Anda di halaman 1dari 48

PM-UNPAD-FPT-7.5.

5/L1
Rev.3

Modul Praktikum

STUDI KELAYAKAN
J10A 215

Tim Pengajar
Ir. Sondi Kuswaryan, MS
Dr.Ir. Taslim, MP
Dr.Ir.M. Hasan Hadiana,MS.
Achmad Firman, SPt., MSi
Dr.Ir. Linda Herlina, MP
Dr. Hasni Arief, SP., MP
Cecep Firmansyah, SPt., MP.
Anita Fitriani, SPt., MSc.
Andre Rivianda Daud, SPt., Msi.

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Sumedang, 2017
MODUL I
PENGUASAAN DAN FUNGSI ARITMATIKA
DAN DISAIN SPREEDSHEET
Rev 300113

1. Pendahuluan

Berbagai analisis saat ini hampir seluruhnya dikerjakan dengan menggunakan


software komputer yang diproduksi oleh perusahaan besar maupun kecil.
Setiap software yang dikeluarkan perusahaan menyediakan berbagai fasilitas
yang dapat mempermudah pengguna dalam menganalisis perhitungan-
perhitungan yang tergolong sederhana dan rumit.

Sampai saat ini belum ada perusahaan yang mengeluarkan software khusus
untuk studi kelayakan. Walaupun demikian, analisis studi kelayakan untuk
beberapa aspek dapat memanfaatkan fasilitas yang ada pada Lotus 123TM dan
Microsoft ExcellTM. Diantara kedua software tersebut yang lebih populer dan
digunakan secara luas saat ini adalah Microsoft ExcellTM. Berdasarkan hal itu,
maka dalam praktikum studi kelayakan bisnis peternakan akan menggunakan
Microsoft ExcellTM, sebagai software bantunya.

Penguasaan software Microsoft ExcellTM dalam praktikum ini menjadi syarat


mutlak bagi para praktikan, karena mahasiswa perlu dibekali dengan materi
dasar fasilitas-fasilitas yang tersedia dari software tersebut. Ada dua hal yang
perlu dikuasai dalam software ini yaitu: (1) penggunaan fungsi aritmatika dan
(2) disain worksheet. Penguasaan fungsi aritmatika dibutuhkan dalam proses
perhitungan, dan penggunaan worksheet yang dirancang untuk saling
berhubungan akan sangat membantu efektivitas dan efisiensi kerja.

Bagaimanapun, software hanyalah sebagai alat bantu, karena itu penguasaan


mengenai logika perhitungannya harus tetap dikuasai, dan yang terpenting
adalah kemampuan pemaknaan hasil perhitungan software tersebut.

2. Tujuan

Meningkatkan softskill mahasiswa dalam menggunakan fungsi aritmatika dan


disain worksheet yang saling berhubungan (link worksheet design) agar
perhitungan-perhitungan yang dibutuhkan dalam studi kelayakan bisnis
peternakan dapat dikerjakan secara efisien.

3. Formulasi dan Fungsi Aritmatika dalam Microsoft ExcellTM

Penulisan sebuah formula/rumus dalam Microsoft Excell harus diawali dengan


menuliskan tanda karakter (=) atau (+), termasuk untuk menuliskan fasilitas-
fasilitas yang dapat digunakan untuk studi kelayakan. Fungsi aritmatika
seperti perkalian, perpangkatan dan lain-lain dalam software ini menggunakan
simbol-simbol seperti tertera pada Tabel 1.

Modul I: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) I- 1


Tabel 1. Simbol-simbol Fungsi Aritmatika Microsoft ExcellTM

Fungsi
Simbol Microsoft ExcellTM Tombol pada Keyboard
Aritmatika
Kali * [Shift] + [8]
Bagi / [/]
Pangkat ^ [Shift] +[6]
Tambah + [Shift} + [=]
Kurang - [-]
Tanda desimal .
Tanda ribuan ,

Fasilitas-fasilitas software ini yang dapat dimanfaatkan dalam studi kelayakan


adalah fasilitas peramalan (forecast function) dan fungsi finansial (finantial
function). Fungsi-fungsi tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Fungsi Peramalan dan Finansial dalam Microsoft Excell

No FUNGSI DESKRIPSI
A PERAMALAN
1. FORECAST Project values

2. TREND Priject values that fit a straight trend line

3. GROWTH Project values that fit an exponential curve

4. LINEST Calculate a straight line from existing data

5. LOGEST Calculate an exponential curve from existing data

B FINANSIAL
1. VDB Returns the depreciation of an asset for a specified or
partial period using a declining balance method
2. DB Returns the depreciation of an asset for a specified period
using the fixed-declining balance method
3. DDB Returns the depreciation of an asset for a specified period
using the double-declining balance method or some other
method you specify
4. SLN Returns the straight-line depreciation of an asset for one
period
5. SYD Returns the sum-of-years’ digits depreciation of an asset for
a specified period
6. NPV Returns the net present value of an investment based on a
series of periodic cash flows and a discount rate
7. IRR Returns the internal rate of return for a series of cash flows

4. Disain Worksheet
a. Disain Hubungan antar Worksheet
Worksheet perlu dirancang sesuai dengan kebutuhan. Dalam studi
kelayakan bisnis peternakan minimal membutuhkan 9 worksheet antara
lain adalah:

Modul I: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) I- 2


1) Asumsi-asumsi (koefisien teknis, zooteknis, harga dll)
2) Proyeksi Populasi/Dinamika populasi
3) Proyeksi Biaya dan Kebutuhan Investasi
4) Proyeksi Produksi
5) Proyeksi Cicilan dan Bunga Modal
6) Proyeksi Penerimaan/Manfaat
7) Proyeksi Laba,Rugi
8) Proyeksi Cash Flow
9) Proyeksi Perhitungan Pay Back Period dan Break Even Point

Kebutuhan kolom dan baris dari masing-masing worksheet berbeda,


tergantung dari kebutuhan analisis. Untuk jumlah baris tergantung dari
komponen/item yang digunakan dan untuk kolom tergantung dari periode
analisis. Di samping itu, worksheet yang satu membutuhkan data dari
workshet yang lain, dan hasil perhitungan worksheet yang satu menjadi
bahan/input bagi perhitungan worksheet lainnya. Oleh karena itu, seluruh
worksheet harus dirancang saling berhubungan agar terjadi efisiensi.
Perubahan angka/nilai dalam cell tertentu dalam satu worksheet, dengan
sendirinya akan pula merubah angka/nilai worksheet lainnya secara
otomatis. Kondisi ini akan sangat bermanfaat dalam melakukan simulasi
perhitungan. Worksheet dalam studi kelayakan bisnis peternakan harus
didisain seperti pada Ilustrasi berikut ini

Sheet-2 Sheet-4 Sheet-6


Dinamika Proyeksi Proyeksi
Populasi Produksi Penerima
an

Sheet-1 Sheet-7 IRR


Asumsi- Proyeksi NPV
asumsi Laba Rugi B/C

Sheet-3 Sheet-5 Sheet-8


Proyeksi Cicilan dan Cashflow Sheet-9
Biaya dan Bunga PBP, BEP
Investasi Modal

Kondisi Waktu
Keterangan: keuangan pengambilan
Input Proyek modal

Output

Ilustrasi 1. Skema Hubungan Antar Worksheet

Worksheet 1 yang berisi data koefisien teknis, zooteknis dan harga


menjadi titik sentral dan menjadi starting point, merupakan input bagi
worksheet lainnya. Ilustrasi 1 menggambarkan bahwa hasil perhitungan
worksheet yang satu menjadi input bagi worksheet lainnya. Output yang
dihasilkan adalah nilai dari masing-masing kriteria investasi seperti IRR,

Modul I: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) I- 3


NPV dan B/C ratio, tingkat kesehatan keuangan proyek dan waktu yang
dibutuhkan oleh proyek untuk mengembalikan sejumlah modal yang
digunakan (PBP). Berdasarkan ilustrasi tersebut asumsi-asumsi yang
digunakan harus dibuat secara obyektif dan memiliki akurasi tinggi agar
hasil perhitungannya reliable dan valid.

b. Teknik Membuat Hubungan antar Worksheet


Membuat hubungan antar worksheet bukan sesuatu yang sulit, namun
harus dilakukan dengan hati-hati, sebab kesalahan dalam membuat
hubungan akan berakibat fatal terhadap output yang dihasilkan. Pada
dasarnya hubungan antar worsheet adalah menghubungkan sel-sel salah
satu worksheet dengan sel-sel worksheet lainnya. Teknik
menghubungkannya cukup sederhana, yaitu menggunakan sebuah formula
perhitungan yang dibutuhkan dalam sel dan worksheet tertentu diawali
dengan tanda [=] atau [+]

Tahapan Membuat Hubungan Antar Worksheet


 Ketik tanda [=] atau [+] pada worksheet tertentu
 Aktifkan worksheet lain, caranya klik satu kali nama worksheet
lain tersebut
 Pilih sel tertentu yang berisi data yang akan digunakan, dengan
meng-klik mouse sebelah kanan satu kali
 Lanjutkan penulisan formula sesuai dengan kebutuhan
 Tekan Enter, maka sel dari kedua worksheet tersebut telah
terhubung.

Latihan:
Sebuah rencana peternakan penggemukan sapi potong memiliki asumsi-
asumsi seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. Asumsi teknis dan harga


No Uraian Satuan Koefisien
(1) (2) (3) (4)
1 Jumlah ternak ekor 100
2 Lama pemeliharaan hari 180
3 Bobot awal bakalan kg/ekor 215
4 Konsumsi hijauan kg/ekor/hari 15
5 Konsumsi konsentrat kg/ekor/hari 6
6 Pertambahan bobot badan kg/ekor/hari 1
7 Bunga modal persen/tahun 0.15
8 Jangka waktu pinjaman tahun 5
9 Luas lahan m2 500
10 Tenaga kerja HOK/ekor/hari 0.04
11 Upah tenaga kerja Rp/HOK 25,000
12 Harga bakalan Rp/ekor 3,000,000
13 Harga sapi siap potong Rp/kg 12,500
14 Harga hijauan Rp/kg 200
15 Harga konsentrat Rp/kg 1,800
16 Kesehatan ternak Rp/ekor/periode 3,000
17 Sewa lahan Rp/m2/tahun 1,000
18 Biaya pembuatan kandang Rp/ekor 800,000

Modul I: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) I- 4


PERHATIAN:
 Penulisan uraian (kolom 1) dan satuan (kolom 2), rata sisi kiri

 Untuk penulisan angka-angka pada kolom (4) gunakanlah tanda


ribuan (contoh 800,000), untuk memudahkan membaca dan
 Penulisan angka-angka lurus sisi kanan lihat kolom (4)

Asumsi-asumsi tersebut diantaranya digunakan untuk menghitung


kebutuhan investasi dan perhitungan cicilan beserta bunganya.

