Anda di halaman 1dari 17

9/28/2017

SEISMOLOGI LANJUT
 Havskov, J and L. Ottemöller
Review elastisitas dan gelombang seismik (2010), Routine Data
1. tegangan (stress) dan regangan (strain) Processing in Earthquake
2. persamaan gerak Seismology, Springer, Berlin
3. persamaan gelombang untuk gelombang P dan S
 Lay, T and T. C. Wallace,
SEISMOLOGI LANJUT Proses rupture dalam sumber seismik
4. sumber sesar
(1995), Modern Global
Seismology, Academic Press,
5. sumber badan ekivalen (equivalent body source) San Diego, California
6. elastostatik
7. elastodinamik  Shearer, P. M., (1999),
Dr. Iman Suardi, M.Sc. 8. tensor momen seismik  UTS Introduction to Seismology,
Cambridge University Press,
Kinematika dan dinamika sumber gempabumi Cambridge
9. sumber satu dimensi model Haskell
10. spektrum sumber  Stein, S and Wysession, M.
11. penurunan tegangan (stress drop) (2003), An Introduction to
12. kecepatan partikel Seismology, Earthquakes,
13. kecepatan rupture  UAS and Earth Structure,
Blackwell Publishing,
Malden, Massachusett

Gempabumi dan rupture


Seismologi Gempabumi ?
 Mekanisme fokus
 Proses Sumber
Landers, Ca, 1992
Peta Seismisitas kurun waktu dari 1975 s.d. 1995

Permukaan rupture

hiposenter

Bidang sesar

Jurus Taiwan, 1999


sesar episenter

hiposenter

1
9/28/2017

Gempabumi dan getaran tanah /Ground Shaking Gempabumi dan gelombang


 Gempabumi  ground shaking  Gelombang Seismik
 Rekayasa Gempabumi  Sumber lain: gunung api, ledakan
 Seismic hazard dan seismic risk  Seismometer
 Propagasi

Simulasi propagasi
gelombang di kawasan
Colombia LA (K. Olsen, UCSB)
Taiwan, 1999
Gempabumi pertama yang
terekam pada seismometer

Rekaman gelombang gempabumi


dari seismometer modern 3
komponen

Seismologi dan pencitraan bumi Stress dan strain


 Ketika suatu gaya diterapkan pada suartu material,
maka material tsb terdeformasi: stress menghasilkan
 Tomografi strain.
 Refleksi - refraksi  Stress = gaya per satuan luas
 Struktur bumi  Strain = perubahan dalam dimensi
 Untuk beberapa material, displacement bersifat
reversible = material elastis
 Eksperimen memperlihatkan bahwa displacement
Anomali kecepatan gelombang seismik di Asia Tenggara adalah:
 Berbanding lurus terhadap gaya dan dimensi
material padat
 Berbanding terbalik terhadap penampang
melintang
 Dapat ditulis: Δh ∝ F h/A
 Atau Δh/h ∝ F/A
 Strain berbanding lurus terhadap stress =
Hooke’s law
Profil seismik refleksi melintang pada prisma akresi Nankai Jepang
 Hooke’s law: pendekatan yang bagus untuk
kebanyakan material bumi ketika Δh –nya kecil.

2
9/28/2017

Stress dan strain  Diasumsikan: Elastis


 Prisma empat persegi panjang dengan 3 sisi
Elastisitas
yang didefinisikan sebagai (O,x,y,z)
 Relasi Stress-strain:
 Suatu tegangan yang uniform Nz dikenakan pada
 Domain Elastis: 2 sisi tegak lurus (O, z)
 Stress-strain relation adalah linear  Ketika prisma meregang sepajang (O,z):
 Hooke’s law berlaku  Perubahan panjang berbanding lurus terhadap
 Di luar domain elastis: tegangan/tension: εz = Δh/h ∝ Nz
 Secara eksperimen memperlihatkan bahwa:
 Bentuk awal tidak kembali ketika stress
dihilangkan
 Deformasi Plastis
 Stress akhir  kekuatan material   E = Young’s modulus
pecah  Satuan stress = N/m2
 Material pecah terjadi saat domain elastis =  E yang kecil => lebih elastis
kondisi brittle/getas  Jika prisma dibentang sepanjang (O,z), prisma
 Strain sebagai fungsi dari waktu dari stress: harus mengerut sepanjang (O,x,y) untuk kekekalan
massa:
 Elastis = bukan strain yang permanen  Secara eksperimen memperlihatkan bahwa
 Plastis = strain yang permanen kontraksi:
 Tujuan pengertian: menemukan relasi antara
stress dan strain
 ν = Poisson’s ratio (tak berdimensi)

