variabel perancu :
Trauma kapitis &
medula spinalis
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Independen
2. Variabel dependen
square.
Agustus 2017
46
3.6.1 Populasi
a. Populasi target
b. Populasi terjangkau
tempat dan waktu yang lebih sempit dan dapat dijangkau oleh peneliti
Siloam Kupang
3.6.2 Sampel
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
Menyusun laporan
berikut :
- Editing
- Coding
- Entry Data
- Analisis Univariat
- Analisis Bivariat
square.
2017
Kegiatan Bulan
03 04 05 06 07 08 09 10 11
Penyusunan
Proposal
Seminar
Proposal
Pengumpulan
Data
Pengolahan
Data
Analisis Data
Penyusuna
Laporan
52
Seminar
Hasil
Ujian Skripsi
halaman
Penjilidan Skripsi
Daftar pustaka
3. Hackett ML, Duncan JR, Anderson CS, Broad JB, Bonita R. Health-
http://stroke.ahajournals.org/content/31/2/440.abstract
http://emedicine.medscape.com/article/1916852-overview
6. Meuli RA. Imaging viable brain tissue with CT scan during acute stroke.
from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/14730256
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/9781444328394.ch9/summary%
5Cnpapers3://publication/uuid/F17547A6-8765-4E96-886A-
080BF07C178D
8. Siloam R. Stroke imaging [Internet]. 2017 [cited 2017 Apr 6]. Available
from: https://siloamhospitals.com/our-hospitals/facilities/siloam-hospitals-
kupang.html
2014. 49-60 p.
11. Of P, Victor M, Ropper AH, Adams RD, Professional BM. Adams &
13. Snell RS. Clinical neuroanatomy. S. Snell. 7th ed. Sugiharto dr L, Salim
Oriented Anatomy, 7th Edition. 7th ed. Vol. 27, Clinical Anatomy. 2014.
828,874-876.
55
15. dr.Harsono DSS. Kapita selekta neurologi. 2nd ed. Yogyakarta: Gadjah
for the treatment of acute ischemic stroke in 1530 patients. J Clin Neurosci.
2012;19(10):1363–8.
17. Mardjono, Prof.dr.Mahar et all. Neurologi klinis dasar. Dian Rakyat; 1988.
270-273 p.
http://www.ajronline.org/doi/abs/10.2214/AJR.11.8358
Available from:
http://stroke.ahajournals.org/content/early/2017/02/07/STROKEAHA.116.
015501
20. Yueniwati D dr YP. MKSR. Pencitraan Pada Stroke. 1st ed. Erlangga R,
Other Emergencies in the Head CT Protocol for Acute Stroke: Tips and
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4069983/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/6707283
25. Fugate JE, Fugate JE, Kallmes DF, Rabinstein AA. Early basal ganglia
https://www2.rsna.org/timssnet/radiologyselect/pdf/IntrosForewords/RYSV
ol2.Introduction.PDF
2014;35(3):117–34.
28. Smith DD. CT Protocol for Acute Stroke: Tips and Tricks for General
http://pubs.rsna.org/doi/full/10.1148/rg.286085502
57
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3430023/