Anda di halaman 1dari 18

TINDAK PIDANA DI LUAR KUHP

ISTILAH LAIN :
Tindak Pidana Khusus (Diatur Di luar KUHP)

Terdiri dari :
1. Hukum Pidana Murni
 Tindak Pidana Korupsi (T.P.K)
 Tindak Pidana Pencucian Uang (T.P.P.U)
 Tindak Pidana Terorisme
2. Hukum Pidana Administrasi
 Tindak Pidana Perbankan
 Tindak Pidana Kehutanan
 Tindak Pidana Informasi dan Transaksi Elektrronik
(T.P.I.T.E)
 Tindak Pidana Perpajakan
 Dll
Ciri-ciri Khas :
Terdapat beberapa penyimpangan dari ketentuan-ketentuan
dalam KUHP dan KUHAP
Contoh :
 Sistem pemidanaan bersifat komulatif
 Adanya penyidik lain selain POLRI
 Tindakan-tindakan lain yang tidak diatur di dalam
KUHAP
 Percobaan, Pembantuan dipidana sama dengan delik
selesai

Luasannya Tindak Pidana di luar KUHP, maka dibatasi :


 Tindak Pidan Korupsi (T.P.K)
 Tindak Pidana Pencucian Uang (T.P.P.U)
 Tindak Pidana Terorisme
 Tindak Pidana Informasi dan Transaksi Elektronik
(T.P.I.T.E)
TINDAK PIDANA KORUPSI (T.P.K)

Ketentuan-ketentuan yang mengatur :


 UU No. 3 Tahun 1971
 UU No. 31 Tahun 1999
 UU No. 20 Tahun 2001

Ketentuan yang terkait :


 UU No. 28 Tahun 1999; tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bebas KKN
 UU No. 30 Tahun 2002; tentang KPK
 UU No. 17 Tahun 2003; tentang Keuangn Negara
 UU No. 15 Tahun 2006; tentang BPK
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
(T.P.P.U)

Ketentuan-ketentuan yang mengatur :


 UU No. 15 Tahun 2002
 UU No. 25 Tahun 2003
 UU No. 8 Tahun 2010

TINDAK PIDANA INFORMASI DAN


TRANSAKSI ELEKTRONIK
(T.P.I.T.E)

Ketentuan yang mengatur :


 UU No. 11 Tahun 2008; tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik
TINDAK PIDANA TERORISME

Ketentuan yang mengatur :


 UU No. 15 Tahun 2003; tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
No. 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Terorisme menjadi Undang-Undang
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

Undang-undang No. 8 Tahun 2010 tentang Penegahan dan Pemberantasan


Tindak Pidana Pencucian Uang.

Pengertian
 Pencucian uang adalah segala perbuatan yang memenuhi unsur-unsur
tindak pidana sesuai ketentun dalam Undang-undang ini (Pasal 1 butir 1
UU No. 8/2010)
 Proes mengaburkan identitas atau asal-usul harta kekayaan yang
diperoleh secara ilegal sehingga harta kekayaan tersebut tampak berasal
dari sumber yang sah.

Dampak Negatif
Perspektif Bisnis : rusaknya reputasi bisnis, merongrong sektor swasta yang
ssah, mengganggu likuiditas bisnis.

Perspektif Ekonomi : meningkatkan instabilitas sistem keuangan, distorsi


ekonomi, menyulitkan otoritas moneter mengendalikan jumlah uang yang
beredar, hilangnya kendali pemerintah terhadap kebijakan ekonomi, hilangnya
potensi pendapatan negara dari sektor pajak.

Perspektif Hukum dan Sosial : meningkatkan kejahatan baik jenis maupun


kualitas, menciptakan atau memperparah ketimpangan sosial, dan menimbulkan
biaya sosial yang tinggi.

Prospektif Internasional : merusak reputasi dan kredibilitas negara di mata dunia


Internasional.
“Pendekatan “Follow the Money” menurunkan angka kejahatan dan
pengembalian kerugian negara.”
 Hasil kejahatan (proced of crime) merupakan “Live blood” dari
kejahatan, uang atau aset adalah darah yang menghidupi kegiatan
tersebut.
 Proced of crime, titik terlemah dari rantai kejahatan.
 Motivasi pelaku adalah mendapatkan harta kekayaan dan menikmatinya.
 Pelaku akan menyamarkan atau menyembunyikan asal-usul.
 Bukti yang ada seringkali bukan merupakan bukti fisik.
 Perbuatan rumit, kompleks dan seringkali melibatkan orang lain baik
keluarga, saudara, kerabat maupun kolega.

