BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Paradigma baru program Keluarga Berencana (KB) nasional telah berubah visinya dari
mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan
keluarga berkualitas tahun 2015. Keluarga berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju,
mandiri, mewakili jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam paradigma baru KB ini sangat menekankan pentingnya upaya
menghormati hak-hak reproduksi sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga (Saifuddin,
2006).
Laju kepadatan penduduk Indonesia mencapai 216 juta jiwa, dengan tingkat kepadatan pada tahun
2004 diperkirakan 112 jiwa/Km2. Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2004, dengan
perhitungan proyeksi menggunakan data dasar berdasarkan SP 2000 tercatat sebesar 6.915.950 jiwa, yang
terdiri dari 3.563.310 jiwa penduduk laki-laki dan 3.352.640 jiwa penduduk wanita. Sejak tahun 1971
sampai dengan 2004 jumlah penduduk meningkat 300%. Namun mengalami penurunan hamper lima kali
lipat dari 5,77% menjadi 10,4%. Kondisi ini merefleksikan bahwa upaya pengendalian penduduk telah
berjalan selaras dengan upaya peningkatan kesejahteraan, termasuk factor kesehatan penduduknya. Angka
pertumbuhan penduduk Provinsi Sumatera Utara tahun 2004 menjadi 31,57% (Dinkes Sumut, 2010).
Gerakan KB Nasional selama ini telah berhasil mendorong peningkatan peran serta masyarakat
dalam membangun keluarga kecil yang mandiri. Keberhasilan ini harus diperhatikan dan terus ditingkatkan
karena pencapaian tersebut belum merata. Di Indonesia peserta KB yang tercatat 51,21% akseptor KB
memilih suntikan sebagai alat kontrasepsi, 40,02% memilih Pil, 4,93% memilih Implant, 2,72% memilih
IUD dan lainnya 1,11%. Pada umumnya masyarakat memilih metode non MKJP (Metode Non Kontrasepsi
Jangka Panjang). Sehingga metode KB MKJP seperti IUD, Implant, Kontap Pria (MOP) dan Kontap
Wanita (MOW) kurang diminati (Anonymous, 2010).
Faktor-faktor yang mendukung terwujudnya gerakan KB Nasional. Pada tahun 2003 adalah bahwa
lebih dari 198.012 orang wanita (67,53%) berstatus menikah pernah menggunakan salah satu alat
kontrasepsi dan sekitar 1.782.108 orang wanita (51,66%) berstatus menikah sedang menjadi peserta KB
aktif. Factor-faktor yang mempengaruhi ibu memakai alat kontrasepsi karena sangat efektif, tidak memiliki
pengaruh terhadap ASI, sedikit efek samping, dan tidak perlu menyimpan obat suntik tersebut (Hartanto,
2004).
Peserta KB aktif di Sumatera Utara yang berhasil dibina sebanyak 4.534,850 (76,23%) dari
seluruh Pasangan Usia Subur (PUS) yang mencapai 5.948.962 PUS. Realisasi peserta KB aktif yang
menggunakan kontrasepsi suntik 2.239.108, pil 848.503, IUD 557.224 dan kondom 42.464 (BPS, 2009).
Di Kabupaten Deli Serdang, jumlah PUS mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun
2007 jumlah PUS sekitar 272.383 dan meningkat menjadi 282.391 pada tahun 2008. Dari jumlah tersebut
69,93% adalah akseptor aktif yang jumlahnya meningkat dibandingkan tahun 2007 (BPS, 2009).
Prevalensi ibu yang tidak menggunakan alat kontrasepsi suntik disebabkan oleh beberapa factor
seperti umur, pendidikan, jumlah anak dan dukungan suami. Berdasarkan prevalensi factor umur ibu yang
tidak menggunakan alat kontrasepsi suntik sangat tinggi pada usia 15-29 tahun yaitu sebesar 38% dengan
alasan mereka belum memiliki anak atau jumlah anak yang mereka miliki belum dirasakan cukup
(BKKBN, 2010)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Keluarga Berencana
2.1.1. Defenisi
Menurut WHO (World Health Organization) keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu
atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mendapatkan kelahiran, mengontrol waktu suatu kelahiran dalam hubungan dengan umur
suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto, 2004).
2.1.2. Tujuan KB
2.1.2.1 . Tujuan Umum
Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB
2.1.2.2 . Tujuan Pokok
Penurunan angka kelahiran yang bermakna.
Guna mencapai tujuan tersebut maka ditempuh kebijaksanaan mengkategorikan 3 fase untuk
mencapai sasaran, yaitu:
a. Fase menunda perkawinan. Kesuburan
Fase menunda kehamilan bagi PUS dengan usia istri kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda
kehamilannya
b. Fase menjarangkan kehamilan
Periode usia istri antara 20-35 tahun merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah
anak 2 orang dan jarak antara kelahiran 2-4 tahun.
2.3.KB Suntik
2.3.1 Pengertian
Adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif karena angka kegagalan penggunaanya lebih kecil,
efektifitasnya adalah 99%-100% dalam mencegah kehamilan, diberikan suntikan secara IM (Intra
Muskular) (Everett,2007).
2.3.2. Jenis Kontrasepsi suntikan menurut Saifuddin (2006)
a. Depoprovera, yang mengandung medroxyprogesteron acetate 150 mg DMPA, diberikan setiap 3 bulan
sekali dengan cara disuntik intramuskular.
b. Depo Noristeron Enantat, yang mengandung 200 mg Noretindron Enantat,
Diberikan setiap 2 bulan sekali dengan cara suntik intramuskular.
c. Depo Medrosksiprogesteron Asetat dan 50 mg Noretindron Enantat Sipionat, diberikan setiap 1 bulan sekali
dengan cara suntik intramuskular.
2.3.3. Cara Pemberian
Waktu pasca persalinan (post partum) dapat diberikan suntikan KB pada hari ke 3-5 post partum,
atau sesudah air susu ibu berproduksi atau sebelum ibu pulang dari rumah sakit. Atau 6-8 minggu pasca
persalinan, asal dipastikan ibu tidak hamil atau belum melakukan koitus.Pada post abortus, dapat diberikan
segera setelah kuretase atau 30 hari pasca abortus, asal ibu belum hamil lagi. Dalam masa interval
diberikan pada hari 1-5 haid (Winknjosastro, 2005).
2.3.4. Jenis Kontrasepsi Suntik Yang Mengandung Progestin menurut Saifuddin (2006) :
1. Depo Medroksi Progesteron Asetat ( Depoprovera), mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3
bulan dengan cara disuntik intramuskular (di daerah bokong).
2. Depo Noristeron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg Noretindron Enantat, diberikan
setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuskular.
2.3.3.1.Mekanisme Kerja
Mencegah ovulasi dan mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penitrasi sperma.
Dan juga menjadikan selaput lendir tipis (Saifuddin, 2006).
2.4.2. Pendidikan
Pendidikan adalah merupakn suatu proses pengetahuan sikap dalam usaha mendewasakan
manusia melalui pengajaran dan pelatihan (Notoatmodjo, 2007).
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas manusia, dalam hal ini
pendidikan juga berperan membuat kehidupan yang lebih baik dan memanifasi seseorang untuk
memperoleh informasi dan berbuat sesuatu untuk menghindari masalah dalam kesehatan (Notoatmodjo,
2007).
2.4.3. Paritas
Ada beberapa anggapan masyarakat bahwa lebih banyak anak dalam keluarga akan lebih banyak
membawa rezeki (banyak anak banyak rezeki). Dan ada kebiasaan pada beberapa suku Indonesia yang
mengatakan dalam sebuah keluarga tidak lengkap sebelum memperoleh anak laki-laki karena anak laki-
laki merupakan garis keturunan.Adapun paritas 2-3 merupakan paritas yang paling aman di tinjau dari
sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (>3) mempunyai angka kematian maternal. Hal ini
disebabkan karena ibu sering melahirkan anak, semakin tinggi paritas maka cenderung akan semakin
meningkat pula prevalensi kematian maternal perinatal. Resiko pada paritas 1 dapat ditangani atau dapat
dicegah dengan keluarga berencana. Sebagian paritas tinggi adalah tidak direncanakan (Prawirohardjo,
2002).
2.4.4. Pekerjaan
Pekerjaan berpengaruh terhadap kesehatan seseorang karenaibu yang memiliki pekerjaan di luar
lebih cepat dan banyak mendapat informasi khususnya mengenai kesehatan dibandingkan dengan ibu yang
tidak bekerja atau di rumah saja (Notoatmodjo, 2007).
a. Media cetak
b. Media elektronik
c. Petugas kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2009. Deli Serdang dalam Angka. Medan : Badan Pusat Statistik Profinsi Sumatera Utara.
Everett, Suzanne. 2008. Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduksi. Jakarta : EGC.
Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Supianti. 2006. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Suntik Di Klinik Amal Kita Medan Tahun
2006. Medan.
Winjankjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
BKKBN. 2010. http://www.bkkbn.com. Diakses oleh Dina Khairina, Pukul 14.00 wib. Tanggal 2 Juli 2010.
Dinkes. 2010. http://www.dinkes.com. Diakses oleh Dina Khairina, Pukul 20.00 wib. Tanggal 29 Mei 2010.
Twitter
Facebook
Google
Tumblr
Pinterest
NEXT
« Prev Post
PREVIOUS
Next Post »
POPULAR
CARA MEMBUAT SERTIFIKAT DENGAN MS. WORD
Cara membuat Sertifikat/Piagam dengan MS Word 2007 adalah sebagai berikut: 1.Jalankan Program Microsoft Word 2007
2.Pastikan kompu...
