Anda di halaman 1dari 28

BAB III

PENGANTAR KE MOLEKUL ORGANIK DAN GUGUS FUNGSI

A. Gugus Fungsi

Molekul organik umumnya mempunyai ikatan sigma (σ) C-C dan C-H.
Kedua jenis ikatan tersebut bersifat non polar dan tidak mudah putus. Molekul
organik mempunyai ciri struktur sebagai berikut:

o Adanya atom lain (atom hetero), selain karbon dan hidrogen. Atom lain
tersebut yang umum adalah nitrogen, oksigen, belerang, fosfor dan
halogen.
o Adanya ikatan π, yang umumnya terdapat pada ikatan rangkap C=C dan
C=O.

Ciri-ciri struktur tersebut membedakan satu golongan senyawa organik dengan


golongan senyawa lain. Ciri-ciri struktur tersebut menentukan geometri
molekul, sifat-sifat fisika, dan kereaktifan suatu senyawa organik dan disebut
gugus fungsi.

o Gugus fungsi adalah atom atau gugus atom yang menentukan sifat kimia
dan fisika senyawa organik. Gugus fungsi merupakan bagian molekul
yang reaktif.

Mengapa adanya atom lain (atom hetero) dan ikatan π dalam senyawa organik
mempengaruhi kereaktifan senyawa organik?.

o Atom hetero mempunyai pasangan elektron bebas dan menyebabkan


bagian atom karbon yang kekurangan elektron.
o Ikatan π mudah terputuskan dalam reaksi kimia. Ikatan π menyebabkan
molekul dapat bertindak sebagai basa dan nukleofil.

Pasangan elektron bebas menyebabkan Ikatan π menyebabkan senyawa


atom O sebagai basa dan nukleofil sebagai basa dan nukleofil

atom C yang kekurangan elektron Ikatan π mudah putus

| 95
Penjelasan tersebut bukan berarti bahwa ikatan sigma C-C dan C-H tidak
penting. Ikatan-ikatan sigma tersebut membentuk kerangka atom karbon yang
dapat tersusun atas dua sampai dengan 20 atom karbon, dan sering disingkat
dengan notasi R, dan mengikat gugus fungsi tertentu.

R—Gugus Fungsi

kerangka karbon mengikat gugus fungsi tertentu

Contohnya, etana hanya mempunyai ikatan sigma C-C dan C-H. Etana
tidak mempunyai ikatan polar, tidak punya pasangan elektron bebas, dan tidak
mempunyai ikatan π, sehingga tidak mempunyai sisi/bagian yang reaktif. Etana
tidak mempunyai gugus fungsi. Etana dan molekul sejenis sangat tidak reaktif.
Sebaliknya, etanol mempunyai dua atom karbon dan lima atom hidrogen dalam
kerangka atom karbonnya dan gugus OH sebagai gugus fungsi yang disebut
gugus hidroksi. Etanol mempunyai pasangan elektron bebas dan ikatan polar
yang menyebabkan etanol bersifat reaktif terhadap berbagai pereaksi termasuk
asam dan basa. Adanya gugus hidroksi menyebabkan etanol memiliki sifat yang
sangat berbeda dengan etana. Setiap senyawa organik yang mempunyai gugus
hidroksi mempunyai sifat-sifat yang mirip dengan etanol.

etana etanol
kerangka karbon

o Semua ikatan C-C dan gugus hidroksi


C-H adalah ikatan σ
o Tidak ada gugus fungsi o ikatan C-O dan O-H adalah ikatan
polar
o ada dua pasang elektron bebas

Senyawa-senyawa organik dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa


golongan berdasarkan struktur dan gugus fungsinya. Contohnya, etana
termasuk golongan alkana dan etanol termasuk golongan alkohol.

| 96
Soal latihan:
Reaksi apa yang terjadi jika CH3CH2OH direaksikan dengan: a) H2SO4, b) NaH?
Apa yang terjadi jika CH3CH3 direaksikan dengan pereaksi yang sama?

Gugus fungsi senyawa organik dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis,


yaitu: 1) hidrokarbon, 2) senyawa yang mengandung ikatan sigma C-Z (Z adalah
atom elektronegatif), dan 3) senyawa yang mengandung ikatan gugus C=O.

1. Hidrokarbon
Hidrokarbon adalah senyawa organik yang tersusun oleh unsur karbon dan
hidrogen. Hidrokarbon dibedakan menjadi hidrokarbon alifatik dan aroma-
tik.
[1] Hidrokarbon alifatik. Hidrokaron alifatik dibagi menjadi tiga kelompok.
o Alkana, hanya memiliki ikatan σ C-C dan tidak memiliki gugus fungsi.
Contohnya etana (CH3CH3).
o Alkena, memiliki gugus fungsi ikatan rangkap C-C. Contohnya etena
(CH2=CH2).
o Alkuna, memiliki gugus gugus fungsi ikatan ganda tiga C-C. Contoh-
nya asetilena (CH≡CH).
[2] Hidrokarbon aromatik. Nama hidrokarbon aromatik diambil dari kenya-
taan bahwa beberapa hidrokaron ini mempunyai aroma yang kuat dan
khas. Hidrokarbon aromatik yang paling sederhana adalah benzena.
Cincin beranggota enam dan tiga ikatan π dalam benzena sebagai satu
gugus fungsi. Benzena merupakan salah satu komponen BTX (B =
benzene) yang ditambahkan ke dalam bensin untuk meningkatkan angka
oktana.