TINDAK PIDANA ASAL (AWAL)


Predicate Offence

Pasal 2 Undang-undang No. 8 tahun 2010


(1) Hasil tindak pidana adalah harta kekayaan yang diperoleh dari tindak
pidana :
a. Korupsi;
b. Penyuapan;
c. Narkotika;
d. Psikotropika;
e. Penyelundupan tenaga kerja;
f. Penyelundupan imigran;
g. Di bidang Perbnkan;
h. Di bidang Pasar Modal;
i. Di bidang Perasurasian;
j. Kepabean;
k. Cukai;
l. Perdagangan orang;
m. Perdagangan senjata gelap;
n. Terorisme;
o. Penculikan;
p. Pencurian;
q. Penggelapan;
r. Penipuan;
s. Pemalsuan uang;
t. Perjudian;
u. Prostitusi;
v. Di bidang Perpajakan;
w. Dibidang Kehutanan;
x. Di bidang Lingkungan hidup;
y. Di bidang Kelautan dan Perikanan;
z. Tindak pidana lain yang diancam dengan pidana penjara 4 tahun atau
lebih.
Tindak pidana asal (awal) di atas diikuti Tindak Pidana Pencucian Uang (follow
up crime); sebagai berikut :

PASAL 3
Setiap Orang:

Menempatkan; Harta kekayaan yang


Mentransfer; diketahui / patut diduga
Mengalihkan; hasil tindak pidana
Membelanjakan;
Membayarkan;
Menghibahkan;
Menitipkan;
Pidana:
Membawa ke luar
Penjara maksimal
negeri;
20 tahun dan
Mengubah bentuk;
denda maksimal
Menukarkan Menyembunyikan /
dengan mata Rp. 20 Milyar
menyamarkan asal usul
uang/surat Harta Kekayaan
berharga; atau
perbuatan lain
Mens Rea
Mengetahui (dolus)
atau
Patut Menduga (culpa)
dari hasil tindak pidana
Subyek
Objek
Orang
Harta Kekayaan
perseorangan/
Korporasi Mens Rea (Opzet)
Menyembunyikan asal-usul atau
menyamarkan asal-usul

Actus Reus Actus Reus


 Menempatkan  Membawa ke luar negeri
 Mentransfer  Mengubah bentuk
 Mengalihkan  Menukarkan dengan mata uang
 Membelanjakan atau surat berharga
 Membayarkan  Menghibahkan

 Menitipkan  Perbuatan lain


PASAL 4

Setiap orang yang


atas dipidana
menyembunyikan/
menyamarkan

Asal-usul sumber, Harta kekayaan Penjara maksimal


lokasi, peruntukan, yang diketahui / 20 tahun dan denda
pengalihan hak, patut diduga hasil maksimal Rp 5
atauu kepemilikan tindak pidana milyar
yang sebenarnya
Mens Rea
Mengetahui (dolus)
atau
Patut Menduga (culpa)
dari hasil tindak pidana
Subyek
Objek
Orang
Harta Kekayaan
perseorangan/
Korporasi Mens Rea (Opzet)
Menyembunyikan atau
Menyamarkan

 Asal usul,  Pengalihan hak-hak,


 Sumber,  Kepemilikan yang sebenarnya
 Lokasi,
 Peruntukan,
PASAL 5

Setiap orang yang Harta kekayaan yang


menerima/menguasai diketahui atau patut
penempatan, pentransferan, diduga merupakan
pembayaran, hibah, hasil tindak pidana
sumbangan, penitipan,
penukaran atau
menggunakan

Dipidana dengan
pidana penjara
maksimal 5 tahun dan
denda maksimal Rp 1
milyar Penjelasan:
Ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak berlaku bagi
Pihak Pelapor yang melaksanakan
kewajiban pelaporan sebagimana
diatur dalam Undang-undang ini
TINDAK PIDANA LAIN YANG BERKAITAN DENGAN TPPU
Pasal 11 s/d Pasal 16
Kewajiban merahasiakan dokumen atau keterangan dalam rangka pelaksanaan tugasnya

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN (PPATK)


Pasal 37 s/d Pasal 67
TUGAS : mencegah dan memberantas TPPU
Bersifat independen, bebas dari campur tangan pihak manapun

PENYIDIKAN, PENUNTUTAN, DAN


PEMERIKSAAN DI SIDANG PENGADILAN
Pasal 68 s/d Pasal 82
Dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, kecuali ditentukan lain dalam
undang-undang ini

PERLINDUNGAN BAGI PELAPOR DAN SAKSI


Pasal 83 s/d Pasal 87
Kewajiban merahasiakan pihak Pelapor, dan perlindungan khusus oleh negara

KERJASAMA DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TPPU


Pasal 88 s/d Pasal 92
Oleh karena kejahatan ini bukan hanya permasalahan Indonesia saja, tetapi menyangkut
masalah regional dan Internasional, maka diperlukan kerja sama Internasional dalam
penanggulangan dan pemberantsannya
TINDAK PIDANA INFORMASI DAN
TRANSAKSI ELEKTRONIK
(TP. ITE)