MAKALAH TENTANG IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan Program Imunisasi (PPI) merupakan program pemerintah dalam
bidang imuni...
MAKALAH TENTANG PERNIKAHAN DINI
Remaja Remaja atau adolescere yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya
kematangan fisik s...
MAKALAH TENTANG PERUBAHAN PSIKOLOGI DAN FISIOLOGI TERHADAP
MASA KEHAMILAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi setiap wanita.
Sepanjang daur kehid...
MAKALAH INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Seorang bayi selama dalam kandungan telah mengalami proses tumbuh kembang
sedemikian rupa, se...
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRA SEKOLAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang tua tentu berkeinginan agar anaknya dapat mencapai pertumbuhan ...
MAKALAH TENTANG PEMBERIAN SUNTIKAN VITAMIN K PADA BAYI BARU
LAHIR
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai bidan, dibutuhkan informasi yang siap sedia yang dapat membantu
memberikan asuhan k...
MAKALAH PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...
SOAL PERSALINAN (ASKEB II)
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER PRODI D-III KEBIDANAN 1. Sesuai haid terakhir Ny. M tanggal 28 Februari 2012, maka
taksiran tanggal kelahira...
PENANGANAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur penentu
status kesehatan...
CARA MEMBUAT SERTIFIKAT DENGAN MS. WORD
Cara membuat Sertifikat/Piagam dengan MS Word 2007 adalah sebagai berikut: 1.Jalankan Program Microsoft Word 2007
2.Pastikan kompu...
MAKALAH TENTANG IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan Program Imunisasi (PPI) merupakan program pemerintah dalam
bidang imuni...
MAKALAH TENTANG PERNIKAHAN DINI
Remaja Remaja atau adolescere yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya
kematangan fisik s...
MAKALAH TENTANG PERUBAHAN PSIKOLOGI DAN FISIOLOGI TERHADAP
MASA KEHAMILAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi setiap wanita.
Sepanjang daur kehid...
MAKALAH INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Seorang bayi selama dalam kandungan telah mengalami proses tumbuh kembang
sedemikian rupa, se...
LABEL
RECENT POST
DELVITA PRATIWI
Rabu, 06 Juni 2012
1.2. TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengertian Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
2. Jenis Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
3. Mengetahui Cara Kerja Kontrasepsis Suntik (KB Suntik)
4. Mengetahui Keuntungan dan Efek Samping Puenggunaan Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
5. Mengetahui Cara Pemberian Kontrasepsi Suntikan (KB Suntik)
6. Mengetahui Kontra Indikasi Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan
melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia
semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya
relatif murah dan aman.
Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan
kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai
suntikan KB mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang
tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama
maksimal 5 tahun.
2.4. KEUNTUNGAN
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan angka
kegagalan kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin, 1996). Suntikan KB tidak mengganggu
kelancaran air susu ibu (ASI), kecuali Cyclofem. Suntikan KB mungkin dapat melindungi ibu
dari anemia (kurang darah), memberi perlindungan terhadap radang panggul dan untuk
pengobatan kanker bagian dalam rahim.
Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil, tidak berpengaruh
pada hubungan suami-istri. Pemeriksaan dalam tidak diperlukan pada pemakaian awal, dan
dapat dilaksanakan oleh tenaga paramedis baik perawat maupun bidan. Kontrasepsi suntik
yang tidak mengandung estrogen tidak mempengaruhi secara serius pada penyakit jantung
dan reaksi penggumpalan darah. Oleh karena tindakan dilakukan oleh tenaga
medis/paramedis, peserta tidak perlu menyimpan obat suntik, tidak perlu mengingat setiap
hari, kecuali hanya untuk kembali melakukan suntikan berikutnya. Kontrasepsi ini tidak
menimbulkan ketergantungan, hanya saja peserta harus rutin kontrol setiap 1, 2 atau 3
bulan. Reaksi suntikan berlangsung sangat cepat (kurang dri 24 jam), dan dapat digunakan
oleh wanita tua di atas 35 tahun, kecuali Cyclofem.
2.6. INDIKASI
Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki
pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak sesuai
harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki
tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien
dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang menyusui. Klien yang
mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok
menggunakan kontrasepsi suntik.
a. Waktu Pemberian
Setelah melahirkan : hari ke 3 – 5 pasca salin dan setelah ASI berproduksi
Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah keguguran (asal
ibu belum hamil lagi)
Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid
b. Lokasi Penyuntikan
Daerah bokong/pantat
Daerah otot lengan atas
2.9. INTERAKSI OBAT :
Aminoglutethimide (Cytadren) mungkin dapat meningkatkan eliminasi dari
medroxyprogesterone lewat hati dengan menurunkan konsentrasi medroxyprogesterone
dalam darah dan memungkinkan pengurangan efektivitas medroxyprogesterone.
DAFTAR PUSTAKA
PROHEALTH, http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/11/19/kontrasepsi-suntik/
Rahardja, Kirana, 2007, Obat-obat Penting ed.6, 717, PT. Elex Media Computa, Jakarta
Saifuddin, A.B., 2006, Buku panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi, Pk-54-PK58, Yayasan Bina
Pustaka sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Mengenai Saya
DELVITA PRATIWI.W
Lihat profil lengkapku
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.
KONTRASEPSI
SUNTIK
Kamis, 10 Mei 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada klien akseptor KB suntik depo geston
1.2.2 Tujuan khusus
- Melaksanakan pengkajian data pada akseptor KB suntik depo
- Melakukan intreprestasi data pada akseptor KB suntik depo
- Mengindentifikasi masalah dengan diagnosa potensial akseptor KB suntik depo
- Menentukan tindakan segera pada akseptor KB depo
- Menentukan rencana yang telah akan dilakukan pada akseptor depo
- Melaksanakan rencana yang telah ditentukan pada akseptor KB depo
- Melaksanakan evaluasi atas tindakan yang akn dilakukan kepada akseptor KB depo
1.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan praktek lapangan dilakukan tanggal 21 April sampai 17 Mei 2008 di Puskesmas Kedurus Surabaya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Pengertian secara umum
KB adalah usah mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan
bagi ayah sekeluarganya / masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat
langsung dari kelahiran tersebut
(Prof. R. Sulaiman. S. 1980 : 14)
Pengertian secara khusus
KB adalah pencegahan konsepsi / pencegahan terjadinya perubahan / mencegah pertemuan antara sel mani dari
laki-laki dan telur dari wanita setelah persetubuhan.
KB adalah suatu usaha untuk menjarangkan / merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan dengan memakai
kontrasepsi
(Prof. Dr. Rustam. M. MPI. 1998 : 225)
2.2 Jenis
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntik
1. DMPA (Depo Medroxy Progesterone Asetat / Depo Provera)
Diberikan sekali dalam 3 bulan dengan dosis 150 mg dengan cara di suntikan I.M
2. DOPO NET-EN (Norethindrone Enanthare / Depo Noristeral)
Diberikan dalm dosis 200 mg sekali setiap 2 bulan (8 mgg) dengan cara disuntikkan secara I.M
3. Efek samping
Menyebabkan siklus haid labih stabil, amenorea lebih jarang dang fertilitas lebih cepat kembali setelah berhenti
menjadi akseptor efektifitas dan angka kegagalan sama dengan pil kombinasi
4. Keuntungan
- Sangat efektif sebagai metode kontrasepsi
- Tidak berefek buruk terhadap laktasi
- Kembalinya kesuburan lebih cepat
- Kadar hb sering bertambah setinggi, dapat mencegah anemia
- Siklus haid lebih stabil
5. Efek samping
- Amenorhea
- Perdarahan berkepanjangan
- Badan terasa panas dn liang senggama kering
- Bertambahnya berat badan
- Rambut rontok
- Hiperpigmentasi sekitar pipi
6. Waktu mulai menggunakan kontrasepsi
- Setiap saat selama siklus haid, asal tidak hamil
- Mulai hari pertama sampai ke 7 siklus haid
- Pada ibu yang tidak haid :
Injeksi diberikan setiap saat asal tidak hamil, selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh berhubungan sex.
- Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Suntikan
pertama dapat segera diberikan tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang asal tidak hamil
- Ibu yang sedang menggunakan jenis kontrasepsi lain dan ingin menganti dengan jenis kontrasepsi suntikan
yang lain. Dimulia pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya
- Ibu yang menggunakkan kontrasepsi suntikan yang sebelumnya mengganti dengan hormonal suntikan pertama
segera asal ibu tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya, bila ibu di suntikkan
setelah hari ke tujuh haid, selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh berhubungan sex
- Ibu ingin mengganti AKDR dengan klontrasepsi hormonal, suntukan pertama dapatr diberikan hari pertama
sampai ke 7 siklus haid, asal tidak hamil
- Ibu tidak haid / ibu dengan perdarahan tidak teratur
Pertama suntikan dapat diberikan setiap saat asal tidak hamil dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
berhubungan sex
c) Cyclofem
Adalah suntikan kombinasi 25 mg depomedroxy progesterone aserat dan 5 mg estradiol cyplonate
1. Komposisi
Tiap ml suspensi dalam air mengandung :
Medroxy progesterone acetate 50 mg
Estradiol cypionate 10 mg
2. Waktu pemberian dan dosis
Disuntikkan dalam dosis 50 mg norithidrone anantat dan 5 mg estradiol varelat yang diberikan melalui I.M
sebulan sekali
3. Efek samping
Sangat efektifitas (0,1 – 0,4 kehamilan / 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan
4. Keuntungan
- Resiko terhadap kesehatan kecil
- Tidak berpengaruh pad ahubungan sex
- Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
- Jangka panjang
- Efek samping sangat kecil
- Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
5. Efek samping
- Perubahan pada kulit gatal-gatal penggelapan warna kulit
- Sakit kepala, sakit pada dada
- Peningkatan berat badan
- Perdarahan berkepanjangan
- Anoreksia, rasa lalah, depresi
- Payudara lembek dan galaktorea
- Penyakit troboembolik, tromboflebitis
- Perdarahan tidak teratur
6. Waktu mulai menggunakan suntikan kombinasi
- Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid
- Bila disuntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid
Klien tidak boleh berhubungan sex selama 7 hari / menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari
- Bila klien pasca persalinan 6 bulan, menyusui serta belum haid suntikan pertama dapat diberikan sutnikan
kombinasi
- Pasca keguguran
Suntikan kombinasi dapat segera diberikan / dalam waktu 7 hari
- Bila sebelumnya juga kontrasepsi hormonal dan ingin ganti suntikan pertama dapat segera diberikan asal ibu
tidak hamil dan pemberiannya tanpa perlu menunggu datangnya haid. Bila diberikan pada hari 1-7 siklus haid,
metode kontrsepsi lain tidak diperlukan.
