Makalah Kelompok 1 MATKUL KAUP PDF
Makalah Kelompok 1 MATKUL KAUP PDF
MATA KULIAH
DOSEN PENGAMPU
Oleh:
Pirda (170104040027)
Sarbiah (170104040030)
BANJARMASIN
2019
0
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Objek pengukuran dapat berupa atribut fisik atau atribut psikologi.
Kelebihan atribut fisik, dapat diukur sampai pada tingkat skala ratio yaitu angka
interval yang memiliki harga 0 mutlak. Sedangkan atribut psikologi hanya dapat
di ukur sampai tingkat skala ordinal. Atribut psikologi dikategorikan menjadi;
atribut kemampuan kognitif (Intelegensi, Bakat dan Prestasi) dan atribut non
kognitif (Atribut kepribadian).
Untuk melakukan pengukuran atribut psikologi tersebut, diperlukan
konstrak untuk penyusunan alat ukur sebagai instrumen yang digunakan.
Konstrak ditetapkan untuk menjelaskan apa yang hendak di susun.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penjelasan mengenai pengukuran atribut kognitif dan non
kognitif.
2. Bagaimana penjelasan mengenai konstrak psikologi.
C. TUJUAN
1. Memahami penjelasan mengenai pengukuran atribut kognitif dan non
kognitif.
2. Memahami penjelasan mengenai konstrak psikologi
1
PEMBAHASAN
2
Tes kemampuan afektif merupakan jenis tes prestasi
belajar yang diarahkan untuk mengetahui tingkat penguasaan
aspek afektif pada siswa. Aspek afektif adalah aspek yang
berkaitan dengan sikap dan nilai-nilai positif yang dimiliki
siswa. Tes prestasi belajar pada aspek afektif ini terkait dengan
moral, tingkah laku, kesehatan, dan berbagai nilai positif yang
dimiliki sebagai bagian bangsa yang beradab.
2) Tes kemampuan kognitif
Tes kemampuan kognitif merupakan jenis tes prestasi
belajar yang terkait dengan pengetahuan hasil belajar. Selama
proses belajar yang diikuti, siswa mendapatkan berbagai
macam pengetahuan yang sangat berguna bagi kehidupan.
Untuk mengetahui hasil tes prestasi belajar siswa dalam aspek
kognitif ini, maka dapat melihat dari hasil saat siswa
mengikuti berbagai ujian atau tes yang diselenggarakan
sekolah dan guru dalam waktu tertentu. Ujian atau tes prestasi
belajar ini merupakan program integral dalam kurikulum
sekolah.
3) Tes kemampuan psikomotor
Tes kemampuan psikomotor adalah terkait dengan
keterampilan yang didapatkan siswa dari proses pendidikan
dan pembelajarannya. Dengan mengetahui tingkat kemampuan
ini, maka kita dapat menentukan tingkat kemampuan siswa
untuk bekerja, melakukan kegiatan kerja. Oleh karena itulah,
maka tes prestasi belajarnya berupa kegiatan keterampilan.
Dalam konteks ini, guru atau sekolah mengadakan tes prestasi
belajar siswa dengan evaluasi praktek. Siswa harus melakukan
kegiatan praktek terkait dengan kemampuan yang harus
dimiliki siswa.1
1
Bab 2 Kajian Pustaka hal.9-12 dikutip dari laman
https://www.google.com/url?q=http://digilib.uinsby.ac.id/1040/5/Bab%25202.pdf&sa=U&ved=2ahUKEwihzez
htrnkAhUXi3AKH3WC4EQFjADegQIBxAB&usg=AOvVaw020V70SJV4qzuC9UwtLeX pada Rabu, 4
September 2019
3
b. Inteligensi
Tes Inteligensi merupakan tes yang mengukur kemampuan
kognitif. Tes IQ (intelligence quotient) merupakan tes terstandarisasi
yang dirancang untuk mengukur kecerdasan manusia sebagai hal yang
terpisah dari pencapaian.