benzena
gugus fenil
C6H5—
fenilsikloheksana

| 97
Jika benzena terikat pada gugus lain, disebut gugus fenil. Contohnya, dalam
fenilsikloheksana gugus fenil terikat pada cincin sikloheksana. Perbedaan
keempat jenis hidrokarbon disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Hidrokarbon


Jenis Senyawa Struktur Umum Contoh Gugus Fungsi
Alkana R-H CH3CH3 ‒
Alkena Ikatan rangkap

Alkuna Ikatan ganda tiga


Hidrikarbon Gugus fenil
Aromatik

2. Senyawa yang Mengandung Ikatan σ C-Z


Jenis-jenis gugus fungsi yang mengandung ikatan σ C-Z disajikan pada
Tabel 3.2. Adanya atom hetero elektronegatif Z membentuk ikatan polar, yang
menyebabkan atom karbon kekurangan elektron. Pasangan elektron bebas pada
Z dapat menyebabkan reaksi dengan proton dan elektrofil lain, terutama jika Z
adalah N atau O.

pasangan
elektron
bebas
atom C kekurangan elektron

Senyawa-senyawa yang termasuk dalam kelompok ini banyak digunakan


dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, kloroetana (CH3CH2Cl) yang dikenal
dengan nama etil klorida digunakan sebagai anaestetik lokal. Jika kloroetana
disemprotkan pada luka akan segera menguap, sehingga memberikan rasa
dingin dengan efek mati rasa pada luka. Molekul yang mempunyai gugus fungsi
dengan tipe ini bisa terdapat dalam molekul sederhana atau molekul yang
kompleks. Contohnya, pada dietil eter (zat anaestetik umum) merupakan eter
sederhana, sedangkan hemibrevetoksin B merupakan eter yang kompleks.

| 98
dietil eter
hemibrevetoksin B

Tabel 3.2 Senyawa yang Mengandung Ikatan σ C-Z

Jenis senyawa Struktur umum Contoh Struktur 3-D Gugus Fungsi

Alkil halida
gugus halo

Alkohol
gugus hidroksi

Eter
gugus alkoksi

Amina
gugus amino

Tiol
gugus merkapto

Sulfida
gugus alkiltio

3. Senyawa yang Mengandung Gugus C=O


Beberapa senyawa mempunyai gugus fungsi yang memiliki ikatan
rangkap C=O (gugus karbonil), seperti ditunjukkan pada Tabel 3.3. Ikatan polar
C-O menyebabkan atom C karbonil dapat bertindak sebagai elektrofil, sedang-
kan pasangan electron bebas pada atom O menyebabkan dapat bertindak
sebagai nukleofil dan basa. Gugus karbonil mengandung ikatan π yang lebih
mudah putus daripada ikatan σ C-O.

| 99
Bagian reaktif pada gugus karbonil

pasangan elektron bebas


ikatan π mudah putus

atom C kekurangan elektron

Atenolol dan donepezil adalah senyawa yang strukturnya kompleks yang


digunakan sebagai obat memiliki beberapa gugus fungsi. Atenolol adalah β-
bloker, kelompok obat yang digunakan sebagai obat hipertensi. Donepezil, yang
dijual dengan nama dagang Aricept merupakan obat penyakit Alzeimer.

inti aromatik
eter
inti aromatik keton

amida
amina
eter amina
alkohol inti aromatik

Atenolol Donepezil

Senyawa-senyawa yang mempunyai gugus fungsi C=O ditunjukkan pada Tabel


3.3. Gugus fungsi menentukan sifat-sifat senyawa berikut:
o Ikatan dan bentuk molekul
o Jenis dan kekuatan gaya antar molekul
o Sifat-sifat fisika
o Tatanama senyawa
o Reaktivitas kimia

Soal latihan:
Oseltamivir (nama dagang Tamiflu), merupakan obat anti influenza. Oseltamivir
dibuat dari asam sikimat melalui 10 tahapan. Identifikasilah gugus-gugus
fungsi yang terdapat dalam Oseltamivir dan asam sikimat!

| 100
10 tahap

Asam sikimat Oseltamivir

Tabel 3.3 Senyawa yang Mempunyai Gugus Fungsi C=O


Jenis senyawa Struktur umum Contoh Struktur 3-D Gugus Fungsi

Aldehida
gugus karbonil

Keton
gugus karbonil

Asam
karboksilat gugus karboksil

Ester

Amida

Klorida asam

Soal latihan:
1. Gambarlah struktur senyawa berikut:
a. Aldehida yang mempunyai rumus molekul C4H8O
b. Keton yang mempunyai rumus molekul C4H8O
c. Asam yang mempunyai rumus molekul C4H8O2
d. Ester yang mempunyai rumus molekul C4H8O2

| 101
2. Tulislah struktur senyawa-senyawa berikut:
a. Dua senyawa yang berisomer struktur yang mempunyai gugus fungsi
berbeda yang mempunyai rumus molekul C5H10O.
b. Dua senyawa yang mempunyai gugus fungsi berbeda yang mempunyai
rumus molekul C6H10O.