Tabel 4. Proyeksi Kebutuhan Investasi


Jumlah
No Uraian Satuan Volume Harga/sat
(Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Pengadaan Bakalan ekor a
2 Hijauan kg b c d
3 Konsentrat kg
4 Kesehatan ekor
5 Sewa lahan m2
6 Kandang ekor
7 Tenaga kerja HOK
Jumlah

Untuk mengisi sel a, [=] [klik asumsi 1 kolom 4] ENTER


Untuk mengisi sel b, [=] [klik asumsi 4 kolom 4]*[asumsi 1 kolom 4]*
[asumsi 2 kolom 4] ENTER
Untuk mengisi sel c, [=] [klik asumsi 14 kolom 4] ENTER
Untuk mengisi sel d, [=] [klik sel b]*[klik sel c] ENTER

Dengan cara yang sama seperti di atas lengkapilah seluruh sel yang masih
kosong dan dengan cara yang sama dapat dibuat pula perkiraan
penerimaan hasil penjualan sapi

Untuk menghitung besarnya kewajiban pengembalian pinjaman/ angsuran


beserta bunganya ada dua cara perhitungan (tergantung pada perjanjian
dengan pemberi pinjaman) yaitu:
a. Pembayaran angsuran dan bunga pinjaman tetap
b. Pembayaran angsuran dengan bunga pinjaman menurun

Tabel 5a. Pembayaran Angsuran Pinjaman dengan Bunga Pinjaman Tetap


Tahun
Uraian
1 2 3 4 5
Pokok
Angsuran
Bunga
Jumlah

Modul I: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) I- 5


Tabel 5b. Pembayaran Angsuran Pinjaman dengan Bunga Pinjaman
Menurun
Tahun
Uraian
1 2 3 4 5
Pokok
Angsuran
Bunga
Jumlah

Rancanglah form/tabel-tabel tersebut supaya berhubungan satu sama


lainnya, dan isilah tabel yang masih kosong. Rancangan sheet dibuat
secara berurutan yaitu sheet-1 (asumsi-asumsi), Sheet-2 (Tabel 4), Sheet-
3 (Tabel 5a dan 5b)

5. Tugas

DIKERJAKAN DI RUMAH

Pak Udin seorang petani sayur di daerah Lembang yang hendak beralih profesi
menjadi peternak sapi perah, karena lahan perhutani yang digarapnya
sekarang tidak boleh lagi diusahakan untuk kegiatan tanman hortikultura. Pak
Udin memperoleh informasi dari pak Adong yang tidak lain adalah adiknya
sendiri yang telah lama menggeluti usahaternak sapi perah. Informasi yang
diperolehnya berupa koefisien teknis usahaternak sapi perah
sebagaimanapada tabel di bawah ini:

Koefisien Teknis Peternakan Sapi Perah


No Uraian Jumlah
I KOEFISIEN TEKNIS
Jumlah induk sapi produktif (ekor) 20
Rata-rata produksi susu (liter/ekor/hari) 12
Rumput (kg/ekor/hari) 30
Konsentrat (kg/ekor/hari) 6
Luas kandang (m2/ekor) 3
Luas lahan (m2/ekor) 9
Gudang (m2) 16
IPAL (m2) 16
Dapur (m2) 16
Kamar susu (m2) 16
Tenaga kerja (HOK/ekor) 0.2
Manajer (orang/bulan) 1
Jangka waktu pinjaman uang (tahun) 10

II ASUMSI HARGA:
Induk sapi produktif (Rp/ekor) 10,000,000
Sewa lahan (rp/m2/tahun) 1,000
Pembuatan kandang (Rp/m2) 250,000
Gudang (Rp/m2) 1,500,000
IPAL (Rp/m2) 1,000,000

Modul I: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) I- 6


Kamar susu (Rp/m2) 2,000,000
Dapur (Rp/m2) 2,000,000
Hijauan pakan (Rp/kg) 100
Konsentrat (Rp/kg) 2,000
Tenaga kerja (Rp/HOK) 30,000
Manajer (Rp/orang/bulan) 2,000,000
Bunga bank (%/tahun) 10%
Nilai sisa sapi (Salvage value) (Rp/ekor) 5,000,000

Bantulah pak Udin untuk membuat proyeksi kebutuhan investasi dan


pengembalian pinjaman beserta bunganya. Rancanglah dan buatlah sheetnya
supaya saling berhubungan satu sama lain.

Modul I: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) I- 7


MODUL II
ASUMSI DAN KOEFISIEN TEKNIS/ZOOTEKNIS
Rev - 300113

1. Pendahuluan
Dalam perencanaan suatu usaha peternakan setidaknya harus
mempertimbangkan enam aspek untuk setiap tahap (stage) dalam
perencanaan proyek dan siklus pelaksanaannya. Keenam aspek tersebut
adalah: (a) Aspek pasar dan pemasaran; (b) Aspek teknis dan zooteknis; (c)
Aspek keuangan; (d) Aspek institusional-organisasional manajerial; (e)
Aspek lingkungan dan (f) Aspek legalitas.

Secara khusus, dalam perencanaan usaha peternakan aspek teknis dan


zooteknis akan menentukan karakteristik usaha dan produktivitas.
Parameter produktivitas ini dicerminkan dalam nilai-nilai kofisien teknis.
Besaran nilai koefisien teknis ini ditentukan oleh asumsi-asumsi yang
digunakan oleh masing-masing perencana. Ada beberapa sumber yang
dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan asumsi, diantaranya
adalah buku-buku/literatur yang relevan, laporan penelitian pihak lain,
hasil pengamatan di lapangan, hasil pengalaman dan lainnya. Yang perlu
dipertimbangkan dalam menentukan nilai-nilai tersebut adalah (a) apakah
kita akan membuat asumsi yang optimistis, (b) pesimistis, ataukah (c)
asumsi yang berada diantara keduanya, yang keseluruhannya sangat
tergantung pada tingkat rasionalitas perencana.

Apabila ada kekeliruan dalam penetapan asumsi, koefisien teknis dan


zooteknis, maka akan berpengaruh terhadap hasil analisis selanjutnya
terutama dalam penentuan proyeksi populasi, penentuan kebutuhan input
fisik (faktor produksi), penentuan total produk fisik, penentuan kebutuhan
dana investasi, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap biaya
produksi secara keseluruhan, penerimaan serta arus kas selama umur
proyek.

2. Tujuan
a. Membuat asumsi-asumsi dan koefisien teknis input dan output
produksi usaha peternakan sesuai dengan jenis komoditas masing-
masing kelompok mahasiswa.
b. Merancang tabel kebutuhan input dan hasil produksi sesuai dengan
skala usaha

3. Output
a. Tersusunnya tabel asumsi-asumsi dan koefisien teknis/zooteknis serta
harga.
b. Tersusunnya kebutuhan input dan output fisik sesuai dengan komoditas
dan skala usaha

Ingat: Asumsi-asumsi tersebut harus dibuat lengkap beserta


satuan-satuannya dan akan selalu digunakan selama masa
praktikum Studi Kelayakan. Asumsi-asumsi tersebut dapat
bertambah selama masa praktikum, sesuai dengan kebutuhan
analisis.

Modul II: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) II- 1


4. Asumsi dan Koefisien Teknis/Zooteknis
Asumsi : Batasan-batasan tertentu yang digunakan dalam
analisis. Contoh asumsi harga bahan baku
(Rp/satuan), harga jual (Rp/satuan), tahun analisis
(tahun), kebutuhan tenaga manajer (orang), upah
tenaga kerja (Rp/orang/bulan) dan lain-lain.

Koefisien Teknis : Nilai-nilai teknis yang digunakan dalam analisis


Contoh: Kebutuhan lahan (m2), Kebutuhan
kandang (m2), kebutuhan kandang (ekor/m2),
kebutukan tenaga kerja (HOK/ekor sapi) atau (ekor
broiler/orang), kapasitas milkcan (liter/buah),
kapasitas mesin tetas (butir/mesin), hijauan pakan
(kg/ekor/hari) dan lain-lain.

Koefisien zooteknis : Nilai-nilai yang terkait dengan dinamika kehidupan


ternak dari mulai reproduksi, pertumbuhan,
perkembangan, dan produksi, serta variabel-
variabel yang menunjang optimalisasi fase
pertumbuhan tersebut dll.
Contoh: umur pertama dikawinkan, S/C, Lama
Bunting, pertambahan bobot badan, rata-rata
produksi, angka kematian, lama kering kandang,
jumlah anak per kelahiran dll.

Aplikasi:
Asumsi dan koefisien teknis disusun dalam tabel

No. Asumsi dan Koefisien Teknis Nilai Satuan Keterangan


A Asumsi
Skala Usaha …. ekor
Harga Bibit …. ekor
Harga Pakan …. Rp/kg
dll …. ………………..

B Koefisien Teknis
Kebutuhan Lahan untuk kandang …. m2
Kandang …. m2/ekor
Pakan …. ………………..
dll …. …………………

C Koefisien Zooteknis
Lama bunting …. bulan
Selang beranak …. bulan
Rata-rata produksi susu …. liter/ekor/hr
dll …. ………………….

Modul II: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) II- 2


Latihan (Dikerjakan pada saat praktikum)

Identifikasi asumsi dan koefisien teknis yang dibutuhkan dalam Studi


Kelayakan Bisnis Peternakan. Masing-masing kelompok mengerjakan sesuai
dengan Komoditas yang telah ditetapkan. Kerjakan pada lembar kertas
yang sudah disediakan.

5. Tugas
(Dikerjakan di rumah)
a. Identifikasi ulang asumsi dan koefisien teknis yang dibutuhkan dalam
Studi Kelayakan Bisnis Peternakan. Masing-masing kelompok
mengerjakan sesuai dengan Komoditas yang telah ditetapkan.
b. Pada kolom Keterangan diisi dengan sumber data-nya.

Modul II: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) II- 3


Lembar Latihan
Identifikasi Asumsi dan Koefisien Teknis/Zooteknis

Komoditas : ………………………………………………………………………
Kelas/klpk. : ……./………
Nama/NPM : 1. ……………………………………………………………………
2. ……………………………………………………………………
3. ……………………………………………………………………

No Asumsi dan Koefisien Teknis/ Nilai Satuan Keterangan


Zooteknis

Modul II: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) II- 4


FORMAT COVER LAPORAN

Laporan praktikum
Studi kelayakan

TUGAS – II
ASUMSI DAN KOEFISIEN TEKNIS
(Disesuaikan dengan nomor materi praktikum)

KELAS: E
KELOMPOK: 1

KOMODITAS KAMBING PERAH

1. …………………………….. NPM: …………………………


2. ………………………………. NPM: …………………………
3. ………………………………. NPM: …………………………

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014

Modul II: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) II- 5


MODUL III
PROYEKSI POPULASI
Rev 300113

1. Pendahuluan

Dalam sebuah usaha peternakan, ternak merupakan aset utama karena selain
memerlukan biaya yang relatif paling besar juga merupakan sumber produksi. Ternak
merupakan aset yang memiliki ciri-ciri spesifik karena daya primer produksinya bersifat
biologis, diantaranya sebagai berikut:

a. Sebagai mahluk hidup ternak membutuhkan lingkungan dan perlakuan yang tepat
agar ternak tersebut bertahan hidup dan menunjukkan performans produksi yang
optimal.
b. Ternak memiliki sifat berkembang biak, perkembangbiakan terjadi secara
alamiah atau secara buatan.
c. Secara alamiah ternak mengalami pertumbuhan, selama fase tumbuh, ukuran
(size) dan bobot hidup setiap ekor ternak akan bertambah.

Dengan demikian ternak merupakan aset yang senantiasa berkembang dan berubah
(dinamis), seberapa besar potensi perkembangan ternak dapat dimanfaatkan bergantung
kepada faktor manusia yang memeliharanya. Kondisi ternak (berdasarkan umur, bobot
badan, bangsa, tujuan produksi) dan jumlah ternak yang dipelihara perusahaan akan
menentukan besarnya anggaran yang harus disediakan (direct cost), baik untuk
penyediaan barang-barang modal (bibit ternak, bangunan, peralatan) maupun untuk
penyediaan bahan baku dan operasional pemeliharaan (pakan, tenaga kerja, obat-
obatan, transportasi). Karena itu di dalam analisis investasi usaha peternakan, populasi
ternak sering digunakan sebagai ukuran (skala) dari suatu usaha, artinya bahwa usaha
peternakan itu masuk katagori besar, kecil atau sedang, ditentukan oleh jenis dan
jumlah ternak yang dipelihara.

