DISUSUN OLEH:
Andri Ananto
NIP. 198911012019021003
Menyetujui,
Coach, Mentor,
i
HALAMAN PENGESAHAN
Andri Ananto
NIP. 198911012019021003
Mengesahkan,
Coach, Mentor,
Narasumber,
ii
PRAKATA
iii
5. Seluruh Widyaiswara, dan Panitia yang telah memberikan ilmu,
bimbingannya, dukungan dan fasilitas selama kegiatan Pelatihan Dasar
CPNS Golongan II Angkatan LXXIII
Penulis
Andri Ananto
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................... ii
PRAKATA.............................................................................................. iii
DAFTAR ISI........................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan .......................................................................................... 8
D. Manfaat ........................................................................................ 8
1. Akuntabilitas ......................................................................... 16
2. Nasionalisme ....................................................................... 18
3. Etika Publik........................................................................... 22
5. Anti Korupsi........................................................................... 25
v
1. Manajemen ASN .................................................................. 30
C Tugas Pokok................................................................................. 42
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
mengusai tugasnya sehingga mampu melaksanakan tugas dan
perannya secara profesional sebagai pelayan publik.
2
Menurut data perhitungan tahun 2018 Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama UPTD Puskesmas Randublatung menerima
kunjungan pasien dengan hipertensi sebanyak 507 kunjungan.
Sedangkan sejak dengan rincian pasien yang aktif , sedangkan
yang tidak aktif sebanyak 28 ,sehingga presentase yang diperoleh
data pasien berkunjung sebesar 64% ,jadi untuk mencapai
pelayanan yang optimal.
(Fatimah, 2015) menyebutkan bahwa berdasarkan data
international Diabetes Federation menyebutkan kematian urutan
keyujuhdunia dengan prevalensi sebesar 1,9%. Tercatat penderita
diabetes di dunia pada tahun 2012 sebanyak 371 juta dengan
proporsi DM tipe 2 sebanyak 95%. Kemudian berdasarkan data
Depkes RI Tahun 2008 menunjukkan Prevalensi dan angka
penderita DM tipe 2 di dunia mengalami peningkatan,baik di negara
maju maupun di negara berkembang sebagai dampak
perkembangan ekonomi yang semakin pesat (Ardian,2013)
3
Tabel 1.1 Hasil isu yang teridentifikasi
Kondisi Yang
No Identifikasi Isu Sumber isu Keadaan Saat Ini
Diharapkan
Kesadaran setiap
Kurangnya Pasien hipertensi pasien pasien akan
kesadaran hanya periksa jika pentingnya
Pelayanan
1. pasien ada keluhan dan pengelolaan
publik
hipertensi untuk gejalanya sudah penyakitnya agar
kontrol rutin parah tetap sehat.
Kurangnya Belum
penerapan diterapkannya
Penerapan proses
proses triase triase (pemilihan
Manajemen triase dalam
2. dalam prioritas pasien
ASN penanganan pasien di
penanganan berdasarkan
UGD
pasien di UGD tingkat kegawatan)
di UGD
Kurangnya Adanya kesadaran
kesadaran Pengunjung masih pengunjung untuk
pengunjung merokok di area tidak merokok di area
Pelayanan
3. untuk tidak puskesmas puskesmas demi
publik
merokok di area walaupun sudah menunjang kesehatan
puskesmas ada larangan pengunjung itu sendiri
ataupun sekeliling
Kamar mandi
umum
kebersihannya
Kurang Kebersihan kamar
kurang terjaga
optimalnya mandi terjaga dan ini
karena digunakan
kebersihan Pelayanan merupakan kerjasama
4. oleh lapisan
kamar mandi publik antara petugas dan
masyarakat,banyak
umum pengunjung pengguna
kotoran dari luar
kamar mandi
yang ikut masuk di
kamar mandi,dan
juga bau.
Sebagian petugas
Semua pemberi
telah melakukan
pelayanan tanpa
Kurangnya senyum salam
kecuali menerapkan
penerapan sapa dalam
Pelayanan seyum, salam, sapa
5. senyum, salam, melayani namun
publik dalam melayani
sapa dalam masih ada pula
pasien agar
pelayanan beberapa yang
komunikasi berjalan
belum
efektif
menerapkanya
2. Penetapan Isu
4
a) Penetapan Kualitas Isu Menggunakan Metode APKL
A P K L
1 Kurangnya kesadaran + + + + Memenuhi (M)
pasien hipertensi untuk
kontrol di puskesmas
2 Kurangnya penerapan + + + + Memenuhi (M)
proses triase dalam
penanganan pasien di
UGD
5
4 Kurang optimalnya + + + + Memenuhi (M)
kebersihan kamar mandi
umum
6
diselesaikan yang lain
4. Isu mendesak Isu serius untuk segera Isu cepat
untuk segera dibahas karena akan berkembang untuk
diselesaikan berdampak ke hal yang segera dicegah
lain
5. Isu sangat Isu sangat serius untuk Isu sangat cepat
mendesak untuk segera dibahas karena berkembang untuk
segera akan berdampak ke hal segera dicegah
diselesaikan yang lain
Kurang optimalnya
kebersihan kamar
3 mandi umum 4 3 4 12 III
c) Rumusan Masalah
7
C. Tujuan
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
a. Penulis lebih bisa menjalankan dan mengimplementasikan
perannya dalam lingkup kegiatan sehari-hari menggunakan
nilai-nilai dasar ASN yang telah didapakan selama mengkuti
inclass Diklat Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
b. Penulis dapat mengaktualisaikan nilai-nilai dasar PNS dalam
tugas dan fungsi jabatannya di UPTD Puskesmas
Randublatung.
