Praktikum
Praktikum
ACARA :
Disusun Oleh :
Nama :
1.2 Tujuan
Mengetahui cara membuat plastik biodegradasi dari bahan organic (tepung kentang).
Mengetahui pengaruh volume gliserol terhadap sifat plastik.
Mengetahui pengaruh komposisi tepung terhadap sifat plastik.
Mengetahui pengaruh PVA terhadap sifat plastik.
Mengetahui pengaruh penambahan filler terhadap sifat plastik.
Menghitung Strain, Stress, dan Modulus Young dari plastik biodegradasi.
1.3 Hipotesa
1. Plastik yang dihasilkan memiliki keuletan mendekati plastik konvensional.
2. Plastik yang dihasilkan tahanan air.
3. Plastik yang dihasilkan memiliki kekuatan mekanik sama dengan plastik konvensional.
Bab II
Landasan Teori
Bioplastik adalah plastik atau polimer yang secara alamiah dapat dengan mudah
terdegradasi baik melalui serangan mikroorganisme maupun oleh cuaca (kelembaban dan radiasi
sinar matahari). Bioplastik terbuat dari sumber biomassa seperti minyak nabati, pati jagung,
klobot jagung, pati ercis, atau mikrobiota. Berbeda dengan plastik konvensional yang sering kita
gunakan, yang umumnya dibuat dari minyak bumi dan gas alam atau petroleum. Bioplastik
merupakan jenis plastik yang secara teknis mudah untuk terurai di alam. Bioplastik yang
tersusun atas komponen-komponen alam akan lebih mudah didegradasi oleh bakteri-bakteri
pengurai karena senyawa penyusunnya sudah dapat diurai oleh bakteri-bakteri pengurai. Berbeda
dengan plastik konvensional saat dibuang ke lingkungan plastik jenis ini dapat terurai dalam
waktu yang relative singkat dari plastik yang biasa kita gunakan. Hampir setiap produk
menggunakan plastik sebagai kemasan atau bahan dasar karena sifatnya yang ringan, mudah
digunakan dan harganya yang terjangkau oleh seluruh kalangan masyarakat dunia. Masalah yang
timbul ialah bahan plastik yang tidak dapat terurai dengan mudah karena akan membutuhkan
puluhan tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Apabila plastik dihancurkan dengan cara
dibakar akan menghasilkan zat berbahaya yang dapat merusak kesehatan dan lingkungan.
Proses daur ulang plastik memerlukan biaya sangat besar dan kurang efektif karena
harus memisahkan sampah plastik yang dapat didaur ulang dan yang tidak dapat didaur ulang.
Penimbunan sampah plastik sangat mengganggu sirkulasi udara dari dan ke dalam tanah karena
bahan plastik umumnya memiliki sifat perintang yang cukup tinggi terhadap permeabilitas
O2 dan CO2. Timbunan sampah plastik yang terus bertambah setiap harinya tetap menjadi
masalah lingkungan. Sampah plastik tidak hanya menjadi permasalahan kalangan masyarakat
umum, namun juga menjadi permasalahan bagi dunia perindustrian. Banyak industri plastik yang
dituntut untuk bertanggung jawab terhadap limbah plastik yang dihasilkan dari produk-produk
mereka. Plastik yang digunakan saat ini merupakan polimer sintetik dari bahan baku minyak
bumi yang terbatas jumlahnya dan tidak dapat diperbaharui. Jenis plastik seperti polipropilen
(PP), polietilen (PE), polivinil klorida (PVC), polistiren (PS), dan polietilen tereftalat (PET).
Sehingga diperlukan usaha lain dalam mengatasi sampah plastik yaitu dengan membuat plastik
yang dapat terurai secara biologis (bioplastik).
1. Jenis Bioplastik
Bioplastik terdiri atas beberapa jenis, yang paling luas penggunaan dan produksinya yaitu
bioplastik berbasis pati menguasai sekitar 50% pasar bioplastik, umumnya digunakan untuk
bahan kemasan termoplast, diproduksi dari bahan-bahan alam yang mengandung karbohidrat.
