Anda di halaman 1dari 71

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

NILAI NILAI DASAR PNS


OPTIMALISASI PERAN PERAWAT DALAM MENINGKATKAN
KESADARAN PASIEN HIPERTENSI
UNTUK KONTROL RUTIN
DI UPTD PUSKESMAS RANDUBLATUNG

DISUSUN OLEH:

Nama : ANDRI ANANTO, Amd. Kep


NIP : 19891101201902 1 003
Jabatan : PERAWAT TERAMPIL
Instansi : UPTD PUSKESMAS RANDUBLATUNG

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN LXXIII


PEMERINTAH KABUPATEN BLORA
BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
DAERAH
PROVINSI JAWA TENGAH
2019
HALAMAN PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

Judul : OPTIMALISASI PERAN PERAWAT DALAM


MENINGKATAN KESADARAN PASIEN HIPERTENSI
UNTUK KONTROL RUTIN DI UPTD PUSKESMAS
RANDUBLATUNG
Nama : ANDRI ANANTO
NIP : 198911012019021003
Angkatan : LXXIII
No. Presensi : 028

Disetujui untuk diseminarkan pada:


Hari : Jum’at
Tanggal : 28 Juni 2019
Tempat : Gedung PKPRI Blora Jl. Halmahera No. 3 Blora

Blora, 28 Juni 2019


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Andri Ananto
NIP. 198911012019021003

Menyetujui,
Coach, Mentor,

ERNI IRAWATI SIGIT WIDIYANTO


Widyaiswara Ahli Madya Penata Tk 1
NIP. NIP. 196508081989031014

i
HALAMAN PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

Judul : OPTIMALISASI PERAN PERAWAT DALAM


MENINGKATAN KESADARAN PASIEN HIPERTENSI
UNTUK KONTROL RUTIN DI UPTD PUSKESMAS
RANDUBLATUNG
Telah diseminarkan pada:
Hari : Jum’at
Tanggal : 28 Juni 2019
Tempat : Gedung PKPRI Blora Jl. Halmahera No. 3 Blora

Blora, 28 Juni 2019


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Andri Ananto
NIP. 198911012019021003

Mengesahkan,

Coach, Mentor,

ERNI IRAWATI SIGIT WIDIYANTO


Widyaiswara Ahli Madya Penata Tk 1
NIP. NIP. 196508081989031014

Narasumber,

Widyaiswara Ahli Madya


NIP.

ii
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan, karena dengan


limpahan segala rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
tugas rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS dengan judul
“OPTIMALISASI PERAN PERAWAT DALAM MENINGKATAN
KESADARAN PASIEN HIPERTENSI UNTUK KONTROL RUTIN DI
UPTD PUSKESMAS RANDUBLATUNG”.

Penulisan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini disusun


sebagai salah satu persyaratan kelulusan Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil Golongan II Angkatan LXXIII Tahun 2019 yang
diselenggarakan di BLORA sebagai bentuk pemahaman konseptual dan
internalisasi nilai-nilai dasar PNS yang diterapkan di UPTD Puskesmas
Randublatung.

Dalam menyelesaian rancangan aktualisasi nilai-nilai PNS ini, penulis


menyampaikan terima kasih kepada:

1. ERNI IRAWATI selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan


dan arahan kepada penulis sehingga rancangan aktualisasi ini dapat
selesai dengan baik.

2. Sigit Widiyanto selaku mentor dan Koordinator Rawat Inap Ruang


Dahlia UPTD Puskesmas Randublatung yang telah memberikan
masukan, inspirasi dan arahan sehingga rancangan aktualisasi ini
dapat diselesaikan dengan baik.

3. …..….. selaku narasumber/ penguji yang memberikan saran,


masukan perbaikan untuk penyempurnaan rancangan aktualisasi ini
sehingga dapat diterapkan dengan lebih baik.

4. Keluarga yang telah mendukung, mendoakan serta memberi bantuan


sehingga semua kegiatan Pelatihan Dasar CPNS dapat terselesaikan
dengan baik.

iii
5. Seluruh Widyaiswara, dan Panitia yang telah memberikan ilmu,
bimbingannya, dukungan dan fasilitas selama kegiatan Pelatihan Dasar
CPNS Golongan II Angkatan LXXIII

6. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan LXXIII


atas inspirasi, kekompakan, bantuan, dan dukungannya.

Penulis berharap semoga rancangan aktualisasi ini dapat


memberikan manfaat bagi semua pihak dan dapat memberikan contoh
tentang implementasi nilai-nilai “ANEKA” dengan prinsip Manajemen
Aparatur Sipil Negara (ASN), Pelayanan Publik dan Whole of Government
dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kerja dan masyarakat.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang


mendasar pada rancangan ini, oleh karena itu penulis berharap kepada
semua pihak untuk memberikan saran dan masukan serta kritik yang
membangun untuk penyempurnaan rancangan aktualisasi ini.

Blora, 27 Juni 2019

Penulis

Andri Ananto

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN................................................................... ii

PRAKATA.............................................................................................. iii

DAFTAR ISI........................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Identifikasi Isu, Penetapan Isu, dan Rumusan Masalah .............. 3

C. Tujuan .......................................................................................... 8

D. Manfaat ........................................................................................ 8

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Sikap dan Perilaku ....................................................................... 9

1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara............. 9

2. Analisis Isu Kontemporer...................................................... 12

3. Kesiapsiagaan Bela Negara................................................. 14

B. Nilai-nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil .......................................... 16

1. Akuntabilitas ......................................................................... 16

2. Nasionalisme ....................................................................... 18

3. Etika Publik........................................................................... 22

4. Komitmen Mutu .................................................................... 23

5. Anti Korupsi........................................................................... 25

C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI ..................................... 28

v
1. Manajemen ASN .................................................................. 30

2. Pelayanan Publik ................................................................. 30

3. Whole of Goverment ............................................................ 31

D. Tinjauan Umum tentang Hipertensi…………………….................. 32

BAB III. DESKRIPSI ORGANISASI 35

A. Profil UPTD Puskesmas Randublatung........................................ 35

1. Data Wilayah keja Puskesmas Randublatung ..................... 35

2. Visi, Misi, serta Nilai Organisasi ........................................... 39

3. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi.................................. 40

B. Role Model ................................................................................... 42

C Tugas Pokok................................................................................. 42

BAB IV. RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi........................................ 45

B. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan....................................... 53

BAB V. PENUTUP ………………………………………………………. 54

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 55

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai


negeri dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan
kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas dan
mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.

Perawat merupakan jabatan fungional tertentu dalam bidang


kesehatan. Dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Pasal 63
ayat (3) dan ayat (4) tentang Aparatur Sipil Negara
mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan
Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri
Sipil (CPNS) selama satu tahun masa percobaan. Merujuk
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
PNS, PNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan
untuk membangun moral, kejujuran, semangat nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung
jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.

Pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan non-


klasikal di tempat pelatihan dan di tempat tugas sehingga
memungkinkan peserta mampu mengaktualisasikan dan
membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan
manfaatnya. Karakter PNS profesional dibentuk dari sikap dan
perilaku disiplin PNS, nilai-nilai dasar profesi PNS, dan
pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI serta

1
mengusai tugasnya sehingga mampu melaksanakan tugas dan
perannya secara profesional sebagai pelayan publik.

Peran ASN di bidang kesehatan melalui kegiatan


mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas prima di
puskesmas meliputi pelayanan preventif, promotif, kuratif, dan
rehabilitatif.

Hipertensi merupakan penyakit kronis yang tidak dapat


disembuhkan, namun penyakit ini dapat dikelola. Dengan
memperhatikan gaya hidup dan pola makan yang disarankan oleh
ahli kesehatan agar tekanan darah terkontrol dengan baik agar
penyakit hipertensi tidak menjadi semakin parah dan timbul berbagai
komplikasi. Namun apabila penyakit hipertensi tersebut telah timbul
komplikasi maka perlakuan yang paling efektif untuk penderita
hipertensi berat adalah dengan pengelolaan pengobatan rutin yang
akan memakan banyak waktu dan biaya agar tekanan darah dapat
terkontrol dengan baik.

Masalah kesehatan tentang hipertensi penting dalam upaya


pencegahan agar tidak terjadi perburukan kondisi dan komplikasi
lebih lanjut. Karena penyakit tersebut tidak dapat disembuhkan
sepenuhnya sehingga pengelolaan penyakit hipertensi agar
penderita tetap produktif maka diperlukan kerjasama antara tenaga
kesehatan dengan pasien yang bersangkutan untuk lebih sadar dan
peduli terhadap status kesehatannya. Dari pemantauan kegiatan
prolanis keaktifan peserta penderita hipertensi terdapat ketidak
patuhan dalam melakukan kontrol rutin, pasien hanya datang
berobat ketika dalam kondisi sedang merasakan keluhan sedangkan
ketika kondisi tubuh sedang baik mereka enggan kontrol tekanan
darah dan menyambung obat, karena peranan obat di sini sangatlah
penting untuk pengendalian tekanan darah pada pasien hipertensi.

2
Menurut data perhitungan tahun 2018 Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama UPTD Puskesmas Randublatung menerima
kunjungan pasien dengan hipertensi sebanyak 507 kunjungan.
Sedangkan sejak dengan rincian pasien yang aktif , sedangkan
yang tidak aktif sebanyak 28 ,sehingga presentase yang diperoleh
data pasien berkunjung sebesar 64% ,jadi untuk mencapai
pelayanan yang optimal.
(Fatimah, 2015) menyebutkan bahwa berdasarkan data
international Diabetes Federation menyebutkan kematian urutan
keyujuhdunia dengan prevalensi sebesar 1,9%. Tercatat penderita
diabetes di dunia pada tahun 2012 sebanyak 371 juta dengan
proporsi DM tipe 2 sebanyak 95%. Kemudian berdasarkan data
Depkes RI Tahun 2008 menunjukkan Prevalensi dan angka
penderita DM tipe 2 di dunia mengalami peningkatan,baik di negara
maju maupun di negara berkembang sebagai dampak
perkembangan ekonomi yang semakin pesat (Ardian,2013)

Berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk membahas tentang


“OPTIMALISASI PERAN PERAWAT DALAM MENINGKATAN
KESADARAN PASIEN HIPERTENSI UNTUK KONTROL RUTIN DI
PUSKESMAS RANDUBLATUNG Sebagai Rancangan Aktualisasi.

