Anda di halaman 1dari 108

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
PUTUSAN

a
Nomor : 169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang memeriksa dan mengadili perkara
pra peradilan telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dibawah ini dalam

do
gu
perkara permohonan Praperadilan yang diajukan oleh :

ATTY SUHARTI, Warga Negara Indonesia, Perempuan, Lahir Jakarta, 24

In
A
November 1955, Agama Islam, Alamat: Jl. Pesantren
Komplek PPTM No. C.II, Rt 04, Rw o7, Kel. Cibabat,
ah

lik
Kec. Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jawa Barat,
Indonesia, Alamat tinggal di Sari Asih IV No. 16,
Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat,
am

ub
Pekerjaan Walikota Non Aktif Kota Cimahi, Jawa
Barat, dalam hal ini Pemohon diwakili oleh Kuasanya
ep
k

bernama : Andi Syafrani, SH. MCCL., M.A. Fernandez,


SHI., MH., Rivaldi, SH., Ade Yan Yan Hs., SH., Mellisa
ah

R
Anggraini , SH.MH. dan Teuku Madar Ardian, SHI.,

si
para Advokat, dan Konsultan Hukum pada Z.i.A & A

ne
ng

Partners Law Firm, beralamat di Jalan Gedung Darul


Marfu lt. 3 Jalan H. Zaenuddin No.43 Radio Dalam
Gandaria Utara Kebayoran Baru Jakarta Selatan,

do
gu

berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 21


Desember 2016, selanjutnya disebut
In
sebagai……………….………...………….. PEMOHON.
A

Terhadap :
ah

lik

KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA (KPK


RI) Cq. Pimpinan KPK, beralamat di Jalan HR. Rasuna
m

ub

Said Kav. C-1 Jakarta Selatan, selanjutnya disebut


sebagai………………………………………TERMOHON.
ka

ep

Pengadilan Negeri tersebut ;


ah

Telah membaca surat penetapan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta


R

es

Selatan No.169/Pen.Pid/Prap/2016/PN.Jkt.Sel tentang penunjukkan Hakim yang


M

memeriksa perkara permohonan tersebut ;


ng

on
gu

Hal 1 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Telah membaca berkas perkara Praperadilan tersebut ;

a
R
Telah membaca dan meneliti surat-surat bukti yang diajukan oleh kedua

si
belah pihak ;

ne
ng
Telah mendengar kedua belah pihak yang berperkara dipersidangan ;

do
TENTANG DUDUK PERKARANYA
gu Menimbang, bahwa Permohonan Praperadilan Pemohon tertanggal 23

In
Desember 2016 didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
A
pada tanggal 23 Desember 2016 dibawah register Nomor : 169/Pid.Prap/2016/
PN.Jkt.Sel, mengemukakan dalil-dalil sebagai berikut :
ah

lik
I. DASAR HUKUM PERMOHONAN PRAPERADILAN
am

ub
A. OPERASI TERTANGKAP TANGAN TERMOHON BERTENTANGAN
DENGAN UU NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA
PIDANA
ep
k

1. Bahwa dalam rangka menjamin hak asasi setiap warga negara, in


casu Pemohon, dari penggunaan wewenang oleh aparat penegak
ah

R
hokum, in casu Termohon, yang tidak sesuai dengan ketentuan yang

si
berlaku atau perlakuan secara sewenang-wenang, maka Pemohon

ne
ng

diberikan hak untuk melakukan pengujian atas keabsahan


penggunaan wewenang tersebut melalui mekanisme Praperadilan
sebagaimana diatur dalam Bab X Bagian Kesatu dan Bab XII Bagian

do
gu

Kesatu Undang-undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara


Pidana (selanjutnya disebut sebagai Kitab Undang-undang Hukum
In
Acara Pidana “KUHAP”).
A

2. Bahwa pengujian keabsahan “tindakan–tindakan” Termohon apakah


ah

bersesuaian dengan norma/ketentuan dasar mengenai penyelidikan


lik

dan penyidikan yang termuat dalam KUHAP adalah sesuai dengan


ketentuan Pasal 38 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002
m

ub

Tentang Komisi Pemberantasan Korupsi yang berbunyi: “Segala


kewenangan yang berkaitan dengan penyelidikan, penyidikan, dan
ka

ep

penuntutan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981


tentang Hukum Acara Pidana berlaku juga bagi penyelidik, penyidik,
ah

dan penuntut umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi”.;


R

3. Bahwa Lembaga Praperadilan berwenang untuk menguji sah atau


es
M

tidak sahnya penangkapan, sah atau tidak sahnya penahanan, sah


ng

atau tidak sahnya penghentian penyidikan, sah atau tidak sahnya


on
gu

Hal 2 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
penghentian penuntutan dan permintaan ganti kerugian atau

a
rehabilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 10 KUHAP

si
yang berbunyi, “Praperadilan adalah wewenang pengadilan negeri
untuk memeriksa dan memutus menurut cara yang diatur dalam

ne
ng
undang-undang ini, tentang: a. sah atau tidaknya suatu penangkapan
dan atau penahanan atas permintaan tersangka atau keluarganya

do
gu atau pihak lain atas kuasa tersangka; b. sah atau tidaknya
penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan atas
permintaan demi tegaknya hukum dan keadilan; c. permintaan ganti

In
A
kerugian atau rehabilitasi oleh tersangka atau keluarganya atau pihak
lain atas kuasanya yang perkaranya tidak diajukan ke pengadilan“
ah

lik
dan Pasal 77 KUHAP yang berbunyi “Pengadilan negeri berwenang
untuk memeriksa dan memutus, sesuai dengan ketentuan yang diatur
am

ub
dalam undang-undang ini tentang: a. sah atau tidaknya
penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau penghentian
penuntutan; b. ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seorang yang
ep
k

perkara pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan atau


penuntutan” ;
ah

R
4. Bahwa Lembaga Praperadilan sebagaimana diatur dalam Pasal 77

si
s.d 83 KUHAP adalah suatu lembaga yang berfungsi untuk menguji

ne
ng

apakah tindakan upaya paksa yang dilakukan oleh penyidik atau


penuntut umum sudah sesuai dengan undang-undang dan apakah
tindakan tersebut telah dilengkapi administrasi penyidikan secara

do
gu

cermat atau tidak, karena pada dasarnya tuntutan Praperadilan


menyangkut sah tidaknya tindakan penyidik atau penuntut umum di
In
A

dalam melakukan penyidikan atau penuntutan.;


5. Bahwa tujuan Lembaga Praperadilan seperti yang tersirat dalam
ah

penjelasan Pasal 80 KUHAP adalah untuk menegakkan hukum,


lik

keadilan, kebenaran melalui sarana pengawasan horizontal,


sehingga esensi dari Lembaga Praperadilan adalah untuk mengawasi
m

ub

tindakan upaya paksa yang dilakukan oleh penyidik atau penuntut


umum terhadap Tersangka, benar-benar dilaksanakan sesuai
ka

ep

ketentuan undang-undang, dilakukan secara profesional dan bukan


tindakan yang bertentangan dengan hukum sebagaimana diatur
ah

dalam KUHAP atau perundang-undangan lainnya.;


R

6. Bahwa selain alasan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1


es
M

angka 10 jo. Pasal 77 KUHAP, Mahkamah Konstitusi menetapkan


ng

bahwa “Penetapan Tersangka” dapat diuji keabsahannya melalui


on
gu

Hal 3 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Lembaga Praperadilan sebagaimana dimaksud dalam amar Putusan

a
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor 21/PUU–XII/2014

si
tanggal 28 April 2015, yang berbunyi :
- Pasal 77 huruf a Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang

ne
ng
Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1981, Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik

do
gu Indonesia Nomor 3209) bertentangan dengan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sepanjang tidak
dimaknai termasuk penetapan tersangka, penggeledahan, dan

In
A
penyitaan;
- Pasal 77 huruf a Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
ah

lik
Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1981, Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik
am

ub
Indonesia Nomor 3209) tidak mempunyai kekuatan hukum
mengikat sepanjang tidak dimaknai termasuk penetapan
tersangka, penggeledahan, dan penyitaan;
ep
k

7. Bahwa Penetapan Tersangka merupakan perampasan hak asasi


ah

manusia maka seharusnya penetapan tersangka merupakan objek


R
yang dapat dimintakan perlindungan melalui ikhtiar hukum Lembaga

si
Praperadilan, sebagaimana pertimbangan hukum Mahkamah

ne
ng

Konstitusi Republik Indonesia Nomor 21/PUU-XII/2014, tanggal 28


April 2015, di halaman 105-106, menyatakan: “Oleh karena
penetapan tersangka adalah bagian dari proses penyidikan yang

do
gu

merupakan perampasan terhadap hak asasi manusia maka


seharusnya penetapan tersangka oleh penyidik merupakan objek
In
A

yang dapat dimintakan perlindungan melalui ikhtiar hukum pranata


praperadilan. Hal tersebut semata-mata untuk melindungi seseorang
ah

dari tindakan sewenang-wenang penyidik yang kemungkinan besar


lik

dapat terjadi ketika seseorang ditetapkan sebagai tersangka, padahal


dalam prosesnya ternyata ada kekeliruan maka tidak ada pranata lain
m

ub

selain pranata praperadilan yang dapat memeriksa dan memutusnya.


Namun demikian, perlindungan terhadap hak tersangka tidak
ka

ep

kemudian diartikan bahwa tersangka tersebut tidak bersalah dan


tidak menggugurkan dugaan adanya tindak pidana, sehingga tetap
ah

dapat dilakukan penyidikan kembali sesuai dengan kaidah hukum


R

yang berlaku secara ideal dan benar. Dimasukkannya keabsahan


es
M

penetapan tersangka sebagai objek pranata praperadilan adalah agar


ng

perlakuan terhadap seseorang dalam proses pidana memperhatikan


on
gu

Hal 4 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tersangka sebagai manusia yang mempunyai harkat, martabat, dan

a
kedudukan yang sama di hadapan hukum” ;

si
8. Bahwa Berdasarkan Pasal 2 Ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Larangan

ne
ng
Peninjauan Kembali Putusan Praperadilan dinyatakan ketentuan
mengenai Obyek Praperadilan adalah sebagai berikut: “(1) Obyek

do
gu Praperadilan adalah : a. sah
penahanan, penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan,
atau tidaknya penangkapan,

penetapan tersangka, penyitaan dan penggeledahan, b. ganti

In
A
kerugian dan atau rehabilitasi bagi seseorang yang perkara
pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan”.
ah

lik
9. Bahwa selanjutnya di dalam praktek peradilan, Hakim telah membuat
am

ub
putusan terkait penetapan tersangka sebagai obyek praperadilan,
antara lain:
1) Putusan Praperadilan dalam perkara Nomor:
ep
k

04/Pid/Prap/2015/PN.Jkt.Sel, tanggal 16 Februari 2015, dengan


ah

amar putusan, antara lain:


R
- “Menyatakan penetapan Tersangka atas diri Pemohon yang

si
dilakukan oleh Termohon adalah tidak sah”;

ne
ng

- “Menyatakan tidak sah segala keputusan atau penetapan yang


dikeluarkan lebih lanjut oleh Termohon yang berkaitan dengan
Penetapan Tersangka terhadap diri Pemohon oleh Termohon”;

do
gu

2) Putusan Praperadilan dalam perkara Nomor:


36/Pid.Prap/2015/PN.JKT.Sel, tanggal 26 Mei 2015, dengan amar
In
A

putusan, antara lain:


- “Menyatakan Penyidikan yang dilakukan oleh Termohon
ah

berkenaan dengan peristiwa pidana sebagaimana dinyatakan


lik

dalam penetapan sebagai Tersangka terhadap diri Pemohon


yang diduga melanggar Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 Undang–
m

ub

Undang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak


Pidana Korupsi Jo. Undang–Undang No. 20 Tahun 2001
ka

ep

tentang Perubahan atas Undang–Undang No.31 Tahun 1999


Jo. Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP adalah tidak sah oleh
ah

karenanya penyidikan a quo tidak mempunyai kekuatan hukum


R

mengikat dan oleh karena itu diperintahkan kepada Termohon


es
M

untuk menghentikan penyidikan berdasarkan Surat Perintah


ng

Penyidikan, No. Sprin DIK–17/01/04/2014 tanggal 21 April 2014;


on
gu

Hal 5 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- Menyatakan menurut hukum tindakan Termohon menetapkan

a
Pemohon sebagai Tersangka yang melanggar Pasal 2 ayat (1)

si
atau Pasal 3 Undang–Undang No. 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Undang–Undang

ne
ng
No.20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang–Undang
No.31 Tahun 1999 JIS Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP

do
gu berdasarkan Surat Perintah Penyidikan, No. Sprin DIK–
17/01/04/2014 adalah tidak sah dan tidak berdasarkan atas
hukum dan oleh karenanya Penetapan Tersangka aquo tidak

In
A
mempunyai kekuatan hukum mengikat.”;
- Putusan Perkara Praperadilan Pengadilan Negeri Bengkayang
ah

lik
No. 01/Pid.Prap/PN.Bky, tanggal 18 Mei 2011 Jo. Putusan
Mahkamah Agung No. 88 PK/Pid/2011, tanggal 17 Januari
am

ub
2012, yang pada intinya menyatakan tidak sahnya penyitaan
yang telah dilakukan.
10. Bahwa istilah atau frasa “Operasi Tangkap Tangan” yang dilakukan
ep
k

Termohon tidak dikenal dalam KUHAP. KUHAP mengenal istilah


“Tertangkap Tangan” sebagaimana dimaksud Pasal 1 angka 19
ah

R
KUHAP yang berbunyi, “Tertangkap tangan adalah tertangkapnya

si
seorang pada waktu sedang melakukan tindak pidana, atau dengan

ne
ng

segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan, atau


sesaat kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang
melakukannya, atau apabila sesaat kemudian padanya ditemukan

do
gu

benda yang diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak


pidana itu yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau turut
In
A

melakukan atau membantu melakukan tindak pidana itu“. ;


11. Bahwa dalam hal tertangkap tangan, orang, penegak hukum bahkan
ah

Termohon yang melakukan upaya hukum tertangkap tangan harus


lik

patuh dan taat pada ketentuan KUHAP antara lain:


1) Pasal 18 ayat (2) KUHAP yang berbunyi, “Dalam hal tertangkap
m

ub

tangan penangkapan-dilakukan tanpa surat perintah, dengan


ketentuan bahwa penangkap harus segera menyerahkan
ka

ep

tertangkap beserta barang bukti yang ada kepada penyidik atau


penyidik pembantu yang terdekat”.
ah

2) Pasal 40 KUHAP yang berbunyi, “Dalam hal tertangkap tangan


R

penyidik dapat menyita benda dan alat yang ternyata atau yang
es
M

patut diduga telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana


ng

atau benda lain yang dapat dipakai sebagai barang bukti”.


on
gu

Hal 6 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
3) Pasal 41 KUHAP yang berbunyi, “Dalam hal tertangkap tangan

a
penyidik berwenang menyita paket atau surat atau benda yang

si
pengangkutannya atau pengirimannya dilakukan oleh kantor pos
dan telekomunikasi, jawatan atau perusahaan komunikasi atau

ne
ng
pengangkutan, sepanjang paket, surat atau benda tersebut
diperuntukkan bagi tersangka atau yang berasal daripadanya dan

do
gu untuk itu kepada tersangka dan atau kepada pejabat kantor pos
dan telekomunikasi, jawatan atau perusahaan komunikasi atau
pengangkutan yang bersangkutan, harus diberikan surat tanda

In
A
penerimaan”.
4) Pasal 102 ayat (2) KUHAP yang berbunyi, “Dalam hal tertangkap
ah

lik
tangan tanpa menunggu perintah penyidik, penyelidik wajib segera
melakukan tindakan yang diperlukan dalam rangka penyelidikan
am

ub
sebagaimana tersebut pada Pasal 5 ayat (1) huruf b”. Dimana
Pasal 5 ayat (1) huruf b berbunyi, “penyelidik atas perintah
penyidik dapat melakukan tindakan berupa: 1) penangkapan,
ep
k

larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan penahanan,


ah

2) pemeriksaan dan penyitaan surat, 3) mengambil sidik jari dan


R
memotret seseorang, 4) membawa dan menghadapkan seorang

si
pada penyidik”.

ne
ng

5) Pasal 111 ayat (1) yang berbunyi, “Dalam hal tertangkap tangan
setiap orang berhak, sedangkan setiap orang yang mempunyai
wewenang dalam tugas ketertiban, ketenteraman dan keamanan

do
gu

umum wajib, menangkap tersangka guna diserahkan berserta atau


tanpa barang bukti kepada penyelidik atau penyidik”. ;
In
A

12. Bahwa dalam hal ada orang tertangkap tangan “tertangkap” maka
prosedurnya “penangkap” yang memergoki harus segera
ah

menyerahkan tertangkap beserta barang bukti yang ada kepada


lik

penyidik atau penyidik pembantu terdekat sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 18 ayat (2) KUHAP yang berbunyi, “Dalam hal
m

ub

tertangkap tangan penangkapan-dilakukan tanpa surat perintah,


dengan ketentuan bahwa penangkap harus segera menyerahkan
ka

ep

tertangkap beserta barang bukti yang ada kepada penyidik atau


penyidik pembantu yang terdekat”.;
ah

13. Bahwa Pasal 18 ayat (2) KUHAP menunjukkan, dalam hal tertangkap
R

tangan, penangkapan dapat dilakukan tanpa surat perintah dengan


es
M

ketentuan bahwa penangkap harus:


ng

on
gu

Hal 7 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1) Segera menyerahkan tertangkap kepada penyidik atau penyidik

a
pembantu yang terdekat, beserta

si
2) Segera menyerahkan barang bukti kepada penyidik atau penyidik
pembantu yang terdekat.;

ne
ng
14. Bahwa Pasal 18 ayat (2) KUHAP menunjukkan adanya kewenangan
“penangkapan” yang merupakan bagian dari pembatasan hak asasi

do
gu manusia dan rezim dari upaya paksa “penangkapan” sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 angka 20 KUHAP, yang berbunyi,
“Penangkapan adalah suatu tindakan penyidik berupa pengekangan

In
A
sementara waktu kebebasan tersangka atau terdakwa apabila
terdapat cukup bukti guna kepentingan penyidikan atau penuntutan
ah

lik
dan atau peradilan dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam
undang-undang ini”. ;
am

ub
15. Bahwa karena “tertangkap tangan” merupakan bagian dari rezim
”penangkapan” maka sebagaimana ketentuan dari Pasal 1 angka 10
juncto Pasal 77 KUHAP maka peristiwa “tertangkap tangan” juga
ep
k

merupakan domain dari pranata lembaga praperadilan. Di mana


ah

pihak yang dirugikan berhak dan berwenang untuk menguji


R
keabsahan peristiwa tertangkap tangan, terlebih apabila itu dilakukan

si
oleh penegak hukum yaitu Termohon yang melakukan “operasi

ne
ng

tangkap tangan”. ;
16. Bahwa terhadap orang yang disangka “tertangkap tangan” melekat
padanya secara otomatis status “Tersangka”, yang secara implisit

do
gu

dijelaskan Pasal 111 ayat (1) yang berbunyi, “Dalam hal tertangkap
tangan setiap orang berhak, sedangkan setiap orang yang
In
A

mempunyai wewenang dalam tugas ketertiban, ketenteraman dan


keamanan umum wajib, menangkap tersangka guna diserahkan
ah

berserta atau tanpa barang bukti kepada penyelidik atau penyidik”.


lik

Namun prosedurnya adalah menyerahkan: 1) tertangkap beserta 2)


barang bukti kepada penyidik, berdasarkan Pasal 18 ayat (2)
m

ub

KUHAP. ;
17. Bahwa Pasal 111 ayat (1), menunjukkan bahwa orang yang terduga
ka

ep

sebagai pelaku “tertangkap tangan” melekat padanya status sebagai


Tersangka. Padahal sebagaimana pertimbangan hukum Mahkamah
ah

Konstitusi Republik Indonesia Nomor 21/PUU-XII/2014, tanggal 28


R

April 2015, di halaman 105-106, yang berbunyi, “Oleh karena


es
M

penetapan tersangka adalah bagian dari proses penyidikan yang


ng

merupakan perampasan terhadap hak asasi manusia maka


on
gu

Hal 8 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
seharusnya penetapan tersangka oleh penyidik merupakan objek

a
yang dapat dimintakan perlindungan melalui ikhtiar hukum pranata

si
praperadilan” ;
18. Bahwa dengan demikian perbuatan Termohon melakukan Operasi

ne
ng
Tertangkap Tangan terhadap Pemohon merupakan bagian dari 2
(dua) upaya paksa sekaligus terhadap Pemohon yaitu: 1)

do
gu penangkapan, 2) penetapan tersangka, yang mana kedua upaya
paksa tersebut dapat dimintakan uji keabsahan ke pranata Lembaga
Praperadilan.

In
A
19. Bahwa Operasi Tangkap Tangan tanggal 1 Desember 2016, yang
dilakukan oleh Termohon terhadap Pemohon, menjadi dasar
ah

lik
Termohon untuk melakukan rangkaian tindakan selanjutnya terhadap
Pemohon termasuk upaya paksa yaitu berupa:
am

ub
1) Pembuatan Laporan Kejadian Tindak Pidana Korupsi (LKTPK)
Nomor LKTKP-51/KPK/12/2016, tanggal 2 Desember 2016.
2) Terbitnya Surat Perintah Penyidikan Surat Perintah Penyidikan
ep
k

Nomor Sprint. Dik- 91 /01/12/2016, tanggal 2 Desember 2016


ah

sekaligus Penetapan Status Tersangka atas diri Pemohon.


R
3) Terbitnya Penetapan Surat Perintah Penahanan Nomor Sprin.Han

si
97/01/12/2016, tanggal 2 Desember 2016 dan Surat Perintah

ne
ng

Penahanan Lanjutan Nomor: Sprin.Han-103/23/12/2016, tanggal


16 Desember 2016.
4) Terbitnya Surat Perintah Penggeledahan Sprint.Dah 71/20-

do
gu

23/12/2016 tertanggal 02 Desember 2016.


5) Surat Perintah Penyitaan Sprin.Sita 98/01/12/2016, tanggal 2
In
A

Desember 2016 terhadap harta benda Pemohon.


20. Bahwa tindakan Termohon melakukan “Operasi Tangkap Tangan”
ah

sejak tanggal 1 Desember 2016, berdasarkan Berita Acara


lik

Tertangkap Tangan, tanggal 2 Desember 2016 yang dibuat di kantor


Termohon di HR. Rasuna Said, Kav. C-1, Jakarta Selatan, DKI
m

ub

Jakarta BUKAN di kediaman Pemohon, Sari Asih IV No. 16,


Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat, oleh Sdr. Penyidik
ka

ep

Rizka Anungnata merupakan upaya paksa penangkapan sekaligus


penetapan tersangka. ;
ah

21. Bahwa tindakan penangkapan, hanya dapat oleh dilakukan terhadap


R

seorang yang diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan


es
M

bukti permulaan yang cukup sebagaimana disebutkan Pasal 17


ng

KUHAP yang berbunyi: “Perintah penangkapan dilakukan terhadap


on
gu

Hal 9 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
seorang yang diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan

a
bukti permulaan yang cukup”. Sementara penjelasan Pasal 17

si
KUHAP, definisi dari “bukti permulaan yang cukup” ialah bukti
permulaan untuk menduga adanya tindak pidana sesuai dengan

ne
ng
ketentuan Pasal 1 butir 20. Pasal ini menunjukan bahwa perintah
penangkapan tidak dapat dilakukan dengan sewenang-wenang,

do
gu tetapi ditujukan kepada mereka yang betul-betul melakukan tindak
pidana. ;
22. Bahwa Operasi Tangkap Tangan yang dilakukan Termohon terhadap

In
A
Pemohon, sejak tanggal 1 Desember 2016, berdasarkan Berita Acara
Tertangkap Tangan, tanggal 2 Desember 2016, merupakan Rezim
ah

lik
dari upaya paksa “penangkapan” karena Termohon dengan sekitar
15 orang pegawainya melakukan upaya paksa sebagaimana
am

ub
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b antara lain : 1) memerintah
Pemohon untuk memanggil suami Pemohon, 2) melarang Pemohon
meninggalkan rumah dan memerintah Pemohon untuk tidak pergi
ep
k

kemana-mana, 3) memaksa dan memerintah Pemohon diperiksa


ah

pada sekitar pukul 03.00 WIB dini hari tanggal 2 Desember 2016, dan
R
4) menangkap Pemohon dan membawa Pemohon ke Jakarta. ;

si
23. Bahwa Pemohon ketahui, selain Berita Acara Tertangkap Tangan,

ne
ng

tanggal 2 Desember 2016 yang Pemohon tandatangani di kantor


Termohon di Jakarta, Termohon membuat Laporan Kejadian Tindak
Pidana Korupsi Nomor LKTKP-51/KPK/12/2016, tanggal 2 Desember

do
gu

2016, kemudian Termohon menerbitkan dan menetapkan Penetapan


Surat Perintah Penyidikan KPK RI Nomor Sprint. Dik- 91 /01/12/2016,
In
A

tanggal 2 Desember 2016 sekaligus Penetapan Status Tersangka


atas diri Pemohon. ;
ah

24. Bahwa berdasarkan Berita Acara Tertangkap Tangan, tanggal 2


lik

Desember 2016 dan Penetapan Surat Perintah Penyidikan KPK RI


Nomor Sprint. Dik- 91 /01/12/2016, tanggal 2 Desember 2016
m

ub

sekaligus Penetapan Status Tersangka atas diri Pemohon, maka


Pemohon mendapatkan status Tersangka sebanyak 2 kali yang
ka

ep

seluruhnya tanpa barang bukti dan/atau alat bukti yang patut yaitu:
1) Pada saat Operasi Tertangkap Tangan, tanggal 1 Desember 2016,
ah

sekitar pukul 19.00 WIB, di Cimahi, Jawa Barat, berdasarkan


R

Berita Acara Tertangkap Tangan, tanggal 2 Desember 2016, yang


es
M

menurut hukum status Pemohon adalah sebagai Tersangka


ng

sebagaimana Pasal 111 ayat (1) yang berbunyi, “Dalam hal


on
gu

Hal 10 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tertangkap tangan setiap orang berhak, sedangkan setiap orang

a
yang mempunyai wewenang dalam tugas ketertiban, ketenteraman

si
dan keamanan umum wajib, menangkap tersangka guna
diserahkan berserta atau tanpa barang bukti kepada penyelidik

ne
ng
atau penyidik”. Namun, tidak ada uang Rp. 500 juta yang
dituduhkan Termohon sebagai bukti Pemohon Tertangkap Tangan;

do
gu 2) Pada saat ekspose di kantor Termohon oleh Penyidik, Direktur dan
Pimpinan Termohon yang disampaikan pada waktu konferensi
pers oleh Wakil Ketua Termohon, Basaria Panjaitan, di Kantor

In
A
Termohon pada tanggal 2 Desember 2016, sekitar pukul 21.00
WIB, Penetapan Surat Perintah Penyidikan KPK RI Nomor Sprint.
ah

lik
Dik- 91 /01/12/2016, tanggal 2 Desember 2016 sekaligus
Penetapan Status Tersangka atas diri Pemohon yang menurut
am

ub
hukum status Pemohon adalah sebagai Tersangka sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 angka 14 yang berbunyi, “Tersangka
adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya,
ep
k

berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak


pidana”. Di mana, Termohon juga tidak menunjukkan adanya uang
ah

R
Rp. 500 juta sebagai bukti Pemohon Tertangkap Tangan;

si
Bagaimana mungkin seseorang mendapatkan status tersangka

ne
ng

dalam perkara yang sama sebanyak dua kali? Itu terjadi dalam
rentang waktu kurang dari 2 x 24 jam? Dan yang paling aneh adalah
sejak Pemohon dituduh tertangkap tangan terlibat menerima suap,

do
gu

Pemohon tidak pernah ditunjukkan adanya barang bukti uang suap


sebesar Rp. 500 juta. ;
In
A

25. Bahwa berdasarkan hal di atas serta mengacu pada ketentuan Pasal
77 s/d 83 KUHAP dan Putusan Mahkamah Konstitusi Republik
ah

Indonesia Nomor 21/PUU–XII/2014 tanggal 28 April 2015, adalah


lik

cukup dan beralasan hukum bagi Pemohon untuk mengajukan uji


keabsahan terhadap upaya paksa yang dilakukan Termohon berupa :
m

ub

1) Operasi Tertangkap Tangan, sejak 1 Desember 2016,


sebagaimana Berita Acara Tertangkap Tangan, tanggal 2 Desember
ka

ep

2016 yang Pemohon tandatangani di kantor Termohon di Jakarta, 2)


Surat Perintah Penyidikan Nomor Sprint. Dik- 91 /01/12/2016, tanggal
ah

2 Desember 2016 sekaligus Penetapan Status Tersangka atas diri


R

Pemohon. ;
es
M

ng

on
gu

Hal 11 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
B. WAKTU PENGAJUAN PRA PERADILAN

a
26. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 82 ayat (1) huruf d KUHAP

si
sebagaimana dimaksud dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
102/PUU – XIII/2015 tanggal 9 November 2016, yang amarnya

ne
ng
berbunyi : “Menyatakan Pasal 82 ayat (1) huruf d Undang–Undang
Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran

do
gu Negara Republik Indonesia Nomor 3258) bertentangan dengan
Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan
tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang frasa “suatu

In
A
perkara sudah mulai diperiksa” tidak dimaknai “permintaan
praperadilan gugur ketika perkara pokok telah dilimpahkan dan telah
ah

lik
dimulai sidang pertama terhadap pokok perkara atas nama
terdakwa/pemohon praperadilan”. ;
am

ub
27. Bahwa berdasarkan Pasal 2 ayat (5) PERMA RI Nomor 4 Tahun
2016, berbunyi: “Praperadilan diajukan dan diproses sebelum perkara
pokok disidangkan di pengadilan negeri, jika perkara pokok sudah
ep
k

mulai diperiksa maka perkara Praperadilan gugur.” ;


ah

28. Bahwa berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 102/PUU


R
– XIII/2015 tanggal 9 November 2016 jo. PERMA RI Nomor 4 Tahun

si
2016, Permohonan Praperadilan Pemohon patut dan beralasan

ne
ng

hukum untuk diterima, diperiksa dan diadili oleh Ketua Pengadilan


Negeri Jakarta Selatan karena masih dalam tenggang waktu yang
sah menurut peraturan. ;

do
gu

II. ALASAN PERMOHONAN PRAPERADILAN


In
A

A. FAKTA-FAKTA
1. Bahwa Pemohon pernah menjabat sebagai Walikota Kota Cimahi
ah

untuk periode 2012 s.d 2016 berdasarkan Surat Keputusan Menteri


lik

Dalam Negeri No. 131.32-745 tahun 2012 tertanggal 19 Oktober


2012.;
m

ub

2. Bahwa Pemohon sedang mencalonkan diri kembali sebagai Walikota


Kota Cimahi berdasarkan Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum
ka

ep

Kota Cimahi Nomor: 200/Kpts/KPU Kota Cimahi/011.329201/X/2016


tentang Penetapan Pasangan Calon Dalam Pemilihan Walikota dan
ah

Wakil Walikota Cimahi Tahun 2017, yaitu:


R

es
M

ng

on
gu

Hal 12 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
Nomor Nama Pasangan Calon Partai
Urut Pengusung

ne
ng
1 Calon Walikota : Hj. Atty Suharti, SE 1. Partai Golkar
Calon Wakil Walikota : Ir. H. Achmad Zulkarnaen, MT 2. PKS

do
gu 3. Partai
Nasdem
2 Calon Walikota : H. Asep Hadad Didjaya, SE, 1. Partai

In
A
SH, MM. Gerindra
Calon Wakil Walikota :dr. R. Adj. Irma Indriyani 2. Partai
ah

lik
Demokrat
3 Calon Walikota : Ir. H. Ajay Muhammad Priatna, 1. PDI
am

ub
MM Perjuangan
Calon Wakil Walikota : Letkol (Inf) Ngatiana 2. PPP
3. PKB
ep
k

4. PAN
ah

si
3. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 70 ayat (3) UU No. 10 Tahun
2016 tentang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Walikota dan

ne
ng

Wakil Walikota, Bupati dan Wakil Bupati, yang berbunyi, “Gubernur


dan wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil
Walikota yang mencalonkan kembali pada daerah yang sama,

do
gu

selama masa kampanye harus memenuhi ketentuan: a. Menjalani


cuti diluar tanggungan Negara; dan b. Dilarang menggunakan
In
A

fasilitas yang terkait dengan jabatannya”. ;


4. Bahwa Pemohon selama menjabat sebagai Walikota memiliki
ah

lik

prestasi di pemerintahan dan keuangan pemerintahan sebagai


berikut: ;
a. Pemohon mengantarkan Kota Cimahi memperoleh predikat
m

ub

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa


ka

Keuangan sejak tahun 2013, 2014 dan 2015.


ep

b. Pemohon mengantarkan Kota Cimahi mendapatkan


penghargaan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
ah

(KPPD) 2012 dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).


R

es

c. Pemohon mengantarkan Kota Cimahi mendapatkan Anugerah


M

Pangripta Nusantara Provinsi Jawa Barat tahun 2015 karena


ng

on
gu

Hal 13 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Kota Cimahi dinilai sebagai perencana pembangunan kota

a
terbaik tahun 2015.

si
d. Pemohon mengantarkan Kota Cimahi meraih penghargaan
Parasamya Purnakarya Nugraha yaitu penghargaan tertinggi

ne
ng
dalam bidang pemerintahan kepada pemerintah daerah yang
selama tiga tahun berturut-turut bersatus kinerja terbaik dalam

do
gu e.
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Pemohon mengantarkan Kota Cimahi memperoleh
penghargaan apresiasi atas prestasi kinerja dengan predikat

In
A
sangat tinggi dalam penyelenggaraan pemerintah daerah pada
peringatan HUT ke-20 Otonomi Daerah, di Kabupaten Kulon
ah

lik
Progo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin, 25 April
tahun 2016.
am

ub
f. Pemohon mengantarkan Kota Cimahi menjadi percontohan ULP
Tingkat Nasional pada Proyek Modernisasi Pengadaan MCA-
Indonesia yang difasilitasi oleh Millenium Challenge Account
ep
k

Indonesia (MCA-Indonesia) dan Lembaga Kebijakan


ah

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).