Bioplastik berbasis asam polilactat (PLA) adalah bioplastik bening yang biasanya diprodusi dari
bahan jagung atau sumber gula alam, umumnya digunakan sebagai bahan kemasan. PLA
dihasilkan dari proses fermentasi senyawa-senyawa gula yang diperoleh dari bahan alam. Hasil
fermentasi menghasilkan asam laktat yang dipolimerisasi untuk menghasilkan plastik PLA, siap
untuk dibentuk sesuai produk yang diinginkan. Dari sisi aplikasi manufacturing, NEC dan
Fujitsu Jepang merupakan contoh perusahaan yang menunjukkan potensi bioplastik sebagai
aternatif material yang dapat digunakan dalam industri elektronik. Bahkan Fujitsu sudah
menghasilkan komputer note book dengan bahan casing dari bioplastik. Monsanto dan DuPont
Chem perusahaan pabrik kimia raksasa yang merupakan salah satu pionir pengembangan
material bioplastik.
Salah satu bagian proses pembuatan bioplastik adalah modifikasi genetik yang
melibatkan mikroorganisme. Proses modifikasi genetik ini dianggap merupakan kunci masa
depan agar proses pembuatan bioplastik lebih murah dan lebih sedikit mengkonsumsi bahan
bakar minyak.
3. Karakterisasi Bioplastik
a. Sifat Mekanik
Sifat mekanik dari bahan polimer dapat diketahui dengan mengaplikasikan gaya pada
sampel tersebut. Pengaplikasian gaya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
mengaplikasikan gaya searah atau gaya bolak-balik pada sampel. Gaya searah biasa
diaplikasikan pada sampel untuk mengetahui kekuatan tekan. Sifat mekanik tersebut meliputi
kuat putus (strength at break) dan perpanjangan saat putus.
Kuat putus menunjukkan kekuatan akhir plastik yang dihitung dari beban pada saat putus
dibagi luas penampang awal specimen plastik. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
ketahanan suatu bahan terhadap pembebanan pada titik lentur dan juga untuk mengetahui
keelastisan suatu bahan.
𝑭
𝝈=
𝑨
𝜎 = kuat putus bahan polimer (kg/m2)
Perpanjangan didefinisikan sebagai persentase perubahan panjang film pada saat film
ditarik sampai putus. Kekuatan regang putus merupakan tarikan maksimum yang dapat dicapai
sampai film dapat tetap bertahan sebelum film putus atau robek. Pengukuran kekuatan regang
putus berguna untuk mengetahui besarnya gaya yang dicapai untuk mencapai tarikan maksimum
pada setiap satuan luas film untuk merenggang atau memanjang. Perbandingan antara kuat putus
dan perpanjangan saat putus dikenal dengan modulus elastisitas. Modulus elasitas bahan disebut
modulus Young. Modulus Young memiliki satuan sama seperti kuat putus karena unit regangan
merupakan bilangan tanpa dimensi.
∆𝑳
𝝐=
𝑳
Hukum Hooke
Hubungan antara beban atau gaya yang diberikan berbanding lurus dengan perubahan
panjang bahan tersebut
o Semakin besar gaya yang diberikan, maka pemanjangan semakin besar.
o Semakin kecil gaya yang diberikan, maka pemanjangan pegas semakin kecil.
𝑭 = −𝒌. 𝒙
Dan
𝝈 = 𝑬. 𝜺
Keterangan :
E = Modulus Young
Polyvinyl alcohol (PVA) adalah suatu resin yang dibuat dari penggabungan molekul-
molekul (polimerisasi) yang diperoleh dari hidrolisis dari polimer vinil ester dengan
menggunakan material awal polyvinyl asetat. Polivinil Alkohol adalah salah satu dari beberapa
polimer sintetik yang biodegradable. PVA berwarna putih, bentuk seperti serbuk, rasa hambar,
tembus cahaya, tidak berbau dan larut dalam air. PVA salah satu polimer yang mempunyai sifat
hidrofolik dan sebagai perekat. PVA dapat digunakan sebagai lapisan tipis yang sensitive.
Tepung Kentang
Tepung kentang adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat
Indonesia. Tepung kentang diperoleh dari pengekstrakan pati kentang. Tepung kentang
mengandung energi sebesar 347 kilokalori; protein 0,3 gram; karbohidrat 85,6 gram; lemak 0,1
gram; kalsium 20 miligram; fosfor 30 miligram; dan zat besi 1 miligram. Selain itu di dalam
tepung kentang juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,04 miligram dan
vitamin C 0 miligram.