2. Bagi Organisasi
Dapat memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat
UPTD Puskesmas Randublatung dari aspek promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif untuk mendukung Visi dan Misi UPTD
Puskesmas Randublatung.
3. Bagi Stakeholder
Tercapainya Blora sehat secara optimal dan meningkatkan
derajat kesehatan secara umum dan khususnya pasien dengan
hipertensi.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
9
beragama dan toleransi dalam menjalankan ibadah sesuai
agama masing-masing, saling menghormati dengan sesama
dan menjaga keamanan lingkungan.
10
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan
rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta
terhadap tanah air kita.
11
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban
untuk bangsa dan negara. Contoh seperti sekarang ini yaitu
perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa
mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus
merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja
sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan hanya menjadi
seorang atlet saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain.
Begitupun supporter yang rela menghabiskan waktunya antri
hanya untuk mendapatkan tiket demi mendukung langsung para
atlet yang berlaga demi mengharumkan nama bangsa.
5) Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan
tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani
profesi masing-masing.
12
pesatnya teknologi informasi global, dimana setiap informasi dari
satu penjuru dunia dapat diketahui dalam waktu yang tidak lama
berselang oleh orang di penjuru dunia lainnya.
13
tantangan penciptaan dan pembangunan daya saing nasional
demi kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara dalam lingkungan pergaulan dunia yang semakin
terbuka, terhubung, serta tak berbatas.
14
melakukan bela negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD
Negara RI 1945 tersebut.
15
atau kegiatan semacam militerisasi, namun lebih bagaimana
menanamkan jiwa kedisiplinan, mencintai tanah air (dengan menjaga
kelestarian hayati), menjaga aset bangsa, menggunakan produksi
dalam negeri, dan tentu ada beberapa kegiatan yang bersifat fisik
dalam rangka menunjang kesiapsiagaan dan meningkatkan
kebugaran fisik saja.
16
memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya.
17
melakukan sesuatu sampai pada tercapai
tujuan akhir.
Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
a. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas
yang lebih tinggi.
b. Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.
Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu :
a. Akuntabilitas Personal
b. Akuntabilitas Individu
c. Akuntabilitas Kelompok
d. Akuntabilitas Organisasi
e. Akuntabilitas Stakeholder
2. Nasionalisme
18
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
19
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
20
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2) Sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
21
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-
cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal
yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi.
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan
tindakan faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :
a. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
b. Dimensi Modalitas
c. Dimensi Tindakan Integritas Publik
22
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran
baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai
negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder. Nilai-nilai Komitmen Mutu:
a. Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat
mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas
menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
23
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas,
ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga
diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan.
b. Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan
pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi
ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan
manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah
keluaran tertentu.
c. Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam
(internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena
ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal misalnya
permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus
mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun
karakter dan mindset baru sebagai aparatur penyelenggara
pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dengan
sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
d. Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.
24
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam
mengevaluasi kualitas pelayanan, yaitu:
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam
memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan
serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya;
e. Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi.
Pada level puncak (corporate level) bertanggung jawab atas mutu
layanan institusi secara keseluruhan untuk membangun citra
kelembagaan dan keunggulan bersaing. Pada level strategi bisnis
unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan penetapan
diversifikasi mutu pada setiap unit kerja sesuai dengan target
masing-masing. Pada level fungsional bertanggung jawab atas
mutu hasil setiap layanan yang diberikan di unit-unit pendukung.
Sedangkan pada level unit dasar tanggung jawab mutu berkaitan
dengan aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan di masing-
masing unit kerja.
5. Anti Korupsi
25
tersebut kemudian dikenal istilah “coruption, corrupt” (Inggris),
“corruption” (Perancis) dan “corruptive/ korruptie” (Belanda).
Korupsi secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian.
Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena
dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik
dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan
yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka
panjang. Korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001 didefinisikan
sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya
diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara. menurut UU No.
31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana
korupsi yang terdiri dari:
a. Kerugian keuangan negara,
b. Suap-menyuap,
c. Pemerasan,
d. Perbuatan curang,
e. Penggelapan dalam jabatan,
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
g. Gratifikasi.
Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
a. Kejujuran
Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong,
dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat
penting dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat jujur pegawai
tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya.
b. Kepedulian
26
masyarakat Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang
pegawai dalam kehidupan dan di tempat kerja.
c. Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses mendewasakan
diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk
mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya.
d. Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan.
e. Tanggung Jawab
f. Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan
yang salah baik itu disengaja maupun tidak disengaja.
Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan kesadaran
akan kewajiban menerima dan menyelesaikan semua masalah
yang telah dilakukan.
g. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana
kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan,
daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian
diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan dan
pantang mundur.
h. Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros,
hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi
semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara merupakan
parameter penting dalam menjalin hubungan antara sesama
karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan
sosial, iri, dengki, tamak, egosi dan juga menghindari dari
keinginan yang berlebihan.
i. Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam
bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani
27
mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan lain
sebagainya.
j. Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak.
28
semestinya sebagai PNS kita tidak boleh melalaikan kewajiban kita di
kantor. Dengan adanya Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010
tentang Disiplin PNS dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban
selaku PNS sebagai berikut:
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat
PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau
Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan mentaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier; dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
29
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN meliputi
Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan
pemerintahan dan memiliki nomor induk pegawai nasional.
Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi
pemerintah untuk jangka waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola
karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun
dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur
Sipil Negara, 2014).
2. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintahan di pusat dan daerah, dan di lingkungan BUMN/
BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009
tentang pelayanan publik, pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
30
Barang/ jasa publik adalah barang/ jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah.
Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat
diproduksi oleh sektor swasta karena adanya, non-rivalry, dan non-
excludable, serta cara mengkonsumsinya dapat dilakukan secara
kolektif. Perkembangan paradigma pelayanan: Old Public
Administration (OPA), New Public Management (NPM) dan
seterusnya menjadi New Public Service (NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,
responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.
3. Whole of Government
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan
31
interagency, yaitu pendekatan dengan melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno &
Sejati, 2016).
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan
publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan
bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu
tertentu (Shergold & lain-lain, 2004).
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil
Indonesia adalah:
32
keadaan cukup istirahat/ tenang. Pendapat lain menyebutkan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi medis
yang kronis dimana terjadi peningkatan tekanan darah arteri
sistemik dengan hasil pengukuran tekanan darah ≥ 140 mmHg
pada sistolik dan ≥ 90 mmHg pada tekanan darah diastolik.
33
a. Factor resiko yang dapat diperbaruhi
- Riwayat keluarga
Berdasarkan riset menunjukkan factor genetic sekitar 30%
berhubungan dengan kejadian hipertensi primer. Factor genetik
berpengaruh dalam pengaturan sistem rennin-angiotensin-
aldosteron dan lainnya yang mempengaruhi tonus vaskuler,
transportasi garam dan air pada ginjal yang berhubungan
dengan perkembangan hipertensi, walaupun hubungan faktor
genetic secara langsung dengan hipertensi belum ditemukan
- Usia
Hipertensi primer biasanya muncul pada usia antara 30-50
tahun. Insiden hipertensi meningkat seiring pertambahan usia
50-60% klien usia diatas 60 tahun memiliki tekanan darah diatas
149/90 mmHg.
- Jenis kelamin
Insiden hipertensi lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan wanita
sampai usia sekitar 55 tahun. Pada usia antara 55-74 tahun
resiko hipertensi hamper sama pada laki-laki dan wanita, setelah
usia 74 tahun, wanita lebih beresiko untuk hipertensi.
- Etnis
Berdasarkan data statistic, angka kematian karena hipertensi
pada wanita kulit putih sebesar 4,7%, pada laki-laki kulit putih
6,3% pada laki-laki kulit hitam 22,5% dan paling tinggi pada
wanita kulit hitam sebesar 29,3%. Penyebab tingginya prevalensi
pada etnis kulit hitam masih belum jelas, tetapi kenaikan ini
berhubungan dengan rendahnya tingkat rennin, sensitifitas yang
lebih besar terhadap vasopressin, intake garam yang lebih tinggi
dan stress lingkungan yang lebih besar.11
b. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi
- Diabetes mellitus
Prevelensi hipertensi pada diabetes lebih dari dua kali lipat.
Diabetes memicu terjadinya atherosclerosis dan kerusakan
34
dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan hipertensi,
sehingga hipertensi menjadi diagnosa prevelensi pada diabetes
walaupun diabetesnya sudah terkontrol. Jika seorang pasien
diabetes telah terdiagnosa hipertensi, pengobatan dan
perawatan berkelanjutan harus total dilakukan sesuai kondisi
individual.
- Stress
Stress meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan
kardiak output, dan menstimulasi aktivitas sistem saraf simpatis.
Sumber stes bias berasal dari banyak hal, diantaranya adalah
kebisingan, proses infeksi, peradangan, nyeri, penurunan suplai
oksigen, panas, dingin, trauma, respon terhadap kejadian yang
dihadapi sehari-hari, obesitas, usia lanjut, obat-obatan, penyakit,
pembedahan. Jika respon terhadap stress berlebihan atau
memanjang maka akan terjadi gangguan funsi/ penyakit pada
organ target.
- Obesitas
Peningkatan lemak tubuh terutama pada lokasi atas dan perut
berhubungan dengan resiko terjadinya hipertensi. Kondisi
obesitas ditambah lagi dengan adanya faktor resiko lain
menimbulkan sindrom metabolic yang akan lebih meningkatkan
resiko hipertensi.