- Ibu sebelumnya menggunakan AKDR
Suntikan pertama diberikan hari 1-7 siklus haid cabut segera AKDR
* Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa
atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar
terjadi.
* Langkah IV: Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan konsultasi, kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
* Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.
* Langkah VI : pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi
oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung
jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.
* Langkah VII: Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam
pelaksanaannya.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGUMPULAN DATA
Tanggal pengkajian : 24-04-2008 Jam : 09.30 WIB Oleh : Ika
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama klien : Ny. “T” Nama suami : Tn. ”I”
Umur : 28 tahun Umur : 29 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku/bangsa : Jawa / Indonesia Suku/bangsa : Jawa / Indonesia
Penghasilan : - Penghasilan : -
Alamat : Kebraon No. 12 Alamat : Kebraon No. 12
2. Alasan kunjungan / Keluhan Utama
Ibu mengatakan tanggal kembali melakukan suntikan KB depo 3 bulan tanggal kembali suntik tanggal 24
April 2008 dengan keluhan keluar darah sedikit-sedikit dari tanggal 12 April sampai 24 April 2008.
3. Riwayat Kebidanan
3.1. Riwayat Menstruasi
Siklur Menstruasi : 28 hari Disminorhea : kadang-kadang
Lama : 9 hari Menarche : 12 tahun
Warna : merah
Bau : khas
Flour albus : kadang-kadang
e. Pola seksual
Ibu mengatakan hubungan seksual 3x /minggu, tidak ada masalah dan tidak ada keluhan dalam berhubungan.
f. Personal hygiene
Ibu mengatakan mandi 2x /hari, ganti CD 2x / hari
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Kesadaran : composmentis
b. KU : baik
c. TTV : T = 110 / 70 mmHg S = 37°C
N = 84 x / menit RR = 22x / menit
2. Pemeriksaan fisik
Rambut : Bersih ,tidak ada ketombe,hitam
Muka : - Conjungtiva : tidak anemis
- Sklera : tidak ikterus
Mulut : Stomatitis : tidak ada stomatitis
Gigi : tidak ada caries
Leher :- Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada
- Struma : tidak ada struma
- Pembesaran vena jugularis : tidak ada
Dada : Simetris, tidak ada nyeri tekan
Payudara :
Bentuk : Simestris
Areola : Hiperpigmentasi
Putting susu : menonjol
Keluaran : tidak ada
Striae : tidak ada
Perut
- Striae : tidak ada
- Linea : tidak ada
- Pembesaran : tidak ada
- Bekas Luka : tidak ada
Vulva
Warna : kemerahan
Luka parut : tidak ada
Keluaran : darah bercak-bercak
Varises : tidak ada
Adema : tidak ada
Anus
Hemorroid : tidak ada
Varises : tidak ada
- Ekstremitas atas / bawah
Varices : (-) / (-)
Odema : (-) / (-)
Refrel patella : (+) /(+)
V. INTERVENSI
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 15 menit diharapkan ibu mendapatkan suntik KB 3 bulan Depo
Progestin dan tidak terjadi spoting.
Kreteria hasil : TTV : Tensi : 90-130/60 -90 mmHg
Nadi : 60 – 100 x /menit
Suhu : 36-37 °C
RR : 18 -28 x/menit
No Intervensi Rasional
1 Lakukan pendekatan terapeutik pada Diharapkan akan terjadi
px dan suaminya kerjasama baik antara bidan dan
klien
2 Berikan penjelasan tentang hasil Diharapkan px mengerti tentang
pemeriksaan hasil pemeriksaan
3 Berikan HE tentang : Diharapkan px dapat mengerti
- Efek samping KB suntik 3 bulan tentang keadaan yang sekarang,
bahwa akan terjadi perdarahan tidak serta dapat menerima perubahan-
teratur, peningkatan BB dan perubahan yang terjadi sehingga
persdarahan berkepanjangan px bertambah pengetahuannya
- Kompilkasi KB suntik 3 bulan
- Waktu untuk KB suntik selanjutnya
4 Berikan POK (pal oral kombinasi) Diharapkan bisa mengobati
seperti : - primolut N 2 x 1 sehari keluhan yang dirasakan px
sampai perdarahan berhenti dan dosis
diturunkan 1 x 1 tab
5 Berikan suntikan KB depo secara IM Pemberian terapi
6 Deskripsikan kepada ibu tanggal Diharpakan ibu kembali tepat
untuk kembali ber KB waktu
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 24-04-2008 Jam : 09.40 WIB
1. Melakukan pendekatan terapeutik terhadap ibu dengan memperkenalkan diri berkata dengan baik, sopan dan
memberikan kesempatan klien untuk mengutarakan keluhannya.
2. Memberikan penjelasan hasil pemeriksaan
TTV : T : 110/70 mmHg
S : 37°C
N : 84 x /menit
RR : 22 x / menit
3. Menjelasakan efek samping dari KB suntik yang
Sering ditemukan seperti:
- Siklus haid yang memendek atau memanjang
- Perdarahan yang banyak atau sedikit
- Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)
- Tidak haid sama sekali.
- dll
4. Memberikan POK (pil oral kombinasi)
5. Memberikan suntik KB depo secara (IM)
6. Menganjurkan kontrol 3 bulan lagi tanggal 17 Juli 2008
VII. EVALUASI
Tanggal : 24-04-2008 Jam : 09.50 WIB
S : ibu mengatakan sudah mengerti tentang penjalasan yang telah diberikan oleh petugas kesehatan.
O : ibu mampu menjawab kembali pertanyaan yang telah diberikan dan ibu menunjukkan ekspresi ceria.
Menjelaskan hasil dari pemeriksaan:
TTV: T : 110/70 mmHg
S : 37°C
N : 84 x /menit
RR : 22 x / menit
A : Ny “T” P10001 dengan akseptor KB suntik 3 bulan Depo Progestin dengan spotting
P: - Berikan HE
o Nutrisi,
o Personal hygines,
- Anjurkan ibu untuk kembali lagi tanggal 17 Juli 2008 untuk mendapatkan suntik ulang KB 3 bulan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
KB adalah usah untuk menjarangkan / merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai
kontrasepsi untuk dapat menciptakan keluarga kecil bahagia dan sejahtera maka perlu digalakkan program KB
mulai dari jenis kontrasepsi suntik, mekanisme kerja, indikasi, kontra indikasi dan macam kontrasepsi serta
bagaimana cara memberikan asuhan pada akseptor KB dengan keluhan.
4.2 Saran
- Bagi pasien
Untuk mencapi keberhasilan dalam asuhan penanganan KB dengan keluhan maka diperlukan kerjasama yang
baik dengan ibu untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul
- Bagi petugas
Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dengan meningkatkan peran bidan dalm tugasnya sebagai
pelaksana pelayanan pada asuhan KB dengan keluhan
- Bagi pendidikan
Untuk memperhatikan penulis dan kelompoknnya, pada saat penulisan agar tersusun sebuah tugas / makalah
yang baik dan benar
DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin, Abdul Bari, 2003 Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi : Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohadjo,
Jakarta.
Manuaba IBG, 1998, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluaran Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC,
Jakarta.
Wiknjosastro Hanifa, 2002. Ilmu Kebidanan : Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Diposkan oleh Nevy Musriyenti ( Cii Nevy Leqnyaa Beh ) di 07.14
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Beranda
Arsip Blog
▼ 2012 (1)
o ▼ Mei (1)
MAKALAH KONTRASEPSI SUNTIK
Mengenai Saya
BidanIdaman
Jumat, 27 Maret 2015
disusun Oleh
DIII KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah swt. Atas berkat dan limpahan rahmat dan taufik-Nya
penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah PELAYANAN KB dengan judul
“KONTRASEPSI SUNTIK 1 BULAN “oleh Ibu Suharti,M.Kes
Penulis yakin bahwa makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu
penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak berikut:
1. Siti Munawaroh, S. Kep. Ns. M. Kep. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Ponorogo.
2. Visi Prima Twin Putranti,SST. S.ST, M.Kes selaku Kepala Program Pendidikan KebidananFakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
3. Suharti,M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbing dalam penyusunan tugas akhir mata
kuliah KONTRASEPSI ini.
4. Teman-teman program studi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo
atas kerja sama dan motivasinya.