R
5. Bahwa Pemohon sejak 26 Oktober 2016 sampai dengan tanggal 1

si
Desember 2016 telah, sedang dan masih sibuk mempersiapkan

ne
ng

kampanye untuk Pemohon yang mencalonkan diri kembali dalam


Pilkada Tahun 2017 di Kota Cimahi. ;
6. Bahwa Pemohon merupakan Pasangan Calon dalam pemilihan

do
gu

Walikota Cimahi untuk periode 2017-2022 sebagaimana Surat


Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kota Cimahi Nomor:
In
A

200/Kpts/KPU Kota Cimahi/011.329201/X/2016 tentang Penetapan


Pasangan Calon Dalam Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota
ah

Cimahi Tahun 2017. ;


lik

7. Bahwa Pemohon telah Non Aktif sebagai Walikota karena menjalani


cuti sejak 28 Oktober 2016 sampai 11 Februari 2017. Di mana
m

ub

Pemohon saat ini tidak memiliki kewenangan apapun di lingkungan


Kota Cimahi. Selama cuti, seluruh kewenangan Pemohon diserahkan
ka

ep

kepada Pelaksana Tugas. Kemudian yang memiliki kewenangan dan


kekuasaan pemerintahan di lingkup Kota Cimahi adalah Pelaksana
ah

Tugas (Plt.) Bapak Sudiarto. ;


R

8. Bahwa selama masa cuti sebagaimana tersebut di atas, seluruh


es
M

kewenangan Pemohon diserahkan sepenuhnya kepada Pelaksana


ng

Tugas di lingkungan pemerintahan Kota Cimahi yang dijabat oleh


on
gu

Hal 14 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
(Plt.) Bapak Sudiarto dan Pemohon tidak pernah lagi berhubungan

a
dan atau komunikasi terkait urusan Pemerintah Kota Cimahi. ;

si
9. Bahwa Pemohon telah pula mengembalikan semua fasilitas yang
diberikan oleh Pemerintah Kota Cimahi kepada Pemohon, baik itu

ne
ng
Mobil Dinas, Rumah Dinas dan atau Fasilitas lain sebagai sarana dan
prasarana walikota Cimahi. ;

do
gu 10. Bahwa selanjutnya Pemohon tingggal di rumah kediaman Pemohon
di Jl. Sari Asih IV No. 16, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, Jawa
Barat bersama dengan 4 anak dan menantu serta cucu. ;

In
A
11. Bahwa sampai sebelum tanggal 1 Desember 2016, aktivitas
keseharian Pemohon dilakukan untuk kampanye pemilihan Walikota
ah

lik
Cimahi sebagaimana jadwal yang telah disusun dan diagendakan
oleh Tim Sukses dan KPU Kota Cimahi.
am

ub
12. Bahwa pada tanggal 1 Desember 2016 sekitar pukul 19.00 WIB,
Termohon dengan sekitar 15 orang pegawainya datang ke rumah
Pemohon di Jl. Sari Asih IV No. 16, Kecamatan Sukasari, Kota
ep
k

Bandung, Jawa Barat. Termohon mencari Sdr. Itoc Tochija (suami


ah

Pemohon). Termohon memaksa orang-orang di rumah untuk


R
menunjukkan di mana keberadaan Sdr. Itoc Tochija. Berikut

si
merupakan kronologis peristiwa tanggal 1 Desember 2016:

ne
ng

a. Bahwa sekitar Pukul 19.00 WIB., rombongan Termohon yang


berjumlah sekitar 15 Orang datang ke rumah Pemohon dengan
menggunakan 5 kendaraan R4 Toyota Innova bernomor polisi B

do
gu

1009 URI, B 1010 URI, B 1485 UYN, Mitsubishi Pajero


bernomor polisi B 1050 GJC, dan Suzuki X-Over bernomor
In
A

polisi B 1766 ZF dengan maksud untuk bertemu dengan Itoc


Tochija yang pada saat itu sedang pergi keluar rumah;
ah

b. Bahwa pada awalnya Pemohon sempat menduga kedatangan


lik

Termohon dan rombongan merupakan tim lawan atau


kompetitor melakukan cara ilegal intimidatif untuk menakuti Tim
m

ub

Sukses dan Tim Kampanye Pemohon dengan datang ke rumah


Pemohon dengan cara bergerombol. Berdasarkan alasan
ka

ep

tersebut, Pemohon merasa memiliki keperluan untuk


menghubungi Sdr. Itoc Tochija untuk mengusir orang-orang
ah

tersebut;
R

c. Bahwa sekitar pukul 20.30 WIB., setelah mendapat telepon dari


es
M

Pemohon, Sdr. Itoc Tochija pulang ke rumah. Di mana


ng

on
gu

Hal 15 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sesampainya di rumah, Sdr. Itoc Tochija meminta Pemohon

a
untuk keluar dari rumah dan bertemu dengan Termohon;

si
d. Bahwa saat menemui Termohon di luar rumah, pegawai
Termohon bertanya kepada Pemohon mengenai persoalan

ne
ng
uang suap yang diberikan oleh Pengusaha terkait Proyek
Pembangunan Pasar Atas Cimahi Tahap ke II yang akan

do
gu dilakukan di tahun 2017. Terhadap pertanyaan tersebut
Pemohon sampaikan tidak tahu apa-apa tentang uang, namun
Termohon bersikeras dan berulang-ulang menanyakan hal yang

In
A
sama, atas hal tersebut Pemohon juga berulang-ulang
mempersilahkan Termohon untuk mencari dan menggeledah
ah

lik
rumah Pemohon jika memang diduga ada uang suap untuk diri
Pemohon;
am

ub
e. Bahwa sejak sampai di rumah Pemohon pada 1 Desember
2016, sekitar pukul 19.00 WIB s.d tanggal 2 Desember 2016
sekitar pukul 05.30 WIB (sekitar 9 jam berada di area rumah
ep
k

Pemohon), Termohon tidak pernah sekalipun melakukan


ah

penggeledahan terhadap diri Pemohon, Sdr. Itoc Tochija,


R
anak-anak maupun lingkungan rumah. Pun, Termohon tidak

si
masuk ke dalam rumah, namun hanya berada di halaman

ne
ng

rumah. Sementara Pemohon dan Sdr. Itoc Tochija beserta


anak-anak dilarang untuk keluar dari rumah oleh Termohon.
f. Bahwa sekitar pukul 24.00 WIB, Pemohon diperintahkan oleh

do
gu

suami, Itoc Tochija, untuk istirahat di dalam kamar dengan


alasan pertimbangan kesehatan Pemohon yang rentan
In
A

terhadap penyakit paska Pemohon melakukan Transplantasi


Ginjal, mengingat Pemohon besok paginya harus melakukan
ah

kampanye ke beberapa tempat sesuai dengan jadwal


lik

kampanye yang telah dibuat dan didaftarkan kepada KPU Kota


Cimahi. Selain itu, Pemohon berpikir masalah dengan
m

ub

Termohon adalah urusan dari Suami Pemohon, Sdr. Itoc


Tochija;
ka

ep

g. Bahwa sekitar pukul 03.00 WIB (dini hari, 2 Desember 2016),


Pemohon dibangunkan oleh suami, Itoc Tochija. Kemudian
ah

diwawancarai secara terpisah oleh Termohon dengan


R

pertanyaan yang sama mengenai uang suap terkait Proyek


es
M

Pasar Atas Baru Cimahi. Pemohon tegaskan bahwa Pemohon


ng

tidak mengetahui urusan tersebut dan kembali mempersilahkan


on
gu

Hal 16 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Termohon untuk melakukan penggeledahan dan pengecekan di

a
rumah Pemohon;

si
h. Bahwa selama pemeriksaan, tidak ada Berita Acara yang dibuat
oleh Termohon, meskipun demikian Pemohon selalu

ne
ng
menegaskan bahwa apapun yang dilakukan oleh Itoc Tochija
adalah urusan dari yang bersangkutan, karena Pemohon tidak

do
gu pernah mengetahuinya sehingga tidak ada kewajiban Pemohon
untuk mempertanggungjawabkan terhadap apa yang dilakukan
oleh Itoc Tochija, meskipun yang bersangkutan sebagai suami

In
A
Pemohon;
i. Bahwa pemeriksaan terhadap Pemohon dilakukan sampai
ah

lik
berkumandang adzan subuh tepatnya sekitar Pukul 04.30 WIB.
Setelah itu, Pemohon dipersilahkan untuk siap-siap ikut
am

ub
Termohon ke kantor Termohon di Jakarta untuk di-BAP
sebagai saksi. Pemohon bersikeras menolak mengingat harus
melakukan kampanye, namun pegawai Termohon
ep
k

menyampaikan agar sebaiknya bertindak kooperatif dengan


ah

mempermudah proses pemeriksaan;


R
j. Bahwa sekitar pukul 05.00 WIB, Pemohon berdiskusi dengan

si
anak Pemohon yakni Triya dan menantu bernama Sari untuk

ne
ng

memutuskan berangkat menemani Bapak ke Jakarta atau tidak.


Setelah mendengarkan pendapat mereka, Pemohon akhirnya
memutuskan untuk berangkat menemani Bapak ke Jakarta;

do
gu

k. Bahwa sekitar pukul 05.15 WIB, Pemohon meminta sdr. Triya


(anak Pemohon) untuk menyiapkan uang sekedar untuk bekal
In
A

di Jakarta. Sari (menantu) sempat melarang namun Pemohon


berkeras perlu membawa uang karena ada saja kebutuhan di
ah

Jakarta nanti untuk sewa hotel, makan atau untuk kebutuhan


lik

Bapak. Triya menyiapkan uang sebesar Rp. 15 juta. Sementara


di dompet Pemohon ada uang Rp. 1 juta;
m

ub

l. Bahwa pada sekitar pukul 05.30 WIB, Pemohon dan Suami


bersama-sama Termohon berangkat ke kantor Termohon di
ka

ep

Jakarta dengan menggunakan dua mobil terpisah.


13. Bahwa Pemohon dibawa sebagai saksi ke Jakarta tanpa mengetahui
ah

apa sebenarnya kejahatan yang disangkakan kepada Pemohon.


R

Termohon juga tidak menunjukkan adanya barang bukti “menerima


es
M

hadiah atau janji” yang disangkakan diterima Pemohon sebesar


ng

Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah). Termohon juga tidak


on
gu

Hal 17 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
menunjukkan adanya uang atau barang atau benda berharga lainnya

a
yang ditujukan kepada Pemohon pada saat tanggal 1 Desember

si
2016 dan/atau 2 Desember 2016 sebagai bentuk wujud barang bukti
tindak pidana “menerima hadiah atau janji”. ;

ne
ng
14. Bahwa kemudian di kantor Termohon, Termohon memaksa Pemohon
menandatangani Berita Acara Tertangkap Tangan, 2 Desember 2016

do
gu yang mana di dalamnya Termohon mengamankan uang milik
Pemohon sebesar Rp.16.000.000,-. Uang Pemohon yang disita di
Kantor Termohon, -bukan di rumah Pemohon- sebagaimana Berita

In
A
Acara Operasi Tangkap Tangan, merupakan uang yang diberikan
oleh anak Pemohon, Triya dan merupakan uang “pegangan”
ah

lik
Pemohon saat mendampingi Suami, Itoc Tochija saat menjalani
pemeriksaan di Jakarta. ;
am

ub
15. Bahwa kemudian sesampainya di kantor Termohon, Termohon
memaksa Pemohon untuk menandatangani Berita Acara Tertangkap
Tangan, 2 Desember 2016 dengan barang bukti terkait tindak pidana
ep
k

berupa:
ah

1) Kartu BNI Platinum No. 4512490020098586 atas nama Atty


R
Suharti;

si
2) Kartu BNI Mastercard No. 5264 2223 60705586 atas nama Atty

ne
ng

Suharti;
3) Kartu BCA Platinum No. 4453770003753904 atas nama Atty
Suharti;

do
gu

4) Kartu BCA Prioritas No. 6019004007461682 atas nama Atty


Suharti;
In
A

5) Kartu OCBC Bank Liquid Platinum No. 4645 8311 0073 3865
atas nama Atty Suharti;
ah

6) Uang kertas dengan Jumlah Rp.16.000.000 dengan rincian


lik

sebagai berikut:
a. Pecahan Rp.50.000 sebanyak 120 Lembar dengan Total Rp.
m

ub

6.000.000; dan
b. Pecahan Rp.100.000 sebanyak 100 Lembar Total
ka

ep

Rp.10.000.000,00;
7) Satu Buah Hand Phone Model A 1429, FCC_ID: BCG E2599A,
ah

IMEI 013620008180861 warna Putih beserta Casing Lolypoly;


R

16. Bahwa barang sebagaimana tersebut di atas tidak terkait dengan


es
M

tindak pidana, karena barang tersebut dibawa oleh Pemohon pada


ng

saat datang ke kantor Termohon termasuk di antaranya uang


on
gu

Hal 18 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sebesar Rp. 16.000.000,- yang diberikan oleh anak Pemohon,

a
sebagai “pegangan” Pemohon selama mendampingi Suami, Itoc

si
Tochija menjalani pemeriksaan oleh Termohon di kantor Termohon. ;
17. Bahwa atas dasar Berita Acara Tertangkap Tangan Tersebut

ne
ng
Termohon mengeluarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor: Sprin-
dik-91/01/12/2016, tanggal 2 Desember 2016, Termohon

do
gu mengeluarkan surat perintah penyidikan sekaligus menetapkan
Pemohon sebagai Tersangka ijon Proyek Pasar Atas Cimahi. ;
18. Bahwa Termohon kemudian melakukan Pemeriksaan terhadap

In
A
Pemohon sebagai Tersangka bukan sebagai saksi sebagaimana
yang terdapat di dalam Berita Acara Pemeriksaan, tanggal 2
ah

lik
Desember 2016 oleh Penyidik Rizka Anungnata, di Kantor
Termohon, padahal pada waktu di rumah Pemohon, Termohon
am

ub
hanya meminta Pemohon untuk ikut ke Jakarta untuk diperiksa
sebagai saksi. ;
19. Bahwa berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor: Sprin-dik-
ep
k

91/01/12/2016, tanggal 2 Desember 2016, Termohon menerbitkan


ah

Surat Perintah Penyidikan sekaligus menetapkan Pemohon sebagai


R
Tersangka atas ijon Proyek Pasar Atas Cimahi. Berikut merupakan

si
pernyataan resmi dari Termohon, melalui Wakil Ketua Termohon,

ne
ng

Basaria Panjaitan yang termuat di beberapa media massa:


a. “Maka KPK telah melakukan ekspose dan diputuskan
meningkatkan status perkara ke tingkat penyidikan

do
gu

SEKALIGUS menetapkan AST dan MIT sebagai tersangka


penerima suap," ucap Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan di
In
A

kantornya, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat


(2/12/2016).
ah

b. "MIT harusnya menerima Rp 6 miliar dari kesepakatan antar


lik

mereka atas proyek tahap II Pasar Atas Baru. MIT sebagai


suami AST yang juga mantan Wali Kota memberikan jabatan
m

ub

kepada pengganti, MIT masih turut kendalikan semua kebijakan


pemerintah," ucap Basaria.
ka

ep

c. “Keduanya disangka menerima suap sebesar Rp 500 juta


berkaitan dengan proyek ijon pembangunan tahap dua Pasar
ah

Atas Baru Cimahi. Proyek itu bernilai Rp 57 miliar”.


R

d. "MIT harusnya menerima Rp 6 miliar dari kesepakatan antar


es
M

mereka atas proyek tahap II Pasar Atas Baru. MIT sebagai


ng

suami AST yang juga mantan Wali Kota memberikan jabatan


on
gu

Hal 19 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kepada pengganti, MIT masih turut kendalikan semua kebijakan

a
pemerintah”, ucap Basaria.

si
e. “Mereka disangka mendapatkan suap dari pengusaha atas
nama Triswara Dhanu Brata dan Hendriza Soleh Gunadi. Dua

ne
ng
pengusaha itu juga ditetapkan sebagai tersangka pemberi
suap”.

do
gu (sumber https://news.detik.com/berita/d-3361548/kpk-tetapkan-
wali-kota-nonaktif-cimahi-dan-suaminya-sebagai-tersangka-
suap, diakses pada 20 Desember 2016)

In
A
f. “Setelah pemeriksaan 1x24 jam, KPK telah melakukan ekspose
dan diputuskan meningkatkan status ke tingkat penyidikan,
ah

lik
dengan menetapkan 4 tersangka, AST, MIT, TDB dan HSG,"
ujar Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan dalam jumpa pers di
am

ub
Gedung KPK Jakarta, Jumat (2/12/2016). "Menurut pengakuan
mereka, uang itu telah diberikan kepada MIT (Itoc)," kata
Basaria.
ep
k

(http://nasional.kompas.com/read/2016/12/02/22034371/kpk.tet
ah

apkan.wali.kota.cimahi.dan.suaminya.sebagai.tersangka,
R
diakses pada 20 Desember 2016)

si
g. “Penyidik mengamankan buku tabungan transaksi penarikan

ne
ng

Rp.500 juta. Uang itu menurut pengakuan dari TDB dan HSG
diberikan kepada MIT terkait dengan ijon proyek Pasar Atas
Baru yang ada di Cimahi dan sedang dalam pembangunan

do
gu

tahap II. Nilai proyeknya Rp57 miliar”. “Setelah menangkap para


pelaku, penyidik mengamankan buku tabungan yang berisi
In
A

catatan penarikan uang sebesar Rp 500 juta|”. (sumber:


http://nasional.kompas.com/read/2016/12/03/08461311/setelah.j
ah

adi.tersangka.wali.kota.cimahi.dan.suaminya.ditahan.kpk, berita
lik

diakses pada 20 Desember 2016)


20. Bahwa berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor: Sprint-
m

ub

91/01/12/2016, tanggal 2 Desember 2016 dan press conference dari


Termohon yang diwakili oleh Wakil Ketua Termohon Basaria
ka

ep

Panjaitan, Pemohon mengetahui bahwa status pemeriksaan


Pemohon dinaikkan menjadi penyidikan, sekaligus menetapkan
ah

Pemohon sebagai Tersangka suap. ;


R

21. Bahwa Pemohon baru mengetahui press conference dari Termohon


es
M

yang diwakili oleh Wakil Ketua Termohon Basaria Panjaitan di atas,


ng

barang bukti suap yang dituduhkan kepada Pemohon adalah


on
gu

Hal 20 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
fotocopy buku di rekening yang di dalamnya adanya catatan

a
penarikan uang sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)

si
sementara fisiknya tidak pernah ada. ;
22. Bahwa sejak di rumah Pemohon tanggal 1 Desember 2016, sekitar

ne
ng
pukul 19.00 WIB s.d di kantor Termohon, tanggal 2 Desember 2015,
pukul 10.00 WIB, bahkan sampai pemeriksaan selesai, tidak pernah

do
gu ada bukti uang Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah). ;
23. Bahwa berdasarkan press conference yang dilakukan oleh Termohon
tersebut di atas, selain tidak sesuai dengan fakta-fakta hukum yang

In
A
ada, Termohon dengan sengaja telah melakukan pembunuhan
karakter (Character Assassination) terhadap diri Pemohon sebagai
ah

lik
pasangan calon dalam pemilihan Walikota Cimahi tahun 2017
dengan mengatakan Pemohon terjaring Operasi Tangkap Tangan
am

ub
oleh Termohon dengan barang bukti yang disita di kantor Termohon
di Jakarta, akan tetapi seolah-olah dilakukan pada saat di rumah
Pemohon di Jl. Sari Asih IV No. 16, Kecamatan Sukasari, Kota
ep
k

Bandung, Jawa Barat.;


ah

24. Bahwa atas dasar pada suatu Operasi Tangkap Tangan, sejak
R
tanggal 1 Desember 2016, yang kemudian dibuatkan Berita Acara

si
Tertangkap Tangan, tangan 2 Desember 2016, tanpa suatu barang

ne
ng

bukti apapun dalam diri Pemohon ataupun rumah Pemohon


kemudian Termohon membuat kelengkapan administrasi dokumen
serta melakukan “upaya paksa” turunan terhadap Pemohon sebagai

do
gu

berikut:
a. Berita Acara Tertangkap Tangan, tanggal 02 Desember 2016,
In
A

yang ditandatangani di kantor Termohon, yang ditandatangani oleh


Rizka Anungnata dan disaksikan oleh Husnunnisa dan Nadia F.
ah

Pane. Rizka Anungnata bersama Tim Termohon mengamankan


lik

barang-barang sebagaimana disebutkan dalam poin No. 15 di


atas:
m

ub

b. Laporan Kejadian Tindak Pidana Korupsi, Nomor: LKTKP-


51/KPK/12/2016, tanggal 2 Desember 2016;
ka

ep

c. Surat Perintah Penyidikan Nomor: Sprint-91/01/12/2016, tanggal 2


Desember 2016.
ah

d. Berita Acara Pemeriksaan Tersangka atas nama Pemohon, pada


R

hari Jumat, 2 Desember 2016, oleh Penyidik Termohon, Yudi


es
M

Purnomo;
ng

on
gu

Hal 21 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
e. Surat Perintah Penyitaan Nomor: Sprin.Sita-98/01/12/2016,

a
tanggal 2 Desember 2016;

si
f. Surat Perintah Penahanan Nomor: Sprin.Han-97/01/12/2016,
tanggal 2 Desember 2016;

ne
ng
g. Surat Perintah Penahanan Lanjutan Nomor: Sprin.Han-
103/23/12/2016, tanggal 16 Desember 2016;

do
gu 25. Bahwa pada tanggal 3 Desember 2016, Termohon melakukan
Penggeledahan terhadap rumah Pemohon di Jl. Sari Asih IV No. 16,
Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat, kemudian

In
A
ditindaklanjuti dengan pemanggilan sejumlah saksi-saksi terkait
setelah menetapkan tersangka dan melakukan penahanan terlebih
ah

lik
dahulu kepada diri Pemohon. ;
B. TENTANG HUKUMNYA
am

ub
B.1. OPERASI TANGKAP TANGAN TERMOHON TERHADAP
PEMOHON TIDAK SAH DAN CACAT HUKUM SERTA TIDAK
BERDASARKAN HUKUM
ep
k

26. Bahwa Pemohon ditangkap, diperiksa dan dibatasi hak asasinya oleh
ah

Termohon sejak tanggal 1 Desember 2016 s.d 2 Desember 2016


R
dalam Operasi Tertangkap Tangan yang terencana, berdasarkan

si
Berita Acara Tertangkap Tangan, tanggal 2 Desember 2016, yang

ne
ng

ditandatangani oleh Rizka Anungnata, selaku Penyelidik Termohon,


dengan detail sebagai berikut:
Ia (Atty Suharti/ Pemohon) telah ditangkap karena diduga

do
gu

telah menerima sejumlah uang dari Trsiwara Dhanu Brata alias Ade
dan Hendriza Soleh Gunadi alias Ari, dalam rangka mendapatkan
In
A

proyek pembangunan di Kota Cimahi tahun 2016-2017.


Uraian singkat kejadiannya adalah sebagai berikut:
ah

Pada hari kamis tanggal 1 Desember 2016, saya (Rizka Anungnata)


lik

menerima informasi bahwa ada sejumlah uang yang sudah


diserahkan oleh Sdr. Triswara Dhanu Brata alias ADE dan Sdr.
m

ub

Hendriza Soleh Gunadi alias ARI kepada Sdr. H.M. ITOC TOCHIJA,
IR., MM melalui ajudan bernama AOM dan SENTOT. Setelah
ka

ep

dilakukan penangkapan, selanjutnya saya bersama tim KPK


mengamankan Barang dari Sdr. Atty Suharty berupa:
ah

1. Kartu BNI Platinum No 4512490020098586 atas nama Atty


R

Suharti
es
M

2. Kartu BNI Mastercard No. 5264 2223 60705586 atas nama Atty
ng

Suharti.
on
gu

Hal 22 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
3. Kartu BCA Platinum No 4453770003753904 atas nama Atty

a
Suharti

si
4. Kartu BCA Prioritas No 6019004007461682 atas nama Atty
Suharti

ne
ng
5. Kartu OCBC Bank Liquid Platinum No. 4645 8311 0073 3865
atas nama Atty Suharti.

do
gu 6. Uang kertas dengan Jumlah Rp.16.000.000 dengan rincian:
a) Pecahan Rp. 50.000 sebanyak 120 Lembar dengan Total Rp.
6.000.000,- dan

In
A
b) Pecahan Rp. 100.000 sebanyak 100 Lembar Total Rp.
10.000.000,00,
ah

lik
7. Satu Buah Hand Phone Model A 1429, FCC_ID: BCG E2599A,
IMEI 013620008180861 warna Putih beserta Casing Lolypoly.
am

ub
Dimana barang bukti tersebut diduga terkait tindak pidana.
Atas tindakan tersebut, kemudian Sdr. Atty Suharti (Pemohon)
beserta dengan bukti yang terdapat dalam penangkapan tersebut
ep
k

dibawa ke kantor Komisi Pemberantasan Korupsi untuk pemeriksaan


ah

lebih lanjut.
R
Demikianlah Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya

si
atas kekuatan sumpah jabatan kemudiandi tutup dan ditandatangani

ne
ng

di Jakarta pada hari, tanggal, bulan dan tahun tersebut diatas.


27. Bahwa kalimat, “Ia (Atty Suharti/ Pemohon) telah ditangkap karena
diduga telah menerima sejumlah uang dari Triswara Dhanu Brata

do
gu

alias Ade dan Hendriza Soleh Gunadi alias Ari, dalam rangka
mendapatkan proyek pembangunan di Kota Cimahi tahun 2016-
In
A

2017” adalah keliru dan tidak berdasarkan fakta sebenarnya karena:


a. Pada tanggal 1 Desember 2016 s.d 2 Desember 2016, Termohon
ah

lik

tidak pernah menunjukkan adanya barang bukti uang apapun yang


diterima oleh Pemohon dari Triswara Dhanu Brata alias Ade dan
Hendriza Soleh Gunadi alias Ari baik pada saat di rumah
m

ub

Pemohon, di Cimahi ataupun di kantor Termohon.


b. Termohon tidak pernah menunjukkan adanya bukti uang sebesar
ka

ep

Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) yang dituduhkan


Termohon dalam konferensi persnya di kantor Termohon oleh
ah

Wakil Ketua Termohon, Basaria Pandjaitan, baik pada saat di


R

es

rumah Pemohon, di Cimahi maupun di kantor Termohon.


M

c. Termohon menyatakan memiliki bukti penarikan uang yang


ng

dilakukan oleh Pengusaha akan tetapi bukti tersebut tidak lantas


on
gu

Hal 23 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
serta merta menunjukan bahwa Pemohonlah yang menerima uang

a
tersebut Pada tanggal 1 Desember 2016 s.d 2 Desember 2016.

si
28. Bahwa kalimat “Atas tindakan tersebut, kemudian Sdr. Atty Suharti

ne
ng
(Pemohon) beserta dengan bukti yang terdapat dalam penangkapan
tersebut dibawa ke kantor Komisi Pemberantasan Korupsi untuk

do
gu pemeriksaan lebih lanjut” adalah keliru dan tidak berdasarkan fakta
sebenarnya karena:
a. Pada tanggal 1 Desember 2016 s.d 2 Desember 2016, Termohon

In
A
tidak pernah melakukan penggeledahan dan penyitaan yang
biasanya dilakukan pada saat Operasi Tertangkap Tangan
ah

lik
sehingga tidak akan pernah ada barang bukti hasil Operasi
Tertangkap Tangan. Termohon baru melakukan penggeledahan
am

ub
dan penyitaan pada tanggal 3 Desember 2016, sehari setelah
Berita Acara Tertangkap Tangan.
b. Termohon tidak pernah mengamankan bukti sebagaimana
ep
k

dimaksud pada angka 1 s.d 7 dalam Berita Acara Tertangkap


ah

Tangan, di rumah Pemohon di Cimahi, melainkan Pemohon


R
membawa kartu-kartu bank, uang Rp.16.000.000,- (enam belas

si
juta) dan HP I-Phone ke kantor Pemohon pada pagi hari, sekitar

ne
ng

pukul 05.30 WIB, tanggal 2 Desember 2016. Uang


Rp.16.000.000,- semata-mata adalah uang saku untuk Pemohon
yang diberikan oleh anak Pemohon, Triya.

do
gu

c. Termohon kemudian melakukan penyitaan terhadap barang


bawaan Pemohon pada saat di kantor Pemohon, kemudian
In
A

memaksa Pemohon untuk menandatangani Berita Acara Operasi


Tertangkap Tangan dan Termohon telah membuat seolah-olah
ah

barang tersebut dilakukan penyitaan pada saat di rumah


lik

Pemohon.
29. Bahwa Operasi Tangkap Tangan yang dilakukan oleh Termohon
m

ub

sesungguhnya tidak dikenal dalam UU No. 8 Tahun 1981 tentang


Hukum Acara Pidana (KUHAP), namun Pasal 1 ayat 19 KUHAP
ka

ep

menyebutkan bahwa Tertangkap Tangan adalah “tertangkapnya


seorang pada waktu sedang melakukan tindak pidana, atau dengan
ah

segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan, atau


R

sesaat kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang


es
M

melakukannya, atau apabila sesaat kemudian padanya ditemukan


ng

benda yang diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak


on
gu

Hal 24 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
pidana itu yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau turut

a
melakukan atau membantu melakukan tindak pidana itu.” Di mana

si
menurut Yahya Harahap, yang termasuk tertangkap tangan ada 4
kriteria atau 4 jenis, yaitu:

ne
ng
1) Sedang melakukan tindak pidana atau tengah melakukan tindak
pidana, pelaku dipergoki oleh orang lain.

do
gu 2) Atau dengan segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu
dilakukan.
3) Atau sesaat kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai

In
A
orang yang melakukannya.
4) Atau sesaat kemudian pada orang tersebut “ditemukan” benda
ah

lik
yang diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak
pidana yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya.
am

ub
30. Bahwa pengertian istilah “dengan segera” adalah multi tafsir. Karena
Undang-undang tidak memberi batasan waktu yang tegas.
Seandainya diambil pengertian yang agak lazim dan awam bahwa
ep
k

yang dimaksud dengan pengertian “dengan segera” identik dengan


ah

pengertian peristiwa pidana tersebut masih baru, tetap belum


R
memberikan kepastian tentang batas jangka waktu tertentu, sehingga

si
pengertian yang agak mengambang ini dapat memberi keleluasaan

ne
ng

kepada pejabat yang berwenang untuk melakukan penangkapan. R.


Soesilo memberikan pendapat mengenai contoh “dengan segera”
sebagai berikut: Apabila seorang Bayangkara mendengar suara

do
gu

orang berteriak meminta tolong. Saat itu terlihat olehnya terdapat


seseorang yang berlari keluar rumah dengan tangan berlumuran
In
A

darah kemudian ia ditangkap dan diperiksa. Sesudah orang tersebut


ditangkap dan diperiksa ternyata diketahui bahwa seseorang tersebut
ah

baru saja menganiaya seseorang. Tindak pidana penganiayaan


lik

tersebut kedapatan segera sesudah dilakukan (tertangkap tangan). ;


31. Bahwa dalam hal tertangkap tangan terdapat frase kata “segera”
m

ub

dengan demikian maka di dalam tertangkap tangan tidak terdapat


jeda waktu antara suatu tindakan pidana dengan penangkapan,
ka

ep

karena penangkapan itu sendiri merupakan respons langsung untuk


melindungi kepentingan umum, menjaga keamanan umum, dan juga
ah

untuk menghentikan suatu tindakan kejahatan atau pelanggaran.


R

Pertanyaannya adalah apakah pada tanggal 1 Desember 2016


es
M

Pemohon sedang melakukan suatu tindak pidana sehingga


ng

segera setelahnya Termohon melakukan Penangkapan? ;


on
gu

Hal 25 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
32. Bahwa berdasarkan Pasal 18 ayat (2) KUHAP menunjukkan, dalam

si
hal tertangkap tangan, penangkapan dapat dilakukan tanpa surat
perintah dengan ketentuan bahwa penangkap harus: 1) Segera

ne
ng
menyerahkan tertangkap kepada penyidik atau penyidik pembantu
yang terdekat, beserta 2) Segera menyerahkan barang bukti

do
gu kepada penyidik atau penyidik pembantu yang terdekat. ;
33. Bahwa mengacu pada Pasal 18 ayat (2) KUHAP di atas, hubungan
antara Orang Tertangkap dengan Barang Bukti merupakan sesuatu

In
A
yang mutlak dalam keadaan Tertangkap Tangan. Si Tertangkap tidak
bisa berdiri sendiri menjadi Tersangka tanpa adanya Barang Bukti.
ah

lik
Sebaliknya Barang Bukti juga merupakan benda mati bila tidak ada Si
Tertangkap. Dalam perkara Pemohon, inti delik (bestandellen) Pasal
am

ub
12 huruf a dan Pasal 11 UU 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas
UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi, adalah unsur, “menerima hadiah atau janji”. Dalam konteks
ep
k

Tertangkap Tangan maka harus diketemukan barang bukti adanya


ah

hadiah atau janji tersebut yang telah diberikan oleh Pengusaha dan
R
diterima oleh Pemohon. ;

si
34. Bahwa mengacu pada istilah yang dipergunakan oleh Pemohon,

ne
ng

frasa “Operasi” pada istilah Operasi Tangkap Tangan yang dilakukan


Termohon terhadap Pemohon, pada tanggal 1 Desember 2016,
menunjukkan bahwa perbuatan tersebut bukan serta merta atau tiba-

do
gu

tiba Termohon ada di Cimahi, Jawa Barat, melainkan sudah sejak


beberapa hari sebelumnya atau bisa jadi beberapa minggu
In
A

sebelumnya. Di mana hal tersebut menunjukkan adanya unsur


penyelidikan, perencanaan, penelitian atau setidak-tidaknya ada
ah

pengetahuan Termohon di sana. ;


lik

35. Bahwa penangkapan yang dikamuflasekan Operasi Tertangkap


Tangan yang dilakukan oleh Termohon ternyata tidak menggunakan
m

ub

surat tugas atau surat perintah penangkapan. Hal tersebut dilakukan


dengan alasan penangkapan tersebut adalah dalam hal tertangkap
ka

ep

tangan. Padahal penangkapan tersebut dilakukan oleh penyelidik


yang sedang menangani kasus tersebut sehingga penangkapan
ah

dalam hal tertangkap tangan tersebut bukanlah suatu penangkapan


R

yang tidak disengaja melainkan telah direncanakan terlebih dahulu.


es
M

Operasi Tertangkap Tangan Pemohon tidak equal dengan


ng

“kedapatan tertangkap tangan” sebagaimana dimaksud dalam Pasal


on
gu

Hal 26 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1 angka 19 KUHAP karena perbuatan Operasi Tertangkap Tangan

a
oleh Termohon merupakan sebuah upaya yang sudah direncanakan

si
dan melewati serangkaian tahap penyelidikan. ;
36. Bahwa Operasi Tertangkap Tangan yang dilakukan Termohon pada

ne
ng
tanggal 1 Desember 2016, sebetulnya bukan Operasi Tertangkap
Tangan melainkan Penangkapan sebagaimana Berita Acara

do
gu Tertangkap Tangan, tanggal 2 Desember 2016, yang berbunyi, “Ia
(Atty Suharti/ Pemohon) telah ditangkap karena diduga telah
menerima sejumlah uang dari Trsiwara Dhanu Brata alias Ade dan

In
A
Hendriza Soleh Gunadi alias Ari, dalam rangka mendapatkan proyek
pembangunan di Kota Cimahi tahun 2016-2017. Karena faktanya
ah

lik
sejak tanggal 1 Desember 2016 Pemohon ditangkap di rumah dan
dikekang kebebasannya. Namun yang aneh yang melakukan
am

ub
penangkapan dalam perkara Pemohon adalah Penyelidik dalam hal
ini Sdr. Rizka Anungnata, bukan Penyidik. ;
37. Bahwa yang berhak melakukan penangkapan adalah Penyidik
ep
k

sebagaimana Pasal 7 ayat (1) huruf d yang berbunyi, “Penyidik


ah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a karena


R
kewajibannya mempunyai wewenang: melakukan penangkapan,

si
penahanan, penggeledahan dan penyitaan”, karenanya Operasi

ne
ng

Tertangkap Tangan Termohon pada diri Pemohon tanggal 1


Desember 2016 tidak sah dan cacat hukum. ;
38. Bahwa Pemohon pada tanggal 1 Desember 2016 s.d dini hari tanggal

do
gu

2 Desember 2016 tidak pernah diperlihatkan berkenaan dengan


dugaan adanya uang suap terhadap Pemohon sebesar Rp.
In
A

500.000.000,-. Pun, Termohon juga tidak melakukan upaya


penggeledahan di rumah Pemohon. Sampai saat ini Termohon tidak
ah

pernah menyebutkan Pemohon menerima uang Rp. 500.000.000,-


lik

(lima ratus juta rupiah). Belakangan melalui keluarga dan kuasa


hukum Pemohon, Pemohon mengetahui bahwa bukti Tertangkap
m

ub

Tangan Pemohon bukan uang melainkan buku tabungan pengusaha.


Bagaimana mungkin ada tertangkap tangan tetapi barang buktinya
ka

ep

tidak ada? ;
39. Bahwa dalam kasus Tertangkap Tangan terdapat di dalamnya barang
ah

bukti. Di mana KUHAP tidak menyebutkan secara jelas tentang apa


R

yang dimaksud dengan barang bukti. Namun, dalam Pasal 39 ayat


es
M

(1) KUHAP disebutkan mengenai apa-apa saja yang dapat disita,


ng

yaitu:
on
gu

Hal 27 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a. benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau

a
sebagian diduga diperoleh dari tindakan pidana atau sebagai hasil

si
dari tindak pidana;
b. benda yang telah dipergunakan secara langsung untuk

ne
ng
melakukan tindak pidana atau untuk mempersiapkannya;
c. benda yang digunakan untuk menghalang-halangi penyelidikan

do
gu tindak pidana;
d. benda yang khusus dibuat atau diperuntukkan melakukan
tindak pidana;

In
A
e. benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak
pidana yang dilakukan. ;
ah

lik
40. Pasal 39 ayat (1) huruf b, d dan e KUHAP memiliki keterkaitan
dengan “barang bukti”. Sebagaimana Pasal 18 ayat (2) KUHAP,
am

ub
setidaknya seseorang yang tertangkap tangan melakukan tindak
pidana, terdapat pada dirinya barang bukti berupa: 1) benda yang
telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana atau untuk
ep
k

mempersiapkannya, 2) benda yang khusus dibuat atau diperuntukkan


ah

melakukan tindak pidana, 3) benda lain yang mempunyai hubungan


R
langsung dengan tindak pidana yang dilakukan. ;

si
41. Bahwa Operasi Tertangkap Tangan tanggal 1 Desember 2016, yang

ne
ng

dilakukan oleh Termohon tidak sah dan berdasarkan hukum karena


tanpa barang bukti sebagaimana prasyarat tertangkap tangan. Hal ini
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2), yang berbunyi,

do
gu

“Dalam hal tertangkap tangan penangkapan-dilakukan tanpa surat


perintah, dengan ketentuan bahwa penangkap harus segera
In
A

menyerahkan tertangkap beserta barang bukti yang ada kepada


penyidik atau penyidik pembantu yang terdekat”. Frasa, “penangkap
ah

harus segera menyerahkan tertangkap beserta barang bukti”


lik

menunjukkan dalam peristiwa tertangkap tangan ada dua elemen


yang mendasar dijadikan bahan penyelidikan dan/atau penyidikan
m

ub

yaitu: pertama, adanya Si Tertangkap Tangan, kedua, adanya


barang bukti. ;
ka

ep

42. Bahwa Pasal 18 ayat (2) merupakan perintah untuk menyerahkan


orang yang tertangkap beserta barang bukti. Dalam hal ada orang
ah

yang tertangkap namun tidak ada barang bukti atau sebaliknya ada
R

barang bukti namun tidak ada orang yang tertangkap maka tidak ada
es
M

peristiwa “tertangkap tangan”. Dengan kata lain Operasi Tangkap


ng

on
gu

Hal 28 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Tangan oleh Termohon tidak memiliki kekuatan hukum untuk

a
melakukan penangkapan dll. karena tidak adanya barang bukti.;

si
43. Bahwa setiap pasal dalam KUHP memiliki inti pasal atau inti delik
(bestanddeelen), di mana dalam konteks tertangkap tangan bagian

ne
ng
yang menjadi inti delik (bestanddeelen) yang menjadi dasar “dugaan”
atau “sangkaan” telah terjadinya tindak pidana, sebagai contoh

do
gu sebagai berikut:
1) Dalam tertangkap tangan tindak pidana perjudian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 303 KUHP, maka setidak-tidaknya Si

In
A
Penangkap menemukan adanya alat untuk melakukan judi atau
sesuatu yang dipertaruhkan, bisa uang atau barang sebagai
ah

lik
“barang bukti” Si Tertangkap Tangan dan pemenuhan inti delik
(bestanddeelen) pasal perjudian yaitu unsur “bermain judi”.
am

ub
2) Dalam kasus tertangkap tangan pencurian sebagaimana
dimaksud Pasal 362 KUHP, maka setidak-tidaknya Si
Penangkap menemukan adanya sesuatu yang diambil sebagai
ep
k

bentuk pencurian, bisa berupa harta, uang atau surat-surat,


barang atau uang sebagai “barang bukti” Si Tertangkap Tangan
ah

R
dan pemenuhan inti delik (bestanddeelen) pasal pencurian yaitu

si
unsur “mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau

ne
ng

sebagian kepunyaan orang lain”;


3) Dalam kasus tertangkap tangan suap, sebagaimana dimaksud
Pasal 12 huruf a atau Pasal 11 UU Tipikor, maka setidak-

do
gu

tidaknya Si Penangkap menemukan adanya sesuatu yang


diambil sebagai bentuk “menerima suap”, bisa berupa harta,
In
A

uang atau surat-surat, barang atau uang sebagai “barang bukti”


Si Tertangkap Tangan dan pemenuhan inti delik (bestanddellen)
ah

pasal suap UU Tipikor yaitu unsur “menerima hadian atau janji”.;


lik

44. Bahwa Operasi Tangkap Tangan oleh Termohon dan atau Pihak Lain
dalam banyak proses ada barang bukti, sebagaimana contoh:
m

ub

1) Operasi Tangkap Tangan Termohon terhadap Jaksa Urip Tri


Gunawan yang menerima suap sebesar AS$660 ribu atau
ka

ep

sekitar Rp 6 miliar dari Artalyta Suryani alias Ayin terjadi pada


2008 silam. Uang tersebut dibungkus dalam kardus dan diambil
ah

sendiri oleh Urip dari rumah Ayin di Kawasan Simprug, Jakarta


R

Selatan. Suap ini terkait dengan diterbitkannya surat perintah


es
M

penghentian penyelidikan kasus Bantuan Likuiditas Bank


ng

Indonesia (BLBI) atas nama Sjamsul Nursalim. Barang bukti


on
gu

Hal 29 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
yang diketemukan waktu Operasi Tangkap Tangan adalah uang

a
AS$660 ribu atau 6 milyar;

si
2) Operasi Tangkap Tangan Ketua Kepala Satuan Kerja
Pelaksana Kegiatan Hulu Migas dan Gas Bumi (SKK Migas)

ne
ng
Rudi Rubiandini. Barang bukti yang diketemukan waktu Operasi
Tangkap Tangan adalah uang U$$400.000,-

do
gu 3) Operasi Tangkap Tangan terhadap Fathanah. Penangkapan
dilakukan lantaran Fathanah baru saju menerima uang dari
Direktur Utama PT Indoguna Utama Maria Elizabeth Liman

In
A
melalui anak buahnya, Arya dan Juard Effendi untuk
pengurusan penambahan kuota impor daging sapi. Barang bukti
ah

lik
yang diketemukan waktu Operasi Tangkap Tangan adalah uang
Rp 1 milyar.
am

ub
4) Operasi Tangkap Tangan Akil Muchtar. Uang suap ini diberikan
terkait sengketa Pilkada Gunung Mas dan Lebak, Banten.
Barang bukti yang diketemukan waktu Operasi Tangkap Tangan
ep
k

adalah uang Sing$ 284.050 dan U$ 22 ribu.


ah

5) Operasi Tangkap Tangan terhadap Gary. Advokat M Yagari


R
Bhastara alias Gary terjaring OTT KPK saat memberikan suap

si
kepada Ketua PTUN Medan Tripeni Irianto Putro dan dua hakim

ne
ng

lainnya yakni Dermawan Ginting dan Amir Fauzi, serta satu


panitera bernama Syamsir Yusfan, di Kantor PTUN Medan.
Barang bukti yang diketemukan waktu Operasi Tangkap Tangan

do
gu

adalah uang sebesar AS$ 15 ribu dan Sing$ 5 ribu.


