PENDAHULUAN
1
antara lain hepatitis B dan C, atau konsumsi alkohol dalam jumlah besar. Penyakit
lain yang dapat menyebabkan sirosis adalah tersumbatnya saluran empedu.
Beberapa keadaan lain yang juga dapat menyebabkan varises esofagus yaitu gagal
jantung kongestif yang parah, trombosis, sarkoidosis, dll.
Pemeriksaan endoskopi diperlukan pada kasus perdarahan varises esofagus
untuk menegakkan diagnosis, menilai varises dan merencanakan penatalaksanaan
yang tepat berdasarkan penyakit dasarnya.
Penatalaksanaan perdarahan pada varises esofagus dengan terapi
farmakologi, endoskopi antara lain adalah skleroterapi dan ligasi, tamponade balon,
transjugular intrahepatic portosistemic shunt (TIPS), dan operasi.
Tujuan penulisan referat ini adalah untuk memahami anatomi, patofisiologi,
diagnosis dan penatalaksanaan varises esofagus apabila terjadi perdarahan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
3
Gambar 2.2 Anatomi Sistem Porta
Anastomosis portae-sistemik, yaitu komunikasi antar sistem vena portae dan
sistem vena sistemik. Sistem porta hepatik membawa darah dari organ viscera
abdomen ke hepar. Pada orang normal, 100% aliran darah vena porta dapat
dikembalikan dari vena hepatika, dimana pada pasien dengan peninggian tekanan
vena porta, misalnya karena sirosis, maka hanya ada sedikit darah ke hepar. Sisa
darah yang lain masuk vena kolateral, yang mana berakhir pada sirkulasi sistemik.
Kolateral yang besar muncul pada :
1. Gastrooesophagal junction sekitar gaster dimana vena gastrika sinistra
membentuk anastomosis sistem porta dengan vena azygos
2. Vena rektalis superior beranastomosis dengan vena rektalis media dan
inferior dari sistem vena sistemik
4
3. Dinding abdominal anterior sekitar umbilikus- vena paraumbilikalis
beranastomosis dengan vena dari dinding abdomen anterior
Ketika tekanan vena porta meninggi, pelebaran vena akan terjadi disekitaran
anastomosis sistem porta disebut
1. Hemororid pada anorectal junction
2. Varices esofagus pada gastrooesophagal junction
3. Caput medusae pada umbilicus
2.2 Definisi
Penyakit yang ditandai dengan pembesaran abnormal pembuluh darah vena di
esofagus bagian bawah. Varises esofagus terjadi jika aliran darah menuju hepar
terhalang sehingga mencari jalan lain, yaitu ke pembuluh darah di esofagus,
gaster, atau rektum yang lebih kecil dan lebih mudah pecah. Tidak imbangnya
antara tekanan aliran darah dengan kemampuan pembuluh darah mengakibatkan
pembesaran pembuluh darah (varises).
2.3 Epidemiologi
Penyebab perdarahan SCBA terbanyak karena pecahnya varises
esophagus, dan rata-rata 45-50 % dari seluruh perdarahan SCBA.
Perdarahan varises esophagus (PVO) salah satu komplikasi terbanyak
hipertensi portal akibat sirosis.
PVO penyebab kematian utama pada penderita sirosis dan transplantasi
hepar.
Ancaman perdarahan ulang cukup besar 30-40%.
Pasien yang tetap hidup pasca perdarahan pertama masih beresiko dalam
1-2 tahun ke depan untuk terjadi perdarahan ulang.
Berkembangnya pengobatan dan cara baru ternyata tidak me↓ angka
kejadian PVO pada pasien sirosis, angka insiden berkisar antara 15-35%.
Di negara Barat insidensi perdarahan akut SCBA mencapai 100 per
100.000 penduduk/tahun, laki-laki lebih banyak dari wanita.
2.4 Etiologi
Pengembangan varises gastroesophageal merupakan temuan klinis yang sering
terkait dengan hipertensi portal. Etiologi dari hipertensi portal adalah sebagai
berikut:
1. Presinusoidal
5
a. Sinistral/extrahepatic
Splenic vein thrombosis
Splenomegaly
Splenic arteriovenous fistula
b. Intrahepatic
Schistosomiasis
Congenital hepatic fibrosis
Nodular regenerative hyperplasia
Idiopathic portal fibrosis
Myeloproliferative disorder
Sarcoid
Graft-versus-host disease
2. Sinusoidal
a. Intrahepatic
Cirrhosis
Viral infection
Alcohol abuse
Primary biliary cirrhosis
Autoimmune hepatitis
Primary sclerosing cholangitis
Metabolic abnormality
3. Postsinusoidal
a. Intrahepatic
Vascular occlusive disease
b. Posthepatic
Budd-Chiari syndrome
Congestive heart failure
Inferior vena caval web
Constrictive pericarditis
6
varises besar (> 5 mm) dengan tanda-tanda berwarna merah
Melanjutkan konsumsi alkohol
HVPG tinggi > 16 mmHg
Koagulopati
2.6 Klasifikasi
Grade 1 - Kecil, varises esofagus lurus.