IQ merupakan pengukuran tingkat inteligensi (kecerdasan) sesuai
umur. Kata ‘quotient’ berarti hasil pembagian kuantitas dan salah satu
definisi inteligensi adalah kemampuan mental atau kecepatan pikiran.2
Berbeda dengan tes keahlian khusus, tes kecerdasan merupakan
pengujian standar yang dirancang untuk mengukur kecerdasan
manusia yang berbeda dari pencapaian. Ada berbagai jenis tes
kecerdasan. Namun tes IQ paling umum terdiri dari tiga bagian,
masing-masingnya menguji kemampuan yang berbeda, biasanya
mencakup penalaran verbal, kemampuan numerik, dan penalaran
diagram atau spasial.3
c. Potensial Khusus
Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan potensi dalam
bidang tertentu. Beberapa alasan kenapa tes ini penting, yaitu :
a) Meningkatnya pengakuan terhadap variasi intra individual
dalam kinerja pada tes inteligensi.
b) Menemukan posisi individu pada kelompok soal tertentu.
c) Dimanfaatkan untuk analisis faktor.
2
Philip Carter, Tes IQ dan Tes Bakat (2010), Jakarta: PT Indeks hlm 4
3
Philip Carter, Buku Latihan Tes IQ dan Psikometri (2012), Jakarta Barat: PT Indeks hlm. 175 & 176
4
Dinamika Kelompok perspektif psikologi Sosial Pengukuran Atribut Kognitif (PPT) dikutip dari laman
https://www.google.com/url?q=https://vano2000.files.wordpress.com/2012/10/pengukuran-atribut-
kognitif2.pptx&sa=U&ved=2ahUKEwj2lvS-
07nkAhVBjuYKHUMuCCQQFJALegQIARAB&usg+AOvVaw2T8ng5IC3RQqCk4GrSBjru diakses pada
Kamis, 5 September 2019.
4
2. Pengukuran atribut non-kognitif
Atribut psikologi yang bukan kemampuan kognitif kadang-kadang disebut
sebagai atribut kepribadian dan sebagai atribut efektif. Menyangkut metode
penyususnan instrumen, atribut non kognitif dikenal sebagai performasi
tipikal (mengikuti definisi Cronbach, 1970). Performansi tipikal inilah yang
menjadi objek ukur skala-skala psikologi. Untuk pengukuran atribut non
kognitif diperlukan respon jenis ekspresi sentimen, yaitu jenis respon tidak
dapat dinyatakan benar atau salah, atau sering dikatakan semua respon benar
menurut alasannya masing-masing.5
B. Konstrak Psikologi
1. Konstrak psikologi
Konstrak menurut Widhiarso (2010) adalah tingkat abstraksi yang tertinggi
yang berguna untuk menginterpretasikan data dan pengembangan teori. Konstrak
tersebut di manifestasikan dalam bentuk data baik kualitatif maupun kuantitatif.
Manifestasi tersebut dalam sebuah kajian ilmiah melalui berbagai metode
pengumpulan data. Dan setidaknya ada tiga metode utama pengumpulan data,
yaitu : pengukuran, observasi dan wawancara.6
Psikologi di katakan sebagai ilmu karena memahami manusia secara hati-hati
melalui metode penelitian ilmiah. Menurut Lohey (2007) psikologi di definisikan
sebagai ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan proses mental. Psikologi
perlu membuktikan hal-hal tentang perilaku tampak maupun proses mental yang
terwujud dalam konstrak psikologi.
