Anda di halaman 1dari 97

MAKALAH TENTANG ALAT KONTRASEPSI SUNTIK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Paradigma baru program Keluarga Berencana (KB) nasional telah berubah visinya dari
mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan
keluarga berkualitas tahun 2015. Keluarga berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju,
mandiri, mewakili jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam paradigma baru KB ini sangat menekankan pentingnya upaya
menghormati hak-hak reproduksi sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga (Saifuddin,
2006).
Laju kepadatan penduduk Indonesia mencapai 216 juta jiwa, dengan tingkat kepadatan pada tahun
2004 diperkirakan 112 jiwa/Km2. Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2004, dengan
perhitungan proyeksi menggunakan data dasar berdasarkan SP 2000 tercatat sebesar 6.915.950 jiwa, yang
terdiri dari 3.563.310 jiwa penduduk laki-laki dan 3.352.640 jiwa penduduk wanita. Sejak tahun 1971
sampai dengan 2004 jumlah penduduk meningkat 300%. Namun mengalami penurunan hamper lima kali
lipat dari 5,77% menjadi 10,4%. Kondisi ini merefleksikan bahwa upaya pengendalian penduduk telah
berjalan selaras dengan upaya peningkatan kesejahteraan, termasuk factor kesehatan penduduknya. Angka
pertumbuhan penduduk Provinsi Sumatera Utara tahun 2004 menjadi 31,57% (Dinkes Sumut, 2010).

Gerakan KB Nasional selama ini telah berhasil mendorong peningkatan peran serta masyarakat
dalam membangun keluarga kecil yang mandiri. Keberhasilan ini harus diperhatikan dan terus ditingkatkan
karena pencapaian tersebut belum merata. Di Indonesia peserta KB yang tercatat 51,21% akseptor KB
memilih suntikan sebagai alat kontrasepsi, 40,02% memilih Pil, 4,93% memilih Implant, 2,72% memilih
IUD dan lainnya 1,11%. Pada umumnya masyarakat memilih metode non MKJP (Metode Non Kontrasepsi
Jangka Panjang). Sehingga metode KB MKJP seperti IUD, Implant, Kontap Pria (MOP) dan Kontap
Wanita (MOW) kurang diminati (Anonymous, 2010).
Faktor-faktor yang mendukung terwujudnya gerakan KB Nasional. Pada tahun 2003 adalah bahwa
lebih dari 198.012 orang wanita (67,53%) berstatus menikah pernah menggunakan salah satu alat
kontrasepsi dan sekitar 1.782.108 orang wanita (51,66%) berstatus menikah sedang menjadi peserta KB
aktif. Factor-faktor yang mempengaruhi ibu memakai alat kontrasepsi karena sangat efektif, tidak memiliki
pengaruh terhadap ASI, sedikit efek samping, dan tidak perlu menyimpan obat suntik tersebut (Hartanto,
2004).
Peserta KB aktif di Sumatera Utara yang berhasil dibina sebanyak 4.534,850 (76,23%) dari
seluruh Pasangan Usia Subur (PUS) yang mencapai 5.948.962 PUS. Realisasi peserta KB aktif yang
menggunakan kontrasepsi suntik 2.239.108, pil 848.503, IUD 557.224 dan kondom 42.464 (BPS, 2009).
Di Kabupaten Deli Serdang, jumlah PUS mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun
2007 jumlah PUS sekitar 272.383 dan meningkat menjadi 282.391 pada tahun 2008. Dari jumlah tersebut
69,93% adalah akseptor aktif yang jumlahnya meningkat dibandingkan tahun 2007 (BPS, 2009).
Prevalensi ibu yang tidak menggunakan alat kontrasepsi suntik disebabkan oleh beberapa factor
seperti umur, pendidikan, jumlah anak dan dukungan suami. Berdasarkan prevalensi factor umur ibu yang
tidak menggunakan alat kontrasepsi suntik sangat tinggi pada usia 15-29 tahun yaitu sebesar 38% dengan
alasan mereka belum memiliki anak atau jumlah anak yang mereka miliki belum dirasakan cukup
(BKKBN, 2010)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Keluarga Berencana
2.1.1. Defenisi
Menurut WHO (World Health Organization) keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu
atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mendapatkan kelahiran, mengontrol waktu suatu kelahiran dalam hubungan dengan umur
suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto, 2004).
2.1.2. Tujuan KB
2.1.2.1 . Tujuan Umum
Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB
2.1.2.2 . Tujuan Pokok
Penurunan angka kelahiran yang bermakna.
Guna mencapai tujuan tersebut maka ditempuh kebijaksanaan mengkategorikan 3 fase untuk
mencapai sasaran, yaitu:
a. Fase menunda perkawinan. Kesuburan
Fase menunda kehamilan bagi PUS dengan usia istri kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda
kehamilannya
b. Fase menjarangkan kehamilan
Periode usia istri antara 20-35 tahun merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah
anak 2 orang dan jarak antara kelahiran 2-4 tahun.