Penulis yakin bahwa makalah ini masih belum sempurna. Untuk itu kritik dan saran
senantiasa penulis harapkan yang bersifat membangun, demi lebih baiknya makalah ini.
Semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 2
C. Tujuan................................................................................................... 2
D. Manfaat................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A. Definisi Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)............................................. 3
B. Jenis Kontrasepsi Suntik (KB Suntik).................................................. 3
C. Cara Kerja Kontrasepsis Suntik (KB Suntik)....................................... 3
D. Keuntungan dan Efek Samping Puenggunaan
Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)................................................................. 4
E. Kontra Indikasi Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)................................ 6
F. Cara Pemberian Kontrasepsi Suntikan (KB Suntik)............................ 7
BAB III PENUTUP....................................................................................... 8
A. Kesimpulan........................................................................................... 8
B. Saran..................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa pengertian Kontrasepsi Suntik (KB Suntik) ?
2. Apa saja Jenis Kontrasepsi Suntik (KB Suntik) ?
3. Bagaimana Cara Kerja Kontrasepsis Suntik (KB Suntik) ?
4. Apa Keuntungan dan Efek Samping Puenggunaan Kontrasepsi Suntik (KB Suntik) ?
5. Bagaimana Kontra Indikasi Kontrasepsi Suntik (KB Suntik) ?
6. Bagaimana Cara Pemberian Kontrasepsi Suntikan (KB Suntik) ?
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan peniulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
2. Untuk mengetahui Jenis Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
3. Untuk mengetahui Cara Kerja Kontrasepsis Suntik (KB Suntik)
4. Untuk Mengetahui Keuntungan dan Efek Samping Puenggunaan Kontrasepsi Suntik (KB
Suntik)
5. Untuk Mengetahui Kontra Indikasi Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
6. Untuk Mengetahui Cara Pemberian Kontrasepsi Suntikan (KB Suntik)
D. MANFAAT
1. Menjelaskan pengertian Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
2. Menjelaskan Jenis Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
3. Menjelaskan Cara Kerja Kontrasepsis Suntik (KB Suntik)
4. Menjelaskan Keuntungan dan Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
5. Menjelaskan Kontra Indikasi Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
6. Menjelaskan Cara Pemberian Kontrasepsi Suntikan (KB Suntik)
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui
suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai
karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman.
Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya.
Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai suntikan KB
mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh
memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun.
B. JENIS KB SUNTIK
Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain:
1. Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem
2. Suntikan / 3 bulan ; contoh : Depoprovera, Depogeston
C. CARA KERJA
Cara kerja kontrasepsi suntik adalah sebagai berikut :
1. Menghalangi ovulasi (masa subur)
2. Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
3. Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim
4. Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma
5. Mengubah kecepatan transportasi sel telur.
Suntikan KB adalah suatu cairan berisi zat untuk mencegah kehamilan selama jangka
waktu tertentu (antara 1 – 3 bulan). Cairan tersebut merupakan hormon sistesis progesteron.
Pada saat ini terdapat dua macam suntikan KB, yaitu golongan progestin seperti Depo-
provera, Depo-geston, Depo Progestin, dan Noristat, dan golongan kedua yaitu campuran
progestin dan estrogen propionat, misalnya Cyclo Provera. Hormon ini akan membuat lendir
rahim menjadi kental, sehingga sel sperma tidak dapat masuk ke rahim. Zat ini juga
mencegah keluarnya sel telur (ovulasi) dan membuat uterus (dinding rahim) tidak siap
menerima hasil pembuahan
Hanafi Hartanto (1996) menjelaskan mekanisme kerja kontrasepsi suntik dalam dua
bagian, yaitu primer dan sekunder.
Mekanisme primer adalah mencegah ovulasi. Pada mekanisme ini, kadar FSH dan LH
menurun dan tidak terjadi sentakan LH. Respons kelenjar hipofise terhadap gonadotropin-
releasing hormon eksogenous tidak berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di
hipotalamus dari pada di hipofise. Ini berbeda dengan pil oral kombinasi (POK), yang
tampaknya menghambat ovulasi melalui efek langsung pada kelenjar hipofise. Penggunaan
kontrasepsi suntikan tidak menyebabkan keadaan hipo-estrogenik.
Pada pemakaian KB Suntik Depoprovera, endometrium menjadi dangkal dan atrofis
dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Sering stroma menjadi oedematous. Dengan
pemakaian jangka lama, endometrium dapat menjadi sedemikian sedikitnya, sehingga tidak
didapatkan atau hanya terdapat sedikit sekali jaringan bila dilakukan biopsi. Tetapi,
perubahan-perubahan tersebut akan kembali menjadi normal dalam waktu 90 hari setelah
suntikan berakhir.
Pada mekanisme sekunder, lendir serviks menjadi kental dan sedikit sehingga merupakan
barier terhadap spermatozoa. Mekanisme sekunder ini juga membuat endometium kurang
layak untuk implantasi dari ovum yang telah dibuahi. Mekanisme ini mungkin juga
mempengaruhi kecepatan transport ovum di dalam tuba fallopii.
Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan mukus serviks sehingga
menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Hormon tersebut juga mencegah pelepasan sel
telur yang dikeluarkan tubuh wanita. Tanpa pelepasan sel telur, seorang wanita tidak akan
mungkin hamil. Selain itu pada penggunaan Depo Provera, endometrium menjadi tipis dan
atrofi dengan berkurangnya aktifitas kelenjar. Sedangkan hormon progestin dengan sedikit
hormon estrogen akan merangsang timbulnya haid setiap bulan.
3. EFEK SAMPING
Efek yang terakhir dan efek peningkatan berat badan terjadi karena pengaruh
hormonal, yaitu progesterone. Progesterone dalam alat kontrasepsi tersebut berfungsi untuk
mengentalkan lendir serviks dan mengurangi kemampuan rahim untuk menerima sel yang
telah dibuahi. Namun hormon ini juga mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak,
sehingga sering kali efek sampingnya adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat
badan bertambah dan menurunnya gairah seksual.
Salah satu sifat lemak adalah sulit bereaksi atau berikatan dengan air, sehingga organ
yang mengandung banyak lemak cenderung mempunyai mempunyai kandungan air yang
sedikit / kering. Kondisi ini juga terjadi pada vagina sebagai akibat sampingan dari hormon
progesteron. Vagina menjadi kering, sehingga merasa sakit (dispareuni) saat melakukan
hubungan seksual, dan jika kondisi ini berlangsung lama akan menimbulkan penurunan
gairah atau disfungsi seksual pada wanita.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kontrasepsi suntikan adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan
dengan melalui suntikan hormonal. Kegagalan pada pemakai KB suntik hanya sekitar 0.3
kehamilan dari 100 pemakai pada tahun pertama pemakaian. ( 1 dari 333 pemakai masih bisa
hamil)
Cara kerja KB suntik adalah dengan menghalangi terjadinya ovulasi / masa subur
dengan menghentikan keluarnya sel telur dari indung telur.Lendir vagina pun menjadi lebih
kental sehingga mempersulit sperma untuk masuk ke dalam rahim. Dengan demikian
kontrasepsi suntik mencegah terjadinya pertemuan sel telur dan sperma.
DAFTAR PUSTAKA
PROHEALTH, http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/11/19/kontrasepsi-suntik/
Rahardja, Kirana, 2007, Obat-obat Penting ed.6, 717, PT. Elex Media Computa, Jakarta
Saifuddin, A.B., 2006, Buku panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi, Pk-54-PK58, Yayasan
Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Reaksi:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Link ke posting ini
Buat sebuah Link
Mengenai Saya
dewi astuti
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
▼ 2015 (4)
o ▼ Maret (4)
“ STRATEGI PENDEKATAN dan CARA OPERASIONAL PROGRA...
MAKALAH “ KONTRASEPSI SUNTIK 1 BULAN”
TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN dengan IMUNISASI ...
VIDEO PROMOSI KESEHATAN 4 TERLALU 2A D-III KEBIDA...
Template Ethereal. Diberdayakan oleh Blogger.
Andalia Hutri NN (^_^)
KAMIS, 12 MEI 2011
Dua kontrasepsi suntik berdaya kerja lama yang sekarang banyak di pakai adalah:
a. di pakai di lebih dari 90 negara,telah digunakan selam kurang lebih 20 tahun dan sampai saat ini
asptornya berjumlah kira-kira 5 juta wanita.
a.Dipakai lebih dari 40 negara,dengan jumlah aseptor kira-kira 1,5 juta wanita.
b.Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau setiap 8 minggu pertama untuk 6
bulan(=3X suntikan pertama)kemudian selanjutnya sekali setiap 12 minggu.
Bila klien, misalnya sedang mengunakan salah satu kontrasepsi suntikan dan kemudian
meminta untuk digantikan dengan kontraspesi suntikan yang lain, sebaiknya jangan
dilakukan. Andaikata terpaksa juga dilakukan, kontrasepsi yang akan diberikan tersebut
diinjeksi sesuai dengan jadwal suntika dario kontrasepsi hormonal yang sebelumnya
Bial klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan, asal saja diyakini ibu
tersebut tidak hamil.
Perdarahan
Perdarahan ringan atau spotting sering dijumpai, tetapi tidak berbahaya
Bila perdarahan/spotting terus berlanjut atau setelah tidak haid, namun kemudian terjadi
perdarahan, maka perlu dicari penyebab perdarahan tersebut. Obatilah penyebab
perdarahantersebut dengan cara yang sesuai. Bila tidak ditemukan penyebab terjadinya
perdarahan, tanyakan apakah klien masih ingin melanjutkan suntikan, dan bila tidak ,
suntikan jangan dilanjutkan lagi dan carikan kontrasepsi jenis lain.