B. Identifikasi Isu dan Rumusan Masalah


1. Identifikasi Isu

Dalam proses meningkatkan Mutu Pelayanan UPTD Puskesmas


Randublatung ditemukan beberapa isu yang berkaitan dengan nilai-
nilai Pelayanan Publik, Manajemen ASN dan Whole of Government.
Sebagai pusat pelayanan kesehatan, isu-isu tersebut sangat
mempengaruhi sehingga menjadi perlu untuk dianalisis penyebabnya
dan ditemukan solusi untuk menanganinya. Berdasarkan prinsip-
prinsip kedudukan dan Peran Pegawai Negri Sipil dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

3
Tabel 1.1 Hasil isu yang teridentifikasi
Kondisi Yang
No Identifikasi Isu Sumber isu Keadaan Saat Ini
Diharapkan
Kesadaran setiap
Kurangnya Pasien hipertensi pasien pasien akan
kesadaran hanya periksa jika pentingnya
Pelayanan
1. pasien ada keluhan dan pengelolaan
publik
hipertensi untuk gejalanya sudah penyakitnya agar
kontrol rutin parah tetap sehat.

Kurangnya Belum
penerapan diterapkannya
Penerapan proses
proses triase triase (pemilihan
Manajemen triase dalam
2. dalam prioritas pasien
ASN penanganan pasien di
penanganan berdasarkan
UGD
pasien di UGD tingkat kegawatan)
di UGD
Kurangnya Adanya kesadaran
kesadaran Pengunjung masih pengunjung untuk
pengunjung merokok di area tidak merokok di area
Pelayanan
3. untuk tidak puskesmas puskesmas demi
publik
merokok di area walaupun sudah menunjang kesehatan
puskesmas ada larangan pengunjung itu sendiri
ataupun sekeliling

Kamar mandi
umum
kebersihannya
Kurang Kebersihan kamar
kurang terjaga
optimalnya mandi terjaga dan ini
karena digunakan
kebersihan Pelayanan merupakan kerjasama
4. oleh lapisan
kamar mandi publik antara petugas dan
masyarakat,banyak
umum pengunjung pengguna
kotoran dari luar
kamar mandi
yang ikut masuk di
kamar mandi,dan
juga bau.

Sebagian petugas
Semua pemberi
telah melakukan
pelayanan tanpa
Kurangnya senyum salam
kecuali menerapkan
penerapan sapa dalam
Pelayanan seyum, salam, sapa
5. senyum, salam, melayani namun
publik dalam melayani
sapa dalam masih ada pula
pasien agar
pelayanan beberapa yang
komunikasi berjalan
belum
efektif
menerapkanya

2. Penetapan Isu

4
a) Penetapan Kualitas Isu Menggunakan Metode APKL

Rancangan aktualisasi yang akan dilaksanaan menggunakan


pendekatan Analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan
Layak) digunakan untuk menentukan kelayakan suatu isu sebagai
berikut.

Tabel 1.2 Tabel parameter APKL


No Indikator Keterangan
1 2 3
1 Aktual (A) Isu yang sedang terjadi atau dalam proses kejadian,
sedang hangat dibicarakan di kalangan masyarakat,
atau isu yang diperkirakan bakal terjadi dalam waktu
dekat. jadi bukan isu yang sudah lepas dari perhatian
masyarakat atau isu yang sudah basi.
2 Problematik (P) Isu yang menyimpang dari harapan standar,
ketentutan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu
segera dicari penyebab dan pemecahannya.
3 Kekhalayakan (K) Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup
orang banyak, masyarakat pelanggan pada umumnya,
dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau
sekelompok kecil orang tertentu saja.
4 Layak (L) Isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis, dan
dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang,
dan tanggung jawab.

Berikut beberapa isu yang ada pada UPTD Puskesmas Randublatung


yang ditetapkan menggunakan pendekatan APKL:

Tabel 1.3 Tabel penetapan isu dengan APKL

No Identifikasi Isu Indikator Keterangan

A P K L
1 Kurangnya kesadaran + + + + Memenuhi (M)
pasien hipertensi untuk
kontrol di puskesmas
2 Kurangnya penerapan + + + + Memenuhi (M)
proses triase dalam
penanganan pasien di
UGD

3 Kurangnya kesadaran + + - + Tidak Memenuhi


pengunjung untuk tidak Syarat (TMS)
merokok di area puskesmas

5
4 Kurang optimalnya + + + + Memenuhi (M)
kebersihan kamar mandi
umum

5 Kurangnya penerapan + - - + Tidak Memenuhi


senyum, salam, sapa dalam Syarat (TMS)
pelayanan

b) Penetapan Kualitas Isu Menggunakan Analisis USG

Analisis yang digunakan untuk memprioritaskan isu yang akan


ditindak lanjuti menggunakan Analisis USG (Urgency, Seriousness,
Growth). Adapun indikator analisis USG adalah sebagai berikut :

Tabel 1.4 Tabel penjelasan USG


No Komponen Keterangan
1 2 3
1 Urgency Seberapa mendesak isu tersebut dibahas dikaitkan dengan
waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu
tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan
isu
2 Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan
akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah
yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang ditimbulkan
masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak
dipecahkan (bisa mengakibatkan masalah lain)
3 Growth Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang
dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin
memburuk jika dibiarkan.

Parameter yang digunakan untuk menentukan prioritas yaitu


menggunakan skala likert pada tabel berikut :

Tabel 1.5 Tabel parameter USG


Nilai Urgency / Seriousness / Growth /
Mendesak Kegawatan Pertumbuhan
1. Isu tidak mendesak Isu tidak begitu serius Isu lamban
untuk segera untuk di bahas karena berkembang
diselesaikan tidak berdampak ke hal
yang lain
Isu kurang Isu kurang serius untuk Isu kurang cepat
2. mendesak untuk segera dibahas karena berkembang
segera tidak kurang berdampak
diselesaikan ke hal yang lain
3. Isu cukup Isu cukup serius untuk Isu cukup cepat
mendesak untuk segera dibahas karena berkembang,
segera akan berdampak ke hal segera dicegah

6
diselesaikan yang lain
4. Isu mendesak Isu serius untuk segera Isu cepat
untuk segera dibahas karena akan berkembang untuk
diselesaikan berdampak ke hal yang segera dicegah
lain
5. Isu sangat Isu sangat serius untuk Isu sangat cepat
mendesak untuk segera dibahas karena berkembang untuk
segera akan berdampak ke hal segera dicegah
diselesaikan yang lain

Analisis penetapan USG yang dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 1.6 Tabel penetapan isu USG


Indikator
No Isu U S G Jumlah Peringkat
(1-5) (1-5) (1-5)
1 2 3 4 5 6 7
Kurangnya kesadaran
1 pasien hipertensi untuk 5 5 5 15 I
kontrol rutin
Kurangnya penerapan
proses triase dalam
2 penanganan pasien di 4 4 4 12 II
UGD

Kurang optimalnya
kebersihan kamar
3 mandi umum 4 3 4 12 III

c) Rumusan Masalah

Berdasarkan isu yang telah dianalisa, maka rumusan


masalah kegiatan aktualisasi adalah bagaimana nilai nilai
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti
Korupsi diterapkan dalam “OPTIMALISASI PERAN PERAWAT
DALAM MENINGKATAN KESADARAN PASIEN HIPERTENSI
UNTUK KONTROL RUTIN.

7
C. Tujuan

Berdasarkan identifikasi isu dan rumusan masalah yang telah


ditemukan, tujuan yang ingin dicapai adalah menemukan berbagai
upaya untuk meningkatkan kesadaran pasien hipertensi untuk kontrol
rutin di UPTD Puskesmas Randublatung.

D. Manfaat

Manfaat aktualisasi nilai-nilai dasar PNS antara lain :

1. Bagi Penulis
a. Penulis lebih bisa menjalankan dan mengimplementasikan
perannya dalam lingkup kegiatan sehari-hari menggunakan
nilai-nilai dasar ASN yang telah didapakan selama mengkuti
inclass Diklat Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
b. Penulis dapat mengaktualisaikan nilai-nilai dasar PNS dalam
tugas dan fungsi jabatannya di UPTD Puskesmas
Randublatung.
2. Bagi Organisasi
Dapat memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat
UPTD Puskesmas Randublatung dari aspek promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif untuk mendukung Visi dan Misi UPTD
Puskesmas Randublatung.
3. Bagi Stakeholder
Tercapainya Blora sehat secara optimal dan meningkatkan
derajat kesehatan secara umum dan khususnya pasien dengan
hipertensi.

8
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sikap dan Perilaku Bela Negara


Sikap perilaku dan kedisiplinan yang harus dimiliki oleh PNS
untuk menunjang fungsinya adalah nilai-nilai sikap perilaku,
kesehatan jasmani dan kesehatan mental, kesamaptaan jasmani
dan kesamaptaan mental, dan tata upacara sipil dan keprotokolan.