Poisson’s ratio Poisson’s ratio


Contoh:
 Poisson's ratio = ratio dari
 Strain normal transversal terhadap  Material incompressible sempurna => ν = 0. 5 (tidak ada perubahan volume)
longitudinal di bawah stress  Jika ν > 0.5 => volume bertambah akibat compression = dilatant.
uniaxial, dalam arah gaya  Jika ν < 0 => menjadi tebal ketika diregang = auxetic materials (beberapa
regangan, dengan:
busa polymer)
 Deformasi tensile yang positif
 Deformasi kompresi yang  Karet: ν = 0.5, gabus: ν = 0 (mengapa gabus dipakai penutup botol gelas?)
negatif  Interior bumi ν = 0.24-0.27
 Semua material menjadi  Granite: ν = 0.2-0.3
mengerut dalam arah penampang  Batuan Carbonate ν ~ 0.3
ketika mereka diregang =>
 Batu pasir ν ~ 0.2
poisson’s ratio positive.
 Lempung ν > 0.3
 Batubara ν ~ 0.4.

3
9/28/2017

Poisson’s ratio Elastisitas: Hooke’s law


 Persamaam yang diturunkan di atas dapat digeneralisasikan terhadap prisma,
dengan traksi Nx, Ny, dan Nz dan Nz yang dikenakan pada 3 sisi (bukan stress
geser):

 If Vs = 0, ν = 0.5:
 Fluida (gelombang shear tidak
berpropagasi lewat fluida)
 Atau material yang mempertahankan
volume konstan terlepas dari stres =
incompressible.
 Vs ~ 0 merupakan karakteristik
 Hooke’s law:
reservoir gas.
 Menghubungkan stress dan strain pada material elastis.
 Rheologi material elastis dinyatakan oleh E dan ν.
 Dapat diverifikasi secara eksperimen (E dan ν dapat diukur).
 Berlaku hanya untuk deformasi kecil.
A negative Poisson's ratio change is associated with the top of a gas zone,

Elastisitas: deformasi oleh traksi Elasticity: deformation by shear


 Asumsi suatu lempeng uniform yang tegak lurus
terhadap (O,x), dengan dimensi terbatas  Asumsi suatu lempeng uniform yang tegak
sepanjang (O,y) dan (O,z): lurus terhadap (O,x), dengan dimensi
 Terapkan traksi Nx paralel terhadap (O,x) terbatas sepanjang (O,y) dan (O,z)
 Tidak ada deformasi sepanjang (O,y) dan (O,z),  Terapkan traksi Ty paralel terhadap (O,y)
sehingga εy = εz = 0 pada tiap sisi lempeng (= shear stress)
 Ketebalan dari lempeng dipertahankan
 Hooke’s law:
konstan
 2 sisi lempeng bergesekan terhadap setiap
sisi lain dengan jumlah Δl, sudut φ.

 Strain shear/geser :

 Rasio stress geser terhadap stgrain geser:

 μ = shear modulus atau modulus rigiditas


• α = modulus of extension
 Dengan menggunakan Hooke’s law,
diperlihatkan bahwa:

4
9/28/2017

Elastic moduli
 Juga disebut konstanta elastis (untuk
material tertentu di bawah P, T
tertentu)
 Mendefinisikan sifat fisis material
dibawah pengaruh strain elastis
 Elastic moduli:
 Poisson's ratio: υ (menyatakan
deformasi lateral dibawah pengaruh
gaya longitudinal)
 Young's modulus: E (relasi antara
tensile/tarikan atau strain kompresif
dengan stress )
 Bulk modulus: K (perubahan volume
dibawah tekanan hidrostatis)
 Konstanta Lame :
 Shear (= rigidity) modulus: μ
(relasi antara torque/torsi dengan
strain geser)
 λ a = λ+2μ
 Modulus of extension = α

Persamaan Gelombang Persamaan Gelombang


Kasus gelombang bidang longitudinal (=compressional) Kasus gelombang bidang longitudinal (=compressional)

 Asumsikan tubuh homogen tak terbatas.