Oleh karena aset ternak senantiasa berubah, maka agar pihak perusahaan dapat
menetapkan anggaran biaya dan pendapatan di masa yang akan datang, penting
diketahui atau direncanakan terlebih dahulu bagaimana dinamika populasi ternak di
masa yang akan datang. Dinamika populasi dapat dibuat untuk perkiraan atau proyeksi
lima atau sepuluh tahun yang akan datang , atau bergantung kepada periode analisis.
Setiap jenis ternak, apakah sapi potong, sapi perah, domba, ayam, memiliki
karakteristik reproduksi dan sifat-sifat bawaan yang khas, sehingga suatu tabel
perhitungan proyeksi dinamika populasi sebaiknya hanya untuk satu jenis ternak.

2. Tujuan

a. Membuat asumsi-asumsi dan kooefisien teknis perencanaan usaha sesuai dengan


jenis usaha dan komoditas.
b. Merancang tabel proyeksi populasi/produksi atas dasar dinamika populasi/produksi
spesifik ternak yang terhubung dengan data asumsi-asumsi dan koefisien teknis

Modul III: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) III - 1


3. Output

a. Tabel asumsi-asumsi parameter teknis, harga, dan kebijakan manajemen yang


dapat dijadikan dasar perhitungan untuk analisis lanjutan (sheet-1).
b. Tabel proyeksi populasi ternak pada berbagai kondisi ternak selama periode (tahun)
analisis

4. Contoh Kasus

Contoh Kasus-1
Pak Udin adalah seorang karyawan salah satu BUMN yang memasuki masa pensiun. Dia
berencana akan menggunakan dana pensiun untuk usaha penggemukkan sapi potong.
Sebelumnya Dia melakukan survey pasar sapi potong, setelah diperhitungkan, maka
market share usahanya adalah 10 ekor/bulan. Market share tersebut olehnya dijadikan
target penjualan. Dia memperoleh informasi lain bahwa penggemukkan sapi potong
lokal membutuhkan waktu 6 bulan. Dia menjadi bingung dan bertanya dalam hatinya,
“berapa ekor sapi potong yang harus dipelihara di kandang?” Supaya Pak Udin tidak
bingung, bantulah oleh Anda!

Alternatif Jawabannya adalah : …………………………………………………

Contoh Kasus-2
Bapak April salah seorang petani sayuran di Lembang memutuskan beralih profesi
menjadi peternak sapi perah, karena tertarik oleh peningkatan pendapatan peternak
sapi perah yang menjadi tetangganya. Uang yang dimilikinya cukup untuk membeli 10
ekor sapi perah dara bunting 4 bulan. Pak April banyak bertanya pada tetangganya
perihal usaha sapi perah dan diperolehlah informasi mengenai koefisien teknis dan
asumsi-asumsi sebagai berikut:

Asumsi Volume Satuan


Teknis/ Zooteknis
Produksi Rata-rata 12 liter/ekor/hari
Sevice/Conception 1 kali
Calving Interval 1 tahun
Kematian Pedet 20 %
Kematian Sapi Muda & Dewasa 0 %
Sex Ratio anak jantan dan betina
1:1 50 %

Modul III: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) III - 2


Bagaimanakah Perkembangan populasi sapi perah pak April tersebut? Untuk
mengetahuinya buatlah tabel seperti di bawah ini, dan ikuti petunjuk Asisten!

Selanjutnya Cell yang kosong diisi oleh mahasiswa sebagai bahan latihan.

5. TUGAS

a. Buatlah asumsi-asumsi dan koefisien teknis disesuaikan dengan jenis usaha/


komoditas masing-masing kelompok!
b. Untuk kelompok mahasiswa yang usahanya berbasis komoditas ternak Buatlah
Proyeksi populasi dan dinamikanya disesuaikan dengan struktur umur ternak.

Modul III: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) III - 3


MODUL IV
PENENTUAN UMUR PROYEK INVESTASI

1. Pendahuluan

Proyek (project) dapat diartikan sebagai sebuah rencana atau desain tertentu,
pelaksanaan suatu program, gagasan atau ide, pekerjaan, atau tugas yang harus
diselesaikan dengan cara dan kurun waktu tertentu. Proyek adalah suatu kegiatan
investasi yang mengubah sumber-sumber modal untuk menciptakan aset yang
diharapkan dapat memberikan keuntungan setelah beberapa periode (Gittinger,
1986). Sedangkan investasi, secara sederhana dapat didefinisikan sebagai tambahan
bersih terhadap stok capital yang ada (net addition to exisisting capital stock).
Menurut Sadono Sukirno (1997: 107) mengartikan investasi sebagai pengeluaran atau
perbelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang
perlengkapan produksi untuk menambah kemempuan memproduksi barang-barang
dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.

Uraian di atas, mensyaratkan bahwa dalam menyusun rencana sebuah proyek


investasi berdimensi waktu, terdapat titik awal investasi (starting point of
investment) dan titik akhir investasi (ending point of investment), dan kurun waktu
dari titik awal sampai dengan titik akhir investasi merupakan umur proyek dan
sering juga disebut periode analisis. Di sisi lain, umur proyek sangat penting
mengingat terdapat kecenderungan nilai uang menurun, kelayakan investasi
diperhitungkan pada waktu sekarang, sedangkan pembiayaan dan benefit
dikeluarkan dan diterima dikemudian hari. Persoalannya. berbagai bidang usaha
memiliki karakteristik berbeda, jadi bagaimanakah cara menetukan sebuah umur
proyek investasi.

2. Tujuan

a. Agar mahasiswa mengetahui dasar-dasar penentuan umur proyek investasi,


khususnya pada usaha komoditas peternakan.
b. Agar mahasiswa mampu menentukan umur proyek investasi pada bidang usaha
komoditas peternakan

3. Output

a. Diperoleh dasar-dasar penentuan untuk rencana usaha pada komoditas


peternakan untuk setiap kelompok.
b. Umur proyek investasi untuk rencana usaha komoditas peternakan pada masing-
masing kelompok mahasiswa.

4. Dasar Penentuan Umur Proyek Investasi

a. Penentuan Umur Proyek Investasi Berdasarkan Umur Ekonomis

Dana investasi dalam perencanaannya dialokasikan untuk pengadaan asset-aset


dan modal kerja. Asset-aset perusahaan biasanya menjadi dasar didalam
menentukan umur proyek. Aset berupa bangunan, mesin-mesin dan peralatan
memiliki dua kategori waktu menurut fungsinya, yaitu :

MODUL IV: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) IV - 1


 UMUR EKONOMIS adalah lama
Y waktu pemakaian asset yang
mampu meminimumkan biaya,
jadi asset tersebut masih efisien
digunakan dalam proses usaha.
Produktivitas
Aset  UMUR TEKNIS adalah lama waktu
pemakaian asset yang masih dapat
digunakan walaupun asset
Usia Ekonomis
tersebut dalam saat dipakai sudah
Usia Teknis tidak mampu mengefisienkan
X biaya usaha.

Umur ekonomis asset dapat dijadikan dasar dalam menentukan umur proyek.
Beberapa proyek investasi yang umurnya lebih dari 25 tahun, biasanya umur proyek
ditetapkan selama 25 tahun, karena jika nilai asset tersebut di discount, nilainya
akan semakin kecil mendekati 0 (nol).

b. Penentuan Umur Proyek Investasi Berdasarkan Nilai Investasi Terbesar Aset


Umur proyek pun dapat ditentukan berdasarkan umur ekonomi asset yang memiliki
nilai investasi terbesar. Jika alokasi investasi lebih besar terhadap aset, maka umur
proyek bisa ditentukan menurut usia ekonomis asset tersebut tersebut. Contoh :
 Jika investasi untuk bangunan paling besar dibandingkan dengan yang lainnya.
Umumnya bangunan permanen memiliki usia ekonomis 10 – 20 tahun, sehingga
umur proyek dapat diambil dari kisaran tersebut atau sesuai dengan penilaian riil
umur ekonomis bangunan.
 Jika aset ternak paling besar, maka penentuan umur proyek investasi didasarkan
pada usia ekonomis ternak. Berbagai jenis ternak memiliki usia ekonomis
berbeda-beda, contoh dalam sapi perah, seekor sapi perah betina dewasa
mampu memproduksi susu selama 8 kali laktasi, maka penentuan umur proyek
didasarkan pada kemampuan laktasi sapi perah tersebut (umur sapi afkir)
 Jika lahan yang digunakan merupakan lahan yang di sewa, maka umur proyek
investasi dapat didasarkan pada lama sewa lahan. Dalam menyewa lahan harus
diperhatikan waktu sewa, sedapat mungkin lama sewa jangan sampai bersifat
tahunan, tetapi dalam jangka waktu yang panjang (tergantung jenis komoditas),
5- 20 tahun.

5. Langkah-Langkah Penentuan Umur Proyek Investasi


 Identifikasi jenis aset (bergerak dan tidak bergerak) yang dibutuhkan
 Identifikasi jumlah investasi untuk masing-masing aset
 Identifikasi usia ekonomis untuk masing-masing aset
 Tetapkan umur proyek berdasarkan usia ekonomis aset yang waktunya paling
panjang, dan alokasi investasi terbesar.

6. LATIHAN
Mahasiswa melakukan latihan penentuan umur proyek berdasarkan kasus yang
diberikan pada saat praktikum oleh tim teaching.

7. TUGAS
 Lakukanlah langkah-langka penentuan umur proyek investasi untuk rencana
usaha peternakan sesuai dengan rencana usaha kelompok masing-masing.
 Gunakanlah umur proyek investasi tersebut dalam menyusun proyeksi dinamika
populasi, proyeksi biaya dan manfaat, serta proyeksi cashflow, dan laporan
keuangan lainnya

MODUL IV: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) IV - 2


MODUL V
PROYEKSI BIAYA
Rev-300113

1. Pendahuluan
Setelah jenis komoditas usaha ditetapkan, perkiraan skala (ukuran) usaha
sudah direncanakan, dan informasi mengenai perkiraan harga-harga sudah
tersedia, maka langkah pertanyaan berikutnya adalah mengenai
pembiayaan. Ketika seorang manajer atau pengusaha memutuskan untuk
mengembangkan suatu usaha, maka ada sejumlah pertanyaan yang
memerlukan jawaban, yaitu:

a. Berapa besar dana yang diperlukan untuk merealisasikan rencana usaha


tersebut
b. Jika sebagian dana tersedia, berapa tambahan dana yang diperlukan
c. Kapan dana tersebut diperlukan/digunakan.

Untuk menjawab pertanyaan di atas, diperlukan pemahaman produsen


terhadap sistem produksi yang akan dilaksanakan, anggaran pembiayaan,
dan perkiraan biaya input. Dari informasi tersebut kita dapat
memperkirakan berapa dana yang dibutuhkan, baik untuk membiayai input
tetap (modal tetap) maupun untuk menjalankan usaha (modal kerja).

Anggaran biaya harus konsisten dengan rencana teknis. Perkembangan


populasi ternak merupakan acuan (technical unit) perhitungan kebutuhan
input, untuk itu proyeksi populasi yang sudah dibuat sebelumnya (latihan
praktikum 3) harus dijadikan dasar dalam menyusun anggaran biaya.

