PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Telur merupakan salah satu sumber protein hewani di samping daging, ikan, dan susu
(Suprapti, 2002). Telur yang dijual dipasaran tersimpan sekitar tujuh hari. Telur tersebut
masih menunjukkan kualitas yang baik ditinjau dari haugh unit dan bobot telur. Telur yang
disimpan dalam suhu kamar selama 25 hari tanpa perlakuan apapun akan menurunkan
kualitas telur ditinjau dari haugh unit dan indeks putih telur. Kualitas telur dapat diamati
dengan cara melakukan pengukuran terhadap indeks kuning telur (IKT), indeks putih telur
(IPT), rongga udara, bobot telur, dan haugh unit (HU). Telur yang disimpan lama nilai IKT,
IPT dan HU akan mengalami penurunan (Fibrianti dkk., 2012).
Perubahan luar pada telur yang mengalami kerusakan, yaitu adanya penurunan berat,
pembesaran kantung udara, dan timbulnya bercak pada permukaan kerabang telur. Perubahan
luar, yaitu perubahan yang dapat diamati tanpa melakukan pemecahan pada telur (Winarno
dan Koswara, 2002). Daya simpan telur sebagai bahan pangan perlu dipertahankan agar tetap
mempunyai kualitas yang tinggi dengan melakukan pengawetan yang benar karena dengan
pengawetan maka proses kerusakan atau perubahan di dalam telur dapat diperlambat (Gaman
dan Sherrington, 1994). Faktor-faktor yang menyebabkan telur cepat mengalami kerusakan
diantaranya adalah terjadinya proses penguapan, hilangnya CO2 melalui pori kerabang telur,
dan masuknya mikroorganisme ke dalam telur yang akan menguraikan protein yang terdapat
di dalam telur (Yuwanta, 2010). Salah satu cara mempertahankan mutu telur supaya dapat
tahan lama adalah dengan cara melakukan perendaman atau pelapisan dengan cairan, yaitu
dilakukan dengan cara merendam telur segar dalam berbagai larutan seperti air kapur, larutan
air garam dan filtrat atau penyamak nabati yang mengandung tanin (Syarief dkk., 1990).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari telur bebek?
2. Bagaimana karakteristik dari telur bebek?
3. Apa saja manfaat dari telur bebek?
4. Bagaimana struktur dan komponen telur bebek?
5. Bagaimana hubungan warna kerabang terhadap ketebalan kerabang?
6. Bagaimana cara menentukan kualitas telur?
7. Bagaimana resiko lama penyimpanan terhadap penurunan kualitas nternal telur ?
8. Apa saja faktor –faktor kerusakan telur?
2.1.2 Bebek
Bebek disebut juga sebagai unggas air, karena sebagian kehidupannya dilakukan di
tempat yang berair. Hal ini ditunjukkan dari struktur fisik seperti selaput jari dan paruh yang
lebar dan panjang. Selain bentuk fisik dapat juga dilihat bahwa keberadaannya di muka bumi
ini, dimana bebek kebanyakan populasinya berada di daerah dataran rendah, yang banyak
dijumpai di rawa-rawa, persawahan, muara sungai. Daerah-daerah seperti ini dimanfaatkan
oleh itik menjadi tempat bermain dan mencari makan (Saleh, 2009).
Bebek adalah salah satu jenis unggas yang termasuk dalam kelas Aves, ordo
Anseriformes, famili Anatidae, subfamili Anatinae, tribus Anatini dan genus Anas. Dikenal
banyak spesies bebek liar yang hidup di alam bebas di seluruh dunia, antara lain adalah
Mallard, Pintail, Wood duck, Bluewinged Teal, Greenwinged Teal, dan Widgeon. Nama-
nama latinnya adalah: Anas plathyrynchos, Anas acuta, Anas crecca dan Anas penelope
(Srigandono, 1997).
Komposisi telur dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain bangsa, umur, suhu lingkungan,
penyakit, dan kualitas serta kuantitas makanan (Abbas, 1989). Komposisi telur secara fisik
terdiri dari 10% kerabang telur, 60% putih telur dan30% kuning telur (Rasyaf, 1993).
Adapun struktur dari komponen telur dapat dilihat pada gambar 1.
1. Kerabang Telur
Kerabang telur merupakan bagian terluar yang membungkus isi telur dan berfungsi
mengurangi kerusakan fisik maupun biologis, serta dilengkapi dengan pori-pori kerabang
yang berguna untuk pertukaran gas dari dalam dan luar kerabang telur (Sumarni dan
Djuarnani, 1995). Kerabang telur memiliki sifat keras, halus, dilapisi kapur dan terikat kuat
pada bagian luar dari lapisan membran kulit luar (Winarno dan Koswara, 2002). Faktor yang
memengaruhi ketebalan
kerabang telur antara lain adalah kandungan Ca, semakin rendah kandungan Ca pada
kerabang telur kualitas kerabang semakin menurun dan kerabang telur semakin tipis (Kurtini
dan Riyanti, 2008).
Ketebalan kerabang telur itik yaitu 0,3--0,5 mm. Bagian kerabang telur terdapat pori-
pori sebanyak 7.000--15.000 buah yang digunakan untuk pertukaran gas.Pori-pori tersebut
sangat sempit, berukuran 0,036 x 0,031 mm dan 0,014 x 0,012 mm yang tersebar di seluruh
permukaan kerabang telur (Ramanoff dan Ramanoff 1963). Jumlah pori-pori persatuan luas
pada bagian tumpul telur lebih banyak dibandingkan dengan pori-pori bagian yang lainnya
(Sirait, 1986). Oleh sebab itu, akan banyak terjadi penguapan kandungan isi telur dan dapat
memudahkan penetrasi mikroorganisme ke dalam telur (Abbas, 1989).
Jumlah mikroba pada kerabang telur sekitar 102--107 koloni/g. Beberapa
mikroorganisme yang mungkin terdapat pada kerabang telur adalah Salmonella,
Menurut Paula Figoni (2008), telur memiliki beberapa komponen didalamnya yaitu:
1. Putih telur
Nama lain dari putih telur adalah albumen telur. Putih telur terdiri sepenuhnya oleh
protein & air. Dibandingkan dengan telur kuning, telur putih memiliki rasa (flavor) &
warna yang sangat rendah.
2. Kuning telur (Yolk)
Telur kuning sekitar setengahnya mengandung uap basah (moisture) & setengahnya
adalah kuning padat (yolk solid). Semakin bertambah umurnya telur, kuning telur