Disusun oleh:
Kelompok D
Penyusunan makalah ini merupakan bentuk tanggung jawab kami atas diskusi-diskusi
yang telah dilakukan sebelumnya. Kami berharap supaya makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan dan wawasan.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah hasil diskusi memberikan manfaat dan
reaksi positif dari pembaca.
Kelompok Diskusi D
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL i
KATA PENGANTAR
ii
BAB I
SKENARIO I 1
PEMBAHASAN SKENARIO I
1. Kesimpulan dari masalah Linda dalam skenario
2. Penyebab masalah Linda dalam skenario
3. Penyebab Linda mual dan perih serta getah pencernaan yang telibat
4. Hormon yang berperan dalam stress
BAB II
SKENARIO II
PEMBAHASAN SKENARIO II
1. Anatomi dan fisiologi sistem respirasi
2. Otot-otot yang berperan dalam inspirasi, ekspirasi, inspirasi paksa, dan
ekspirasi paksa
3. Mekanisme pengangkutan gas
4. Anatomi dan fungsi ginjal
5. Proses pembentukan urin
6. Pengertian filtrasi
7. Transport maksimal dan batas ambang ginjal, serta nilainya untuk glukosa
8. Regulasi cairan dan elektrolit di ginjal
9. Ekskresi protein dari ginjal
10. Zat-zat yang direabsorpsi oleh ginjal
11. Kelainan ginjal yang berhubungan dengan hipertensi
12. Goyangnya gigi karena demineralisasi tulang
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
SKENARIO I
Linda seorang remaja berusia 17 tahun apabila menjelang ujian selalu mengeluh perut terasa
perih dan mual, selalu keluar keringat dingin dan nafsu makan berkurang. Keluhan itu akan
hilang sendirinya apabila dia merasa rileks dan tenang, dia selalu minum obat nyeri lambung
yang dijual bebas di pasaran untuk mengatasi rasa perih dan mualnya.
Diskusikan:
1. Jelaskan masalah Linda yang dapat disimpulkan dari cerita di atas!
2. Jelaskan kemungkinan apa saja yang menjadi penyebabnya!
3. Apa yang menyebabkan Linda terasa perih dan mual, getah pencernaan apa yang
berperan disini?
4. Hormon apa yang berperan pada keadaan stress. Jelaskan peranan hormon
tersebut secara biokimia dan fisiologi!
PEMBAHASAN SKENARIO I
Kortisol ini penting dan bermanfaat bagian dari respons tubuh terhadap stres,
penting bahwa tubuh respons relaksasi harus diaktifkan sehingga fungsi tubuh dapat
kembali normal setelah peristiwa yang menegangkan. Lebih tinggi dan lebih lama
tingkat kortisol dalam aliran darah (seperti yang berkaitan dengan stres kronis) telah
terbukti mempunyai efek negatif, seperti:
● Menekan fungsi tiroid
● Ketidakseimbangan gula darah seperti hiperglikemia
● Penurunan kepadatan tulang
● Penurunan jaringan otot
● Menurunkan kekebalan dan respon peradangan di dalam tubuh, memperlambat
penyembuhan luka, dan konsekuensi kesehatan lainnya
3. Apa yang menyebabkan Linda merasa perih dan mual, serta getah pencernaan apa
yang berperan disini?
Kelenjar pencernaan pada lambung menghasilkan senyawa yang disebut dengan
getah lambung. Getah lambung ini berfungsi untuk mencerna makanan yang dilakukan
secara tidak sadar oleh tubuh. Getah lambung terdiri dari asam lambung yaitu HCL,
enzim lipase dan hormon gastrin.
HCL berfungsi untuk membunuh kuman, enzim lipase berfungsi untuk
mencerna lemak trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan hormon
gastrin berfungsi untuk mengaktifkan kelenjar-kelenjar pada lambung agar
mengeluarkan getah lambung.
Stress yang dialami oleh Linda saat menjelang ujian menyebabkan peningkatan
HCL di dalam lambung sehingga menyebabkan iritasi pada bagian mukosa lambung.
Namun, bagaimana stress dapat mempengaruhi keadaan fisik seseorang? Stress
memiliki efek negatif pada mekanisme neuroendokrin melalui aktivitas Nervus Vagus
sehingga dapat meningkatkan sekresi HCL. Nervus Vagus membawa rangsangan
menuju Sel G pada lambung, dimana Sel G berperan untuk mensekresi hormon gastrin.