Bab III
Metodologi Percobaan
A. Uji Mekanik
1. Uji mekanik
a. Variasi Komposisi
Massa tepung = 5 gr
Massa beban = 0,5 kg
Gravitasi = 9,8 m/s2
𝐹 = 𝑚. 𝑔
𝐹 = 4,9 𝑁
𝐹
𝜎=
𝐴
4,9 𝑁
𝜎=
0,000539 𝑚2
Stress
∆𝑙
𝜀=
𝑙
(2,5 𝑐𝑚 − 2,1 𝑐𝑚)
𝜀=
2,1 𝑐𝑚
𝜀 = 0,1905
Beban L0 𝝈 L1 ΔL
No A (m2) F (N) 𝝈 (Pa) ε
(kg) (cm) (MPa) (cm) (cm)
1 0 2.1 0.000539 0 - - - - -
2 0.5 2.1 0.000539 4.9 9090.9 0.00909 2.5 0.4 0.1905
3 1 2.1 0.000539 9.8 18181.8 0.01818 2.9 0.8 0.3810
0.01
0.008
0.006 y = 0.0477x - 4E-18
R² = 1
0.004
0.002
0
-0.002 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Stress
Dari garfik diperoleh persamaan :
Y= 0,047x
𝜎 = 𝐸. 𝜀
Dengan cara yang sama untuk variasi lainnya didapat hasil sebagai berikut :
a. Variasi Komposisi
Beban L0 L1 ΔL Modulus 𝝉
No Variasi A (m2) F (N) 𝝈 (MPa) ε
(kg) (cm) (cm) (cm) Young (MPa)
0 2.1 0.000539 - - - - -
Komposisi 0.5 2.1 0.000539 4.9 0.0090909 2.5 0.4 0.19048
1 0.047 0.02727
5 gr 1 2.1 0.000539 9.8 0.0181818 2.9 0.8 0.38095
1.5 2.1 0.000539 14.7 0.0272727 Putus - -
0 2.1 0.000539 - - - - -
Komposisi 0.5 2.1 0.000539 4.9 0.0090909 2.7 0.6 0.28571
2 0.044 0.02727
10 gr 1 2.1 0.000539 9.8 0.0181818 2.9 0.8 0.38095
1.5 2.1 0.000539 14.7 0.0272727 Putus - -
0 2.1 0.000539 - - - - -
0.5 2.1 0.000539 4.9 0.0090909 2.5 0.4 0.19048
Komposisi
3 1 2.1 0.000539 9.8 0.0181818 2.6 0.5 0.2381 0.08 0.03636
15 gr
1.5 2.1 0.000539 14.7 0.0272727 2.8 0.7 0.33333
2 2.1 0.000539 19.6 0.0363636 Putus - -
b. Variasi Gliserol
Beban L0 L1 ΔL Modulus
No Variasi A (m2) F (N) 𝝈 (MPa) ε 𝝉 (MPa)
(kg) (cm) (cm) (cm) Young
Gliserol Gagal Gagal Gagal Gagal Gagal Gagal Gagal Gagal Gagal
1 Gagal
0 mL
0 2.1 0.000539 - - - - -
0.5 2.1 0.000539 4.9 0.0090909 2.4 0.3 0.14286
Gliserol
2 1 2.1 0.000539 9.8 0.0181818 2.5 0.4 0.19048 0.096 0.03636
3 mL
1.5 2.1 0.000539 14.7 0.0272727 2.7 0.6 0.28571
2 2.1 0.000539 19.6 0.0363636 Putus - -
0 2.1 0.000539 - - - - -
0.5 2.1 0.000539 4.9 0.0090909 2.5 0.4 0.19048
Gliserol
3 1 2.1 0.000539 9.8 0.0181818 2.8 0.7 0.33333 0.066 0.03636
6 mL
1.5 2.1 0.000539 14.7 0.0272727 2.9 0.8 0.38095
2 2.1 0.000539 19.6 0.0363636 Putus - -
c. Variasi Filler
Beban L0 𝝈 L1 ΔL Modulus
No Variasi A (m2) F (N) ε 𝝉 (MPa)
(kg) (cm) (MPa) (cm) (cm) Young
0 2.1 0.000539 - - - - -
0.5 2.1 0.000539 4.9 0.00909 2.6 0.5 0.2381
Filler 1
1 1 2.1 0.000539 9.8 0.01818 3 0.9 0.42857 0.049 0.03636
gr
1.5 2.1 0.000539 14.7 0.02727 3.2 1.1 0.52381
2 2.1 0.000539 19.6 0.03636 Putus - -
0 2.1 0.000539 - - - - -
0.5 2.1 0.000539 4.9 0.00909 2.4 0.3 0.14286
Filler 2
2 1 2.1 0.000539 9.8 0.01818 2.5 0.4 0.19048 0.096 0.03636
gr
1.5 2.1 0.000539 14.7 0.02727 2.7 0.6 0.28571
2 2.1 0.000539 19.6 0.03636 Putus - -
0 2.1 0.000539 - - - - -
0.5 2.1 0.000539 4.9 0.00909 2.5 0.4 0.19048
Filler 3
