Rencana Induk Pelabuhan PDF
Rencana Induk Pelabuhan PDF
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Pentingnya peran pelabuhan dalam suatu system transportasi mengharuskan
setiap pelabuhan memiliki suatu kerangka dasar rencana pengembangan dan
pembangunan pelabuhan. Kerangka dasar tersebut tertuang dalam suatu rencana
pengembangan keruangan yang kemudian dijabarkan dalam suatu tahapan
pelaksanaan pembangunan jangka pendek, jangka menengah dan jangka penjang. Hal
ini diperlukan untuk menjamin kepastian usaha dan pelaksanaan pembangunan jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang dan untuk menjamin kepastian usaha
dan pelaksanaan pembangunan pelabuhan yang terencana, terpadu, efisien dan
berkesinambungan. Kerangka dasar rencana pengembangan dan pembangunan suatu
pelabuhan tersebut diwujudkan dalam suatu rencana induk pelabuhan yang menjadi
bagian dari tata ruang wilayah dimana pelabuhan tersebut berada, untuk menjamin
sinkronisasi antara rencana pengembangan pelabuhan dengan rencana pengembangan
wilayah.
Agar sebuah Rencana Induk Pelabuhan dapat digunakan dan diterapkan, perlu
ditetapkan sebuah standar perencanaan pembangunan dan pengembangan pelabuhan.
2. TUJUAN
1. Menetapkan rencana penetapan fungsi kegiatan pokok dan penunjang
pelabuhan jangka pendek, jangka menengah dan jangka penjang.
2. Menyusun rencana pembangunan dan pengembangan fasilitas dan utilitas
pelabuhan pada lokasi yang dinilai memenuhi syarat.
3. Menyusun rencana pengelolaan lingkungan dan arahan jenis-jenis
penanganan lingkungan.
4. Menyusun rencana pelaksanaan tahapan pembangunan dan pengembangan
jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang
5. Menyusun rencana kebutuhan dan pemanfaatan baik ruang daratan (land use)
dan perairan (water use).
GAMBARAN UMUM
I. PENDAHULUAN
Wilayah Kabupaten Lombok Timur terletak antara 116° - 117° Bujur Timur,
dan 8° - 9° Lintang Selatan.
Penggunaan lahan daratan seluas 160.555 hektar tahun 2007 terdiri atas lahan sawah
seluas 45.482 hektar atau sekitar 28,27 persen dan lahan kering seluas 115.173 hektar
atau sekitar 71,73%.
1). Geografis
2). Orbitasi
3). Topografi
5). Kllimatologi
6). Hidrilogi
b. Kependudukan
Jumlah dan kepadatan penduduk di wilayah perkotaan selong pada tahun
2007 dapat dilihat pada table berikut :
Tabel II.1
Jumlah
No Desa/Keluarah Luas (Km2 Penduduk (jiwa) Kepadatan
(jiwa/Km2)
1 Selong 2,98 10.943 3.672
2 Pancor 5,01 12.953 2.585
3 Rakam 2,09 4.520 2.163
4 Majidi 2,56 5.705 2.229
5 Sekarteja 1,97 5.803 2.946
6 Kembangsari 2,58 4.390 1.702
7 Kelayu Utara 3 4.607 1.536
8 Kelayu Selatan 1,01 4.868 4.820
9 Kelayu Jorong 3,3 4.274 1.295
10 Sandubaya 1,94 4.543 2.342
11 Tanjung 1,34 4.316 3.221
12 Teros 2,95 8.170 2.769
13 Dasan Lekong 4,81 9.436 1.962
JUMLAH 35,54 84.528 2.378
Jumlah penduduk di perkotaan pada tahun 2007 sebesar 84.528 jiwa dengan
kepadatan rata 2.378 jiwa/Km2, Dari 13 keluaran yang ada keluaran Pancor
merupakan penduduk terpadat sedang yang kecil adalah kelurahan Tanjung.
Mata pencarian penduduk wilyah perkotaan Selong terdiri buruh tani 30,72
%, petani 22,08 %, buruh swasta 14,15 %, pedagang 7,33 % dan nelayan
0,01 %.
