DASAR TEORI Indoform
DASAR TEORI Indoform
PEMBUATAN IODOFORM
Iodine merupakan unsur halogen yang reaktif, dan berbentuk padat berwarna biru
hitam pada suhu kamar, serta dalam bentuk murninya iodine mrupakan senyawa yang
bersifat racun. Seperti sifat halogen lainnya , iodine mudah beraksi dengan unsur – unsur
lain, dapat larut dalam air. Selain itu, iodine juga larut dengan cepat dalam larutan
natrium iodide (Sunardi, 2009).
Di alam, iodine terdapat dalam bentuk senyawa – senyawa yang banyak tersebar
di dalam air laut, tanah dan batuan. Selain itu iodine juga terdapat dalam jaringan tubuh
organisme laut (misalnya dalam ganggang laut) dan dalam garam Chilli yang
mengandung 0,2 5 natrium iodat (NaIO3)(Sunardi, 2009).
Jika iodine ditambahkan pada larutan bersifat alkali contohnya natrium hidroksida,
maka akan terbentuk natrium hipoklorit, NaIO, atau senyawa lain yang serupa, dimana
iodine tidak bereaksi dengan arsenit. Oleh karena itu kelebihan natrium hidroksida harus
dinetralkan (Susanti, 2008).
Iodoform pertama kali disintesis oleh George Serullas pada tahun 1882 dan
rumus molekul di identifikasi pertama kali oleh Jean Baptieste Dumas pada tahun 1834.
Hal ini disintetis oleh reaksi haloform reaksi iodium dengan natrium hidroksida dengan
salah satu dari empat jenis den senyawa organik yaitu metal keton, asetaldehida, etanol
dan alkohol sekunder tertentu. Reaksi Iodium dengan basa metil keton akan
menghasilkan endapan berwarna kuning pucat (iodoform test). Selain dari warnanya,
iodoform dapat dikenali dengan baunya yang khas yaitu berbau obat. Iodoform adalah
senyawa yang dibentuk dari reaksi antara iodine dengan etanol / aseton dan asetaldehida
dalam suasana basa. Iodoformadalah zat padat kuning dengan bau yang khas. Iodoform
banyak digunakan dalam bidang kedokteran yaitu sebagai antiseptik terhadap luka-luka
lecet, karena membebaskan I2 yang dapat membunuh bakteri. Selain itu juga masih
dalam bidang kedokteran iodoform berfungsi sebagai pencegah keluarnya nanah dan
pencegah pertumbuhan bakteri (Carey, 2006).
Iodoform sangat sukar larut dalam air dan sedikit larut dalam alcohol. Senyawa
ini di dekomposisi oleh cahaya, alkalis, tannin, dan Merkuri klorida lemah. Senyawa ini
juga incompatible dengan Merkuri oksida. Jika suatu senyawa iodida direaksikan dengan
larutan perak nitrat, akan terjadi endapan kuning pucat, yang tidak larut dalam asam
nitrat encer dan larutan amonia. Untuk membedakanya dari perak klorida dan perak
bromida adalah bahwa perak iodida tidak membentuk kompleks perak diamin yang larut
dengan amonia. Jika suatu senyawa iodida direaksikan dengan asam encer dan kalium
bikromet, akan terjadi iod yang mudah larut dalam kloroform dengan warna violet
kemerahan. Daam larutan asam, iodida dioksidasi menjadi iod yang larut dalam senyawa
hidrogen karbon dan hidrogen karbon yang terhalogenasi dengan warna violet
kemerahan(Carey,2009).
Iod adalah pembunuh kuman, fungi dan virus yang terkuat dengan daya kerja
cepat. Begitu pula spora-spora jamur dinaikkan, walaupun diperlukan waktu yang lebih
lama: 2% dalam 2-3 jam. Sebagai efek sampingnya timbul warna coklat dan adakalanya
radang kulit (dermatitis). Tingtur iod 2% dalam alkohol 50% tidak digunakan lagi karena
bersifat merangsang (Carey,2009).