2. Tujuan Praktikum
a. Menyusun anggaran pembiayaan untuk suatu jenis usaha yang spesifik
dan skala usaha (skala awal) pada tahun pertama usaha.
b. Menghitung besarnya dana yang diperlukan untuk investasi dan modal
kerja.

3. Output Praktikum
a. Tabel Proyeksi Biaya
b. Tabel Proyeksi Kebutuhan Investasi

4. Proyeksi Biaya
Proyeksi biaya merupakan perkiraan/ramalan biaya yang dibutuhkan untuk
merealisasikan usaha yang direncanakan. Hal ini disebabkan waktu
merencanakan dan melaksanaan usaha berbeda, serta pelaksanaannya pun
membutuhkan rentang waktu tertentu (periode analisis). Lamanya periode
analisis tergantung dari jenis usaha yang direncanakan, namun secara praktis
penentuan periode analisis dapat mengacu kepada besaran investasi, jangka
waktu pinjaman modal, usia ekonomis bangunan/ peralatan, lama kontrak
dengan pihak lain atau pertimbangan lainnya.

Modul V: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) V-1


Proyeksi biaya dalam studi kelayakan adalah perkiraan jumlah kebutuhan
biaya yang diperlukan secara rinci setiap tahun selama periode analisis
(misalnya 5 tahun) untuk merealisasikan rencana usaha. Kebutuhan biaya
yang dimaksud antara lain :

a. Jumlah Investasi (Modal tetap dan Modal Kerja)


b. Jumlah Biaya Operasional per satuan waktu (Biaya tetap dan biaya
variabel).

Tahapan dalam membuat proyeksi biaya:


a. Membuat fomat tabel biaya
b. Mengidentifikasi biaya Investasi (Lahan, bangunan kandang, gudang,
kantor, akses jalan, instalasi listrik dan air dsb) yang harus dikeluarkan
sebelum ada aktivitas produksi.
c. Mengidentifikasi biaya operasional terdiri dari:
- Biaya tetap (karyawan tetap yang tidak berhubungan dengan
aktivitas produksi, misalnya manager, sekretaris, bendahara),
bibit sapi dsb
- Biaya variabel (pakan, listrik, buruh harian, bahan bakar dsb)
d. Menghitung kebutuhan biaya untuk masing-masing item biaya investasi
dan biaya operasional untuk setiap tahun selama periode analisis.

INGAT: Kebutuhan biaya didasarkan pada data proyeksi populasi


(Tugas III) dan asumsi (Tugas II) yang sudah dibuat sebelumnya
(teknis, zooteknis dan harga). Oleh karena itu kebutuhan
biaya belum tentu sama setiap tahun karena tergantung pada
jumlah populasi pada tahun yang bersangkutan.

e. Menjumlahkan kebutuhan biaya per tahun selama periode analisis.

Format tabel proyeksi biaya adalah sebagai berikut:

Tabel Proyeksi Biaya

Tahun
No Uraian
1 2 3 4 5 ... n
A Biaya Investasi:
1. Lahan ... ... ... ... ... ... ...
2. Bangunan ... ... ... ... ... ... ...
3. Mesin-mesin
4. …….
Sub Total A ... ... ... ... ... ... ...
B Biaya Operasional:
B.1. Biaya Tetap
1. Bibit Sapi Perah
2. Milkcan

Modul V: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) V-2


Tahun
No Uraian
1 2 3 4 5 ... n
3. ……………………
B.2. Biaya variabel
1. Hijauan ... ... ... ... ... ... ...
2. Tenaga Kerja langsung ... ... ... ... ... ... ...
3. Obat-obatan
4. …………………….
Sub Total B ... ... ... ... ... ... ...
C Total Biaya (A+B) ... ... ... ... ... ... ...

INGAT:
Biaya investasi dikeluarkan pada awal tahun, sebelum ada kegiatan produksi
(tahun ke-1 proyek), namun demikian apabila ada perkembangan populasi
sehingga diperlukan kandang baru, maka dapat dilakukan investasi kembali
(pembuatan kandang baru) pada tahun berikutnya (misalnya pada tahun ke 4)

5. Tugas
Buatlah proyeksi biaya sesuai tugas/komoditas masing-masing kelompok, dengan
mengacu kepada materi praktikum sebelumnya yaitu koefisien teknis, zooteknis,
asumsi harga, dan proyeksi populasi

Modul V: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) V-3


MODUL VI
KEBUTUHAN INVESTASI
Rev 310113
1. Pendahuluan

Proyeksi kebutuhan investasi merupakan perkiraan kebutuhan dana tunai


yang harus tersedia pada tahun awal proyek yaitu untuk kegiatan
pembangunan fisik. Sumber dana dapat berasal dari dana milik sendiri atau
dana pinjaman dari bank. Bila sumber dana berasal dari dana pinjaman
maka perlu membuat perkiraan terlebih dahulu, berapa jumlah dana yang
harus dipinjam agar kegiatan dapat berjalan lancar, tetapi jumlah
pinjaman tidak berlebihan agar tidak memberatkan pada saat
pengembalian pinjaman yang disertai bunga pinjaman.

Dana tunai ini diperlukan untuk:


a. Pembangunan fisik selama masa konstruksi, yaitu pengadaan
lahan/sewa, persiapan lahan, pembangunan kandang, gudang pakan,
jalan, membeli peralatan/mesin, instalasi air dan lain sebagainya
sebelum ada kegiatan operasional perusahaan.
b. Kegiatan operasional perusahaan selama perusahaan belum
menghasilkan benefit (belum ada penerimaan).misalnya berupa
modal kerja tetap (bibit sapi) dan modal kerja variabel (pakan,
tenaga kerja harian, bahan bakar, obat-obatan dan lain sebagainya).
c. Perkiraan kebutuhan dana operasional ini tidak harus untuk satu
tahun tetapi tergantung pada kesiapan perusahaan menghasilkan
benefit yang mampu membiayai sendiri usahanya.

Dasar perhitungan kebutuhan dana investasi adalah data proyeksi populasi,


data proyeksi kebutuhan input , data proyeksi produksi dan data proyeksi
biaya yang sudah dibuat sebelumnya.

2. Tujuan Praktikum

Menghitung besarnya dana yang diperlukan untuk investasi dan modal kerja.

3. Output Praktikum
Tersusunnya tabel Proyeksi Kebutuhan Investasi sesuai dengan komoditas
masing-masing kelompok.

4. Proyeksi Kebutuhan Investasi

Tahapan dalam memperkirakan kebutuhan investasi :


a. Membuat format tabel kebutuhan investasi
b. Identifikasi kebutuhan biaya untuk investasi tetap (sarana prasarana
yang dibutuhkan)
c. Tentukan jumlah/volume yang dibutuhkan untuk masing masing
kegiatan/sarana prasarana yang dibutuhkan disesuaikan dengan target
skala usaha (lihat proyeksi populasi)

Modul VI: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) VI - 1


d. Untuk perkiraan kebutuhan modal kerja/operasional hanya untuk
periode waktu tertentu saja, sampai usaha dapat menghasilkan benefit
sendiri. (Misalnya pada usaha ternak sapi perah kebutuhan pakan hanya
untuk 4 bulan saja , yaitu sampai sapi menghasilkan susu).
e. Masukan harga untuk masing-masing kegiatan/sarana prasarana yang
dibutuhkan

Proyeksi kebutuhan investasi dibuat dalam bentuk tabel seperti di bawah


ini :

Tabel Proyeksi Kebutuhan Investasi


No Uraian Volume Satuan Harga/satuan Jumlah
(Rp) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) =(3)*(5)
A Investasi Tetap
1. Lahan ... ... ... ...
2. Peralatan tahan ... ... ... ...
lama
3. Bangunan kandang … … … …
4. Bangunan kantor … … … …
5. dll
Sub Total A ... ... ... ...
B Modal Kerja
Modal Kerja Tetap:
1. Bibit sapi perah
2. ……………………………
Modal Kerja Variabel:
1. Pakan ... ... ... ...
2. Obat-obatan
3. Tenaga Kerja ... ... ... ...
4. …………………………….
Sub Total B ... ... ... ...
C Total Investasi (A+B) ...

5. Tugas
Buatlah proyeksi kebutuhan investasi sesuai tugas/komoditas masing-
masing kelompok, dengan mengacu kepada materi praktikum sebelumnya
yaitu koefisien teknis, zooteknis, harga, proyeksi populasi dan proyeksi
biaya.

Modul VI: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) VI - 2


MODUL VII
PROYEKSI BIAYA DAN MANFAAT
Rev-310113
1. Pendahuluan

Setelah kebutuhan investasi untuk mewujudkan rencana usaha telah


diketahui, maka tahap berikutnya adalah memperkirakan biaya yang akan
dikeluarkan, dan manfaat yang akan diperoleh. Ketika seorang manajer atau
pengusaha memutuskan untuk mengembangkan usaha tersebut, maka ada
sejumlah pertanyaan yang memerlukan jawaban, yaitu:
a. Bagaimana biaya (cost) usaha selama periode analisis
b. Berapa besar manfaat (benefit) yang diperoleh selama periode
analisis, dan
c. Berapa manfaat bersih (net benefit).

Untuk menjawab pertanyaan di atas, diperlukan pemahaman produsen


terhadap sistem produksi yang akan dilaksanakan, anggaran pembiayaan,
dan perkiraan harga-harga atas input, serta kemungkinan-kemungkinan
manfaat proyek yang akan diperoleh. Dari informasi tersebut kita
memperkirakan pembiayaan, dan manfaat yang dapat diraih selama periode
analisis.

Untuk dapat memperkirakan biaya dan manfaat, pada perhitungannya harus


konsisten dengan (a) asumsi dan koefisien teknis, (b) dinamika populasi, (c)
biaya dan (d) kebutuhan investasi. Semuanya harus menjadi acuan dalam
menyusun proyeksi biaya dan manfaat.

2. Tujuan
a. Menyusun anggaran pembiayaan untuk suatu jenis usaha yang spesifik
selama periode analisis.
b. Menghitung besaran manfaat yang akan diperoleh selama periode
analisis.
c. Mengukur besaran manfaat bersih (net benefit) selama periode
analisis.

3. Output
Tabel Proyeksi Biaya dan Manfaat selama periode analisis

4. Proyeksi Biaya dan Manfaat


Proyeksi biaya merupakan perkiraan/ramalan pembiayaan dalam
implementasi usaha, karena waktu merencanakan dan melaksanakan usaha
berbeda, serta pelaksanaannya pun membutuhkan rentang waktu tertentu
(periode analisis) mengacu kepada besaran investasi, jangka waktu
pinjaman modal, usia ekonomis bangunan/peralatan, lama kontrak dengan
pihak lain, dan lain-lain.

Proyeksi biaya dalam studi kelayakan adalah perkiraan biaya tetap (fxed
cost) dan biaya tidak tetap (variable cost) yang akan dikeluarkan untuk
setiap komponen pembiayaan dalam usaha tersebut selama kurun waktu
tertentu (periode analisis).

Modul VII: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) VII - 1


Proyeksi manfaat (benefit) merupakan perkiraan nilai hasil (penerimaan
usaha) yang bersumber dari output (produk) utama, dan produk sampingan
yang telah dinilai dengan harga masing-masing output tersebut. Pengukuran
manfaat ini didasarkan pada asumsi-asumsi yang telah dibuat dan proyeksi
dinamika populasi.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam memperkirakan biaya, dan manfaat


ini terdapat 3 komponen yang harus diperhitungkan, yaitu:
a. Biaya (biaya tetp dan biaya variabel)
b. Manfaat/benefit (nilai penjualan produk utama dan nilai penjualan
produk sampingan)
c. Net benefit (selisih antara total benefit dan total biaya).