3 1 2.1 0.000539 9.8 0.01818 2.6 0.5 0.2381 0.072 0.03636
gr
1.5 2.1 0.000539 14.7 0.02727 2.9 0.8 0.38095
2 2.1 0.000539 19.6 0.03636 Putus - -
2. Uji degradasi
a. Variasi Komposisi
Komposisi 5 gr
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Minggu ke-
Komposisi 10 gr
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Minggu ke-
Komposisi 15 gr
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Minggu ke-
b. Variasi Gliserol
Gliserol 3 mL
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Minggu ke-
Gliserol 6 mL
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Minggu ke-
c. Variasi Filler
Filler 1 gr
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Minggu ke-
Filler 2 gr
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Minggu ke-
Filler 3 gr
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Minggu ke-
4.3 Pembahasan
Plastik merupakan salah satu jenis polimer yang paling banyak digunakan di kehidupan
sehari-hari. Permintaan plastik semakin hari semakin meningkat, hal ini juga menyebabkan
limbah plastik semakin banyak. Limbah plastik ini sangat sulit terurai, butuh waktu sekitar 100
juta tahun untuk dapat terurai. Produsen-produsen plastik dituntut untuk bertanggung jawab
terhadap limbah-limbah plastik hasil produksinya, tetapi plastic yang dihasilkan merupakan
plastik yang susah terurai. Plastik ini susah terurai disebabkan oleh bahan dasar pembuatannya.
Plastik konvensional yang digunakan sekarang berasal dari pengolahan minyak bumi, dimana
ketersedian minyak bumi semakin hari semakin menipis, oleh karena itu di era sekarang ini
diciptakan plastik yang ramah lingkungan, yaitu plastik yang mudah terdegradasi tetapi memiliki
fungsi yang sama dengan plastik konvensional yang dijumpai sekarang ini.
Plastik biodegradable dibuat dari senyawa organic yang mudah dijumpai di lingkungan
sekitar, seperti bonggol jagung, kentang, biji alpukat, biji nangka, dan lain-lain. Sifat yang harus
dimiliki oleh bahan utama pembuatan plastik biodegradable ini adalah bahan tersebut memiliki
pati. Prinsip dari pembuatan palstik biodegradable adalah dengan mencampurkan polimer alam
dengan polimer sintetis. Polimer sintetis yang digunakan disini berupa PVA. Penambahan
polimer sintetis ini bertujuan untuk membuat plastic yang dihasilkan lebih tahan air dan kekuatan
tariknya cukup tinggi. Selain itu ditambahkan pula gliserol sebagai bahan pendukung pembuatan
plastik biodegradable. Gliserol disini berfungsi sebagai plasticizer, plasticizer ditambahkan
dengan tujuan untuk menurunkan kekakuan dari polimer, sekaligus meningkatkan fleksibilitas
dan ekstensibilitas polimer. ini ditambahkan untuk menambah sifat plastis dari plastic
biodegradable. Selain itu juga ditambahkan filler sebagai bahan pengisi pada plastik.