Awalnya, psikologi lebih di terima sebagai bagian dari filsafat. Karena
fenomena psikologis didapat melalui berbagai argumen atau pemikiran logis tanpa
di dasari data lapangan. Kemudian, psikologi dapat membuktikan hal-hal yang
tidak tampak maupun nampak tersebut. Fenomena psikologi sekarang dapat
dimanifestasikan melalui skor yang dapat di uji secara statistika. Ilmu eksakta bisa
5
Halimah, Atribut Kognitif dan non Kognitif dikutip dari laman
https://halimatriirma03.blogspot.com/2015/12/atribut-kognitif-dan-non-kognitif.html diakses pada Kamis, 5
September 2019
6
Jelpa Periantalo, Validitas Alat Ukur Psikologi : Aplikasi Praktis (2015), Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hlm 4
5
menerima psikologi melalui metode penelitian kuantitatif tersebut sehingga
psikologi dapat berkembang pesat seperti saat ini.
Dalam mencapai kajian kuantitatif tersebut, psikologi mengukur berbagai jenis
perilaku nampak maupun proses mental. Kegiatan ini di sebut sebagai pengukuran
psikologis.7
7
Jelpa Periantalo, Validitas Alat Ukur Psikologi. hlm 4
8
Saifudin Azwar, Dasar-Dasar Psikometrika Edisi II, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hlm 4
9
Jelpa Periantalo, Validitas Alat Ukur Psikologi. hlm 5
6
Contoh, mahasiswa ilmu pendidikan ingin melakukan penelitian tentang
hubungan antara gaya belajar dengan nilai rapor matematika. Dimana gaya belajar
merupakan ranah psikologi yang membutuhkan instrumen dalam pengukurannya.
Alat ukur psikologi memiliki peran penting dalam penelitian perilaku manusia.
Alat ukur merupakan instrumen yang paling banyak digunakan dalam
penelitian. Instrumen berkaitan dengan validitas internal penelitian, dimana benar
atau salahnya penelitian tergantung pada alat ukur. Jika alat ukur yang digunakan
itu baik, maka betullah apa yang hendak di teliti. Jika tidak baik, kebenaran hal
yang di teliti perlu dipertanyakan.10
10
Jelpa Periantalo, Validitas Alat Ukur Psikologi. hlm 8-9
7
2) Tes paralel : dua alat ukur yang setara dengan satu kurun waktu.
3) Tes ulang : dengan satu alat ukur dua waktu pengukuran yang berbeda.11
c) Diskriminatif
Diskriminatif diartikan kemampuan aitem membedakan individu. Individu
yang memiliki atribut dapat di beritahu oleh aitem. Individu yang tidak
memiliki atribut alat ukur pun dapat di jawab oleh aitem tersebut.
Diskriminatif dapat di tempuh melalui tiga metode; daya beda aitem,
kesukaran aitem dan efektivitas distraktor.
d) Standar
Standar di artikan memiliki kriteria objektif dalam berbagai proses
berkaitan dengan alat ukur. Alat ukur memiliki kelengkapan alat ukur (waktu,
bentuk penyajian, instrumen) setara. Siapa pun yang melakukan tes tersebut
harus dalam durasi waktu yang telah di tentukan. Bentuk penyajian apakah
yang dibacakan, membaca sendiri atau mengerjakan sesuatu harus sama antara
individu satu dengan yang lain. Metode pemberian skor seperti apa yang telah
ditentukan dan bentuk alat ukur harus juga sama baik ukuran, warna maupun
berat.
e) Praktis
Praktis diartika dapat digunakan dengan cara yang mudah. Metode
instruksi yang ada di dalam alat ukur tersebut sederhana. Subjek meupun tester
dapat menggunakan dengan mudah sehingga tidak bertele-tele.
f) Bermanfaat
Alat ukur psikologi harus bermanfaat demi kesejahteraan manusia.