B. Gaya Antar Molekul


Gaya antar molekul adalah interaksi yang terjadi antar molekul. Gugus
fungsi menentukan jenis dan kekuatan gaya antar molekul.

1. Senyawa-senyawa Ionik
Senyawa-senyawa ionik tersusun atas partikel-partikel yang bermuatan
berlawanan yang terikat bersama dengan gaya elektrostatik yang sangat kuat.
Interaksi ionik tersebut jauh lebih kuat daripada gaya antar molekul dalam
molekul-molekul kovalen, sehingga diperlukan energi yang sangat besar untuk
memutuskan interaksi antar ion tersebut.

interaksi ion-ion

interaksi elektrostatik kuat

2. Senyawa-senyawa Kovalen
Senyawa-senyawa kovalen tersusun atas molekul-molekul. Gaya yang
terjadi antara molekul-molekul tergantung pada gugus fungsi yang ada dalam
molekul tersebut. Berdasarkan kekuatannya, gaya antar molekul dibedakan
menjadi tiga, yaitu: gaya van der Waals, interaksi dipol-dipol, dan ikatan
hidrogen.

| 102
[a] Gaya van der Waals
Gaya van der Waals disebut juga gaya London, merupakan
interaksi yang sangat lemah yang disebabkan oleh perubahan sesaat
disitribusi/kerapatan elektron dalam molekul. Gaya van der Waals terjadi
pada senyawa non polar. Contohnya, meskipun molekul metana (CH4) tidak
mempunyai momen dipol, pada keadaan tertentu distribusi elektronnya
tidak simetris dan membentuk dipol sesaat. Dipol sesaat ini dapat
menginduksi molekul metana yang lain sehingga terjadi interaksi antara
dipol positif dan dipol negatif. Interaksi antar dipol sesaat yang lemah ini
disebut gaya van der Waals. Semua senyawa mempunyai gaya van der
Waals.

interaksi van der Waals antara 2 molekul CH4

kerapatan elektron yang tidak simetris membentuk dipol sesaat

Luas permukaan molekul menentukan kekuatan interaksi van der


Waals. Molekul yang memiliki luas permukaan yang lebih besar, maka gaya
tarik antar molekulnya lebih kuat, dan gaya van der Waals yang lebih kuat.
Molekul-molekul yang memiliki bentuk memanjang seperti pentana
(CH3CH2CH2CH2CH3) mempunyai gaya van der Waals yang lebih kuat
daripada molekul-molekul yang bentuknya bulat (mendekati bentuk bola),
seperti neopentana (C(CH3)4, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1. Faktor
lain yang berpengaruh terhadap kekuatan gaya van der Waals adalah
polarizabilitas (kemudahan terpolarisasi).

o Polarizabilitas adalah ukuran bagaimana awan elektron yang mengelilingi


suatu atom berubah akibat pengaruh elektron lingkungannya.

| 103
Atom-atom yang berukuran besar seperti iodin, yang mempunyai elektron
valensi yang tidak terikat kuat (oleh inti atom) lebih mudah terpolarisasi
daripada atom-atom yang berukuran kecil seperti fluorin yang mempunyai
elektron yang terikat kuat. Atom-atom yang berukuran besar lebih mudah
membentuk dipol induksi, sehingga memiliki gaya antar molekul yang lebih
kuat.

Molekul silindris, memanjang

Luas permukaan lebih


besar, gaya van der Waals
lebih kuat

Molekul sferis, rapat

Luas permukaan lebih kecil, gaya


van der Waals lebih lemah

| 104
Gaya tarik Gaya tarik
lebih lemah lebih kuat

Ukuran kecil,
kurang terpolarisasi
Ukuran besar,
mudah terpolarisasi

Gambar 3.1 Luas permukaan dan gaya van der Waals

[b] Gaya Dipol-dipol


Interaksi dipol-dipol adalah gaya tarik antara dipol-dipol permanen dua
molekul polar. Contohnya, dalam aseton, dipol-dipol dalam molekul-molekul
yang berdekatan berjajar sehingga muatan parsial positif dan negatif berada
pada jarak yang dekat. Gaya tarik menarik yang diakibatkan oleh dipol
permanen lebih kuat daripada gaya London.

aseton

Gaya tarik dipol-dipol permanen

[c] Ikatan Hidrogen


Ikatan hidrogen terjadi jika ada atom hidrogen terikat pada atom O, N,
atau F yang secara elektrostatik tertarik pada pasangan elektron bebas pada

| 105
atom O, N, atau F molekul lain. Contohnya, antar molekul air membentuk
ikatan hidrogen karena terdapat atom H yang terikat pada O dalam molekul
H2O. Atom H terikat secara kovalen dengan atom O dalam satu molekul air,
yang tertarik pada pasangan elektron bebas atom O molekul air yang lain.
Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang paling kuat di antara gaya-gaya antar
molekul, meskipun masih lebih lemah daripada ikatan kovalen.