- Nutrisi
Intake sodium yang tinggi berhubungan dengan retriksi cairan.
Hipertensi berhubungan dengan intake sodium dalam beberapa
mekanisme fisiologi diantaranya dalam system rennin-
angiotensin-aldosteron, nitrit-oxide, katekolamin, endotelin dan
ANP.
- Merokok dan alcohol
Kebiasaan konsumsi alcohol dan merokok meningkatkan resiko
hipertensi. Rokok mengandung zat-zat berbahaya yang
berkontribusi sebagai pemicu dan mempercepat terjadinya
35
atheroskelerosis yang memicu agregasi platelet sehingga
meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler. Karbon monoksida
(CO) dalam rokok dapat mengurangi kemampuan pengikatan
oksigen miokard, kondisi ini meningkatkan denyut jantung dan
tekanan darah. Konsumsi alcohol dan dan merokok yang
bersamaan lebih meningkatkan resiko terjadinya hipertensi dan
resiko komplikasi penyakit kardiovaskuler.
- Dislipidemia
Peningkatan low Density Lipoprotein (LDL) atau total kolesterol
dan penurunan High Density Lipoprotein (HDL). LDL merupakan
jenis kolesterol yang merugikan, LDL yang tinggi akan
menyebabkan penebalan dinding pembuluh darah yang
meningkatkan resiko hipertensi.
4. Komplikasi
Hipertensi merupakan faktor predisposisi terhadap stroke,
infark miokard, gagal jantung kongestif, aneurisme arteri dan
penyebab utama gagal ginjal kronis, mempengaruhi carotid intimae
media thickness (CIMT) dan merupakan faktor resiko utama
terhadap terjadinya carotic stenosis. Hipertensi menjadi penyakit
kronis yang paling sering dan beresiko tinggi terhadapa penyakit
kardiovaskular.
Hipertensi menimbulkan stress pada organ jantung, ginjal,
dan mata yang menyebabkan organ-organ ini memburuk dari waktu
ke waktu. Tingginya tekanan pada dinding arteri akibat tinggi
tekanan darah dapat merusak pembuluh darah dan orang lain
dalam tubuh, semakin lama dan semakin tinggi tekanan maka
semakin besar kerusakan yang ditimbulkan.
Komplikasi yang paling sering ditimbulkan adalah:
Jantung
1) Coronary Artery Diseases (CAD)
Hipertensi menyebabkan pengerasan dan penebalan diding
arteri (atherosclerosis) yang berujung pada CAD atau yang
36
disebut sebagai iskemia jangtung (ischemic heart diseases),
yang meningkatkan resiko terjadinya angina (chest Pain),
serangan jantung stroke, dan kematian.
2) Gagal jantung
Jantung memompa lebih keras melawan peningkatan tekanan
dalam pembuluh darah, ventrikel kiri menjadi menebal dan
cardiac output menurun yang disebut sebagai left ventricular
hypertrophy (LVH). Otot yang menebal bekerja lebih keras
memompa darah untuk mencukupi kebutuhan tubuh yang
dapat mengakibatkan gagal jantung.
3) Cardiac Arrythmias
Hipertensi meningkatkan resiko terjadinya gangguan dan
keteraturan denyut jantung seperti atrial fibrillation, premature
ventricular contractions, dan ventricular tachycardia.
BAB III
DESKRIPSI ORGANISASI
37
A. PROFIL ORGANISASI
38
Kapasitas tempat tidur IGD : 2 TT
Kapasitas tempat tidur Rawat inap : 22 TT
Kapasitas tempat tidur Ruang nifas : 3 TT
D. Wilayah
Luas wilayah kerja Puskesmas Randublatung adalah
10.493 km2, dengan wilayah kerja meliputi 11desa.
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Randublatung
No Desa Luas Wilayah Jumlah
(Km2) Dusun RT RW
1 Randublatung 901.00 6 25 4
2 Bekutuk 516.00 6 14 6
3 Wulung 839.00 5 24 6
4 Pilang 629.00 5 43 10
5 Temulus 1.046.00 2 23 3
6 Bodeh 2.498.00 4 11 4
7 Tlogotuwung 441.00 2 6 2
8 Gembyungan 946.00 7 5 13
9 Sambongwangan 940.00 6 25 6
10 Plosorejo 1.024.00 7 25 5
11 Jeruk 713.00 3 17 4
E. Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Randublatung
Tahun 2016
No Desa Jumlah Penduduk Seks Rasio
Laki – Perem Jumlah
Laki puan
1 Randublatung 2.810 3.005 5815 93.51
39
2 Bekutuk 1.367 1.331 2.698 102.70
3 Wulung 3.514 3.741 7.255 93.93
4 Pilang 3.675 3.863 7.538 95.13
5 Temulus 1.649 1.697 3.346 97.17
6 Bodeh 635 612 1.247 103.76
7 Tlogotuwung 527 580 1.107 90.86
8 Gembyungan 945 975 1.929 97.85
9 Sambongwangan 2.314 2.412 4.726 95.94
10 Plosorejo 2.067 2.151 4.212 95.82
11 Jeruk 982 960 1.942 102.29
40
16 Analis Kesehatan - 2
19 Administrasi Umum 1 1
20 Akuntansi - 1
21 Staf IT - 1
22 Perawat Gigi - 1
23 Tenaga Dapur - 1
25 Kebersihan - 4
26 Sopir - 2
Jumlah 33 34
2) Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana pendukung pelayanan
kesehatan di Puskesmas Randublatung adalah sebagai
berikut :
a) Puskesmas Induk
- Unit Rawat Jalan
- Unit Gawat Darurat
- Unit PONED/ Persalinan
- Unit rawat inap
b) Puskesmas Keliling : 2 unit
c) Poliklinik Kesehatan Desa : 5 buah
d) Posyandu : 64 buah
e) Sepeda Motor : 7 buah
41
1) Mewujudkan Pelayanan kesehaatan dasar yang prima
transparan dan profesional.