5. Penyusunan Proyeksi Biaya dan Manfaat


Tahapan dalam membuat perkiraan kebutuhan investasi:
a. Membuat format tabel, proyeksi biaya dan manfaat.
b. Identifikasi komponen biaya dan komponen manfaat
c. Masukkan nilai untuk masing-masing komponen biaya (tidak boleh
mengetikkan angka, tetapi mengetikkan formula dengan
memanfaatkan tabel-tabel sebelumnya).
d. Masukkan nilai untuk komponen manfaat (dengan cara yang sama
seperti komponen biaya).
e. Hitung net benefit untuk tiap tahunnya selama periode analisis
dengan cara mengurangi Total Benefit dengan Total Biaya untuk
setiap tahunnya selama periode analisis.

Tabel Proyeksi Biaya dan Manfaat usaha …………………… (Isi dengan komoditas
tugas praktikum masing-masing kelompok)
Tahun
No Uraian
1 2 ….. ..n..
A BENEFIT:
1. Nilai produk utama
2. Nilai produk sampingan
3. …
TOTAL BENEFIT (A1 + A2)

B BIAYA:
1. Biaya Tetap:
a. Lahan
b. Peralatan
c. Ternak
d. Bunga pinjaman
e. …..
Sub Total B1
2. Biaya Variabel:
a. Pakan
b. Tenaga kerja
c. ….
Sub Total B2
TOTAL BIAYA (B1 + B2)

C NET BENEFIT (A-B)

Modul VII: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) VII - 2


6. Tugas
A. Tugas Praktikum
a. Buatlah Format Tabel Proyeksi Biya dan Manfaat
b. Buatlah Proyeksi Biaya dan Manfaat (menggunakan data
kelompok masing-masing) sebagai bahan latihan

B. Tugas di Rumah
Selesaikan dan kumpulkan Proyeksi Biaya dan Manfaat untuk usaha
yang direncanakan sesuai dengan komoditas masing-masing kelompok.

Untuk evaluasi tahap awal, perhatikan apabila Net Benefit bernilai


negatif sepanjang umur proyek, ada beberapa kemungkinan:
a. Komponen biaya terlalu tinggi, cek lagi ke tabel asumsi dan
koefisien teknis/zooteknis, kemungkinan ada yang tidak
rasional.
b. Salah penghitungan biaya, cek lagi satuan-satuan dalam asumsi
dan koefisien teknis/zooteknis.
c. Komponen benefit terlalu rendah, cek lagi asumsi dan koefisien
teknis/zooteknis, kemungkinan salah estimasi terlalu pesimistis.
d. Cek kembali proyeksi populasi (dinamika populasi), proyeksi
kebutuhan input dan proyeksi output.

Modul VII: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) VII - 3


MODUL VIII
PROYEKSI CASH FLOW RENCANA USAHA
Rev 310113
1. Pendahuluan
Parameter investasi yang digunakan dalam pengukuran kelayakan sebuah
rencana usaha memiliki keunggulan dan juga mengandung kelemahan
(telah diuraikan dalam kuliah). Kelemahan pada masing-masing parameter
investasi perlu diantisipasi dengan melakukan kajian yang mengacu kepada
tujuan bisnis (mencari keuntungan) dan sustainability usaha, agar
keputusan yang diambil memiliki risiko yang relatif kecil. Bisnis harus tetap
menguntungkan sepanjang masa, ini mengandung arti bahwa arus uang
masuk lebih besar dari arus uang keluar.

Arus keuangan dalam perencanaan bisnis perlu diestimasi, sehingga


berbagai kemungkinan dapat terprediksi sejak awal. Nilai-nilai yang
terdapat dalam sebuah cashflow seluruhnya merupakan nilai yang
diperkirakan (expected value), oleh sebab itu cashflow dalam sebuah
rencana usaha dikenal dengan “Proyeksi Cashflow” (cashflow projection).
Secara definisi, arus kas (Cashflow) merupakan pergerakan uang masuk dan
keluar dari sebuah bisnis yang dapat menggambarkan solvabilitas dan
likuiditas bisnis yang bersangkutan. Berdasarkan hal itu, cashflow ini dapat
dijadikan salah satu kriteria apakah posisi keuangan suatu rencana usaha
sehat atau tidak. Apabila posisi keuangan baik atau sehat maka secara
financial mampu memberikan pendapatan, namun jika cashflown tidak
sehat, maka akan banyak persoalan yang dihadapi didalam merealisasikan
investasi tersebut, seperti penundaan beberapa kegiatan yang pada akan
berdampak pada kinerja manajemen proyek.

2. Tujuan
a. Merancang Tabel Cashflow dari Usaha yang direncanakan
b. Menyusun rencana pembiayaan dan penerimaan usaha selama periode
perencanaan usaha
c. Menganalisis tingkat kelayakan keuangan rencana usaha berdasarkan
proyeksi cashflow.

3. Output
a. Proyeksi cashflow rencana usaha selama periode analisis
b. Keputusan berdasarkan performa keuangan dalam cashflow rencana
usaha

4. Penyusunan Cashflow
Cashflow menggambarkan posisi keuangan perusahaan yang mencatat arus
uang masuk (inflow) dan arus uang keluar (outflow), serta mencatat
jumlah uang pada akhir tahun. Arus uang masuk ke kas perusahaan
umumnya terdiri dari sejumlah dana investasi, nilai jual produk utama dan
sampingan, nilai jual ternak afkir, serta nilai sisa (salvage value) asset
tetap maupun asset bergerak. Arus uang keluar meliputi pengeluaran uang
untuk memenuhi biaya tetap, biaya variabel, angsuran modal pinjaman,

Modul VIII: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) VIII - 1


dan pajak-pajak. Kas akhir diperoleh dari selisih nilai antara inflow dengan
outflow. Secara skematis casflow ini dapat diilustrasikan seperti air dalam
sebuah kolam, seperti di bawah ini.

Gambar : Skema Cashflow

Tabel proyeksi cashflow perlu dirancang sehingga seluruh komponen arus


kas masuk dan keluar terekam seluruhnya, serta mudah dibaca dan
dipahami. Beberapa langkah dalam pembuatan cashflow antara lain.

a. Identifikasi komponen-komponen arus kas masuk (inflow)


b. Identifikasi komponen-komponen arus kas keluar (outflow)
c. Menentukan periode analisis dalam bentuk time series
d. Buat tabel proyeksi cashflow dengan komponen utama inflow, outflow
dan endcash
e. Masukan seluruh data keuangan menurut kelompoknya (inflow dan
outflow

Dalam praktikum ini, Anda gunakan data keuangan sebelumnya (proyeksi


kebutuhan investasi, dan proyeksi biaya dan manfaat).

Gambar 1. Contoh bentuk Tabel Proyeksi Cashflow

Modul VIII: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) VIII - 2


Nilai arus kas akhir (endcash) setiap akhir tahun selama periode analisis
harus positif. Nilai ini menunjukkan bahwa keuangan perusahaan yang
direncanakan sehat, artinya solvable dan likuid. Jika kas akhir ada yang
negatif, maka keuangan perusahaan tersebut tidak sehat, dan
membutuhkan langkah-langkah pengamanan. Apabila terjadi kondisi
demikian, maka dalam perencanaan usaha segera lakukan langkah-langkah
berikut :

a. Cek rasionalitas asumsi kuantitas penggunaan input produksi, dan


harga-harga
b. Cek rasionalitas kuantitas output dan harganya
c. Cek rasionalitas nilai investasi pada table proyeksi kebutuhan investasi
d. Jika ada yang tidak rasional, segera perbaiki (point 1-3), dan apabila
upaya ini tidak membuahkan hasil, maka hitung kebutuhan tambahan
e. Apabila upaya tersebut tetap tidak dapat merubah kas akhir menjadi
positif, maka rencana tersebut jangan di jalankan.

4. LATIHAN DAN TUGAS


a. Latihan
Proses pembuatan cashflow menggunakan data kelompok masing-
masing.

b. Tugas
Buat cashflow rencana usaha berdasarkan komoditas peternakan
menurut kelompok masing-masing. Dikumpulkan minggu depan.

Modul VIII: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) VIII - 3


MODUL IX
NILAI WAKTU ATAS UANG
DISCOUNT FACTOR dan COMPOUND FACTOR
Rev 310113

1. Pendahuluan

Ada dua ukuran nilai atas selembar uang, yaitu ukuran nominal dan
ukuran ekonomi. Ukuran nominal tertera sebagaimana atribut bilangan
yang terdapat pada lembaran uang tersebut. Nilai nominal ini dapat
dijadikan pembanding, misal uang selembar Rp5.000 pada tahun 2005
dapat digunakan untuk membeli 2 buah roti isi. Tetapi pada tahun 2011
dengan uang yang sama (Rp. 5.000) hanya dapat dibelikan roti satu buah
saja. Ukuran nilai ekonomi (worth) uang akan menurun dari waktu ke
waktu, kondisi ini berhubungan dengan perkembangan situasi
perekonomian masyarakat. Lima ribu rupiah yang kita terima lima tahun
lalu lebih bernilai dibandingkan saat ini. Demikian pula uang Rp. 5.000
saat ini akan lebih bernilai bila dibandingkan dengan uang dengan nominal
yang sama 5 tahun yang akan datang.

Tujuan investasi adalah menggunakan sejumlah dana (dengan menunda


konsumsi) untuk memperoleh pendapatan di masa yang akan datang.
Karena menyangkut waktu yang akan datang, maka dalam menganalisis
kelayakan sebuah investasi harus mempertimbangkan aspek waktu
tersebut. Dalam praktikum ini diharapkan mahasiswa memahami konsep
nilai waktu atas uang serta dapat menerapkannya di dalam analisis
investasi.

2. Tujuan

a. Menghitung nilai sekarang (present value) dari sejumlah uang yang


diterima di masa yang akan datang.
b. Menghitung nilai nominal uang yang akan diterima nanti (future value)
dari uang yang diinvestasikan sekarang.

3. Output

a. Tabel nilai sekarang biaya dan penerimaan dari sebuah rencana investasi
di bidang peternakan
b. Penghitungan kriteria investasi sebagai aplikasi time value of money
dalam studi kelayakan.

4. Aplikasi Discount Factor dan Compound Factor dalam Studi Kelayakan


Terdapat perbedaan waktu antara waktu merencanakan usaha dengan
waktu pelaksanaan usaha, dan terdapat rentang waktu pelaksanaan
(periode analisis), serta adanya time value of money, maka seluruh nilai
uang (cost-benefit) dalam pengukuran kriteria investasi diukur pada waktu
sekarang (present value) dengan menggunakan faktor pengali yaitu
discount factor (DF).

Modul IX: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) IX - 1


DF = 1/(1+i)n

 Present Value Cost (PV C) = ∑Ci x DFi


 Present Value Benefit (PV B) = ∑Bi x DFi
 Present Value Net Benefit = ∑PV B - ∑PV C

Compound factor adalah faktor pengali untuk mengetahui nilai uang yang
akan datang (future value) dari sejumlah uang yang ada sekarang.

CF = (1 + I )n

Latihan 1 Penggunaan Discount Factor

Data hipotetis menunjukkan bahwa sebuah usaha memiliki performa


keuangan seperti tabel di bawah ini. Untuk mengetahui kriteria investasi
maka tabel ini perlu diisi dan dilengkapi, maka Isilah dan lengkapilah tabel
di bawah ini pada SOCC 10 %.