Tabel II.2
Tabel II.3
Menurut Kabupaten/Kota
(Juta Rupiah)
Tabel II.4
(Juta Rupiah)
(Juta Rupiah)
Dilihat dari tabel diatas lapangan usaha pertanian sangat dominan dalam
menyumbang pembentukan PDRB Kabupaten Lombok Timur, sedangkan
sumbangan terkecil adalah lapangan usaha listrik, gas dan air bersih.
Tujuan penatan struktur tata ruang propins NTB tidak terlepas dari aspek
pertumbuhan, pemerataan dan keseimbangan atau stabilitas. Tujuan tersebut
antara lain :
a). Menyeimbangkan pertumbuhan antar dan intra wilayah melalui pemerataan
pembangunan dan peningkatan perdagangan antar daerah serta
kemungkinan investasi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka konsep struktur tata ruang yang
dikembangkan di NTB adalah dengan menciptakan keseimbangan antar pusat-
pusat pertumbuhan dalam kerangka hubungan fungsional yang jelas. Konsep
tersebut diterjemahkan ke dalam strategi pengembangan struktur tata ruang
sebagai berikut :
a). Kota Mataram merupakan system kota orde I, yaitu kota yang merupakan
pusat orientasi uatama dalam pertumbuhan system kota-kota di propinsi
NTB
b). Kota Sumbawa Besar dan Kota Bima merupakan kota orde II yang menjadi
pusat orientasi kedua sesudah kota Mataram
c). Kota-kota yang termasuk kota orde II adalah kota Praya, Selong, Alas,
Empang, Dompu dan Bima
a. Skenario I (Optimis)
Pada skenario ini, pengembangan wilayah dipacu secara optimal dengan
terobosan-terobosan baru dengan tetap memperhatikan lingkungan.
Pengembangan wilayah Kabupaten Lombok Timur dititikberatkan pada sektor-
sektor potensial yang strategis, beserta arahan penetapan fungsi kawasan yang
ditunjang dengan infrastruktur yang memadai. Pengembangan sector potensial
ini berbasis pada sector perkebunan, perikanan dan industri rumah tangga serta
pariwisata.
b. Skenario II (Moderat)
Pada skenario ini, pengembangan wilayah dilakukan berdasarkan standar
kebutuhan pengembangan dan tidak nampak adanya terobosan-terobosan baru
untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Skenario pengembangan wilayah Kabupaten Lombok Timur dapat dilihat pada table
II.6 berikut :
BAB III
Peruntukan tata guna lahan di Pelabuhan yang telah ada sekarang digambarkan
dalam foto-foto sebagai berikut :
Dermaga Pelra II
Kolam Pelabuhan
Break Water Sisi Selatan
Total PDRB tersebut diatas bersumber dari sembilan sector ekonomi yang ada
dengan jumlah kontribusinya menurut sector berbeda-beda. Peranan sector-sektor ini
menjadi indicator sumbangan sector terhadap perekonomian daerah. Sebagai indicator
esensi per kecamatan justru terletak pada tingkat kemapuan sector terhadap
pembentukan PDRB. Sejauh mana tingkatan konstribusi/Share sector tersebut untuk
masa-masa mendatang melekat dalam perencanaan pembangunan ekonomi sektoral.
Dengan demikian telaahan mendalam tentang konstribusi sector sangat penting
dilakukan.
Daya saing bahan mentah produk pertanian cenderung akan semakin melemah
karena pengaruh impor dengan harga yang rendah. Oleh karena itu peningkatan
nilai tambah produk pertanian tersebut perlu diupayakan melalui pengembangan
sector industri. Lebih dibutuhkan pabrik Tepung beras, tapioca, industri, makanan
ternak, usaha-usaha industri kecil dan kerajinan makanan jadi, industri pengolahan
sederhana berbahan mentah produk perikanan dari pada pabrik semen, pabrik kain
atau industri modal lainya. Selanjutnya pangsa pasar produksi menjadi permsalahan
tersendiri. Dapat dikembangkan melalui eksploitasi sumber daya atau obyek-obyek
wisata yang padat pengunjung selaku consumer potensial. Dengan demikian sector
inti untuk pengembangan ekonomi daerah tampaknya ada pada sector pertanian,
industri dan Pariwisata. Jika hal ini dapat diwujudkan, dipercaya struktur
perekonomian akan menjadi harmonis/ seimbang pada saatnya.