Ikatan hidrogen

Ikatan hidrogen

Tabel 3.4 merangkum empat jenis interaksi antar molekul yang mempengaruhi
sifat-sifat semua senyawa.

Tabel 3.4 Ringkasan Jenis-jenis Gaya Antar Molekul

Jenis Gaya Kekuatan Relatif Terdapat Pada Contoh


van der Waals lemah semua molekul CH3CH2CH2CH2CH3
CH3CH2CH2CHO
CH3CH2CH2CH2OH
dipol-dipol sedang/menengah molekul yang mempunyai CH3CH2CH2CHO
dipol CH3CH2CH2CH2OH
ikatan hidrogen kuat molekul yang mempunyai CH3CH2CH2CH2OH
ikatan O-H, N-H, atau H-F
ion-ion sangat kuat senyawa-senyawa ionik NaCl, LiF

Contoh soal:
Urutkan senyawa-senyawa berikut berdasarkan kenaikan kekuatan gaya antar
molekul: CH3CH2CH2CH2CH3 (pentana), CH3CH2CH2CH2OH (1-butanol), dan
CH3CH2CH2CHO (butanal).

| 106
Penyelesaian:
dipol dipol

pentana 1-butanol butanal


o molekul nonpolar o bengkok di sekitar O o C trigonal planar
o ikatan C-O dan O-H polar o ikatan C=O polar
o ikatan O-H, dapat memben-
tuk ikatan hidrogen

Penjelasan:
 Pentana hanya mempunyai ikatan C-C dan C-H yang non polar, sehingga
molekul-molekulnya hanya terikat dengan gaya van der Waals.
 1-Butanol merupakan molekul polar, sehingga memiliki interaksi dipol-dipol
di samping gaya van der Waals. 1-Butanol juga memiliki ikatan O-H sehingga
dapat membentuk ikatan hidrogen antar molekul.
 Butanal mempunyai ikatan polar C=O, sehingga memiliki interaksi dipol-dipol
selain gaya van der Waals. Butanal tidak memiliki ikatan O-H, sehingga tidak
membentuk ikatan hidrogen antar molekul.

CH3CH2CH2CH2CH3 CH3CH2CH2CHO CH3CH2CH2CH2OH

kekuatan gaya antar molekul meningkat

Soal Latihan:

Jenis gaya antar molekul apakah yang terdapat pada senyawa-senyawa berikut:

a. c. (CH3CH2)3N e. CH3CH2CH2COOH

b. d. CH2=CHCl f. CH3-C≡C-CH3

C. Sifat-sifat Fisika
Kekuatan gaya antar molekul senyawa menentukan sifat-sifat fisika,
seperti titik didih, titik leleh, dan kelarutan.

| 107
1. Titik Didih
Titik didih menunjukkan suhu pada saat tekanan uap zat cair sama
dengan tekanan atmosfer. Dalam proses pendidihan diperlukan energi untuk
memutuskan gaya tarik antar partikel dalam zat cair. Susunan partikel dalam
zat cair lebih teratur daripada susunan partikel dalam keadaan gas/uap.

o Senyawa-senyawa yang memiliki gaya antar molekul yang lebih kuat


memiliki titik didih yang lebih tinggi.

Dalam senyawa-senyawa ionik, partikel-partikel yang berupa ion terikat


sangat kuat oleh gaya elektrostatik sehingga mempunyai titik didih yang sangat
tinggi. Contohnya, NaCl mempunyai titik didih 1413oC. Titik didih senyawa
kovalen tergantung pada gugus fungsinya. Untuk senyawa-senyawa yang
memiliki massa molekul relatif yang sama atau hampir sama maka:

Senyawa-senyawa Senyawa-senyawa Senyawa-senyawa


dengan gaya London dengan gaya dipol-dipol dengan ikatan hidrogen

Kekuatan gaya antar molekul meningkat


Titik didih meningkat

Titik didih juga dipengaruhi oleh luas permukaan (bidang sentuh) dan
polarizabilitas, karena kedua faktor tersebut berpengaruh terhadap kekuatan
gaya antar molekul.
o Luas permukaan lebih besar, titik didih lebih tinggi.
o Atom yang lebih mudah terpolarisasi, titik didih lebih tinggi.

Contohnya, 3-pentanon mempunyai titik didih yang lebih tinggi daripada


aseton, karena 3-pentanon mempunyai luas permukaan lebih besar daripada
aseton. Metil iodida (CH3I) memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan
dengan metil fluorida (CH3F) karena I lebih mudah terpolarisasi daripada F.

| 108
a. Efek luas permukaan

3-pentanon aseton

luas permukaan lebih besar luas permukaan lebih kecil


titik didih lebih tinggi titik didih lebih rendah
titik didih = 102oC titik didih = 56oC

b. Efek polarizabilitas

metil iodida metil fluorida


Atom I lebih mudah terpolarisasi Atom F lebih sukar terpolarisasi
titik didih lebih tinggi titik didih lebih rendah
titik didih = 42oC titik didih = -78oC

Contoh soal:

Di antara pasangan berikut senyawa manakah yang mempunyai titik didih lebih
tinggi?