1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara

Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam


penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur,
pada hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran
berbangsa dan bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS
harus sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu mengkaitkan
dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia (sesuai
amanah yang ada dalam Pembukaan UUD 1945) melalui:

a. Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan


negara Indonesia yang terdiri dari beberapa suku bangsa
yang mendiami banyak pulau yang membentang dari Sabang
sampai Merauke, dengan beragam bahasa dan adat istiadat
kebudayaan yang berbeda-beda. Kemajemukan itu diikat
dalam konsep wawasan nusantara yang merupakan cara
pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

b. Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk


menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sikap dan
perilaku yang patriotik dimulai dari hal-hal yang sederhana
yaitu dengan saling tolong menolong, menciptakan kerukunan

9
beragama dan toleransi dalam menjalankan ibadah sesuai
agama masing-masing, saling menghormati dengan sesama
dan menjaga keamanan lingkungan.

c. Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga


negara Indonesia yang menghormati lambang-lambang
negara dan mentaati peraturan perundang-undangan.

Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran


berbangsa dan bernegara perlu mendapat perhatian dan tanggung
jawab bersama. Sehingga amanat pada UUD 1945 untuk menjaga
dan memelihara Negara Kesatuan wilayah Republik Indonesia
serta kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan. Hal yang dapat
mengganggu kesadaran berbangsa dan bernegara bagi PNS yang
perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya
kesadaran dan kepekaan sosial, padahal banyak persoalan-
persoalan masyarakat yang membutuhkan peranan PNS dalam
setiap pelaksanaan tugas jabatannya untuk membantu memediasi
masyarakat agar keluar dari himpitan masalah, baik itu masalah
sosial, ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya masyarakat
dari semua lapisan keluar dari himpitan persoalan, maka bangsa ini
tentunya menjadi bangsa yang kuat dan tidak dapat di intervensi
oleh negara apapun, karena masyarakat itu sendiri yang harus
disejahterakan dan jangan sampai mengalami penderitaan. Di situ
PNS telah melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela
negara.

Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk


mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat
mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang
berdasarkan atas cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga
dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam
diri masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar
juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang

10
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan
rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta
terhadap tanah air kita.

Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami


penerapannya dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan
bernegara antara lain:

1) Cinta Tanah Air.


Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai.
Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat
didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat
mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah
negara kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada,
menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik
negara kita.
2) Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang
harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan
dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat
mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar
perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak bangsa yang
berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.
3) Pancasila.
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan
sungguh luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan
normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman
yang ada di Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama,
etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat
mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.
4) Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.

11
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban
untuk bangsa dan negara. Contoh seperti sekarang ini yaitu
perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa
mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus
merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja
sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan hanya menjadi
seorang atlet saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain.
Begitupun supporter yang rela menghabiskan waktunya antri
hanya untuk mendapatkan tiket demi mendukung langsung para
atlet yang berlaga demi mengharumkan nama bangsa.
5) Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan
tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani
profesi masing-masing.

2. Analisis Isu Kontemporer

Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C.,


2017) ada empat level lingkungan strategis yang dapat
mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya
sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga
(family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/
Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global). Ke empat level
lingkungan stratejik tersebut disajikan dalam gambar berikut ini:

Berdasarkan gambar di atas dapat dikatakan bahwa


perubahan global (globalisasi) yang terjadi dewasa ini, memaksa
semua bangsa (Negara) untuk berperan serta, jika tidak maka
arus perubahan tersebut akan menghilang dan akan
meninggalkan semua yang tidak mau berubah. Perubahan global
ditandai dengan hancurnya batas (border) suatu bangsa, dengan
membangun pemahaman dunia ini satu tidak dipisahkan oleh
batas negara. Hal yang menjadi pemicunya adalah berkembang

12
pesatnya teknologi informasi global, dimana setiap informasi dari
satu penjuru dunia dapat diketahui dalam waktu yang tidak lama
berselang oleh orang di penjuru dunia lainnya.

Perubahan cara pandang tersebut, telah mengubah tatanan


kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini ditandai dengan
masuknya kepentingan global (negara-negara lain) ke dalam
negeri dalam aspek hukum, politik, ekonomi, pembangunan, dan
lain sebagainya. Perubahan cara pandang individu tentang
tatanan berbangsa dan bernegara (wawasan kebangsaan), telah
mempengaruhi cara pandang masyarakat dalam memahami pola
kehidupan dan budaya yang selama ini dipertahankan/diwariskan
secara turun temurun. Perubahan lingkungan masyarakat juga
mempengaruhi cara pandang keluarga sebagai miniature dari
kehidupan sosial (masyarakat). Tingkat persaingan yang
keblabasan akan menghilangkan keharmonisan hidup di dalam
anggota keluarga, sebaga akibat dari ketidakharmonisan hidup di
lingkungan keluarga maka secara tidak langsung membentuk
sikap ego dan apatis terhadap tuntutan lingkungan sekitar.

Oleh karena itu, pemahaman perubahan dan perkembangan


lingkungan stratejik pada tataran makro merupakan factor utama
yang akan menambah wawasan PNS. Wawasan tersebut
melingkupi pemahaman terhadap Globalisasi, Demokrasi,
Desentralisasi, dan Daya Saing Nasional, dalam konteks
globalisasi PNS perlu memahami berbagai dampak positif maupun
negatifnya; perkembangan demokrasi yang akan memberikan
pengaruh dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik Bangsa
Indonesia; desentralisasi dan otonomi daerah perlu dipahami
sebagai upaya memperkokoh kesatuan nasional, kedaulatan
negara, keadilan dan kemakmuran yang lebih merata di seluruh
pelosok tanah air, sehingga pada akhirnya akan membentuk
wawasan strategis bagaimana semua hal tersebut bermuara pada

13
tantangan penciptaan dan pembangunan daya saing nasional
demi kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara dalam lingkungan pergaulan dunia yang semakin
terbuka, terhubung, serta tak berbatas.

PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal


juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan
berbangsa dan bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan
Bhinneka Tunggal Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan
bernegara. Fenomena-fenomena tersebut menjadikan pentingnya
setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait dengan
isu-isu kritikal yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi,
isu-isu tersebut diantaranya; bahaya paham radikalisme/
terorisme, bahaya narkoba, cyber crime, money laundry, korupsi,
proxy war. Isu-isu di atas, selanjutnya disebut sebagai isu-isu
strategis kontemporer.

3. Kesiapsiagaan Bela Negara

Untuk melatihan kesiapasiagaan bela negara bagi CPNS ada


beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah tanggap
dan mau mencari tau terkait dengan kejadian-kejadian permasalahan
yang dihadapi bangsa negara Indonesia, tidak mudah terprovokasi,
tidak mudah percaya dengan berita yang belum jelas asal usulnya,
tidak terpengaruh dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan
permasalahan bangsa lainnya, dan yang lebih penting lagi ada
mempersiapkan jasmani dan mental untuk turut bela negara.

Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan


kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelaan
negara. Dalam hal ini setiap CPNS sebagai bagian dari warga
masyarakat tentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk

14
melakukan bela negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD
Negara RI 1945 tersebut.

Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada


negara dan kesediaan berkorban membela negara. Cakupan bela
negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling
keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai
bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.
Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi
bangsa dan negara.

Setidaknya unsur Bela Negara antara lain :

a. Cinta Tanah Air.


b. Kesadaran Berbangsa dan bernegara.
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara.
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara.
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di
zaman sekarang di berbagai lingkungan:
a. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam
keluarga. (lingkungan keluarga).
b. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga).
c. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan)
Kesadaran untuk menaati tata tertib pelatihan (lingkungan
kampus/lembaga pelatihan).
d. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam
masyarakat (lingkungan masyarakat).
e. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama
(lingkungan masyarakat).
f. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara).
g. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara).
Terkait dengan Pelatihan Dasar bagi CPNS, sudah barang tentu
kegiatan bela negara bukan memanggul senjata sebagai wajib militer

15
atau kegiatan semacam militerisasi, namun lebih bagaimana
menanamkan jiwa kedisiplinan, mencintai tanah air (dengan menjaga
kelestarian hayati), menjaga aset bangsa, menggunakan produksi
dalam negeri, dan tentu ada beberapa kegiatan yang bersifat fisik
dalam rangka menunjang kesiapsiagaan dan meningkatkan
kebugaran fisik saja.

Oleh sebab itu maka dalam pelaksanaan latihan dasar bagi


CPNS akan dibekali dengan latihan-latihan seperti :

a. Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan Fisik;


b. Kesiapsiagaan dan kecerdasan Mental;
c. Kegiatan Baris-berbaris, Apel, dan Tata Upacara;
d. Keprotokolan;
e. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
f. Kegiatan Ketangkasan dan Permainan.

B. Nilai-nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil


1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban


yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab
yang menjadi amanahnya. Dengan demikian kepercayaan
masyarakat (public trust) kepada birokrasi akan semakin menguat
karena aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol demokrasi,
mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan,


yaitu:

a Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari


atas ke bawah dimana pimpinan

16
memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya.

b Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan


kebijakan yang dilakukan oleh individu
maupun kelompok/instansi.

c Integritas : Konsistensi dan keteguhan yang tak


tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-
nilai luhur dan keyakinan.

d Tanggung : Kesadaran manusia akan tingkah laku atau


Jawab perbuatannya yang di sengaja maupun
yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban.

e Keadilan : Kondisi kebenaran ideal secara moral


mengenai sesuatu hal, baik menyangkut
benda atau orang.

f Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada


sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini
yang akan melahirkan akuntabilitas.

g Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam


lingkungan kerja, maka diperlukan
keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.

h Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan


tanggungjawab harus memiliki gambaran
yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan
dan hasil yang diharapkan.

i Konsistensi : Sebuah usaha untuk terus dan terus

17
melakukan sesuatu sampai pada tercapai
tujuan akhir.

Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
a. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas
yang lebih tinggi.
b. Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.
Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu :
a. Akuntabilitas Personal
b. Akuntabilitas Individu
c. Akuntabilitas Kelompok
d. Akuntabilitas Organisasi
e. Akuntabilitas Stakeholder

2. Nasionalisme

Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan


bangsanya sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap
bangsa dan negara. Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap
PNS memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa, dan negara. Nasionalisme merupakan pandangan atau
paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. PNS dapat
mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila
agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan
wawasan kebangsaannya.

Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus


diperhatikan, yaitu :

18
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

19
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.

20
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2) Sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.

21
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-
cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal
yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi.
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan
tindakan faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :
a. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
b. Dimensi Modalitas
c. Dimensi Tindakan Integritas Publik

Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :


a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.

22
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu

Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran
baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai
negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder. Nilai-nilai Komitmen Mutu:
a. Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat
mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas
menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah

23
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas,
ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga
diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan.
b. Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan
pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi
ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan
manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah
keluaran tertentu.
c. Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam
(internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena
ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal misalnya
permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus
mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun
karakter dan mindset baru sebagai aparatur penyelenggara
pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dengan
sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
d. Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.

24
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam
mengevaluasi kualitas pelayanan, yaitu:
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam
memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan
serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya;
e. Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi.
Pada level puncak (corporate level) bertanggung jawab atas mutu
layanan institusi secara keseluruhan untuk membangun citra
kelembagaan dan keunggulan bersaing. Pada level strategi bisnis
unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan penetapan
diversifikasi mutu pada setiap unit kerja sesuai dengan target
masing-masing. Pada level fungsional bertanggung jawab atas
mutu hasil setiap layanan yang diberikan di unit-unit pendukung.
Sedangkan pada level unit dasar tanggung jawab mutu berkaitan
dengan aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan di masing-
masing unit kerja.

5. Anti Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa latin “corruption” (Fockema


Andrea: 1951) atau “corruptus” (Webster Student Dictionary: 1960).
Selanjutnya dikatakan bahwa “corruption” berasal dari kata
“corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin

25
tersebut kemudian dikenal istilah “coruption, corrupt” (Inggris),
“corruption” (Perancis) dan “corruptive/ korruptie” (Belanda).
Korupsi secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian.
Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena
dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik
dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan
yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka
panjang. Korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001 didefinisikan
sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya
diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara. menurut UU No.
31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana
korupsi yang terdiri dari:
a. Kerugian keuangan negara,
b. Suap-menyuap,
c. Pemerasan,
d. Perbuatan curang,
e. Penggelapan dalam jabatan,
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
g. Gratifikasi.
Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
a. Kejujuran
Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong,
dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat
penting dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat jujur pegawai
tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya.
b. Kepedulian

26
masyarakat Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang
pegawai dalam kehidupan dan di tempat kerja.
c. Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses mendewasakan
diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk
mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya.
d. Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan.
e. Tanggung Jawab
f. Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan
yang salah baik itu disengaja maupun tidak disengaja.
Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan kesadaran
akan kewajiban menerima dan menyelesaikan semua masalah
yang telah dilakukan.
g. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana
kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan,
daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian
diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan dan
pantang mundur.
h. Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros,
hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi
semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara merupakan
parameter penting dalam menjalin hubungan antara sesama
karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan
sosial, iri, dengki, tamak, egosi dan juga menghindari dari
keinginan yang berlebihan.
i. Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam
bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani

27
mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan lain
sebagainya.
j. Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak.

C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

Kedudukan ASN dalam NKRI yaitu


1. Pegawai ASN berkedudukan sebagai Aparatur Negara.

2. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh


Pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
Intervensi semua Golongan serta Parpol.

3. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai


politik.

4. Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri, namun


demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan.

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan


kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
Bagian Ketiga Peran Pasal 12 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara,
pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas
pemerintahan dan penyelenggaraan pembangunan tugas umum
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Setiap kegiatan yang dilakukan PNS
pasti terdapat konsekuensi baik berupa penghargaan maupun sanksi,

28
semestinya sebagai PNS kita tidak boleh melalaikan kewajiban kita di
kantor. Dengan adanya Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010
tentang Disiplin PNS dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban
selaku PNS sebagai berikut:
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat
PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau
Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan mentaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier; dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.

29
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN meliputi
Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan
pemerintahan dan memiliki nomor induk pegawai nasional.
Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi
pemerintah untuk jangka waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola
karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun
dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur
Sipil Negara, 2014).

2. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintahan di pusat dan daerah, dan di lingkungan BUMN/
BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009
tentang pelayanan publik, pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.

30
Barang/ jasa publik adalah barang/ jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah.
Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat
diproduksi oleh sektor swasta karena adanya, non-rivalry, dan non-
excludable, serta cara mengkonsumsinya dapat dilakukan secara
kolektif. Perkembangan paradigma pelayanan: Old Public
Administration (OPA), New Public Management (NPM) dan
seterusnya menjadi New Public Service (NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,
responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.

Fundamen Pelayanan Publik:


a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai
amanat konstitusi.

b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga


Negara.

c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk


mencapai hal-hal strategis untuk memajukan bangsa di masa
yang akan datang.

d. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-


kebutuhan warga negara tetapi juga untuk proteksi.

3. Whole of Government
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan

31
interagency, yaitu pendekatan dengan melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno &
Sejati, 2016).
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan
publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan
bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu
tertentu (Shergold & lain-lain, 2004).
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil
Indonesia adalah:

a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam


mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan lebih
baik, selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan
dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong
pentingnya WoG.

b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan


kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa
kompetisi antar sektor dalam pembangunan.

c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta


bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi
disintegrtasi bangsa.

D. Tinjauan Umum tentang Hipertensi


1. Pengertian Hipertensi

WHO (Word Health Organization) menyebutkan diagnosa


Hipertensi dapat ditegakkan bila hasil pengukuran tekanan darah
berulang secara konsisten menunjukkan tekanan darah 140/90
mmHg atau lebih pada setiap hasil pengukuran. Menurut
Kementerian Kesehatan RI, Hipertensi adalah peningkatan tekanan
darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolik >90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam

32
keadaan cukup istirahat/ tenang. Pendapat lain menyebutkan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi medis
yang kronis dimana terjadi peningkatan tekanan darah arteri
sistemik dengan hasil pengukuran tekanan darah ≥ 140 mmHg
pada sistolik dan ≥ 90 mmHg pada tekanan darah diastolik.

2. Klasifikasi dan Gejala


a. Klasifikasi
Kementerian Kesehatan RI mengklasifikasi hipertensi
menjadi:
1) Berdasarkan penyebab
a) Hipertensi Primer/ Hipertensi Esensial
Hipertensi yeng penyebabnya tidak diketahui (indiopatik),
serfing dikaitkan dengan faktor gaya hidup inaktivitas dan
pola makan. Terjadi pada sekitar 90%, atau sekitar 90-95%
penderita Hipertensi.
b) Hipertensi Sekunder/ Hipertensi Non Esensial
Hipertensi yang diketahui penyebabnya, sedkitar 1-2%
penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian pil
KB. Pada sekitar 5-10% penderita Hipertensi, penyebabnya
adalah penyakit ginjal, endokrin dan system syarat.
2) Berdasarkan bentuk Hipertensi
Bentuk Hipertensi dapat berupa Hipertensi sistolik (isolated
systolic hypertension), diastolik (diastolic hypertension), atau
Hipertensi campuran (sistolik dan diastolik).
b. Gejala
Tanda dan gejala hipertensi dibedakan atas tidak
menunjukkan gejala spesifik dan gejala paling lazim yang
menyertai hipertensi yaitu nyeri kepala dan kelelahan. Gejala
ringan yang lain, pusing atau sakit kepala, sering gelisah, sukar
tidur, mudah marah, wajah merah, tengkuk terasa pegal dan
terasa berat, sesak napas, telinga berdengung, mudah lelah,
mimisan dan mata berkunang-kunang.

33
a. Factor resiko yang dapat diperbaruhi
- Riwayat keluarga
Berdasarkan riset menunjukkan factor genetic sekitar 30%
berhubungan dengan kejadian hipertensi primer. Factor genetik
berpengaruh dalam pengaturan sistem rennin-angiotensin-
aldosteron dan lainnya yang mempengaruhi tonus vaskuler,
transportasi garam dan air pada ginjal yang berhubungan
dengan perkembangan hipertensi, walaupun hubungan faktor
genetic secara langsung dengan hipertensi belum ditemukan
- Usia
Hipertensi primer biasanya muncul pada usia antara 30-50
tahun. Insiden hipertensi meningkat seiring pertambahan usia
50-60% klien usia diatas 60 tahun memiliki tekanan darah diatas
149/90 mmHg.
- Jenis kelamin
Insiden hipertensi lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan wanita
sampai usia sekitar 55 tahun. Pada usia antara 55-74 tahun
resiko hipertensi hamper sama pada laki-laki dan wanita, setelah
usia 74 tahun, wanita lebih beresiko untuk hipertensi.
- Etnis
Berdasarkan data statistic, angka kematian karena hipertensi
pada wanita kulit putih sebesar 4,7%, pada laki-laki kulit putih
6,3% pada laki-laki kulit hitam 22,5% dan paling tinggi pada
wanita kulit hitam sebesar 29,3%. Penyebab tingginya prevalensi
pada etnis kulit hitam masih belum jelas, tetapi kenaikan ini
berhubungan dengan rendahnya tingkat rennin, sensitifitas yang
lebih besar terhadap vasopressin, intake garam yang lebih tinggi
dan stress lingkungan yang lebih besar.11
b. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi
- Diabetes mellitus
Prevelensi hipertensi pada diabetes lebih dari dua kali lipat.
Diabetes memicu terjadinya atherosclerosis dan kerusakan