 Suatu tension Nx diterapkan (paralel terhadap Terapkan persamaan dinamika fundamental:
(O,x)), yang menghasilkan displacement u sepanjang  Gaya yang diberikan pada lempeng yang
sumbu (O,x). sangat tipis adalah:
 Perhatikan pada lempeng yang sangat tipis pada  Tension pada x : Nx
tubuh tersebut, antara x dan x+dx, paralel terhadap  Tension pulihan pada x+dx :
(O,x):
 Pada x:  Gaya tarik gravitasi dibaikan
 Displacement akibat Nx adalah u  Massa lempeng adalah densitas (ρ) x volume
 Pada x+dx:  Sehingga:
 Displacement adalah

 Tension adalah:

 Lempeng diregang oleh:

 Relasi antara strain dan stress (lihat atas)


menghasilkan:

 Sehingga tension pada x+dx dapat ditulis:

5
9/28/2017

Persamaan Gelombang Mengapa gelombang?


Kasus gelombang bidang transversal (=shear)

 Material elastis ⇒ relasi linier antara stress dengan strain


 Dengan menggunakan alasan yang sama, dapat  Jika stress dikenakan terhadap tubuh elastis:
 Bodi terdeformasi
diperlihatkan bahwa:  Gaya pulih/restoring force terjadi karena tubuh elastis
 Persamaan dinamika fundamental ⇒ gaya yang dikenakan plus
gaya pemulihan harus sama dengan massa x percepatan
 Dapat diperlihatkan bahwa:
 Dibawah stress kompresi:

 Dibawah stress geser/shear:

 v merupakan displacement pada arah transversal


v = displacement pada arah transversal x = jarak
u = displacement pada arah longitudinal t = waktu
Vp and Vs = kecepatan propagasi ρ = densitas tubuh
K = modulus bulk μ = shear modulus/ modulus geser

Mengapa gelombang? Persamaan gelombang, jadi?

: Persamaan gelombang

Solusi persamaan gelombang di atas:


Gelombang kompresi: partikel bergerak sepanjang sumbu-y Gelombang shear: partikel bergerak sepanjang sumbu-z

sinus ⇒ adalah gelombang! = osilasi, dengan:


 u = displacement
 x = jarak sepanjang sumbu-x, t = waktu
 A = amplitudo
 (x/λ + t/T) = fase
 T = perioda gelombang
 λ = panjang gelombang

Kecepatan = jarak yang ditempuh selama 1 detik,


sehingga: kecepatan = frekuensi x panjang gelombang

6
9/28/2017

Persamaan gelombang, jadi? Persamaan gelombang, jadi?

 Untuk material padat elastis sempurna:

 Bulk modulus K = mengukur stress isotropis yang dibutuhkan untuk


merubah volume suatu material (kadang disebut “incompressibility”)
 Shear modulus μ = mengukur stress geser yang dibutuhkan untuk  Sehingga:
merubah bentuk material (kadang disebut “rigidity”)  Vp > Vs
 Kompresi:  Waktu tempuh gelombang kompresi lebih cepat daripada gelombang
 Merubah volume dan bentuk geser (yaitu pertama tiba di stasiun seismik)
 Kecepatan bergantung pada K dan μ  Gelombang kompresi = gelombang Primer = gelombang-P
 Geser/Shear:  Gelombang shear = gelombang Secondary = gelombang-S
 Tidak ada perubahan bentuk => kecepatan bergantung hanya pada μ
 Stress geser yang dibutuhkan untuk merubah bentuk fluida = zero =>
Vs = 0 dalam fluida!