Tahun I C B TC NB DF PVC PVB PV NB


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 1.040 0 0 …. …. …. …. …. ….
2 570 129 …. …. …. …. …. ….
3 320 270 …. …. …. …. …. ….
5 350 425 …. …. …. …. …. ….
6 280 570 …. …. …. …. …. ….
7 310 410 …. …. …. …. …. ….
8 150 210 …. …. …. …. …. ….
9 150 160 …. …. …. …. …. ….
10 150 160 …. …. …. …. …. ….

Hitunglah kriteria investasi, dan beri penjelasan apa maknanya.


a. NPV
b. Net B/C
c. Gross B/C

Latihan 2 . Penggunaan Compound Factor

Sesuai dengan rencana usahanya yaitu mendirikan usaha ternak ayam


buras, maka Abdul memerlukan sejumlah dana investasi yang rencananya
akan dipinjam dari Bank Mandiri. Jumlah dana yang diperlukan adalah
Rp.50.000.000. Sesuai dengan konsep lucrum cessans dan damnun
emergens maka pihak Bank Mandiri berhak memperoleh agio (yang biasa
kita kenal dengan istilah jasa pinjaman bank), yang besarnya ditetapkan
sebesar 9 persen per tahun. Pinjaman akan dikembalikan empat tahun
yang akan datang. Berapakah jumlah uang yang harus dikembalikan
kepada Bank Mandiri pada empat tahun yang akan datang?

Modul IX: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) IX - 2


5. Tugas

 Buatlah Tabel Cost-benefit dari usaha yang Anda rencanakan dan


hitunglah NPV, Net B/C, dan Gross B/C.
 Beri penjelasan hasil perhitungan kriteria investasi tersebut, dan
bentuk keputusan untuk usaha yang Anda rencanakan.

Modul IX: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) IX - 3


MODUL X
ANALISIS KRITERIA INVESTASI
Rev 020213

1. Pendahuluan

Investasi adalah penggunaan sumberdaya untuk kegiatan produktif, di masa


yang akan datang diharapkan diperoleh aliran manfaat. Dalam analisis
investasi aliran biaya dan manfaat tersebut merupakan aliran dana
berdiskonto (di konversikan ke nilai sekarang) yang akan dianalisis tingkat
kelayakannya. Alat analisis yang digunakan diantaranya Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Gross B/C ratio, Net B/C dan lainnya.

Untuk mendapatkan ukuran kelayakan tersebut harus dibuat lebih dulu


proyeksi Cost dan Benefit yang disajikan dalam bentuk tabel. Data pada
tabel proyeksi Cost dan benefit ini berhubungan dengan hasil dari
perhitungan sebelumnya, seperti proyeksi populasi, proyeksi kebutuhan
investasi, perkiraan penjualan dan penerimaan usaha.

Sebelum melakukan analisis ini mahasiswa diharapkan sudah memahami


konsep analisis tersebut, termasuk kriteria dari masing-masing alat analisis
tentang layak tidaknya usaha. Pemahaman terhadap konsep analisis di atas
diperlukan selain untuk mengambil kesimpulan juga agar dapat
memberikan rekomendasi terhadap perencanaan usaha.

2. Tujuan

a) Dapat menyusun proyeksi cost dan benefit berdasarkan hasil analisis


sebelumnya.
b) Dapat mengoperasikan alat-alat analisis finansial yang tersedia pada
perangkat computer

3. Output

a) Tabel Proyeksi cost dan benefit dari usaha yang telah direncanakan
selama periode analisis (periode akuntansi)
b) Ukuran kelayakan finansial berdasarkan kriteria NPV, IRR, dan Gross
B/C ratio, Net B/C.
c) Kesimpulan dan rekomendasi terhadap kelayakan dari perencanaan
usaha tersebut.

4. Kriteria Investasi
Nilai sekarang (Present Value), adalah nilai uang sekarang dari keseluruhan
pembayaran atau penerimaan yang akan dibayarkan di masa yang akan
datang. Seribu rupiah yang akan diterima dua tahun yang akan datang,
nilainya lebih kecil dengan seribu rupiah yang diterima sekarang. Secara

Modul X: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) X-1


nominal sama, namun barang yang bisa dibeli dengan uang yang sama di
masa yang akan datang akan lebih sedikit. Perhitungan secara matematis
adalah sebagai berikut:

n
Fi
PV =  (1  i)
i 1
n

F = uang yang diterima/dibayarkan di masa yang akan datang


i = tingkat diskonto
ni = tahun ke-i

Tahun depan saudara akan menerima pembayaran, pada tahun pertama


sebesar Rp 2.000.000 dan tahun kedua Rp 3.000.000. Jika tingkat bunga
berlaku 12%. Maka nilai total pembayaran tersebut adalah sebesar Rp
4.177.296.

2.000.000 3.000.000
PV  
(1  0,12)1 (1  0,12) 2
2.000.000 3.000.000
 
1,12 1,2544
 4.177.296

4.1. NPV (Net Present Value)


Jika yang kita hitung adalah nilai sekarang selisih seluruh manfaat dan
biaya (B-C), maka hasil perhitungan tersebut disebut Net Present Value
(NPV). Pada tahun pertama proyek atau awal usaha biasanya biaya lebih
besar dari manfaat yang diterima, sehingga selisih B - C akan bernilai
negatif. Pendapatan (Net Benefit) merupakan selisih B – C, akan mulai
bernilai positif pada tahun-tahun berikutnya karena telah ada
peningkatan benefit dari hasil penjualan dan pada saat yang sama
pembiayaan mulai berkurang. Dengan demikian NPV adalah nilai sekarang
dari selisih total manfaat (future benefit) dikurangi total pembayaran
(future payment).

Secara matematis, perhitungan NPV adalah sebagai berikut

n n

 Bi 1  i    Ci1  i 
n n
NPV =
i 1 i 1

Bi = Benefit tahun ke-i


Ci = Biaya tahun ke-i
(1+i)-n = Discount Faktor

Satuan NPV adalah rupiah, nilainya bisa negatif, positif atau nol,
bergantung kepada imbangan benefit dan biaya.

Modul X: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) X-2


NPV < 0 (negatif) berarti usaha tersebut mengeluarkan biaya lebih besar
dari manfaatnya, secara finansial usaha tersebut tidak
layak.

NPV > 0 (positif) berarti usaha tersebut memberikan manfaat bersih (net
benefit), dimana manfaat lebih besar dari biaya

NPV =0 berarti penerimaan sama dengan biaya

4.2. Gross B/C

Gross B/C adalah rasio antara total present value benefit (PVB) dengan
total present value cost (PVC). Gross B/C menggambarkan kemampuan
benefit menutup seluruh pengeluaran
n

 B (1  i)
i 1
i
n

Gross B/C = n

 C (1  i)
i 1
i
n

4.3. Net B/C Ratio

Net B/C ratio adalah rasio antara total PVNB yang bernilai positif (B-C
positif) dan total PVNB yang bernilai negatif (B-C negatif). Dari contoh
pada tabel di bawah ini , total PVNB positif adalah 11.680 (yaitu 3.130 +
2.800 + ...+ 1.750), sedangkan total PVNB negatif adalah 10.000, dengan
demikian diperoleh net B/C adalah 11.680 / 10.000 = 1,168. Nilai rasio ini
hasil bagi PVNB kumulatif tahun pertama sampai tahun ke lima (positif)
dibagi dengan tahun ke nol (negatif). Nilai Net B/C berhubungan dengan
NPV. Apabila Net B/C = 1 maka berarti NPV = 0, bila Net B/C >1 maka NPV
positif, dan sebaliknya bila Net B/C <1 maka NPV akan bernilai negatif.

Tahun PV(B-C) atau PVNB

0 -10.000
1 3.130
2 2.800
3 2.125
4 1.875
5 1.750
NPV 1.680

Modul X: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) X-3


Suatu investasi memberikan imbalan (pendapatan) layak jika NPV positif
atau Net B/C lebih dari satu (tingkat diskonto yang digunakan sama
dengan tingkat bunga berlaku). Jika ada dua alternatif jenis usaha
masing-masing menggunakan dana investasi dan periode akuntasi sama,
maka usaha yang dipilih adalah yang memberikan NPV dan Net B/C lebih
besar.

4.4. Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat i (bunga) pada saat
NPV = 0. Makin besar IRR makin besar kemampuan usaha dalam
menghadapi risiko kenaikan tingkat bunga atau tingkat inflasi. Satuan
yang digunakan adalah persen per tahun. Jika diperoleh IRR = 12%, berarti
bahwa pada saat tingkat i (socc) = 12% maka besarnya NPV = 0. Prinsip
perhitungan IRR memanfaatkan hubungan antara tingkat diskonto (i)
dengan NPV, dimana makin tinggi tingkat diskonto NPV akan makin
menurun dan bila ditingkatkan lagi NPV akan bernilai negatif.

Untuk menghitung IRR secara manual, pertama tentukan nilai-nilai NPV


pada suatu tingkat diskonto tertentu. Bila NPV bernilai positif maka
hitung lagi NPV pada tingkat diskonto yang lebih tinggi sehingga dihasilkan
NPV dengan nilai negatif. Selanjutnya untuk menghitung besarnya IRR
maka digunakan rumus interpolasi yang secara matematis dituliskan
dengan persamaan sebagai berikut:

NPV1
IRR = i1  .(i2  i1 )
( NPV1  NPV2 )

NPV (1) = nilai NPV negatif


NPV(2) = nilai NPV positif
i1 = tingkat bunga pada saat NPV positif
i2 = tingkat bunga pada saat NPV negatif

Kriterianya bila IRR > socc maka usaha tersebut layak


dilaksanakan

Perlu diingat, karena IRR diperoleh dari perhitungan interpolasi maka


selisih antara i1 dengan i2 tidak lebih dari 5% karena bila terlalu jauh
jaraknya akan menyebabkan penyimpangan yang besar.

Misal dari hasil perhitungan diperoleh hubungan tingkat diskonto, i, dan


NPV sebagai berikut:

Tingkat diskonto (i) 10% 15% 20% 25%


NPV (juta Rp) 4.000 2.500 900 - 1.200

Modul X: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) X-4


Dengan menggunakan fomulasi di atas maka diperoleh

IRR = 20 + [900/(900+1200)] x (25-20)


= 22,14%

IRR = 22,14% artinya pada tingkat bunga (socc) sebesar 12,14% maka
besarnya NPV = 0
Jika ada dua alternatif jenis usaha menggunakan dana investasi sama
untuk periode waktu yang sama, kita dapat membandingkan usaha mana
yang lebih layak, dengan cara membandingkan nilai IRR. Alternatif yang
dipilih adalah jenis usaha yang memberikan IRR lebih besar.

5. Tugas.
a. Hitunglah IRR dari suatu usaha dengan besar cost dan benefit sebagai
berikut:
Tahun 1 2 3 4 5
B 20 27 30 30 24
C 40 16 19 21 22

b. Untuk tugas laporan, hitunglah IRR berdasarkan arus biaya dan manfaat
sesuai dengan tugas berdasarkan komoditas masing-masing kelompok

Modul X: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) X-5


MODUL XI
PAY BACK PERIOD DAN BREAK EVEN POINT
Rev. 250213

1. Pendahuluan
Tujuan proyek investasi adalah untuk memperoleh benefit, namun dalam
implemetasinya tidak terlepas dari kondisi internal dan eksternal yang
menjadi gangguan terhadap tercapainya tujuan yang telah ditetapkan,
artinya proyek investasi mengandung risiko, sehingga pada tahap
perencanaan risiko tersebut perlu dikaji. Beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam perencanaan proyek investasi adalah : (a) jumlah
pengeluaran investasi, (b) pengembalian yang diharapkan dari investasi,
dan (c) batasan terendah pengembalian investasi.