2) Meningkatkan pelayanan kesehatan dasar melalui
kegiatan promotif, preventif, kuratif serta rehabilitatif
3) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia sesuai kopetensi bidang tugas serta
kesejahteraan karyawan.
4) Meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral.
5) Mendorong kemandirian masyarakat untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat.
42
MASYARAKAT
4 PENANGGUNG JAWAB Bertugas membawahi dan mengkoordinasi
UKM PENGEMBANGAN kegiatan : Pelayanan kesehatan
Jiwa,pelayanan NAPZA dan Rokok,
Pelayanan kesehatan Tradisional
komplementer, UKS, Kesehatan Lansia
5 PENANGGUNG JAWAB Bertugas membawahi dan mengkoordinasi
UKP KEFARMASIAN DAN kegiatan BP Umum, BP Gigi dan Mulut,
LABORATORIUM Pelayanan KIA-KB, Pelayanan
Kefarmasian, Pelayanan Gizi, Pelayanan
Persalinan, Laboratorium dan Imuninasi.
6 PENANGGUNG JAWAB Bertugas membawahi dan mengkoordinasi
JARINGAN PELAYANAN kegiatan: PUSTU, Puskesmas Keliling,
PUSKESMAS DAN Bidan Desa, Jejaring Fasilitas pelayanan
JEJARING PELAYANAN kesehatan (JFPK)
KESEHATAN
43
STRUKTUR ORGANISASI UPTD PUSKESMAS
RANDUBLATUNG
KEPALA PUSKESMAS
(dr. Didik Wedo Nurdoyo)
KEPALA SUB BAGIAN TATA
TIM MUTU, AI, KP, PPI
USAHA
(drg. Dian Purwanti)
(Endro Hari Yulianto, SKM)
PKD TLOGOTUWUNG
(Wahyu Dwi Oktaviany W.)
44
B. Role Model
Role model adalah panutan, yang dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia sama artinya dengan teladan yaitu suatu yang patut ditiru
teladan, kelakuan, perbuatan, sifat dan sebagainya.
Dalam hal ini role model bagi penulis adalah Kepala UPT
Puskesmas dr. Didik Wedo Nurdoyo,beliau lahir di Solo 13 Mei 1976
yang memiliki hobi membaca,dan berpetualang. Pendidikan terakhir
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang. dr.
Didik menjabat sebagai kepala Puskesmas Randublatung sejak 10 Juli
2017. Beliau adalah pimpinan di kantor yang dapat menjadi panutan,
inspirasi, contoh, dan teladan bagi penulis.
45
melainkan sebagaimana mungkin apa yang kami kerjakan bisa
bermanfaat untuk masyarakat dan dapat mempertahankan mutu di
UPTD Pusksmas Randublatung
C. Tugas Pokok
Tugas dan Fungsi seorang perawat golongan II C sebagai mana di
atur dalam peraturan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014
tentang Jabatan Fungsional Perawat yaitu sebagai berikut:
1. Melaksanakan pengkajian keperawatan berupa pengkajian
dasar pada individu
2. Melaksanakan analisa data untuk merumuskan diagnose
keperawatan analisa sederhana pada individu
3. Merencanakan tindakan keperawatan sederhana pada
individu
4. Melaksanakan tindakan keperawatan dasar kateggori 1, II
5. Melaksanakan tindakan keperawatan kompleks
UPTD PUSKESMAS RANDUBLATUNG merupakan salah satu
unit pelayanan kesehatan yang berada di bawah Dinas Kesehatan
Kabupaten Blora yang selanjutnya Uraian Tugas Perawat adalah
sebagai berikut :
1. Melaksanakan asuhan keperawatan.
2. Melakukan kunjungan pembinaan keluarga / masyarakat.
3. Mengelola pelayanan keperawatan
4. Melakukan evaluasi keperawatan
5. Melakukan konsultasi tindakan keperawatan
6. Melakukan pengabdian masyarakat/ penanggulangan bencana
alam/wabah.
7. Menyusun laporan secara periodic baik lisan maupun tertulis guna
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan bidang tugasnya.