Manfaat minimal adalah dalam penelitian psikologi. alat ukur harus dapat
membantu dalam menjelaskan berbagai fenomena yang ada. Bahkan, alat ukur
tersebut sebaiknya memiliki kekuatan dalam memprediksi perilaku masa
depan. Alat ukur bisa dijadikan dasar dalam mengetahui keadaan psikologis
seseorang untuk berikutnya dilakukan tindak lanjut. Alat ukur bisa memberi
gambaran tentang keadaan emosi, taraf kecerdasan, kepribadian, minat bakat
11
Jelpa Periantalo, Validitas Alat Ukur Psikologi. hlm 20-21
8
seseorang sehingga dapat dilakukan intervensi bagi individu yang
bersangkutan.12
12
Jelpa Periantalo, Validitas Alat Ukur Psikologi. hlm22
13
Jelpa Periantalo, Validitas Alat Ukur Psikologi. hlm 10
14
Jelpa Periantalo, Validitas Alat Ukur Psikologi. hlm 11
9
berkaitan adalah MBTI (Myers Briggs Type Indicator). Alat ukur yang juga
memiliki konstrak bipolar yaitu 16 Personality Factors.15
3) Konstrak ortogonal
Konstrak ortogonal mengungkap hal yang berbeda satu sama lain. Dalam
konstrak ini, terdapat berbagai jenis. Skor akhir dari konstrak ini adalah skor
dari masing-masing jenis tersebut dan tidak ada skor total untuk alat ukur
tersebut secara utuh. Jika konstrak mengungkap tiga jenis, maka akan ada tiga
skor pula. Konstrak seperti ini mudah ditemukan terutama pada alat ukur yang
sudah terstandarisasi. Sebagaian alat ukur yang sudah terstandarisasi
menggunakan model ini, seperti; EPPS, RMIB, Kuder, Papi Kostik, DISC,
Holland.
15
Jelpa Periantalo, Validitas Alat Ukur Psikologi. hlm 12
10
mengarah ke validitas alat ukur. Benar atau salahnya suatu alat ukur psikologi
tergantung pada penulisan aitem ini. Dalam penulisan aitem, peneliti juga
melihat format penskalaan yang dipilih, dan berdampak pada tata cara
pemberian skor.
d. Review penulisan aitem
Item yang ditulis harus di review untuk memastikan bahwa aitem yang dibuat
sudah sesuai dengan konstrak. Review aitem di mulai oleh peneliti
memastikan aitem sudah sesuai indikator, kemudian peneliti disarankan
meminta rekan peneliti untuk mereview lagi aitem tersebut. Berikutnya,
peneliti bertemu dengan ahli konstrak melihat aitem tersebut lalu peneliti juga
bertemu dengan ahli psikometri dengan tujuan meminta tanggapan tentang
aitem yang dibuat.
e. Uji validitas
f. Uji coba alat ukur
g. Analisis kuantitatif
h. Perakitan alat ukur final
i. Pembuatan norma dan interpretasi
j. Uji realibilitas
k. Uji validitas konstrak
l. Uji validitas kriteria.16
16
Jelpa Periantalo, Validitas Alat Ukur Psikologi. hlm 23-27
11
PENUTUP
KESIMPULAN
Konstrak menurut Widhiarso (2010) adalah tingkat abstraksi yang tertinggi yang
berguna untuk menginterpretasikan data dan pengembangan teori. Konstrak tersebut di
manifestasikan dalam bentuk data baik kualitatif maupun kuantitatif. Manifestasi tersebut
dalam sebuah kajian ilmiah melalui berbagai metode pengumpulan data. Dan setidaknya ada
tiga metode utama pengumpulan data, yaitu : pengukuran, observasi dan wawancara.
12
DAFTAR PUSTAKA
Carter, Philip. (2012). Buku Latihan Tes IQ dan Psikometri. Jakarta Barat: PT
Indeks.
(https://www.google.com/url?q=https://vano2000.files.wordpress.com/2012/10/peng
ukuran-atribut-kognitif2.pptx&sa=U&ved=2ahUKEwj2lvS-
07nkAhVBjuYKHUMuCCQQFJALegQIARAB&usg+AOvVaw2T8ng5IC3RQqCk4GrSBjr
u diakses pada Kamis, 5 September 2019).
13