6) Operasi Tangkap Tangan Annas Maamun. Annas menerima
In
A

suap dari Gulat terkait status hutan tanaman industri (HTI)


seluas 140 hektar di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, yang
ah

diubah menjadi area peruntukan lainnya. Barang bukti yang


lik

diketemukan waktu Operasi Tangkap Tangan adalah uang


Sing$156 ribu dan Rp500 juta.
m

ub

7) Operasi Tangkap Tangan Numfor Yesaya Sombuk terpidana


kasus proyek Pembangunan Rekontruksi Tanggul Laut Abrasi
ka

ep

Pantai dan proyek-proyek lain di Kabupaten Biak Numfor,


APBN-P tahun anggaran 2014 di Kementerian Pembangunan
ah

Daerah Tertinggal (PDT). Barang bukti yang diketemukan waktu


R

Operasi Tangkap Tangan adalah uang Sing$ 100 ribu.


es
M

8) Operasi Tangkap Tangan Ade Swara dan Nur Latifah terpidana


ng

dalam perkara pengurusan izin Surat Pernyataan Pengelolaan


on
gu

Hal 30 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Lingkungan (SPPL) PT Tatar Kertabumi di Kabupaten

a
Karawang dan pencucian uang. Barang bukti yang diketemukan

si
waktu Operasi Tangkap Tangan adalah uang AS$424.329.
9) Operasi Tangkap Tangan Deviyanti yang telah menerima suap

ne
ng
dari pihak yang sedang beperkara dalam kasus dugaan korupsi
dana BPJS Kabupaten Subang. Barang bukti yang diketemukan

do
gu waktu Operasi Tangkap Tangan adalah uang Rp528 juta.
10) Operasi Tertangkap Tangan Mohammad Sanusi anggota DPRD
DKI periode 2014-2019 yang diduga telah melakukan Tindak

In
A
Pidana Pencucian Uang. Barang bukti yang diketemukan waktu
Operasi Tangkap Tangan adalah uang Rp1,14 miliar.
ah

lik
11) Operasi Tangkap Tangan Rohadi didakwa menjadi perantara
suap untuk Hakim Ifa Sudewi. Barang bukti yang diketemukan
am

ub
waktu Operasi Tangkap Tangan adalah uang sebesar Rp. 350
juta.
12) Operasi Tangkap Tangan Janner Purba dan Toton. Diduga
ep
k

menerima uang suap atas perkara korupsi yang sedang


ah

ditanganinya. Barang bukti yang diketemukan waktu Operasi


R
Tangkap Tangan adalah uang Rp 150 juta.

si
13) Operasi Tangkap Tangan Direktur PT Brantas Abipraya

ne
ng

(Persero) sebagai tersangka kasus pemberian suap terkait


penghentian penyelidikan atau penyidikan kasus korupsi yang
ditangani Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta. Barang bukti yang

do
gu

diketemukan waktu Operasi Tangkap Tangan adalah uang


AS$148.835.
In
A

14) Operasi Tangkap Tangan I Putu Sudiartana terkait


pembangunan 12 ruas jalan di Sumbar. Nilainya Rp 300 miliar.
ah

Barang bukti yang diketemukan waktu Operasi Tangkap Tangan


lik

adalah uang Sing$40 ribu.


15) Operasi Tangkap Tangan Dessy Arianti Edwin dan Julia
m

ub

Prasetyarini terkait Supa dalam Program Aspirasi Komisi V DPR


RI. Barang bukti yang diketemukan waktu Operasi Tangkap
ka

ep

Tangan adalah uang 33 Ribu Dollar Singapura.


16) Operasi Tangkap Tangan Andri Tristianto Sutrisna terkait jual
ah

beli kasus yang ditangani Kasubdit Kasasi Perdata Direktorat


R

Pranata dan Tata Laksana Perkara Perdata Mahkamah


es
M

Agung (MA). Barang bukti yang diketemukan waktu Operasi


ng

Tangkap Tangan adalah uang Rp 400 juta.


on
gu

Hal 31 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
17) Operasi Tangkap Tangan Edy Nasution terkait terkait

a
penundaan aanmaning (peringatan eksekusi) Putusan di

si
kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Barang bukti
yang diketemukan waktu Operasi Tangkap Tangan adalah uang

ne
ng
Rp. 150 juta.
18) Operasi Tangkap Tangan terhadap Ketua DPR Irman Gusman

do
gu terkait penerimaan Supa Kuota Import Gula dari Direktur Utama
CV Semesta Berjaya. Barang bukti yang diketemukan waktu
Operasi Tangkap Tangan adalah uang Rp. 100 juta.

In
A
19) Operasi Tangkap Tangan terhadap Dewi Yasin Limpo terkait
Program Listrik Energi Baru dan Terbarukan di Kabupaten
ah

lik
Deiyai Provinsi Papua. Barang bukti yang diketemukan waktu
Operasi Tangkap Tangan adalah uang 177.700 Dollar
am

ub
Singapura.
20) Operasi Tangkap Tangan terhadap Bupati Subang yang
bernama Ojang Suhandi sebagai tersangka dalam kasus Badan
ep
k

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kabupaten Subang


ah

tahun 2014. Barang bukti yang diketemukan waktu Operasi


R
Tangkap Tangan adalah uang Rp 385 juta.

si
21) Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Direktur Utama PT

ne
ng

E.K Prima Ekspor Indonesia, R. Rajamohanan Nair dan


Kasubdit Bukti Permulaan Direktorat Penegakan Hukum Ditjen
Pajak Kementerian Keuangan, Handang Soekarno. Barang

do
gu

bukti yang diketemukan waktu Operasi Tangkap Tangan adalah


uang 148.500 dollar AS atau setara Rp 1,9 miliar.
In
A

22) Operasi Tangkap Tangan Deputi Bidang Informasi Hukum dan


Kerja Sama Badan Keamanan Laut Bakamla (Bakamla) Eko
ah

Susilo Hadi serta dua pegawai PT. Melati Techonofo Indonesia


lik

Muhammad Adami Okta dan Hardy Stefanus, Barang bukti yang


diketemukan waktu Operasi Tangkap Tangan adalah uang
m

ub

senilai Rp2 miliar.


23) Operasi Tangkap Tangan Yudhy Tri Hartanto dan Sigit
ka

ep

Widodo yang telah menerima suap dari Hartoyo selaku Direktur


Utama PT OSMA Group, terkait proyek di Dinas Pendidikan dan
ah

Kebudayaan Kabupaten Kebumen dalam Anggaran


R

Pendapatan dan Belanja Perubahan (APBD-P) tahun 2016.


es
M

Barang bukti yang diketemukan waktu Operasi Tangkap Tangan


ng

adalah uang Rp. 70 Juta.


on
gu

Hal 32 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
24) Satuan Tugas Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Lampung

a
melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Kepala

si
Unit V Kendaraan Bermotor Polresta Bandar Lampung Ipda
Abdur Rohim. Dia ditangkap saat diduga menerima suap pinjam

ne
ng
pakai barang bukti kendaraan. Dengan Barang Bukti satu unit
mobil Lohan Losback Tronton putih dan uang sebesar Rp. 20

do
gu Juta Rupiah.
25) Tim Saber Pungli Kejaksaan Agung dan Kejaksaan Tinggi Jawa
Timur (Jatim) melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT)

In
A
terhadap jaksa yang diduga menerima suap dari kasus perkara
penjualan tanah di Sumenep, Jatim. Barang bukti yang
ah

lik
diketemukan waktu Operasi Tangkap Tangan adalah uang
sebesar Rp. 1,5 Miliar.
am

ub
26) Polisi melakukan Operasi Tangkap Tangan di Kantor
Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Jakarta Pusat. Operasi
ini diduga terkait pungutan liar (pungli) perizinan yang dilakukan
ep
k

oknum di kementerian. Barang bukti yang diketemukan waktu


ah

Operasi Tangkap Tangan adalah uang Rp. 42 Juta sedangkan


R
dari ruangan Kasi di lantai 12 terdapat barang bukti uang

si
sebesar Rp. 61 Juta Rupiah dan Enam Buku tabungan sebesar

ne
ng

Rp. 1 Miliar Rupiah.


27) Operasi Tangkap Tangan (OTT) dengan tersangka Suwandi,
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Malang, diketahui

do
gu

berawal dari laporan dua korban PNS (Guru) yang akan mutasi
dari Kalimantan Barat ke Malang. Barang bukti yang
In
A

diketemukan waktu Operasi Tangkap Tangan adalah uang Rp.


3 Juta Rupiah dan SK Pelapor.
ah

28) Tim Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) setelah


lik

mendapatkan informasi dan pengaduan dari masyarakat


melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Kepala
m

ub

Dinas Pendidikan Tapanuli Utara yang berinisial JP, bersama


dua kepala sekolah. Barang bukti yang diketemukan waktu
ka

ep

Operasi Tangkap Tangan adalah uang RP 500 juta. ;


ah

45. Bahwa berdasarkan contoh praktik Tertangkap Tangan dan/atau


R

Operasi Tangkap Tangan oleh Termohon, keberadaan “barang bukti”


es
M

yang menyertai suatu dugaan peristiwa Tertangkap Tangan mutlak


ng

harus ada atau diketemukan pada saat Tertangkap Tangan. Dalam


on
gu

Hal 33 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
hal barang bukti yang dijadikan sarana untuk mempersiapkan atau

a
melakukan tindak pidana tidak diketemukan pada saat Tertangkap

si
Tangan maka peristiwa Tertangkap Tangan tidak sah dan cacat
hukum, karenanya Berita Acara Tertangkap Tangan yang dibuat

ne
ng
sesudahnya menjadi tidak sah dan cacat hukum. ;
46. Bahwa dalam peristiwa Tertangkap Tangan terhadap diri Pemohon

do
gu pada tanggal 1 Desember 2016, Termohon tidak melakukan
penggeledahan, penyitaan, pemeriksaan di rumah Pemohon.
Termohon tidak pernah melakukan usaha-usaha untuk menemukan

In
A
uang Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) yang dituduhkan telah
diterima oleh Pemohon dari Pengusaha Ade dan Ari. Karenanya
ah

lik
prasyarat mutlak adanya barang bukti sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 ayat (2) KUHAP tidak terpenuhi maka Operasi Tertangkap
am

ub
Tangan yang dilakukan Termohon pada diri Pemohon tidak sah dan
cacat hukum. ;
47. Bahwa karena Operasi Tertangkap Tangan atas diri Pemohon tidak
ep
k

sah dan cacat hukum maka seluruh perbuatan Termohon dan upaya
ah

paksa Termohon atas diri Pemohon yaitu antara lain:


R
1) Laporan Kejadian Tindak Pidana Korupsi, Nomor: LKTKP-

si
51/KPK/12/2016, tanggal 2 Desember 2016.

ne
ng

2) Surat Perintah Penyidikan Nomor: Sprint-91/01/12/2016, tanggal 2


Desember 2016, Berita Acara Pemeriksaan Tersangka atas nama
Pemohon, pada hari Jumat, 2 Desember 2016, oleh Penyidik

do
gu

Termohon, Yudi Purnomo.


3) Surat Perintah Penyitaan Nomor: Sprin.Sita-98/01/12/2016,
In
A

tanggal 2 Desember 2016.


4) Surat Perintah Penggeledahan Nomor: Sprint.Dah 71/20-
ah

23/12/2016 tertanggal 02 Desember 2016.


lik

5) Surat Perintah Penahanan Nomor: Sprin.Han-97/01/12/2016,


tanggal 2 Desember 2016, Surat Perintah Penahanan Lanjutan
m

ub

Nomor: Sprin.Han-103/23/12/2016, tanggal 16 Desember 2016,


Seluruhnya menjadi tidak sah dan cacat hukum. ;
ka

ep

48. Bahwa dengan demikian, patut dan beralasan hukumlah bila Ketua
Pengadilan Negeri cq. Majelis Hakim yang memeriksa, mengadili
ah

perkara ini menyatakan Berita Acara Tertangkap Tangan, tanggal 2


R

Desember 2016 atas diri Pemohon tidak sah dan cacat hukum
es
M

karenanya menyebabkan seluruh upaya paksa dari Termohon berupa


ng

penetapan tersangka, penangkapan, penahanan, penggeledahan,


on
gu

Hal 34 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
penyitaan terhadap Pemohon atau harta benda Pemohon menjadi

a
tidak sah dan cacat hukum serta patut dibatalkan. ;

si
B.2 PENERBITAN SURAT PERINTAH PENYIDIKAN SEKALIGUS
PENETAPAN TERSANGKA TIDAK SAH KARENA TERMOHON TIDAK

ne
ng
MEMILIKI 2 ALAT BUKTI YANG SAH
49. Bahwa pada hari Jum’at, tanggal 2 Desember 2016, Termohon

do
gu berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor: Sprint. Dik- 91
/01/12/2016, tanggal 2 Desember 2016, menetapkan Pemohon
sebagai Tersangka dalam perkara dugaan Tindak Pidana Korupsi

In
A
menerima hadiah atau janji yang diberikan oleh Triswara Danu
Barata/TDB (alias Ade) dan Hendriza Soleh Gunadi/HSG (alias Ari)
ah

lik
melalui M. Itoc Tochija berkaitan dengan proyek Pasar Atas Baru
Cimahi Tahun 2017, sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal
am

ub
12 huruf a atau Pasal 11 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana
telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. ;
ep
k

50. Bahwa dengan memperhatikan Surat Perintah Penyidikan Nomor:


ah

Sprint. Dik- 91 /01/12/2016, tanggal 2 Desember 2016 tersebut dan


R
alas hukum dikeluarkannya surat tersebut maka yang dijadikan dasar

si
bagi Termohon menetapkan status Tersangka kepada Pemohon

ne
ng

adalah Berita Acara Operasi Tangkap Tangan yang dilakukan


Termohon pada tanggal 1 Desember 2016. ;
51. Bahwa terhadap tindakan Termohon dalam menetapkan Pemohon

do
gu

sebagai Tersangka dengan suatu alat bukti harus diuji dengan norma
Pasal 1 angka 2, Pasal 1 angka 14 KUHAP dihubungkan dengan
In
A

norma Pasal 183, Pasal 184 KUHAP untuk menilai apakah tindakan
Termohon dalam perkara a quo ini sah atau tidak sah. Karenanya
ah

pertanyaan untuk menguji dan menilai kuantitas dan kualitas alat


lik

bukti sah yang digunakan Termohon adalah:


1) Kapan Termohon memeroleh Minimal Dua Alat Bukti Yang Sah
m

ub

untuk menetapkan Pemohon sebagai Tersangka sebagaimana


ketentuan Pasal 183, Pasal 184 KUHAP?
ka

ep

2) Apakah tindakan Termohon yang menetapkan Pemohon


sebagai Tersangka berdasarkan Operasi Tangkap Tangan yang
ah

tidak sesuai dengan ketentuan yang terdapat didalam KUHAP


R

dapat dibenarkan?
es
M

ng

on
gu

Hal 35 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
3) Apakah penetapan Tersangka yang tidak melalui proses

a
pemeriksaan terlebih dahulu baik terhadap Pemohon ataupun

si
Saksi-Saksi dibenarkan oleh KUHAP?
4) Apakah bukti rekaman sebagai bukti Petunjuk di dalam UU

ne
ng
Tipikor dapat serta merta dijadikan sebagai alat bukti dapat
menetapkan seseorang menjadi tersangka? ;

do
gu 52. Bahwa berdasarkan Pasal 38 ayat (1) UU No. 30 tahun 2002 tentang
KPK yang berbunyi, “Segala kewenangan yang berkaitan dengan
penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan yang diatur dalam UU

In
A
Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana berlaku juga
bagi penyelidik, penyidik, dan penuntut umum pada Komisi
ah

lik
Pemberantasan Korupsi”, serta Pasal 39 ayat (1), yang berbunyi,
“Penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi
am

ub
dilakukan berdasarkan hukum acara pidana yang berlaku dan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah
ep
k

dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan


ah

atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan


R
Tindak Pidana Korupsi, kecuali ditentukan lain dalam Undang-

si
Undang ini.” dan Pasal 26 UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana

ne
ng

diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 yang berbunyi, “Penyidikan,


penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap tindak
pidana korupsi, dilakukan berdasarkan hukum acara pidana yang

do
gu

berlaku, kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang ini.”, maka


hukum acara yang diatur dalam KUHAP juga berlaku bagi
In
A

penyelidikan, penyidikan dan penuntutan yang dilakukan oleh


Termohon. ;
ah

53. Bahwa Pasal 44 Undang-undang No. 30 tahun 2002 tentang Komisi


lik

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang berbunyi:


1) Jika Penyelidik dalam melakukan penyelidikan menemukan bukti
m

ub

permulaan yang cukup adanya dugaan tindak pidana korupsi,


dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak
ka

ep

tanggal ditemukan bukti permulaan yang cukup tersebut penyelidik


melaporkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi.
ah

2) Bukti permulaan yang cukup dianggap telah ada apabila


R

ditemukan sekurang-kurangnya 2 (dua) alat bukti, termasuk dan


es
M

tidak terbatas pada informasi atau data yang diucapkan, dikirim,


ng

on
gu

Hal 36 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
diterima, atau disimpan baik secara biasa maupun elektronik atau

a
optik.

si
3) Dalam hal penyelidik melakukan tugasnya tidak menemukan bukti
permulaan yang cukup sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

ne
ng
penyelidik melaporkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi dan
Komisi Pemberantasan Korupsi menghentikan penyelidikan;

do
gu 4) Dalam hal Komisi Pemberantasan Korupsi berpendapat bahwa
perkara tersebut diteruskan, Komisi Pemberantasan Korupsi
melaksanakan penyidikan sendiri atau dapat melimpahkan

In
A
perkara tersebut kepada penyidik Kepolisian atau Kejaksaan;
5) Dalam hal penyidikan dilimpahkan kepada Kepolisian atau
ah

lik
Kejaksaan sebagaimana ayat (4), Kepolisian atau Kejaksaan wajib
melaksanakan koordinasi dan melaporkan perkembangan
am

ub
penyidikan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. ;
54. Bahwa norma bukti permulaan yang cukup diukur dari 2 alat bukti
diperkuat dengan putusan Mahkamah Konstitusi terhadap Uji Materi
ep
k

Pasal 1 angka 14 KUHAP oleh Mahkamah Konstitusi Republik


ah

Indonesia sebagaimana telah diputus dalam Putusan Nomor 21/PUU


R
– XII/2014 tanggal 28 April 2015 dengan amar yang berbunyi:

si
- Frasa “bukti permulaan”, “bukti permulaan yang cukup”, dan “bukti

ne
ng

yang cukup” sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 angka 14,


Pasal 17, dan Pasal 21 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik

do
gu

Indonesia Tahun 1981, Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara


Republik Indonesia Nomor 3209) bertentangan dengan Undang-
In
A

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sepanjang


tidak dimaknai bahwa “bukti permulaan”, “bukti permulaan yang
ah

cukup”,dan “bukti yang cukup” adalah minimal dua alat bukti yang
lik

termuat dalam Pasal 184 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981


tentang Hukum Acara Pidana;
m

ub

- Frasa “bukti permulaan”, “bukti permulaan yang cukup”, dan “bukti


yang cukup” sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 angka 14,
ka

ep

Pasal 17, dan Pasal 21 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun


1981 tentang Hukum Acara Pidana tidak mempunyai kekuatan
ah

hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai bahwa “bukti


R

permulaan”, “bukti permulaan yang cukup”,dan “bukti yang cukup”


es
M

adalah minimal dua alat bukti yang termuat dalam Pasal 184
ng

on
gu

Hal 37 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara

a
Pidana;

si
55. Bahwa dalam melakukan penyidikan terhadap Pemohon, Termohon
tidak melakukan pemeriksaan sesuai asas kepastian hukum yang

ne
ng
adil, karena ketika Pemohon ditetapkan sebagai Tersangka belum
ada dua alat bukti sebagaimana dimaksud Pasal 184 KUHAP dan

do
gu juga tidak ada barang bukti waktu Operasi Tangkap Tangan sebagai
bagian 2 alat bukti, sebagaimana dimaksud oleh Putusan MK No.
21/PUU-XII/2014 yang menyatakan: “…menurut Mahkamah, agar

In
A
memenuhi asas kepastian hukum yang adil sebagaimana ditentukan
dalam Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 serta memenuhi asas lex certa
ah

lik
dan asas lex stricta dalam hukum pidana maka frasa “bukti
permulaan”, “bukti permulaan yang cukup”, dan “bukti yang cukup”
am

ub
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 angka 14, Pasal 17, dan
Pasal 21 ayat (1) KUHAP harus ditafsirkan sekurang-kurangnya dua
alat bukti yang termuat dalam Pasal 184 KUHAP dan disertai dengan
ep
k

pemeriksaan calon tersangkanya…”; (Putusan MK hal 98) ;


ah

56. Bahwa berdasarkan putusan sebagaimana tersebut di atas, maka


R
terhadap penetapan Pemohon sebagai Tersangka, harus sesuai

si
dengan prosedur formil yang berlaku dan didukung oleh 2 alat bukti. ;

ne
ng

57. Bahwa bukti permulaan yang terwujud dalam 2 alat bukti haruslah
membuktikan terpenuhinya semua unsur atau semua elemen tindak
pidana dalam Pasal yang disangkakan, bukan hanya memenuhi

do
gu

unsur inti delik (bestandellen) atau hanya sebagian unsur. ;


58. Bahwa berdasarkan amar Putusan Mahkamah Konstitusi Republik
In
A

Indonesia Putusan Nomor 21/PUU – XII/2014 tanggal 28 April 2015


terkait norma Pasal 1 angka 14 KUHAP, maka terhadap penetapan
ah

Pemohon sebagai Tersangka ini harus sesuai dengan prosedur formil


lik

yang berlaku serta didukung oleh alat bukti yang memenuhi syarat
secara kuantitas dan kualitas yang dapat digunakan oleh Termohon
m

ub

untuk menetapkan Pemohon sebagai tersangka. Kuantitas bukti


dalam arti telah memenuhi dua alat bukti yang cukup atau belum,
ka

ep

sedangkan kualitas bukti dalam arti apakah yang dijadikan bukti


tersebut telah benar-benar diteliti atau diperiksa secara komprehensif
ah

terkait secara langsung dengan diri Pemohon oleh Termohon


R

sehingga memunculkan keyakinan dalam diri Termohon. ;


es
M

ng

on
gu

Hal 38 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
59. Bahwa Pasal 12 huruf a berbunyi “Dipidana dengan pidana penjara

a
seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan

si
paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp

ne
ng
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji, padahal

do
gu diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut
diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan
sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan

In
A
kewajibannya”. Adapun elemen unsur-unsur nya adalah sebagai
berikut:
ah

lik
1) pegawai negeri atau penyelenggara negara
2) yang menerima hadiah atau janji,
am

ub
3) padahal diketahui atau patut diduga
4) bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkan
agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya,
ep
k

yang bertentangan dengan kewajibannya. ;


ah

60. Bahwa dalam hal Termohon berkeyakinan Pemohon melakukan


R
perbuatan pidana Pasal 12 huruf a UU Nomor 31 Tahun1999

si
sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang

ne
ng

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, maka Termohon harus


menemukan bukti permulaan yang cukup berupa 2 alat bukti seluruh
unsur, bukan cuma inti delik. Dan terpenuhinya unsur tersebut

do
gu

haruslah dimiliki sebelum tanggal penetapan Tersangka yaitu


tanggal 2 Desember 2016, berbarengan dengan diterbitkannya
In
A

Surat Perintah Penyidikan Nomor: Sprint. Dik- 91 /01/12/2016,


tanggal 2 Desember 2016. Jika Termohon berkeyakinan Pemohon
ah

melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud pada Pasal 12


lik

huruf a, maka setidaknya Termohon memiliki bukti sebagai berikut: ;


61.
m

ub

NO. UNSUR Pasal 12 huruf a PEMENUHAN 2 ALAT


BUKTI
ka

ep

1. pegawai negeri atau penyelenggara negara 2 alat bukti sebagaimana


ah

Pasal 184 KUHAP


R

es

berkenaan dengan status


M

Pemohon yang
ng

penyelenggara Negara
on
gu

Hal 39 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
2. yang menerima hadiah atau janji Bukti Pemohon menerima

a
hadiah, dalam hal ini

si
berupa adanya uang suap
Rp. 500 juta dan 1 bukti

ne
ng
lain sebagaimana Pasal
184 KUHAP;

do
gu 3. padahal diketahui atau patut diduga 2 alat bukti sebagaimana
Pasal 184 KUHAP
berkenaan dengan adanya

In
A
kesengajaan atau
kelalaian dari Pemohon.
ah

lik
4. bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk 2 alat bukti sebagaimana
menggerakkan agar melakukan
tidak Pasal 184 KUHAP, atau
am

ub
melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang berkenaan dengan hadiah
bertentangan dengan kewajibannya
tersebut dipergunakan
secara melawan hukum
ep
k

oleh Pemohon untuk


ah

menggerakkan agar
R

si
melakukan atau tidak
melakukan sesuatu dalam

ne
ng

jabatannya, yang
bertentangan dengan
kewajibannya sesuai

do
gu

dengan keinginan orang


lain (suap aktif)
In
A

62. Bahwa Pasal 11 berbunyi “Dipidana dengan pidana penjara paling


ah

lik

singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana
denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan
paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah)
m

ub

pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah


ka

atau janji padahal diketahui atau patut diduga, bahwa hadiah atau
ep

janji tersebut diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang


berhubungan dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran orang
ah

yang memberikan hadiah atau janji tersebut ada hubungan dengan


R

jabatannya”. Adapun elemen unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:


es
M

1) pegawai negeri atau penyelenggara negara


ng

2) yang menerima hadiah atau janji


on
gu

Hal 40 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
3) padahal diketahui atau patut diduga,

a
4) bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan karena kekuasaan atau

si
kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya, atau yang
menurut pikiran orang yang memberikan hadiah atau janji tersebut

ne
ng
ada hubungan dengan jabatannya. ;
63. Bahwa dalam hal Termohon berkeyakinan Pemohon melakukan

do
gu perbuatan pidana Pasal 11 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana
telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, maka Termohon harus

In
A
menemukan bukti permulaan yang cukup berupa 2 alat bukti seluruh
unsur, bukan cuma inti delik. Dan terpenuhinya unsur tersebut
ah

lik
haruslah dimiliki sebelum tanggal penetapan Tersangka yaitu
tanggal 2 Desember 2016, berbarengan dengan diterbitkannya
am

ub
Surat Perintah Penyidikan Nomor: Sprint. Dik- 91 /01/12/2016,
tanggal 2 Desember 2016. Jika Termohon berkeyakinan Pemohon
melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud pada Pasal 11,
ep
k

maka setidaknya Termohon memiliki bukti sebagai berikut: ;


ah

R
NO. UNSUR PEMENUHAN 2 ALAT

si
BUKTI

ne
ng

1. pegawai negeri atau penyelenggara negara 2 alat bukti sebagaimana


Pasal 184 KUHAP

do
gu

berkenaan dengan status


Pemohon yang
In
A

penyelenggara Negara
2. yang menerima hadiah atau janji Bukti Pemohon menerima
ah

lik

hadiah, dalam hal ini


berupa adanya uang suap
Rp. 500 juta dan 1 bukti
m

ub

lain sebagaimana Pasal


184 KUHAP;
ka

ep

3. padahal diketahui atau patut diduga 2 alat bukti sebagaimana


Pasal 184 KUHAP
ah

berkenaan dengan adanya


R

es

kesengajaan atau
M

kelalaian dari Pemohon.


ng

4. bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan 2 alat bukti sebagaimana


on
gu

Hal 41 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
karena kekuasaan atau kewenangan yang Pasal 184 KUHAP,

a
berhubungan dengan jabatannya, atau yang berkenaan dengan hadiah

si
menurut pikiran orang yang memberikan hadiah tersebut dipergunakan
atau janji tersebut ada hubungan dengan
secara melawan hukum

ne
ng
jabatannya
oleh Pemohon karena
kekuasaan atau

do
gu kewenangan
berhubungan
yang
dengan
jabatannya, atau yang

In
A
menurut pikiran orang
yang memberikan hadiah
ah

lik
atau janji tersebut ada
hubungan dengan
am

ub
jabatannya (suap pasif)

64. Bahwa sebagaimana Putusan Mahkamah Konstitusi di dalam perkara


ep
k

Nomor: 108 /PUU-XIII/2015 pada halaman 15 dan SOP KPK Nomor


ah

01/23/2008 Tentang Prosedur Operasi Baku Kegiatan Penyidikan


R

si
tanggal 1 Desember 2008 dengan tahap-tahap sebagai berikut: (Vide
Putusan Nomor 36/Pid.Prap/2015/PN.JKT.SEL)

ne
ng

(i) kegiatan persiapan pemeriksaan;


(ii) kegiatan pemeriksaan saksi, ahli dan barang bukti serta
calon tersangka;

do
gu

(iii) kegiatan penggeledahan;


(iv) kegiatan penyitaan;
In
A

(v) kegiatan penahanan;


(vi) kegiatan gelar perkara;
ah

lik

(vii) kegiatan pelimpahan perkara ke penuntutan.


65. Bahwa pelaksanaan penyidikan dalam perkara Pemohon,
pemeriksaan terhadap saksi dilakukan setelah Pemohon ditetapkan
m

ub

sebagai Tersangka, sehingga pemeriksaan terhadap saksi dalam


penyidikan terhadap perkara Pemohon tidak sesuai dengan SOP
ka

ep

tahap penyidikan ke-2 (dua).-;


66. Bahwa sekali lagi Pemohon tegaskan 2 alat bukti yang membuat
ah

Termohon yakin bahwa Pemohon melakukan tindak pidana haruslah


R

es

2 alat bukti yang didapat sebelum Surat Perintah Penyidikan Nomor:


M

Sprint. Dik- 91 /01/12/2016, tanggal 2 Desember 2016 dan penetapan


ng

Tersangka yaitu tanggal 2 Desember 2016. ;


on
gu

Hal 42 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
67. Bahwa berdasarkan Surat Perintah Penggeledahan Nomor:

si
Sprint.Dah 71/20-23/12/2016 tertanggal 02 Desember 2016, dan
Surat Perintah Penyitaan Nomor : Sprin.Sita 98/01/12/2016, tanggal 2

ne
ng
Desember 2016, Termohon pada tanggal 3 Desember 2016 (sehari
setelah penetapan tersangka Pemohon), Termohon melakukan

do
gu penggeledahan di Sari Asih IV No. 16, Kecamatan Sukasari, Kota
Bandung, Jawa Barat, berdasarkan Berita Acara Penggeledahan,
tanggal 3 Desember 2016 yang ditandatangani oleh A. Damanik,

In
A
Rizka Anungnata dan Rossa Purbo Bekti selaku penyidik Termohon. ;
68. Bahwa Termohon pada tanggal 3 Desember 2016 (sehari setelah
ah

lik
penetapan tersangka Pemohon), setelah melakukan penggeledahan
Termohon melakukan penyitaan terhadap 42 item barang di rumah
am

ub
Pemohon berdasarkan Berita Acara Penyitaan, tanggal 3 Desember
2016, yang ditandatangani oleh A. Damanik, Rizka Anungnata dan
Rossa Purbo Bekti selaku penyidik Termohon. ;
ep
k

69. Bahwa seluruh bukti yang didapatkan oleh Termohon pada tanggal 3
ah

Desember 2016 tidak sah untuk dijadikan dasar sebagai Penetapan


R
Pemohon sebagai Tersangka pada tanggal 2 Desember 2016. ;

si
70. Bahwa selain melakukan penggeledahan dan penyitaan terhadap

ne
ng

harta Benda Pemohon tanggal 3 Desember 2016, Termohon juga


melakukan pemeriksaan saksi-saksi pada setelah tanggal 3
Desember 2016 yaitu antara lain:

do
gu

1) Sani Kuspermadi, diperiksa sebagai saksi pada 9 Desember 2016.


2) Ika Iskandar Dinata, diperiksa sebagai saksi pada 9 Desember
In
A

2016.
3) Yana, diperiksa sebagai saksi pada 9 Desember 2016.
ah

4) Iin Solihin, diperiksa sebagai saksi pada 9 Desember 2016.


lik

5) Ahmad Yani, Sekda Kota Cimahi diperiksa sebagai saksi pada 14


Desember 2016.
m

ub

6) Chandra, Kepala Dinas Kopindaktan Kota Cimahi diperiksa


sebagai saksi pada 14 Desember 2016.
ka

ep

7) Wahyudin Fahmi diperiksa pada 19 Desember 2016.


8) Tari diperiksa sebagai saksi pada 22 Desember 2016.
ah

71. Bahwa berdasarkan hal tersebut, dengan memperhatikan fakta-fakta


R

sebagaimana telah diuraikan di atas, telah terang fakta bahwa


es
M

Termohon telah melakukan kekhilafan yang nyata dalam proses


ng

penegakan hukum terkait dengan perkara Pemohon dengan


on
gu

Hal 43 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
melakukan penetapan tersangka terlebih dahulu tanpa adanya 2 alat

a
bukti. ;

si
72. Bahwa Pemohon telah ditetapkan sebagai Tersangka tanpa terlebih
dahulu dilakukan Penyidikan sebagaimana dimaksud dalam

ne
ng
ketentuan Pasal 1 angka 2 KUHAP, yang berbunyi “Penyidikan
adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara

do
gu yang diatur dalam undang-undang
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang
ini untuk mencari serta

tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya”.