34
dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan hipertensi,
sehingga hipertensi menjadi diagnosa prevelensi pada diabetes
walaupun diabetesnya sudah terkontrol. Jika seorang pasien
diabetes telah terdiagnosa hipertensi, pengobatan dan
perawatan berkelanjutan harus total dilakukan sesuai kondisi
individual.
- Stress
Stress meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan
kardiak output, dan menstimulasi aktivitas sistem saraf simpatis.
Sumber stes bias berasal dari banyak hal, diantaranya adalah
kebisingan, proses infeksi, peradangan, nyeri, penurunan suplai
oksigen, panas, dingin, trauma, respon terhadap kejadian yang
dihadapi sehari-hari, obesitas, usia lanjut, obat-obatan, penyakit,
pembedahan. Jika respon terhadap stress berlebihan atau
memanjang maka akan terjadi gangguan funsi/ penyakit pada
organ target.
- Obesitas
Peningkatan lemak tubuh terutama pada lokasi atas dan perut
berhubungan dengan resiko terjadinya hipertensi. Kondisi
obesitas ditambah lagi dengan adanya faktor resiko lain
menimbulkan sindrom metabolic yang akan lebih meningkatkan
resiko hipertensi.
- Nutrisi
Intake sodium yang tinggi berhubungan dengan retriksi cairan.
Hipertensi berhubungan dengan intake sodium dalam beberapa
mekanisme fisiologi diantaranya dalam system rennin-
angiotensin-aldosteron, nitrit-oxide, katekolamin, endotelin dan
ANP.
- Merokok dan alcohol
Kebiasaan konsumsi alcohol dan merokok meningkatkan resiko
hipertensi. Rokok mengandung zat-zat berbahaya yang
berkontribusi sebagai pemicu dan mempercepat terjadinya

35
atheroskelerosis yang memicu agregasi platelet sehingga
meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler. Karbon monoksida
(CO) dalam rokok dapat mengurangi kemampuan pengikatan
oksigen miokard, kondisi ini meningkatkan denyut jantung dan
tekanan darah. Konsumsi alcohol dan dan merokok yang
bersamaan lebih meningkatkan resiko terjadinya hipertensi dan
resiko komplikasi penyakit kardiovaskuler.
- Dislipidemia
Peningkatan low Density Lipoprotein (LDL) atau total kolesterol
dan penurunan High Density Lipoprotein (HDL). LDL merupakan
jenis kolesterol yang merugikan, LDL yang tinggi akan
menyebabkan penebalan dinding pembuluh darah yang
meningkatkan resiko hipertensi.
4. Komplikasi
Hipertensi merupakan faktor predisposisi terhadap stroke,
infark miokard, gagal jantung kongestif, aneurisme arteri dan
penyebab utama gagal ginjal kronis, mempengaruhi carotid intimae
media thickness (CIMT) dan merupakan faktor resiko utama
terhadap terjadinya carotic stenosis. Hipertensi menjadi penyakit
kronis yang paling sering dan beresiko tinggi terhadapa penyakit
kardiovaskular.
Hipertensi menimbulkan stress pada organ jantung, ginjal,
dan mata yang menyebabkan organ-organ ini memburuk dari waktu
ke waktu. Tingginya tekanan pada dinding arteri akibat tinggi
tekanan darah dapat merusak pembuluh darah dan orang lain
dalam tubuh, semakin lama dan semakin tinggi tekanan maka
semakin besar kerusakan yang ditimbulkan.
Komplikasi yang paling sering ditimbulkan adalah:
Jantung
1) Coronary Artery Diseases (CAD)
Hipertensi menyebabkan pengerasan dan penebalan diding
arteri (atherosclerosis) yang berujung pada CAD atau yang

36
disebut sebagai iskemia jangtung (ischemic heart diseases),
yang meningkatkan resiko terjadinya angina (chest Pain),
serangan jantung stroke, dan kematian.
2) Gagal jantung
Jantung memompa lebih keras melawan peningkatan tekanan
dalam pembuluh darah, ventrikel kiri menjadi menebal dan
cardiac output menurun yang disebut sebagai left ventricular
hypertrophy (LVH). Otot yang menebal bekerja lebih keras
memompa darah untuk mencukupi kebutuhan tubuh yang
dapat mengakibatkan gagal jantung.
3) Cardiac Arrythmias
Hipertensi meningkatkan resiko terjadinya gangguan dan
keteraturan denyut jantung seperti atrial fibrillation, premature
ventricular contractions, dan ventricular tachycardia.

BAB III

DESKRIPSI ORGANISASI

37
A. PROFIL ORGANISASI

1. Profil UPTD Puskesmas Randublatung


Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan,
baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan
oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
ksehatan peroranganan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya di wilayah
kerjanya.
Data Wilayah Kerja Puskesmas Randublatung
A. Gambaran Umum Puskesmas
 Luas wilayah : 21.113 hektar
 Jumlah Penduduk 11 desa : 41.507 jiwa
 Jumlah penduduk laki-laki : 20.340 jiwa
 Jumlah penduduk Perempuan : 21.167 jiwa
B. Batas wilayah kerja
 sebelah utara : Wilayah Kerja
Puskesmas Kutukan
 sebelah selatan : Kecamatan
Kradenan
 sebelah timur : Puskesmas
Kutukan
 sebelah barat : Kecamatan Jati
C. Sumber air : PAM
 Instalasi pembuangan air limbah : 1 unit
 Insenerator : 1 unit

38
 Kapasitas tempat tidur IGD : 2 TT
 Kapasitas tempat tidur Rawat inap : 22 TT
 Kapasitas tempat tidur Ruang nifas : 3 TT

D. Wilayah
Luas wilayah kerja Puskesmas Randublatung adalah
10.493 km2, dengan wilayah kerja meliputi 11desa.
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Randublatung
No Desa Luas Wilayah Jumlah
(Km2) Dusun RT RW
1 Randublatung 901.00 6 25 4

2 Bekutuk 516.00 6 14 6
3 Wulung 839.00 5 24 6
4 Pilang 629.00 5 43 10
5 Temulus 1.046.00 2 23 3
6 Bodeh 2.498.00 4 11 4
7 Tlogotuwung 441.00 2 6 2
8 Gembyungan 946.00 7 5 13
9 Sambongwangan 940.00 6 25 6
10 Plosorejo 1.024.00 7 25 5
11 Jeruk 713.00 3 17 4

E. Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Randublatung
Tahun 2016
No Desa Jumlah Penduduk Seks Rasio
Laki – Perem Jumlah
Laki puan
1 Randublatung 2.810 3.005 5815 93.51

39
2 Bekutuk 1.367 1.331 2.698 102.70
3 Wulung 3.514 3.741 7.255 93.93
4 Pilang 3.675 3.863 7.538 95.13
5 Temulus 1.649 1.697 3.346 97.17
6 Bodeh 635 612 1.247 103.76
7 Tlogotuwung 527 580 1.107 90.86
8 Gembyungan 945 975 1.929 97.85
9 Sambongwangan 2.314 2.412 4.726 95.94
10 Plosorejo 2.067 2.151 4.212 95.82
11 Jeruk 982 960 1.942 102.29

F. Sumber Daya Puskesmas


1) Sumber Daya Manusia (Ketenagaan)
Ketenagaan di UPTD Puskesmas Randublatung untuk
melaksanakan pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :
Jenis Ketenagaan di UPTD Puskesmas Randublatung
JUMLAH
NO PROFESI WIYATA
PNS
BAKTI
1. Dokter umum* 4 -
2. Dokter Gigi 1 -
3. Promkes - 1
4. Perawat 7 13
6. Rekam Medik - 1
7. Bidan Pusk 17 4
11. Sanitarian 1 -
12. Ahli Gizi 1 -
13. Farmasi 1 -
14. Apoteker - 1
15 Asisten Apoteker - 1

40
16 Analis Kesehatan - 2
19 Administrasi Umum 1 1
20 Akuntansi - 1
21 Staf IT - 1
22 Perawat Gigi - 1
23 Tenaga Dapur - 1
25 Kebersihan - 4
26 Sopir - 2
Jumlah 33 34
2) Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana pendukung pelayanan
kesehatan di Puskesmas Randublatung adalah sebagai
berikut :
a) Puskesmas Induk
- Unit Rawat Jalan
- Unit Gawat Darurat
- Unit PONED/ Persalinan
- Unit rawat inap
b) Puskesmas Keliling : 2 unit
c) Poliklinik Kesehatan Desa : 5 buah
d) Posyandu : 64 buah
e) Sepeda Motor : 7 buah

2. Visi Misi,Serta Nilai Organisasi

Visi Puskesmas Randublatung


Menjadikan Puskesmas Randublatung Puskesmas Terdepan
Dalam Mewujudkan Randublatung Sehat 2019.

Misi Puskesmas Randublatung

41
1) Mewujudkan Pelayanan kesehaatan dasar yang prima
transparan dan profesional.
2) Meningkatkan pelayanan kesehatan dasar melalui
kegiatan promotif, preventif, kuratif serta rehabilitatif
3) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia sesuai kopetensi bidang tugas serta
kesejahteraan karyawan.
4) Meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral.
5) Mendorong kemandirian masyarakat untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat.

Motto Puskesmas Randublatung


“Bersama kita menuju Sehat “
Tata Nilai : RANCAK
1) R= Ramah dalam pelayanan
2) A = Aman dalam pelayanan
3) N = Nyaman dalam tempat Pelayanan
4) C = Cepat dalam pelayanan
5) AK = Akurat dalam diagnose dan pengobatan

3. STRUKTUR ORGANISASI JOB DESKRIPSI UPTD PUSKESMAS


RANDUBLATUNG.