46
9. Mendukung dan berperan aktif dalam perbaikan mutu dan
keselamatan pasien
47
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
48
1. Isu Terpilih
Tabel 4.1 Isu terpilih
1. Kurangnya kesadaran pasien hipertensi untuk kontrol di puskesmas
2. Kurangnya penerapan proses triase dalam penanganan pasien di UGD
Identifikasi Isu : 3. Kurangnya kesadaran pengunjung untuk tidak merokok di area puskesmas
4. Kurang optimalnya kebersihan kamar mandi umum
5. Kurangnya penerapan senyum,salam,sapa dalam setiap pelayanan
Isu yang
: Kurangnya kesadaran pasien hipertensi untuk kontrol rutin di puskesmas
diangkat
Gagasan yang Optimalisasi peran perawat dalam meningkatkan kesadaran pasien hipertensi untuk kontrol rutin
:
diangkat di Puskesmas Randublatung
1. Meningkatkan keaktifan pasien dalam kegiatan Prolanis
2. Kolaborasi dengan tim gizi dalam pembuatan leaflet diit pasien hipertensi
3. Membuat kartu kontrol pengambilan obat
4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit hipertensi
Kegiatan :
5. Membuat grup whatsapp sebagai media komunikasi pasien hipertensi
6. Membuat poster tentang penyakit hipertensi
7. Melakukan kunjungan pada rumah pasien penderita hipertensi
8. Meningkatkan kesadaran pasien untuk gemar berolahraga secara rutin melalui senam pagi
49
Tabel Pemecahan isu adalah sebagai berikut:
Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan
Kegiatan Kegiatan Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
1. Meningkat 1. Membuat 1. Mendapatkan 1. Etika publik VISI : menjadikan Penguatan nilai :
kan konsep bimbingan dan Berkonsultasi dengan Puskesmas 1. Ramah
keaktifan kegiatan arahan dari atasan dengan penuh Randublatung 2. Aman
pasien 2. Melakukan atasan. sopan santun dan Puskesmas 3. Nyaman
dalam konsultasi 2. Jadwal hormat Terdepan Dalam 4. Cepat
kegiatan dengan pelaksanaan 2. Akuntabilitas Mewujudkan 5. Akurat
Prolanis pimpinan /tim prolanis telah Melaksanakan Randublatung
prolanis ditentukan penyuluhan dengan rasa Sehat 2019
3. Menentukan 3. Undangan di tanggung jawab Kontribusi misi:
jadwal bagikan 3. Nasionalisme Meningkatkan
pelaksanaan kepada pasien Musyawarah mufakat pelayanan
kegiatan 4. Tempat, snack, dalam pembuatan kesehatan dasar
prolanis. materi kesepakatan jadwal melalui kegiatan
4. Meng- ,peralatan dengan tim prolanis promotif, preventif,
informasikan pemeriksaan 4. Komitmen Mutu kuratif serta
kegiatan untuk kegiatan Meningkatkan mutu rehabilitatif
dengan telah siap pelayanan puskesmas
undangan 5. Foto, video, dengan pendidikan
prolanis materi, laporan kesehatan dan senam
5. Melakaksana- 5. Anti Korupsi
kan kegiatan Menyampaikan materi
prolanis. dengan jujur, dan
6. Menyusun sumber yang akurat,dan
laporan hasil dokumentasi yang akurat
kegiatan
50
2. Kolaborasi 1. Melakuka 1. Mendapat- a. Etik Publik Visi : menjadikan Penguatan nilai :
dengan tim konsultasi kan Berkonsultasi dengan Puskesmas 1. Ramah
gizi dalam dengan bimbingan atasan dengan penuh Randublatung 2. Akurat
pembuatan atasan dan arahan sopan santun dan Puskesmas Terdepan
leaflet diit 2. Menyusun dari atasan hormat Dalam Mewujudkan
pada materi 2. Materi dan b. Akuntabilitas Randublatung Sehat
pasien rujukan dari konsep Adanya kejelasan 2019
hipertensi ahli gizi leaflet telah kegiatan dan persiapan
yang didapatkan pelaksanaan yang dapat Kontribusi misi:
disetujui 3. Leaflet di dipertanggung Meningkatkan
pimpinan cetak di jawabkan pelayanan
3. Mencetak percetakan c. Nasionalisme kesehatan dasar
leaflet 4. Leaflet Sila ke 5, membagikan melalui kegiatan
4. Membagi- telah di leaflet kepada pasien promotif,
kan leaflet terima oleh dengan adil preventif, kuratif
pada pasien pasien d. Komitemen Mutu serta rehabilitatif
mencetak leaflet
dengan menarik dan
bermutu
e. Anti Korupsi
Menyampaikan
materi dengan jujur,
dan sumber yang
akurat
51
3. Membuat 1. Melakukan 1. Desaign 1. Akuntabilitas Visi : menjadikan Penguatan nilai :
kartu kontrol konsultasi kartu obat Adanya kejelasan kegiatan
Puskesmas 1. Ramah
pengambil dengan 2. Men- dan pelaksanaan yang Randublatung 2. Aman
an obat. atasan dapatkan dapat Puskesmas Terdepan 3. Nyaman
2. Membuat bimbingan dari dipertanggungjawabkan 4. Cepat
Dalam Mewujudkan
design kartu atasan. 5. Akurat
Randublatung Sehat
kontrol 3. Ke- 2. Nasionalisme
pengambilan sepakatan Sila ke 5 melakukan 2019
obat dengan farmasi musyawarah untuk
3. Melakukan tercapai. mencapai mufakat KONSTRIBUSI
koordinasi 4. Kartu TERHADAP MISI:
pada bagian obat telah 3. Etika publik Mewujudkan Pelayanan
farmasi dipesan. Diwujudkan dengan kesehaatan dasar yang
4. Memesan 5. Kartu mengedepankan nilai nilai prima transparan dan
kartu pengambilan luhur etika, kesopanan profesional.