In
A
Dengan demikian makna dari penyidikan harus terlebih dahulu
mencari dan mengumpulkan bukti untuk membuat terang tentang
ah

lik
tindak pidana yang terjadi. Dari bukti-bukti tersebut kemudian baru
ditetapkan tersangkanya. Akan tetapi pada kenyataannya terhadap
am

ub
Pemohon telah ditetapkan terlebih dahulu sebagai Tersangka terkait
terpidana dengan keluarnya Surat Perintah penyidikan dengan Surat
Perintah Penyidikan Nomor: Sprint. Dik- 91 /01/12/2016, tanggal 2
ep
k

Desember 2016, baru kemudian Termohon mencari bukti-bukti


ah

dengan memanggil para saksi dan mengumpulkan bukti-bukti agar


R
Termohon seolah-olah terlibat dalam perbuatan tindak pidana

si
tersebut. ;

ne
ng

73. Bahwa dengan demikian penetapan seorang Tersangka, selain


berpedoman pada Pasal 184 KUHAP jo. Putusan Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia Putusan Nomor 21/PUU – XII/2014

do
gu

tanggal 28 April 2015 jo. Pasal 44 ayat (2) UU No. 20 Tahun 2002
tentang KPK, seharusnya Termohon juga berpedoman pada
In
A

ketentuan Pasal 183 KUHAP, yaitu sama dengan syarat bagi hakim
dalam menjatuhkan pidana kepada seseorang, yaitu sekurang-
ah

kurangnya berdasarkan 2 (dua) alat bukti yang sah, yang membuat


lik

terang tentang tindak pidana tersebut betul-betul terjadi dan


terdakwalah yang bersalah melakukan perbuatan pidana itu dan atau
m

ub

terlibat di dalamnya. ;
74. Bahwa perbandingan Penetapan Pemohon sebagai Tersangka oleh
ka

ep

Termohon menurut KUHAP dan Standar Operasi dan Prosedur


(SOP) Penyidikan KPK No. 01/23/2008 tentang Prosedur Operasi
ah

Baku (POB) Kegiatan Penyidikan dan faktanya adalah sebagai


R

berikut: ;
es
M

ng

on
gu

Hal 44 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
No. Pasal 1 angka 2 SOP Penyidikan KPK Fakta Perkara

a
KUHAP No. 01/23/2008 Pemohon

si
1 Desember 2016
1. Mencari dan Pemeriksaan atas Saksi Penetapan

ne
ng
mengumpul-kan bukti Tersangka,
bersamaan dengan

do
gu2. Bukti membuat terang Pemeriksaan atas ahli
keluarnya SPRINDIK
Pemeriksaan atas
tentang tindak pidana Saksi

In
A
3. Guna menemukan Pemeriksaan Barang Pemeriksaan Bukti
tersangkanya Bukti
ah

lik
4. Pemeriksaan Calon Pemeriksaan
Tersangka Tersangka
am

ub
5. Penetapan Tersangka

75. Bahwa dengan demikian sesuai Pasal 1 angka 2 KUHAP, dan sesuai
ep
k

SOP Penyidikan KPK sebagaimana tabel di atas, urutan menetapkan


ah

tersangka telah jelas. Namun fakta hukum yang terjadi adalah bahwa
R

si
Termohon melakukan urutan kegiatan penyidikan secara terbalik dan
bertentangan dengan Pasal 1 angka 2 KUHAP serta SOP Penyidikan

ne
ng

KPK No. 01/23/2008 tentang POB kegiatan Penyidikan yakni:


a. Melakukan Operasi Tangkap Tangan, sejak tanggal 1 Desember

do
2016 tanpa adanya barang bukti uang suap.
gu

b. Menetapkan Pemohon sebagai Tersangka dahulu tanggal 2


Desember 2016 bersamaan dengan keluarnya Sprindik.
In
A

c. Memeriksa para saksi.


d. Memeriksa barang bukti.
ah

lik

e. Memeriksa para ahli. ;


76. Bahwa berdasarkan argumen yuridis tersebut di atas, maka
m

penetapan Pemohon sebagai Tersangka oleh Termohon dilakukan


ub

tidak sesuai dengan KUHAP dan SOP Penyidikan Termohon. ;


ka

77. Bahwa berdasarkan uraian di atas, bahwa Termohon dalam


ep

menetapkan Pemohon sebagai Tersangka dari aspek formil dapat


disimpulkan belum ada paling sedikit 2 (dua) bukti yang sah sebelum
ah

tanggal 2 Desember 2016 maka sesuai dengan ketentuan Pasal 2


es

ayat (2) Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia (PERMA


M

ng

RI) Nomor 4 Tahun 2016 tentang Larangan Peninjauan Kembali


Putusan Praperadilan, yang berbunyi: “Pemeriksaan Praperadilan
on
gu

Hal 45 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
terhadap permohonan tentang tidak sahnya penetapan tersangka

a
hanya menilai aspek formil, yaitu apakah ada paling sedikit 2 (dua)

si
alat bukti yang sah dan tidak memasuki materi perkara.”, maka
sangat beralasan bagi Hakim yang mulia untuk mengabulkan

ne
ng
permohonan Praperadilan ini. ;

do
gu B.3. TIDAK SAHNYA OPERASI TANGKAP TANGAN DAN SURAT
PERINTAH PENYIDIKAN SERTA PENETAPAN TERSANGKA
BERIMPLIKASI PADA TIDAK SAHNYA SELURUH UPAYA PAKSA

In
A
TERMOHON
78. Bahwa berdasarkan uraian di atas, patut dan beralasan hukum bila
ah

lik
kemudian Berita Acara Tertangkap Tangan, tanggal 2 Desember
2016 an. Pemohon dinyatakan tidak sah dan cacat hukum- ;
am

ub
79. Bahwa berdasarkan uraian di atas, patut dan beralasan hukum bila
kemudian Surat Perintah Penyidikan Nomor: Sprint. Dik- 91
/01/12/2016 tanggal 2 Desember 2016 serta Penetapan Tersangka
ep
k

Pemohon dinyatakan tidak sah dan cacat hukum. ;


ah

80. Bahwa patut dan beralasan hukum bila Yang Mulia Ketua Pengadilan
R
Negeri Jakarta Selatan menyatakan tidak sah serta cacat hukum: 1)

si
Berita Acara Tertangkap Tangan, tanggal 2 Desember 2016 an.

ne
ng

Pemohon dan 2) Surat Perintah Penyidikan Nomor: Sprint. Dik- 91


/01/12/2016 tanggal 2 Desember 2016 serta Penetapan Tersangka
memiliki implikasi bahwa semua upaya paksa yang dilakukan oleh

do
gu

Termohon tidak sah dan cacat hukum. ;


81. Bahwa patut dan beralasan hukum bila Ketua Pengadilan Negeri
In
A

Jakarta Selatan menetapkan tidak sah dan cacat hukum semua


upaya paksa Termohon terhadap Pemohon. ;
ah

III. PETITUM
lik

Berdasarkan seluruh dalil dan bukti yang telah diuraikan di atas, oleh karenanya
tidak berlebihan dan cukup alasan hukum kiranya Pemohon mohon ke hadapan
m

ub

Ketua Pengadilan Negeri yang menerima, memeriksa dan mengadili perkara a


quo untuk sependapat dengan Pemohon dan memberikan serta menjatuhkan
ka

ep

putusan sebagai berikut:


1. Mengabulkan Permohonan Praperadilan Pemohon untuk seluruhnya;
ah

2. Menyatakan Berita Acara Tertangkap Tangan, tanggal 2 Desember 2016


R

atas diri Pemohon tidak sah, cacat hukum dan tidak berdasar atas hukum
es
M

dan oleh karenanya tidak mempunyai kekuatan mengikat;


ng

on
gu

Hal 46 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
3. Menyatakan Penyidikan yang dilakukan oleh Termohon berkenaan dengan

a
peristiwa pidana sebagaimana dinyatakan dalam penetapan sebagai

si
Tersangka terhadap diri Pemohon yang diduga melanggar Pasal 12 huruf a
atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang

ne
ng
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang undang Nomor 31 Tahun

do
gu 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1)
ke-1 KUHP adalah tidak sah, cacat hukum dan tidak berdasar atas hukum,
oleh karenanya penyidikan a quo tidak mempunyai kekuatan hukum

In
A
mengikat, dan oleh karena itu diperintahkan kepada Termohon untuk
menghentikan penyidikan berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor:
ah

lik
Sprint. Dik- 91 /01/12/2016 tanggal 2 Desember 2016;
4. Menyatakan menurut hukum tindakan Termohon menetapkan Pemohon
am

ub
sebagai Tersangka yang melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 11
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
ep
k

Perubahan atas Undang undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang


ah

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP
R
berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor: Sprint. Dik- 91 /01/12/2016

si
tanggal 2 Desember 2016 adalah tidak sah, cacat hukum dan tidak

ne
ng

berdasarkan atas hukum dan oleh karenanya Penetapan Tersangka a quo


tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat;
5. Menyatakan tidak sah penahanan terhadap Pemohon dan Memerintahkan

do
gu

Termohon membebaskan Pemohon dari tahanan Termohon segera setelah


putusan ini dibacakan;
In
A

6. Menyatakan penyitaan yang dilakukan Termohon terhadap barang milik


Pemohon adalah tidak sah dan oleh karenanya tidak mempunyai kekuatan
ah

hukum mengikat;
lik

7. Menyatakan tidak sah segala keputusan turunan yang dikeluarkan oleh


Termohon yang berasal dari Penetapan Tersangka terhadap diri Pemohon
m

ub

oleh Termohon;
8. Memerintahkan Termohon untuk merehabilitasi nama baik Pemohon;
ka

ep

9. Memerintahkan Termohon untuk mengembalikan semua barang yang telah


disita oleh Termohon kepada Pemohon;
ah

10. Menghukum Termohon untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam
R

perkara a quo;
es
M

ng

on
gu

Hal 47 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
Atau

ne
ng
Jika Yang Mulai Majelis Hakim Praperadilan berpendapat lain, Pemohon
sampaikan kiranya berkenan untuk menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya (Ex

do
gu
Aequo At Bono);

Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan Pemohon

In
A
datang menghadap kuasanya : ANDI SYAFRANI SH MCCL, dan MELLISA
ANGGRAINI SH MH demikian juga Termohon datang menghadap Kuasanya
ah

SETIADI SH MH, berdasarkan Surat Kuasa Nomor : SKS-01/01-55/01/2017

lik
Tertanggal 4 Januari 2017
am

ub
Menimbang, bahwa setelah para pihak datang menghadap selanjutnya
Pemohon membacakan surat permohonannya, setelah diadakan perbaikan di
depan Persidangan tertanggal 16 Januari 2017 yang isinya tetap dipertahankan;
ep
k

Menimbang, bahwa atas permohonan pemohon tersebut Termohon telah


ah

mengajukan Jawaban/Tanggapannya tertanggal 17. Januari 2017 yang


R

si
selengkapnya sebagai berikut :

ne
ng

EKSEPSI
Berdasarkan hal tersebut, dengan ini kami sampaikan Keberatan-Keberatan

do
Termohon atas Permohonan Praperadilan yang diajukan oleh Pemohon sebagai
gu

berikut:
1. EKSEPSI TENTANG MATERI PERMOHONAN PRAPERADILAN TELAH
In
A

MENYANGKUT POKOK PERKARA


- Dalil-dalil Pemohon dalam Permohonan pada halaman 31 angka 48 dan
ah

lik

halaman 32 angka 49 disebutkan:


“Bahwa dalam hal Termohon berkeyakinan Pemohon melakukan
m

ub

perbuatan pidana pasal 12 huruf a UU Nomor 31 tahun 1999


sebagaimana telah dibuah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang
ka

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, maka Termohon harus


ep

menemukan bukti permulaan yang cukup berupa 2 alat bukti seluruh


unsur, bukan cuma inti delik...”
ah

“Bahwa dalam hal Termohon berkeyakinan Pemohon melakukan


es

perbuatan pidana pasal 11 UU Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana telah


M

ng

dibuah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan


on

Tindak Pidana Korupsi, maka Termohon harus menemukan bukti


gu

Hal 48 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
permulaan yang cukup berupa 2 alat bukti seluruh unsur, bukan cuma

a
inti delik...”.”

si
Terhadap dalil-dalil Pemohon, maka Termohon memberikan
jawaban/tanggapan sebagai berikut :

ne
ng
1) Bahwa dalil Pemohon tersebut ingin menggiring persidangan
praperadilan ke dalam arena permasalahan terkait dengan pokok

do
gu perkara, khususnya ketika Pemohon menjabarkan tentang unsur-unsur
Pasal dan cara dan mekanisme pembuktian terhadap masing-masing
unsur pidana tersebut.

In
A
2) Bahwa Pasal 1 Angka 10 jo Pasal 77 KUHAP dengan jelas dan tegas
serta terbatas (limitatif) telah memberikan batasan kewenangan
ah

lik
pemeriksaan Praperadilan sebagai berikut:
“Praperadilan adalah wewenang Pengadilan Negeri untuk memeriksa
am

ub
dan memutus menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini,
tentang:
a. sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan atas
ep
k

permintaan tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas


ah

kuasa tersangka;
R
b. sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian

si
penuntutan atas permintaan demi tegaknya hukum dan

ne
ng

keadilan;
c. permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi oleh tersangka atau
keluarganya atau pihak lain atas kuasanya yang perkaranya

do
gu

tidak diajukan ke pengadilan”.


3) Bahwa Mahkamah Agung RI telah memberikan pedoman mengenai
In
A

pemeriksaan praperadilan sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 2


ayat (2) dan ayat (4) Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 4
ah

Tahun 2016 yang pada pokoknya bahwa pemeriksaan Praperadilan


lik

terhadap permohonan tentang tidak sahnya penetapan tersangka hanya


menilai aspek formil, yaitu apakah ada paling sedikit 2 (dua) alat bukti
m

ub

yang sah dan tidak memasuki materi perkara dan persidangan


perkara Praperadilan tentang tidak sahnya penetapan tersangka,
ka

ep

penyitaan dan penggeledahan dipimpin oleh Hakim Tunggal karena


pemeriksaannya tergolong singkat dan pembuktiannya yang hanya
ah

memeriksa aspek formil.


R

Adapun PERMA Nomor 4 Tahun 2016 Pasal 2 ayat (2) dan ayat (4)
es
M

selengkapnya berbunyi :
ng

on
gu

Hal 49 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
(1) ....

a
(2) Pemeriksaan Praperadilan terhadap permohonan tentang tidak

si
sahnya penetapan tersangka hanya menilai aspek formil, yaitu
apakah ada paling sedikit 2 (dua) alat bukti yang sah dan tidak

ne
ng
memasuki materi perkara.
(3) ...

do
gu (4) Persidangan perkara Praperadilan tentang tindak sahnya penetapan
tersangka, penyitaan dan penggeledahan dipimpin oleh Hakim
Tunggal karena sifat pemeriksaannya yang tergolong singkat dan

In
A
pembuktiannya yang hanya memeriksa aspek formil.
(5) ...
ah

lik
4) Berdasarkan ketentuan-ketentuan KUHAP dan PERMA Nomor 4 Tahun
2016 yang diuraikan di atas, maka dalil-dalil Pemohon tersebut telah
am

ub
nyata-nyata memasuki materi pokok perkara dugaan tindak pidana
korupsi yang disangkakan terhadap Pemohon yang pembuktian unsur-
unsur tindak pidananya bukan merupakan lingkup kewenangan
ep
k

Praperadilan yang dipimpin oleh Hakim Tunggal dengan acara


ah

pemeriksaan yang cepat dan sederhana, diperiksa dan diputuskan


R
dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari. Pembuktian unsur-unsur tindak

si
pidana sudah masuk dalam materi pokok perkara dan bukan lagi

ne
ng

terhadap tindakan formil yang dilakukan oleh Termohon.


5) Bahwa yang berwenang untuk menentukan nilai kekuatan pembuktian
(bewijskracht, probatory force/conclusive force) dari unsur-unsur tindak

do
gu

pidana sepenuhnya menjadi kewenangan majelis hakim dalam proses


persidangan pengadilan pokok perkara.
In
A

6) Oleh karena itu, tidak tepat dan tidak beralasan hukum apabila Hakim
Praperadilan dalam perkara a quo yang memeriksa, mengadili, dan
ah

memutusnya. Materi pokok perkara dalam tindak pidana korupsi harus


lik

diperiksa, diadili, dan diputus pada persidangan pokok perkaranya di


Pengadilan Tindak Pidana Korupsi dengan jumlah Majelis Hakim yang
m

ub

lengkap sebagaimana ketentuan Pasal 26 Undang-Undang Nomor 46


Tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (UU Pengadilan
ka

ep

TIPIKOR), dan pada persidangan tersebutlah Pemohon dapat


melakukan pembelaan mengenai unsur-unsur perbuatan yang
ah

didakwakan terhadap diri Pemohon dalam suatu Nota Pembelaan


R

(pledooi).
es
M

Dengan demikian, sudah jelas bahwa permohonan Pemohon


ng

Praperadilan yang telah menyangkut materi pokok perkara bukan


on
gu

Hal 50 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kewenangan lembaga Praperadilan, sehingga permohonan sudah

a
sepatutnya ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat

si
diterima (niet ontvankelijke verklaard).
2. PERMOHONAN PRAPERADILAN TIDAK DAPAT DIPERKARAKAN

ne
ng
(EXCEPTIO PEREMPTORIA ATAU PEREMPTOIR EXCEPTIE)
Dalil Pemohon yang disampaikan dalam Petitum pada angka 3 halaman 37

do
gu menyatakan sebagai berikut:
”Menyatakan Penyidikan yang dilakukan oleh Termohon berkenaan dengan
peristiwa pidana sebagaimana dinyatakan dalam penetapan sebagai

In
A
Tersangka terhadap diri Pemohon yang diduga melanggar Pasal 12 huruf a
atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
ah

lik
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun
am

ub
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana korupsi jo. Pasal 55 ayat (1)
ke-1 KUHAP adalah tidak sah, cacat hukum dan tidak berdasar atas hukum,
oleh karenanya penyidikan a quo tidak mempunyai kekuatan hukum
ep
k

mengikat, dan oleh karena itu diperintahkan kepada Termohon untuk


ah

menghentikan penyidikan berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor:


R
Sprin.Dik-91/01/12/2016 tanggal 2 Desember 2016.”

si
Termohon berpendapat bahwa terhadap dalil-dalil Pemohon tersebut adalah

ne
ng

tidak tepat dan harus ditolak, karena:


1. Bahwa sebagaimana diatur dalam Pasal 77 KUHAP, Putusan MK No.
21/PUU-XII/2014 tanggal 28 April 2015, dan Pasal 2 ayat (1) Peraturan

do
gu

Mahkamah Agung RI No. 4 Tahun 2016 tentang Larangan Peninjauan


Kembali Putusan Praperadilan, maka dapat disimpulkan obyek
In
A

praperadilan yang dapat diperiksa dan diputus oleh Pengadilan Negeri


berwenang sebagai berikut:
ah

a. Sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian


lik

penyidikan atau penghentian penuntutan, penetapan tersangka,


penyitaan dan penggeledahan;
m

ub

b. Ganti kerugian dan/atau rehabilitasi bagi seseorang yang perkara


pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan
ka

ep

2. Bahwa berdasarkan instrumen hukum tersebut maka Obyek


praperadilan yang dikenal terkait dengan isu penyidikan pun hanya
ah

terkait dengan ”penghentian penyidikan” yang dilakukan oleh penyidik


R

dan tidak ada satupun obyek praperadilan yang memberikan


es
M

kewenangan pengadilan negeri berwenang untuk memeriksa dan


ng

on
gu

Hal 51 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
memutus tentang sah/tidaknya penyidikan sebagaimana dimasukkan

a
Pemohon di dalam permohonan.

si
3. Bahwa Pemohon mencoba mengkonstruksikan obyek praperadilan
berupa sah/tidaknya penetapan tersangka sama dengan atau membawa

ne
ng
konsekwensi hukum sah/tidaknya penyidikan, padahal maksud dari
Putusan MK No. 21/PUU-XII/2014 dan PERMA No. 4 Tahun 2016

do
gu tidaklah demikian.
Putusan MK No. 21/PUU-XII/2014 halaman 106 – 107 :
”Namun permasalahannya adalah bagaimana ketika tidak dilakukan secara

In
A
ideal dan dan benar, dimana seseorang yang sudah ditetapkan menjadi
tesangka memperjuangkan haknya dengan ikhtiar hukum bahwa ada yang
ah

lik
salah dalam menetapkan seseorang menjadi tersangka... Oleh karena
penetapan tersangka adalah bagian dari proses penyidikan yang
am

ub
merupakan perampasan terhadap hak asasi manusia maka seharusnya
penetapan tersangka oleh penyidik merupakan obyek yang dapat
dimintakan perlindungan melalui ikhtiar hukum pranata praperadilan. ”
ep
k

Pasal 2 ayat (3) PERMA No. 4 Tahun 2016


”Putusan Praperadilan yang mengabulkan permohonan tentang tidak
ah

R
sahnya penetapan tersangka tidak menggugurkan Penyidik untuk

si
menetapkan yang bersangkutan sebagai tersangka lagi setelah

ne
ng

memenuhi paling sedikit dua alat bukti baru yang sah, berbeda dengan alat
bukti sebelumnya yang berkaitan dengan materi perkara.”
4. Bahwa berdasarkan Putusan MK No. 21/PUU-XII/2014 dan PERMA No. 4

do
gu

Tahun 2016, penetapan tersangka merupakan bagian dari seluruh


rangkaian penyidikan dan apabila tersangka merasa ada yang salah terkait
In
A

dengan penetapan tersangkanya maka ia dapat mengajukan gugatan


praperadilan. Kalaupun permohonan tentang tidak sahnya penetapan
ah

tersangka dikabulkan oleh Hakim Praperadilan hal tersebut tidak


lik

menggugurkan penyidik untuk menetapkan yang bersangkutan sebagai


tersangka lagi. Terang dan jelas bahwa berdasarkan instrumen hukum
m

ub

tersebut ”penetapan tersangka merupakan bagian dari proses


penyidikan”, dan untuk itu secara hukum tidak ada kaitan langsung
ka

ep

antara tidak sahnya penetapan tersangka dengan tidak sahnya


penyidikan dan/atau tidak sahnya hasil penyidikan yang dilakukan
ah

Termohon sebagaimana didalilkan Pemohon.


R

5. Selain itu, berdasarkan ketentuan Pasal 40 Undang-Undang Nomor 30


es
M

Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) disebutkan


ng

bahwa ”Komisi Pemberantasan Korupsi tidak berwenang mengeluarkan


on
gu

Hal 52 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
surat perintah penghentian penyidikan dan penuntutan dalam perkara tindak

a
pidana korupsi.” Konsekwensi logis dari pengaturan ini adalah meskipun

si
dalam petitumnya Pemohon menyatakan agar Hakim Praperadilan
menjatuhkan putusan yang salah satunya adalah memerintahkan kepada

ne
ng
Termohon untuk menghentikan penyidikan, maka Termohon berdasarkan
UU KPK tidak diberikan kewenangan atau dibenarkan untuk menghentikan

do
gu penyidikan.
6. Surat Perintah Penyidikan Nomor.: 91/01/10/2016 tanggal 2 Desember
2016 adalah Surat Perintah dari Pimpinan Termohon kepada Penyidik pada

In
A
Termohon untuk melaksanakan proses penyidikan dugaan tindak pidana
korupsi yang diduga dilakukan Pemohon sebagai Tersangka selaku
ah

lik
Walikota Cimahi bersama H.M. Itoc Tochija yaitu menerima hadiah atau
janji dari Triswara Dhanu Brata alias Ade bersama Hendriza Soleh Gunadi
am

ub
alias Ari terkait dengan pembangunan fisik Pasar Kota Cimahi Tahun
anggaran 2016 dan 2017, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf a
atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
ep
k

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan


ah

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-


R
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

si
Korupsi (UU TIPIKOR) jo. Pasal 55 ayat (1) KUHP.

ne
ng

Dengan demikian, dalil Pemohon yang menyatakan bahwa tindakan


penyidikan yang dilakukan oleh Termohon adalah tidak sah, cacat hukum
dan tidak berdasar atas hukum oleh karenanya penyidikan a quo tidak

do
gu

mempunyai kekuatan hukum mengikat, dan oleh karena itu Surat Perintah
Penyidikan dihentikan sudah sepatutnya ditolak atau setidak-tidaknya
In
A

dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard)


DALAM POKOK PERKARA
ah

Hakim Praperadilan Yang Terhormat,


lik

Setelah menyampaikan Keberatan/Eksepsi terhadap dalil-dalil permohonan


Praperadilan, yang diajukan oleh Pemohon, maka selanjutnya Termohon akan
m

ub

menyampaikan jawaban atas alasan permohonan Praperadilan.


Seluruh dalil-dalil dalam Eksepsi yang telah Termohon sampaikan di atas
ka

ep

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari jawaban Termohon atas alasan
permohonan Praperadilan.
ah

Termohon menolak seluruh dalil-dalil yang disampaikan oleh Pemohon


R

dalam permohonannya kecuali terhadap hal-hal yang secara tegas-tegas diakui


es
M

oleh Termohon dalam Jawaban ini.


ng

on
gu

Hal 53 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Selanjutnya terhadap alasan Pemohon dalam perkara a quo, Termohon

a
menyampaikan jawaban/tanggapan sebagai berikut:

si
1. KRONOLOGIS PERISTIWA TANGKAP TANGAN TERHADAP DIRI
PEMOHON

ne
ng
1) Bahwa penyelidikan yang dilakukan Termohon bermula dari adanya
dugaan tindak pidana berupa penerimaan hadiah atau janji oleh

do
gu Penyelenggara Negara terkait Proyek Pembangungan Pasar Atas di
Kabupaten Kota Cimahi yang diduga dilakukan oleh Pemohon selaku
Walikota Cimahi bersama-sama dengan Sdr. M. Itoc Tochija yang

In
A
merupakan suami Pemohon yang diduga menerima hadiah atau janji
dari Sdr. Triswara Dhanu Brata alias Sdr. Ade dan Sdr. Hendriza Soleh
ah

lik
Gunadi alias Sdr. Ari.
2) Bahwa dalam proses penyelidikan yang dilakukan Termohon terhadap
am

ub
dugaan penerimaan hadiah atau janji tersebut, Termohon mendapatkan
fakta-fakta berdasarkan data, informasi dan komunikasi antara Pemohon
dan pihak-pihak terkait lainnya sebagai berikut:
ep
k

 Bahwa Sdr. TRISWARA DHANU BRATA alias Sdr. ADE adalah


ah

pemilik PT SWARA MAJU JAYA, perusahaan yang bergerak di


R

si
bidang general contractor, yang antara lain mengerjakan segala
pekerjaan di bidang konstruksi. Sdr. HENDRIZA SOLEH GUNADI

ne
ng

alias Sdr. ARI sebagai General Manager PT. SWARA MAJU JAYA
yang bertugas menjalankan operasional perusahaan. Di Kota Cimahi,
PT SWARA MAJU JAYA melalui PT. CITRA PRASASTI

do
gu

KONSORINDO mengerjakan proyek Pembangunan dan Revitalisasi


Kawasan Pasar Atas Cimahi dengan nilai pekerjaan sebesar
In
A

Rp8.913.303.000,00 (delapan milyar sembilan ratus tiga belas juta


tiga ratus tiga ribu rupiah) berdasarkan kontrak dengan nomor
ah

lik

027/1038-SP/Diskopindagtan/IX/2016 tanggal 26 September 2016.


 Bahwa terkait dengan kelanjutan pekerjaan pembangunan Pasar
Atas Cimahi tahun 2017 yang dibiayai oleh Anggaran Pendapatan
m

ub

dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kota Cimahi, pada hari


Senin, tanggal 21 November 2016, Sdr. ADE mengajak Sdr. ARI
ka

ep

untuk menghadap Sdr. M. ITOC TOCHIJA - suami Pemohon dan


pernah menjabat sebagai Walikota Cimahi selama 2 periode (2002-
ah

2007 & 2007-2012) - guna menanyakan kelanjutan pekerjaan


R

es

pembangunan Pasar Atas Cimahi tahun 2017, namun saat itu belum
M

ada tanggapan dari Sdr. M. ITOC TOCHIJA.


ng

on
gu

Hal 54 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
 Bahwa pada hari Rabu, tanggal 23 November 2016, Sdr. ADE

a
menginformasikan kepada Sdr. ARI bahwa Sdr. YANA RUMBAYAN

si
(pihak swasta/perantara) menawarkan paket pekerjaan
pembangunan Pasar Atas Cimahi tahap 2 (dua) dengan nilai proyek

ne
ng
total sebesar Rp57.000.000.000,- (lima puluh tujuh milyar rupiah)
dengan masing-masing proyek sebesar Rp3.000.000.000,00 (tiga

do
gu milyar rupiah) untuk Sarana dan Prasarana tahap II, sebesar
Rp44.000.000.000,00 (empat puluh empat milyar rupiah) untuk Pasar
Atas Baru II dan sebesar Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar

In
A
rupiah) Pasar Basahan Tahap II.
 Bahwa pada hari Kamis, tanggal 24 November 2016, bertempat di
ah

lik
Hotel Deleris, Sdr. ADE menyampaikan apa yang disampaikan Sdr.
YANA RUMBAYAN kepada Sdr. M. ITOC TOCHIJA terkait proyek
am

ub
pembangunan Pasar Atas Cimahi untuk tahun 2017 serta
disampaikan juga nilai komitmen fee sebesar 12% dari nilai kontrak,
kurang lebih sebesar Rp6.000.000.000,- (enam milyar rupiah).
ep
k

 Bahwa pada hari Minggu, tanggal 27 November 2016, sekitar pukul


ah

22.00 WIB bertempat di Sate Shinta, Jalan Pasteur, Bandung, Sdr.


R

si
ARI dan Sdr. ADE bertemu dengan Sdr. M. ITOC TOCHIJA. Pada
saat pertemuan tersebut, Sdr. M. ITOC TOCHIJA datang bersama-

ne
ng

sama dengan istrinya, Sdr. ATTY SUHARTI (Walikota Cimahi)


beserta beberapa orang stafnya. Hal yang dibicarakan pada
pertemuan tersebut adalah terkait dengan teknis penyerahan uang

do
gu

sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) kepada Sdr. M.


ITOC TOCHIJA sebagai uang muka (ijon) atas proyek tersebut di
In
A

atas. Pada saat itu, Sdr. M. ITOC TOCHIJA menyampaikan agar


uang sebesar Rp1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) tersebut
ah

lik

diserahkan melalui Sdr. CHAERUDDIN DJAUHARIE alias AOM


(Ajudan Walikota) dan Sdr. SENTOT (Ajudan Walikota) di Jakarta
dan di Cimahi.
m

ub

 Bahwa hari Senin, tanggal 28 November 2016, Sdr. YANA dan Sdr.
ka

DAIRUL (pihak swasta dan selaku perantara) meminta untuk tidak


ep

menyerahkan uang permintaan Sdr. M. ITOC TOCHIJA tersebut


secara langsung, melainkan melalui Sdr. YANA. Kemudian pada sore
ah

harinya, Sdr. ADE menyampaikan kepada Sdr. ARI telah melakukan


R

es

transfer uang sebesar Rp250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta


M

rupiah) ke rekening BCA nomor 1390219420 a.n HENDRIZA SOLEH


ng

GUNADI alias ARI. Kemudian pada siang itu, Sdr. ARI langsung
on
gu

Hal 55 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
melakukan penarikan uang tersebut. Sore harinya, Sdr. SENTOT

a
datang ke lokasi proyek di Pasar Atas Cimahi, dan atas instruksi Sdr.

si
ADE, Sdr. ARI hanya memperlihatkan uang sebesar
Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) yang berada di

ne
ng
dalam tas. Uang tersebut tidak diserahkan kepada kepada Sdr.
SENTOT.

do
gu  Bahwa pada hari Senin sore tanggal 28 November 2016, Sdr. AOM
bertemu dengan Sdr. DAIRUL dan Sdr. YANA RUMBAYAN untuk
mengambil uang kepada Sdr. DAIRUL dan Sdr. ADE sesuai dengan

In
A
perintah Sdr. M. ITOC TOCHIJA di Sate Shinta (di Bandung). Setelah
Sdr. AOM bertemu dengan Sdr. YANA RUMBAYAN dan Sdr.
ah

lik
DAIRUL di Wiki-Wiki Wok Cawang sekitar jam 16.00, Sdr. YANA
RUMBAYAN menelpon Sdr. ADE dan meminta untuk memberikan
am

ub
uang ke Sdr. M. ITOC TOCHIJA melalui Sdr. AOM karena uang
tersebut akan digunakan oleh relawan. Selain itu Sdr. AOM juga
menelepon Sdr. ADE dan meminta agar menyerahkan dana yang
ep
k

telah dijanjikan kepada Sdr. M. ITOC TOCHIJA. Selanjutnya Sdr.


ah

ADE menyerahkan uang kepada Sdr. AOM sebesar Rp


R

si
250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) yang dimasukkan
dalam amplop warna coklat dan dibungkus kantong plastik jinjing

ne
ng

warna hitam kepada Sdr. AOM di Dunkin Donat’s Gading Serpong.


 Bahwa pada hari Selasa, tanggal 29 November 2016, sekitar jam
11.00 WIB, Sdr. SENTOT datang untuk kembali mengambil uang

do
gu

sebesar Rp250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) yang


telah diperlihatkan Sdr. ARI sehari sebelumnya. Pada saat itu,
In
A

instruksi Sdr. ADE masih sama yaitu agar uang belum diserahkan
kepada Sdr. SENTOT. Kemudian, Sdr. ARI melakukan penyetoran
ah

lik

uang sebesar Rp250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) ke


rekening BCA dengan nomor 7015247622 a.n SITI NURSIFAH
(Supervisor Keuangan PT SWARA MAJU JAYA).
m

ub

 Selanjutnya Sdr. ARI menerima dana talangan yang berasal dari Sdr.
ka

AL BUKHARI (kontraktor) dalam bentuk tunai (cash) sebesar


ep

Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), yang diantar oleh Sdr.


RAKA, yang merupakan adik ipar Sdr. AL BUKHARI. Pada malam
ah

harinya sekitar pukul 23.00 WIB bertempat di kantor proyek


R

es

(Basecamp) di Jalan Nusa Sari I Nomor 36, Cimahi, Sdr. ARI


M

bertemu dengan Sdr. AOM untuk menyerahkan uang sebesar


ng

on
gu

Hal 56 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dalam ransel berwarna

a
hitam.

si
 Bahwa pada Selasa malam tanggal 29 November 2016, Sdr. M.
ITOC TOCHIJA sepulang dari Malaysia mendapatkan laporan dari

ne
ng
Sdr. SENTOT bahwa uang dari Sdr. ADE sudah ada sebanyak
Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dan diletakkan di lantai 2 di

do
gu 
bawah meja rumah Sdr. M. ITOC TOCHIJA.
Bahwa Rabu, 30 November 2016, pagi hari Sdr. M. ITOC TOCHIJA
menyerahkan uang tersebut sebanyak Rp400.000.000,- (empat ratus

In
A
juta rupiah) kepada Sdr. SANI dan Sdr. IKA yang mengurus
kampanye Sdr. ATTY SUHARTI, untuk dibayarkan kepada yang
ah

lik
membuat Baleho kampanye, sementara Rp100.000,- (seratus juta
rupiah) yang disimpan Sdr. IKA ditukar di Bank Mandiri Sukajadi
am

ub
menjadi pecahan Rp.10.000,-, Rp. 5.000,-, dan Rp. 20.000,- untuk
kepentingan tim kampanye Sdr. ATTY SUHARTI.
 Bahwa pada hari Rabu, Sdr. ARI menghubungi Sdr. AOM untuk
ep
k

mengambil kembali uang sebesar Rp250.000.000,- (dua ratus lima


ah

puluh juta rupiah) yang sebelumnya diserahkan oleh Sdr. ADE


R

si
kepada Sdr. AOM di Tangerang pada hari Senin sore tanggal 28
November 2016. Pada saat itu, Sdr. ARI mengambil kembali uang

ne
ng

sebesar Rp250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) tersebut


yang terbungkus di dalam kantong plastik berwarna hitam di bengkel
milik Sdr. AOM di wilayah Gunung Batu, Cimahi.

do
gu

 Bahwapada Rabu malam, Sdr. ARI dan Sdr. ADE bertemu dengan
Sdri. YANA RUMBAYAN di Hotel Garden Permata di
In
A

Lemahneundeut No. 7, Setrasari, Pasteur, Bandung. Maksud dari


pertemuan tersebut adalah membicarakan tentang masalah
ah

lik

kesepakatan penyerahan uang kepada Sdri. YANA RUMBAYAN.


 Bahwa Kamis, tanggal 1 Desember 2016, pada pagi hari, Sdr. M.
ITOC TOCHIJA bertemu dengan Sdri. YANA RUMBAYAN di Kantin
m

ub

Tong Tong. Dalam pertemuan tersebut Sdr. M. ITOC TOCHIJA


ka

memarahi Sdr. YANA RUMBAYAN, karena ternyata kontraktor yang


ep

datang adalah ADE lagi, tidak sesuai dengan yang disampaikan Sdri.
YANA RUMBAYAN pada tanggal 25 Nopember 2016 bahwa akan
ah

membuat grup atas proyek tahap II Cimahi yang lebih baik.