Grade 2 - Pembesaran, varises esofagus berliku-liku menempati kurang dari
sepertiga dari lumen.
Grade 3 - Besar, bergelung, varises esofagus menempati lebih dari sepertiga dari
lumen.
2.7 Patogenesis dan Patofisiologi
Proses ini diawali dengan sel-sel parenkim hepar yang hancur akibat keadaan
hipertensi portal. Sel-sel parenkim yang hancur ini kemudian digantikan oleh
jaringan fibrosa yang akan berkontraksi di sekitar pembuluh darah dan menghambat
darah porta melalui hepar. Proses penyakit ini dikenal sebagai sirosis hepatis.
Vena porta membawa darah menuju hepar dari gaster, usus, lien, pankreas dan
kandung empedu dan vena mesenterika superior dibentuk dari vena-vena yang
berasal dari usus halus, caput pankreas, kolon bagian kiri, rektum dan gaster. Vena
porta tidak mempunyai katup dan membawa sekitar 75% sirkulasi hati dan sisanya
oleh arteri hepatica. Keduanya mempunyai saluran keluar ke vena hepatica yang
selanjutnya ke vena cava inferior.
Sistem porta kadang terhambat oleh gumpalan besar dalam vena porta atau
cabang utamanya disebabkan oleh fibrosis hepar pada penderita sirosis hepatis. Bila
7
sistem porta terhambat, kembalinya darah dari usus dan lien melalui sistem porta
ke sirkulasi sistemik juga akan menjadi terhambat dan menghasilkan hipertensi
porta serta tekanan kapiler dalam dinding usus yang meningkat 15-20 mmHg diatas
normal.
Saluran kolateral penting yang timbul akibat sirosis dan hipertensi portal
terdapat pada esophagus bagian bawah. Saluran pintas kolateral ini terbentuk di
tempat bertemunya sistem porta dan sistemik, oleh karena itu, aliran darah porta
dialihkan melalui vena koroner lambung ke dalam pleksus vena subepitel dan
submukosa esofagus, kemudian kedalam vena azigos dan vena kava superior. Pirau
darah melalui saluran ini ke vena cava menyebabkan dilatasi vena-vena tersebut
(varises esophagus). Apabila varises tersebut pecah manifestasi klinis perdarahan
/ hematemesis dan melena baru dapat terjadi.
Faktor yang memicu ruptur varises masih belum jelas, erosi mukosa di atasnya
yang sudah menipis, meningkatnya tekanan pada vena yang secara progresif
mengalami dilatasi, dan muntah disertai peningkatan tekanan intraabdomen
mungkin berperan. Separuh pasien juga ditemukan mengidap karsinoma hepato
selular, yang mengisyaratkan bahwa penurunan progresif cadangan fungsional hati
akibat pertumbuhan tumor meningkatkan kemungkinan ruptur varises. Setelah
terjadi, perdarahan varises mereda secara spontan hanya pada 50% kasus
8
varises, dilatasi progresif dari varises, dan berakhir dengan ruptur dan pendarahan.
Pembentukan varises memerlukan waktu yang lama, dengan insiden varises baru
per tahun sebesar 5%.
Perdarahan dari varises biasanya akan bertambah berat dan bila tanpa
perawatan segera dapat menjadi fatal. Gejala-gejala dari perdarahan varices
termasuk hematemesis (muntahan dapat berupa darah merah bercampur dengan
gumpalan-gumpalan atau "coffee grounds" dalam penampilannya, yang disebabkan
oleh efek dari asam pada darah), mengeluarkan tinja/feces yang hitam seperti ter
disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam darah ketika melewati usus (melena),
dan rasa pening yang disebabkan oleh keadaan hipotensi ortostatik (suatu
penurunan tekanan darah terutama ketika berdiri dari suatu posisi berbaring). Gejala
lain yang termasuk adalah gejala penyakit hati kronis, yaitu :
a. Keluhan sekarang :
Kelemahan, kelelahan, dan malaise
Anoreksia
Mual dan muntah
Penurunan berat badan, biasa terjadi pada penyakit hati akut dan
kronis, terutama karena anoreksia dan berkurangnya asupan
makanan, dan juga hilangnya massa otot dan jaringan adiposa
merupakan fitur mencolok pada stadium akhir penyakit hati.
Rasa tidak nyaman dan nyeri pada abdomen - Biasanya
dirasakan di hipokondrium kanan atau di bawah tulang rusuk
kanan bawah (depan, samping, atau belakang) dan di
epigastrium atau hipokondrium kiri
Ikterus atau urin berwarna gelap
Edema dan pembengkakan perut
9
Pruritus, biasanya terkait dengan kondisi kolestatik, seperti
obstruksi bilier ekstrahepatik, sirosis bilier primer, sclerosing
cholangitis, kolestasis kehamilan, dan cholestasis berulang jinak
Perdarahan spontan dan mudah memar
Gejala Encephalopathic, yaitu gangguan siklus tidur-bangun,
penurunan fungsi intelektual, kehilangan memori dan, akhirnya,
ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara efektif di tingkat
manapun, perubahan kepribadian, dan, mungkin, menampilkan
perilaku yang tidak pantas atau aneh.