Bila ditemukan penyakit radang panggul ata penyakit sakibat hubunga seksual , klien perlu
diberi pengobatan yang sesuai dan suntikan dapat terus dilanjutkan
Perdarahan banyak atau memanjang(lebih dari 8 hari atau 2 kali lebih banyak dari
perdarahan yang biasanya dialami pada siklus haid normal). Jelaskan bahwa perdarahan yang
banyak atau memanjang tersebut biasa ditemukan pada bulan pertama suntikan
Bial gangguan tersebut menetap, perlu dicari penyebabnya dan bila ditemukan kelainan
ginekologik, klien perlu diobati atau dirujuk
Bila perdarahan yang terjadi mengancam kesehatan klien atau klien tidak dapat menerima
perdarahan yang terjadi, suntikan jangan dilanjutkan lagi. Pilihkan jenis kontrasepsi yang
lain. Untuk mencegah anemia perlu diberi preparat besi atau makanan yang banyak
mengandung zat besi.
Keadaan Anjuran
Penyakit hati akut Sebaiknya jangan menggunakan kontrasepsi
Penyakit jantung suntikan
Stroke Sebaiknya jangan menggunakan kontrasepsi
suntikan
Sebaiknya jangan menggunakan kontrasepsi
suntikan
PENGIKUT
ARSIP BLOG
Template Picture Window. Gambar template oleh belknap. Diberdayakan oleh Blogger.
My World My Experience
SELASA, 14 MEI 2013
KB SUNTIK 1 BULAN
1 Pengertian KB suntik kombinasi (suntik 1 bulan)
Suntikan kombinasi mengandung hormon esterogen dan progesteron, yang diberikan satu bulan
sekali.
2 .Cara kerja
Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan mukus serviks sehingga
menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Hormon tersebut juga mencegah pematangan dan
pelepasan sel telur. Endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan berkurangnya aktifitas kelenjar.
Selain itu akan merangsang timbulnya haid setiap bulan
3.Efektifitas
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara, macam-macam suntikan tersebut telah
dibuktikan sangat baik, dengan angka kegagalan kurang dari 0,1 % per 100 wanita selama tahun
pertama penggunaan.
4.Keuntungan
•Sangat efektif (99,6%)
•Risiko kesehatan kecil
•Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami isteri
•Periksa dalam tidak dibutuhkan pada saat pemeriksaan awal
•Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
•Tidak mempengaruhi pemberian ASI, kecuali suntikan Cyclofem
•Reaksi suntik sangat cepat (<24 jam) •Dapat digunakan oleh wanita tua (>35 tahun), kecuali
Cyclofem
•Mencegah kehamilan ektopik
•Jangka panjang
•Sangat efektif walaupun klien terlambat suntik 1 minggu dari jadwal yang telah ditentukan
•Sangat berguna untuk klien yang tidak ingin hamil lagi, tetapi belum bersedia untuk mengikuti
sterilisasi (tubektomi).
5.Kerugian
•Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.
•Harus kembali ke sarana pelayanan.
•Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
•Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
•Dapat menyebabkan ketidakteraturan masalah haid
•Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular seksual, hepatitis B, atau
infeksi HIV.
•Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan
kedua atau ketiga.
•Efektivitas berkurang bila digunakan bersamaaan dengan obat-obat epilepsi dan obat tuberklosis.
•Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke, bekuan darah pada paru
atau otak, dan kemungkinan timbulnya tumor hati.
•Kemungkinan terlambat pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.
6.Manfaat Kesehatan
•Menurunnya jumlah darah haid setiap bulan, menurunkan nyeri perut.
•Mengurangi kemungkinan penyakit kurang darah akibat kekurangan zat besi.
•Mengurangi tanda atau gejala sindroma haid
•Dapat melindungi kemungkinan penyakit radang panggul dan kanker indung telur karena
progestin menyebabkan mukus serviks menebal, sehingga memepersulit penularan infeksi dari
liang senggama atau serviks untuk mencapai saluran telur (penekanan ovulasi akan menyebabkan
berkurangnya stimulasi dari sel epitel ovarium).
•Mencegah terjadinya kanker endomertrium
•Dapat digunakan pada wanita yang mempunyai penyakit darah sickle cell anemia
•Dapat meningkatkan jumlah ASI pada ibu yang menyusui.
11 Mekanisme
1. Menekan ovulasi
2. Membuat lendir menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu.
3. Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implementasi terganggu.
4. Penghambatan transportasi gamet oleh tuba (Saifuddin, 2003)
Poskan Komentar
Posting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
ARSIP BLOG
▼ 2013 (4)
o ▼ Mei (1)
KB SUNTIK 1 BULAN
o ► April (3)
MENGENAI SAYA
Ria Andriya
Lihat profil lengkapku
terserah mauku
Minggu, 10 Juni 2012
KB SUNTIK 1 BULAN
KB SUNTIK 1 BULAN
A. Pengertian
Suntikan kombinasi adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui
suntikan hormonal yang mengandung homon estrogen dan progesteron denga cara injeksi I.M
sebulan sekali.
B. Keuntungan
a. Resiko terhadap kesehatan kecil
b. Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
c. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
d. Dapat digunakan jangka panjang
e. Efek samping kecil
f. Mencegah kista ovarium karena progestin menyebabkan mukus serviks menebal, sehingga
mempersulit penularan infeksi dari liang senggama atau serviks untuk mencapai saluran telur
(penekanan ovulasi akan menyebabkan berkurangnya stimulasi dari sel epitel ovarium)
g. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
h. Mengurangi nyeri saat haid
i. Mencegah anemia
j. Mencegah kehamilan ektopik
C. Kerugian
a. Terjadi perubahan pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak/spotting, atau
perdarahan selama sampai 10 hari.
b. Keluhan mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan yang akan hilang setelah
suntikan ke dua/ke tiga
c. Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus kembali setiap 30 hari
untuk mendapatkan suntikan.
d. Tidak melindungi dari IMS dan HIV AIDS
e. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
f. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian. Terlambatnya kembali
kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan atau kelainan pada organ genitalia, melainkan
karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya.
g. Efektivitas berkurang bila digunakan bersamaaan dengan obat-obat epilepsidan (fenitoin dan berbiturat ) obat
tuberklosis (rifampisin).
h. Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung stroke, bekuan darah pada paru atau otak dan
kemungkinan timbulnya tumor hati.
D. Jenis
a. 25 mg depo medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol valerat.
b. 50 mg noretindron enantat dan 5 mg estradiol valerat.
E. Indikasi
a. Perempuan usia reproduksi
b. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas tinggi
c. Menyusui ASI pasca persalinan lebih dari 6bulan
d. Pasca persalinan dan tidak menyusui
e. Anemia
f. Nyeri haid hebat
g. Haid teratur
h. Riwayat kehamilan ektopik
i. Serta sering lupa menggunakan pil
j. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak.
F. Kontraindikasi
a. Kehamilan atau diduga hamil
b. Karsinoma payudara
c. Karsinoma traktus genetalia
d. Perdarahan abnormal (belum jelas penyebabnya)
e. Wanita usia 35 tahun yang merokok aktif
f. Penderita jantung, stroke, lever, darah tinggi dan kencing manis
g. Sedang menyusui kurang dari 6 minggu
G. Cara Pemakaian
Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan IM dalam. Klien diminta
datang setiap 4 minggu. Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal dengan
kemungkinan terjadi gengguan perdarahan. Dapat juga diberikan stelah 7 hari dari jadwal
yang telah ditentukan. Asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil. Tidak dibenarkan
melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain
untuk 7 hari saja.
H. Efek Samping
a. Amenorhoe
b. Mual/pusing/muntah
c. Perdarahan/spotting
1 komentar:
1.
Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Arsip Blog
▼ 2012 (1)
o ▼ Juni (1)
KB SUNTIK 1 BULAN
Mengenai Saya
puput nuryie
Lihat profil lengkapku
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.
KONTRASEPSI
SUNTIK
Kamis, 10 Mei 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada klien akseptor KB suntik depo geston
1.2.2 Tujuan khusus
- Melaksanakan pengkajian data pada akseptor KB suntik depo
- Melakukan intreprestasi data pada akseptor KB suntik depo
- Mengindentifikasi masalah dengan diagnosa potensial akseptor KB suntik depo
- Menentukan tindakan segera pada akseptor KB depo
- Menentukan rencana yang telah akan dilakukan pada akseptor depo
- Melaksanakan rencana yang telah ditentukan pada akseptor KB depo
- Melaksanakan evaluasi atas tindakan yang akn dilakukan kepada akseptor KB depo
1.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan praktek lapangan dilakukan tanggal 21 April sampai 17 Mei 2008 di Puskesmas Kedurus Surabaya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Pengertian secara umum
KB adalah usah mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan
bagi ayah sekeluarganya / masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat
langsung dari kelahiran tersebut
(Prof. R. Sulaiman. S. 1980 : 14)
Pengertian secara khusus
KB adalah pencegahan konsepsi / pencegahan terjadinya perubahan / mencegah pertemuan antara sel mani dari
laki-laki dan telur dari wanita setelah persetubuhan.