Pada praktikum ini dilakukan 3 macam variasi, yaitu variasi komposisi, variasi gliserol,
dan variasi filler. Pada variasi komposisi didapatkan hasil bahwa pada komposisi tepung 15 gr
plastik yang dihasilkan memiliki modulus young dan kekuatan tarik yang lebih besar daripada
pada komposisi tepung 5 gr dan 10 gr. Pada variasi gliserol, pada penambahan gliserol 3 ml
didapatkan hasil bahwa plastic yang dihasilkan lebih kuat dan elastic. Sedangkan pada variasi
filler, pada penambahan filler 2 gr, plastic yang dihasilkan memiliki kekuatan dan elastisitas
yang lebih baik daripada penambahan 1 gram dan 3 gram.
Sedangkan untuk uji degradasi plastik, kecepatan degradasi masing-masing plastik
hampir sama. Pada pengamatan tiap 1 minggu plastic yang ditanam memiliki perubahan-
perubahan bentuk maupun massanya. Pada minggu pertama plastic mengalami penurunan massa
dari massa awalnya. Pada minggu kedua, plastic mengalami penambahan berat dari massa pada
minggu sebelumnya. Pada minggu kedua ini plastic ditumbuhi jamur sangat banyak, diduga
jamur ini mempengaruhi massa plastik tersebut. Sedangkan untuk minggu ketiga, massa plastic
mengalami penurunan kembali, jamur-jamur yang tumbuh pada minggu sebelumnya sudah
berkurang, dan bentuk plastik mengalami perbedaan dari bentuk awal sebelum ditanam. Plastik
pada minggu ketiga setelah ditanam ini lebih ringan dan semakin rapuh. Dengan penunjukkan
grafik waktu tanam vs massa bioplastik, maka dapat dilihat bahwa plastik mengalami degradasi.
Bab V
Penutup
4.1 Kesimpulan
1. Bioplastik yang dihasilkan memiliki kekuatan tarik dan elastisitas yang tinggi pada
variasi komposisi 15 gram. Sedangkan untuk variasi gliserol, bioplastik yang dihasilkan
memiliki kekuatan tarik dan elastic tinggi pada penambahan gliserol sebanyak 3 ml, dan
pada penambahan filler 2 gram bioplastik yang dihasilkan memiliki kekuatan tarik dan
elastisas tinggi.
2. Bioplastik yang dihasilkan mengalami degradasi, hal ini ditunjukkan dengan grafik
hubungan waktu tanam vs massa plastik.
3. Pada minggu kedua tanam, plastik ditumbuhi jamur pada seluruh permukaannya,
sehingga jamur ini menambah massa dari palstik. Tetapi, jamur ini menandakan bahwa
bioplastik tersebut mengalami degradasi.
4. Penambahan tepung, gliserol, dan filler yang banyak tidak menjamin bioplastik yang
dihasilkan memiliki kekutan tarik dan elastisitas tinggi.
5. Variasi komposisi tepung, gliserol, dan filler yang tepat dapat menghasilkan bioplastik
yang memiliki kekuatan tarik dan elastisitas yang tinggi. Semakin besar kekuatan tarik
dan elastisitas dari bioplastik yang dihasilkan, maka semakin mendekati dengan sifat-
sifat yang dimiliki oleh palstik konvensional.
Daftar Pustaka
Anita, Zulisma, dkk. Pengaruh Penambahan Gliserol Terhadap Sifat Mekanik Film Plastik
Biodegradasi Dari Pati Kulit Singkong. Jurnal Teknik Kimia USU. Universitas Sumatra
Utara: Medan. 2015.
Pudjiastuti, Wiwik, dkk. Polimer Nanokomposit Sebagai Master Batch Polimer Biodegradable
Untuk Kemasan Makanan. Jurnal Riset IndustriVol.VI No.1 2012 Hal.51-60. Peneliti
Pada Balai Besar Kimia Dan Kemasan, Kementarian Perindustrian. 2012.
http://www.organisasi.org/1970/01/isi-kandungan-gizi-tepung-kentang-komposisi-nutrisi-bahan-
makanan.html Diakses pada Sabtu, 12 Desember 2015 pukul 17.18 WIB.
Lampiran