R

es

 Bahwa pada Kamis sore, dilakukan lagi pertemuan Sdr. M. ITOC


M

TOCHIJA dengan Sdri. YANA RUMBAYAN dan Sdr. DAIRUL di


ng

Rumah Buah, untuk menegaskan bahwa Sdr. M. ITOC TOCHIJA


on
gu

Hal 57 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tetap meminta jatah dari sisa pasar sebesar Rp3.500.000.000,- (tiga

a
milyar lima ratus juta rupiah).

si
 Bahwa pada hari Kamis, tanggal 1 Desember 2016, sore hari, Sdr.
ARI bersama-sama dengan Sdr. ADE beserta 2 (dua) orang

ne
ng
rekannya datang ke rumah Sdr. M. ITOC TOCHIJA. Saat berada di
rumah Sdr. M. ITOC TOCHIJA tersebut, Sdr. ARI bertemu dengan

do
gu Sdr. SANI. Hal yang dibicarakan pada pertemuan malam itu adalah
ingin memastikan bahwa PT SWARA MAJU JAYA, akan
memenangkan proyek Pembangunan Pasar Atas Tahap II untuk

In
A
tahun anggaran 2017. Setelah pertemuan, saat Sdr. ARI dan Sdr.
ADE keluar dari rumah Sdr. M. ITOC TOCHIJA dilakukan
ah

lik
pengamanan oleh Penyelidik KPK karena diindikasikan telah
melakukan Tindak Pidana Korupsi dan selanjutnya dilakukan
am

ub
pengamanan juga kepada Sdr. M. ITOC TOCHIJA dan Sdri. ATTY
SUHARTI.
2. UPAYA TANGKAP TANGAN TERHADAP PEMOHON ADALAH SAH
ep
k

MENURUT HUKUM
ah

Bahwa dalil Pemohon dalam halaman 6 angka 12, 20 angka 33, halaman 7
R

si
angka 20, halaman 8 angka 22, dan halaman 14 angka 13 menyatakan
bahwa:

ne
ng

- Halaman 6 angka 12
“Bahwa Pasal 18 ayat (2) KUHAP menunjukkan, dalam hal tertangkap
tangan, penangkapan dapat dilakukan tanpa surat perintah dengan

do
gu

ketentuan bahwa penangkap harus:


1) Segera menyerahkan tertangkap kepada penyidik atau penyidik
In
A

pembantu yang terdekat, beserta


2) Segera menyerahkan barang bukti kepada penyidik atau penyidik
ah

pembantu yang terdekat. “


lik

- Halaman 20 angka 33
“Bahwa mengacu pada Pasal 18 ayat (2) KUHAP di atas, hubungan
m

ub

antara Orang Tertangkap dengan Barang Bukti merupakan sesuatu


yang mutlak dalam keadaan Tertangkap Tangan. Si Tertangkap tidak
ka

ep

bisa berdiri sendiri menjadi Tersangka tanpa adanya Barang Bukti.


Sebaliknya, Barang Bukti juga merupakan benda mati bila tidak ada si
ah

Tertangkap… Dalam konteks Tertangkap Tangan maka harus


R

es

diketemukan barang bukti adanya hadiah atau janji tersebut yang telah
M

diberikan oleh Pengusaha dan diterima oleh Pemohon.”


ng

- Halaman 7 angka 20
on
gu

Hal 58 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
“Bahwa tindakan Termohon melakukan “Operasi Tangkap Tangan” sejak

a
tanggal 1 Desember 2016, berdasarkan Berita Acara Tertangkap

si
Tangan, tanggal 2 Desember 2016 yang dibuat di kantor Termohon di
HR. Rasuna Said, Kav C-1, Jakarta Selatan, DKI Jakarta BUKAN di

ne
ng
kediaman Pemohon, Sari Asih IV No. 16, Kecamatan Sukasari, Kota
Bandung, Jawa Barat, oleh Sdr. Penyidik Rizka Anungnata merupakan

do
gu upaya paksa penangkapan sekaligus penetapan tersangka.”
- Halaman 8 angka 22
“Bahwa Operasi Tangkap Tangan yang dilakukan Termohon terhadap

In
A
Pemohon, sejak tanggal 1 Desember 2016, berdasarkan Berita Acara
Tertangkap Tangan, tanggal 2 Desember 2016, merupakan Rezim dari
ah

lik
upaya paksa “penangkapan” karena Termohon dengan sekitar 15 orang
pegawainya melakukan upaya paksa sebagaimana dimaksud dalam
am

ub
Pasal 5 ayat (1) huruf b antara lain: 1) memerintah Pemohon untuk
memanggil suami Pemohon, 2) melarang Pemohon meninggalkan
rumah dan memerintah Pemohon untuk tidak pergi kemana-mana, 3)
ep
k

memaksa dan memerintah Pemohon diperiksa pada sekitar pukul 03.00


ah

WIB dini hari tanggal 2 Desember 2016, dan 4) menangkap Pemohon


R
dan membawa Pemohon ke Jakarta.”

si
- Halaman 14 angka 13

ne
ng

“Bahwa Pemohon dibawa sebagai saksi ke Jakarta tanpa mengetahui


apa sebenarnya kejahatan yang disangkakan kepada Pemohon.
Termohon juga tidak menunjukkan adanya barang bukti “menerima

do
gu

hadiah atau janji” yang disangkakan diterima Pemohon sebesar Rp.


500.000.000,- (lima ratus juta rupiah). Termohon juga tidak menunjukkan
In
A

adanya uang atau barang atau benda berharga lainnya yang ditujukan
kepada Pemohon pada saat tanggal 1 Desember 2016 dan/atau 2
ah

lik

Desember 2016 sebagai bentuk wujud barang bukti tindak pidana


“menerima hadiah atau janji”
- Halaman 14 nomor 14
m

ub

“Bahwa kemudian di Kantor Termohon, Termohon memaksa pemohon


menandatangani Berita Acara Tertangkap Tangan, 2 Desember 2016
ka

ep

yang mana di dalamnya Termohon mengamankan uang milik Pemohon


sebesar Rp.16.000.000,-. Uang Pemohon yang disita di Kantor
ah

Termohon, - bukan dirumah Pemohon – sebagaimana Berita Acara


R

es

Operasi Tangkap Tangan merupakan uang yang diberikan oleh anak


M

Pemohon, Triya dan merupakan uang “pegangan” Pemohon saat


ng

mendampingi Suami, Itoc Tochija saat mejalani pemeriksaan di Jakarta.”


on
gu

Hal 59 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Termohon berpendapat bahwa dalil-dalil Pemohon tersebut adalah tidak

si
tepat dan harus ditolak, karena:
1) Ketentuan “tertangkap tangan” mengacu pada Pasal 1 angka 19 KUHAP

ne
ng
yang intinya bahwa tertangkap tangan terjadi “pada saat terjadinya
tindak pidana”, “segera sesudah tindak pidana terjadi”, “segera setelah

do
gu diteriaki oleh khalayak ramai”, atau “ditemukan benda yang diduga keras
telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana itu”. Merujuk pada
ketentuan tersebut, KUHAP telah menyediakan ruang terhadap situasi

In
A
atau keadaan yang dapat dikategorikan sebagai upaya tertangkap
tangan. Dalam hal ini terdapat 4 (empat) alternatif situasi atau keadaan
ah

lik
yang antara satu sama lainnya berdiri sendiri dan tidak tergantung pada
situasi atau keadaan lainnya.
am

ub
2) Pasal 18 ayat (2) KUHAP merupakan penjabaran dari apa yang
dimaksud Pasal 1 angka 19 KUHAP tersebut yaitu seseorang yang
menangkap harus segera menyerahkan tertangkap tangan dan
ep
k

menyerahkan “barang bukti yang ada” kepada kepada penyidik atau


ah

penyidik pembantu. Bahwa barang bukti yang ada dikaitkan dengan


R
Pasal 1 angka 19 KUHAP adalah apabila pada dirinya ditemukan benda

si
yang diduga sebagai alat untuk melakukan tindak pidana. Tetapi hal itu

ne
ng

tidak membatasi seseorang untuk menangkap seseorang tanpa barang


bukti pada diri seseorang yang tertangkap, karena dapat saja barang
bukti tersebut tidak berada dalam penguasaan si tertangkap tetapi sudah

do
gu

berada pada pihak lainnya.


3) Secara struktur kalimatnya pun Pasal 18 ayat (2) tersusun dengan tanpa
In
A

suatu kondisional tertentu, artinya dengan tidak ditemukannya barang


bukti dari si tertangkap tidak kemudian diartinya bahwa tindakan
ah

tertangkap tangan menjadi tidak sah.


lik

4) Hal ini diperkuat dengan Pasal 111 ayat (1) KUHAP yang menyebutkan
bahwa : “Dalam hal tertangkap tangan setiap orang berhak, sedangkan
m

ub

setiap orang yang mempunyai wewenang dalam tugas ketertiban,


ketenteraman dan keamanan umum wajib, menangkap tersangka guna
ka

ep

diserahkan beserta atau tanpa barang bukti kepada penyelidik atau


penyidik”. Secara gramatikal, maka dapat ditafsirkan bahwa Penyelidik
ah

Termohon yang melakukan upaya tangkap tangan wajib menyerahkan


R

tersangka “baik beserta maupun tanpa barang bukti” kepada


es
M

Penyelidik/Penyidik. Ketiadaan barang bukti tidak menjadikan tindakan


ng

tertangkap tangan yang dilakukan oleh Termohon menjadi tidak sah.


on
gu

Hal 60 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
5) Bahwa tindakan yang dilaksanakan oleh Termohon bukan upaya paksa

a
penangkapan sebagaimana didalilkan oleh Pemohon tetapi merupakan

si
tindakan tertangkap tangan dengan alasan bahwa sebagaimana
Termohon sampaikan dalam kronologis kejadian, terdapat beberapa

ne
ng
situasi dan keadaan berdasarkan data dan informasi yang Termohon
ketahui tentang terjadinya suatu peristiwa yang patut diduga merupakan

do
gu tindak pidana. Hal tersebut sejalan dengan ketentuan Pasal 102 ayat (1)
dan ayat (2) KUHAP, ketika Penyelidik mengetahui terjadinya suatu
peristiwa yang patut diduga merupakan tindak pidana, maka wajib

In
A
segera melakukan tindakan penyelidikan yang diperlukan sebagaimana
dimaksud pada Pasal 5 ayat (1) huruf b, yang dalam hal ini yaitu
ah

lik
melakukan upaya tangkap tangan antara lain terhadap Pemohon.
6) Bahwa dengan mendasarkan pada ketentuan Pasal 1 angka 19 KUHAP
am

ub
tersebut, maka Termohon kemudian melakukan tindakan tangkap
tangan karena telah terpenuhi salah satu elemen dalam Pasal 1 angka
19 KUHAP yaitu “dengan segera sesudah beberapa saat tindak
ep
k

pidana itu dilakukan.” Bahwa berdasarkan data dan informasi yang


ah

Termohon peroleh, ditemukan adanya fakta kejadian bahwa pada


R
tanggal 1 Desember 2016 (beberapa saat sebelum pertemuan di rumah

si
Pemohon), telah terjadi “perbuatan aktif” menerima janji dari Suami

ne
ng

Pemohon untuk menerima sesuatu dari Sdr. Ade dan Sdr Ari sebagai
pihak pemberi sebagai tindak lanjut dari komitmen fee yang telah
disepakati sebelumnya. Pada hari itu, Suami Pemohon memantau

do
gu

situasi melalui pihak lainnya (antara lain Sdr. Sentot) untuk memastikan
keberlanjutan komitmen yang sudah disepakati dengan Sdr. Ade.
In
A

7) Bahwa penerimaan janji atau komitmen tersebut merupakan bagian dari


rangkaian peristiwa pemberian sejumlah uang atas permintaan Suami
ah

Pemohon yang terjadi sebelumnya, setidak-tidaknya berawal dari


lik

tanggal 21 November 2016 dimana Sdr. Ade dan Sdr. Ari menghadap
Suami Pemohon untuk menanyakan kelanjutan pekerjaan
m

ub

Pembangunan Pasar Atas Cimahi Tahap II. Selain itu, Termohon juga
menemukan beberapa peristiwa dimana terjadi beberapa kali pertemuan
ka

ep

baik antara Suami Pemohon, Pemohon, Sdr. Ade dan Sdr Ari maupun
pihak-pihak lainnya yang membahas komitmen dan penyerahan
ah

sejumlah uang kepada Suami Pemohon. Bahwa dalam satu pertemuan


R

sebelumnya yaitu pada tanggal 27 November 2016, Pemohon hadir


es
M

didalam pertemuan bersama-sama dengan Suami Pemohon dan Sdr.


ng

Ari dan Sdr. Ade khusus membicarakan teknis penyerahan uang


on
gu

Hal 61 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) sebagai bagian dari

a
komitmen fee tersebut.

si
8) Bahwa tindakan tangkap tangan yang dilakukan Termohon termasuk
tindakan yang dilakukan “dengan segera” sesudah beberapa saat

ne
ng
terjadinya tindak pidana berupa perbuatan aktif menerima janji oleh
suami Pemohon dari pihak pemberi yaitu Sdr. Ade. Bahwa data dan

do
gu informasi yang diperoleh oleh Termohon terkait dengan perbuatan aktif
menerima janji tersebut tercatat dalam beberapa rangkaian informasi
yang Termohon peroleh pada tanggal 1 Desember 2016, yaitu pada hari

In
A
yang sama dengan terjadinya pertemuan tersebut.
9) Bahwa berdasarkan data dan informasi tersebut, Penyelidik telah
ah

lik
menemukan bukti permulaan yang cukup tentang terjadinya suatu tindak
pidana yang dapat disimpulkan dari seluruh rangkaian peristiwa yang
am

ub
terjadi pada tanggal 1 Desember 2016 dan dijadikan alasan oleh
Penyelidik berpendapat untuk “segera” melakukan penangkapan pada
hari yang sama yaitu pada tanggal 1 Desember 2016.
ep
k

10) Bahwa sifat kesegeraan tindakan Termohon untuk melakukan tangkap


ah

tangan sejalan dengan pendapat M. Yahya Harahap dalam bukunya


R
“Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP (Penyidikan

si
dan Penuntutan)” menjelaskan pengertian “dengan segera” dapat

ne
ng

ditafsirkan sendiri oleh aparat penegak hukum karena KUHAP sendiri


tidak memberikan batas waktu. Bahkan Yahya Harahap menyatakan
bahwa pejabat yang berwenang untuk melakukan tangkap tangan

do
gu

memiliki keleluasaan kepada pejabat yang berwenang untuk melakukan


penangkapan (dengan cara tangkap tangan). Untuk itu, berdasarkan
In
A

keleluasaan kewenangan tersebut, Termohon kemudian berwenang


untuk melakukan tangkap tangan atas diri Pemohon.
ah

11) Bahwa Tindakan Termohon tersebut merupakan tindak lanjut atas


lik

kejadian peristiwa yang patut diduga merupakan tindak pidana yang


wajib segera dilakukan tindakan yang diperlukan oleh Termohon
m

ub

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102 ayat (1) KUHAP.


12) Bahwa dengan mendasarkan pada ketentuan Pasal 102 ayat (2)
ka

ep

KUHAP, tanpa menunggu perintah penyidik, Termohon melakukan


tindakan tangkap tangan terhadap Pemohon dalam rangka penyelidikan.
ah

Bahwa kegiatan tangkap tangan tersebut dilaksanakan oleh beberapa


R

pegawai Termohon yang berstatus Penyelidik Termohon dan pegawai


es
M

Termohon yang berstatus sebagai Penyelidik dan Penyidik pada


ng

Termohon.
on
gu

Hal 62 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
13) Bahwa ketika Termohon mengetahui telah terjadi peristiwa yang patut

a
diduga sebagai tindak pidana, maka sebagai pihak yang mempunyai

si
wewenang dalam tugas ketertiban, ketentraman dan keamanan umum,
Termohon “diwajibkan” untuk menangkap Pemohon dan tersangka

ne
ng
lainnya sebagaimana diamanatkan Pasal 111 KUHAP. Ada Kewajiban
hukum Termohon yang harus dijalankan untuk menangkap pelaku tindak

do
gu pidana dalam keadaan tertangkap tangan, dan apabila Termohon tidak
melakukan tindakan yang dianggap perlu untuk melakukan
penangkapan berarti telah melalaikan kewajiban.

In
A
14) Bahwa referensi yang digunakan Pemohon adalah keliru dengan
menyatakan bahwa tindakan yang dilakukan oleh Termohon apabila
ah

lik
dikaitkan dengan ketentuan yang tertera dalam Pasal 5 ayat (1) KUHAP
maka secara langsung dianggap sebagai upaya penangkapan dan
am

ub
bukan tertangkap tangan. Bahwa ketika penyelidik dan penyidik pada
Termohon yang melaksanakan tindakan tangkap tangan maka
kewenangan sebagaimana tertera dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b pun
ep
k

melekat pada diri mereka, dan untuk itu harus dijalankan sebagaimana
ah

mestinya, terlepas tindakan tersebut penangkapan atau tertangkap


R
tangan.

si
15) Bahwa tindakan Termohon bukan melakukan pemeriksaan

ne
ng

sebagaimana didalilkan Pemohon tetapi pengambilan keterangan


sebagaimana kemudian dituangkan dalam Berita Acara Pengambilan
Keterangan pada tanggal 2 Desember 2016. Tindakan Termohon

do
gu

mengambil keterangan dari Pemohon pada dini hari merupakan tindakan


yang wajib dilakukan segera sesuai ketentuan Pasal 5 KUHAP yaitu
In
A

untuk mencari keterangan dan barang bukti, dan mengadakan tindakan


lain menurut hukum yang bertanggung jawab. Pengambilan keterangan
ah

tersebut tidak hanya untuk kepentingan Termohon tetapi juga bagi


lik

Pemohon agar adanya suatu kepastian tentang layak atau tidaknya


suatu perkara ditingkatkan ke penyidikan dan untuk menentukan
m

ub

tersangkanya.
16) Bahwa dalil Pemohon yang menyatakan Berita Acara Tertangkap
ka

ep

Tangan dibuat di Kantor Termohon dan bukan di kediaman Pemohon


tidak membawa konsekwensi hukum apapun terkait dengan keabsahan
ah

tindakan Termohon dalam melakukan upaya tangkap tangan mengingat


R

bahwa tidak ada satu pun ketentuan dalam KUHAP yang membatasi
es
M

kewenangan Penyelidik untuk membuat Berita Acara Tertangkap


ng

Tangan baik di tempat kejadian penangkapan maupun tempat lainnya.


on
gu

Hal 63 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
17) Bahwa terkait dalil Pemohon yang menyatakan Termohon tidak

a
menunjukkan barang bukti kepada Termohon pada saat tertangkap

si
tangan merupakan alasan yang tidak berdasar karena tidak ada
ketentuan dalam KUHAP yang mewajibkan Termohon dalam rangka

ne
ng
penyelidikan paska tertangkap tangan untuk menunjukkan adanya
barang bukti berupaa uang ataupun barang atau benda berharga lainnya

do
gu terkait penerimaan hadiah atau janji kepada Pemohon.
18) Bahwa sebagaimana diungkap dalam Pasal 18 ayat (2) dan Pasal 111
KUHAP maka kewajiban utama Termohon adalah menyerahkan

In
A
Pemohon sebagai Tersangka beserta atau tanpa barang bukti kepada
Penyelidik atau Penyidik.
ah

lik
19) Bahwa Termohon tidak pernah memaksa Pemohon untuk
menandatangani Berita Acara Tertangkap Tangan tanggal 2 Desember
am

ub
2016, dan Berita Acara Tertangkap Tangan tersebut membuktikan
bahwa Pemohon telah mengetahui, mengakui dan menyetujui tindakan
Termohon melakukan tindakan upaya tangkap tangan terhadap diri
ep
k

Pemohon.
ah

20) Bahwa berdasarkan Berita Acara Tertangkap Tangan atas nama


R
Pemohon, Termohon menyebutkan bahwa uang milik Pemohon sebesar

si
Rp. 16.000.000,- (enam belas juta rupiah) diamankan oleh Penyelidik

ne
ng

Termohon dan belum dilakukan penyitaan sebagaimana didalilkan oleh


Pemohon. Bahwa setelah Termohon mengeluarkan Sprin.Dik-
91/01/12/2016 tanggal 2 Desember 2016, maka pada tanggal 8

do
gu

Desember 2016, Penyidik Termohon melakukan penyitaan terhadap


uang Rp. 16.000.000,- juta tersebut.
In
A

21) Bahwa dengan pertimbangan uang Rp. 16.000.000,- telah diamankan di


kantor Termohon maka tindakan penyitaan yang dilakukan oleh
ah

Termohon lebih efektif dan efisien dilakukan di Kantor Termohon dan


lik

bukan di rumah Pemohon.


22) Bahwa uang Rp. 16.000.000,- disita Termohon dengan pertimbangan
m

ub

sebagai barang bukti sehubungan dengan dugaan terjadinya tindak


pidana korupsi yang diduga dilakukan oleh Pemohon sebagai
ka

ep

Tersangka.
Dengan demikian, maka dalil Pemohon yang menyatakan bahwa tindakan tangkap
ah

tangan yang harus ditindaklanjuti dengan penyerahan barang bukti, tindakan


R

Termohon disimpulkan sebagai tindakan paksa penangkapan, barang bukti harus


es
M

wajib ditunjukkan pada saat tertangkap tangan, dan penyitaan terhadap sejumlah
ng

adalah keliru dan sepatutnya ditolak.


on
gu

Hal 64 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. PENETAPAN PEMOHON SEBAGAI TERSANGKA PADA TAHAP

si
PENYIDIKAN
A. Bahwa dalil Pemohon dalam halaman 6 angka 12, 20 angka 33, halaman

ne
ng
7 angka 20, dan halaman 8 angka 24 menyatakan sebagai berikut:
“Bahwa berdasarkan Berita Acara Tertangkap Tangan, tanggal 2

do
gu Desember 2016 dan penetapan Surat Perintah Penyidikan KPK RI
Nomor Sprin.Dik-91/01/12/2016 tanggal 2 Desember 2016 sekaligus
Penetapan Status Tersangka atas diri Pemohon, maka Pemohon

In
A
mendapatkan status Tersangka sebanyak 2 kali yang seluruhnya tanpa
barang bukti dan/atau alat bukti yang patut…”
ah

lik
Termohon berpendapat bahwa dalil-dalil Pemohon tersebut adalah tidak
tepat dan harus ditolak, karena:
am

ub
1) Bahwa sebelum melakukan upaya tangkap tangan, Termohon
melakukan tahapan penyelidikan berdasarkan Surat Perintah
Penyelidikan Nomor: Sprin.Lidik-33/01/05/2016 tanggal 11 Mei 2016.
ep
k

Bahwa berdasarkan data dan informasi berupa rangkaian peristiwa


ah

sebagaimana Termohon jelaskan, Termohon melakukan upaya tangkap


R
tangan.

si
2) Bahwa tindakan upaya tangkap tangan dilakukan oleh Termohon harus

ne
ng

dilakukan dan disertai dengan proses administrasi judiciil yang terukur,


dan salah satunya dengan membuatkan Berita Acara Tertangkap
Tangan atas nama Pemohon pada tanggal 2 Desember 2016.

do
gu

3) Dalam Berita Acara Tertangkap Tangan atas nama Pemohon tersebut


disebutkan bahwa Pemohon telah ditangkap karena diduga telah
In
A

menerima sejumlah uang dari Triswara Dhanu Brata alias Ade, dan
Hendriza Soleh Gunadi Alias Ari, dalam rangka mendapatkan proyek
ah

pembangunan di Kota Cimahi tahun 2016 – 2017. Di dalam Berita


lik

Acara Tertangkap Tangan tidak ada sama sekali disebutkan kata


“tersangka”, dan tidak ada suatu penegasan apapun terkait dengan
m

ub

penetapan Pemohon sebagai tersangka. Bahwa Berita Acara


Tertangkap Tangan hanya dimaksudkan untuk formalitas upaya
ka

ep

penangkapan yang telah dilakukan oleh Termohon c.q Penyelidik


Termohon.
ah

4) Bahwa penyebutan Pemohon sebagai tersangka baru terdokumentasi


R

dalam administrasi judisiil dalam Surat Perintah Penyidikan


es
M

Nomor:Sprin.Dik-91 /01/12/2016 tanggal 2 Desember 2016. Di dalam


ng

Surat Perintah Penyidikan tersebut disebutkan secara spesifik bahwa


on
gu

Hal 65 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Pemohon merupakan tersangka dalam kasus Pekerjaan Pembangunan

a
Pasar Atas Cimahi Tahap II, dan sejak saat Sprin.Dik tersebut

si
diterbitkan maka Penyidik yang ditunjuk diberikan tugas untuk
melakukan tindakan penyidikan dalam perkara aquo.

ne
ng
Dengan demikian, dalil Pemohon yang menyatakan bahwa Termohon
melakukan penetapan Tersangka terhadap diri Pemohon sebanyak 2 kali

do
gu adalah pemahaman yang keliru dan untuk itu dalil Pemohon seharusnya
ditolak.
B. Bahwa dalil Pemohon dalam halaman 16 angka 23 menyatakan sebagai

In
A
berikut:
“Bahwa berdasarkan press conference yang dilakukan oleh Termohon
ah

lik
tersebut di atas, selain itdak sesuai dengan fakta-fakta hukum yang ada,
Termohon dengan sengaja telah melakukan pembunuhan karakter
am

ub
(Character Assacination) terhadap diri Pemohon sebagai pasangan calon
dalam pemilihan Walikota Cimahi tahun 2017 dengan mengatakan
Pemohon terjaring operasi Tangkap Tangan oleh Termohon dengan
ep
k

barang bukti yang disita di Kantor Termohon di Jakarta, akan tetapi seolah-
ah

olah dilakuan pada saat di rumah Pemohon di Jl. Sari Asih IV No. 16,
R
kecamatan Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat”.

si
Termohon berpendapat bahwa dalil-dalil Pemohon tersebut adalah tidak tepat dan

ne
ng

harus ditolak, karena:


1) Berdasarkan ketentuan Pasal 3 UU No. 30 Tahun 2002, KPK adalah
lembaga negara yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya

do
gu

yang bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan


manapun. Dalam penjelasannya yang dimaksud dengan “kekuasaan
In
A

manapun” adalah kekuatan yang dapat mempengaruhi tugas dan


wewenang KPK atau anggota komisi secara individual dari pihak
ah

eksekutif, yudikatif, legislatif, pihak-pihak lainnya yang terkait dengan


lik

perkara Tindak Pidana Korupsi atau keadaan dan situasi ataupun


dengan alasan apapun. Salah satu ciri independensi tersebut adalah
m

ub

Pemohon bertanggungjawab kepada publik dalam melaksanakan


tugasnya serta menyampaikan laporan secara terbuka dan berkala
ka

ep

kepada Presiden, DPR dan BPK. Adapun salah satu cara


pertanggungjawaban kepada publik tersebut adalah dengan membuka
ah

akses informasi (vide Pasal 20 UU No. 30 Tahun 2002), termasuk di


R

dalamnya informasi mengenai penanganan perkara dan


es
M

mengumumkan penetapan seseorang menjadi Tersangka atau


ng

Terdakwa.
on
gu

Hal 66 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
2) Bahwa dalam sejarah berdirinya KPK, tidak sedikit perkara yang

a
ditangani dinilai dan dianalisis oleh pihak-pihak tertentu, in casu oleh

si
Pemohon dengan menggunakan anasir-anasir politik. Hal tersebut
bukan merupakan sesuatu yang baru, karena wewenang Termohon

ne
ng
untuk melakukan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan terhadap
perkara korupsi yang melibatkan penyelenggara negara sering

do
gu bersinggungan dengan tokoh atau kepentingan politik, bahkan anasir
politik sering dipergunakan sebagai modus atau cara untuk membela
diri. Namun Termohon selalu membuktikan perkara-perkara tersebut

In
A
dengan menggunakan kaidah hukum serta alat-alat bukti yang sah,
sehingga pembuktian yang dilakukan oleh Termohon selalu diterima
ah

lik
oleh Pengadilan. Termohon sama sekali tidak mempunyai tujuan
apapun ketika menangkap tangan Pemohon dan selanjutnya
am

ub
menetapkan Pemohon sebagai Tersangka selain tujuan yang telah
ditetapkan dalam Pasal 4 UU No. 30 tahun 2002, yaitu meningkatkan
daya guna dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak
ep
k

pidana korupsi.
ah

3) Bahwa mengenai publikasi atau press conference Termohon sesaat


R
setelah menangkap tangan Pemohon dan selanjutnya menetapkan

si
Pemohon sebagai Tersangka, selain dalam rangka membuka akses

ne
ng

informasi juga dalam rangka melaksanakan asas keterbukaan


sebagaimana yang diatur dalam Pasal 5 huruf b UU No. 30 Tahun
2002, yang dalam penjelasannya menyatakan, “keterbukaan” adalah

do
gu

asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh


informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang kinerja KPK
In
A

dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Selain itu upaya publikasi


merupakan pemenuhan hak masyarakat untuk memperoleh informasi
ah

publik yang dijamin dalam UU incasu UU No. 14 Tahun 2008 Tentang


lik

Keterbukaan Informasi Publik.


Berdasarkan dalil-dalil tanggapan yang telah Termohon sampaikan di atas,
m

ub

maka Termohon menilai dalil Pemohon hanya bersifat opini atau asumsi
serta tidak berdasar dan oleh karenanya harus dinyatakan ditolak.
ka

ep

C. Bahwa dalil Pemohon dalam halaman 18 nomor 27 menyatakan sebagai


berikut:
ah

“Bahwa kalimat, “Ia (Atty Suharti/Pemohon) telah ditangkap karena diduga


R

telah menerima sejumlah uang dari Triswara Dhanu Brata alias Ade dan
es
M

Hendriza Soleh Gunadi Alias Ari, dalam rangka mendapatkan proyek


ng

on
gu

Hal 67 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
pembangunan di Kota Cimahi tahun 2016-2017 adalah keliru dan tidak

a
berdasarkan fakta sebenarnya karena:

si
a. Pada tanggal 1 Desember 2016 s.d 2 Desember 2016, Termohon tidak
pernah menunjukkkan adanya barang bukti uang apapun yang diterima

ne
ng
oleh Pemohon dari Triswara Dhanu Brata alias Ade dan Hendriza
Soleh Gunadi alias Ari baik pada saat di rumah Pemohon, di Cimahi

do
gu ataupun di Kantor Termohon.
b. Termohon tidak pernah menunjukkan adanya bukti uang sebesar Rp.
500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) yang dituduhkan Termohno

In
A
dalam konferensi persnya di Kantor Termohon oleh Wakil Ketua
Termohon, Basaria Pandjaitan, baik pada saat di rumah Pemohon di
ah

lik
Cimahi maupun di Kantor Termohon.
c. Termohon menyatakan memiliki bukti penarikan uang dilakukan oleh
am

ub
Pengusaha akan tetapi bukti tersebut tidak lantas serta merta
menunjukkan bahwa Pemohonlah yang menerima uang tersebut Pada
tanggal 1 Desember 2016 s.d 2 Desember 2016”.
ep
k

Tanggapan Termohon atas dali Pemohon sebagaimana tersebut di atas


ah

adalah sebagai berikut:


R
1) Bahwa Termohon selama melakukan kegiatan penyelidikan terhadap

si
perkara a quo telah mendapatkan beberapa bukti awal salah satunya

ne
ng

berupa rekaman percakapan yang dilakukan antara Pemohon, dan para


tersangka lainnya (Itoc Tochija, Triswara Dhanu Brata alias Ade dan
Hendriza Soleh Gunadi alias Ari).

do
gu

2) Bahwa dalam rekaman percakapan sebagaimana dimaksud telah dapat


menunjukkan adanya dugaan tindak pidana korupsi suap, menjanjikan
In
A

sesuatu bahkan telah terjadi penyerahan uang dari Tersangka Triswara


Dhanu Brata alias Ade dan Hendriza Soleh Gunadi alias Ari kepada
ah

Pemohon dan Itoc Tochija terkait adanya proyek pembangunan Pasar


lik

Atas Kota Cimahi.


3) Bahwa Termohon dapat jelaskan pula, melalui rekaman percakapan
m

ub

tersebut didapat indikasi kuat Pemohon juga terlibat dalam dugaan


tindak pidana suap yang telah diterimanya pada akhir tahun 2015 atau
ka

ep

awal 2016 sebesar Rp. 1,9 miliar dari Tersangka Triswara Dhanu Brata
alias Ade dan Hendriza Soleh Gunadi alias Ari .
ah

4) Adapun uang Rp. 1,9 miliar ini merupakan uang suap agar Tersangka
R

Triswara Dhanu Brata alias Ade dan Hendriza Soleh Gunadi alias Ari
es
M

diberikan proyek untuk tahun anggaran 2016.


ng

on
gu

Hal 68 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
5) Sedangkan penghitungan besaran uang suap Rp. 1,9 milliar ini

a
merupakan bentuk kesepakatan dengan dasar perhitungan: 50% dari

si
15% dari nilai proyek wajib disetor kepada Pemohon (pada saat itu
berstatus Walikota Aktif). Oleh karena selama pada tahun 2016

ne
ng
Tersangka Triswara Dhanu Brata alias Ade dan Hendriza Soleh Gunadi
alias Ari hanya mendapatkan nilai proyek dengan nilai sekitar Rp. 8,9

do
gu milliar, maka Tersangka Triswara Dhanu Brata alias Ade dan Hendriza
Soleh Gunadi alias Ari meminta kembali kelebihan uang yang telah
mereka serahkan kepada Pemohon.

In
A
6) Atas dasar itulah kemudian Pemohon menjanjikan kepada Tersangka
Triswara Dhanu Brata alias Ade dan Hendriza Soleh Gunadi alias Ari
ah

lik
proyek yang nilainya lebih besar di tahun 2017, salah satunya berupa
proyek Pasar Atas Cimahi. Namun demikian, Pemohon kemudian justru
am

ub
meminta kepada Tersangka Triswara Dhanu Brata alias Ade dan
Hendriza Soleh Gunadi alias Ari tambahan uang sebesar Rp. 1 milliar
untuk mendapatkan proyek tersebut pada tahun 2017.
ep
k

7) Dari permintaan sebesar Rp 1 miliar tersebut, telah dilakukan


ah

penyerahan sebesar Rp. 500 juta yang kemudian oleh Pemohon uang
R
tersebut diberikan kepada salah satu konsultan politik sebesar Rp. 400

si
juta guna keperluan kampanye diri Pemohon dan sisanya sebesar Rp.

ne
ng

100 juta disimpan oleh Ika guna kepentingan Tim Kampanye Pemohon.
8) Dari uraian sebagaimana tersebut di atas, jelas didapatkan fakta bahwa
terdapat satu rangkaian kejahatan, in casu tindak pidana suap,

do
gu

menjanjikan sesuatu yang melibatkan diri Pemohon.


Berdasarkan hal-hal sebagaimana tersebut di atas, Termohon dalam
In
A

melakukan tangkap tangan terhadap diri Pemohon telah dibekali dengan


bukti permulaan yang cukup bahkan sebelumnya telah dilakukan terhadap
ah

diri Tersangka Triswara Dhanu Brata alias Ade dan Hendriza Soleh
lik

Gunadi alias Ari yang mengaku telah memberikan uang sejumlah Rp. 500
juta kepada diri Pemohon.
m

ub

D. Bahwa dalil Pemohon dalam halaman 20 nomor 31 menyatakan sebagai


berikut:
ka

ep

“Bahwa dalam hal tertangkap tangan terdapat frase kata “segera” dengan
demikian maka di dalam tertangkap tangan tidak terdapat jeda waktu
ah

antara suatu tindakan pidana dengan penagkapan, karena penangkapan


R

itu sendiri merupakan respon langsung untuk melindungi kepentingan


es
M

umum, menjaga keamanan umum, dan juga untuk menghentikan suatu


ng

tindakan kejahatan atau pelanggaran. Pertanyaannya adalah apakah pada


on
gu

Hal 69 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tanggal 1 Desember 2016 Pemohon sedang melakukan suatu tindak

a
pidana sehingga segera setelahnya Termohon melakukan Penangkapan”?

si
Tanggapan Termohon atas dali Pemohon sebagaimana tersebut di atas
adalah sebagai berikut:

ne
ng
1) Bahwa sebagaimana yang telah Termohon sampaikan sebelumnya,
dari beberapa bukti awal penyelidikan yang didapat oleh Termohon,

do
gu perkara a quo merupakan satu rangkaian kejahatan yang bilamana
Termohon tidak melakukan penangkapan tengan terhadap diri
Pemohon, maka Pemohon akan menerima kembali uang sebesar Rp.

In
A
500 juta sebagai bentuk komitmen sebesar Rp. 1 milliar dari Tersangka
Triswara Dhanu Brata alias Ade dan Hendriza Soleh Gunadi alias Ari.
ah

lik
2) Dengan demikian, menjadi tepat apabila kemudian Termohon
melakukan tangkap tangan terhadap diri Pemohon untuk menghentikan
am

ub
suatu bentuk kejahatan, in casu perkara a quo, karena apabila
Termohon yang telah mendapatkan informasi terjadinya tindak pidana a
quo tidak melakukan penangkapan tangan terhadap diri Pemohon dan
ep
k

tersangka lainnya, maka justru Termohon melakukan pelanggaran


ah

hukum sebagaimana ketentuan Pasal 102 ayat 1 KUHAP.


R
Berdasarkan hal-hal sebagaimana tersebut di atas, maka dalil Pemohon

si
tersebut sangat tidak berdasar hukum dan terlalu berlebihan, sehingga

ne
ng

secara yuridis Hakim Pemeriksa perkara a quo wajib mengesampingkan.