Pertumbuhan ekonomi Lombok Timur menurut besaran angka yang sesuai pula
dengan kondisi yang dihadapi sejak tahun 2000 berciri dua fase yaitu recovery
periode 2000-2002 dengan laju pertumbuhan 2 s/d 2,5 %, Kemudian “Growth”
atau tumbuh lebih segnifikan terjadi selama 2003-2006 dengan laju pertumbuhan
berkisar 4 s/d 4,5 Sebagai satu kesatuan dalam system perekonomian
ketergantungan antar sektor pada dasarnya sangat nyata .Oleh karena itu oricntasi
pencapaian laju pertumbuhan riil sektoral bukan semata-mata ditunjukkan untuk
mencapai angka-angka optimal yang parsial-parsial,akan tetapi optimal dan
terintegrasi saling mendukung untuk pencapaian pemanenan yang dinamasi
.Acapkali suatu sektor mengalami pertumbuhan yang tinggi namun bersifat insidentil
jangka pendek .Hal-hal seperti ini tidak begitu bermakna pada pengembangan
perekonomian secara keseluruhan .
Tabel III.1
Tabel III.2
(Juta Rupiah)
(Juta Rupiah)
/DLKp
Diukur
2. Kondisi Lingkungan
a. Air Tanah
b. Air Laut
Berdasarkan sample air yang diambil dilokasi dermaga kondisi air di Labuhan
Haji adalah sebagai berikut :
c. Air Permukaan
d. Organisasi Pelabuhan
Untuk melaksanapakan operasional pelabuhan Labuhan Haji di
Kabupaten Lombok Timur di bentuk Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) yang
dibentuk di Surat Keputusan Bupati Lombok Timur dengan susunan organisasi
sebagaman dalam gambar III.1 berikut :
Gambar III.1
KEPALA UNIT
PENYELENGGARA
PELABUHAN
I. PRINSIP DASAR
Bab ini menggambarkan hasil peramalan arus kargo, jumlah penumpang dan
antrian kapal. Hasil peramalan dapat dilihat pada gambar IV.1 Pada gambar IV.1 adalah
gambar flowchat untuk setiap peramalan untuk arus kargo dan jumlah penumpang di
dalam target ini.
Gambar IV.1
Grafik Peramalan
ANALISA DATA
DETERMINASI HINTERLAND
DARI OBTEK PELABUHAN
INDIKATOR SOSIAL-EKONOMI
PDRB DAN UJMLAH
PENDUDUK
FAKTOR-FAKTOR KHUSUS
UNTUK SETIAP PERMINTAAN
PERAMALAN
ARUS KARGO
PERAMALAN
F PENUMPANG
a
k
JUMLAH ANTRIAN KAPALl t
o
F
Beberapa Kemungkinan r
a
-
Hasil Peramalan k
F
t
a
o
k
Peramalan Masa Datang Kargo r
t
-
o
F
r
a
k
K
t
h
o
u
r
II. HINTERLAND PELABUHAN
1. Areal Pelabuhan Darat :
Areal pelabuhan darat meliputi Lahan reklamasi 9 Ha (300 x 300 M), bangunan
kantor pelabuhan, terminal penumpang, Lahan Parkir Jalan Lingkungan Pelabuhan
dan Pintu Garbang
1. Masih lestarinya sifat gotong royong dan kekeluargaan dalam berbagai kehidupan
masyarakat.
2. Setiap ada pembangunan atau pengembangan kegiatan baru, factor sosial budaya
masyarakatnya memegang peranan penting dalam setiap pengambilan keputusan,
misalnya dalam penentuan lokasi pembangunan.
3. Jenis kegiatan yang dilakukan tidak bersifat pamrih.
4. Hubungan kekerabatan tinggi, hal ini ditandai dengan saling kenalnya satu sama lain
meskipun luar desa.
5. Hubungan kekerabatan dikarenakan adanya persamaan senasib dan adanya
hubungan ketetanggaan.