Tugas Pokok dan Fungsi dalam struktur organisasi UPTD Puskesmas


Randublatung
1 KEPALA PUSKESMAS Bertugas sebagai manager Puskesmas,
Pelaksana Medis Tekhnis, dan Konsultan
Medis.
2 KEPALA SUB BAGIAN Bertugas membawahi dan mengkoordinasi
TATA USAHA kegiatan: SP2TP, Bendahara, Administrasi
dan Pelaporan loket, Kepegawaian,
pengelolaan barang dan Inventaris kantor.
3 PENANGGUNG JAWAB Bertugas membawahi dan mengkoordinasi
UKM ESSENSIAL DAN kegiatan: PROMKES, KESLING, dan P2P
KEPERAWATAN

42
MASYARAKAT
4 PENANGGUNG JAWAB Bertugas membawahi dan mengkoordinasi
UKM PENGEMBANGAN kegiatan : Pelayanan kesehatan
Jiwa,pelayanan NAPZA dan Rokok,
Pelayanan kesehatan Tradisional
komplementer, UKS, Kesehatan Lansia
5 PENANGGUNG JAWAB Bertugas membawahi dan mengkoordinasi
UKP KEFARMASIAN DAN kegiatan BP Umum, BP Gigi dan Mulut,
LABORATORIUM Pelayanan KIA-KB, Pelayanan
Kefarmasian, Pelayanan Gizi, Pelayanan
Persalinan, Laboratorium dan Imuninasi.
6 PENANGGUNG JAWAB Bertugas membawahi dan mengkoordinasi
JARINGAN PELAYANAN kegiatan: PUSTU, Puskesmas Keliling,
PUSKESMAS DAN Bidan Desa, Jejaring Fasilitas pelayanan
JEJARING PELAYANAN kesehatan (JFPK)
KESEHATAN

43
STRUKTUR ORGANISASI UPTD PUSKESMAS
RANDUBLATUNG
KEPALA PUSKESMAS
(dr. Didik Wedo Nurdoyo)
KEPALA SUB BAGIAN TATA
TIM MUTU, AI, KP, PPI
USAHA
(drg. Dian Purwanti)
(Endro Hari Yulianto, SKM)

PENANGGUNG JAWAB UKP PENANGGUNG JAWAB BENDAHARA PENERIMAAN


PENANGGUNG JAWAB UKM
(dr. M Fajar Banani) JEJARING, JARINGAN (Indah Purnamasari)
(Suci Sari Kurniawati)
(Sigit Widiyanto)
(Suci Sari Kurniawati) BENDAHARA PENGELUARAN
PENDAFTARAN KIA / KB PUSTU BLEKUTUK (Sulistinah)
(Dwi Ernawati) (Datik Suwarni) (Lima nugroho)
URUSAN UMUM
PEMERIKSAAN GIGI & GIZI PUSTU PLOSOREJO (Sukesi)
MULUT (Sukesi) (Sulistinah)
(drg. Dian Purwanti) URUSAN KEPEGAWAIAN
P3M / PTM PUSTU GEMBYUNGAN (Sulasih)
PEMERIKSAAN UMUM (Yoga Tri Yuwono) (Muriana Fatma)
(dr. M Fajar Banani) URUSAN PERENCANAAN
IMUNISASI PUSTU TEMULUS EVALUASI & ASET
PELAYANAN (Yudha Indraswara) (Sigit Widiyanto) (Tri Heni Ashariyanti)
KEFARMASIAN
(Lanjar Wijiastuti ) KESLING PKD JERUK PENGELOLAAN DATA DAN
(Naptali) (Sri Elina Zuraida) SIMPUS
UGD (Rikrisna Adi Pratama)
(Tri Heni Ashariyanti) PROMKES PKD SAMBONGWANGAN
(Lima Nugroho) (Umi Salamah)
LABOTAORIUM
(Devi Ariska Septiani, Agus KES. REMAJA & PKD PILANG
Mugiarto) REPRODUKSI (Indah Purnamasari)
(Muriana Fatma)
PKD TEMULUS
UKS (Sutrisni)
(Sigit Widiyanto)
PKD BODEH
(Wartini)

PKD TLOGOTUWUNG
(Wahyu Dwi Oktaviany W.)

44
B. Role Model
Role model adalah panutan, yang dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia sama artinya dengan teladan yaitu suatu yang patut ditiru
teladan, kelakuan, perbuatan, sifat dan sebagainya.
Dalam hal ini role model bagi penulis adalah Kepala UPT
Puskesmas dr. Didik Wedo Nurdoyo,beliau lahir di Solo 13 Mei 1976
yang memiliki hobi membaca,dan berpetualang. Pendidikan terakhir
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang. dr.
Didik menjabat sebagai kepala Puskesmas Randublatung sejak 10 Juli
2017. Beliau adalah pimpinan di kantor yang dapat menjadi panutan,
inspirasi, contoh, dan teladan bagi penulis.

Gambar 3.3 Role Model


Selama penulis bekerja di instansi, beliau sosok yang paling bisa
menempatkan diri dimana kapan dan bagaimana situasi yang ada.
Beliau bisa tetap berwibawa tanpa membuat batas antara pimpinan
dan yang dipimpin. dr. Didik Wedo Nurdoyo selalu memberikan solusi
yang terbaik dan objektif terhadap masalah untuk kepentingan
puskesmas atau masyarakat bukan siapa yang menyampaikan
melainkan melihat apa yang disampaikan saat menerima masukan.
Terutama pada rancangan aktualisasi kali ini, beliau sangat
berperan andil dalam rancangan dan kegiatan yang akan kami lakukan
yang berprinsip bukan hanya formalitas menyelesaikan tugas

45
melainkan sebagaimana mungkin apa yang kami kerjakan bisa
bermanfaat untuk masyarakat dan dapat mempertahankan mutu di
UPTD Pusksmas Randublatung

C. Tugas Pokok
Tugas dan Fungsi seorang perawat golongan II C sebagai mana di
atur dalam peraturan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014
tentang Jabatan Fungsional Perawat yaitu sebagai berikut:
1. Melaksanakan pengkajian keperawatan berupa pengkajian
dasar pada individu
2. Melaksanakan analisa data untuk merumuskan diagnose
keperawatan analisa sederhana pada individu
3. Merencanakan tindakan keperawatan sederhana pada
individu
4. Melaksanakan tindakan keperawatan dasar kateggori 1, II
5. Melaksanakan tindakan keperawatan kompleks
UPTD PUSKESMAS RANDUBLATUNG merupakan salah satu
unit pelayanan kesehatan yang berada di bawah Dinas Kesehatan
Kabupaten Blora yang selanjutnya Uraian Tugas Perawat adalah
sebagai berikut :
1. Melaksanakan asuhan keperawatan.
2. Melakukan kunjungan pembinaan keluarga / masyarakat.
3. Mengelola pelayanan keperawatan
4. Melakukan evaluasi keperawatan
5. Melakukan konsultasi tindakan keperawatan
6. Melakukan pengabdian masyarakat/ penanggulangan bencana
alam/wabah.
7. Menyusun laporan secara periodic baik lisan maupun tertulis guna
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan bidang tugasnya.

46
9. Mendukung dan berperan aktif dalam perbaikan mutu dan
keselamatan pasien

Sasaran Kerja Pegawai


Sasaran Kerja Pegawai (SKP) Perawat Terampil
a. Dalam menyelenggarakan Praktik Keperawatan, Perawat
bertugas sebagai:
1) Pemberi asuhan keperawatan
2) Penyuluh dan konselor bagi klien
3) Pengelola pelayanan keperawatan
4) Peneliti keperawatan
5) Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang
6) Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.
7) Pelaksanaan tugas perawat harus dilaksanakan secara
bertanggungjawab dan akuntabel.

47
BAB IV

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan


Substansi Mata Pelatihan.
Berdasarkan hasil analisis APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Layak/ Kelayakan) serta USG (Urgensi,
Seriousness, dan Growth), telah ditentukan 1 (satu) isu yang dapat
dikembangkan menjadi berbagai gagasan/ kegiatan untuk
penyelesaian masalah dengan melibatkan komponen yang ada.
Dalam rancangan aktualisasi ini terdiri atas tahapan: 1 )
Pengidentifikasian, penyusunan dan penetapan isu atau
permasalahan yang terjadi dan harus segera dipecahkan; 2 )
Pengajuan gagasan pemecahan isu/masalah dengan menyusunnya
dalam daftar rencana kegiatan, tahapan kegiatan, dan output
kegiatan; 3 ) Pendeskripsian keterkaitan antara kegiatan yang
diusulkan dengan substansi mata pelatihan yaitu pelayanan publik,
Whole of Government, dan manajemen ASN yang mendasari
kegiatan baik secara langsung maupun tidak langsung; 4)
Pendeskripsian rencana pelaksanaan kegiatan yang didasari
aktualisasi nilai-nilai dasar PNS dan kontribusi hasil kegiatan; serta
5) Pendeskripsian hasil kegiatan yang dilandasi oleh substansi
mata pelatihan terhadap pencapaian visi, misi, tujuan organisasi, dan
penguatan terhadap nilai- nilai organisasi.
Rancangan kegiatan aktualisasi merupakan rencana
operasional pelaksanaan aktualisasi dan habituasi yang akan
diterapkan oleh penulis selama 30 hari di UPTD Puskesmas
Randublatung. Rancangan kegiatan aktualisasi disajikan secara rinci
dalam tabel 4.1 berikut ini :

48
1. Isu Terpilih
Tabel 4.1 Isu terpilih
1. Kurangnya kesadaran pasien hipertensi untuk kontrol di puskesmas
2. Kurangnya penerapan proses triase dalam penanganan pasien di UGD
Identifikasi Isu : 3. Kurangnya kesadaran pengunjung untuk tidak merokok di area puskesmas
4. Kurang optimalnya kebersihan kamar mandi umum
5. Kurangnya penerapan senyum,salam,sapa dalam setiap pelayanan
Isu yang
: Kurangnya kesadaran pasien hipertensi untuk kontrol rutin di puskesmas
diangkat
Gagasan yang Optimalisasi peran perawat dalam meningkatkan kesadaran pasien hipertensi untuk kontrol rutin
:
diangkat di Puskesmas Randublatung
1. Meningkatkan keaktifan pasien dalam kegiatan Prolanis
2. Kolaborasi dengan tim gizi dalam pembuatan leaflet diit pasien hipertensi
3. Membuat kartu kontrol pengambilan obat
4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit hipertensi
Kegiatan :
5. Membuat grup whatsapp sebagai media komunikasi pasien hipertensi
6. Membuat poster tentang penyakit hipertensi
7. Melakukan kunjungan pada rumah pasien penderita hipertensi
8. Meningkatkan kesadaran pasien untuk gemar berolahraga secara rutin melalui senam pagi