Undang-undang Nomor 11/2008

Pengertian :
 Informasi elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik,
termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta,
rancangan, foto-foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik
(electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda,
angka, kode akses, simbol, atau .... yang telah diolah yang memiliki arti
atau dapat dipahami oleh orang mampu memahaminya. (Pasal 1 Butir 1)
 Transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan
menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media elektronik
lainnya. (Pasal 1 Butir 2)
 Tindak Pidana Dunia Maya atau Kejahatan Dunia Maya
Cyber crime ; “adalah istilah yang mengacu kepada aktivitas kejahatan
dengan komputer atau jaringan komputer menjadi alat, sasaran atau
tempat terjadinya kejahatan”.
Terdiri dari :
1. Indecent Materials/ Illegal Content (Konten Ilegal)
Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan,
mentransmisikan, dan atau membuat dapat diaksesnya Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang
melanggar kesusilaan, perjudian, pencemaran nama baik serta
pemerasan, pengancaman serta yang menimbulkan rasa kebencian
berdasarkan atas SARA serta yang berisi ancaman kekerasan (Pasal
27, 28, dan 29 UU ITE)
2. Illegal Acces (Akses Ilegal)
Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
mengakses komputer dan/atau Sistem Elektronik milik orang lain
dengan cara apapun untuk memperoleh informasi elektronik serta
melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan
(Pasal 30 UU ITE)
3. Illegal Interception (Penyadapan Ilegal)
Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan interssepsi atas
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dalam suatu
Sistem Elektronik tertentu milik orang lain, baik yang tidak
menyebabkan perubahan apapun maupun yang menyebabkan adanya
perubahan, penghilangan, dan/atau penghentian Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik yang sedang ditransmisikan (Pasal 31
UU ITE)
4. Data Interference (Gangguan Data)
Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
mengubah, menambah, mengurangi, melakukan transmisi, merusak,
menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan, atau mentransfer
suatu Informasi Elektronik milik orang lain atau milik publik kepada
Sistem Elektronik orng lain yang tidak berhak, sehingga
mengakibatkan terbukanya suatu Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik yang bersifat rahasia menjadi dapat diakses oleh
publik dengan keutuhan data yang tidak sebagaimana mestinya. (Pasal
32 UU ITE)
5. System Interference (Gangguan Sistem)
Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan tindakan
apapun yang berakibat terganggunya Sistem Elektronik dan/atau
mengakibatkan Sistem Elektronik menjadi tidak bekerja sebagaimana
mestinya. (Pasal 33 UU ITE)
6. Misuse of Devices (Penyalahgunaan Perangkat)
Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak memproduksi, menjual,
mengadakan untuk digunakan, mengimpor, mendistribusikan,
menyediakan atau memiliki perangkat keras atau perangkat lunak
komputer yang dirancang atau secara khusus dikembangkan untuk
memfasilitasi perbuatan yang dilarang dan sandi lewat komputer,
kode akses, atau hal yang sejenis dengan itu, yang ditujukan agar
sistem elektronik menjadi dapat akses dengan tujuan memfasilitasi
perbuatan yang dilarang. (Pasal 34 UU ITE)
7. Computer Related Fraud and Forgery (Penipuan dan Pemalsuan yang
berkaitan dengan Komputer)
Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan manipulasi,
penciptaan, perubahan, penghilangan, pengerusakan Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dengan tujuan agar
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik tersebut dianggap
seolah-olah data yang otentik (Pasal 35 UU ITE).

Sebagaimana umumnya UU di luar KUHP yang mengatur perbuatan dengan


sanksi pidana, dalam UU ITE perumusan perbuatan dan sanksi pidana juga
dicantumkan secara terpisah. Semua perbuatan yang dilarang dalam Pasal 27
sampai Pasal 35 di atas, diancam dengan sanksi pidana dalam Pasal 45-52.
Sanksi Pidana
Straf minim khusus : tidak ada
Straf maxima khusus : 12 tahun dan/atau denda 12 milyar
Jenis pidana : penjara dan denda
Bersifat : Komulasi relatif (dan/atau)
Ancama pidana paling rendah : penjara 6 tahun, denda 1 milyar
Ancaman pidana paling tinggi : penjara 12 tahun, denda 12 milyar

 Pemberatan Pidana (Pasal 52) Pidana pokok ditambah 1/3 jika perbuatan
seperti dimaksud pada Pasal 27 ayat (1) menyangkut kesusilaan atau
eksploitasi seksual terhadap anak
 Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 30 sampai
dengan 37 ditujukan terhadap komputer dan/atau Sistem Elektronik serta
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik milik Pemerintah
dan/atau yang digunakan untuk layanan publik.
 Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 sampai
dengan Pasal 37 ditujukan terhadap komputer dan/atau Sistem Elektronik
serta Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik milik
Pemerintah dan/atau badan strategis termasuk dan tidak terbatas pada
lembaga pertahanan, bank sentral, perbankan, keuangan, lembaga
Internasional, otoritas penerbangan. Pidana pokok masing-masing Pasal
ditambah dua per tiga.
 Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai
dengan Pasal 37 dilakukan oleh Korporasi dipidana dengan pidana pokok
ditambah dua per tiga.

Anda mungkin juga menyukai