Gelombang seismik Gelombang seismik


 Wavefront/muka gelombang: lokasi muka gelombang pada waktu yan diberikan
 Jika medium homogen => kecepatan konstan= pola melingkar (spiral dlm 3D)
 Kecepatan gelombang seismik  Jika medium tidak homogen => pola yang kompleks
bergantung pada densitas material  Raypaths:
 PERHATIAN!: K dan μ juga  Tegak lurus terhadap muka gelombang
bergantung pada densitas (mereka  Mengindikasikan arah propagasi gelombang
bertambah secara cepat dengan  Gelombang P: pergerakan partikel sepanjang ray path
densitas) ⇒ relasi antara kecepatan  Gelombang S: pergerakan partikel tegak lurus terhadap ray path (SV atau SH)
dan densitas tidak jelas dari
persamaan di atas…
 Birch’s law (1964): V = aρ + b
 Nafe-Drake curve:
 Relasi kecepatan/densitas tidak
begitu sederhana
 Batuan beku dan metamorfosis
> batuan sedimen

7
9/28/2017

Gelombang seismik Gelombang seismik


 Gel P dan S berpropagasi dalam tubuh = gelombang tubuh
 Jika kita tambah syarat batas khusus = free-surface (Earth’s surface) ⇒ gelombang permukaan/surface
 Amplitudo gelombang seismik berubah saat perjalanan karena: waves:
 Geometri: saat gelombang berpropagasi menjauhi sumber, maka muka  Analog terhadap gelombang air dan menjalar sepanjang permukaan bumi.
 Menjalar lebih pelan dari pada gel tubuh
gelombang menjadi lebih besar ⇒ amplitudo menurun untuk memenuhi  Frekuensi rendah, lebih mungkin untuk menstimulasi resonansi gedung dibandingkan gelombang
hukum kekekalan energi tubuh , dan karena itu jenis yang paling merusak dari gelombang seismik.
 Attenuasi:
 Dua jenis gel permukaan:
 Jika batuan tidak sepenuhnya elastis, sejumlah energi hilang ketika  Gel Rayleigh (ground roll, terlihat seperti gel tanah yang bergerak naik turun selama gempabumi)
berpropagasi (e.g., oleh pemanasan akibat gaya gesekan) ⇒ amplitudo  Gel Love
menurun.
 Contoh: jika batuan mengandung fluida, gelombang seismic teratenuasi
(minyak, air, batuan lava cair)
 Kecepatan gelombang seismik (biasanya) tidak sama pada semua arah =
seismic anisotropy
 Sifat fisis mineral berbeda bergantung pada kesimetrian
 Jika mineral terselaraskan (misalnya aliran elastis/ductile di mantel atau
kerak bawah),
 Contoh: pematang samudra, anisotropy di mantel atas tegak lurus
dengan arah pematang

Gelombang permukaan Gelombang permukaan

 Gel Love dispersif = kecepatan


bergantung pada frekuensi
 Gel Rayleigh tidak dispersif dalam  Di bumi (biasanya),
media homogen tetapi: ketika kecepatan fase meningkat
frekuensi menurun , gel ini dengan panjang gelombang
berpenetrasi lebih dalam => menjalar => panjang gelombang
lebih cepat => dispersi lebih panjang merambat
 Akibat dispersi: lebih cepat
 Paket gelombang berpropagasi pada => Muka gel yang panjang
kecepatan grup tiba pertama (jarak yg
 Gel individual berpropagasi sebagai besar dari sumber)
kecepatan fase
 Pulsa seismik tertarik keluar saat
merambat jauh dari sumber

8
9/28/2017

Gelombang permukaan Gelombang seismik


Global models of surface wave group velocity
http://www.seismology.harvard.edu/projects/surfwave/

Period = 35 det Period = 100 det

 Dispersi gelombang permukaan dapat digunakan untuk menyelidiki Bumi


 Perioda lebih panjang penetrasi lebih dalam => menyelidiki lapisan lebih
dalam:
 35 det=> kerak
 100 det=> mantle atas
 (bandingkan terhadap tomografi gel tubuh)

JELASKAN APA MAKSUD KALIMAT DI ATAS !  PR !

Apa yang telah dipelajari?