Impotensi dan disfungsi seksual
Kram otot - umumnya pada pasien dengan sirosis
b. Riwayat medis masa lalu :
Riwayat ikterus menunjukkan kemungkinan hepatitis akut,
gangguan hepatobiliary, atau penyakit hati yang diinduksi obat
Kekambuhan ikterus menunjukkan kemungkinan reaktivasi,
infeksi dengan virus lain, atau timbulnya dekompensasi hati.
Pasien mungkin memiliki riwayat transfusi darah atau
administrasi berbagai produk darah
Sejarah schistosomiasis di masa kanak-kanak dapat diperoleh
dari pasien yang mengalami infeksi endemik.
Penyalahgunaan obat intravena
Riwayat keluarga yang menderita penyakit hati turun-temurun
seperti penyakit Wilson
Gaya hidup dan riwayat penyakit, seperti steatohepatitis alcohol
(NASH), diabetes mellitus, dan hyperlipidemia
2.8 Prognosis
Kematian ini berhubungan erat dengan beratnya penyakit hati.
10
Dalam satu tahun angka kematian rata-rata akibat perdarahan varises
adalah 5 % pada pasien dengan criteria Child kelas A, 25% kelas B, 50%
kelas C.
Indeks hati juga dapat dipakai sebagai petunjuk untuk menilai prognosis
pasien hematemesis melena yang mendapat pengobatan secara medik.
Pasien yang mengalami kegagalan hepar ringan (indeks 0-2) angka
kematian 0-16 %, kegagalan hepar sedang sampai berat (indeks 3-8) angka
kematian 18-40 %.
2.9 Komplikasi
Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas (SCBA)
Esophageal striktur : komplikasi pembedahan atau endoskopi
Syok hipovolemik
Ensefalopati : akibat tingginya kadar ammonia dalam darah yang tidak
dapat dinetralisir di hepar yang telah mengalami kerusakan. Ammonia
dapat memasuki blood brain barrier dan menyebabkan ensefalopati,
Infeksi (aspirasi Pneumonia, peritonitis, sepsis)
2.10 Penatalaksanaan
Panduan tatalaksana pasien dengan varises gastroesofageal meliputi:
pencegahan episode perdarahan awal (profilaksis primer),
pengendalian perdarahan aktif, dan
pencegahan ulang setelah perdarahan awal (profilaksis sekunder)
Profilaksis Primer
Panduan utama penggunaan obat farmakologi sebagai profilaksis primer
perdarahan varises masih tetap propanol menurunkan gradient tekanan portal,
menurunkan aliran darah vena azigos dan juga tekanan varises vasokontriksi
splanknik dan penurunan volume semenit.
Penggunaan vasodilator Isosorbid mononitrat dapat menekan tekanan portal sama
efektifnya dengan propranolol.
Terapi kombinasi nadolol dan isosorbid mononitrat dapat menekan frekuensi
perdarahan secara bermakna.
Endoskopi salah satu teknik mencegah perdarahan varises.
Ligasi Varises Endoskopi (LVE) bermanfaat untuk perdarahan varises akut.
11
Transfusi PRC secara tepat dan lebih konservatif untuk mempertahankan Ht
antara 25-30% dan pemberian cairan pengganti plasma untuk mempertahankan
hemodinamik yang stabil.
Pengobatan definitif
Pipa Sengstaken-Blakemore (SB tube) dengan modifikasi Minnesota (dengan
penambahan lubang aspirator diatas balon esophagus) dapat dipakai untuk
mengatasi perdarahan varises esophagus atau varises lambung didaerah proksimal.
Pada umumnya dianjurkan untuk melakukan inflasi balon esophagus maupun
lambung pada awalnya, dan segera dilakukan deflasi dalam waktu 12-24 jam,
untuk menghindari kerusakan mukosa.
Sekali balon dikempeskan, dianjurkan untuk segera dilakukan pengobatan
lanjutan untuk mencegah perdarahan ulang, karena perdarahan ulang setelah
pengempesan SB tube terjadi sekitar 80% atau lebih.
12
Gambar 2.2 Inflasi Balon Esofagus
Terapi definitif awal : Sklero Terapi Endoskopi (STE) atau Ligasi Varises
Esofagus (LVE).
Baik penyuntikan skleroran (1.5% sodium tetradecylsulfate atau 5%
ethanolamine oleate) dan pemasangan ligator pada varisesesophagus mencegah
perdarahan ulang varises dan memperpanjang ketahanan hidup pasien.
13
Ligasi Varises
14
TIPSS (Transjugular Intrahepatic Portosystemic Stent Shunt)
15
THE TRANSJUGULAR INTRAHEPATIC PORTOSYSTEMIC SHUNT
TRANSJUGULAR INTRAHEPATIC PORTOSYSTEMIC SHUNT (TIPS)
16
BAB III
KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
18