49
Tabel Pemecahan isu adalah sebagai berikut:
Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan
Kegiatan Kegiatan Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
1. Meningkat 1. Membuat 1. Mendapatkan 1. Etika publik VISI : menjadikan Penguatan nilai :
kan konsep bimbingan dan Berkonsultasi dengan Puskesmas 1. Ramah
keaktifan kegiatan arahan dari atasan dengan penuh Randublatung 2. Aman
pasien 2. Melakukan atasan. sopan santun dan Puskesmas 3. Nyaman
dalam konsultasi 2. Jadwal hormat Terdepan Dalam 4. Cepat
kegiatan dengan pelaksanaan 2. Akuntabilitas Mewujudkan 5. Akurat
Prolanis pimpinan /tim prolanis telah Melaksanakan Randublatung
prolanis ditentukan penyuluhan dengan rasa Sehat 2019
3. Menentukan 3. Undangan di tanggung jawab Kontribusi misi:
jadwal bagikan 3. Nasionalisme Meningkatkan
pelaksanaan kepada pasien Musyawarah mufakat pelayanan
kegiatan 4. Tempat, snack, dalam pembuatan kesehatan dasar
prolanis. materi kesepakatan jadwal melalui kegiatan
4. Meng- ,peralatan dengan tim prolanis promotif, preventif,
informasikan pemeriksaan 4. Komitmen Mutu kuratif serta
kegiatan untuk kegiatan Meningkatkan mutu rehabilitatif
dengan telah siap pelayanan puskesmas
undangan 5. Foto, video, dengan pendidikan
prolanis materi, laporan kesehatan dan senam
5. Melakaksana- 5. Anti Korupsi
kan kegiatan Menyampaikan materi
prolanis. dengan jujur, dan
6. Menyusun sumber yang akurat,dan
laporan hasil dokumentasi yang akurat
kegiatan

50
2. Kolaborasi 1. Melakuka 1. Mendapat- a. Etik Publik Visi : menjadikan Penguatan nilai :
dengan tim konsultasi kan Berkonsultasi dengan Puskesmas 1. Ramah
gizi dalam dengan bimbingan atasan dengan penuh Randublatung 2. Akurat
pembuatan atasan dan arahan sopan santun dan Puskesmas Terdepan
leaflet diit 2. Menyusun dari atasan hormat Dalam Mewujudkan
pada materi 2. Materi dan b. Akuntabilitas Randublatung Sehat
pasien rujukan dari konsep Adanya kejelasan 2019
hipertensi ahli gizi leaflet telah kegiatan dan persiapan
yang didapatkan pelaksanaan yang dapat Kontribusi misi:
disetujui 3. Leaflet di dipertanggung  Meningkatkan
pimpinan cetak di jawabkan pelayanan
3. Mencetak percetakan c. Nasionalisme kesehatan dasar
leaflet 4. Leaflet Sila ke 5, membagikan melalui kegiatan
4. Membagi- telah di leaflet kepada pasien promotif,
kan leaflet terima oleh dengan adil preventif, kuratif
pada pasien pasien d. Komitemen Mutu serta rehabilitatif
mencetak leaflet
dengan menarik dan
bermutu
e. Anti Korupsi
Menyampaikan
materi dengan jujur,
dan sumber yang
akurat

51
3. Membuat 1. Melakukan 1. Desaign 1. Akuntabilitas Visi : menjadikan Penguatan nilai :
kartu kontrol konsultasi kartu obat Adanya kejelasan kegiatan
Puskesmas 1. Ramah
pengambil dengan 2. Men- dan pelaksanaan yang Randublatung 2. Aman
an obat. atasan dapatkan dapat Puskesmas Terdepan 3. Nyaman
2. Membuat bimbingan dari dipertanggungjawabkan 4. Cepat
Dalam Mewujudkan
design kartu atasan. 5. Akurat
Randublatung Sehat
kontrol 3. Ke- 2. Nasionalisme
pengambilan sepakatan Sila ke 5 melakukan 2019
obat dengan farmasi musyawarah untuk
3. Melakukan tercapai. mencapai mufakat KONSTRIBUSI
koordinasi 4. Kartu TERHADAP MISI:
pada bagian obat telah 3. Etika publik Mewujudkan Pelayanan
farmasi dipesan. Diwujudkan dengan kesehaatan dasar yang
4. Memesan 5. Kartu mengedepankan nilai nilai prima transparan dan
kartu pengambilan luhur etika, kesopanan profesional.
pengambilan obat diterima dan profesional Meningkatkan pelayanan
obat pada pasien kesehatan dasar melalui
percetakan. 4. Komitemen Mutu kegiatan promotif,
5. Mendistribusi Melayani dengan tanggap preventif, kuratif serta
kan kartu saat pembagian kartu obat rehabilitatif
pengambilan pasien DM.
obat kepada 5. Anti Korupsi
pasien Memesan Leaflet dengan
hipertensi Jujur.

52
4. Memberikan 1. Melakukan 1. Adanya 1. Akuntabilitas Visi : menjadikan Penguatan nilai :
pendidikan konsultasi konsep Edukasi berkelanjutan Puskesmas 1. Ramah
kesehatan dengan kegiatan. agar tercipta Randublatung 2. Aman
pada pasien atasan 2. Memperoleh konsistensi dalam Puskesmas Terdepan 3. Nyaman
hipertensi 2. Membuat kesepakatan meningkatkan derajat 4. Cepat
Dalam Mewujudkan
tentang konsep dengan kesehatan 5. Akurat
Randublatung Sehat
penyakit kegiatan. pimpinan 2. Nasionalisme
hipertensi di 3. Menyiapkan untuk waktu Sila ke 4 2019
ruang BP kelengkapan pelaksanaan melakukan
pendidikan pendidikan musyawarah mufakat Kontribusi misi:
kesehatan kesehatan dalam terselenggaranya 1) Mewujudkan
4. Memberikan 3. Memberikan pendidikan kesehatan Pelayanan kesehaatan
pendidikan pendidikan 3. Etika publik dasar yang prima
kesehatan kesehatan Adanya inovasi untuk transparan dan
5. Membuat 4. Mendorong masyarakat untuk profesional.
Laporan pasien untuk empati terhadap 2) Meningkatkan
Kegiatan. melakukan peningkatan derajat pelayanan kesehatan
pola hidup kesehatan. dasar melalui kegiatan
sehat 4. Komitmen Mutu promotif, preventif,
5. Adanya Dengan kegiatan kuratif serta rehabilitative
Laporan pendidikan kesehatan
kegiatan/foto/ tentang penyakit
video hipertensi diharapkan
pasien menjadi lebih
paham akan resiko
yang timbul dari
keterlambatan
pengobatan

53
Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan
Kegiatan Kegiatan Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
5. Membuat 1. Melakukan 1. Mendapatkan 1. Akuntabilitas Visi : menjadikan Penguatan Nilai
grup konsultasi bimbingan Bertanggung jawab Puskesmas 1. Ramah
whatsapp dengan dan arahan dalam meningkatkan Randublatung 2. Aman
sebagai atasan. atasan. derajat kesehatan Puskesmas Terdepan 3. Nyaman
2. Mengumpul- 2. List pasien 2. Nasionalisme 4. Cepat
media Dalam Mewujudkan
kan nomor hp beserta no Sila ke 2 kemanusiaan 5. Akurat
komunikasi yang adil dan beradab
Randublatung Sehat
pasien hpnya
pasien hipertensi 3. Terbentuknya Sila ke 5 Keadilan sosial 2019
hipertensi secara grup bagi seluruh rakyat Kontribusi misi:
bertahap whatsapp Indonesia 1) Mewujudkan
3. Membuatkan 4. Pasien 3. Etika publik Pelayanan kesehaatan
group menerima Memberikan pelayanan dasar yang prima
whatsapp informasi yang ramah melalui transparan dan
4. Mengirimkan tentang media sosial profesional.
notifikasi penyakit, 4. Komitmen Mutu 2) Meningkatkan
penting agenda Inovasi : whatsapp pelayanan kesehatan
terkait agenda yang “Diskusi tentang dasar melalui kegiatan
informasi akan datang kesehatan dapat promotif, preventif, kuratif
penyakit meningkatkan derajad serta rehabilitative
pasien. kesehatan”
5. Anti Korupsi
Memberikan informasi
dengan jujur.