6. Jenis kegiatan sosial yang biasanya dilaksanakan bersama misalnya : kerja bakti,
pembangunan rumah, pembangunan masjid, tahlilan, pembangunan fasilitas umum,
arisan, hajatan, pengajian da peringatan hari besar.
7. Sedangkan tokoh masyarakat yang berpengaruh antara lain : Tuan Guru/Guru
Agama, ustadz, kepala pemerintahan setempat/pejabat dan para ulama dan lainnya.
1. Pertumbuhan Penduduk
Analisis terhadap jumlah dan pertumbuhan penduduk yaitu dengan
meproyeksikan dalam jangka waktu tertentu. Skenario yang digunakan adalah Trend
Model dan Pertumbuhan rata-rata. Hasil Proyeksi pertumbuhan penduduk di Kabupaten
Lombok Timur adalah sebagai berikut:
Tabel IV.1
2. Pertumbuhan Ekonomi
Indikator sosial ekonomi digunakan untuk peramalan PDRB dan Populasi
Hinterland. Peramalan PDRB menggunakan dua scenario yaitu : Menggunakan Trend
Model dan Menggunakan Pertumbuhan rata-rata. Hasil Proyeksi PDRB Propinsi NTB
dan PDRB Kabupaten Lombok Timur adalah sebagai berikut :
Tabel IV.2
Selengkapnya hasil proyeksi nilai PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat dan
Kabupaten Lombok Timur dapat dilihat di lampiran
Secara umum arus barang angkutan laut dalam negeri di Provinsi Nusa
Tenggara Barat (NTB) diwakili oleh pelabuhan Lembar , Bima, dan Pelabuhan Badas.
Analisis proyeksi arus barang angkutan laut dalam negeri dilakukan dengan
menggunakan Trend Model dan Menggunakan Pertumbuhan rata-rata. Hasil Proyek
Arus barang dalam negeri di NTB adalah sebagai berikut :
Tabel IV.3
Berdarkan pada Tabel IV.3 di atas diperkirakan bongkar muat angkutan dalam
negeri pada tahun 2010 mencapai 1.194.309 ton dan pada tahun 2015 sbesar
1.529.3951 ton, tahun 2020 sebesar 1.994.462 ton dan pada tahun 2025 diperkirakan
sebesar 2.434.600 ton.
Sedangkan prediksi arus barang angkutan laut dalam negeri di Kabupaten Lombok
Timur diperoleh dari nilai share (%) PDRB Lombok Timur terhadap PDRB Nusa Tengara
Barat (NTB) dikalikan dengan angkutan laut dalam negeri Provinsi Nusa Tenggara
Barat. Lebih jelasnya dapat dilihat pada persamaan di bawah ini.
PDRB NTB
Dimana :
Berdasarkan pada persamaan diatas arus barang angkutan laut dalam negeri di
Kabupaten Lombok Timur jika rencana pengoperasian pelabuhan haji dilaksanakan
pada tahun 2010 dapat dilihat pada table berikut :
TABEL IV.4
2. Arus Kapal
Dilihat dari komuditas di Kabupaten LombokTimur dapat diketahui bahwa sebagian
kapal yang berkunjung ke Propinsi NTB dan Kabupaten Lombok Timur adalah kapal
General Cargo. Arus kapal dalam negeri di Propinsi NTB yang diwakili oleh
pelabuhan Lembar, Badas dan Bima
Proyek Kunjungan kapal dalam negeri di Nusa Tenggara Barat dan Labuhan Haji
adalah sebagai berikut :
TABEL IV.4
Kunjungan Kapal Di
TAHUN Kunjungan Kapal Di NTB
Labuhan Haji
Dari data yang ada sebagian besar kapasitas kapal dari dan ke propinsi NTB berada
pada range 200-500 DWT yaitu sebesar 55 %, selanjutnya 15 % pada range 500-
1000 DWT dan kapasitas kapal 2000-3000 DWT sebesar 13 %. Sedangkan proporsi
paling kecil adalah kapasitas 3000-4000 DWT dan > 4000 DWT.