Hormon gastrin berikutnya akan mengaktifkan pelepasan HCL dan pergerakan otot
lambung. Apabila gejolak emosi yang kita rasakan semakin tinggi, maka rangsangan
Nervus Vagus pun juga meningkat dan diakhiri dengan peningkatan HCL.
Iritasi mukosa lambung dapat juga disebabkan karena asam lambung yang
berfungsi untuk menghancurkan makanan tidak dapat ditahan oleh mucous barrier.
Lambung yang sehat memiliki penghalang lendir (mucous barrier) yang berfungsi
untuk mencegah asam lambung kontak langsung dengan lapisan permukaan lambung.
Namun, ketika produksi HCL meningkat maka akan mempengaruhi ketahanan barrier
itu sendiri. Selain itu, stress dapat menurunkan kadar hormon prostaglandin yang
memiliki fungsi untuk membantu memperkuat barrier yang melindungi lapisan
lambung dari asam lambung.
Kerongkongan adalah laksana saluran tabung otot yang menghubungkan mulut
ke perut. Lower esophageal sphincter (LES) adalah sebuah cincin otot yang menutup
"pintu" lambung dari kerongkongan ketika kita tidak makan. Ketika kita makan, otot
ini akan mengendur untuk memungkinkan makanan masuk dari kerongkongan ke perut.
LES kemudian menutup lagi sehingga makanan di perut tidak akan kembali ke
kerongkongan. Setelah mengalami stress, maka sistem saraf simpatis akan memberikan
sinyal ke otak untuk mengeluarkan beberapa tindakan dan efek khusus. Pada kasus ini,
linda mengalami sekresi asam lambung yang tinggi dan otot lambung yang lebih rileks
karena kondisi simpatis . Hal ini mengakibatkan makanan yang terakumulasi di dalam
lambung mendorong lower esophageal sphincter (LEI) atau otot bawah dari
oesophagus dan terjadi gastroesophageal reflux disease (GERD).
GERD adalah gerakan refluks balik dari akumulasi makanan yang telah menjadi bolus
di lambung. Pada penderita GERD, aliran balik cairan lambung ke dalam esofagus
menyebabkan kerusakan jaringan atau esofagitis dan rasa panas didada.
Penyebab lainnya juga bisa disebabkan oleh efek samping penggunaan semua
jenis obat anti nyeri dalam jangka panjang. Seperti yang bisa dilihat dalam skenario
bahwa untuk mengatasi rasa perih dan mual, Linda selalu meminum obat anti nyeri.
Efek samping yang dapat ditemukan adalah kerusakan saluran cerna, kerongkongan,
perut, dan usus halus, serta pendarahan di lambung. Hal ini disebabkan karena
mekanisme dari obat ini yang menghambat enzim COX (siklooksigenase) di lambung
yang akan menyebabkan pengikisan dinding lambung. akibatnya lambung rentan
teriritasi oleh asam lambung.
4. Hormon apa yang berperan pada keadaan stress. Jelaskan peranan hormon tersebut
secara biokimia dan fisiologi!
● Norepinephrine/ Noradrenaline
Norepinephrine adalah salah satu hormon dalam kelompok katekolamin
yang berada di dalam otak dan tubuh. Pada otak hormon ini dihasilkan oleh
nukleus, sedangkan di luar otak norepinephrine digunakan sebagai
neurotransmitter oleh ganglia simpatis yang terletak di dekat sumsum tulang
belakang. Hormon ini juga dikeluarkan oleh kelenjar adrenal. Pelepasan
noradrenalin terendah pada saat keadaan tidur, lalu akan meningkat pada saat
beraktivitas dan terjaga, dan akan mencapai puncak pada saat keadaan stress.
Hormon ini berkaitan dengan stress karena berperan dalam membuat diri menjadi
lebih waspada dan terjaga, sehingga dapat menyebabkan kesusahan tidur dan
terfokus pada masalah yang menyebabkan stress. Selain itu hormon ini juga
meningkatkan kegelisahan serta kecemasan. Hormon ini juga meningkatkan
denyut jantung dan tekanan darah.
● Adrenaline/Epinephrine
Adrenalin biasanya diproduksi oleh kelenjar adrenal dan neuron tertentu .