54
6. Membuat 1. Melakukan 1. Adanya 1. . Akuntabilitas Visi : menjadikan Penguatan Nilai :
poster konsultasi kesepakatan Bertanggung jawab Puskesmas 1.Ramah
tentang dokter dengan dokter dalam meningkatkan Randublatung 2.Aman
penyakit puskesmas puskesmas derajat kesehatan. Puskesmas 3.Nyaman
hipertensi tentang materi tentang materi 2. Nasionalisme 4.Cepat
Terdepan Dalam
yang akan poster yang Sila ke 2 kemanusiaan 5.Akurat
yang adil dan beradab
Mewujudkan
dibuat poster akan dibuat
2. Membuat 2. Desain dibuat Sila ke 5 Keadilan sosial Randublatung Sehat
desain poster yang menarik bagi seluruh rakyat 2019
3. Mencetak supaya dapat Indonesia
poster di meningkatkan 3. Etika publik Kontribusi misi:
pecetakan minat pasien Memberikan pelayanan 1) Mewujudkan
4. Melakukan untuk rajin yang ramah Pelayanan kesehaatan
pemasangan control ke 4. Komitmen Mutu dasar yang prima
poster di puskesmas Keadaan untuk transparan dan
tempat 3. Poster meningkatkan mutu profesional.
strategis dicetak kesehatan. 2) Meningkatkan
4. Poster 5. Anti Korupsi pelayanan kesehatan
terpasang
M Kepedulian petugas dasar melalui kegiatan
e untuk membuatkan tata promotif, preventif,
l cara diet untuk pasien kuratif serta
a DM rehabilitative
k
u
k
a
n

p
e
r
a
w
a
t
a
n
55
g
i
g
i
7 Melakukan 1. Menentukan 1. Mendapatkan 1. . Akuntabilitas Visi : menjadikan Penguatan Nilai :
kunjungan waktu kontrak waktu Bertanggung jawab Puskesmas 1.Ramah
pada rumah kunjungan ke 2. Mengunjungi dalam meningkatkan Randublatung 2.Aman
rumah rumah penderita derajat kesehatan. Puskesmas 3.Nyaman
pasien
penderita hipertensi 2. Nasionalisme 4.Cepat
penderita Terdepan Dalam
hipertensi 3. Mendapatkan Sila ke 2 kemanusiaan 5.Akurat
hipertensi yang adil dan beradab
Mewujudkan
2. Melakukan data tanda tand
kunjungan vital dan Sila ke 5 Keadilan sosial Randublatung Sehat
rumah (home keluhan pasien bagi seluruh rakyat 2019
visit) jika ada untuk Indonesia
3. Melakukan diberikan 3. Etika publik Kontribusi misi:
pengecekan penanganan Memberikan pelayanan 1) Mewujudkan
kondisi lebih lanjut yang ramah Pelayanan kesehaatan
kesehatan 4. Komitmen Mutu dasar yang prima
pasien Keadaan untuk transparan dan
meningkatkan mutu profesional.
kesehatan. 2) Meningkatkan
6. Anti Korupsi pelayanan kesehatan
Kepedulian petugas dasar melalui kegiatan
untuk membuatkan tata promotif, preventif,
cara diet untuk pasien kuratif serta
DM rehabilitative

56
4. 5.

B. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi


Tabel 4.2 Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
N Kegiatan Masa Habituasi Bukti/ porto
o Juli Agustus polio
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
1
2

4
1 Membuat leaflet leafleat
diit penyakit
hipertensi

2 Memanfaatkan Daftar no hp
media social pasien
MINGGU

MINGGU

MINGGU

MINGGU

MINGGU

MINGGU
pembuatan group
Whatsapp
3 Membuat kartu Kartu
pengambilan obat pengambilan
obat
4 Melakukan Notulen
pengaturan diet konsul,daftar

57
DM sesuai menu diet DM
anjuran ahli gizi
5 Mendemonstrasi Foto kegiatan
kan perawatan
kaki penderita DM
6 Meningkatkan Notulen
keaktifan pasien konsul,notulen
dengan kegiatan kegiatan,foto.
prolanis Laporan
kegiatan
Keterangan: pelaksanaan kegiatan Libur

58
BAB IV

HASIL KEGIATAN

Kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ANEKA mulai dilaksanakan


tanggal 10 Juni 2019 sampai dengan 2 Agustus 2019. Sesuai dengan
Laporan kegiatan yang disusun dalam Laporan Aktualisasi (RA), terdapat
6 (enam) kegiatan yang dilaksanakan. Berikut ini adalah tabel
pelaksanaan kegiatan aktualisasi.
Tabel 4.1 Hasil Kegiatan Aktualisasi Kegiatan 1

Isu Kurangnya kesadaran pasien hipertensi untuk


kontrol rutin

Kegiatan Membuat leaflet diit pada pasien hipertensi


Tanggal 26 Juni s/d 27 Juni 2019
Tempat UPTD Puskesmas Randublatung
Pelaksanaan

A. Kegiatan-Kegiatan dan Tahapan yang Telah Dilaksanakan Didukung


Nilai-Nilai Dasar (ANEKA)
Tahapan kegiatan yang telah dilakukan sebagai berikut:

1. Melakukan konsul dengan atasan


2. Membuat design dan materi Leaflet.
3. Menyusun materi yang disetujui oleh pimpinan.
4. Mencetak leaflet
5. Membagikan Leaflet pada pasien

Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk memberikan pendidikan


kesehatan melalui media leaflet,dengan harapan dilakukan kegiatan
tersebut ialah untuk lebih meningkatkan kesadaran dan meningkatkan
pengetahuan pasien terhadap pentingnya pasien hipertensi untuk control
rutin agar dapat meningkatkan produktifitas dan status kesehatannya.
Dalam melakukan konsultasi dengan atasan selalu menjunjung tinggi etika

59
public sebagi seorang ASN yaitu selalu sopan (etika publik). Saya
berinovasi (komitmen mutu) dalam membuat leaflet. Saya bertanggung
jawab, disiplin dan jujur (anti korupsi) dalam membuat
design,konsep,dan dalam pengumpulan materi.Selanjutnya kegiatan
dilanjutkan dengan mencetak leaflet penuh tanggung jawab, cermat,
disiplin dan jujur. Setelah dilakukan kegiatan tersebut, dilakukan
membagikan leaflet kepada pasien maupun keluarga pasien dengan
tanggung jawab, disiplin dan konsisten.

B. Kontribusi/Manfaat Kegiatan Tersebut Bagi Pihak Lain dan terhadap


pencapaian visi-misi organisasi
Tersedianya leaflet sangat membatu meningkatkan pengetahuan
pasien dan otomatis bisa meningkatkan kesadaran pasien tentang
pentingnya pengelolaan terhadap penyakit yang salah satunya dengan
adanya kesadaran terhadap pentingnya kontrol rutin.

C. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi


Aktualisasi nilai-nilai dasar PNS berupa Akuntabilitas (tanggung jawab
dan konsisten), Etika Publik (cermat), Komitmen Mutu (cermat dan
inovasi), dan Anti Korupsi (disiplin dan jujur) dalam kegiatan ini
memperkuat nilai organisasi Meningkatkan pelayanan kesehatan
dasar yang prima transparan,dan profesional, yaitu: Profesional,
Akuntabel, Sinergi, Inovatif

D. Uraian Kendala yang Timbul dan Strategi Mengatasi Kendala

Sulit dalam memberikan penjelasan ketika menghadapi pasien yang


sudah lanjut usia,sehingga harus melibatkan keluarga terdekat dalam
melakukan komunikasi.
E. Dukungan Bukti-Bukti Capaian Aktualaisasi (lampiran)

Bukti fisik output kegiatan adalah sebagai berikut:

60
Gambar 4.1 Melakukan konsultasi dengan atasan

Gambar 4.2 Membuat konsep,design leaflet dan materi tentang hipertensi

DAFTAR PUSTAKA

Entjang, Indan, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Citra Aditya Bakti, Cetakan


ke-XIII, Bandung, 2000

Fatimah, Elly, dan Erna Irawati. 2016. Manajemen ASN. Jakarta:


Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Kusumasari, Bevaola, Septiana Dwiputrianti, dan Enda Laluk Allo. 2015.


Akuntabilitas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.

Latief, Yudi, Adi Suryanto, dan Abdul Aziz Muslim. 2015. Nasionalisme.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Pemerintah Indonesia. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang


Aparatur Sipil Negara. Jakarta : Sekertariat Negara.

Pemerintah Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat. Jakarta : Sekertariat Negara.

61
Pemerintah Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik. Jakarta : Sekertariat Negara.

Pemerintah Indonesia. 2014. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014


tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta : Sekertariat Negara.

Pemerintah Indonesia. 2014. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014


tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta : Sekertariat Negara.

Perron, N. C. (2017). Bronfenbrenner’s Ecological Systems Theory.


College Student Development: Applying Theory to Practice on the
Diverse Campus, 197. Suwarno, Yogi, dan Tri Atmojo Sejati. 2016.
Whole of Gorvernment. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.

Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi. 2015. Anti Korupsi. Jakarta:


Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Yuniarsih, Tjutju, dan Muhammad Taufik. 2015. Komitmen Mutu. Jakarta:


Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Riskesdas. (2013). Laporan Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan


Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Randublatung 2019

Manual Mutu Puskesmas Randublatung 2017

Whole-of-government approach | Glossary of Terms for Conflict


Management and Peacebuilding. (n.d.). Retrieved November 3,
2016, from http://glossary.usip.org/resource/wholegovernment-
approach

62
“Diabetes Mellitus” Kementrian Kesehatan RI, PUSAT DATA DAN
INFORMASI 2014 from www.depkes.go.od/infodatindiabetes

Kenali Faktor Resiko Hipertensi– Info Sehat Klik dokter.com oleh dr. Dina
Kusumawardani 2014 from
https://m.klikdokter.com>read>kenalifaktorresikoDM

Lampiran Biodata
a. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Andri Ananto

2 Jenis Kelamin Laki laki

3 Formasi Jabatan Perawat Terampil

4 NIP 198911012019021003

Tempat dan Tanggal


5 Blora, 1 Nopember 1989
Lahir

Jepon RT 03 R 06 Kec. Jepon


6 Alamat Rumah
Kab.Bora

7 Nomor Hp 085727925927

Gang Kabayan 6/1


8 Alamat Kantor
Randublatung

9 Nomor Telepon/Fax (0296) 810033

10 Alamat e-mail anantoandri99@gmail.com

b. Riwayat Pendidikan

63
Nama Sekolah Tahun Lulus Jurusan

SD NEGERI KUNDEN I 2000 -

SMP NEGERI 1 BLORA 2004 -

SMA NEGERI 1 BLORA 2007 IPA

POLTEKKES KEMENKES D III KEPERAWATAN


SEMARANG 2010

64

Anda mungkin juga menyukai