Diperkirakan pada tahun-tahun ke depan proporsi kapal yang berkunjung ke Propinsi
NTB akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut disebabkan karena factor usia
kapal dan peningkatan arus barang angkutan laut. Kapal dengan ukuran < 200 DWT
dan Ukuran 200-500 DWT cenderung mengalami penurunan, sedangkan kapal
berukuran >500 DWT akan mengalami peningkatan. Prediksi proporsi jumlah kapal
yang berkunjung ke Propinsi NTB berdasarkan pada range DWTnya dapat dilihat
pada table berikut :
Tabel IV.5
Tabel IV.6
2010 39 245 89 33 77 33 31
2015 42 264 96 35 83 35 33
Tabel IV.13
PENUMPANG BARANG
CALL
TAHUN NAIK TURUN JUMLAH NAIK TURUN JUMLAH
KAPAL
(Orang) (Orang) (Orang) (ton) (ton) (ton)
Berdasarkan pada table diatas prediksi kenaikan jumlah kapal (call) per
tahun adalah 1,28 %, kenaikan jumlah penumpang sebesar 1,14 %, kenaiakan
jumlah B/M barang sebesar 4,8 %, Kenaikan jumlah kendaraan R2 sebesar 3 %
dan kenaikan jumlah kendaraan R4 lebih sebesar 4 %. Sedangkan Proyeksi
Angkutan Penyeberangan Kayangan – Poto Tano adalah sebagai berikut :
Tabel IV.13
PENUMPANG BARANG
CALL
TAHUN NAIK TURUN JUMLAH NAIK TURUN JUMLAH
KAPAL
(Orang) (Orang) (Orang) (ton) (ton) (ton)
PENUMPANG BARANG
CALL
TAHUN NAIK TURUN JUMLAH NAIK TURUN JUMLAH
KAPAL
(Orang) (Orang) (Orang) (ton) (ton) (ton)
Tabel IV.13
PENUMPANG BARANG
CALL
TAHUN NAIK TURUN JUMLAH NAIK TURUN JUMLAH
KAPAL
(Orang) (Orang) (Orang) (ton) (ton) (ton)
2020
107.229 249.255 356.484 121.128 167.379 288.506
Sebagai hinterland pelabuhan laut kawasan pelabuhan Labuan Haji di Selong Lombok
Timur yakni kabupaten Lombok Timur dan kabupaten Lombok Tengah. Sedangkan
sebagai kawasan tujuan pengapalan adalah Jawa, NTT, Kalimantan serta Sulawesi.
Selain itu laabuhan haji juga dapat berfungsi sebagai pelabuhan penyebrangan yang
menghubungkan antara lombok dan sumbawa.
Selain itu pelayanan informasi perlu dibentuk yang akan mencatat permintaan
angkutan, sehingga memungkinkan truk memperoleh angkutan balik pada perjalanan
pulang, selain itu perlu pula diperhatikan antrian masuk ke pelabuhan selanjutnya ke
dermaga sehingga dapat dihindari terjadinya kemacetan di dalam pelabuhan.
Jalur transportasi darat kawasn labuan haji sudah terintegrasi dengan baik dengan
kawasaan lainnya, yakni dengan jalan trans lombok lewat masbagik-lembar da selong-
labuan kayangannya dengan kondisi jalan yang beraspal lebar rata-rata 6-8
meter.transportasi darat ke masbagik dapat ditempuh sekitar 30 ment atau berjarak
sekitar 15 km dari labuan haji. Hal ini yang menjadikan lokasi labuan haji lebih strategis
dibandingkan dengan labuan lombok, karena jarak tempuh dari masbagik ke labuan
lombok sekitar 40 km.
b. Fasilitas Darat
Kondisi saat ini di pelabuhan Labuhan Haji Lombok Timur, tidak ada
dermaga, sehingga dibutuhkan dermaga baru yang dapat dengan bebas
digunakan untuk setiap kapal sandar.
Untuk masa mendatang agar dilakukan pemisahan antara kapal niaga, kapal
rakyat, kapal tanker, kapal curah, dan kapal penyebrangan. Adanya proses
bongkar/muat yang secara kontinyu membutuhkan truk (truck lossing), perlu
diantisipasi dengan pengaturan lahan dan penyediaan fasilitas yang
memadai.