Ini memainkan peran penting dalam respons fight-or-flight dengan meningkatkan
aliran darah ke otot, output jantung , respons pelebaran pupil , dan kadar gula darah
. Ia melakukannya dengan mengikat reseptor alfa dan beta
Untuk proses fisiologisnya kelenjar adrenal berkontribusi sekitar 7% dari
yang beredar noradrenalin , yang sebagian besar adalah tumpahan lebih dari
neurotransmisi dengan sedikit aktivitas sebagai hormon. Dosis farmakologis
adrenalin merangsang α 1 , α 2 , β 1 , β 2 , dan β 3 adrenoceptor dari sistem saraf
simpatis . Reseptor saraf simpatis diklasifikasikan sebagai adrenergik, berdasarkan
respons mereka terhadap adrenalin.
Istilah "adrenergik" sering disalahartikan bahwa neurotransmitter simpatis
utama adalah noradrenalin, bukan adrenalin, seperti yang ditemukan oleh Ulf von
Euler pada 1946.
Adrenalin memang memiliki efek adrenoseptor-mediasi β 2 pada
metabolisme dan jalan nafas , karena tidak ada koneksi saraf langsung dari ganglia
simpatik ke jalan nafas .
Konsep medula adrenal dan sistem saraf simpatik yang terlibat dalam
respons penerbangan, perkelahian, dan ketakutan awalnya diusulkan oleh Cannon.
Tetapi medula adrenal, berbeda dengan korteks adrenal, tidak diperlukan untuk
bertahan hidup. Pada pasien adrenalektomi, respons hemodinamik dan metabolik
terhadap rangsangan seperti hipoglikemia dan olahraga tetap normal.
● Kortisol/ Hydrocortisone
Kortisol merangsang glukoneogenesis di hati, yaitu perubahan sumber-
sumber non-karbohidrat (yaitu asam amino) menjadi karbohidrat (gluko artinya
"glukosa"; neo artinya "baru"; genesis artinya "produksi"). Glukoneogenesis
adalah faktor penting untuk mengganti simpanan glikogen hati dan karenanya
mempertahankan kadar glukosa darah tetap normal diantara waktu makan atau saat
tidak ada nutrien baru yang masuk. Hal ini esensial karena otak hanya dapat
menggunakan glukosa sebagai bahan bakar metabolik, tetapi jaringan saraf sama
sekali tidak dapat menyimpan glikogen. Karena itu, konsentrasi harus
dipertahankan pada tingkat yang sesuai agar otak yang bergantung pada glukosa
mendapat nutrien yang memadai.
Setelah trachea terdapat Arbor bronchialis yang memiliki bronchus Dexter Dan
sinister. Ramus bronchialis untuk tiap lobus :
- pulmo Dexter memiliki 3 bronchi
- pulmo sinister memiliki 2 bronchi.
Terdapat pula bronchus segmentum pada tiap segmenta yang disebut juga
broncha-pulmonary-segment (bps) yang memiliki:
- pulmo Dexter : 10bps
- pulmo sinister : 8 bps.
2. Sebutkan otot-otot apa saja yang berperan dalam inspirasi, ekspirasi, inspirasi paksa,
dan ekspirasi paksa!
Otot skelet selain berfungsi sebagai pembentuk dinding dada juga berfungsi
sebagai otot pernapasan. Menurut fungsinya, otot pernapasan dibedakan menjadi otot
inspirasi, yang terdiri dari otot inspirasi utama dan tambahan, serta otot ekspirasi. Yang
termasuk dalam otot inspirasi utama yaitu M. intercostalis externus berfungsi
mengangkat tulang rusuk dan M. diafragma berfungsi meratakan rongga toraks,
sedangkan yang termasuk dalam otot inspirasi tambahan yaitu M.
sternocleidomastoideus berfungsi mengangkat sternum ke superior, M. serratus anterior
berfungsi mengangkat sebagian besar costa, dan M. scalenus berfungsi mengangkat dua
costa pertama.