Penyelesaian:
a. Isomer A dan B hanya memiliki ikatan-ikatan C-C dan C-H, sehingga gaya
antar molekul yang terjadi hanya gaya van der Waals. Molekul B lebih rapat,
mempunyai luas permukaan lebih kecil sehingga titik didihnya lebih rendah.
b. Senyawa C dan D memiliki massa molekul relatif hampir sama, tetapi gugus
fungsinya berbeda. Senyawa C merupakan alkana non polar, hanya memiliki
gaya van der waals. Senyawa D adalah alkohol yang mempunyai gugus O-H
yang dapat membentuk ikatan hidrogen antar molekul, sehingga gaya antar
molekulnya lebih kuat dan titik didihnya lebih tinggi.

| 109
Soal latihan:
1. Di antara pasangan berikut senyawa manakah yang mempunyai titik didih
lebih tinggi?
a. (CH3)2C=CH2 atau (CH3)2C=O c. CH3(CH2)4CH3 atau CH3(CH2)5CH3
b. CH3CH2COOH atau CH3COOCH3 d. CH2=CHCl atau CH2=CHI
2. Jelaskan mengapa titik didih propanamida CH3CH2CONH2 (213oC) lebih
tinggi daripada N,N-dimetilformamida HCON(CH3)2 (153oC), padahal kedua-
nya merupakan dua senyawa yang berisomer (massa molekul relatifnya
sama).

Cairan-cairan yang memiliki titik didih yang berbeda dapat dipisahkan di


laboratorium dengan teknik distilasi menggunakan peralatan distilasi seperti
ditunjukkan pada Gambar 3.3. Jika campuran dua zat cair dipanaskan dalam
labu distilasi, maka senyawa yang memiliki titik didih lebih rendah (komponen
yang lebih volatil/mudah menguap) terdistilasi pertama diikuti dengan senyawa
yang kurang volatil (yang memiliki titik didih lebih tinggi). Pemisahan dengan
cara ini memberikan hasil terbaik apabila perbedaan titik didih senyawa-
senyawa yang dipisahkan cukup besar.

Dengan mengganti labu distilat secara periodik, maka dapat


diperoleh senyawa-senyawa yang memiliki titik didih berbeda.

Gambar 3.3 Skema Peralatan Distilasi

| 110
2. Titik Lebur
Titik lebur adalah suhu pada saat zat padat berubah fasa menjadi zat
cair. Pada proses peleburan diperlukan energi untuk memutuskan gaya tarik
yang terdapat di antara partikel-partikel zat padat. Ada dua faktor yang
menentukan titik lebur suatu senyawa:

o Senyawa yang memiliki gaya antar molekul yang lebih kuat, memiliki titik
lebur yang lebih tinggi.
o Untuk senyawa yang memiliki gugus fungsi yang sama, senyawa yang
memiliki bentuk yang lebih simetris memiliki titik lebur yang lebih tinggi.

Senyawa ionik tersusun atas ion-ion yang terikat dengan gaya yang sangat
kuat, sehingga mempunyai titik tebur yang sangat tinggi. Contohnya, NaCl
mempunyai titik lebur 801oC. Untuk senyawa-senyawa kovalen, titik leburnya
tergantung pada gugus fungsinya. Untuk senyawa-senyawa kovalen yang
memiliki massa molekul relatif yang sama atau hampur sama, maka:

Senyawa-senyawa Senyawa-senyawa Senyawa-senyawa


dengan gaya London dengan gaya dipol-dipol dengan ikatan hidrogen

Kekuatan gaya antar molekul meningkat


Titik lebur meningkat

Pentana, 1-butanol, dan pentanal memiliki massa molekul relatif yang


hampir sama. Urutan titik leburnya adalah: pentana < butanal < 1-butanol.
Perbedaan titik lebur ketiga senyawa tersebut akibat perbedaan kekuatan gaya
antar molekul.

CH3CH2CH2CH2CH3 CH3CH2CH2CHO CH3CH2CH2CH2OH


pentana butanal 1-butanol
tl = 36°C tl = 76°C tl = 118°C

Kekuatan gaya antar molekul meningkat


Titik lebur meningkat

| 111
Simetri juga berperan dalam menentukan titik lebur senyawa-senyawa
yang memiliki gugus fungsi dan massa molekul relatif yang hampir sama, tetapi
berbeda bentuknya. Senyawa yang memiliki bentuk molekul yang simetris dan
rapat seperti neopentana tertata rapat dalam kisi kristal, sementara isopentana
yang memiliki gugus –CH3, yang menjuntai pada rantai empat atom karbon
tidak bisa tersusun rapat dalam kisi kristal seperti dalam neopentana, sehingga
neopentana memiliki titik lebur yang lebih tinggi daripada isopentana.

isopentana neopentana
tl = -160oC tl = -17oC
molekul kurang simetris molekul lebih simetris
titik lebur lebih rendah titik lebur lebih tinggi

Soal-soal latihan:
1. Ramalkan manakah di antara pasangan senyawa berikut yang memiliki titik
lebur yang lebih tinggi!