Proyek investasi harus aman, karenanya perlu analisis pada tahap


perencanaan untuk memberikan gambaran performanya. Analisis
terhadap proyek investasi dilakukan dalam kurun waktu tertentu (periode
analisis), jadi terdapat titik awal investasi (starting point of investment)
dan titik akhir investasi (ending point of investment). Performa investasi
sepanjang proyek investasi berjalan dari titik awal sampai dengan titik
akhir dapat dilihat dari indikator/ parameter investasi, seperti : NPV, IRR,
B/C, dan juga periode pengembalian sejumlah investasi (Payback Period =
PBP) dan titik impas (break event pont = BEP).

2. Tujuan
a. Mahasiswa mampu memperhitungkan PBP dan BEP suatu proyek
investasi pada komoditas peternakan.
b. Mahasiswa mampu memberikan pemaknaan terhadap hasil
perhitungan PBP dan BEP suatu proyek investasi pada komoditas
peternakan.

3. Output
a. Tabel perhitungan PBP dan BEP suatu proyek investasi pada
komoditas peternakan sesuai dengan komoditas masing-masing
kelompok mahasiswa.
b. Deskripsi makna PBP dan BEP suatu proyek investasi pada komoditas
peternakan sesuai dengan komoditas masing-masing kelompok
mahasiswa.

4. Konsep Payback Period dan Break Even Point

a. Konsep dan Formulasi Payback Period (PBP)

PBP adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali
pengeluaran investasi. Kriteria penilaiannya adalah: suatu investasi
diterima jika laba tunai rata-rata per tahun atau penghematan tunai per
tahun yang diperoleh dari investasi cukup dapat menutup modal yang
ditanamkan dalam jangka waktu yang telah dikehendaki manajemen.

Modul XI: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) XI - 1


Kelebihan PBP:

 Bagi investasi yang besar risikonya dan sulit untuk diperkirakan, maka
test dengan metode PBP ini dapat mengetahui kembalinya modal
yang ditanamkan secepatnya.
 PBP dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi yang
mempunyai rate of return dan risiko yang sama, sehingga dapat
dipilih pada proyek mana investasi yang paling cepat kembali

Kelemahan PBP:

 Tidak memperhatikan pendapatan selanjutnya setelah investasi pokok


kembali.

Formulasi PBP
n n

 I i xDF   Bi1 xDF


PBP  Tp1  i 1 i 1
B p xDF
Keterangan :

PBP = Pay back period


Tp-1 = Tahun sebelum terdapat PBP
Ii = Jumlah investasi
Bi-1 = Jumlah benefit sebelum tahun PBP
Bp = Jumlah benefit pada tahun PBP
DF = Discount Factor

b. Konsep dan Formulasi Break Even Point (BEP)

BEP adalah suatu teknik untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap,
biaya variabel dan keuntungan, serta volume aktivitas. Konsep Break Even
dapat dilakukan bila biaya perusahaan dibedakan atas biaya tetap dan
biaya variabel. Dari suatu analisis break even dapat ditetapkan tingkat
volume produksi yang harus dihasilkan agar perusahaan dapat menutup
seluruh biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel sehingga
perusahaan tidak merugi. Disamping itu dapat pula ditetapkan periode
waktu proyek dapat menutup seluruh biaya tetap dan biaya variabel.

Dalam suatu studi kelayakan bisnis, analisis BEP bertujuan untuk


menentukan berapa lama waktu yang diperlukan proyek investasi untuk
dapat menutup seluruh biaya. BEP ini diukur menggunakan teknik
interpolasi, dengan mencari tepatnya waktu saat penerimaan total (total
benefit) sama dengan biaya total (total cost) atau TB = TC. Formulanya
adalah :

n n

 Ci xDF   Bi1 xDF


BEP  Tb1  i 1 i 1
Bb xDF

Modul XI: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) XI - 2


Keterangan :

BEP = Break even point


T = Tahun sebelum terjadi BEP
C = Jumlah Biaya (total cost)
Bi-1 = Jumlah benefit sebelum tahun BEP

Bb = Benefit pada tahun BEP


DF = Discount Factor

LANGKAH KERJA
Langkah Kerja Perhitungan PBP
1) Buatlah tabel perhitungan PBP seperti pada Tabel 1 di bawah ini.
2) Isi tabel tersebut dengan memanfaatkan data pada tabel Proyeksi
Biaya dan Manfaat (Hasil Praktikum Sebelumnya)
3) Hitunglah nilai sekarang (present value) : Investasi, Biaya
Operasional, Manfaat dengan cara mengalikan nilai masing-masing
dengan discount faktornya [1/(1+i)n]
4) Hitunglah kumulatif Present Value Benefit (Cum. PVB).
5) Perhatikan dan cari nilai Cum. PVB yang mendekati total PV
Investasi
6) Lakukanlah interpolasi menggunakan rumus interpolasi PBP
7) Berilah makna terhadap nilai PBP tersebut dan buatlah
deskripsinya

Tabel 1. Form Perhitungan PBP

Tahun
No Uraian
1 2 3 … n
(1) (2) (3) (4) (5) (...) (n)
a Investasi

b Biaya Oprasional

c Benefit

d PV Investasi [Dfi x (3)a [Dfi x (4)a [Dfi x (5)a … [Dfi x (n)a

e PV Biaya Oprasional [Dfi x (3)b [Dfi x (4)b [Dfi x (5)b … [Dfi x (n)b

f PV Benefit [Dfi x (3)c [Dfi x (4)c [Dfi x (5)c … [Dfi x (n)c

g Cum. PVB (3)f (3)g + (4)f (4)g + (5)f … (ni)g + (ni)f

Langkah Kerja Perhitungan BEP


1) Buatlah tabel perhitungan PBP seperti pada Tabel 2.
2) Isi tabel tersebut dengan memanfaatkan data pada tabel Proyeksi
Biaya dan Manfaat (Hasil Praktikum Sebelumnya)

Modul XI: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) XI - 3


3) Hitunglah nilai sekarang (present value) : Investasi, Biaya
Operasional, Manfaat dengan cara mengalikan nilai masing-masing
dengan discount faktornya [1/(1+i)n]
4) Hitunglah kumulatif Present Value Benefit (Cum. PVB).
5) Hitunglah biaya (PV Investasi + PV Biaya Operasional) dan
perhatikan, serta cari nilai Cum. PVB yang mendekati total jumlah
PV C yaitu (PV Investasi + PV Biaya operasional)
6) Lakukanlah interpolasi menggunakan rumus interpolasi BEP
7) Berilah makna terhadap nilai PBP tersebut dan buatlah deskripsinya

Tabel 2. Form Perhitungan BEP

Tahun
No Uraian
1 2 3 … n Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (...) (n)
a Investasi

Biaya
b Oprasional

c Benefit

d PV Investasi [Dfi x (3)a [Dfi x (4)a [Dfi x (5)a … [Dfi x (n)a

PV Biaya
e Oprasional [Dfi x (3)b [Dfi x (4)b [Dfi x (5)b … [Dfi x (n)b

Jumlah biaya
d+e

f PV Benefit [Dfi x (3)c [Dfi x (4)c [Dfi x (5)c … [Dfi x (n)c

g Cum. PVB (3)f (3)g + (4)f (4)g + (5)f … (ni)g + (ni)f

5. Tugas
Buatlah perhitungan PBP dan BEP dengan mengikuti langkah-langkah di
atas. Gunakanlah data berdasarkan kasus komoditas masing-masing
kelompok.

Modul XI: Praktikum Studi Kelayakan (PM-UNPAD-FPT-7.5.5/L1 Rev.1) XI - 4


MODUL XII
ANALISIS SENSITIVITAS
Rev 020213

1. Pendahuluan
Pengukuran kelayakan rencana bisnis peternakan maupun bisnis lainnya secara
umum didasarkan pada asumsi-asumsi yang ditetapkan perencana usaha
tersebut. Asumsi-asumsi tersebut berasal dari data dan informasi yang terkait
dengan rencana bisnis yang berhasildihimpun oleh perencana, dan digunakan
untuk mengestimasi dan memproyeksikan biaya yang dibutuhkan dan manfaat
yang akan diterima pada waktu yang akan datang (selama periode analisis)

Kelayakan bisnis tidak saja dipengaruhi oleh faktor internal perusahaan,


tetapi juga dipengaruhi oleh perkembangan kondisi eksternal. Perubahan
kondisi eksternal (ekonomi nasional dan global) secara logis akan mendorong
berbagai perubahan terhadap harga baik input maupun output produksi,
sehingga dalam perencanaan usaha perlu memeprhitungkan variabel-variabel
yang sensitif terpengaruh oleh perubahan kondisi eksternal di atas. Artinya
bisnis di bidang apa saja akan memiliki tingkat kepekaan tersendiri terhadap
perubahan kondisi internal dan eksternal. Secara umum kelayakan bisnis
memiliki kepekaan terhadap:

a. Perubahan harga output akibat adanya perkembangan suplai barang/jasa


(yang jenisnya sama dengan output bisnis yang direncanakan).
b. Jeda waktu pelaksanaan bisnis itu sendiri, hal ini terjadi karena
pemesanan/penerimaan peralatan membutuhkan waktu relatif lama,
persolan administrasi perusahaan, dan juga persoalan administrasi dengan
pihak lain.
c. Kenaikan biaya (cost over run), salah satunya terjadi akibat kenaikan
biaya konstruksi seperti:kenaikan harga peralatan dan harga material.
d. Ketidaktepatan perkiraan hasil (produksi).

Berdasarkan hal itu, mak dalam proyeksi biaya dan manfaat, serta kelayakan
rencana bisnis sebenarnya mengandung risiko dan ketidakpastian. Oleh karena
itu, perlu dilakukan pengukuran yang menggambarkan sejauhmana perubahan-
perubahan keadaan tersebut memberikan pengaruh terhadap perubahan
tingkat kelayakan bisnis yang direncankan. Pengukuran tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan analisis sensitivitas

2. Tujuan
Analisis sensitivitas merupakan suatu analisis untuk dapat melihat pengaruh-
pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah. Tujuan
analisis sensitivitas adalah:
a. Menilai apa yang akan terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu
kegiatan investasi atau bisnis apabila terjadi perubahan di dalam
perhitungan biaya atau manfaat.
b. Analisis kelayakan suatu usaha ataupun bisnis perhitungan umumnya
didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung ketidakpastian
tentang apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang.

Modul XII. Praktikum Studi Kelayakan XII - 1


c. Analisis pasca kriteria investasi yang digunakan untuk melihat apa yang
akan terjadi dengan kondisi ekonomi dan hasil analisa bisnis jika
terjadi perubahan atau ketidaktepatan dalam penghitungan biaya dan
manfaat.

3. Output
a. Hasil perhitungan kriteria investasi yang baru apabila ada perubahan
(kenaikan biaya) atau kenaikan harga input
b. Hasil perhitungan kriteria investasi yang baru apabila ada penurunan
produksi atau penurunan harga output.

4. Latihan
Beberapa langkah yang dapat digunakan sebagai tahapan dalam melakukan
analisis sensitivitas antara lain:
a. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin berubah, dan perubahannya
diperkirakan dapat mempengaruhi kelayakan usaha secara signifikan.
Contoh penurunan produksi, penurunan harga output, dan kenaikan biaya
atau harga input.
b. Membuat asumsi besaran perubahan untuk faktor-faktor di atas. Contoh
kenaikan biaya produksi 10%, penurunan produksi 10% atau kenaikan biaya
masa konstruksi 15%.
c. Menghitung ulang kebutuhan investasi, arus biaya, arus manfaat dan
kelayakan usaha.
d. Memberikan penilaian kelayakan usaha: kelayakan usaha (NPV, IRR, B/C.
PBP dan BEP) pada kondisi normal dibandingkan dengan kelayakan usaha
ketika terjadi perubahan.