Selama pernapasan normal dan tenang, tidak ada otot pernapasan yang bekerja
selama ekspirasi, hal ini akibat dari daya lenting elastis paru dan dada. Namun pada
keadaan tertentu, di mana terjadi peningkatan resistensi jalan nafas dan resistensi
jaringan, misalnya saat serangan asma, otot ekspirasi dibutuhkan kontribusinya. Dalam
keadaan ini, otot ekspirasi yaitu M. rectus abdominis memberikan efek tarikan ke arah
inferior yang sangat kuat terhadap costa bagian bawah, pada saat yang bersamaan otot
ini dan otot abdominal lain menekan isi abdomen ke arah diafragma, serta M.
intercostalis internus juga berfungsi menarik rongga toraks ke bawah.
c. Pelvis Ginjal
Pelvis ginjal adalah ruang berbentuk corong di bagian paling dalam dari
ginjal. Ini berfungsi sebagai jalur untuk cairan dalam perjalanan ke kandung
kemih.
Setiap ginjal memiliki sisi medial cekung, yaitu hilus tempat masuknya syaraf,
masuk dan keluarnya pembuluh darah dan pembuluh limfe, serta keluarnya ureter dan
memiliki permukaan lateral .yang cembung (Junquiera dan Carneiro, 2002). Sistem
pelvikalises ginjal terdiri atas kaliks minor, infundibulum, kaliks major, dan
pielum/pelvis renalis (Junquiera dan Carneiro, 2002).
Ginjal mendapatkan aliran darah dari arteri renalis yang merupakan cabang
langsung dari aorta abdominalis, sedangkan darah vena dialirkan melalui vena renalis
yang bermuara ke dalam vena kava inferior. Sistem arteri ginjal adalah end arteries
yaitu arteri yang tidak mempunyai anastomosis dengan cabang–cabang dari arteri lain,
sehingga jika terdapat kerusakan salah satu cabang arteri ini, berakibat timbulnya
iskemia/nekrosis pada daerah yang dilayaninya (Purnomo, 2003).
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Bahwa di dalam medula terdapat
nefron dan tubulus yang mempunyai peranan penting dalam menyaring darah nefron
meluas melewati area korteks dan medula ginjal. Setiap ginjal memiliki sekitar satu juta
nefron, yang masing-masing memiliki struktur internal sendiri. Berikut adalah bagian
dari nefron :
a. Badan Malphigi
Setelah darah masuk ke nefron, darah masuk ke badan malphigi (korpus
ginjal). Badan malphigi mengandung dua struktur tambahan lainnya yaitu :
- Glomerulus, kelompok kapiler yang menyerap protein dari darah melalui
badan malphigi.
- Kapsula bowman.
b. Tubulus Ginjal
Tubulus ginjal adalah serangkaian tabung yang dimulai setelah kapsula
bowman dan berakhir di tubulus pengumpul (collecting duct). Setiap tubulus
memiliki beberapa bagian:
7. Sebutkan apa yang kamu ketahui tentang transport maksimal dan batas ambang ginjal
dan berapakah nilainya untuk glukosa!
Transport maksimal yang dikenal juga sebagai tubular maksimum adalah
jumlah terbanyak dalam miligram per menit dari kemampuan tubulus renalis dalam
mentransfer sebuah substansi dari cairan tubulus luminal ke cairan interstisial atau dari
cairan interstisial ke cairan tubulus renalis, yang jika melebihi angka maksimum, akan
dikeluarkan melalui urine.
Untuk glukosa, batas ambangnya adalah +- 375mg/menit pada orang dewasa.
Untuk dapat direabsorpsi, suatu bahan harus melewati lima sawar terpisah:
1. Bahan harus meninggalkan cairan tubulus dengan melewati membran luminal sel
tubulus.
2. Bahan harus melewati sitosol dari satu sisi sel tubulus ke sisi lainnya.
3. Bahan harus melewati membran basolateral sel tubulus untuk masuk ke cairan
interstisium.
4. Bahan harus berdifusi melalui cairan interstisium.
5. Bahan harus menembus dinding kapiler untuk masuk ke plasma darah.
Keseluruhan rangkaian langkah ini dikenal sebagai transpor transepitel (transepitel
berarti "menembus epitel").
Reaksi pelarutan ini akan berhenti jika tidak ada asam yang dihasilkan oleh
faktor eksternal dan internal seperti contohnya dari mikroorganisme plak. Namun,
apabila terjadi asam maka reaksi pelarutan tersebut akan berlangsung kembali.