Sedang produktivitas per ton per gang per jam akan disusun berdasar 3
kemungkinan yakni sebesar 14 ton/gang/jam untuk jangka pendek lima tahun
pertama, 16 ton/gang/jam untuk jangka menengah dan 18 ton/gang/jam
untuk jangka panjang. Hal ini sebanding dengan produktivitas yang dilakukan
oleh pelabuhan kawasan yang ada di sekitar wilayah Propinsi Nusa
Tenggara Barat.
Jumlah gang yang dikerjakan rata-rata 1 gang per kapal dan jumlah jam kerja
per hari mencapai 16 jam atau 2 shift, serta 320 hari kerja per tahun. Bongkar
muat diasumsikan dilakukan oleh kran kapal, dengan pertimbangan kondisi
fisik lingkungan, kondisi SDM dan ketersediaan prasarana yang ada.
Kebutuhan hari tambat kapal untuk melakukan bongkar/muat sesuai proyeksi
volume barang adalah sbb:
Lebar apron perlu didesain cukup lebar untuk memudahkan manuver truk
yang bongkar-muat. Khususnya dengan banyaknya truck lossing maka
kegiatan ini perlu mendapat prioritas dan kelancaran operasi. Agar kondisi
cukup leluasa, lebar apron yang diperlukan adalah 40 m. pada system
konstruksi kade atau quaywall lebar ini tidak akan menjadi masalah atau
kesulitan.
F1*f28Tts*tav
Qts = Mts*h*p*363
Keterangan :
Tabel V.5
c. Peralatan Pelabuhan
a). Peralatan Peraiaran
Saraa Bantu navigasi berupa rambu laut seperti pelampung suar dan
menara suar. Sarana Bantu navigasi merupakan fasilitas laut dan
wewenang pengelolaannya dibawah distrik kenavigasian dari administrasi
pelabuhan.
Sesuai dengan aturan baru dari IMO, bahwa selain adanya rambu juga
diperlukan sarana komunikasi (marine communication system) dan
sarana identifikasi kapal (automatic identification system).
Jaringan Utilitas
Utilitas yang sangat dibutuhkan oleh sebuah pelabuhan adalah listrik, air
bersih dan Bahan Bakar Minyak. Listrik yang ada di wilayah kecematan
Selong dan Lomok Timur umumnya bertenaga diesel yang
keberadaannya sekarang ini sering mengalami gangguan selain
kapasitasnya sangat tebatas. Demikian juga dengan BBM, yang masih
sangat tergantung pasokan BBM dari Mataram.
Peralatan Bongkar/Muat
Secara garis besar pelaksanaan bongkar muat dapat dibagi dua, yaitu:
2. Pelabuhan Penyeberangan
Untuk meningkatan kelancaran distribusi barang dan manusia, maka pelabuhan
Labuhan Haji selain dilengkapi fasilitas untuk pelabuhan laut juga diperlukan fasilitas
pelabuhan penyeberangan yang menghubungkan pulau Sumbawa dan Lombok.
Untuk itu, pelabuhan Labuhan Haji juga perludilengkapi dengan sarana pelabuhan
penyeberangan yang berupa satu dermaga samdar serta terminal penumpang dan
lahan parkir.
3. Fasilitas Lain
Tergolong dalam fasilitas lain adlan jalan, penampungan limbah dan perumahan
pegawai. Jalan dilingkungan pelabuhan yang dibutuhkan berupa jalan aspal dengan
lebar jalan rata-rata 5 m dilengkapi dengan system drainage yang baik sehingga
tidak akan menimbulkan genangan jika terjadi hujan.
V. LAYOUT PELABUHAN
Dalam perencanaan pelabuhan Labuhan Haji ini dibagi dalam beberapa zona antara lain
sebagai berikut:
b. Zona Perkebalan
Pada zona ini dilkukan kegiatan pelayanan yang berupa pengisian perbekalan
untuk kebutuhan operasional kapal. Fasilitas yang terkait dengan kegiatan
pelayanan ini antara lain adalah :
Areal tambat/istirahat
Bengkel
Gudang peralatan
Galangan
Musholla
Kantin
Balai Kesehatan Pelabuhan
Rencana
Rencana Gudang
Lapngan
penumpukan
LAMPIRAN
TITIK KOORDINAT BM
PENYEBERANGAN
X 453230.9
Y 9038161.9