2. Perhatikan asam asetat (CH3COOH) dan konjugat basanya/garamnya,


natrium asetat (CH3COONa). a) Gaya antar molekul apa yang terdapat pada
masing-masing senyawa tersebut? b) Jelaskan mengapa titik lebur natrium
asetat (324oC) lebih tinggi daripada asam asetat (17oC)!
3. Jelaskan mengapa efek simetri terjadi pada titik lebur suatu senyawa, tetapi
tidak terjadi pada titik didih?

3. Kelarutan

Kelarutan menyatakan jumlah maksimum zat terlarut yang dapat larut


dalam sejumlah tertentu pelarut (dinyatakan dalam gram/massa atau volume
pelarut). Dalam proses pelarutan suatu senyawa diperlukan energi untuk
memutuskan ikatan/interaksi di antara molekul-molekul atau ion-ion dalam zat

| 112
terlarut yang berasal dari terbentuknya interaksi baru antara partikel-partikel
zat terlarut dan pelarut. Secara kuantitatif suatu senyawa dikatakan larut jika 3
gram zat terlarut dapat larut dalam 100 mL pelarut.

terlarut

pelarut

interaksi zat terlarut-


interaksi baru zat terlarut-
zat terlarut
pelarut

energi berasal dari terbentuknya interaksi


baru antara zat terlarut dengan pelarut

Senyawa-senyawa dapat larut dalam pelarut-pelarut yang memiliki jenis gaya


antar molekul yang sejenis, dan menggunakan kaidah:.

o “like dissolves like” (senyawa-senyawa yang mempunyai kemiripan


struktur saling melarutkan).
o Senyawa-senyawa polar larut dalam pelarut polar. Senyawa-senyawa non
polar atau kepolarannya rendah larut dalam pelarut non polar atau
kepolarannya rendah.

Air dan zat-zat cair organik adalah dua jenis pelarut yang berbeda. Air
bersifat sangat polar karena dapat membentuk ikatan hidrogen dengan zat
terlarut. Beberapa pelarut organik bersifat non polar, seperti karbon tetraklorida
(CCl4) dan heksana [CH3(CH2)4CH3] atau memiliki kepolaran rendah seperti dietil
eter (CH3CH2OCH2CH3).

Partikel-partikel senyawa-senyawa ionik terikat kuat dengan gaya elektro-


statik sehingga hanya dapat larut dalam pelarut yang sangat polar. Kebanyakan
senyawa ionik larut dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut-pelarut organik.
Untuk melarutkan senyawa ionik, interaksi ion-ion yang kuat harus digantikan

| 113
dengan beberapa interaksi ion-dipol yang lebih lemah, seperti diilustrasikan
pada Gambar 3.4.

Umumnya senyawa-senyawa organik larut dalam pelarut-pelarut organik


(ingat “like dissolves like”). Suatu senyawa organik dapat larut dalam air jika
dalam molekulnya terdapat gugus fungsi polar yang dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan pelarut (air) untuk setiap lima atom karbon. Dengan kata lain,
senyawa organik dapat larut dalam air jika memiliki gugus fungsi yang
mengandung O- atau N- pada kerangka karbon non polar.

larut larut

butana
tidak larut aseton larut

interaksi
ion-dipol

interaksi ion-ion

Gambar 3.4 Pelarutan senyawa ionik dalam air


[jika senyawa ionik dilarutkan dalam air, interaksi ion-ion digantikan dengan interaksi
ion-dipol. Meskipun interaksi ion dipol lebih lemah, tetapi jumlahnya lebih banyak
sehingga mampu mengatasi interaksi ion-ion yang lebih kuat]

Butana dan aseton merupakan dua senyawa organik yang masing-


masing memiliki ikatan C-C dan C-H, sehingga larut dalam CCl4. Butana
merupakan molekul non polar dan tidak larut dalam pelarut polar, H2O. Aseton

| 114
dapat larut dalam air, karena hanya memiliki 3 atom karbon dan atom O-nya
dapat membentuk ikatan hidrogen dengan atom H dalam H2O. Faktanya aseton
dan air dapat saling melarutkan dalam segala perbandingan.
Molekul-molekul (CH3)2C=O tidak dapat membentuk ikatan hidrogen satu
dengan yang lain, karena tidak memiliki gugus OH. Tetapi molekul-molekul
(CH3)2C=O dapat membentuk ikatan hidrogen dengan H2O, karena atom O dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan atom H dalam H2O.

ikatan hidrogen

ikatan hidrogen

aseton

ikatan hidrogen menyebabkan molekul kecil polar aseton larut dalam air

Ukuran molekul organik yang memiliki gugus fungsi polar menentukan


kelarutannya dalam air. Molekul yang mempunyai massa molekul relatif rendah
seperti etanol larut dalam air karena kerangka atom karbonnya kecil (< 5 atom
karbon) dibandingkan dengan ukuran gugus polarnya. Sebaliknya, kolesterol
memiliki 27 atom karbon dan hanya memiliki satu gugus OH. Kerangka atom
karbonnya terlalu besar dibandingkan dengan gugus OH yang dapat
membentuk ikatan hidrogen, sehingga kolesterol tidak larut dalam air. Suatu
senyawa organik yang memiliki satu gugus fungsi larut dalam air jika jumlah
atom C-nya < 5 dan mengandung atom O atau N.

terlalu besar untuk


etanol larut dalam air
gugus OH dapat membentuk
ikatan hidrogen kolesterol
tidak larut dalam air
larut dalam air

| 115
o Bagian non polar suatu molekul yang tidak tertarik ke air disebut gugus
hidrofobik (tidak suka air).
o Bagian polar suatu molekul yang dapat membentuk ikatan hidrogen dengan
air disebut gugus hidrofilik (suka air).