Pada kasus ini, bapak yang berusia 50 tahun datang dengan diagnosis diabetes
melitus. Komplikasi diabetes melitus yang dialami salah satunya adalah gigi goyang
(periodontal disease). Periodontitis adalah radang pada jaringan pendukung gigi (gusi
dan tulang). Selain merusak sel darah putih, diabetes melitus juga mengakibatkan
peningkatan penebalan dinding pembuluh darah sehingga memperlambat aliran nutrisi
dan produk sisa dari tubuh. Lambatnya aliran darah ini dapat diakibatkan karena adanya
Asma Bronkial (tersumbatnya aliran bronkus karena adanya kontraksi otot polos).
Lambatnya aliran darah ini menurunkan kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi.
Hal ini tentu menstimulasi kerja dari reaksi HA karena lingkungan asam dari rongga
mulut. Rusaknya jaringan periodontal membuat gusi tidak lagi melekat ke gigi, tulang
menjadi rusak, dan lama kelamaan gigi menjadi goyang.
Dari seluruh komplikasi Diabetes Melitus, Periodontitis merupakan komplikasi
nomor enam terbesar di antara berbagai macam penyakit dan Diabetes Melitus adalah
komplikasi nomor satu terbesar khusus di rongga mulut. Hampir sekitar 80% pasien
Diabetes Melitus gusinya bermasalah. Tanda-tanda periodontitis antara lain pasien
mengeluh gusinya mudah berdarah, warna gusi menjadi mengkilap, kantong gusi
menjadi dalam, dan ada kerusakan tulang di sekitar gigi, pasien mengeluh giginya
goyah sehingga mudah lepas.
KESIMPULAN
Linda mengalami gastritis, yaitu inflamasi yang disebabkan oleh faktor iritasi dan
infeksi pada mukosa dan submukosa lambung. gastritis dapat kambuh apabila penderita
mengalami stress atau memiliki pola makan yang buruk. Stress yang dialami Linda memicu
pelepasan hormon-hormon, salah satunya kortisol, yang apabila berlebihan akan memicu
sekresi getah lambung berupa HCl, enzim lipase, dan hormon gastrin yang membuat Linda
merasakan perih dan mual di bagian perut. Stress ini juga bisa dipicu oleh faktor psikologis
seperti phobia, yaitu rasa takut yang berlebihan terhadap suatu objek atau keadaan, yang dalam
kasus ini berarti testophobia, yaitu phobia terhadap ujian.
Sistem pernafasan dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian konduksi dan bagian
respirasi. Bagian konduksi dimulai dari hidung, nasofaring, laring, trakea, bronkus, bronkus
segmental, dan bronkiolus terminalis. Sementara bagian respirasi dimulai dari bronkiolus
respiratorius, duktus alveolus, dan sakuli alveolus. Pernafasan dibagi menjadi dua, yaitu
pernafasan eksterna (pertukaran udara antara lingkungan luar dengan paru-paru) dan
pernafasan interna (pertukaran gas-gas antar sel dan medium cair). Pengangkutan CO2 paling
banyak dalam bentuk ion HCO3, sementara pengangkutan O2 dilakukan dengan cara berikatan
dengan haemoglobin.
Ginjal secara histologis dibagi menjadi, korteks, adrenal, dan pelvis renalis. Ginjal
berfungsi sebagai regulator cairan, elektrolit, keseimbangan asam-basa serta menyekresikan
hormon-hormon tertentu. Urin yang merupakan produk dari ginjal dibentuk mulai dari tahap
filtrasi pada glomerulus, reabsorbsi pada tubulus proksimalis, dan sekresi/augmentasi pada
tubulus distalis. Urin dialirkan menuju ureter dan ditampung sementara pada vesika urinaria,
pada akhirnya urin dikeluarkan menuju meatus externus melalui uretra. Zat-zat yang
direabsorbsi oleh ginjal adalah Na, Ca, asam amino, glukosa, air, dan urea. Sementara zat-zat
yang akan sekresikan ke dalam urin adalah ion H, K, ureum, dan keratinin. Protein dan glukosa
dalam keadaan normal seharusnya tidak dieksresi di dalam urin, menimbulkan
albuminaria/proteinaria serta glukosuria. Kelainan ginjal yang berhubungan dengan hipertensi
adalah gagal ginjal dan diabetes militus.
DAFTAR PUSTAKA