KB adalah suatu usaha untuk menjarangkan / merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan dengan memakai
kontrasepsi
(Prof. Dr. Rustam. M. MPI. 1998 : 225)
2.2 Jenis
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntik
1. DMPA (Depo Medroxy Progesterone Asetat / Depo Provera)
Diberikan sekali dalam 3 bulan dengan dosis 150 mg dengan cara di suntikan I.M
2. DOPO NET-EN (Norethindrone Enanthare / Depo Noristeral)
Diberikan dalm dosis 200 mg sekali setiap 2 bulan (8 mgg) dengan cara disuntikkan secara I.M
3. Efek samping
Menyebabkan siklus haid labih stabil, amenorea lebih jarang dang fertilitas lebih cepat kembali setelah berhenti
menjadi akseptor efektifitas dan angka kegagalan sama dengan pil kombinasi
4. Keuntungan
- Sangat efektif sebagai metode kontrasepsi
- Tidak berefek buruk terhadap laktasi
- Kembalinya kesuburan lebih cepat
- Kadar hb sering bertambah setinggi, dapat mencegah anemia
- Siklus haid lebih stabil
5. Efek samping
- Amenorhea
- Perdarahan berkepanjangan
- Badan terasa panas dn liang senggama kering
- Bertambahnya berat badan
- Rambut rontok
- Hiperpigmentasi sekitar pipi
6. Waktu mulai menggunakan kontrasepsi
- Setiap saat selama siklus haid, asal tidak hamil
- Mulai hari pertama sampai ke 7 siklus haid
- Pada ibu yang tidak haid :
Injeksi diberikan setiap saat asal tidak hamil, selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh berhubungan sex.
- Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Suntikan
pertama dapat segera diberikan tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang asal tidak hamil
- Ibu yang sedang menggunakan jenis kontrasepsi lain dan ingin menganti dengan jenis kontrasepsi suntikan
yang lain. Dimulia pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya
- Ibu yang menggunakkan kontrasepsi suntikan yang sebelumnya mengganti dengan hormonal suntikan pertama
segera asal ibu tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya, bila ibu di suntikkan
setelah hari ke tujuh haid, selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh berhubungan sex
- Ibu ingin mengganti AKDR dengan klontrasepsi hormonal, suntukan pertama dapatr diberikan hari pertama
sampai ke 7 siklus haid, asal tidak hamil
- Ibu tidak haid / ibu dengan perdarahan tidak teratur
Pertama suntikan dapat diberikan setiap saat asal tidak hamil dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
berhubungan sex
c) Cyclofem
Adalah suntikan kombinasi 25 mg depomedroxy progesterone aserat dan 5 mg estradiol cyplonate
1. Komposisi
Tiap ml suspensi dalam air mengandung :
Medroxy progesterone acetate 50 mg
Estradiol cypionate 10 mg
2. Waktu pemberian dan dosis
Disuntikkan dalam dosis 50 mg norithidrone anantat dan 5 mg estradiol varelat yang diberikan melalui I.M
sebulan sekali
3. Efek samping
Sangat efektifitas (0,1 – 0,4 kehamilan / 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan
4. Keuntungan
- Resiko terhadap kesehatan kecil
- Tidak berpengaruh pad ahubungan sex
- Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
- Jangka panjang
- Efek samping sangat kecil
- Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
5. Efek samping
- Perubahan pada kulit gatal-gatal penggelapan warna kulit
- Sakit kepala, sakit pada dada
- Peningkatan berat badan
- Perdarahan berkepanjangan
- Anoreksia, rasa lalah, depresi
- Payudara lembek dan galaktorea
- Penyakit troboembolik, tromboflebitis
- Perdarahan tidak teratur
6. Waktu mulai menggunakan suntikan kombinasi
- Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid
- Bila disuntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid
Klien tidak boleh berhubungan sex selama 7 hari / menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari
- Bila klien pasca persalinan 6 bulan, menyusui serta belum haid suntikan pertama dapat diberikan sutnikan
kombinasi
- Pasca keguguran
Suntikan kombinasi dapat segera diberikan / dalam waktu 7 hari
- Bila sebelumnya juga kontrasepsi hormonal dan ingin ganti suntikan pertama dapat segera diberikan asal ibu
tidak hamil dan pemberiannya tanpa perlu menunggu datangnya haid. Bila diberikan pada hari 1-7 siklus haid,
metode kontrsepsi lain tidak diperlukan.
- Ibu sebelumnya menggunakan AKDR
Suntikan pertama diberikan hari 1-7 siklus haid cabut segera AKDR
* Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa
atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar
terjadi.
* Langkah IV: Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan konsultasi, kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
* Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.
* Langkah VI : pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi
oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung
jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.
* Langkah VII: Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam
pelaksanaannya.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGUMPULAN DATA
Tanggal pengkajian : 24-04-2008 Jam : 09.30 WIB Oleh : Ika
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama klien : Ny. “T” Nama suami : Tn. ”I”
Umur : 28 tahun Umur : 29 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku/bangsa : Jawa / Indonesia Suku/bangsa : Jawa / Indonesia
Penghasilan : - Penghasilan : -
Alamat : Kebraon No. 12 Alamat : Kebraon No. 12
2. Alasan kunjungan / Keluhan Utama
Ibu mengatakan tanggal kembali melakukan suntikan KB depo 3 bulan tanggal kembali suntik tanggal 24
April 2008 dengan keluhan keluar darah sedikit-sedikit dari tanggal 12 April sampai 24 April 2008.
3. Riwayat Kebidanan
3.1. Riwayat Menstruasi
Siklur Menstruasi : 28 hari Disminorhea : kadang-kadang
Lama : 9 hari Menarche : 12 tahun
Warna : merah
Bau : khas
Flour albus : kadang-kadang
e. Pola seksual
Ibu mengatakan hubungan seksual 3x /minggu, tidak ada masalah dan tidak ada keluhan dalam berhubungan.
f. Personal hygiene
Ibu mengatakan mandi 2x /hari, ganti CD 2x / hari
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Kesadaran : composmentis
b. KU : baik
c. TTV : T = 110 / 70 mmHg S = 37°C
N = 84 x / menit RR = 22x / menit
2. Pemeriksaan fisik
Rambut : Bersih ,tidak ada ketombe,hitam
Muka : - Conjungtiva : tidak anemis
- Sklera : tidak ikterus
Mulut : Stomatitis : tidak ada stomatitis
Gigi : tidak ada caries
Leher :- Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada
- Struma : tidak ada struma
- Pembesaran vena jugularis : tidak ada
Dada : Simetris, tidak ada nyeri tekan
Payudara :
Bentuk : Simestris
Areola : Hiperpigmentasi
Putting susu : menonjol
Keluaran : tidak ada
Striae : tidak ada
Perut
- Striae : tidak ada
- Linea : tidak ada
- Pembesaran : tidak ada
- Bekas Luka : tidak ada
Vulva
Warna : kemerahan
Luka parut : tidak ada
Keluaran : darah bercak-bercak
Varises : tidak ada
Adema : tidak ada
Anus
Hemorroid : tidak ada
Varises : tidak ada
- Ekstremitas atas / bawah
Varices : (-) / (-)
Odema : (-) / (-)
Refrel patella : (+) /(+)
V. INTERVENSI
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 15 menit diharapkan ibu mendapatkan suntik KB 3 bulan Depo
Progestin dan tidak terjadi spoting.
Kreteria hasil : TTV : Tensi : 90-130/60 -90 mmHg
Nadi : 60 – 100 x /menit
Suhu : 36-37 °C
RR : 18 -28 x/menit
No Intervensi Rasional
1 Lakukan pendekatan terapeutik pada Diharapkan akan terjadi
px dan suaminya kerjasama baik antara bidan dan
klien
2 Berikan penjelasan tentang hasil Diharapkan px mengerti tentang
pemeriksaan hasil pemeriksaan
3 Berikan HE tentang : Diharapkan px dapat mengerti
- Efek samping KB suntik 3 bulan tentang keadaan yang sekarang,
bahwa akan terjadi perdarahan tidak serta dapat menerima perubahan-
teratur, peningkatan BB dan perubahan yang terjadi sehingga
persdarahan berkepanjangan px bertambah pengetahuannya
- Kompilkasi KB suntik 3 bulan
- Waktu untuk KB suntik selanjutnya
4 Berikan POK (pal oral kombinasi) Diharapkan bisa mengobati
seperti : - primolut N 2 x 1 sehari keluhan yang dirasakan px
sampai perdarahan berhenti dan dosis
diturunkan 1 x 1 tab
5 Berikan suntikan KB depo secara IM Pemberian terapi
6 Deskripsikan kepada ibu tanggal Diharpakan ibu kembali tepat
untuk kembali ber KB waktu
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 24-04-2008 Jam : 09.40 WIB
1. Melakukan pendekatan terapeutik terhadap ibu dengan memperkenalkan diri berkata dengan baik, sopan dan
memberikan kesempatan klien untuk mengutarakan keluhannya.
2. Memberikan penjelasan hasil pemeriksaan
TTV : T : 110/70 mmHg
S : 37°C
N : 84 x /menit
RR : 22 x / menit
3. Menjelasakan efek samping dari KB suntik yang
Sering ditemukan seperti:
- Siklus haid yang memendek atau memanjang
- Perdarahan yang banyak atau sedikit
- Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)
- Tidak haid sama sekali.
- dll
4. Memberikan POK (pil oral kombinasi)
5. Memberikan suntik KB depo secara (IM)
6. Menganjurkan kontrol 3 bulan lagi tanggal 17 Juli 2008
VII. EVALUASI
Tanggal : 24-04-2008 Jam : 09.50 WIB
S : ibu mengatakan sudah mengerti tentang penjalasan yang telah diberikan oleh petugas kesehatan.
O : ibu mampu menjawab kembali pertanyaan yang telah diberikan dan ibu menunjukkan ekspresi ceria.