E. Bahwa dalil Pemohon dalam halaman 21 nomor 36 menyatakan sebagai
berikut:

do
gu

“… Namun yang aneh yang melakukan penangkapan dalam perkara


Pemohon adalah Penyelidik dalam hal ini Sdr. Rizka Anungnata, bukan
In
A

Penyidik”.
Tanggapan Termohon atas dali Pemohon sebagaimana tersebut di atas
ah

adalah; bahwa dalam hal tertangkap tangan, KUHAP telah mengatur tidak
lik

diperlukan suatu surat perintah untuk melakukannya, hal ini dapat


dipahami bahwa siapa saja, tidak hanya terbatas pada penegak hukum,
m

ub

masyarakat biasa pun bisa melakukan penangkapan tangan terhadap


seseorang.
ka

ep

Dengan demikian, dalil Pemohon tersebut sangat tidak mendasar dan oleh
karenanya secara hukum harus ditolak.
ah

4. PENETAPAN PEMOHON SEBAGAI TERSANGKA BERDASARKAN


R

BUKTI PERMULAAN YANG CUKUP


es
M

ng

on
gu

Hal 70 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bahwa dalil Pemohon dalam halaman 29 angka 55, halaman 31 angka 60,

a
halaman 33 angka 64 dan 65, dan halaman 34 angka 68 dan 71, halaman

si
36 angka 75 menyatakan sebagai berikut:
- Halaman 29 nomor 55

ne
ng
“Bahwa dalam melakukan penyidikan terhadap Pemohon, Termohon
tidak melakukan pemeriksaan sesuai asas kepastian hukum yang adil,

do
gu karena ketika Pemohon ditetapkan sebagai Tersangka belum ada dua
alat bukti sebagaimana dimaksud Pasal 184 KUHAP dan juga tidak ada
barang bukti waktu Operasi Tangkap Tangan sebagai bagian 2 alat

In
A
bukti, sebagaimana dimaksud oleh Putusan MK No. 21/PUU-XII/2014…”
- Halaman 31 nomor 60
ah

lik
“Bahwa dalam Hal Termohon berkeyakinan Pemohon melakuan
perbuatan pidana Pasal 12 huruf a UU Nomor 31 Tahun 1999
am

ub
sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, maka Termohon harus
menemukan bukti permulaan yang cukup berupa 2 alat bukti seluruh
ep
k

unsur, bukan cuma inti delik. Dan terpenuhinya unsur tersebut haruslah
ah

dimiliki sebelum tanggal penetapan Tersangka yaitu tanggal 2 Desember


R
2016.”

si
Halaman 33 nomor 64 dan 65

ne
ng

“Bahwa pelaksanaan penyidikan dalam perkara Pemohon, pemeriksaan


terhadap saksi dilakukan setelah Pemohon ditetapkan sebagai
Tersangka, sehingga pemeriksaan terhadap saksi dalam penyidikan

do
gu

terhadap perkara Pemohon tidak sesuai dengan SOP tahap penyidikan


ke-2 (dua).”
In
A

“Bahwa sekali lagi Pemohon tegaskan 2 alat bukti yang membuat


Termohon yakin bahwa Pemohon melakukan tindak pidana haruslah 2
ah

lik

alat bukti yang di dapat sebelum Surat Perintah Penyidikan Nomor:


Sprin.Dik-91/01/12/2016, tanggal 2 Desember 2016 dan penetapan
tersangka yaitu tanggal 2 Desember 2016.”
m

ub

- Halaman 34 nomor 68
“Bahwa seluruh bukti yang didapatkan oleh Termohon pada tanggal 3
ka

ep

Desember 2016 tidak sah untuk dijadikan dasar sebagai Penetapan


Pemohon sebagai Tersangka pada tanggal 2 Desember 2016.”
ah

- Halaman 34 nomor 71
R

“Bahwa Pemohon telah ditetapkan sebagai Tersangka tanpa terlebih


es
M

dahulu dilakukan Penyidikan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan


ng

Pasal 1 angka 2 KUHAP… Dengan demikian makna dari penyidikan


on
gu

Hal 71 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
harus terlebih dahulu mencar dan mengumpulkan bukti untuk membuat

a
terang tentang tindak pidana yang terjadi. Dari bukti-bukti tersebut

si
kemudian baru ditetapkan tersangkanya.”
- Halaman 36 nomor 75

ne
ng
“Bahwa berdasarkan argumen yuridis tersebut di atas, maka penetapan
Pemohon sebagai Tersangka oleh Termohon dilakukan tidak sesuai

do
gu
Terhadap
dengan KUHAP dan SOP Penyidikan Termohon.”
dalil-dalil Pemohon tersebut, Termohon memberikan
jawaban/tanggapan sebagai berikut :

In
A
1) Bahwa Pasal 39 ayat (1) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU KPK) secara tegas
ah

lik
disebutkan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi
dilakukan berdasarkan hukum acara pidana yang berlaku (KUHAP) dan
am

ub
berdasarkan UU Tipikor, kecuali ditentukan lain dalam UU KPK. Ketentuan
pasal tersebut mempertegas bahwa UU KPK adalah UU khusus (lex
Specialis) yang mengesampingkan pemberlakuan KUHAP dan UU Tipikor
ep
k

(lex generalis) manakala diatur ketentuan yang sama.


ah

2) Bahwa dari dalil-dalil yang disampaikan oleh Pemohon tersebut di atas,


R
terlihat bahwa Pemohon tidak memahami kekhususan hukum acara pidana

si
yang diatur dalam UU KPK. Apabila Pemohon mendasarkan proses

ne
ng

pencarian serta pengumpulan bukti yang terjadi dan menemukan tersangka


harus pada tahap penyidikan sebagaimana diatur dalam Pasal Pasal 1
angka 2 KUHAP, maka Pemohon telah medelegitimasi ketentuan Pasal 44

do
gu

UU KPK yang tidak lain sebagai dasar dari KPK untuk menemukan bukti
permulaan yang cukup sebagai dasar KPK meningkatkan suatu dugaan
In
A

perkara tindak pidana korupsi ke tahap Penyidikan.


3) Dalam UU KPK, proses menemukan bukti permulaan yang cukup adanya
ah

dugaan tindak pidana korupsi sekurang-kurangnya 2 (dua) alat bukti


lik

bukanlah dilakukan pada tahap penyidikan sebagaimana Pemohon dalilkan


tersebut di atas, melainkan harus dalam tahap penyelidikan. Itulah
m

ub

sebabnya dalam menaikkan tahap penyelidikan ke tahap penyidikan


Termohon harus memperoleh terlebih dahulu sekurang-kurangnya 2 (dua)
ka

ep

alat bukti yang menunjukkan adanya suatu peristiwa pidana dan siapa
pelakunya (calon tersangka), sehingga ketika dinaikkan pada tahap
ah

penyidikan telah diketahui tersangkanya. Hal tersebut merupakan


R

konsekwensi logis dari tidak diberikannya kewenangan Termohon untuk


es
M

mengeluarkan surat perintah penghentian penyidikan dan penuntutan dalam


ng

perkara tindak pidana korupsi. (vide Pasal 44 jo Pasal 40 UU KPK)


on
gu

Hal 72 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
4) Bahwa sebagaimana telah diuraikan di atas, tujuan penyelidikan dalam

a
KUHAP berbeda dengan tujuan penyelidikan yang diatur dalam UU KPK.

si
Ketentuan Pasal 1 angka 4 KUHAP mengatur bahwa penyelidikan
bertujuan untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga

ne
ng
sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan
penyidikan. Sedangkan tujuan dilakukannya penyelidikan oleh KPK,

do
gu berdasarkan ketentuan Pasal 44 ayat (1) dan ayat (2) UU KPK, tidak hanya
bertujuan untuk menemukan peristiwa pidana tetapi lebih dari itu,
penyelidikan sudah bertujuan untuk menemukan bukti permulaan

In
A
yang sekurang-kurangnya 2 (dua) jenis alat bukti. Oleh karenanya
sangat berdasar apabila dalam tahap akhir penyelidikan, Termohon (KPK)
ah

lik
sudah dapat menentukan calon tersangkanya, karena sudah menemukan
peristiwa pidana serta ditemukan 2 (dua) atau lebih jenis alat bukti. Hal
am

ub
tersebut selaras dengan ketentuan Pasal 1 angka 14 KUHAP yang
berbunyi:
“Tersangka adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya,
ep
k

berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana.”


ah

5) Bahwa baik Pasal 44 ayat (1) jo ayat (4) UU KPK maupun Pasal 1 angka 14
R
KUHAP menggantungkan patokan waktu untuk menetapkan seseorang

si
berstatus hukum sebagai Tersangka pada syarat (voorwaarde) atau

ne
ng

“condition” (term) : ditemukan atau berdasarkan alat bukti permulaan yang


cukup. Sehingga untuk menetapkan seseorang berstatus sebagai tersangka
“waktu/momennya” digantungkan pada sejak ditemukannya sekurang-

do
gu

kurangnya 2 alat bukti sesuai dengan Pasal 44 ayat (2) UU KPK dan
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU-XII/2014 tanggal 28 April
In
A

2015.
6) Bahwa bukti permulaan yang cukup menurut Pasal 44 ayat (2) UU KPK,
ah

sekurang-kurangnya 2 (dua) alat bukti sesuai dengan jenis alat bukti yang
lik

disebut Pasal 184 ayat (1) KUHAP dan Pasal 26 A UU TIPIKOR, apabila
penyelidik telah menemukan bukti permulaan yang cukup yakni terdiri dari
m

ub

sekurang-kurangnya 2 alat bukti, maka dalam waktu paling lambat 7 hari


kerja, KPK dapat dan berwenang mengeluarkan penetapan status
ka

ep

seseorang sebagai Tersangka, dan selanjutnya penyidik KPK melakukan


penyidikan terhadap orang itu dalam status hukum sebagai Tersangka.
ah

7) Bahwa untuk itu berdasarkan Pasal 44 ayat (1) dan ayat (2) UU KPK
R

tersebut, maka Termohon meningkatkan proses penyelidikan ke penyidikan


es
M

dan selanjutnya mengeluarkan surat perintah penyidikan dengan


ng

on
gu

Hal 73 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
menyebutkan nama tersangkanya setelah menemukan 2 alat bukti sebagai

a
bukti permulaan yang cukup.

si
8) Bahwa dalam tahap penyelidikan terhadap perkara a quo, Termohon telah
menemukan bukti permulaan yang cukup yakni berupa data, informasi dan

ne
ng
komunikasi antara Pemohon dan pihak-pihak terkait yang telah Termohon
uraikan dalam bagian kronologis di atas, yang menunjukkan adanya dugaan

do
gu tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh Pemohon berupa Penerimaan
sesuatu/uang/barang oleh Penyelenggara Negara terkait Pekerjaan
Pembangunan Pasar Atas di Kota Cimahi Tahap II.

In
A
9) Bahwa setelah Termohon melakukan tangkap tangan terhadap Pemohon
dan pihak lainnya pada tanggal 1 Desember 2016, Termohon telah
ah

lik
mendapatkan alat bukti dan barang bukti berupa
a. keterangan yang dituangkan dalam Berita Acara Permintaan Keterangan
am

ub
(BAPK) pada tanggal 2 Desember 2016 terhadap:
o TRISWARA DHANU BRATA;
o HENDRIZA SOLEH GUNADI alias ARI;
ep
k

o ATTY SUHARTI
o H.M. ITOC TOCHIJA, IR, MM.
ah

R
o SENTOT WISNU WIJAYA

si
o CHAERUDDIN DJAUHARIE

ne
ng

b. Alat Bukti Rekaman Suara


c. Barang bukti berupa : Handphone
10) Adapun hasil dari permintaan keterangan kepada orang-orang tersebut di

do
gu

atas dan alat bukti rekaman suara tersebut, pada pokoknya terbukti bahwa
tanggal 27 November 2016, sekitar pukul 22.00 WIB bertempat di Sate
In
A

Shinta, Jalan Pasteur, Bandung, telah terjadi pertemuan antara HENDRIZA


SOLEH GUNADI alias ARI, dan Sdr. ADE dengan Sdr. ITOCH dan istrinya,
ah

Sdr. ATTY (Walikota Cimahi) beserta beberapa orang stafnya guna


lik

membicarakan teknis penyerahan uang sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu


milyar rupiah) kepada Sdr. ITOCH sebagai uang muka (ijon) atas proyek
m

ub

Pembangunan Pasar Atas di Kota Cimahi. Pada saat itu, Sdr. ITOCH
menyampaikan agar uang sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)
ka

ep

tersebut diserahkan melalui Sdr. AOM dan Sdr. SENTOT di Jakarta dan di
Cimahi.
ah

11) Adapun komitmen pemberian dan penerimaan tersebut kemudian dilakukan


R

dalam bentuk tunai (cash) sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta


es
M

rupiah) pada tanggal 29 November 2016 oleh HENDRIZA SOLEH GUNADI


ng

alias ARI sekitar pukul 23.00 WIB bertempat di kantor HENDRIZA SOLEH
on
gu

Hal 74 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
GUNADI alias ARI di Jalan Nusa Sari I Nomor 36, Cimahi, yang diterima

a
oleh Sdr. AOM selaku ajudan dari Sdr. ITOCH. Sedangkan pada tanggal 1

si
Desember 2016 terbukti terjadi pertemuan antara HENDRIZA SOLEH
GUNADI alias ARI, dan Sdr. ADE dengan Sdr. ITOCH di kediaman Sdr.

ne
ng
ITOCH dengan agenda memperjelas masalah komitmen, yang kemudian
dijanjikan oleh Sdr. ADE terkait dengan penyerahan tersebut dengan

do
gu mengatakan akan segera dikumpulkan “koran bekas”. Segera setelah
pertemuan yang membahas masalah komitmen tersebut selesai, kemudian
Termohon melakukan upaya tangkap tangan terhadap Pemohon dan pihak-

In
A
pihak lainnya.
12) Setelah bukti permulaan yang cukup tersebut di atas diperoleh, kemudian
ah

lik
Termohon melanjutkan dengan melakukan gelar perkara (ekspose) atas
perkara a quo, yang dihadiri oleh Pimpinan KPK, Penyelidik, Penyidik dan
am

ub
Penuntut Umum dengan hasil yaitu meningkatkan perkara a quo ketahap
penyidikan dengan menetapkan Pemohon sebagai salah satu
tersangkanya. Proses peningkatan perkara a aquo ketahap penyidikan telah
ep
k

sesuai dengan ketentuan Pasal 44 ayat (4) UU KPK yang berbunyi:


“ (4) Dalam hal Komisi Pemberantasan Korupsi berpendapat bahwa
ah

R
perkara tersebut diteruskan, Komisi Pemberantasan Korupsi

si
melaksanakan penyidikan sendiri...”

ne
ng

13) Dengan demikian terungkap bahwa Termohon telah menemukan minimal 2


Alat Bukti sebagai bukti permulaan yang cukup, sehingga dalil Pemohon
yang menyatakan bahwa Termohon belum menemukan Bukti Permulaan

do
gu

yang cukup sudah sepatutnya ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak


dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard).
In
A

III. PENUTUP
Berdasarkan uraian-uraian sebagaimana tersebut di atas, Termohon
ah

berkesimpulan bahwa semua dalil-dalil yang dijadikan alasan Pemohon untuk


lik

mengajukan permohonan Praperadilan ini adalah tidak benar dan keliru oleh
karena itu selanjutnya Termohon memohon kepada Hakim Praperadilan untuk
m

ub

memeriksa, mengadili dan memutus perkara Praperadilan ini dengan amar


putusan sebagai berikut:
ka

ep

DALAM KEBERATAN:
1. Menerima dan mengabulkan keberatan Termohon untuk seluruhnya;
ah

2. Menyatakan permohonan Praperadilan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk


R

verklaard);
es
M

3. Menyatakan permohonan pemohon terkait penyelidik dan penyidik bukan


ng

merupakan objek praperadilan;


on
gu

Hal 75 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
DALAM POKOK PERKARA :

a
1. Menyatakan menerima dan mengabulkan Jawaban Termohon untuk

si
seluruhnya;
2. Menolak permohonan Pemohon Praperadilan sebagaimana terdaftar dalam

ne
ng
register perkara Nomor: 169/Pid/Prap/2016/PN.Jkt.Sel. atau setidaknya
menyatakan Permohonan Pemohon Praperadilan tidak dapat diterima (niet

do
3.
gu
ontvankelijk verklaard);
Menyatakan penangkapan yang dilakukan oleh Termohon adalah sah dan
berdasar atas hukum;

In
A
4. Menyatakan Berita Acara Tertangkap Tangan yang dibuat Termohon adalah
sah dan berdasar atas hukum;
ah

lik
5. Menyatakan Surat Perintah Penyidikan No. Sprin.Dik-91/01/12/2016 tanggal 2
Desember 2016 adalah sah dan berdasar atas hukum;
am

ub
6. Menyatakan penyidikan atas diri Pemohon berdasarkan Surat Perintah
Penyidikan Nomor Sprin.Dik-91/01/12/2016 tanggal 2 Desember 2016 adalah
sah dan berdasarkan atas hukum serta mempunyai kekuatan mengikat;
ep
k

7. Menyatakan segala keputusan dan/atau penetapan yang dikeluarkan lebih


ah

lanjut oleh Termohon termasuk tindakan penahanan dan penyitaan yang


R
berkaitan dengan penyidikan dan penetapan tersangka sebagaimana

si
dimaksud dalam Surat Perintah Penyidikan No. Sprin.Dik-91/01/12/2016

ne
ng

tanggal 2 Desember 2016 adalah sah dan berdasarkan atas hukum dan oleh
karenanya mempunyai kekuatan mengikat;
8. Menyatakan bahwa barang bukti yang telah disita Termohon dari Pemohon

do
gu

tetap dalam penyitaan Termohon;


9. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara yang timbul akibat
In
A

permohonannya;
atau :
ah

Apabila Hakim Praperadilan berpendapat lain, Kami mohon Putusan yang seadil-
lik

adilnya (ex aquo et bono).


Menimbang, bahwa untuk memperkuat dalil-dalil permohonannya, Pemohon
m

ub

telah mengajukan bukti-bukti tertulis berupa fotocopy Surat-surat yang telah


dibubuhi meterai secukupnya dan setelah dicocokkan dengan surat aslinya
ka

ep

ternyata cocok selanjutnya diberi tanda P-1, s/d. P- 61, yaitu terdiri dari :
1. Bukti P-1 : Kartu Tanda Penduduk an. Atty Suharti
ah

2. Bukti P-2A : Pengantar dari Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Salinan


R

Asli Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor Nomor 21/PUU–


es
M

XII/2014 tanggal 28 April 2015.


ng

on
gu

Hal 76 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
3. Bukti P-2B : Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU–XII/2014

a
tanggal 28 April 2015

si
4. Bukti P-2C : Pengantar dari Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Salinan
Asli Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 102/PUU–

ne
ng
XIII/2015 tanggal 9 November 2016.
5. Bukti P-2D : Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 102/PUU–XIII/2015

do
6.
gu Bukti P-2E
tanggal 9 November 2016.
: Surat Mahkamah Konstitusi Nomor Nomor 5/PAN.MK/1/2011,
tanggal 11 Januari 2017 kepada ZiA Lawfirm & Partners,

In
A
perihal Penyampaian Salinan Putusan Perkara Nomor
21/PUU-XII/2014 dan Nomor 102/PUU-XIII/2015.
ah

lik
7. Bukti P-3 : Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia, Nomor 4
Tahun 2016 tentang Larangan Peninjauan Kembali Putusan
am

ub
Praperadilan
8. Bukti P-4 : Putusan Praperadilan, Perkara Nomor
04/Pid.Prad/2015/PN.Jkt-Sel, tanggal 16 Februari 2016.
ep
k

9. Bukti P-5 : Putusan Praperadilan, Perkara Nomor


ah

36/Pid.Prad/2015/PN.Jkt-Sel, tanggal 26 Mei 2016.


R
10. Bukti P-6 : Berita Acara Tertangkap Tangan, tanggal 2 Desember 2016,

si
atas nama Atty Suharti (Pemohon), yang ditandatangani oleh

ne
ng

Rizka Anungnata selaku Penyelidik.


11. Bukti P-7 : Berita Acara Pemeriksaan Tersangka, tanggal 2 Desember
2016, An. Atty Suharti (Pemohon), didalamnya diketahui

do
gu

adanya Laporan Kejadian Tindak Pidana Korupsi Nomor


LKTKP-51/KPK/12/2016, tanggal 2 Desember 2016 DAN
In
A

Surat Perintah Penyidikan KPK RI Nomor Sprint. Dik- 91


/01/12/2016, tanggal 2 Desember 2016.
ah

12. Bukti P-8 : Surat Perintah Penahanan Nomor: Sprin.Han 97/01/12/2016,


lik

tanggal 2 Desember 2016 terhadap diri Atty Suharti


(Pemohon), didalamnya diketahui adanya Laporan Kejadian
m

ub

Tindak Pidana Korupsi Nomor LKTKP-51/KPK/12/2016,


tanggal 2 Desember 2016 DAN Surat Perintah Penyidikan
ka

ep

KPK RI Nomor Sprint. Dik- 91 /01/12/2016, tanggal 2


Desember 2016.
ah

13. Bukti P-9 : Berita Acara Penahanan, tanggal 2 Desember 2016,


R

terhadap Atty Suharti (Pemohon), yang ditandatangani oleh


es
M

Rizka Anungnata selaku Penyidik, didalamnya diketahui


ng

adanya Laporan Kejadian Tindak Pidana Korupsi Nomor


on
gu

Hal 77 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
LKTKP-51/KPK/12/2016, tanggal 2 Desember 2016 DAN

a
Surat Perintah Penyidikan KPK RI Nomor Sprint. Dik- 91

si
/01/12/2016, tanggal 2 Desember 2016.
14. Bukti P-10 : Surat Termohon Nomor :B-536/23/12/2016, tanggal 2

ne
ng
Desember 2016, kepada Keluarga Atty Suharti (Pemohon),
tentang Pemberitahuan Penahanan an. Tersangka Atty

do
gu Suharti (Pemohon), didalamnya diketahui adanya Laporan
Kejadian Tindak Pidana Korupsi Nomor LKTKP-
51/KPK/12/2016, tanggal 2 Desember 2016 DAN Surat

In
A
Perintah Penyidikan KPK RI Nomor Sprint. Dik- 91
/01/12/2016, tanggal 2 Desember 2016.
ah

lik
15. Bukti P-11 : Surat Perintah Pembantaran Tahanan Nomor: Sprin.Bantar-
09/23/12/2016, tanggal 9 Desember 2016, didalamnya
am

ub
diketahui adanya Laporan Kejadian Tindak Pidana Korupsi
Nomor LKTKP-51/KPK/12/2016, tanggal 2 Desember 2016
DAN Surat Perintah Penyidikan KPK RI Nomor Sprint. Dik-
ep
k

91 /01/12/2016, tanggal 2 Desember 2016.


ah

16. Bukti P-12 : Berita Acara Pembantaran Penahanan, tanggal 9 Desember


R
2016, di tandatangani oleh Imam Syafi’i selaku Penyidik

si
Termohon.

ne
ng

17. Bukti P-13 : Surat Termohon, Nomor: B-548/23/12/2016, tanggal 9


Desember 2016, yang di tandatangani oleh Aris Budiman
selaku Direktur Penyidikan, kepada keluarga Atty Suharti,

do
gu

berkenaan Pemberitahuan Pembantaran an. Tersangka Atty


Suharti. Didalamnya diketahui adanya Laporan Kejadian
In
A

Tindak Pidana Korupsi Nomor LKTKP-51/KPK/12/2016,


tanggal 2 Desember 2016 DAN Surat Perintah Penyidikan
ah

KPK RI Nomor Sprint. Dik- 91 /01/12/2016, tanggal 2


lik

Desember 2016.
18. Bukti P-14 : Surat Perintah Pencabutan Pembantaran Penahanan Nomor:
m

ub

Sprin.C.Bantar-10/23/12/2016, tanggal 16 Desember 2016,


didalamnya diketahui adanya Laporan Kejadian Tindak
ka

ep

Pidana Korupsi Nomor LKTKP-51/KPK/12/2016, tanggal 2


Desember 2016 DAN Surat Perintah Penyidikan KPK RI
ah

Nomor Sprint. Dik- 91 /01/12/2016, tanggal 2 Desember


R

2016.
es
M

19. Bukti P-15 : Surat Termohon, Nomor: B-557/23/12/2016, tanggal 9


ng

Desember 2016, yang di tandatangani oleh Aris Budiman


on
gu

Hal 78 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 78
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
selaku Direktur Penyidikan, kepada Keluarga Atty Suharti,

a
berkenaan Pemberitahuan Pencabutan Pembantaran dan

si
Penahanan an. Tersangka Atty Suharti. Didalamnya diketahui
adanya Laporan Kejadian Tindak Pidana Korupsi Nomor

ne
ng
LKTKP-51/KPK/12/2016, tanggal 2 Desember 2016 DAN
Surat Perintah Penyidikan KPK RI Nomor Sprint. Dik- 91

do
gu
20. Bukti P-16 :
/01/12/2016, tanggal 2 Desember 2016.
Surat Perintah Penahanan Lanjutan Nomor
Sprin.Han.103/23/12/2016, tanggal 16 Desember 2016

In
A
terhadap diri Atty Suharti (Pemohon), didalamnya diketahui
adanya Laporan Kejadian Tindak Pidana Korupsi Nomor
ah

lik
LKTKP-51/KPK/12/2016, tanggal 2 Desember 2016 DAN
Surat Perintah Penyidikan KPK RI Nomor Sprint. Dik- 91
am

ub
/01/12/2016, tanggal 2 Desember 2016.
21. Bukti P-17 : Berita Acara Penyitaan, tanggal 8 Desember 2016, terhadap
Barang-barang miliki Pemohon, di tandatangani oleh Imam
ep
k

Syafi’i. Didalamnya diketahui adanya Laporan Kejadian


ah

Tindak Pidana Korupsi Nomor LKTKP-51/KPK/12/2016,


R
tanggal 2 Desember 2016 DAN Surat Perintah Penyidikan

si
KPK RI Nomor Sprint. Dik- 91 /01/12/2016, tanggal 2

ne
ng

Desember 2016.
22. Bukti P-18 : Surat Tanda Penerimaan Barang Bukti Nomor: STPBB-
1955/23/12/206, tanggal 8 Desember 2016, terhadap Barang-

do
gu

barang miliki Pemohon, oleh Imam Syafi’i. Didalamnya


diketahui adanya Laporan Kejadian Tindak Pidana Korupsi
In
A

Nomor LKTKP-51/KPK/12/2016, tanggal 2 Desember 2016


DAN Surat Perintah Penyidikan KPK RI Nomor Sprint. Dik-
ah

91 /01/12/2016, tanggal 2 Desember 2016.


lik

23. Bukti P-19A : Surat Menteri Dalam Negeri No. 131.32/6105/OTDA, tanggal
19 Oktober 2012, kepada Hj. Atty Suharti, SE., tentang
m

ub

Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor


131.32-745 tahun 2012 tertanggal 19 Oktober 2012.
ka

ep

24. Bukti P-19B : Petikan Surat Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 131.32-745 tahun 2012, tertanggal 19 Oktober 2012
ah

tentang Pengesahan dan Pengangkatan Walikota Cimahi


R

Provinsi Jawa Barat tertanggal 19 Oktober 2012.


es
M

25. Bukti P-20A : Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kota Cimahi
ng

Nomor: 200/Kpts/KPU Kota Cimahi/011.329201/X/2016,


on
gu

Hal 79 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 79
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tanggal 24 Oktober 2016, tentang Penetapan Pasangan

a
Calon Dalam Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Cimahi

si
Tahun 2017 beserta Lampirannya.
26. Bukti P-20B : Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kota Cimahi

ne
ng
Nomor: 201/Kpts/KPU Kota Cimahi/011.329201/X/2016,
tanggal 25 Oktober 2016 tentang Penetapan Nomor Urut Dan

do
gu Daftar Nama Pasangan Calon Pada Pemilihan Walikota dan
Wakil Walikota Cimahi Tahun 2017 beserta Lampirannya.
27. Bukti P-21 : Surat Gubernur Jawa Barat Nomor 856/4585/Pem.Um,

In
A
tanggal 13 Oktober 2016, kepada Walikota Cimahi (Atty
Suharti) tentang Cuti di Luar Tanggungan Negara.
ah

lik
28. Bukti P-22 : Berita Detik.com berjudul: “KPK tetapkan Walikota Nonaktif
Cimahi dan suaminya sebagai Tersangka Suap”.
am

ub
sumber:https://news.detik.com/berita/d-3361548/kpk
tetapkan-wali-kota-nonaktif-cimahi-dan-suaminya-sebagai-
tersangka-suap, berita diakses pada 21 Desember 2016.
ep
k

29. Bukti P-23 : Berita Kompas.com berjudul: “KPK tetapkan Walikota Cimahi
dan suaminya sebagai Tersangka Suap”. sumber:Error!
ah

R
Hyperlink reference not valid., berita diakses pada 21

si
Desember 2016.

ne
ng

30. Bukti P-24 : Berita Kompas.com berjudul: “Setelah jadi tersangka


Walikota Comahi dan suaminya di tahan
KPK”.sumber:http://nasional.kompas.com/read/2016/12/03/08

do
gu

461311/setelah.jadi.tersangka.wali.kota.cimahi.dan.suaminya
.ditahan.kpk, berita diakses pada 21 Desember 2016.
In
A

31. Bukti P-25 : Berita Kompas.com berjudul: “Kisah Jaksa "Pemburu"


BLBI”sumber:http://nasional.kompas.com/read/2008/03/04/08
ah

165343/kisah.jaksa.quotpemburuquot.blbi, berita diakses


lik

pada 21 Desember 2016.


32. Bukti P-26 : Berita Kompas.com berjudul: “Kepala SKK Migas Diduga
m

ub

Terima Suap” sumber: http://nasional.kompas.com/read/


2013/08/14/0726039/Kepala.SKK.Migas.Diduga.Terima.Suap
ka

ep

berita diakses pada 21 Desember 2016.


33. Bukti P-27 : Berita Tempo.com berjudul: “Suap Daging, Begini KPK
ah

Tangkap Maharani dan AF”. sumber:Error! Hyperlink


R

reference not valid., berita diakses pada 21 Desember


es
M

2016.
ng

on
gu

Hal 80 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 80
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
34. Bukti P-28 : Berita dari Republika.co.id. berjudul: “Kronologis

a
Penangkapan Akil Mochtar”. sumber:Error! Hyperlink

si
reference not valid., berita diakses pada 21 Desember
2016.

ne
ng
35. Bukti P-29 : Berita dari Kompas.com berjudul: “OC Kaligis Mengaku Tak
Tahu Anak Buahnya Beri Uang ke Hakim PTUN

do
gu Medan”sumber:http://nasional.kompas.com/read/2015/07/10/
1639517/OC.Kaligis.Mengaku.Tak.Tahu.Anak.Buahnya.Beri.
Uang.ke.Hakim.PTUN.Medan, berita diakses pada 21

In
A
Desember 2016.
36. Bukti P-30 : Berita dari CNN Indonesia (Detik.com) berjudul: “KPK Beber
ah

lik
Kronologi Suap Alih Fungsi Hutan di Riau”.sumber:Error!
Hyperlink reference not valid., berita diakses pada 21
am

ub
Desember 2016.
37. Bukti P-31 : Berita dari Kompas.com berjudul: “Ini Kronologi
Penangkapan Bupati Biak Numfor” sumber:Error! Hyperlink
ep
k

reference not valid.,berita diakses pada 21 Desember 2016.


: Berita dari Kompas.com berjudul: “Ini
ah

38. Bukti P-32 Kronologi


R
Penangkapan Bupati Karawang dan Istrinya”

si
sumber:http://nasional.kompas.com/read/2014/07/19/080908

ne
ng

61/Ini.Kronologi.Penangkapan.Bupati.Karawang.dan.Istrinya,
berita diakses pada 21 Desember 2016.
39. Bukti P-33 : Berita dari Kompas.com berjudul: “Ini Kronologi

do
gu

Penangkapan Jaksa dan Bupati Subang oleh KPK”.


sumber:http://nasional.kompas.com/read/2016/04/12/171644
In
A

21/Ini.Kronologi.Penangkapan.Jaksa.dan.Bupati.Subang.oleh
KPK, berita diakses pada 21 Desember 2016.
ah

40. Bukti P-34 : Berita dari Liputan 6.com berjudul: “Kronologi OTT Sanusi
lik

Terima Dugaan Suap Reklamasi Teluk Jakarta”.


sumber:http://news.liputan6.com/read/2473311/kronologi-ott-
m

ub

sanusi-terima-dugaan-suap-reklamasi-teluk-jakarta, berita
diakses pada 21 Desember 2016.
ka

ep

41. Bukti P-35 : Berita dari Kompas.com berjudul: “Kronologi Penangkapan


Panitera PN Jakut dalam Kasus Saipul Jamil”
ah

sumber:http://nasional.kompas.com/read/2016/06/16/164825
R

71/kronologi.penangkapan.panitera.pn.jakut.dalam.kasus.sai
es
M

pul.jamil, berita diakses pada 21 Desember 2016.


ng

on
gu

Hal 81 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 81
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
42. Bukti P-36 : Berita dari Kompas.com berjudul: “Ini Kronologi Operasi

a
Tangkap Tangan Hakim Tipikor di Bengkulu”.

si
sumber:http://nasional.kompas.com/read/2016/05/24/193222
41/ini.kronologi.operasi.tangkap.tangan.hakim.tipikor.di.beng

ne
ng
kulu, berita diakses pada 21 Desember 2016.
43. Bukti P-37 : Berita dari Kompas.com berjudul: “Ini Kronologi Operasi

do
gu Tangkap Tangan dalam
BA”.sumber:http://nasional.kompas.com/read/2016/04/01/110
Kasus Suap PT

35021/Ini.Kronologi.Operasi.Tangkap.Tangan.dalam.Kasus.S

In
A
uap.PT.BA, berita diakses pada 21 Desember 2016.
44. Bukti P-38 : Berita dari Kompas.com berjudul: “Kronologi Penangkapan
ah

lik
Politisi Demokrat I Putu Sudiartana oleh
KPK”.sumber:http://nasional.kompas.com/read/2016/06/29/21
am

ub
193511/kronologi.penangkapan.politisi.demokrat.i.putu.sudiar
tana.oleh.kpk, berita diakses pada 21 Desember 2016.
45. Bukti P-39 : Berita dari News.Okezone.com berjudul: “Kronologi OTT
ep
k

Anggota DPR Asal PDIP” sumber:http://news.okezone.com/


ah

read/2016/01/14/337/1288430/kronologi-ott-anggota-dpr-
R
asal-pdip, berita diakses pada 21 Desember 2016.

si
46. Bukti P-40 : Berita dari Kompas.com berjudul: “Ini Kronologi Kasus Suap

ne
ng

Pejabat MA”
sumber:http://nasional.kompas.com/read/2016/02/13/194705
71/Ini.Kronologi.Kasus.Suap.Pejabat.MA, berita diakses pada

do
gu

21 Desember 2016.
47. Bukti P-41 : Berita dari News Okezone.com berjudul : “KPK Beberkan
In
A

Kronologi OTT Panitera PN Jakpus” sumber:Error!


Hyperlink reference not valid., berita diakses pada 21
ah

Desember 2016.
lik

48. Bukti P-42 : Berita dari Kompas.com berjudul: “Kronologi Operasi


Tangkap Tangan terhadap Irman Gusman oleh KPK”.
m

ub

sumber:http://nasional.kompas.com/read/2016/09/17/174912
41/kronologi.operasi.tangkap.tangan.terhadap.irman.gusman.
ka

ep

oleh.kpk, berita diakses pada 21 Desember 2016.


49. Bukti P-43 : Berita dari Kompas.com berjudul : “Ini Kronologi
ah

Penangkapan Dewie Yasin Limpo dkk”. sumber:Error!


R

Hyperlink reference not valid., berita diakses pada 21


es
M

Desember 2016.
ng

on
gu

Hal 82 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 82
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
50. Bukti P-44 : Berita dari Kompas.com. berjudul : “Ini Kronologi

a
Penangkapan Jaksa dan Bupati Subang oleh

si
KPK”.sumber:http://nasional.kompas.com/read/2016/04/12/17
164421/Ini.Kronologi.Penangkapan.Jaksa.dan.Bupati.Suban.

ne
ng
oleh.KPK, berita diakses pada 21 Desember 2016.
51. Bukti P-45 : Berita dari Kompas.com berjudul : “Ini Kronologi Tangkap

do
gu Tangan KPK Terhadap Pejabat Ditjen Pajak”.sumber:Error!
Hyperlink reference not valid., berita diakses pada 21
Desember 2016.

In
A
52. Bukti P-46 : Berita dari Tempo.co berjudul : “Pejabat Bakamla Diduga
Disuap, Ini Kronologis Penangkapannya”. sumber:Error!
ah

lik
Hyperlink reference not valid., berita diakses pada 21
Desember 2016.
am

ub
53. Bukti P-47 : Berita dari Kompas.com berjudul: “Kasus Suap di Kebumen,
KPK Akan Periksa Ketua Komisi A DPRD”
sumber:http://nasional.kompas.com/read/2016/10/25/130442
ep
k

01/kasus.suap.di.kebumen.kpk.akan.periksa.ketua.komisi.a.d
ah

prd, berita diakses pada 21 Desember 2016.


R
54. Bukti P-48 : Berita dari Kompas.com berjudul : “Kanit Ranmor Polresta

si
Bandar lampung Terkena Operasi Tangkap Tangan”

ne
ng

sumber:http://regional.kompas.com/read/2016/10/16/2301004
1/kanit.ranmor.polresta.bandarlampung.terkena.operasi.tangk
ap.tangan, berita diakses pada 21 Desember 2016.

do
gu

55. Bukti P-49 : Berita dari liputan6.com berjudul : “Kronologi OTT Tim Saber
Pungli Terhadap Jaksa di Jawa Timur”. sumber:Error!
In
A

Hyperlink reference not valid., berita diakses pada 21


Desember 2016.
ah

56. Bukti P-50 : Berita dari Kompas.com berjudul : “Polisi Sita Uang Puluhan
lik

Juta Rupiah dan Tabungan Rp 1 Miliar Terkait Pungli di


Kemenhub”.sumber:http://megapolitan.kompas.com/read/201
m

ub

6/10/11/19022891/polisi.sita.uang.puluhan.juta.rupiah.dan.tab
ungan.rp.1.miliar.terkait.pungli.di.kemenhub, berita diakses
ka

ep

pada 21 Desember 2016.