pengambilan obat diterima dan profesional Meningkatkan pelayanan
obat pada pasien kesehatan dasar melalui
percetakan. 4. Komitemen Mutu kegiatan promotif,
5. Mendistribusi Melayani dengan tanggap preventif, kuratif serta
kan kartu saat pembagian kartu obat rehabilitatif
pengambilan pasien DM.
obat kepada 5. Anti Korupsi
pasien Memesan Leaflet dengan
hipertensi Jujur.
52
4. Memberikan 1. Melakukan 1. Adanya 1. Akuntabilitas Visi : menjadikan Penguatan nilai :
pendidikan konsultasi konsep Edukasi berkelanjutan Puskesmas 1. Ramah
kesehatan dengan kegiatan. agar tercipta Randublatung 2. Aman
pada pasien atasan 2. Memperoleh konsistensi dalam Puskesmas Terdepan 3. Nyaman
hipertensi 2. Membuat kesepakatan meningkatkan derajat 4. Cepat
Dalam Mewujudkan
tentang konsep dengan kesehatan 5. Akurat
Randublatung Sehat
penyakit kegiatan. pimpinan 2. Nasionalisme
hipertensi di 3. Menyiapkan untuk waktu Sila ke 4 2019
ruang BP kelengkapan pelaksanaan melakukan
pendidikan pendidikan musyawarah mufakat Kontribusi misi:
kesehatan kesehatan dalam terselenggaranya 1) Mewujudkan
4. Memberikan 3. Memberikan pendidikan kesehatan Pelayanan kesehaatan
pendidikan pendidikan 3. Etika publik dasar yang prima
kesehatan kesehatan Adanya inovasi untuk transparan dan
5. Membuat 4. Mendorong masyarakat untuk profesional.
Laporan pasien untuk empati terhadap 2) Meningkatkan
Kegiatan. melakukan peningkatan derajat pelayanan kesehatan
pola hidup kesehatan. dasar melalui kegiatan
sehat 4. Komitmen Mutu promotif, preventif,
5. Adanya Dengan kegiatan kuratif serta rehabilitative
Laporan pendidikan kesehatan
kegiatan/foto/ tentang penyakit
video hipertensi diharapkan
pasien menjadi lebih
paham akan resiko
yang timbul dari
keterlambatan
pengobatan
53
Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan
Kegiatan Kegiatan Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
5. Membuat 1. Melakukan 1. Mendapatkan 1. Akuntabilitas Visi : menjadikan Penguatan Nilai
grup konsultasi bimbingan Bertanggung jawab Puskesmas 1. Ramah
whatsapp dengan dan arahan dalam meningkatkan Randublatung 2. Aman
sebagai atasan. atasan. derajat kesehatan Puskesmas Terdepan 3. Nyaman
2. Mengumpul- 2. List pasien 2. Nasionalisme 4. Cepat
media Dalam Mewujudkan
kan nomor hp beserta no Sila ke 2 kemanusiaan 5. Akurat
komunikasi yang adil dan beradab
Randublatung Sehat
pasien hpnya
pasien hipertensi 3. Terbentuknya Sila ke 5 Keadilan sosial 2019
hipertensi secara grup bagi seluruh rakyat Kontribusi misi:
bertahap whatsapp Indonesia 1) Mewujudkan
3. Membuatkan 4. Pasien 3. Etika publik Pelayanan kesehaatan
group menerima Memberikan pelayanan dasar yang prima
whatsapp informasi yang ramah melalui transparan dan
4. Mengirimkan tentang media sosial profesional.
notifikasi penyakit, 4. Komitmen Mutu 2) Meningkatkan
penting agenda Inovasi : whatsapp pelayanan kesehatan
terkait agenda yang “Diskusi tentang dasar melalui kegiatan
informasi akan datang kesehatan dapat promotif, preventif, kuratif
penyakit meningkatkan derajad serta rehabilitative
pasien. kesehatan”
5. Anti Korupsi
Memberikan informasi
dengan jujur.