 Materi solid terdeformasi ketika terkena stress
PR
 Strain adalah reversible dalam materi elastis
 Dengan asumsi deformasi kecil, Hooke’s law memberikan relation antara stress
dan strain dalam tubuh elastis
 Materi elastis dikarakteristik oleh:
 Young modulus E
 Poisson’s ration ν
 Shear modulus μ
 Ketika suatu stress dikenakan pada sekeping batuan, gaya pulih/restoring force
terjadi sebab elastisitas tubuh:
 Persamaan gelombang diturunkan dari kenyataan bahwa gaya yang dikenakan
plus gaya pulih sama dengan massa x percepatan.
 Solusi terhadap persamaan gelombang memberikan displacement sebagai suatu
fungsi dari posisi dan waktu: displacement adalah oscillatory.
 Terdapat:
 Gel kompresi dan geser/shear = gelombang tubuh
 Gel Love dan Rayleigh = gel permukaan
 Gel kompresi menjalar lebih cepat daripada gel geser
 Kecepatan propagasi adalah fungsi dari sifat fisis materi yaitu densitas dan
elastisitas

9
9/28/2017

Sumber Penyesaran
Gelombang seismik dipengharuhi oleh:
Distribusi strain dekat sumber dan propagasi asimetri ke lokasi yang jauh.

 Pola radiasi

Deskripsi geometri dari amplitudo dan gerak awal gel P dan S yang
didistribusikan pada muka gelombang di sekitar sumber.

 Relasi antara pola radiasi dan orientasi bidang sesar  penentuan proses
penyesaran

10
9/28/2017

Sumber Penyesaran Sumber Penyesaran


Point source:
Gel seismik dengan panjang gel yang panjang, area rupture dan volume
sumber yang melepaskan energi strain adalah relatif kecil.

Finite source model:


Gel seismik dengan panjang gel yang lebih pendek, sensitif terhadap
perpanjangan/perluasan yang terbatas dan terhadap variasi proses slip yang
rinci pada suatu sesar.

Skema diagaram suatu rupture pada suatu bidang sesar. Semua kawasan
yang bergeser memancarkan gel P dan S. Catatan: arah propagasi rupture
secara umum tidak paralel terhadap arah slip.

Konvensi Radiasi dari Dislokasi Shear


Bidang sesar, dan bidang
bantu dan gerak awal gel
P

Konvensi penamaan untuk


blok, bidang sesar, dan a) Koordinat yang paralel
vektor slip atau tegak lurus
terhadap bidang sesar
dengan sumbu bidang
sesar sepanjang arah
slip.
b) Pola radiasi pada
Konfigurasi geometris setelah slip bidang x-z.
c) Variasi 3-D dari
amplitudo dan polaritas
wavefront dari dislokasi
shear.

11
9/28/2017

Sumber Penyesaran Radiasi dari Dislokasi Shear


Jika dilakukan observasi terhadap deformasi statis dekat sesar atau terjadi
gerak awal gel P, dan jika orientasi awal relatif terhadap sumber ditentukan
oleh “propagasi” gel seismik balik ke sumber, maka orientasi bidang sesar
dapat ditentukan.
Gerak pertama gel P
Jika deformasi statis atau rupture permukaan sebenarnya diukur, maka pada seismometer
bidang sesar dapat ditentukan secara unik.  gerak pertama gel P dalam berbagai arah.

Polaritas gerakan yang


terekam dipakai untuk
menentukan
karakteristik sumber titik.

8.3 Elastostatics 8.3 Elastostatics


• Purpose – to determine the static displacement u in an Three-dimensional delta function (in spherical polar coordinate):
isotropic, infinite, homogeneous elastic medium due to a
point source at point O.
0 r0
 r   
V  r  dV  1. (8.6)
1 1
 4   r dV
2

1 1
F  lim  f V ,
4 
(8.5) O F With the use of Gauss’ theorem:     dV
V 0 r
1 2  1  1   1 
 r     , (8.7) 
4 
n   dS (Gauss' theorem)
r
4  r 
dS  1    r dV
1
4r 2 

12
9/28/2017

8.3.1 Static displacement field due to 8.3.1 Static displacement field due to a
a single force single force
• Elastic equation without time-dependent displacement term (utt=0) The equation of equilibrium becomes:

•  a    a   a  Note that the


The point force is balanced by the stresses/strain  F 2     F        representations of force
 4 r    4 r   4 r 
F    2   u -     u  0.
and displacement field
(8.8)    2   u       u. (8.10) are similar!