57. Bukti P-51 : Berita dari Kompas.com berjudul : “Kepala Badan
ah

Kepegawaian Malang Ditangkap, Diduga Terima Suap


R

Pindah Tugas” sumber:Error! Hyperlink reference not


es
M

valid., berita diakses pada 21 Desember 2016.


ng

on
gu

Hal 83 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 83
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
58. Bukti P-52 : Berita dari Kompas.com berjudul: “Penangkapan Kadis

a
Pendidikan Tapanuli Utara Diduga Terkait Pemerasan”

si
sumber:http://nasional.kompas.com/read/2016/12/22/185346
11/penangkapan.kadis.pendidikan.tapanuli.utara.diduga.terka

ne
ng
it.pemerasan, berita diakses pada 22 Desember 2016.
59. Bukti P-53 : Berita dari balebandung.com berjudul: “Raih WTP Lagi, Atty

do
gu Akui Berkat Kerja Keras
sumber:http://www.balebandung.com/raih-wtp-lagi-atty-akui-
Eksekutif dan Legislatif”

berkat-kerja-keras-eksekutif-dan-legislatif/, berita diakses

In
A
pada 21 Desember 2016.
60. Bukti P-54 : Berita dari bpkp.go.id berjudul: “Kementerian Dalam Negeri
ah

lik
berikan hasil Evaluasi Kinerja Pemerintah Daerah (EKPPD)”
sumber:http://www.bpkp.go.id/berita/read/8168/0/Kementeria
am

ub
n-Dalam-Negeri-berikan-hasil-Evaluasi-Kinerja-Pemerintah-
Daerah-EKPPD.bpkp, berita diakses pada 21 Desember
2016.
ep
k

61. Bukti P-55 : Berita dari eljabar.com berjudul: “Walikota Cimahi Raih
ah

Anugerah Pangripta Nusantara 2015” sumber:Error!


R
Hyperlink reference not valid., berita diakses pada 21

si
Desember 2016.

ne
ng

62. Bukti P-56 : Berita dari bandung.bisnis.com berjudul: “Cimahi Sabet


Penghargaan Samkaryanugraha Parasamya Purnakarya
Nugraha”sumber:http://bandung.bisnis.com/read/20140425/6

do
gu

1818/507380/cimahi-sabet-penghargaan-samkaryanugraha-
parasamya-purnakarya-nugraha, berita diakses pada 21
In
A

Desember 2016.
63. Bukti P-57 : Berita dari www.pikiran-rakyat.com berjudul: “Kota Cimahi
ah

Sabet Penghargaan Otonomi Daerah” sumber:Error!


lik

Hyperlink reference not valid., berita diakses pada 21


Desember 2016.
m

ub

64. Bukti P-58 : Berita dari eljabar.com berjudul: “Kota Cimahi Sebagai
Percontohan Proyek Modernisasi Pengadaan MCA-
ka

ep

Indonesia” sumber:http://eljabar.com/kota-cimahi-sebagai-
percontohan-proyek-modernisasi-pengadaan-mca-indonesia/,
ah

berita diakses pada 21 Desember 2016.


R

65. Bukti P-59 : Penataan Lansekap Rumah Pemohon di Jl. Sari Asih 4, No.
es
M

16, Bandung.
ng

on
gu

Hal 84 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 84
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
66. Bukti P-60A : Foto Gerbang dan Halaman Rumah Pemohon, di Jalan Sari

a
Asih 4, No. 16, Cimahi, Jawa Barat.

si
67. Bukti P-60B : Foto Rumah dan Bangku Rumah Pemohon, di Jalan Sari
Asih 4, No. 16, Cimahi, Jawa Barat.

ne
ng
68. Bukti P-60C : Foto Bangku dan Garasi Rumah Pemohon, di Jalan Sari Asih
4, No. 16, Cimahi, Jawa Barat.

do
gu
69. Bukti P-60D : Foto Ruang Rapat dan Bangku Rumah Pemohon, di Jalan
Sari Asih 4, No. 16, Cimahi, Jawa Barat.
70. Bukti P-61 : Surat Pemohon (Atty Suharti) No.169/Pid.Prap/2016/

In
A
PN.Jkt.Sel tanggal 17 Januari 2017 Perihal surat Pernyataan
dan Penegasan Pengajuan permohonan Praperadilan.
ah

lik
Menimbang, bahwa selain mengajukan bukti-bukti surat , Pemohon juga
mengajukan 1 (satu) orang saksi yang disumpah menurut agamanya yakni saksi
am

ub
TRI KUSMIARTO dan 2 (dua) orang saksi yang didengar keterangannya tanpa
disumpah yakni RAHMA MULYA SARI dan TRIYA PANDYATHI, serta 2 (dua)
ep
orang Ahli masing-masing yakni DR. CHAIRUL HUDA, SH.MH dan Prof. DR.
k

NANDANG SAMBAS, SH.MH, yang memberikan keterangan dibawah sumpah


ah

menurut tata cara agamanya, yang pada pokoknya sebagai berikut :


R

si
1. Saksi TRI KUSMIARTO:

ne
ng

- Bahwa Pada hari kamis tanggal 1 Desember 2016, saksi sedang berada di
rumah Pemohon untuk mempersiapkan acara Pengajian Rutin Tawasulan
dan Yasinan Malam Jum’at beserta warga sekitar Rumah Pemohon dan

do
gu

setelah acara tersebut akan dilakukan Rapat tim Pemenangan Pemohon


sebagai Pasangan Calon Walikota Cimahi;
In
A

- Bahwa sekitar Pukul 19.30 Rombongan Penyidik KPK (Termohon) yang


berjumlah kurang lebih 15 orang datang kerumah Pemohon, dan
ah

lik

menanyakan keberadaan dari Bapak Itoc Tochija yang sedang pergi keluar
rumah, sedangkan Pemohon sudah dibilang oleh asisten Rumah Tangga
kepada Termohon Tidak ada di dalam rumah;
m

ub

- Bahwa Termohon mendatangi saksi dan memperkenalkan diri dari KPK


ka

yang sedang menjalankan tugas untuk melakukan Penangkapan. Setelah


ep

itu Termohon meminta kedua HP milik saksi, satpam dan yang berada di
lingkungan rumah Pemohon serta melarang saksi dan lainnya untuk tidak
ah

pergi kemana-mana;
R

es

- Bahwa saksi melihat Rombongan Termohon tidak masuk dan atau


M

mencoba untuk masuk ke dalam rumah utama Pemohon, melainkan tetap


ng

on
gu

Hal 85 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 85
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
berada di halaman rumah Pemohon sejak datang sampai pergi lagi karena

a
posisi saksi persis berada di muka pintu masuk rumah Pemohon;

si
- Bahwa beberapa saat setelah Termohon datang, warga sekitar rumah dan
Tim Sukses Pemohon yang akan melakukan Pengajian dan dilanjutkan

ne
ng
dengan Rapat Pemenangan mulai berdatangan, melihat hal tersebut
kemudian Termohon meminta saksi untuk membatalkan acara pengajian,

do
gu atas hal tersebut saksi meminta kepada warga agar pengajian dipindah
tempatnya di mesjid terdekat.
- Bahwa pada Pukul 20.00 W.I.B Bapak Itoch Tochija sampai di rumah dan

In
A
langsung menemui Termohon di Teras rumah. Tidak lama setelah itu saksi
melihat ibu keluar dari rumah dan berbicara dengan Termohon, kemudian
ah

lik
oleh Termohon dibawa sama bapak ke Gazebo;
- Bahwa saksi tidak mengetahui apa yang dibicarakan oleh Pemohon dengan
am

ub
Termohon hanya saja beberapa kali saksi melihat Pemohon keluar dan
masuk ke dalam rumah. Berbeda dengan Bapak yang selalu berada dengan
Termohon.
ep
k

- Bahwa pada sekitar Jam 23.00 saat rombongan kedua Termohon datang,
ah

barulah terdengar oleh saksi Termohon dengan suara tinggi sambil


R
menunjuk-nunjuk bapak mengatakan kalau bapak mau bukti, nanti kita

si
buktikan di Pengadilan.

ne
ng

- Bahwa pada Pukul 24.00 saksi melihat Pemohon masuk ke dalam rumah
dan baru keluar lagi sekitar Pukul 03.00 WIB, kemudian oleh Termohon
dipisahkan dengan bapak dengan dibawa ke ruangan serbaguna sampai

do
gu

dengan beberapa saat setelah adzan subuh;


- Bahwa setelah itu saksi melihat Pemohon masuk lagi kedalam rumah,
In
A

kemudian pada jam 05.30 W.I.B Pemohon beserta dengan Bapak Itoc
dibawa pergi oleh Termohon ke Jakarta;
ah

-
lik

Bahwa saksi berada di rumah Pemohon sampai pukul 10.00 W.I.B, tidak
ada tindakan Termohon memasuki rumah, membawa sesuatu dari rumah
dan atau menanyakan masalah uang kepada saksi, satpam dan atau yang
m

ub

hadir pada saat itu.


ka

2. Saksi RAHMA MULYA SARI.


ep

- Bahwa pada saat Termohon datang kerumah Pemohon, sekitar Pukul 20.00
ah

WIB. Saksi sedang berada di dalam rumah Pemohon bersama dengan


R

Pemohon dan cucu dari Pemohon.


es

- Bahwa Termohon yang berjumlah sekitar 15 sampai 20 orang tidak ada


M

ng

yang masuk ke dalam rumah, hanya berada di teras rumah sambil


on
gu

Hal 86 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 86
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
menunggu kedatangan Bapak Itoc Tochija yang pada saat itu sedang

a
keluar rumah.

si
- Bahwa pada pukul 20.30 WIB bapak Itoc Tochija datang dan menemui
Termohon di teras rumah, pada waktu itu bapak meminta Pemohon untuk

ne
ng
keluar menemui Termohon.
- Bahwa saksi tidak mengetahui apa yang dibicarakan oleh Pemohon dengan

do
gu Termohon, sempat beberapa kali Pemohon masuk ke dalam rumah hal ini
berbeda dengan Bapak yang tidak pernah masuk ke dalam rumah.
- Bahwa pada pukul 24.00 WIB Pemohon sempat masuk lagi ke dalam rumah

In
A
untuk beristirahat.
- Bahwa Pada Pukul 03.00 WIB, Pemohon diminta oleh bapak untuk
ah

lik
dibangunkan karena katanya Termohon ingin melakukan pemeriksaan
terhadap Pemohon.
am

ub
- Bahwa pada Pukul 04.30 saksi melihat Pemohon masuk kedalam rumah
untuk melakukan shalat subuh dan meminta saksi untuk membantu
mengemasi barang-barang kedalam cover karena akan dilakukan
ep
k

pemeriksaan lanjutan di Jakarta;


-
ah

Bahwa saksi mendengar percakapan antara Triya dengan Pemohon yaitu:


R
Triya: “Mah mau bawa uang ini (uang Rp. 15 juta)”, Pemohon (Mamah) :

si
”Iya, bawa aja takut perlu di Jakarta”

ne
ng

- Mendengar percakapan tersebut, saksi sempat menyarankan kepada


Pemohon agar jangan membawa uang banyak-banyak, akan tetapi
Pemohon bilang dibawa aja semuanya untuk kebutuhan dan keperluan

do
gu

selama di Jakarta;
- Bahwa pada pukul 05.30 Pemohon dibawa oleh Termohon ke Jakarta.
In
A

- Bahwa saksi mengetahui uang yang disita sebesar Rp.16.000.000,00


adalah uang yang dibawa oleh Pemohon pada saat di Jakarta, dan kartu
ah

lik

yang disita oleh Termohon merupakan Kartu Kredit milik dari Pemohon.

3. Saksi . TRIYA PANDYATHI.


m

ub

- Bahwa pada saat Termohon datang ke rumah Pemohon, sekitar Pukul


20.00 WIB. saksi sedang berada di dalam rumah Pemohon bersama
ka

dengan Pemohon dan cucu dari Pemohon.


ep

- Bahwa saksi diberitahu oleh Asisten Rumah Tangga, ada tamu yang
ah

menayakan Bapak dan Pemohon, akan tetapi sudah dia bilang tidak ada
R

dirumah;
es

- Bahwa Pemohon meminta Suami Saksi untuk menanyakan maksud


M

ng

kedatangan dari Termohon, barang kali bukan dari KPK melainkan Tim
on
gu

Hal 87 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 87
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Sukses lawan yang mencoba melakukan Intimidasi terlebih pada saat itu

a
Bapak tidak ada dirumah;

si
- Bahwa kemudian Pemohon melakukan Panggilan kepada Bapa melalui
Hand Phone dan pada pukul 20.30 WIB Bapak Itoc Tochija sampai lalu

ne
ng
menemui Termohon di teras rumah, pada waktu itu bapak meminta
Pemohon untuk keluar menemui Termohon.

do
-
gu Bahwa saksi tidak mengetahui apa yang dibicarakan oleh Pemohon dengan
Termohon, sempat beberapa kali Pemohon masuk ke dalam rumah hal ini
berbeda dengan bapak yang tidak pernah masuk ke dalam rumah.

In
A
- Bahwa pada pukul 24.00 WIB Pemohon sempat masuk lagi ke dalam rumah
untuk beristirahat.
ah

lik
- Bahwa Pada Pukul 03.00 WIB, Pemohon diminta oleh bapak untuk
dibangunkan karena katanya Termohon ingin melakukan pemeriksaan
am

ub
terhadap Pemohon.
- Bahwa pada Pukul 04.30 saksi melihat Pemohon masuk ke dalam rumah
untuk melakukan shalat subuh dan meminta saksi untuk membantu
ep
k

mengemasi barang-barang kedalam cover karena akan dilakukan


ah

pemeriksaan lanjutan di Jakarta;


R
- Bahwa saksi sempat menanyakan kepada Pemohon mengenai uang yang

si
ada di dalam tas yang biasa Pemohon bawa sehari-hari (Rp.15 juta),

ne
ng

apakah akan dibawa semua atau tidak? Atas hal tersebut Pemohon bilang
bawa saja semuanya untuk kebutuhan dan keperluan selama di Jakarta. ;
- Bahwa pada pukul 05.30 Pemohon dibawa oleh Termohon ke Jakarta.

do
gu

- Bahwa saksi mengetahui uang yang disita sebesar Rp.16.000.000,00


adalah uang yang dibawa oleh Pemohon pada saat di Jakarta, dan kartu
In
A

yang disita oleh Termohon banyaknya merupakan Kartu Kredit milik dari
Pemohon.
ah

-
lik

Bahwa uang Rp. 15 juta adalah yang diberikan di rumah, sementara Rp. 1
juta tidak tahu.
m

ub

1. Ahli DR. CHAIRUL HUDA, SH.MH.


- Ahli menerangkan bahwa pranata praperadilan sejak awal KUHAP ada
ka

ep

diperuntukkan untuk perlindungan Hak Asasi Manusia terhadap orang yang


diduga melakukan tindak pidana. Selain itu juga sebagai pengawasan
ah

horisontal terhadap penegak hukum agar tidak melakukan tindakan yang


R

es

sewenang-wenang. Upaya paksa berupa penangkapan, penahanan dapat


M

diuji keabsahannya melalui pranata praperadilan. Upaya paksa dalam


ng

perkembangannya dilakukan oleh penegak hukum melalui tindakan


on
gu

Hal 88 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 88
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tindakan lain, seperti penyitaan dan penggeledahan. Penyitaan dan

a
penggeledahan juga dapat diuji keabsahannya melalui pranata

si
praperadilan. Belakangan upaya paksa penetapan tersangka juga dapat
diuji keabsahannya melalui upaya praperadilan. Pengujian keabsahan

ne
ng
Penetapan tersangka melalui pranata praperadilan juga didukung dengan
Putusan Mahkamah Konstitusi yang memperbolehkan pengujian penetapan

do
gu tersangka melalui lembaga praperadilan. Dengan demikian lembaga
Prapradilan sebagai upaya koreksi atas suatu kesalahan atau mencegah
untuk mencegah kesewang-wenangan.

In
A
- Ahli menerangkan bahwa kriteria umum untuk penetapan tersangka
setidaknya ada 4 antara lain : tujuan penetapan tersangka, alasan
ah

lik
penetapan tersangka, dasar hukum penetapan tersangka, serta prosedur
penetapan tersangka.
am

ub
Ahli menerangkan bahwa untuk ditetapkan sebagai tersangka seseorang,
harus berdasarkan dua alat alat bukti yang sah. Dua alat bukti yang sah
tersebut sebagaimana dimaksud dalam 184 KUHAP yaitu keterangan saksi,
ep
k

ahli, surat, keterangan terdakwa dan petunjuk. Namun keterangan terdakwa


ah

tidak bisa dipergunakan untuk dalam proses penetapan tersangka di


R
wilayah penyidikan karena keterangan terdakwa hanya ada di pengadilan

si
dalam konteks pembuktian pokok perkara. Pun alat bukti petunjuk hanya

ne
ng

bisa dinilai oleh Hakim di persidangan pokok perkara sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 188, dimana Hakim berdasarkan kearifan dan
kebijaksanaan menilai adanya alat bukti petunjuk berdasarkan keterangan

do
gu

saksi, surat dan keterangan terdakwa.


- Jadi, secara langsung yang dapat dipergunakan sebagai alat bukti yang sah
In
A

dalam proses penyelidikan dan/atau penyidikan hanya alat bukti keterangan


saksi, surat dan ahli. Karena alat bukti keterangan terdakwa dan alat bukti
ah

petunjuk hanya dipersidangan.


lik

- Bahwa alat bukti yang dimaksud diatas seperti keterangan saksi, ahli, dan
surat harus dinilai setidaknya dari kuantitasnya dan kualitasnya. Yaitu
m

ub

berkenaan dengan apakah kuantitasnya itu mencukupi jumlahnya


pembuktian dan apakah kualitasnya sesuai yaitu apakah alat bukti yang ada
ka

ep

memiliki relevansinya.
- Bahwa alat bukti yang sah yang dipergunakan untuk penetapan tersangka
ah

adalah alat bukti yang diperoleh pada tahap penyidikan bukan penyelidikan.
R

es

Penyidikan suatu proses untuk menemukan pelaku tindak pidana


M

sementara penyelidikan adalah suatu proses menemukan peristiwa pidana.


ng

Dalam hal seorang saksi sudah diperiksa dalam tahap penyelidikan,


on
gu

Hal 89 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 89
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kemudian perkara tersebut naik ke penyidikan maka orang tersebut harus

a
diperiksa kembali. Kalau tidak maka penyidikan dan penetapan tersangka

si
menjadi tidak sah. Pada intinya setiap proses penyelidikan yang
menemukan peristiwa pidana harus diformulasikan kembali dalam proses

ne
ng
penyidikan, atau diulang kembali dalam proses penyidikan untuk
menemukan pelaku pidana.

do
-
gu Bahwa proses penangkapan hanya dapat dilakukan terhadap tersangka
atau orang yang diduga melakukan tindak pidana. Penangkapan hanya
dapat dilakukan oleh penyelidik atas perintah penyidik maupun oleh

In
A
penyelidik langsung.
- Bahwa KUHAP tidak memberikan definisi tentang Tertangkap Tangan.
ah

lik
KUHAP hanya menjelaskan tentang keadaan-keadaan bagaimana
seseorang tertangkap tangan. Pasal 1 ayat 19 menyebutkan keadaan
am

ub
seseorang tertangkap tangan yaitu pada saat sedang melakukan tindak
pidana, pada saat dengan segera setelah tindak pidana beberapa saat
dilakukan, sesaat kemudian diserukan oleh khalayak ramai atau sesaat
ep
k

kemudian ada benda yang diduga keras sebagai alat melakukan tindak
ah

pidana.
R
- Bahwa dalam hal tertangkap tangan maka harus beserta dengan barang

si
bukti. Dalam hal tidak ada barang bukti maka proses tertangkap tangan

ne
ng

menjadi tidak sah. Dalam hal diduga terjadi tindak pidana maka penyidik
dapat melakukan proses penyelidikan/penyidikan biasa bukan tertangkap
tangan.

do
gu

- Bahwa dalam hal penegak hukum (penyelidik atau penyidik) melakukan


proses tertangkap tangan maka berlaku padanya ketentuan pasal 18 ayat
In
A

(2) yaitu penangkap harus segera menyerahkan tertangkap beserta barang


buktinya yang ada kepada penyelidik atau penyidik pembantu. Dalam hal
ah

lik

tidak ada barang bukti maka proses tertangkap tangan menjadi tidak sah.
Segala proses upaya hukum berikutnya bila dilanjutnya maka tidak sah.
termasuk terbit surat penyidikan dan/atau penetapan tersangka.
m

ub

- Dalam hal ada kejanggalan berkenaan dengan tertangkap tangan,


sebagaimana adanya kejanggalan penangkapan, hal tersebut masuk dalam
ka

ep

upaya paksa yang juga dapat diuji keabsahannya melalui lembaga pranata
peradilan.
ah

- Bahwa selain pasal 18 ayat (2), tertangkap tangan juga berlaku pada pasal
R

es

111 ayat (1) yaitu setiap orang berhak dan setiap orang yang orang yang
M

memiliki kewajiban keamanan, ketertiban, ketentraman dan keamanan


ng

umum wajib menangkap tersangka tertangkap tangan dan harus


on
gu

Hal 90 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 90
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
menyerahkanya ke penyelidik atau penyidik. Pasal 111 (1) adalah peristiwa

a
tertangkap tangan yang berlaku untuk: 1) masyarakat umum yaitu setiap

si
orang dan 2) satpam, hansip selaku keamanan, ketertiban, ketentraman
dan keamanan umum. Sementara penegak hukum yang melakukan

ne
ng
tertangkap tangan tetap tunduk pada Pasal 18 ayat (2) yaitu harus ada
barang bukti pada saat penangkapan.

do
-
gu Dalam hal terjadi proses tertangkap tangan, namun ternyata pada saat
pemeriksaan tidak ada barang bukti yang diketemukan pada diri tertangkap
maka proses tertangkap tangan tersebut menjadi tidak sah. bila penyelidik

In
A
atau penyidik mau melakukan tindakan penangkapan maka harus melalui
serangkaian proses penyelidikan dan penyidikan baru kemudian
ah

lik
menetapkan tersangka dan melakukan proses penangkapan.
- Bahwa dalam hal terjadi tertangkap tangan, taruhlah tindak pidana suap.
am

ub
Apabila dalam proses tersebut tidak diketemukan barang bukti uang maka
bukanlah peristiwa tertangkap tangan karena ketiadaan barang bukti.
Karena barang bukti menjadi prasyarat utama proses tertangkap tangan.
ep
k

- Dalam hal tertangkap tangan, taruhlah dalam tindak pidana suap, dimana
ah

kemudian dikaitkan dengan ada orang lain yang tidak ada ditempat proses
R
tertangkap tangan, tidak ada komunikasi dan tidak ada barang bukti

si
didalamnya maka terhadap orang tersebut tidak bisa dilakukan tertangkap

ne
ng

tangan. Penyelidik atau penyidik dapat melakukan proses penyidikan biasa


dengan memanggil saksi-saksi yang patut dan sah, ahli kemudian alat bukti
surat baru kemudian memanggil saksi (calon) tersangka baru kemudian

do
gu

menentukan tentang penetapan tersangka. Terhadap orang yang tidak ada


di tempat proses tertangkap tangan, tidak ada komunikasi dan tidak ada
In
A

barang bukti di dalamnya, dalam konteks pidana suap, terhadap orang


tersebut dilakukan penangkapan maka penangkapan tersebut menjadi tidak
ah

sah. Bila ada berita acaranya maka berita acara tertangkap tangan tersebut
lik

menjadi tidak sah. Dalam hal Berita Acara Tertangkap Tangan tersebut
dijadikan dasar sejumlah langkah hukum lanjutan semisal terbitnya Surat
m

ub

Perintah Penyidikan maka Surat Perintah Penyidikan tersebut menjadi tidak


sah. Dalam hal surat perintah penyidikan tersebut berbarengan dengan
ka

ep

penetapan Tersangka atau di dalamnya ada penetapan tersangka maka


penetapan tersangka tersebut menjadi tidak sah. Pun, selanjutnya seluruh
ah

upaya paksa yang dilakukan tidak sah dan batal demi hukum.
R

- Dalam hal tersangka tidak dilakukan pemeriksaan sebelumnya (calon


es
M

tersangka), Hal tersebut berarti menunjukkan keharusnya keseimbangan


ng

dan fair trial.


on
gu

Hal 91 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 91
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- Bahwa praperadilan dalam konteks pengujian 2 alat bukti adalah proses

a
mempertanyakan keberadaan atau ada tidaknya 2 alat bukti yang dimiliki

si
oleh penegak hukum. Itu termasuk yang diamanatkan oleh Perma Nomor 4
Tahun 2016. Karenanya mempertanyakan keberadaan alat bukti dari

ne
ng
penegak hukum bukanlah membicarakan pokok perkara karenanya sah
untuk diadili melalui lembaga praperadilan.

do
2.
gu
-
Ahli Prof. DR. NANDANG SAMBAS, SH.MH.,
Bahwa kewenangan Praperadilan sebagaimana diatur dialam KUHAP yakni

In
A
ketentuan Pasal 1 angka 10 dan Pasal 77 KUHAP, dimana terhadap
objeknya telah ada perluasan sebagaimana Putusan Mahkamah Konstitusi,
ah

dengan dasar sepanjang menyangkut pengurangan hak asasi dapat

lik
diajukan sebagai objek Praperadilan untuk menjaga supaya tidak terjadi
pelanggaran dan kesewenang wenangan terhadap hak azasi manusia yang
am

ub
harus dijunjung tinggi oleh suatu suatu bangsa yang bermartabat;
- Bahwa Tertangkap Tangan merupakan pengecualian dari suatu Upaya
ep
Paksa penangkapan sebagaimana diatur di dalam ketentuan pasal 16 dan
k

17 KUHAP, di mana dalam hal seseorang tertangkap tangan dan atas dasar
ah

hal itu dikeluarkan surat perintah penyidikan yang mana berdasarkan hal
R

si
tersebut tertangkap tangan merupakan salah satu ruang lingkup Lembaga
Praperadilan.

ne
ng

- Bahwa berdasarkan ketentuan pasal sebagaimana tersebut diatas kriteria


seseorang dikatakan tertangkap tangan dilihat dari unsur Pasal adalah

do
gu

sebagai berikut: Pada Waktu Melakukan Suatu Tindak Pidana atau Segera
setelah melakukan tindak pidana atau Apabila diteriakan khalayak ramai
atau Apabila ditemukan benda hasil suatu tindak pidana.
In
A

- Bahwa Pasal 18 KUHAP merupakan pengecualian dari Upaya


Penangkapan biasa yang diatur didalam pasal 16 dan 17 KUHAP oleh
ah

lik

karena itu di dalam pasal ini mengandung dua syarat yakni: 1) Harus segera
diserahkan kepada penyidik dan atau Penyidik pembantu 2) Beserta Barang
m

ub

Bukti.
- Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut apabila kedua syarat tersebut salah
ka

satunya saja tidak terpenuhi maka akibat hukumnya adalah batal Demi
ep

Hukum;
ah

- Bahwa dalam hal Berita Acara Tangkap Tangan Batal Demi Hukum atau
R

tidak sah, Surat Perintah penyidikan juga menjadi tidak sah, begitupun
es

dengan Penetapan Tersangkanya Juga Tidak Sah;


M

ng

- Bahwa mengenai ketentuan Pasal 111 KUHAP itu berbeda subjek yang
on

hendak diaturnya dengan ketentuan Pasal 18 KUHAP. Hal ini sebenarnya


gu

Hal 92 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 92
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dapat dilihat dari nomenklatur pembuat Undang-Udang yang dengan

a
sengaja memisahkan antara Pasal 18 untuk Penyidik dan Penyelidik yang

si
memiliki tugas dan wewenang dalam melakukan penangkapan dengan
Pasal 111 KUHAP yang diperuntukan untuk masyarakat umum yang tidak

ne
ng
memiliki tugas dan wewenang untuk melakukan penangkapan,
sederhananya dapat dilihat dari BAB yang mengaturnya;

do
-
gu Bahwa di dalam ketentuan KUHAP tidak mengenal istilah Operasi
Tertangkap Tangan, karena yang dikenal hanya istilah Tertangkap Tangan,
dalam istilah Operasi maka tentu sudah ada perencanaan terlebih dahulu,

In
A
persiapan yang matang untuk melakukannya, maka dengan demikian sudah
bukan lagi Tertangkap Tangan sebagaimana dimaksud di dalam KUHAP,
ah

lik
karena yang dimaksud di dalam KUHAP dalam istilah masyarakat umumnya
adalah “tertangkap basah”.
am

ub
Bahwa tertangkap tangan dalam tindak pidana suap hanya memungkinkan
terhadap pemberi dan penerima suap, sedangkan terhadap para pihak yang
diduga juga ikut terlibat hanya mungkin dilakukan dalam pengembangan
ep
k

penyidikan sehingga bukan tertangkap tangan melainkan upaya penyidikan


ah

biasa.
R
- Bahwa Pengertian Tersangka sendiri menurut Pasal 1 butir 14 KUHAP

si
adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan

ne
ng

bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana. maka


penetapan Tersangka didasarkan pada adanya bukti permulaan, dan
definisi ini yang ditetapkan dalam KUHAP untuk mengukur apakah seorang

do
gu

itu bisa ditetapkan sebagai Tersangka atau tidak, ada bukti permulaan yang
cukup yang dikemudian dibaca oleh Mahkamah Konstitusi sebagai adanya
In
A

dua alat bukti;


- Bahwa alat bukti menurut Pasal 184 KUHAP, yaitu alat bukti surat, saksi,
ah

lik

ahli, petunjuk, keterangan Terdakwa.


- Bahwa untuk bukti Petunjuk dan keterangan terdakwa tidak dapat dijadikan
dasar dalam menetapkan seseorang sebagai tersangka karena bukti
m

ub

tersebut baru dapat dipergunakan didalam persidangan dalam rangka


menambah keyakinan hakim yang memutus perkara.
ka

ep

- Bahwa terkait ketentuan dalam Pasal 44 Undang-Undang Pemberantasan


tindak Pidana Korupsi menurut ahli harus diterjemahkan sebagai sifat hati-
ah

hati dari KPK. KPK harus berhati-hati walaupun ia menemukan bukti


R

es

permulaan yang cukup dalam penyelidikan dan harus melaporkan kepada


M

KPK.
ng

on
gu

Hal 93 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 93
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- Bahwa penyelidikan itu adalah untuk menemukan peristiwanya sesuai

a
KUHAP sedangkan Penyidik menemukan Tersangkanya. Jadi kalau

si
penyelidikan itu yang kemudian menghasilkan penetapan Tersangka,
menurut ahli adalah bertentangan karena Tersangka itu ditetapkan dalam

ne
ng
penyidikan setelah menemukan dua alat Bukti yang cukup sesuai dengan
yang diatur dalam KUHAP Pasal 184 dan Pasal 183.

do
-
gu Bahwa ketentuan Penyelidikan dan Penyidikan yang diatur di dalam KUHAP
tetap berlaku dalam melakukan penyelidikan dan penyidikan dalam tindak
pidana korupsi sebagaimana ditegaskan di dalam Undang-Undang Tipikor

In
A
sendiri yang menundukan diri kepada KUHAP sebagai payung hukum yang
mengaturnya selama tidak ditentukan lain oleh Undang-Undang dan hal ini
ah

lik
berlaku umum untuk seluruh ketentuan Pasal yang terdapat dalam Undang-
Undang Pidana Korupsi atau KPK.
am

ub
Bahwa betul pemberantasan tindak pidana korupsi merupakan tindak
pidana yang digolongkan kepada extra ordinary crime sehingga dibutuhkan
penanganan-penanganan yang luar biasa pula dalam pencegahannya akan
ep
k

tetapi hal tersebut bukan berarti diperbolehkan dilakukan dengan acara-cara


ah

yang sewenang-wenang, melainkan tetap dilakukan dengan cara-cara yang


R
sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagai bangsa yang beradab

si
terlebih apabila didasarkan pada Shu’udzon (prasangka buruk) terlebih

ne
ng

dahulu terhadap orang yang diduga melakukan suatu tindak pidana.

Menimbang, bahwa di depan persidangan Termohon telah mengajukan

do
gu

bukti-bukti surat berupa fotocopy Surat yang telah dibubuhi materai secukupnya
dan setelah dicocokkan dengan surat aslinya ternyata cocok selanjutnya diberi
tanda sedangkan bukti yang diberi tanda, T-1 sampai dengan bukti T-38 yaitu :
In
A

1. T-1 Surat Perintah Penyelidikan Nomor: Sprin.Lidik-33/01/05/2016


ah

lik

tanggal 11 Mei 2016 (Asli)


2. T-2 Berita Acara Permintaan Keterangan (BAPK) Atas Nama Atty Suharti
Tanggal 2 Desember 2016 (Asli)
m

ub

3. T-3 Berita Acara Permintaan Keterangan (BAPK) Atas Nama Itoc Tochija
ka

Tanggal 02 Desember 2016 (Asli)


ep

4. T-4 Berita Acara Permintaan Keterangan (BAPK) Atas Nama Iin Solihin
Tanggal 02 Desember 2016 (Asli)
ah

5. T-5 Berita Acara Permintaan Keterangan (BAPK) Atas Nama Chaerruddin


R

es

Djauharie Tanggal 02 Desember 2016 (Asli)


M

6. T-6 Berita Acara Permintaan Keterangan (BAPK) Atas Nama Maruli


ng

Marthin Tanggal 02 Desember 2016 (Asli)


on
gu

Hal 94 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 94
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
7. T-7 Berita Acara Permintaan Keterangan (BAPK) Atas Nama Hendriza

a
Soleh Gunadi Tanggal 02 Desember 2016 (Asli)

si
8. T-8 Berita Acara Permintaan Keterangan (BAPK) Atas Nama Arief
Budiman Tanggal 02 Desember 2016 (Asli)

ne
ng
9. T-9 Berita Acara Permintaan Keterangan (BAPK) Atas Nama Sentot
Wisnu Wijaya Tanggal 02 Desember 2016 (Asli)

do
gu
10. T-10 Berita Acara Permintaan Keterangan (BAPK) Atas Nama Muhammad
Nasir Tanggal 02 Desember 2016 (Asli)
11. T-11 Berita Acara Permintaan Keterangan (BAPK) Atas Nama Triswara

In
A
Dhanu Brata alias ADE Tanggal 02 Desember 2016 (Asli)
12. T-12 Laporan Kejadian Tindak Pidana Korupsi (LKTPK) Nomor: LKTPK-
ah

lik
51/KPK/12 2016 Tertanggal 2 Desember 2016 (Asli)
13. T-13 Surat Perintah Penyidikan KPK Nomor: Sprin.Dik-91/01/12/2016
am

ub
tanggal 02 Desember 2016 (Asli)
14. T-14 Surat Perintah Penyitaan Nomor: Sprin.Sita-98/01/12/2016 Tanggal
02 Desember 2016 (Asli)
ep
k

15. T-15 Surat Perintah Penahanan Nomor: Sprin.Han-97/01/12/2016 tanggal


ah

02 Desember 2016 (Asli)


R
16. T-16 Berita Acara Penahanan tanggal 02 Desember 2016 Atas Nama Atty

si
Suharti (Asli)

ne
ng

17. T-17 Surat Nomor: B-536/23/12/2016 Tanggal 02 Desember 2016 Perihal


Pemberitahuan Penahanan Atas Nama Tersangka Atty Suharti (Asli)
Termohon telah melaksanakan ketentuan Pasal 59 KUHAP

do
gu

18. T-18 Surat Perintah Perpanjangan Penahanan Nomor: Sprin.Han-


90/PPJ/24/12/2016 tertanggal 23 Desember 2016 (Asli)
In
A

19. T-19 Berita Acara Perpanjangan Penahanan tanggal 27 Desember 2016


Atas Nama Atty Suharti (Asli)
ah

20. T-20 Surat Nomor: B-571/23/12/2016 Tanggal 27 Desember 2016 Perihal


lik

Pemberitahuan Perpanjangan Penahanan Atas Nama Tersangka Atty


Suharti (Asli)
m

ub

21. T-21 Surat Perintah Penggeledahan Nomor: Sprin.Dah-71/20-23/12/2016


tertanggal 02 Desember 2016 (Asli)
ka

ep

22. T-22 Surat Perintah Penggeledahan Nomor: Sprin.Dah-74/20-23/12/2016


tertanggal 05 Desember 2016 (Asli)
ah

23. T-23 Berita Acara Penggeledahan Tanggal 03 Desember 2016 bertempat


R

di Rumah Jalan Nusasari I Nomor 36 RT 006 RW 001, Kelurahan


es
M

Citereup, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi (Asli)


ng

24. T-24 Berita Acara Penggeledahan Tanggal 03 Desember 2016 bertempat


on
gu

Hal 95 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 95
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
di Rumah Jalan Pojok Utara 3, Gang Bah Iding I Nomor 66, RT 003

a
RW 013, Kelurahan Setiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota

si
Cimahi (Asli)
25. T-25 Berita Acara Penggeledahan Tanggal 06 Desember 2016 bertempat

ne
ng
di Rumah di Cawang III Nomor 2 RT 007 RW 008 Kelurahan Kebon
Pala, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur (Asli)

do
gu
26. T-26 Berita Acara Penggeledahan Tanggal 06 Desember 2016 bertempat
di Jl. H. Sinen No. 98 Kav I RT 004 RW 007 Kel. Ragunan, Kec. Pasar
Minggu, Jakarta Selatan (Asli)

In
A
27. T-27 Berita Acara Penggeledahan Tanggal 06 Desember 2016 bertempat
di Jl. Taman Parahyangan I No 90 RT 014 RW 020 Kel. Binong, Kec.
ah

lik
Curug, Kab. Tangerang, Banten (Asli)
28. T-28 Penetapan Nomor: 43/Pen.Pid.Sus/TPK/XII/2016/PN.Jkt.Pst
am

ub
tertanggal 13 Desember 2016 (Asli)
29. T-29 Penetapan Nomor: 25/Pen.Pid.Sus/TPK/2016/PN.Bdg tertanggal 06
Desember 2016 (Asli)
ep
k

30. T-30 Penetapan Nomor: 8/Pen.Pid.Sus-TPK/2016/PN.Srg tertanggal 13


ah

Desember 2016 (Asli)


R
31. T-31 Berita Acara Penyitaan Tanggal 8 Desember 2016 Bertempat di

si
Kantor KPK (Asli)

ne
ng

32. T-32 Berita Acara Penyitaan Tanggal 3 Desember 2016 Bertempat di Jl.
Sariasih IV No. 16 Sarijadi, Bandung (Asli)
33. T-33 Berita Acara Penyitaan Tanggal 9 Desember 2016 Bertempat di

do
gu

Kantor KPK (Asli)


34. T-34 Berita Acara Penyitaan Tanggal 21 Desember 2016 di Kantor KPK
In
A

terhadap uang sejumlah Rp.390.000.000,00 dari Wahyudin Fahmi


(Direktur Media Relation PT. CYRUS NUSANTARA/CYRUS
ah

NETWORK)
lik

35. T-35 Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Saksi atas nama Triswara Dhanu
Brata tanggal 2 Desember 2016 (Asli)
m

ub

36. T-36 Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Saksi atas nama Hendriza Soleh
Gunadi Tanggal 2 Desember 2016 (Asli)
ka

ep

37. T-37 Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Saksi atas nama Sentot Tanggal 2
Desember 2016 (Asli)
ah

38. T-38 Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Saksi atas nama Aom (Asli)
R

es

Menimbang, bahwa selain mengajukan bukti surat Termohon juga


M

ng

mengajukan 1 (satu) orang saksi dan 1 (satu) orang ahli yang memberikan
on
gu

Hal 96 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 96
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
keterangannya dibawah sumpah menurut tata cara agamanya, yang pada

a
pokoknya sebagai berikut :

si
Saksi. RIZKA ANUNGNATA

ne
ng
- Saksi merupakan penyelidik dan penyidik yang diangkat oleh KPK
- Bahwa saksi memiliki pengalaman sebelumnya menangani perkara tindak
pidana korupsi yang proses penanganannya dengan tindakan tangkap tangan.

do
-
gu
Bahwa saksi ditugaskan bersama tim penyelidik lainnya untuk melakukan
tindakan tangkap tangan.

