A. Pengkajian
Muhamad Ilham
1. Identitas :
a. Pasien
Nama : Tn. R
Umur : 64 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Sendang Sari
Pendidikan : SD
Diagnosa medis : Perforasi gaster
Berat Badan : 63 kg
Tinggi Badan : 160 cm
No. Rekam Medis : 362xxx
Dokter Bedah : dr. Suaismaji, Sp. B
Dokter Anestesi : dr. Eko Sp. An
b. Penanggungjawab
Nama : Tn. T
Umur : 29 tahun
Alamat : Sendang Sari
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Hubungan dengan pasien : Anak Kandung
PENGKAJIAN PRE ANESTESI
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Klien mengatakan merasa nyeri :
P : Nyeri perut
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : perut menjalar ke ulu hati
S : Skala nyeri 3
T : Hilang timbul
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien dibawa ke RSUD Wates karena mengeluhkan nyeri pada
perut sampai ke ulu hati, mual (+), muntah (-), perut terasa penuh
dan tidak bisa kentut selama 3 hari sejak tgl 3 Maret 2019
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan dirinya menderita CKD dan sudah melakukan
hemodialisa sebanyak 4 kali. Hemodialisa terakhir dilakukan pada
tanggal 11 Desember 2018. Selain itu klien juga mengatakan
pernah dirawat di rumah sakit, karena menderita sakit
pernapasan yaitu TBC. Klien juga memiliki riwayat penyakit
asthma. Pasien riwayat terakhir mengkonsumsi obat anti TBC
terakhir tahun 2008 di Cilacap.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga lain yang
mengalami penyakit serupa dengan klien. Tidak ada anggota keluarga
yang mempunyai penyakit menular dan keturunan seperti TBC, asma,
diabetes mellitus, dll
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : lemah
b. Kesadaran : Compos mentis (E4,V5,M6)
c. Berat badan : 63 kg
d. AMPLE
Alergi : Tidak ada
Medication :-
Post illness :-
Last meal : pukul 00.00 WIB
Environment :-
e. Tanda Vital :
TD : 118/80 mmHg;
N : 65 x/mnt;
RR : 18 x/mnt
f. Pemeriksaan Fisik
Kepala
bentuk kepala mechochepal, kulit kepala nampak bersih, tidak ada lesi,
tidak ada nyeri tekan
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor 3/3
Telinga
bentuk simestris, tidak ada gangguan fungsi pendengaran tidak ada nyeri
tekan
Hidung
Simetris, tidak ada secret, tidak ada nyeri tekan, terpasang NGT sejak
tanggal 4 Maret 2019
Mulut : mulut klien bersih, tidak ada gigi palsu, gigi kotor, mukosa
bibir kering, tidak terdapat stomatitis, skore mallampati grade 1
Leher : tidak ada pembesaran tiroid , tidak ada pembengkakan vena
jugularis, tidak ada nyeri tekan
Kulit : kering , tidak ada lesi, tidak ada bekas luka, turgor kulit tidak
elastis
Dada
1) Paru-paru
Inspeksi : tidak ada retraksi dada, pergerakan dada kanan dan
kiri tidak sama, tidak ada lesi
Palpasi : ekspansi dada kurang maksimal, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara dull pada ICS ke1-3 dada sebelah kiri , serta ICS
1- 4 pada dada kanan. Suara sonor pada ICS ke 4-6
dada kiri dan ICS 5-6 dada kanan
Auskultasi : suara ronchi pada dada bagian kiri
2) Jantung
Inspeksi : simetris, tidak tampak kardiomegali
Palpasi : tidak ada pergeseran ictus cordis, ictus cordis teraba
sama kanan dan kiri
Perkusi : tidak ada pelebaran batas jantung, suara redup
Auskultasi : suara jantung S1, S2, regular tidak ada suara tambahan
Abdomen
Inspeksi : tidak ada distensi abdomen
Auskultasi : bising usus 6x/menit
Perkusi : kuadran 1-4 timpani,
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada pinggang bagian kanan
Genitalia : terpasang kateter nomor 16 sejak tanggal 5 Maret
2019, jenis kelamin laki-laki
Ekstremitas
1) Atas
Inspeksi : terpasang infus Asering 20 tpm pada tangan kanan
(no.20+3 way) dan kiri (no.18+3 way), tidak ada edema,
tidak ada kelainan jari
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
2) Bawah
Inspeksi : tidak ada edema, tidak terdapat bekas luka
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
3. Pemeriksaan psikologis
Pasien mengatakan sedikit cemas, pasien belum pernah menjalani pembedahan
sebelumnya. Wajah klien tampak tegang dan keluar keringat dingin
4. Kebutuhan Cairan
a. Monitoring cairan
Kebutuhan cairan pasien selama operasi yang harus terpenuhi