Untuk mempermudah dalam memberikan penilaian, maka sebaiknya dibuat


tabel seperti di bawah ini:

Tabel 1. Contoh Format Hasil Simulasi Perhitungan Sensitivitas Kelayakan


Usaha
Pada Kondisi Perubahan
Kriteria Pada kondisi Biaya
No Biaya operasi Produksi
Investasi normal konstruksi
naik 10% turun 10%
naik 15%
1 NPV
2 IRR
3 Gross B/C
4 Net B/C
5 PBP
6 BEP

Contoh Kasus:
Sebuah rencana bisnis sapi perah skala awal 1.000 ekor yang diimpor dari
Australia, dengan spesifikasi sebagai berikut:
 Breed : Holstein Friesian Commercial Cross
 Age : 16-20 months (first calf heifer)
 Weight : 380 kg/head
 Gestation Period : 3-6 month gestation
 Milk Production : 6,000 – 7,000 liter

Modul XII. Praktikum Studi Kelayakan XII - 2


LEMBIRU PTY LTD sebagai perusahaan importir sapi perah tersebut pada
tanggal February 2013 menawarkan harga untuk sapi perah tersebut sekitar
2,700 AUD$/head.

Berdasarkan perkembangan kondisi internal dan eksternal, diperkirakan


terdapat variabel yang sensitif antara lain adalah harga bibit sapi impor yang
terpengaruh langsung oleh nilai tukar rupiah (exchange rate : USD to IDR),
produktivitas sapi perah dalam menghasilkan susu, dan harga konsentrat.
Khusus untuk harga konsentrat, saat ini harga konsentrat dari KUD berkisar
antara Rp.2.000 sampai Rp. 2.800/kg. namun dalam perhitungan ini nilainya
untuk asumsi awal diperkirakan Rp. 3.000/kg, dengan pertimbangan
pembuatan bahan baku konsentrat sarat dengan muatan bahan baku impor.
Berdasarkan hal itu , maka beberapa harga input dan output produksi sensitif
terhadap perubahan. Untuk bahan simulasi dalam mengukur tingkat
sensitivitas kelayakan usaha dibuat tabel seperti di bawah ini:

Tabel 2. Asumsi-asumsi: Variabel-variabel sensitif terhadap Perubahan Kondisi


Eksternal

No Skenario Normal Pesimis Optimis Kombinasi


1 Prod. susu 17 15 20 20
(liter)
2 Nilai tukar 9.467,92 11.000 9.467,92 11.000
USD to IDR
3 Konsentrat 3.000 3.200 3.000 3.200
(Rp/kg)

Simulasi perhitungan menunjukkan adanya perubahan kelayakan usaha seperti


tercantum ada Tabel 3.

Tabel 3. Sensitivitas Tingkat Kelayakan dan Profil Usaha

SKENARIO ASUMSI
No URAIAN
NORMAL PESIMIS OPTIMIS COMBINATION
1 Kebutuhan 51,517,287,663 55,811,430,000 51,517,287,663 55,811,430,000
Investasi
2 NPV (Rp) 36,253,240,004 13,600,964,396 58,902,058,117 51,348,994,584
3 IRR (%) 35.62 20.40 50.76 44.02
4 B/C ratio 1.33 1.13 1.52 1.43
5 PR 2.36 1.38 3.79 2.91
6 PBP 7.59 9.32 4.09 6.48
7 Cash Flow Positif Ada nilai Positif Positif
negatif
Catatan: Penggunaan skenario asumsi pesimistis masih bisa dilaksanakan
namun membutuhkan tambahan sejumlah investasi pada tahun
pertama dan tahun ke 6

Modul XII. Praktikum Studi Kelayakan XII - 3


MODUL XIII
PENILAIAN ASPEK SOSIAL DAN LINGKUNGAN
Rev 020213

1. Pendahuluan

Setiap kegiatan pembangunan selalu memiliki dua sisi, yaitu sisi positif dan sisi
negatif. Hal ini berlaku pula bagi pembangunan di bidang usaha peternakan.
Usaha peternakan meskipun sebagian besar kegiatannya melibatkan mahluk
hidup dan bahan organik, namun tetap dipandang dapat menimbulkan dampak
lingkungan yang bersifat negatif terutama bila teknologi yang tersedia tidak
mampu mendukung limbah yang dihasilkan. Dampak negatif yang mungkin
timbul dari kegiaatan usaha peternakan umumnya berkaitan dengan komponen
biogeofisik lingkungan seperti udara, air, tanah dan flora fauna, serta
komponen sosial ekonomi khususnya aspek kesehatan dan ketenaga kerjaan.

Landasan Teori
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memberi kesempatan
kepada generasi yang akan datang untuk memanfaatkan sumberdaya yang
tersedia secara memadai. Sehubungan dengan hal tersebut, setiap rencana
kegiatan hendaknya disertai dengan suatu studi kelayakan lingkungan yang
memberikan informasi mengenai kemungkinan timbulnya perubahan pada
beberapa komponen lingkungan dan upaya-upaya yang harus dilakukan baik
untuk meningkatkan perubahan yang bersifat positif maupun negatif. Ada
berbagai cara dan upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan
menanggulangi perubahan lingkungan yang bersifat negatif atau tidak
diharapkan. Melalui upaya-upaya tersebut, fungsi lingkungan dalam
mendukung kelangsungan hidup tetap dipertahankan.

Undang-undang No.23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup


menetapkan bahwa setiap rencana yang diprakirakan mempunyai dampak
penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL). Pelaksanaan Undang-undang tersebut ditetapkan
melalui Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 yang memuat Kriteria
Kegiatan atau Usaha yang diprakirakan menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut, kegiatan-kegiatan
tersebut mencakup:
a. Kegiatan yang menyebabkan perubahan bentuk lahan dan bentang alam.
b. Kegiatan yang mengeksploitasi sumberdaya alam baik yang terbaharui
maupun yang tidak terbaharui.
c. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan
pemborosan, pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, serta
kemerosotan sumberdaya alam dalam pemanfaatannya.
d. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam,
lingkungan buatan, serta lingkungan sosial budaya.
e. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan dapat mempengaruhi pelestarian
kawasan konservasi sumberdaya alam dan/atau perlindungan cagar
budaya.
f. Introduksi jenis tumbuhan, jenis hewan dan jasad renik.
g. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati.
h. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk
memengaruhi lingkungan hidup.
i. Kegiatan yang mempunyai risiko tinggi, dan/atau mempengaruhi
pertahanan negara.

Modul XIII: Praktikum Studi Kelayakan XIII - 1


Berdasarkan kriteria di atas, kegiatan pembangunan usaha di bidang
peternakan termasuk yang dapat menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan hidup. Sehubungan dengan hal itu, kegiatan ini termasuk kegiatan
yang wajib disertai dengan studi lingkungan. Namun demikian, mengingat
dampak negatif yang mungkin timbul dari kegiatan di bidang usaha peternakan
termasuk yang dapat ditangani melalui teknologi yang tersedia, dan merujuk
pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis
Usaha atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi AMDAL, maka kegiatan
pembangunan usaha peternakan cukup dilengkapi dengan studi Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).

Kegiatan-kegiatan pembangunan di bidang peternakan yang diperkirakan dapat


menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan adalah kegiatan-kegiatan
pada tahap konstruksi, dan tahap operasional, diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Pematangan lahan
b. Transportasi bahan bangunan, ternak dan pekerja.
c. Pemeliharaan ternak, khususnya pemberian pakan dan pembuangan
limbah.
d. Rekruitmen pekerja dan lain-lain.

Dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut diantaranya adalah:


a. Perubahan bentang alam.
b. Pencemaran udara dan bising.
c. Pencemaran air.
d. Pencemaran tanah
e. Konflik sosial dan gangguan kesehatan dan lain-lain

2. Tujuan

a. Mengidentifikasi kegiatan suatu rencana usaha yang diprakirakan akan


menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan.
b. Mengidentifikasi komponen lingkungan hidup terutama yang diprakirakan
akan terkena dampak kegiatan, baik pada tahap persiapan, konstruksi,
operasional maupun pasca operasional.
c. Memprakirakan dampak yang mungkin timbul baik positif maupun negatif
dari mulai tahap persiapan sampai tahap pasca operasional.

3. Output

Dihasilkannya data dugaan dampak lingkungan proyek yang akan terjadi sebagai
akibat didirikannya usaha peternakan.

4. Latihan Mengidentifikasi Pendugaan Dampak Lingkungan Proyek

Saudara akan membuat suatu studi kelayakan usaha bidang peternakan. Untuk
melengkapi laporan studi kelayakan tersebut buatlah suatu penilaian aspek
sosial dan lingkungan yang terdiri dari komponen-komponen lingkungan sebagai
berikut:

Modul XIII: Praktikum Studi Kelayakan XIII - 2


Identifikasi Rencana Kegiatan

a. Kegiatan / Jenis Kegiatan


b. Skala Usaha / Jumlah Ternak
c. Produksi / Skala Produksi /Proses Produksi
d. Lokasi Kegiatan
e. Lahan
f. Investasi
g. Rencana Tenaga Kerja
h. Rencana Pemasaran
i. Kebutuhan Sarana Produksi / Pakan / Bahan Baku
j. Obat-obatan
k. Mesin dan Peralatan
l. Bangunan

Identifikasi Komponen Lingkungan

a. Sosial, ekonomi dan budaya


b. Persepsi masyarakat terhadap rencana pembangunan
- Eksternalitas positif
- Eksternalitas negatif

Pendugaan Dampak Lingkungan


Kegiatan yang Komponen
Tahap berpotensi lingkungan yang Tolok ukur
No. Jenis dampak
Kegiatan menimbulkan terkena dampak
dampak dampak
I. Pra Konstruksi 1. Pembebasan a. …………………. a. ………………. a. …………….
lahan b. ……………….. b. ……………….. b. ……………..
c. ………………….. c. ……………….. c. ……………..

2. …………………… a. …………………. a. …………………. a. …………….


b. …………………. b. …………………. b. …………….
c.……………………. c. …………………. c. …………….

3.………………………. a. ………………….. a. ………………….. a. ……………..


b. …………………… b. …………………… b. ………………
II Konstruksi 1. Land clearing a. Tanah usaha a. Erosi a. ………………
b.……………………. b. …………………… b. ………………

2. ……………………. a. …………………. a. …………………… a. ………………


b. …………………… b. …………………… b. ……………..

3. ……………………. a. ………………….. a. ………………….. a. ………………


b. …………………… b. ………………….. b. ………………

III Pasca 1. Pembersihan a. Air sungai a. Penurunan a. ………………


Konstruksi kandang b. …………………. kualitas air

2. …………………….. a. …………………… a. ………………… a. ………………

3. ……………………. a. …………………… a. ………………… a. ………………

Modul XIII: Praktikum Studi Kelayakan XIII - 3


5. Sumber Pustaka

- SK Menteri Pertanian No. 752/Kpts/OT.210/10/94. Tanggal 21 Oktober


1994. Tentang Pedoman Teknis Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Rencana Usaha atau Kegiatan Lingkup
Peternakan.

Modul XIII: Praktikum Studi Kelayakan XIII - 4

Anda mungkin juga menyukai