• Consider a point force of magnitude F at the origin The solution form (Helmholtz’s theorem):

vector identity : (2.51) u    A P       A S where


 a 
F   f  Fa r    F 2  
 4 r   2u    u       u,   A P  0   2 A P    A P  vector identity : (2.51)
  2 A    A       A,
  a   a    A S  0   2 A S      A S
  F       , (8.9)
  4 r   4 r  (8.11)

8.3.1 Static displacement field due to 8.3.1 Static displacement field due to
a single force a single force
If we put Ap=Apa and As=Asa, we obtain two Poisson’s equations:
   Fa 
       2  2 A P   
  4 r 
2A P 
F
2A S 
F
. (8.14)
 Fa  4   2  r 4 r
   2 A S   0, (8.12)
 4 r 

(   and      are mathmatica lly two "orthogonal " fields) The solutions (of potentials) are
Which can be satisfied by having:
Fr
AP 
8   2  Since  2 r  2 / r
  2  2 A P  Fa  2 A S 
Fa
. (8.13)
4 r 4 r Fr
AS  . (8.15)
8

13
9/28/2017

8.3.1 Static displacement field due to 8.3.1 Static displacement field due to
a single force a single force
Plugging in the potentials Ap and As and expressing the vector operations
with indicial notation, and yield the ith component of displacement for a
1  r 1  r 1 2
unit force (F=1) in the jth direction, uij: uij     ij r
8    2   xi x j 8 xi x j 8
u     A P       A S
1     2r 
   ij  r  
2

In indical notaion: 8    2 xi x j 


  
uij  i   AP ˆj      As ˆj  i
or uij 
1
8

 ij r,kk  r,ij  (8.16) Somigliana tensor

  r Symmetry: uij= uji


 ˆ  1
i   AP j  8    2   x x
 i j 
 Where   . (8.17)
      A ˆj     A ˆj   2 A ˆj   1  r   1  2 r
        2
 s i i s s i 8 xi x j
ij
8

8.3.1 Static displacement field due to 8.3.1 Static displacement field due to
a single force a single force
Thanks to the symmetry, there are only 6 independent permutations: Find the displacements given in polar coordinates due to a point force applied in
the x1 direction (Figure 8.12), using the Jacobian coordinate transformation
matrix (8.19)
r  r sin  cos  iˆ  r sin  sin  ˆj  r cos  kˆ
F 2  1 x12  F  x1 x2 
u11      3  u12    r r
8  r  r r  8  r 3   sin  cos  iˆ  sin  sin  ˆj  cos  kˆ, 1
r r
F  x1 x3  F 2  1 x22  eˆr  sin  cos  iˆ  sin  sin  ˆj  cos  kˆ
u13    u22      3 
8  r 3  8  r  r r  r r
 r cos  cos  iˆ  r cos  sin  ˆj  r sin  kˆ, r
F  x2 x3  F 2  1 x32   
u23    u33      3 . eˆ  cos  cos  iˆ  cos  sin  ˆj  sin  kˆ
8  r 3  8  r  r r 
(8.18) r r
 r sin  sin  iˆ  r sin  cos  ˆj ,  r sin 
 
eˆ   sin  iˆ  cos  ˆj

14
9/28/2017

8.3.1 Static displacement field due to 8.3.2 Static displacement field due to
a single force a force couple
x3 P(x1,x2,x3)
ur   sin  cos  sin  sin  cos   u11 
    
u   cos  cos  cos  sin   sin   u12 . (8.19) (typo in textbook!)
x2
u    sin 
  cos  0  u31  F(1 ,  2  12 d 2 , 3 )
Figure 8.13 A force couple acting
O’
(1 ,  2 , 3 ) at O’ parallel to the x1x2 plane.