Menjelaskan hasil dari pemeriksaan:
TTV: T : 110/70 mmHg
S : 37°C
N : 84 x /menit
RR : 22 x / menit
A : Ny “T” P10001 dengan akseptor KB suntik 3 bulan Depo Progestin dengan spotting
P: - Berikan HE
o Nutrisi,
o Personal hygines,
- Anjurkan ibu untuk kembali lagi tanggal 17 Juli 2008 untuk mendapatkan suntik ulang KB 3 bulan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
KB adalah usah untuk menjarangkan / merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai
kontrasepsi untuk dapat menciptakan keluarga kecil bahagia dan sejahtera maka perlu digalakkan program KB
mulai dari jenis kontrasepsi suntik, mekanisme kerja, indikasi, kontra indikasi dan macam kontrasepsi serta
bagaimana cara memberikan asuhan pada akseptor KB dengan keluhan.
4.2 Saran
- Bagi pasien
Untuk mencapi keberhasilan dalam asuhan penanganan KB dengan keluhan maka diperlukan kerjasama yang
baik dengan ibu untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul
- Bagi petugas
Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dengan meningkatkan peran bidan dalm tugasnya sebagai
pelaksana pelayanan pada asuhan KB dengan keluhan
- Bagi pendidikan
Untuk memperhatikan penulis dan kelompoknnya, pada saat penulisan agar tersusun sebuah tugas / makalah
yang baik dan benar
DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin, Abdul Bari, 2003 Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi : Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohadjo,
Jakarta.
Manuaba IBG, 1998, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluaran Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC,
Jakarta.
Wiknjosastro Hanifa, 2002. Ilmu Kebidanan : Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Diposkan oleh Nevy Musriyenti ( Cii Nevy Leqnyaa Beh ) di 07.14
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Beranda
Arsip Blog
▼ 2012 (1)
o ▼ Mei (1)
MAKALAH KONTRASEPSI SUNTIK
Mengenai Saya
Lipsblog
Jumat, 28 September 2012
KONTRASEPSI SUNTIKAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Waktu Pemberian
o Setelah melahirkan : hari ke 3 – 5 pasca salin dan setelah ASI berproduksi
o Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah keguguran
(asal ibu belum hamil lagi)
o Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid
2. Lokasi Penyuntikan
o Daerah bokong/pantat
o Daerah otot lengan atas
2.11 Interaksi Obat
Aminoglutethimide (Cytadren) mungkin dapat meningkatkan eliminasi dari
medroxyprogesterone lewat hati dengan menurunkan konsentrasi medroxyprogesterone
dalam darah dan memungkinkan pengurangan efektivitas medroxyprogesterone.
2.12 Cara Penyimpanan
Disimpan dalam suhu 20-25°C
2.13 Pelayanan Kontrasepsi Suntik
Penelitian tentang suntikan KB adalah pada tahun 1963 yaitu uji coba pada depo
provera suntik yang kemudian di lisensi di Inggris pada tahun 1984. Pada tahun 1990-an
metode ini telah di lisensi sebagai pilihan metode kontrasepsi pilihan pertama. Sampai saat
ini jenis metode suntik yang digunakan adalah suntikan kombinasi dan suntikan progestrin.
a) Lokasi Penyuntikan
Lokasi penyuntikan KB baik kombinasi maupun suntikan progestrin secara
consensusinternasional bahwa disuntikkan di bokong yaitu pada musculus ventro gluteal
dalam. Musculus ini dapat di ukur dari spina iliaca anterior superior (SIAS) sampai dengan os
coccygeus kemudian di ambil 1/3 bagian dari SIAS.
Atau jika dianalogikan dengan kotak, kemudian kita bagi ke dalam 4 bagian, maka
yang akan kita suntikan adalah bagian kuadran luar.
b) Jenis Kontrasepsi Suntik
1. Suntikan kombinasi
Suntikan kombinasi yang saat ini berada di pasaran Indonesia adalah kombinasi
antara 25 mg medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol sipionat. Cara kerja suntikan
kombinasi ini pada prinsipnya sama dengan cara kerja pil kombinasi. Yang membedakan
adalah lebih secara teknis karena isi dari kontrasepsi suntik ini tidak mengandung
etinilestradiol maka risiko terhadap hipertensi dan vaskularisasi yang disebabkan oleh
hormone ini praktis tidak terjadi. Maka kontrasepsi suntik ini lebih aman untuk perempuan
dengan hipertensi. Demikian juga pada perempuan yang mempunyai migrain juga lebih aman
menggunakan kontrasepsi ini.
Suntikan kombinasi ini efektif bekerja selam 30 hari atau dapat juga di hitung dalam 4
minggu. Hal yang membedakan dengan pil akan tergantung dengan bidan/provider KB yang
lain ketika menghendaki ulangan suntik. Efektivitas suntik juga tinggi namun pengembalian
kesuburan membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pil. Perempuan yang
sudah di suntik otomatis tidak bisa menolak dari semua efek yang terjadi sampai dengan
efektivitasnya habis yaitu 30 hari untuk pil kombinasi hal ini berbeda dengan pil, yaitu klien
dapat menghentikan pengunaannya sewaktu-waktu.
Waktu pemberian suntik untuk pertama kali hampir sama dengan pil. Adapun yang
membedakan adalah untuk kunjungan ulang. Suntikan kombinasi diberikan diberikan setiap
bulan dengan teknik intra muskular dalam (disesuaikan dengan kondisi klien, yaitu gemuk
kurusnya klien). Mintalah klien untuk datang 4 minggu sekali. Suntikan ulang dapat
diberikan 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan pendarahan. Dapat juga
diberikan 7 hari setelah jadwal seharusnya agar diyakini perempuan tersebut tidak hamil.
Anjurkan untuk menggunakan barier lain atau tidak melakukan hubungan seksual selama 7
hari. Namun lebih baik lagi akseptor datang tepat pada waktunya (4 minggu sekali).
Hal-hal yang perlu disampaikan kepada klien tentang hal-hal yang perlu diwaspadai
pada jangka waktu penggunaan kontrasepsi suntik kombinasi adalah:
a. Nyeri dada hebat atau nafas pendek, hal ini mengindikasikan adanya bekuan darah atau
adanya serangan jantung.
b. Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan, ini mengindikasikan terjadinya stroke, atau
migrain.
c. Nyeri tungkai hebat, ini mengindikasikan kemungkinan penyumbatan pembuluh darah pada
tungkai.
d. Tidak terjadinya perdarahan ataupun spotting selama 7 hari sebelum penyuntikan berikutnya,
ini dimungkinkan terjadinya kehamilan.
2. Suntikan progestrin
Saat ini suntikan progestrin yang beredar di pasaran adalah yang mengandung Depo
medroksiprogesteron asetat (DMPA) yang mengandung 150 mg DMPA dan diberikan 3
bulan sekali atau 12 minggu sekali pada bokong yaitu musculus gluteus maximus (dalam).
Dahulu dikenal juga suntikan dengan jenis noristerat tetapi saat ini sudah jarang digunakan.
Kontrasepsi suntikan progestrin ini sangat efektif dibandingkan dengan mini pil,
karena dengan dosis gestagen yang cukup tinggi dibandingkan dengan mini pil. Akan tetapi,
kembali kesuburan cukup lambat, yaitu rata-rata 4 bulan setelah berhenti dari penyuntikan
sehingga akan kurang tepat apabila digunakan para wanita yang menginginkan untuk segera
hamil pada waktu yang cukup dekat. Kontrasepsi ini cocok bagi ibu yang sedang menyusui.
Secara umum keuntungannya hampir sama dengan mini pil, hanya saja kontrasepsi ini
memang lebih efektif. Tetapi untuk keterbatasannya perlu dikaji kembali dan disampaikan
dengan benar kepada klien agar tidak kaget dengan hal-hal yang berkaitan dengan efek
samping/keterbatasan kontrasepsi. Hal-hal yang akan sering ditemukan adalah sebagai
berikut:
a. Adanya gangguan haid yang berupa:
1) Siklus haid memanjang atau memendek
2) Perdarahan yang banyak ataupun sedikit
3) Perdarahan tidak teratur ataupun perdarahan bercak
4) Tidak haid sama sekali
b. Pada penggunaan jangka panjang akan terjadi defisiensi estrogen sehingga dapat
menyebabkan kekeringan vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, jerawat,
dan meningkatnya risiko osteoporosis.
Siapa saja yang boleh dan tidak menggunakan kontrasepsi ini pada prinsipnya hampir
sama dengan metode kontrasepsi oral/pil. Penggunaan suntik ini pada beberapa penelitian
terbukti pada pemakaian jangka panjang akan menyebabkan defisiensi estrogen, tetapi pada
penelitian lanjutan kadar estrogen tersebut akan kembali setelah wanita tersebut berhenti
menggunakan suntik ini, sehingga risiko osteoporosis berkurang. Namun hal ini sedang
diteliti lebih lanjut, sehingga tetaplah perlu diberitahukan kepada akseptor bahwa penggunaan
suntikn kombinasi jangka panjang dapat meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis.
Perokoko juga merupakan kontra indikasi pemakaian kontrasepsi hormonal dikarenakan
rokok dapat menyebabkan spasme pembulih darah, sehingga menjadi penyebab penyakit
jantung dan stroke. Hal ini dapat menggangu efektivitas dari hormon ini, dan juga akan
memperparah organ tubuh dalam bekerja.
Waktu pemberian suntik pertama prinsipnya sama dengan kontrasepsi hormonal lain.