Dalam kolesterol, gugus hidroksi adalah gugus hidrofilik sedangkan


kerangka atom karbon adalah gugus hidrofobik.
MTBE (metil ters-butil eter) dan 4,4’-diklorobifenil (suatu bifenil
terpoliklorinasi, disingkat PCB = polychlorinated biphenyl) menunjukkan bahwa
sifat-sifat kelarutan dapat digunakan untuk menentukan keberadaan suatu
senyawa organik dalam lingkungan.

Penggunaan MTBE sebagai aditif beroktan tinggi dalam bensin tanpa


timbal memiliki dampak lingkungan yang negatif. Meskipun MTBE tidak toksik
(beracun) atau karsinogen, MTBE memiliki bau yang khas dan menyengat, serta
mudah larut dalam air. Sejumlah kecil MTBE telah mengkontaminasi air minum
di beberapa wilayah, sehingga tidak layak dikonsumsi. Oleh karena itu,
penggunaan MTBE sebagai aditif bensin di Amerika Serikat sejak tahun 1999
terus menurun.
4, 4'-Diklorobifenil adalah senyawa bifenil terpoliklorinasi (PCB = polychlo-
rinated biphenyl), senyawa yang memiliki dua cincin benzena bergabung dengan
ikatan C-C, dan tersubstitusi oleh satu atau lebih atom klorin pada setiap
cincin. PCB digunakan sebagai plastisizer (pelentur) dalam cangkir polistirena
dan pendingin dalam transformator. Senyawa ini dibebaskan ke lingkungan
selama produksi, penggunaan, penyimpanan, dan pembuangan, yang
merupakan salah satu polutan organik yang paling luas. PCB tidak larut dalam
air, tetapi sangat larut dalam pelarut organik, sehingga larut dalam lapisan
lemak, termasuk yang dijumpai dalam ikan dan burung. Meskipun PCB bukan

| 116
racun kuat, sejumlah besar ikan terkontaminasi oleh PCB dan berdampak
menurunkan daya ingat pada anak-anak.
Sifat kelarutan beberapa senyawa ditunjukkan pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Sifat kelarutan beberapa senyawa

Kelarutan dalam Pelarut


Jenis Senyawa Kelarutan dalam Air
Organik (seperti CCl4)
o Ionik
NaCl larut tidak larut
o Kovalen
CH3CH2CH2CH3 tidak larut (tidak ada atom O atau N larut
yang membentuk ikatan hidrogen
dengan air)
CH3CH2CH2OH larut atom C < 5, ada atom O yang larut
membentuk ikatan hidrogen dengan
air)
CH3(CH2)10OH tidak larut (atom C > 5, terlalu besar larut
untuk larut dalam air, meskipun ada
atom O yang membentuk ikatan
hidrogen dengan air)

Contoh soal:
1. Senyawa manakah yang larut dalam air?

Penyelesaian:
Senyawa A mempunyai lima atom C dan ikatan polar C-Cl, tetapi tidak dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan H2O sehingga tidak larut dalam air.
Senyawa B mempunyai lima atom C dan gugus OH yang dapat membentuk
ikatan hidrogen dengan air sehingga larut dalam air.
2. a. Senyawa manakah yang dapat membentuk ikatan hidrogen antar
molekul?
b. Senyawa manakah yang dapat membentuk ikatan hidrogen dengan
molekul air?

| 117
Penyelesaian:
a. Senyawa A dan B memiliki ikatan polar C-O dan C-N, tetapi A tidak
memiliki ikatan O-H, sehingga tidak dapat membentuk ikatan hidrogen
antar molekul A. Sebaliknya, B memiliki ikatan N-H, sehingga dapat
membentuk ikatan higrogen antar molekul B.
b. Senyawa A mempunyai atom elektronegatif O dan senyawa B mempunyai
atom elektronegatif N, sehingga kedua dapat membentuk ikatan hidrogen
dengan molekul air.

ikatan hidrogen ikatan hidrogen

Soal-soal latihan:
1. Senyawa manakah yang larut dalam air?
a. CH3CH2OCH2CH3 b. CH3CH2CH2CH2CH3 c. (CH3CH2CH2CH2)N
2. Tandai bagian-bagian hidrofobik dan hidrofilik pada setiap molekul
berikut!

| 118
D. Gugus Fungsi dan Kereaktifan
Pada bagian sebelumnya telah dibahas bagaimana gugus fungsi menen-
tukan kekuatan gaya antar molekul dan sifat-sifat senyawa. Gugus fungsi juga
menentukan kereaktifan suatu senyawa.

o Gugus fungsi menciptakan bagian reaktif dalam molekul.


o Bagian molekul yang kaya elektron bereaksi dengan bagian molekul yang
kekurangan elektron.