In the x1x3 plane, φ=0: F(1 ,  2  12 d 2 , 3 )

F x1
ur  sin  u11  cos  u31  sin 
4 r
F  
u  cos  u11  sin  u31  1   cos  . (8.20) The displacement at P is the sum of the displacements from two individual forces
4 r  2 
ui1 1 ,  2  12 d 2 , 3 : x1 , x2 , x3   ui1 1 ,  2  12 d 2 , 3 : x1 , x2 , x3 
The (x1x3 plane) static radial deformation and shear deformation due to a single force ui1
 d 2  Od 2  .
2
(Fig 8.12) (8.21)
 2

8.3.2 Static displacement field due to 8.3.2 Static displacement field due to
a force couple a force couple
Let dξ2→0 and F →∞ so that Fdξ2→ M, a finite moment.
r 2  x1  1   x2   2   x3   3 
2 2 2

x3
r r ui ui r
j j Let
we see that  .  x2
 i xi  k r  k • Force couple acting at the origin (o’=(0,0,0))

ui j
u j
ui r
j
u j • Offset in the x2 direction. Moment = M
therefore  i (8.22)   i
 k xk r xk xk With (8.18) and (8.23)  the static displacement field ui x1

 1 F 2  1 x12   M  2 x2  x x2 x 
u1      3 u1  u1,2 d  2      32  3 1 5 2
1
  
The displacement due to the force couple is given by:  8  r r r   8  r 3  r r 
 
 1 F  x1 x2      1    1  r x r x2 
u2  u1    r3    ( 2  0) 
2
       32 
ui1     x2  r  r  r  x2 x2
d 2  Od 2  .
 8  r r 

2
(8.23)  1 F  x1 x3      x    x  r 
x2 u3  u1 
3

8  r 3 
(8.18)    3
1
 1
 3  
3x1 x2

   x2  r  r  r  x2 r5 

15
9/28/2017

8.3.2 Static displacement field due to 8.3.2 Static displacement field due to
a force couple a force couple
Similarly, for single couple oriented along the
In the same way, we may derive u2 and u3 for the single couple x3
x2 axis with offset arm along the x1 direction
x2
M   2 x2   x2  M  x2 x x 2
x12 x2 u1     3 
u1    
 r3  3 r5 
1 2
  8  r 3 r  5
8  r 3  
M   2 x1   x1 x22 x1 
M x x x2  u2     
 r 3  3 r 5 
u2    13  3 1 5 2   8  r 3  
8 
r r  M  xx x 
u3     3 1 25 3 . (8.25) x1
M  x1 x2 x3  8  r 
u3     3 . (8.24)
8  r5 
In general ui  uij,k
j : direction of force
k : direction of offset arm

8.3.3 Static displacement field due to 8.3.3 Static displacement field due to
a double couple a double couple
Convert to spherical polar coordinates with (8.19)
x3
Principles of superposition: x2
M   2
The displacement is the sum of the ur  1   sin  sin 2
4 r 2  2 
displacements from two individual couples Static deformations
M1 
x1 u     sin 2 sin 2 decay rapidly.
4 r  2 2 
2
ui  ui1, 2  ui2,1 (8.26) (+/- of M) A double couple in the x1x2 plane
u 
M
1   sin  cos 2. (8.28)
4 r 2
M  2 x2  2 M  x2 3x2 x12  M x2   3x12 
u1      5   1  1  2 
8  r 3  8  r 3 r  4r 2 r   r 
On the x1x2 plane, θ=π/2, uθ=0, and
M  2 x1  2 M  x1 3 x22 x1  M x1   3 x22 
u2      5   1  1  2 
8  r 3  8  r 3 r  4r 2 r   r   
ur  1   sin 2
M  x1 x2 x3  M  x1 x2 x3   2
u3   6 5    3 3 . (8.27)
8  r  4r 2  r  u  1    cos 2 . (8.29)

16
9/28/2017

8.3.3 Static displacement field due to 8.3.3 Static displacement field due to
a double couple a double couple
On the x1x2 plane, θ=π/2, uθ=0, and • The displacement field due to a shear dislocation can be given
by the displacement field due to a distribution of equivalent
 
ur  1   sin 2 u  1    cos 2 . (8.29) double couples that are placed in a medium without any
 2
dislocation.
ur  u
• Since static deformations decay rapidly with distance from the
source, ground deformations are usually near the fault  a
point-source approximation is never valid  finite fault 
numerically discretized distribution of double couples.
Figure 8.14 Azimuthal pattern of ur and uθ
on the x1x2 plane

Going beyond the simple faulting


model in geodetic modeling

• Incorporating viscoelastic effects of the


deeper crust.
• Adding layering and elastic parameter
heterogeneity in the Earth model.
• Variable slip function or changing fault
mechanism.
• Curved fault plane

17

Anda mungkin juga menyukai