Adapun untuk kunjungan ulangnya adalah 12 minggu setelah penyuntikan. Suntikan ulang
dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal dan bisa diberikan setelah asalkan perempuan
tersebut diyakini tidak hamil, akan tetapi perlu tambahan barier dalam waktu 7 hari setelah
penyuntikan atau tidak melakukan hubungan seksual.
Persiapan Klien
Karena kulit tidak mungkin disterilisasi, antiseptik di gunakan untuk meminimalkan jumlah
mikroorganisme pada kulit tempat suntikan harus dilaksanakan. Hal ini mutlak harus di
laksanakan untuk mengurangi kemungkinan risiko infeksi pada lokasi suntik.
Periksa daerah suntik apakah bersih atau kotor.
Bila lengan atas atau pantat yang akan di suntik terlihat kotor, calon klien diterima
membersihkannya dengan sabun dan air.
Biarkan daerah tersebut kering.
Letakkan kotak tersebut pada tempat ayng mudah di jangkau dan mudah di buka tanpa
menggunakan benda tajam.
Kubur/bakar bila kotak tersebut telah 2/3 penuh.
Jarum dan tabung yang di pakai lebih dari sekali.
Lakukan dekontaminasi dengan merendamnya dalam cairan klorin 0,5% sehingga jarum dan
tabung aman di pakai (cairan kloron mematikan kuman hepatitis dan HIV). Setelah
dekontaminasi, pisahkan jarum dan tabung. Bersihkan, cuci, dan sterilisasi dengan cara
penguapan atau pemanasan kering atau disinfeksi tingkat tinggi sesuai proses yang telah di
jelaskan. Otoklaf atau DTT dengan cara rebus. Bila menggunakan tabung kaca, pemanasan
kering dapat di lakukan.
2. Sekunder :
a. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa.
b. Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk implantasi dari ovum yang telah
dibuahi
c. Mungkin mempengaruhi kecepatan transpor ovum dalam tuba fallopi.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Rahardja, Kirana. 2007. Obat-obat Penting ed.6, 717. Jakarta: PT. Elex Media Computa.
Saifuddin, A.B. 2006. Buku Panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi, Pk-54-PK58. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo.
Hartono,dr.Hanafi. 2004. Keluarga dan Kontrasepsi. Jakarta: Cv muliasari.
Everett, Suzanne. 2007. Buku Saku Kontrasepi dan Kesehatan Seksual Reproduksi. Jakarta:
EGC.
Meilani, Niken. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Fitramaya.
Website :
PROHEALTH, http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/11/19/kontrasepsi-suntik/
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/16/kb-suntik/
http://yosefw.wordpress.com/2009/03/20/kontrasepsi-suntikan-injeksi-depo-provera/
http://dc206.4shared.com/doc/jtp5pDki/preview.html
http://www.tundakehamilan.com/artikel_Kontrasepsi_metodesuntikan.html
▼ 2012 (3)
o ▼ September (2)
KONTRASEPSI SUNTIKAN
PERMASALAHAN PADA MASA NIFAS
o ► Juli (1)
Mengenai Saya
Oliplips
Lihat profil lengkapku
Template Simple. Gambar template oleh luoman. Diberdayakan oleh Blogger.
berbagi berbagai ilmu pengetahuan seputar dunia kebidanan dan yang
lainnya..
A.Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan KB suntik?
2. Apa saja jenis-jenis KB suntik?
3. Bagaimana Efektifitas dari KB suntik?
4. Bagaimana cara kerja KB suntik?
5. Apa saja kekurangan dan kelebihan KB suntik?
6. Apa efek samping dari KB suntik serta bagaimana penanganannya?
7. Bagaimana indikasi dan kontra indikasi KB suntik?
C.tujuan
1.Untuk mengetahui pengertian KB suntik
2.Untuk mengetahui jenis-jenis KB suntik
3.Untuk mengetahui bagaimana efektifitas KB suntik
4.Untuk mengetahui cara kerja KB suntik
5.Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan KB suntik
6.Untuk mengetahui efek samping KB suntik dan seperti apa
penanganannya
7.untuk mengetahui indikasi dan kontra indikasi KB suntik
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
B.Jenis-Jenis KB Suntik
1. Suntikan kombinasi (Hormon Estrogen dan Progesteron)
jenis suntikan kombinasi ini terdiri dari 25 mg Depo
Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat yang diberikan
injeksi I.M sebulan sekali(Cyclovem)
C.Efektivitas KB Suntik
Jenis kontrasepsi ini pada dasarnya mempunyai cara kerja seperti
pil. Untuk suntikan yang diberikan 3 bulan sekali, memiliki keuntungan
mengurangi resiko lupa minum pil dan dapat bekerja efektif selama 3
bulan. Efek samping biasanya terjadi pada wanita yang menderita
diabetes atau hipertensi.Efektif bagi wanita yang tidak mempunyai
masalah penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi, trombosis atau
gangguan pembekuan darah serta riwayat stroke. Tidak cocok buat
wanita perokok. Karena rokok dapat menyebabkan peyumbatan
pembuluh darah.
Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi,
dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tiap tahun. Asal penyuntikan
dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Tersedia suntik 1 bulan (estrogen + progesteron) dan 3 bulan
(depot progesteron, tidak terjadi haid). Cukup praktis tetapi karena
memasukkan hormon sekaligus untuk 1 atau 3 bulan, orang yang
sensitif sering mengalami efek samping yang agak berat.Kontrasepsi
suntikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini dilakukan 2-3
kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan (Depoprovera), setiap 10
minggu (Norigest), dan setiap bulan (Cyclofem).
Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu
produksi ASI. Pemakaian hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri
dan darah haid yang keluar.
Sayangnya, bisa membuat badan jadi gemuk karena nafsu makan
meningkat. Kemudian lapisan dari lendir rahim menjadi tipis sehingga
haid sedikit, bercak atau tidak haid sama sekali. Perdarahan tidak
menentu. Tingkat kegagalannya hanya 3-5 wanita hamil dari setiap
1.000 pasangan dalam setahun.
D.Cara Kerja
Secara umum kerja dari KB suntik adalah:
• Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga menghambat
lonjakan luteinizing hormone (LH) secara efektif sehingga tidak terjadi
ovulasi. Kadar follicle-stimulating hormone (FSH) dan LH menurun dan
tidak terjadi lonjakan LH (LH Surge). Menghambat perkembangan folikel
dan mencegah ovulasi. Progestogen menurunkan frekuensi pelepasan
(FSH) dan (LH) .
• Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan mukus
serviks yang mengganggu penetrasi sperma. Perubahan - perubahan
siklus yang normal pada lendir serviks. Secret dari serviks tetap dalam
keadaan di bawah pengaruh progesteron hingga menyulitkan penetrasi
spermatozoa.
• Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk
implantasi dari ovum yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi
perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi, yang diperlukan
sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi dari ovum
yang telah di buahi.
• Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin mempengaruhi
kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopi atau memberikan
perubahan terhadap kecepatan transportasi ovum (telur) melalui tuba.
Kekurangan
Dapat mengalami perdarahan bercak di luar siklus haid atau justru
haid manjadi jarang. Setelah Anda berhenti menyuntik, mungkin butuh
waktu beberapa bulan untuk kembali pada siklus biasa.Jarang terjadi
perdarahan yang banyak, tidak dapat haid, perlu suntikan ulangan
teratur, perlu control atau kunjungan berkala untuk evaluasi.
Penanganan :
informasikan bahwa kenaikan/penurunan berat badan sebanyak 1-2 kg
dapat saja terjadi.Perhatikan diet klien bila perubahan berat badan
terlalu mencolok.Bila berat badan berlebihan,hentikan suntikan dan
anjurkan metode kontrasepsi lain
G.Indikasi Dan Kontra Indikasi KB Suntik
1.Indikasi
Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki
pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai
cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini
juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin menggunakan
kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien
dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang
menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang
menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi
suntik.
Indikasi pemakaian suntikan kombinasi :
1. Usia reproduksi (20-30 tahun)
2. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
3. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi
4. Menyusui ASI pasca persalinan lebih dari 6 bulan
5. Pasca persalian dan tidak menyusui
6. Anemia
7. Nyeri haid hebat
8. Haid teratur
9. Riwayat kehamilan ektopik
10. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
2.Kontra Indikasi
1. Hamil atau dicurigai hamil (reaksi cacat pada janin > 100.000
kelahiran)
2. Ibu menginginkan haid teratur
3. Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan
4. ibu yang menderita sakit kuning (liver),
5. kelainan jantung,
6. varises (urat kaki keluar),
7. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
8. kanker payudara atau organ reproduksi,
9. Menderita kencing manis (DM). Selain itu, ibu yang merupakan
perokok berat, sedang dalam persiapan operasi.
10. Sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang
menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini.
11. Perdarahan saluram genital yang tidak terdiagnosis.
12. Penyakit arteri berat di masa lalu atau saat ini
13. Efek samping serius yang terjadi pada kontrasepsi oral kombinasi
yang bukan disebabkan oleh estrogen
14. Adanya penyakit kanker hati
15. Depresi berat. (Everent,2007)
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
1 komentar:
1.
about midwifery
Rabu, 15 Mei 2013
makalah kb suntik
BAB I
PENDAHULUAN
BAB 2
PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo. 2008. Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta : YBS-SP
Varney, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan volume 1. Jakarta : EGC
Saifuddin, dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : YBS-SP
William, dkk. 2006. Obstetri Willian volume 2. Jakarta : EGC
Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Baziad, Ali. 2002. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta : YBS-SP
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan
Bidan.Jakarta : EGC
Diposkan