Iodoform merupakan senyawa halo alkana yang penting. Iodoform berupa zat
padat berwarna kuning mempunyai efek melumpuhkan syaraf pernapasan. Iodoform
digunakan untuk identifikasi etanol dalam suatu bahan dan sebagai bahan antiseptik
(Sunardi, 2009).
Iod dan kompleks iod. Iod masih merupakan salah satu desinfektan yang
terpenting, karena kerjanya cepat dan dapat dipercaya. Pada penanganannya senyawa iod
juga lebih nyaman ndaripada senyawa halogen lain dan tidak begitu merangsang kulit
(Mustchler, 2006).
Pada bidang farmasi, iodoform adalah salah satu zat berkhasiat terkenal,
merupakan antiseptik yang sangat efektif untuk kulit. Maka sebagian tinktur iod
digunakan sebelum injeksi. Efek samping warna coklat dan kadang terjadi dermatitis,
hamper semua kuman pathogen termasuk fungi di usus dimatikan oleh iodium
(Carey,2009).
a. Natrium iodide (NaI) yang digunakan dalam garam dapur berfungsi untuk mencegah
b. penyakit gondok.
c. Iodoform (CHI3) digunakan sebagai desinfektan (untuk mengobati penyakit borok).
d. Digunakan dalam industri tapioca.
e. Larutan iodine dalam alcohol digunakan sebagai obat luka.
f. Radioisotope iodine digunakan dalam bidang kedokteran dan penelitian.
g. Beberapa jenis senyawa iodine digunakan sebagaioksidator.
Umumnya dapat diterima tubuh dengan baik, walupun dapat pula menimbulkan
rangsangan local atau (jarang) reaksi alergi. Terutama pada penggunaan untuk mukosa
atau daerah luka yang cukup luas, karena terabsorpsi, dapat menimbulkan bahaya efek
samping sistemik (misalnya krusakan ginjal pada pasien dengan luka bakar yang hebat)
(Mustchler, 2009).
Secara umum, keton dinamakan dengan tatanama IUPAC dengan menggantikan
sufiks -a pada alkana induk dengan -on. Untuk keton yang umumnya dijumpai, nama-nama
tradisional digunakan, seperti pada aseton dan benzofenon, nama-nama ini dianggap sebagai
nama IUPAC yang dipertahankan walaupun beberapa buku kimia menggunakan nama
propanon. Okso adalah tatanama IUPAC resmi untuk gugus fungsi keton. Namun prefiks
lainnya juga digunakan dalam berbeagai buku dan jurna. Gugus karbonil bersifat polar,
sehingga mengakibatkan senyawa keton polar. Gugus karbonil akan berinteraksi dengan air
melalui ikatan hidrogen, sehingga keton larut dalam air. Ia merupakan akseptor ikatan
hidrogen, dan bukannya donor, sehingga ia tidak akan membentuk ikatan hidrogen dengan
dirinya sendiri. Hal ini membuat keton lebih mudah menguap daripada alkohol dan asam
karboksilat. Keasaman. Hidrogen-α keton lebih asam (pKa ≈ 20) daripada hidrogen alkana
biasa (pKa ≈ 50). Hal ini disebabkan oleh stabilisasi resonansi ion enolat yang terbentuk
ketika berdisosiasi. Keasaman relatif hidrogen-α sangatlah penting dalam reaksi enolisasi
keton dan senyawa karbonil lainnya (Underwood, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
Underwood A.L , JR. R.A. Day. 2009. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta
Erlangga
Vogel. 2012. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT.
Kalman Media Pustaka.
Arora, A., 2009, Hydrocarbons, alkanes, alkens, and Alkynes, Discovery Publishing House :
New Delhi.
Carey, Francis A., 2009, Organic Chemistry Sixth Edition, New York,Mcgraw-hill.
Mutschler, E., 2009, Dinamika Obat, farmakologi dan toksikologi. ITB, Bandung.
Sunardi, 2009,116 UNSUR KIMIA, Deskripsi dan Pemanfaatannya, Penerbit Yrama Widya :
Bandung.
Susanti,S., dkk, 2008, Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif, Fakultas Farmasi UMI: Makassar.
Tan HT, Rahrdja, K, 2010, Obat-obat sederhana untuk gangguan sehari-hari EMK; Jakarta.