Semua gugus fungsi mengandung atom hetero, sebuah ikatan π, atau


keduanya yang menyebabkan adanya bagian yang kekurangan elektron (atau
elektrofil) dan bagian yang kaya elektron (atau nukleofil) dalam molekul. Apabila
molekul tersebut mengalami reaksi, maka pada bagian tersebutlah yang
mengalami reaksi. Untuk meramalkan kereaktifan, langkah pertama adalah
menentukan letak gugus fungsi dan kemudian menentukan bagian yang kaya
elektron dan bagian yang kekurangan elektron akibat adanya gugus fungsi
tersebut. Ada 3 aturan yang dapat digunakan, yaitu:
1. Atom hetero yang elektronegatif seperti O, N, atau X (halogen) menyebabkan
atom karbon kekurangan elektron.

bagian elektrofil

2. Pasangan elektron bebas pada atom hetero menyebabkan bersifat basa atau
nukleofilik.

bagian basa dan nukleofilik

3. Ikatan-ikatan π membentuk bagian nukleofilik dan lebih mudah putus


daripada ikatan σ.

ikatan π

| 119
Soal latihan:

Tandai bagian-bagian elektrofilik dan nukleofilik pada masing-masing molekul


berikut:

Dengan mengidentifikasi bagian-bagian nukleofilik dan elektrofilik maka dapat


dipahami bagaimana senyawa bereaksi. Umumnya, bagian yang kaya elektron
bereaksi dengan bagian yang kekurangan elektron.

o Atom karbon yang kekurangan elektron bereaksi dengan nukleofil, yang


dilambangkan dengan :Nu‒.
o Atom karbon yang kaya elektron bereaksi dengan elektrofil, yang
dilambangkan dengan E+.

Contohnya, alkena mempunyai ikatan rangkap karbon-karbon yang kaya


elektron sehingga bereaksi dengan elektrofil E+. Sebaliknya, alkil halida memiliki
atom karbon yang elektrofilik sehingga bereaksi dengan nukleofil yang kaya
elektron.

alkena bereaksi dengan elektrofil alkil halida bereaksi dengan nukleofil

nukleofil elektrofil elektrofil nukleofil


kaya elektron miskin elektron miskin elektron kaya elektron

Latihan soal:

Dengan memperhatikan kerapatan elektron, tulislah hasil-hasil reaksi berikut

| 120
Ringkasan

1. Jenis-jenis gaya antar molekul


Jenis Gaya Penyebab
van der Waals Disebabkan oleh interaksi dipol-dipol sesaat:
o Luas permukaan besar, gaya lebih kuat.
Kekuatan meningkat

o Atom yang lebih besar dan mudah terpolarisasi,


gaya lebih kuat.
dipol-dipol Disebabkan oleh interaksi dipol-dipol permanen.
ikatan hidrogen Disebabkan oleh interaksi elektrostatik atom H
dalam ikatan O-H, N-H, atau H-F dengan pasangan
elektron bebas pada O, N, atau F.
ion-ion Disebabkan oleh interaksi dua ion yang berbeda
muatan.

2. Sifat-sifat Fisika
Sifat Observasi
Titik didih o Untuk senyawa yang mempunyai Mr hampir sama, semakin
kuat gaya antar molekul titik didihnya makin tinggi.

gaya antar molekul makin kuat


titik didih meningkat
o Untuk senyawa-senyawa yang mempunyai gugus fungsi yang
sama, makin besar luas permukaan, titik didih makin tinggi.

luas permukaan makin besar


titik didih meningkat
o Untuk senyawa-senyawa yang mempunyai gugus fungsi yang
sama, adanya atom yang lebih mudah terpolarisasi memiliki
titik didih yang lebih tinggi.

| 121
CH3F CH3I

td = 0,78°C td = 42°C

polarizabilitas meningkat
titik didih meningkat

Titik lebur o Untuk senyawa yang mempunyai Mr hampir sama, semakin


kuat gaya antar molekul titik leburnya makin tinggi.

gaya antar molekul makin kuat


titik leleh meningkat

o Untuk senyawa yang mempunyai Mr hampir sama, semakin


simetris suatu senyawa titik leburnya makin tinggi.
CH3CH2CH(CH3)2 (CH3)4C
tl = -160°C tl = -17°C

gaya antar molekul makin kuat


titik leleh meningkat
3. Kereaktifan
a. Nukleofil bereaksi dengan elektrofil.
b. Atom-atom hetero yang elektronegatif menyebabkan adanya atom karbon
elektrofilik, yang cenderung bereaksi dengan elektrofil.
c. Pasangan elektron bebas dan ikatan π adalah bagian nukleofilik yang
cenderung bereaksi dengan elektrofil.

| 122

Anda mungkin juga menyukai