1) Rumus maintenance (M): 2cc/kgBB
2cc/63kg = 126 ml
2) Rumus pengganti puasa (PP):
Lama puasa (jam) x maintenance
8 jam x 126 cc = 1024 ml
3) Rumus stress operasi (SO):
Jenis operasi (b/s/k) x BB
6 x 76 = 456 ml
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil Pemeriksaan Laboratorium (4-03-19)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Darah Lengkap
Tanggal 4 Maret 2019
Hemoglobin 16.3 g/dL 14-18
Leukosit 8000 /uL 3800-10600
%
Hematokrit 47,3 40-52
Eritrosit 5.44 % 4.4-5.9
Trombosit 384.000 /uL 150.000-440.000
MCV 87.1 fL 80-100
MCH 30.1 Pg 26-34
MCHC 34.5 % 32-36
Hitung Jenis
Basofil 0.2 % 0-1
Eosinofil 0.01 % 2-4
Limfosit 5.9 % 25-40
Monosit 7.7 % 3-9
Kimia Klinik
Tanggal 4 Maret 2019
Hati
SGOT 9 U/L 0-46
SGPT 12 U/L 0-45
Ginjal
Ureum 104.90 mg/dL 14.98-13.52
Kreatinin 3.07 mg/dL 0.70-1.30
Gula darah
Glukosa Sewaktu 118 mg/dL <-200
Elektrolit
Natrium 135.3 mEq/L 135-146
Kalium 5.2 mEq/L 3.4-4.5
Chlorida 100 mEq/L 96-108
JAM TD N SPO2 RR
Tidak mampu 0
menggerakkan ekstremitas
2 Respirasi :
Mampu napas dalam, 2
batuk dan tangis kuat
Henti napas 0
3 Tekana darah :
Berubah sampai 20% dari 2
prabedah
Berubah 20%-50% dari
prabedah 1 2
Tanggal,
Diagnosa Implementasi Evalusi Paraf
waktu
5 Maret Pre Anestesi mengkaji nyeri termasuk S : Pasien mengatakan nyeri sedikit
2019, Nyeri akut b.d agen lokasi, karakteristik, durasi berkurang setelah nafas dalam
08.15 WIB cedera biologis frekuensi, kualitas dan O : pasien tampak lebih tenang
faktor presipitasi A : nyeri akut teratasi sebagian
Mengobservasi reaksi P : observasi reaksi nonverbal pasien
nonverbal dan
ketidaknyamanan
Mengajarkan tentang
teknik non farmakologi
nafas dalam
5 Maret Cemas b.d kurang Mengorientasikan dengan S : Pasien mengatakan siap dan setuju
2019, pengetahuan tim anestesi/kamar operasi dilakukan pembiusan dan operasi
08.20 WIB masalah Menjelaskan jenis prosedur O : Pasien tampak lebih tenang
pembiusan/operasi tindakan anestesi yang TD :134/97mmHg;
akan dilakukan N : 90 x/mnt;
Memberi dorongan pasien RR : 22 x/mnt
untuk mengungkapkan A : Cemas teratasi
perasaan P : Monitor TTV
Mendampingi pasien untuk
mengurangi cemas
Mengajarkan teknik
relaksasi nafas dalam
5 Maret Intra Anestesi Menjaga jalan nafas S:-
2019, Pola nafas tidak Memasang peralatan O :
08.40WIB efektif b.d disfungsi oksigen Pola nafas efektif dengan bantuan
neuromuskuler Memonitor aliran oksigen mesin (ventilator mekanik)
dampak sekunder Memonitor ritme, irama, TD : 140/90 mmHg
obat pelumpuh otot kedalaman dan usaha RR : 22x/menit
pernapasan/ obat respirasi N : 92x/menit
general anestesi. Memonitor pola nafas A : Pola nafas tidak efektif teratasi
P:
jaga jalan napas
monitor pola nafas
monitor oksigenasi
5 Maret Resiko gangguan Mengkaji tingkat S : -
2019, keseimbangan kekurangan volume cairan. O:
09.15 WIB cairan dan elektrolit Berkolaborasi untuk akral dingin
b.d vasodilatasi pemberian cairan dan cairan masuk : 850 cc
pembuluh darah elektrolit. cairan keluar : 300 cc
obat anestesi Memonitor masukan dan TD : 130/90 mmHg
keluaran cairan dan RR : 22x/menit
elektrolit. N : 89x/menit
Memonitor haemodinamik. A: Resiko gangguan keseimbangan dan
Memonitor perdarahan elektrolit teratasi sebagian.
P:
Kolaborasi untuk pemberian cairan
dan elektrolit.
Monitor masukan dan keluaran
cairan dan elektrolit.
Monitor haemodinamik
5 Maret Post Anestesi Atur posisi pasien S:-
2019, Bersihan napas Pantau tanda-tanda ketidak O :
10.00 WIB tidak efektif efektifan dan pola nafas suara nafas bersih
b.dmukus banyak jalan nafas efektif.
tertahan efek dari Pantau respirasi dan status nafas spontan dengan bantuan alat
obat general oksigen tidak terjadi sianosis
anestesi Buka jalan nafas TD : 129/95 mmHg
Bersihkan sekresi RR : 22x/menit
Auskultasi suara nafas N : 99x/menit
A : Bersihan nafas tidak efektif teratasi
P : Lanjut monitor secara intensif di ruang
ICU.
5 Maret Hambatan mobilitas Mengatur posisi pasien S:-
2019, fisik b.d pengaruh Memonitor TTV pasien O:
10.15 WIB sekunder obat Kesadaran pasien koma
anestesi Posisi pasien supinasi
A : hambatan mobilitas fisik belum teratasi
P:
Lakukan penilaian aldrete skor
Monitor TTV
Kaji pergerakan pasien