In
A
- Bahwa saksi menyatakan bahwa pada tanggal 1 Desember 2016 sebelum
dilakukan pertemuan di rumah Pemohon, sudah ada beberapa kali pertemuan
ah

lik
di beberapa lokasi, dan ada percakapan terkait komitmen fee proyek pekerjaan
pembangunan Pasar Atas Cimahi Tahap II dan tentang persetujuan menerima
hadiah/janji walaupun tidak secara langsung kepada Pemohon terkait.
am

ub
- Bahwa saksi menyatakan bahwa selama pemantauan sebelum tanggal 1
Desember 2016 disinyalir telah terjadi beberapa kali penyerahan uang terkait
ep
kesepakatan komitmen fee untuk proyek pekerjaan pembangunan Pasar Atas
k

Cimahi Tahap II.


ah

- Bahwa dalam beberapa kali pertemuan dan percakapan tidak secara langsung
R

si
menyebutkan penyerahan uang tetapi dengan menggunakan bahasa sandi
atau kode yang tergambar dalam kata-kata.

ne
ng

- Bahwa tindakan pertama yang dilakukan dalam kegiatan tertangkap tangan


adalah dengan menemui pihak yang diduga sebagai pemberi suap yaitu Sdr.

do
gu

Triswara Dhanu Brata (sdr. Ade) dan Sdr. Hendriza Soleh Gunadi (Sdr. Ari) dan
menanyakan perihal kegiatan yang dilakukannya selama bertemu dengan
Suami Pemohon. Bahwa Sdr. Ade menyatakan bahwa dirinya telah
In
A

memberikan penyerahan uang sebelumnya dan kedatangannya ke rumah


Pemohon untuk memastikan kapan penyerahan uang selanjutnya. Bahwa Sdr.
ah

lik

Saksi juga melihat dan mengamankan Handphone dari Sdr. Ade dan Sdr. Ari
dan didapat kepastian adanya komunikasi percakapan sebelumnya terkait
m

ub

dengan komitmen fee proyek pekerjaan pembangunan Pasar Atas Cimahi


Tahap II.
ka

- Bahwa setelah selesai menanyakan Sdr. Ade dan Sdr. Ari, Saya dan Tim
ep

Penyelidik memasuki halaman rumah Pemohon, tetapi pada saat itu Suami
ah

Pemohon tidak ada di rumah dan yang ada hanya Pemohon saja.
R

- Setelah Sdr. Itoc kembali ke rumah, Saksi melakukan pembicaraan persuasif


es

dengan Sdr. Itoc tentang tindakan yang sedang dilakuakan.


M

ng

- Berita Acara Tertangkap tangan dibuat pada tanggal 2 Desember 2016 dan
on

semua barang bukti yang diamankan dari Pemohon dilaksanakan pada tanggal
gu

Hal 97 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 97
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
2 Desember 2016, dimana Pemohon menyerahkan barang bukti tersebut

a
kepada Saksi di Kantor Termohon.

si
- Bahwa saksi menyampaikan kepada Pemohon merupakan pihak yang diduga
menerima uang atau janji terkait dengan komitmen fee proyek pekerjaan

ne
ng
pembangunan Pasar Atas Cimahi Tahap II
- Bahwa setelah dilakukan tangkap tangan, saksi dan Tim Penyelidik membawa

do
gu
Pemohon ke Kantor Termohon karena terlibat dalam tindak pidana terkait
dalam operasi tangkap tangan untuk dilakukan pengambilan keterangan
terhadap pihak-pihak yang terkait dengan tindak pidana suap fee proyek

In
A
pekerjaan pembangunan Pasar Atas Cimahi Tahap II.
- Bahwa Saksi melihat Pemohon bertemu dengan pihak-pihak pemberi dan Sdr.
ah

lik
Itoc (Suami Pemohon) terkait dengan proyek pekerjaan pembangunan Pasar
Atas Cimahi Tahap II di Sate Shinta.
am

ub
Ahli : ADNAN PASLIADJA.
- Kriteria tertangkap pada pasal 1 angka 19 KUHAP, dibagi menjadi 4 (empat)
ep
yaitu tertangkap pada saat, segera setelah melakukan tindak pidana, ada
k

diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang melakukan tindak pidana,
ah

segera setelah itu ditemukan benda-benda yang diduga keras digunakan untuk
R

si
melakukan tindak pidana bukan kumulasi namun alternatif.
- Apabila tertangkap pada saat ada penyerahan berupa uang, maka tindak

ne
ng

pidana sudah selesai, dan apabila setelah penyerahan kemudian tertangkap


maka tertangkap sedang, namun, apabila penyerahan selesai dan kemudian

do
gu

ditemukan uang maka itu termasuk kriteria tertangkap kemudian setelah


ditemukan benda-benda, dan itu termasuk kritera tertangkap tangan.
- Dalam tindak pidana korupsi berupa suap, uang bisa merupakan alat dan bisa
In
A

juga merupakan hasil.


- Percakapan dalam HP merupakan barang bukti karena dalam HP tersebut
ah

lik

terekam pembicaraan
- Dalam Pasal 12 a UU Tipikor yang mengenai janji diucapkan saja sudah
m

ub

merupakan tindak pidana.


- Dalam tindakan tangkap tangan maka keharusan adanya barang bukti atau
ka

tidak harus dilihat unsur tindak pidananya.


ep

- Terkait barang bukti dalam tertangkap tangan sebagaimana diatur dalama


ah

Pasal 111 KUHAP, bisa ada barang bukti bisa juga tidak ada barang buktinya.
R

- KUHAP harus menjadi pedoman bagi penyelidik dan penyidik dalam


es

melaksanakan tugasnya.
M

ng

- Makna Pasal 39 ayat (1) UU KPK adalah apabila ada ketentuan yang mengatur
on

mengenai hukum acara mengenai penyelidikan, penyidikan dan penuntutan


gu

Hal 98 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 98
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
maka berlaku UU KPK, namun apa bila tidak diatur maka berlaku hukum acara

a
yang diatur dalam KUHAP.

si
- Makna Pasal 44 UU KPK adalah penyelidik KPK memiliki kewajiban untuk
mendapatkan bukti permulaan. Dalam Pasal 5 KUHAP diatur mengenai

ne
ng
kewenangan penyelidik, dimana penyelidik dapat mencari bukti permulaan,
meminta permintaan keterangan, dengan perintah penyidik dapat melakukan

do
-
gu
penangkapan.
Sepanjang sudah ditemukan bukti permulaan yang cukup. Bukti permulaan
yang cukup harus ada minimal ada dua bukti. Pada tingkat penyelidikan boleh

In
A
menetapkan sebagai tersangka dengan mendasarkan pada ketentuan Pasal 1
angka 14 KUHAP.
ah

lik
- Putusan Praperadilan harus berdasarkan pada Objek Praperadilan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 KUHAP.
am

ub
- Dalam hal pegawai negeri atau penyelenggara negara tertangkap tangan
setelah selesai menerima suatu janji, maka proses tersebut masuk pada
kondisi ke 2 (dua) dalam definisi tertangkap tangan sebagaimana diatur dalam
ep
k

Pasal 1 angka 19 KUHAP, yaitu tertangkap tangan beberapa saat setelah


ah

melakukan tindak pidana.


R
- KUHAP tidak mengatur mengenai jangka waktu mengenai tertangkap tangan

si
yang dilakukan secara terpisah antara seseorang yang memberi janji dengan

ne
ng

pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima janji.


- Berita Acara sebagaimana diatur dalam Pasal 75 KUHAP dapat dibuat setelah
seseorang yang tertangkap tangan dibawa ke kantor KPK.

do
gu

- Dimungkinkan apabila penetapan tersangka dilakukan setelah proses


tertangkap tangan dilakukan.
In
A

- HP yang dipergunakan untuk berkomunikasi yang berisi janji, masuk dalam


kategori alat yang dipergunakan untuk melakukan tindak pidana sebagaimana
ah

lik

dimaksud dalam Pasal 39 KUHAP.


- Tertangkap tangan dikaitkan dengan ada tidaknya barang bukti harus dikaitkan
dengan unsur delik/tindak pidana yang dilakukannya.
m

ub

- Asas hukum acara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 KUHAP menyatakan


bahwa hukum acara harus dilakukan berdasarkan undang-undang, namun
ka

ep

pada penyidikan pada Pasal 7 bagian akhir KUHAP disebutkan dapat


melakukan tindakan yang bertanggungjawab. Yang dimaksud tindakan yang
ah

bertanggungjawab dapat dilihat dalam penjelasan Pasal 5 KUHAP yaitu


R

es

tindakan tersebut dilakukan sepanjang tidak melanggar hak-hak asasi manusia.


M

ng

Menimbang, bahwa selanjutnya Pemohon dan Termohon mengajukan


on

kesimpulannya masing-masing tertanggal 20 Januari 2017;


gu

Hal 99 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 99
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menimbang, bahwa para pihak menyatakan tidak akan mengajukan

a
sesuatu hal lagi dan mohon putusan ;

si
Menimbang, bahwa untuk menyingkat uraian putusan ini maka segala

ne
ng
sesuatu yang telah dimuat dalam berita acara persidangan hendaknya dianggap
telah dimuat secara lengkap dalam putusan ini ;

do
gu TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa dari Permohonan Pemohon dapat disimpulkan, bahwa

In
A
yang menjadi pokok permasalahan Pra Peradilan yang diajukan Pemohon
terhadap Termohon adalah :
ah

lik
1. Tentang Tidak sahnya Berita Acara Tertangkap Tangan Tertanggal 2
Desember 2016 yang dikeluarkan Termohon atas diri Pemohon;
am

ub
2. Tentang Tidak sahnya tindakan Termohon yang telah melakukan Proses
Penyidikan maupun menetapkan Pemohon sebagai Tersangka yang
diduga melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 11 UU No. 31 Tahun 1999
ep
k

Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Undang-Undang


Nomor : 20 Tahun 21Tentang Perubahan atas UU nomor 31 tahun 1999
ah

R
Tentang Pemberantasan Tidak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) Ke1

si
KUHP. Begitu pula dengan tindakan Termohon selanjutnya yakni

ne
ng

melakukan Penahanan maupun Penyitaan terhadap barang milik


Pemohon yang menurut pendapat Pemohon cacat hukum ;

do
gu

Menimbang, bahwa namun demikian Hakim Pengadilan Negeri Jakarta


Selatan akan mempertimbangkan terlebih dahulu Eksepsi yang diajukan oleh
Termohon sebagaimana termuat dalam Jawaban Tertanggal 17 Januari 2017 yang
In
A

pada pokoknya adalah sebagai berikut :


ah

lik

DALAM EKSEPSI :
Menimbang, bahwa terkait dengan Eksepsi yang diajukan oleh Termohon
tersebut, Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berpendapat bahwa : oleh
m

ub

karena materi Eksepsi yang diajukan oleh Termohon tersebut bukanlah termasuk
materi Eksepsi sebagaimana diatur dalam Pasal 156 ayat (1) KUHAP dan bahkan
ka

ep

lebih mengarah pada materi pokok perkara, sehingga tidak beralasan hukum dan
sudah sepatutnya untuk ditolak ;
ah

Menimbang, bahwa selanjutnya berdasarkan bukti-bukti yang diajukan di


es

depan persidangan baik oleh Pemohon maupun Termohon berupa bukti surat
M

ng

maupun saksi-saksi, dan ahli selanjutnya Hakim Pengadilan Negeri Jakarta


on
gu

Hal 100 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 100
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Selatan akan mempertimbangkan Permohonan Pemohon yang diajukan oleh

a
Termohon ;

si
Menimbang, bahwa Pemohon di dalam Permohonannya mendalilkan

ne
ng
bahwa tindakan Operasi Tangkap Tangan yang dilakukan oleh Termohon sejak
tanggal 1 Desember 2016 berdasarkan Berita Acara Tertangkap Tangan tanggal 2
Desember 2016 yang dikeluarkan oleh Termohon merupakan upaya paksa

do
gu
penangkapan
kesemuanya
sekaligus
telah dilakukan
Penetapan
secara
Tersangka
tidak sah
atas
karena
diri Pemohon,
dilakukan
yang
tanpa

In
A
diketemukan/ disertai barang bukti adanya hadiah atau janji yang telah diberikan
oleh Pengusaha dan diterima oleh Pemohon sebesar Rp. 500.000.000,- ( lima
ah

ratus juta rupiah ) sebagaimana yang dipersangkakan, sebagai bentuk wujud

lik
barang bukti tindak pidana “ Menerima hadiah atau janji “;
am

ub
Menimbang, bahwa sebaliknya di dalam jawaban Tertanggal 17 Januari
2017 Termohon mendalilkan bahwa Operasi Tangkap Tangan yang dilakukan oleh
Termohon sejak tanggal 1 Desember 2016 berdasarkan Berita Acara Tertangkap
ep
k

Tangan tanggal 2 Desember 2016 yang dikeluarkan oleh Termohon adalah sah
ah

dan berdasarkan atas hukum, karena dalam tahap Penyelidikan terhadap perkara
R

si
Aquo Termohon telah menemukan bukti permulaan yang cukup yakni beruipa
data, informasi dan komunikasi antara Pemohon dan pihak-pihak terkait yang

ne
ng

menunjukkan adanya dugaan tindak Pidana Korupsi yang dilakukan oleh Pemohon
berupa Penerimaan sesuatu/Uang/barang terkait pekerjaan Pembangunan Pasar

do
Atas di kota Cimahi Tahap II, demikian pula dengan tindakan Termohon
gu

selanjutnya yakni mengeluarkan Surat Perintah Penyidikan No. Sprin.Dik-


91/01/12/2016 tanggal 2 Desember 2016 untuk selanjutnya melakukan tindakan
In
A

Penyidikan atas diri Pemohon

Menimbang, bahwa selanjutnya berdasarkan fakta-fakta hukum maupun


ah

lik

uraian pertimbangan tersebut di atas, maka yang harus dibuktikan dalam Perkara
Permohonan Pra Peradilan ini adalah :
m

ub

- Apakah tindakan Termohon melakukan Tangkap Tangan terhadap diri


Pemohon berdasarkan atas Berita Acara Tertangkap Tangan Tertanggal 2
ka

Desember 2016 yang dikeluarkan Termohon atas diri Pemohon, demikian


ep

pula tindakan Termohon yang telah melakukan Proses Penyidikan


ah

maupun menetapkan Pemohon sebagai Tersangka yang diduga


R

melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 11 UU No. 31 Tahun 1999 Tentang


es

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Undang-Undang Nomor : 20


M

ng

Tahun 21 Tentang Perubahan atas UU nomor 31 tahun 1999 Tentang


on
gu

Hal 101 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 101
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Pemberantasan Tidak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) Ke1 KUHP.

a
Begitu pula dengan tindakan Termohon selanjutnya yakni melakukan

si
Penahanan maupun Penyitaan terhadap barang milik Pemohon, adalah
sah dan berdasarkan atas hukum ? ;

ne
ng
Menimbang, bahwa KUHAP sendiri tidak memberi definisi mengenai “
tertangkap tangan”, akan tetapi KUHAP hanya memberi batasan tentang keadaan

do
gu
bagimana orang tertangkap tangan, yaitu tertangkapnya seorang pada waktu
sedang melakukan tindak pidana, atau dengan segera sesudah beberapa saat

In
A
tindak pidana itu dilakukan, atau sesaat kemudian diserukan oleh khalayak ramai
sebagai orang yang melakukannya, atau apabila sesaat kemudian padanya
ah

ditemukan benda yang diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak

lik
pidana itu yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau turut melakukan
atau membantu melakukan tindak pidana itu ;
am

ub
Menimbang, bahwa bersesuaian dengan pendapat Ahli yang diajukan
oleh Pemohon di Persidangan yakni Dr. Chairul Huda SH MH, maupun Ahli yang
ep
k

diajukan Termohon di Persidangan yakni Dr. Adnan Pasliadja yang antara lain
ah

berpendapat :
R
-

si
Bahwa secara Yuridis tindakan Tangkap Tangan adalah merupakan bagian
dari Penangkapan ;

ne
ng

- Bahwa Tindakan Tangkap Tangan tidak selalu diperlukan adanya barang bukti
karena barang bukti tersebut tergantung dari tindak pidana yang dilakukan

do
orang tersebut, apakah tindak pidana itu memang harus memerlukan barang
gu

bukti atau tidak, karena barang bukti akan mengikuti pasal yang diduga
dilakukan oleh yang tertangkap tangan ;
In
A

- Bahwa dalam hal Tertangkap tangan jika tidak ada barang bukti sangat
tergantung dari peristiwanya, karena ada 4 keadaan orang tertangkap tangan,
ah

lik

jadi sangat tergantung dari tindak pidana yang diduga atau dilakukan oleh yang
bersangkutan itu, jadi mengenai barang bukti ini akan mengikuti pasal yang
diduga dilakukan oleh yang bersangkutan dan keadaan yang bagaimana orang
m

ub

tersebut tertangkap tangan, adakalanya memang harus ada barang buktinya


ka

dan kadangkala tidak ada barang buktinya ;


ep

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan para saksi maupun bukti-


ah

bukti Surat yang diajukan oleh Pemohon maupun Termohon, akhirnya diperoleh
R

fakta-fakta hukum yang terungkap di Persidangan antara lain sebagai berikut :


es

- Bahwa sesuai bukti P- 7 maupun bukti T- 11 berupa Laporan Kejadian Tindak


M

ng

Pidana Korupsi (LKTPK) Nomor: LKTPK-51/KPK/12 2016 Tertanggal 2


on
gu

Hal 102 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 102
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Desember 2016 terbukti : bahwa Penyelidik Termohon setelah mendapatkan

a
bukti permulaan yang cukup dalam penyelidikan segera menyampaikan

si
laporan penyelidikan kepada Pimpinan Termohon (vide Pasal 44 ayat 1 UU
KPK). Penyelidik Termohon telah mendapatkan bukti permulaan yang cukup

ne
ng
diduga. ATTY SUHARTI (Pemohon) selaku Walikota Cimahi bersama-sama
dengan. M. ITOC TOCHIJA telah menerima uang dari TRISWARA DHANU

do
gu
BRATA alias. ADE dan. HENDRIZA SOLEH GUNADI alias. ARI yang dapat
dipersangkakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf a atau Pasal 11
Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1)

In
A
KUHP. Berdasarkan bukti permulaan yang cukup sebagaimana dimaksud,
terhadap perbuatan tersebut dapat dilakukan penyidikan.
ah

lik
- Bahwa sesuai Bukti T-12 berupa : Surat Perintah Penyidikan KPK Nomor:
Sprin.Dik-91/01/12/2016 tanggal 02 Desember 2016 membuktikan Proses
am

ub
Penyidikan perkara tindak pidana korupsi yang diduga dilakukan oleh
Tersangka ATTY SUHARTI (Pemohon) selaku Walikota Cimahi bersama H.M.
ITOC TOCHIJA. IR., MM. yaitu menerima hadiah atau janji dari TRISWARA
ep
k

DHANU BRATA alias ADE bersama HENDRIZA SOLEH GUNADI alias ARI
ah

terkait dengan pembangunan fisik Pasar Kota Cimahi tahun anggaran 2016
R
dan 2017 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf a atau Pasal 11

si
Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat 1

ne
ng

KUHP yang dilakukan Termohon didasarkan pada surat perintah yang sah
dikeluarkan oleh pejabat Termohon yang berwenang.
- bahwa sesuai bukti T-13 berupa Surat Perintah Penyitaan Nomor: Sprin.Sita-

do
gu

98/01/12/2016 Tanggal 02 Desember 2016 terbukti Termohon dalam


melakukan tindakan penyitaan telah dilakukan dengan berdasar pada surat
In
A

perintah dan dilakukan pada tahap penyidikan.


- Bahwa sesuai bukti T-14 berupa Surat Perintah Penahanan Nomor: Sprin.Han-
ah

97/01/12/2016 tanggal 02 Desember 2016 membuktikan Termohon dalam


lik

melakukan tindakan penahanan terhadap diri Pemohon selaku tersangka telah


dilakukan dengan berdasar pada surat perintah dari pejabat yang berwenang
m

ub

dan dilakukan pada tahap penyidikan


- Bahwa sesuai bukti T-15 berupa Berita Acara Penahanan tanggal 02
ka

ep

Desember 2016 Atas Nama Atty Suharti terbukti Termohon dalam


melaksanakan penahanan dengan mendasarkan pada ketentuan Pasal 75 ayat
ah

1 dan ayat 2 KUHAP.


R

- Bahwa sesuai bukti T-16 berupa Surat Nomor: B-536/23/12/2016 Tanggal 02


es
M

Desember 2016 Perihal Pemberitahuan Penahanan Atas Nama Tersangka Atty


ng

on
gu

Hal 103 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 103
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Suharti membuktikan Termohon telah melaksanakan ketentuan Pasal 59

a
KUHAP

si
- Bahwa sesuai bukti T-17 berupa Surat Perintah Perpanjangan Penahanan
Nomor: Sprin.Han-90/PPJ/24/12/2016 tertanggal 23 Desember 2016

ne
ng
membuktikan Termohon dalam melakukan tindakan perpanjangan penahanan
terhadap diri Pemohon selaku tersangka telah dilakukan dengan berdasar pada

do
-
gu
surat perintah dan dilakukan pada tahap penyidikan
Bahwa sesuai bukti T-18 berupa Berita Acara Perpanjangan Penahanan
tanggal 27 Desember 2016 Atas Nama Atty Suharti (Asli) membuktikan

In
A
Termohon dalam melaksanakan kegiatan perpanjangan penahanan dengan
mendasarkan pada KUHAP.
ah

lik
- Bahwa sesuai bukti T-19 berupa Surat Nomor: B-571/23/12/2016 Tanggal 27
Desember 2016 Perihal Pemberitahuan Perpanjangan Penahanan Atas Nama
am

ub
Tersangka Atty Suharti membuktikan Termohon telah melaksanakan ketentuan
Pasal 59 KUHAP
- Bahwa sesuai bukti T-20 berupa Surat Perintah Penggeledahan Nomor:
ep
k

Sprin.Dah-71/20-23/12/2016 tertanggal 02 Desember 2016 membuktikan


ah

Termohon dalam melaksanakan penggeledahan telah didasarkan pada surat


R
perintah dari pejabat yang berwenang

si
- Bahwa sesuai bukti T-21 berupa Surat Perintah Penggeledahan Nomor:

ne
ng

Sprin.Dah-74/20-23/12/2016 tertanggal 05 Desember 2016 membuktikan


Termohon dalam melaksanakan penggeledahan telah didasarkan pada surat
perintah dari pejabat yang berwenang

do
gu

- Bahwa sesuai bukti T-22 berupa Berita Acara Penggeledahan Tanggal 03


Desember 2016 bertempat di Rumah Jalan Nusasari I Nomor 36 RT 006 RW
In
A

001, Kelurahan Citereup, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi (Asli)


membuktikan Termohon telah melaksanakan ketentuan Pasal 75 ayat 1 dan
ah

ayat 2 KUHAP. Penggeledahan ini didasarkan pada Surat Perintah


lik

Penggeledahan Nomor: Sprin.Dah-71/20-23/12/2016 tertanggal 02 Desember


2016
m

ub

- Bahwa sesuai bukti T-23 berupa Berita Acara Penggeledahan Tanggal 03


Desember 2016 bertempat di Rumah Jalan Pojok Utara 3, Gang Bah Iding I
ka

ep

Nomor 66, RT 003 RW 013, Kelurahan Setiamanah, Kecamatan Cimahi


Tengah, Kota Cimahi membuktikan Termohon telah melaksanakan ketentuan
ah

Pasal 75 ayat 1 dan ayat 2 KUHAP. Penggeledahan ini didasarkan pada Surat
R

Perintah Penggeledahan Nomor: Sprin.Dah-71/20-23/12/2016 tertanggal 02


es
M

Desember 2016
ng

on
gu

Hal 104 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 104
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- Bahwa sesuai bukti T-24 berupa Berita Acara Penggeledahan Tanggal 06

a
Desember 2016 bertempat di Rumah di Cawang III Nomor 2 RT 007 RW 008

si
Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur
membuktikanTermohon telah melaksanakan ketentuan Pasal 75 ayat 1 dan

ne
ng
ayat 2 KUHAP. Penggeledahan ini didasarkan pada Surat Perintah
Penggeledahan Nomor: Sprin.Dah-74/20-23/12/2016 tertanggal 05 Desember

do
-
gu
2016
Bahwa sesuai bukti T-25 berupa Berita Acara Penggeledahan Tanggal 06
Desember 2016 bertempat di Jl. H. Sinen No. 98 Kav I RT 004 RW 007 Kel.

In
A
Ragunan, Kec. Pasar Minggu, Jakarta Selatan membuktikan Termohon telah
melaksanakan ketentuan Pasal 75 ayat 1 dan ayat 2 KUHAP. Penggeledahan
ah

lik
ini didasarkan pada Surat Perintah Penggeledahan Nomor: Sprin.Dah-74/20-
23/12/2016 tertanggal 05 Desember 2016
am

ub
- Bahwa sesuai bukti T – 26 berupa Berita Acara Penggeledahan Tanggal 06
Desember 2016 bertempat di Jl. Taman Parahyangan I No 90 RT 014 RW 020
Kel. Binong, Kec. Curug, Kab. Tangerang, Banten membuktikanTermohon
ep
k

telah melaksanakan ketentuan Pasal 75 ayat 1 dan ayat 2 KUHAP.


ah

Penggeledahan ini didasarkan pada Surat Perintah Penggeledahan Nomor:


R
Sprin.Dah-74/20-23/12/2016 tertanggal 05 Desember 2016.

si
- Bahwa sesuai bukti T-27 berupa Penetapan Nomor:

ne
ng

43/Pen.Pid.Sus/TPK/XII/2016/PN.Jkt.Pst tertanggal 13 Desember 2016


membuktikan Terkait Penggeledahan di Rumah di Cawang III Nomor 2 RT 007
RW 008 Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur dan di Jl.

do
gu

H. Sinen No. 98 Kav I RT 004 RW 007 Kel. Ragunan, Kec. Pasar Minggu,
Jakarta Selatan dan di Jl. H. Sinen No. 98 Kav I RT 004 RW 007 Kel. Ragunan,
In
A

Kec. Pasar Minggu, Jakarta Selatan telah mendapatkan persetujuan dari


Pengadilan Negeri sebagaimana amanat dalam UU KPK.
ah

- Bahwa sesuai bukti T-28 berupa Penetapan Nomor:


lik

25/Pen.Pid.Sus/TPK/2016/PN.Bdg tertanggal 06 Desember 2016 membuktikan


Terkait Penggeledahan di Rumah Jalan Nusasari I Nomor 36 RT 006 RW 001,
m

ub

Kelurahan Citereup, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi dan di Rumah


Jalan Pojok Utara 3, Gang Bah Iding I Nomor 66, RT 003 RW 013, Kelurahan
ka

ep

Setiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi telah mendapatkan


persetujuan dari Pengadilan Negeri sebagaimana amanat dalam UU KPK.
ah

- Bahwa sesuai bukti T-29 berupa Penetapan Nomor: 8/Pen.Pid.Sus-


R

TPK/2016/PN.Srg tertanggal 13 Desember 2016 membuktikan Terkait


es
M

Penggeledahan di Jl. Taman Parahyangan I No 90 RT 014 RW 020 Kel.


ng

on
gu

Hal 105 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 105
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Binong, Kec. Curug, Kab. Tangerang, Banten telah mendapatkan persetujuan

a
dari Pengadilan Negeri sebagaimana amanat dalam UU KPK.

si
- Bahwa sesuai bukti T-30 berupa Berita Acara Penyitaan Tanggal 8 Desember
2016 Bertempat di Kantor KPK membuktikan Termohon telah melaksanakan

ne
ng
ketentuan Pasal 75 ayat 1 dan ayat 2 KUHAP
- Bahwa sesuai bukti T-31 berupa Berita Acara Penyitaan Tanggal 3 Desember

do
gu
2016 Bertempat di Jl. Sariasih IV No. 16 Sarijadi, Bandung membuktikan
Termohon telah melaksanakan ketentuan Pasal 75 ayat 1 dan ayat 2 KUHAP
- Bahwa sesuai bukti T-32 berupa Berita Acara Penyitaan Tanggal 9 Desember

In
A
2016 Bertempat di Kantor KPK membuktikan Termohon telah melaksanakan
ketentuan Pasal 75 ayat 1 dan ayat 2 KUHAP.
ah

lik
- Bahwa sesuai bukti T-33 berupa Berita Acara Penyitaan Tanggal 21 Desember
2016 di Kantor KPK terhadap uang sejumlah Rp.390.000.000,00 dari Wahyudin
am

ub
Fahmi (Direktur Media Relation PT. CYRUS NUSANTARA/CYRUS
NETWORK) membuktikan Termohon telah melaksanakan ketentuan Pasal 75
ayat 1 dan ayat 2 KUHAP. Termohon telah melakukan penyitaan uang
ep
k

Rp.390.000.000,00 dari Wahyudin Fahmi (Direktur Media Relation PT. CYRUS


ah

NUSANTARA/CYRUS NETWORK), yang mana uang tersebut merupakan


R
sebagaian yang berasal dari penerimaan sebesar Rp. 500 juta oleh Pemohon

si
dari Tersangka Ade dan Ari. Pemohon menggunakan uang suap pemberian

ne
ng

dari Tersangka Ade dan Ari untuk kepentingan kampanye pemilihan Walikota
Cimahi.
- Bahwa sesuai bukti T-36 berupa Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Saksi atas

do
gu

nama Triswara Dhanu Brata tanggal 2 Desember 2016, membuktikan bahwa


Termohon telah menindaklanjuti dengan segera pemeriksaan terhadap pihak-
In
A

pihak yang terjaring dalam upaya tertangkap tangan dalam proses penyidikan
- Bahwa sesuai bukti T-37 berupa Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Saksi atas
ah

nama Hendriza Soleh Gunadi Tanggal 2 Desember 2016, membuktikan bahwa


lik

Termohon telah menindaklanjuti dengan segera pemeriksaan terhadap pihak-


pihak yang terjaring dalam upaya tertangkap tangan dalam proses penyidikan
m

ub

- Bahwa sesuai bukti T-38 berupa Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Saksi atas
nama Sentot Tanggal 2 Desember 2016, membuktikan bahwa Termohon telah
ka

ep

menindaklanjuti dengan segera pemeriksaan terhadap pihak-pihak yang


terjaring dalam upaya tertangkap tangan dalam proses penyidikan
ah

- Bahwa sesuai bukti T-39 berupa Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Saksi atas
R

nama Aom membuktikan bahwa Termohon telah menindaklanjuti dengan


es
M

segera pemeriksaan terhadap pihak-pihak yang terjaring dalam upaya


ng

tertangkap tangan dalam proses penyidikan.


on
gu

Hal 106 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 106
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menimbang, bahwa mengenai bukti P-1, P-2A, P-2B, P-2C, P-2 D, P-2E

a
, P-3 , P-4, P-5, P-19A, P-19B, P-20A, P-20B, P-21, P-22, P-23, P-24, P-25, P-26,

si
P-27, P-28, P29, P-30, P-31,P-32, P-33 , P-34, P-35, P-36, P-37, sampai dengan
P-60D maupun bukti 3 orang saksi fakta yang diajukan oleh Pemohon di

ne
ng
Persidangan masing-masing bernama :saksi : Tri Kusmiarto, saksi Sari, dan saksi
Triya, Hakim Pengadilan NegeriJakarta Selatan berpendapat bahwa butki-bukti

do
gu
Surat maupun saksi-saksi fakta yang di ajukan di Persidangan tersebut tidak ada
relevansinya dengan substansi Permohonan Pra Peradilan yang diajukan
Pemohon sehingga atas bukti-bukti tersebut tidak akan dipertimbangkan lebih

In
A
lanjut dan haruslah dikesampingkan ;
ah

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap di

lik
Persidangan maupun pertimbangan-pertimbangan hukum tersebut di atas Hakim
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berkesimpulan dan berpendapat bahwa dalil –
am

ub
dalil permohonan Pemohon Tertanggal 23 Desember 2016 adalah tidak beralasan
hukum, karena berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap di Persidangan
ep
tersebut di atas, serangkaian tindakan Tangkap Tangan berdasarkan Berita Acara
k

Tertangkap Tangan Tertanggal 2 Desember 2016 yang dikeluarkan Termohon


ah

atas diri Pemohon maupun tindakan-tindakan Termohon selanjutnya yakni


R

si
tindakan Termohon yang telah melakukan Proses Penyidikan maupun
menetapkan Pemohon sebagai Tersangka yang diduga melanggar Pasal 12 huruf

ne
ng

a atau Pasal 11 UU No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana


Korupsi jo. Undang-Undang Nomor : 20 Tahun 21Tentang Perubahan atas UU

do
gu

nomor 31 tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tidak Pidana Korupsi jo. Pasal 55
ayat (1) Ke1 KUHP. Begitu pula dengan tindakan Termohon selanjutnya yakni
melakukan Penahanan maupun Penyitaan terhadap barang milik Pemohon,
In
A

adalah sah dan menurut hukum, sehingga oleh karenanya ;Permohonan Pra
Peradilan Pemohon Tertanggal 23 Desember 2016, haruslah dinyatakan ditolak
ah

lik

untuk seluruhnya ;
Menimbang, bahwa oleh karena Permohonan Pemohon ditolak untuk
m

ub

seluruhnya, maka Pemohon harus dibebani untuk membayar biaya perkara ;


ka

Mengingat, Pasal-Pasal dan Ketentuan Undang Undang No.8 Tahun 1981


ep

KUHAP dan penjelasannya, serta Pasal – pasal dan ketentuan-ketentuan hukum


lain yang bersangkutan ;
ah

MENGADILI
es

DALAM EKSEPSI :
M

ng

- Menolak Eksepsi Pemohon untuk seluruhnya ;


on
gu

Hal 107 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 107
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
DALAM POKOK PERKARA :

a
1. Menolak permohonan Pemohon Praperadilan untuk seluruhnya ;

si
2. Menyatakan tindakan Penangkapan yang dilakukan oleh Termohon adalah

ne
ng
sah dan berdasar atas hukum;

3. Menyatakan Berita Acara Tertangkap Tangan yang dibuat Termohon adalah

do
sah dan berdasar atas hukum;
gu
4. Menyatakan Surat Perintah Penyidikan No. Sprin.Dik-91/01/12/2016 tanggal 2
Desember 2016 adalah sah dan berdasar atas hukum;

In
A
5. Menyatakan Penyidikan atas diri Pemohon berdasarkan Surat Perintah
Penyidikan Nomor Sprin.Dik-91/01/12/2016 tanggal 2 Desember 2016 adalah
ah

lik
sah dan berdasarkan atas hukum serta mempunyai kekuatan mengikat;

6. Menyatakan segala Keputusan dan/atau Penetapan yang dikeluarkan lebih


am

ub
lanjut oleh Termohon termasuk tindakan Penahanan dan Penyitaan yang
berkaitan dengan Penyidikan dan Penetapan Tersangka sebagaimana
ep
dimaksud dalam Surat Perintah Penyidikan No. Sprin.Dik-91/01/12/2016
k

tanggal 2 Desember 2016 adalah sah dan berdasarkan atas hukum dan oleh
ah

karenanya mempunyai kekuatan mengikat;


R

si
7. Menyatakan bahwa barang bukti yang telah disita Termohon dari Pemohon

ne
ng

tetap dalam penyitaan Termohon;

8. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.5.000,-

do
(lima ribu rupiah ) ;
gu

Demikian Putusan ini diucapkan di depan Persidangan yang Terbuka untuk


In
A

Umum pada hari : Selasa tanggal 24 Januari 2017 , oleh kami KRISNUGROHO
SRI PRATOMO .SH MH. Hakim Pra Peradilan pada Pengadilan Negeri Jakarta
ah

Selatan dengan dibantu oleh : MUHAMAD HOESNA, SH MH sebagai Panitera


lik

Pengganti Pengadilan tersebut dengan dihadiri Kuasa Pemohon dan Kuasa


Termohon ;
m

ub

Panitera Pengganti Hakim tersebut ,


ka

ep
ah

MUHAMAD HOESNA, SH.MH. KRISNUGROHO SRI PRATOMO SH MH


es


M

ng

on
gu

Hal 108 dari 108 Putusan No.169/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel.


In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 108

Anda mungkin juga menyukai