54
6. Membuat 1. Melakukan 1. Adanya 1. . Akuntabilitas Visi : menjadikan Penguatan Nilai :
poster konsultasi kesepakatan Bertanggung jawab Puskesmas 1.Ramah
tentang dokter dengan dokter dalam meningkatkan Randublatung 2.Aman
penyakit puskesmas puskesmas derajat kesehatan. Puskesmas 3.Nyaman
hipertensi tentang materi tentang materi 2. Nasionalisme 4.Cepat
Terdepan Dalam
yang akan poster yang Sila ke 2 kemanusiaan 5.Akurat
yang adil dan beradab
Mewujudkan
dibuat poster akan dibuat
2. Membuat 2. Desain dibuat Sila ke 5 Keadilan sosial Randublatung Sehat
desain poster yang menarik bagi seluruh rakyat 2019
3. Mencetak supaya dapat Indonesia
poster di meningkatkan 3. Etika publik Kontribusi misi:
pecetakan minat pasien Memberikan pelayanan 1) Mewujudkan
4. Melakukan untuk rajin yang ramah Pelayanan kesehaatan
pemasangan control ke 4. Komitmen Mutu dasar yang prima
poster di puskesmas Keadaan untuk transparan dan
tempat 3. Poster meningkatkan mutu profesional.
strategis dicetak kesehatan. 2) Meningkatkan
4. Poster 5. Anti Korupsi pelayanan kesehatan
terpasang
M Kepedulian petugas dasar melalui kegiatan
e untuk membuatkan tata promotif, preventif,
l cara diet untuk pasien kuratif serta
a DM rehabilitative
k
u
k
a
n
p
e
r
a
w
a
t
a
n
55
g
i
g
i
7 Melakukan 1. Menentukan 1. Mendapatkan 1. . Akuntabilitas Visi : menjadikan Penguatan Nilai :
kunjungan waktu kontrak waktu Bertanggung jawab Puskesmas 1.Ramah
pada rumah kunjungan ke 2. Mengunjungi dalam meningkatkan Randublatung 2.Aman
rumah rumah penderita derajat kesehatan. Puskesmas 3.Nyaman
pasien
penderita hipertensi 2. Nasionalisme 4.Cepat
penderita Terdepan Dalam
hipertensi 3. Mendapatkan Sila ke 2 kemanusiaan 5.Akurat
hipertensi yang adil dan beradab
Mewujudkan
2. Melakukan data tanda tand
kunjungan vital dan Sila ke 5 Keadilan sosial Randublatung Sehat
rumah (home keluhan pasien bagi seluruh rakyat 2019
visit) jika ada untuk Indonesia
3. Melakukan diberikan 3. Etika publik Kontribusi misi:
pengecekan penanganan Memberikan pelayanan 1) Mewujudkan
kondisi lebih lanjut yang ramah Pelayanan kesehaatan
kesehatan 4. Komitmen Mutu dasar yang prima
pasien Keadaan untuk transparan dan
meningkatkan mutu profesional.
kesehatan. 2) Meningkatkan
6. Anti Korupsi pelayanan kesehatan
Kepedulian petugas dasar melalui kegiatan
untuk membuatkan tata promotif, preventif,
cara diet untuk pasien kuratif serta
DM rehabilitative
56
4. 5.
4
1 Membuat leaflet leafleat
diit penyakit
hipertensi
2 Memanfaatkan Daftar no hp
media social pasien
MINGGU
MINGGU
MINGGU
MINGGU
MINGGU
MINGGU
pembuatan group
Whatsapp
3 Membuat kartu Kartu
pengambilan obat pengambilan
obat
4 Melakukan Notulen
pengaturan diet konsul,daftar
57
DM sesuai menu diet DM
anjuran ahli gizi
5 Mendemonstrasi Foto kegiatan
kan perawatan
kaki penderita DM
6 Meningkatkan Notulen
keaktifan pasien konsul,notulen
dengan kegiatan kegiatan,foto.
prolanis Laporan
kegiatan
Keterangan: pelaksanaan kegiatan Libur
58
BAB IV
HASIL KEGIATAN
59
public sebagi seorang ASN yaitu selalu sopan (etika publik). Saya
berinovasi (komitmen mutu) dalam membuat leaflet. Saya bertanggung
jawab, disiplin dan jujur (anti korupsi) dalam membuat
design,konsep,dan dalam pengumpulan materi.Selanjutnya kegiatan
dilanjutkan dengan mencetak leaflet penuh tanggung jawab, cermat,
disiplin dan jujur. Setelah dilakukan kegiatan tersebut, dilakukan
membagikan leaflet kepada pasien maupun keluarga pasien dengan
tanggung jawab, disiplin dan konsisten.
60
Gambar 4.1 Melakukan konsultasi dengan atasan
DAFTAR PUSTAKA
Latief, Yudi, Adi Suryanto, dan Abdul Aziz Muslim. 2015. Nasionalisme.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
61
Pemerintah Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik. Jakarta : Sekertariat Negara.
62
“Diabetes Mellitus” Kementrian Kesehatan RI, PUSAT DATA DAN
INFORMASI 2014 from www.depkes.go.od/infodatindiabetes
Kenali Faktor Resiko Hipertensi– Info Sehat Klik dokter.com oleh dr. Dina
Kusumawardani 2014 from
https://m.klikdokter.com>read>kenalifaktorresikoDM
Lampiran Biodata
a. Identitas Diri
4 NIP 198911012019021003
7 Nomor Hp 085727925927
b. Riwayat Pendidikan
63
Nama Sekolah Tahun Lulus Jurusan
64