c. Fase menghentikan/ mengakhiri kehamilan


Periode umur istri diatas 30 tahun, terutama diatas 35 tahun, sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah
mempunyai 2 orang anak (Hartanto, 2004).
2.2.3. Jenis-jenis alat kontrasepsi
2.2.3.1.Metode Sederhana menurut (Hartanto, 2004)
Metode KB sederhana adalah metode KB yang dipergunakan tanpa bantuan orang lain. Yang
termasuk metode KB sederhana adalah :
- Senggama terputus
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan alat
kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi
- Metode Ovulasi Bilings (MOB)
- Metode suhu basal
- Pantang berkala atau system kalender
MOB (metode suhu basal), dan pantang berkala dari ketiga metode kontrasepsi ini MOB adalah
metode kontrasepsi yang paling efektif bila dibandingkan dengan metode suhu basal dan pantang berkala.
Hal ini disebabkan oleh kegagalan yang cukup tinggi (>20%). Di Indonesia dengan surat dari BKKBN
pusat kepada BKKBN Provinsi dengan SK No. 6668/K.S.002/E2/90, tanggal 28 Desember 1990, MOB
sudah diterima sebagai salah satu Metode KB Mandiri.

2.3.3.3. Metode Kontrasepsi Efektif


Metode kontrasepsi efektif yaitu suatu metode kontrasepsi yang penggunaannya membutuhkan
alat dan bantuan tenaga kesehatan. Metode kontrasepsi efektif dibagi menjadi dua, yaitu
2.2.3.2.1. Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET) menurut (Glasier, 2006) terdiri dari:
a. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Alat kontrasepsi yang dipasang didalam rahim yang pemasangannya membutuhkan bantuan
tenaga medis terlatih karena sebelum dilakukan pemasangan diperlukan pemeriksaan alat genetalia dan
serviks dengan speculum untuk memastikan apakah ada kelainan atau infeksi, dilakukan juga pemeriksaan
panggul untuk menentukan ukuran, bentuk, dan posisi uterus dan untuk memastikan bahwa adnesa normal.
b. KB susuk atau IMPLANT menurut (Everret, 2008)
KB susuk atau IMPLANT terdiri dari 3 jenis, yaitu Norplant terdiri dari 6 baang silastik yang
lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel
dan lama kerjanya 5 tahun. Impalnon terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm,
dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. Jadena dan
indoplant terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun .
c. Metode strelisasi atau kontrasepsi mantap Vasektomi untuk laki-laki dan Tubektomi untuk wanita
Sterilisasi wanita biasanya dilakukan dengan menyumbat kedua tuba fallopi yang dapat dicapai
baik dengan laparotomi atau mini laparotomi, atau yang lebih sering laparoskopi.Sterilisasi pria atau
vasektomi adalah pemotongan atau penyumbatan vas deferens untuk mencegah lewatnya sperma.
2.2.3.2.2. Metode Kontrasepsi Efektif Tidak Terpilih (Non MKET) menurut (Hartanto,2004) terdiri dari:
a. Pil
Kontrasepsi pil dibagi 2 jenis, yaitu pil kombinasi dan pil progestin (minipil). Adapun yang termasuk pil
kombinasi yaitu pertama monofasik pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. Kedua bifasik pil yang tersedia dalam
kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet
tanpa hormone aktif. Ketiga trifasik pil yang tersedia dalam 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen
dengan 3 dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif (Everret, 2008)
b. Kondom
Alat kontrasepsi yang dipakai oleh pria sebelum bersenggama gunanya untuk menghalangi masuknya
spermatozoa kedalam traktus genitalia interna wanita (Hartanto, 2004)
c. Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk menon aktifkan atau membunuh sperma dengan
cara kerja yaitu menyebabkan sel membrane sperma yang terpecah, memperlambat pergerakan sperma dan
memperlambat kemampuan pembuahan sel telur (Saifuddin, 2006)
d. Kontrasepsi suntik
Kontrasepsi suntik dibagi dua yaitu suntikan kombinasi dan suntikan progestin. Jenis suntikan kombinasi
kombinasi adalah 25 mg depo medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol sipionat sebulan sekali
(cyclofem). Sedangkan suntikan progestin yaitu depo medroksiprogesteron asetat (DMPA), mengandung
150 mg DMPA yang diberi setiap 3 bulan sekali (Hartanto, 2004).

2.3.KB Suntik
2.3.1 Pengertian
Adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif karena angka kegagalan penggunaanya lebih kecil,
efektifitasnya adalah 99%-100% dalam mencegah kehamilan, diberikan suntikan secara IM (Intra
Muskular) (Everett,2007).
2.3.2. Jenis Kontrasepsi suntikan menurut Saifuddin (2006)
a. Depoprovera, yang mengandung medroxyprogesteron acetate 150 mg DMPA, diberikan setiap 3 bulan
sekali dengan cara disuntik intramuskular.
b. Depo Noristeron Enantat, yang mengandung 200 mg Noretindron Enantat,
Diberikan setiap 2 bulan sekali dengan cara suntik intramuskular.
c. Depo Medrosksiprogesteron Asetat dan 50 mg Noretindron Enantat Sipionat, diberikan setiap 1 bulan sekali
dengan cara suntik intramuskular.
2.3.3. Cara Pemberian
Waktu pasca persalinan (post partum) dapat diberikan suntikan KB pada hari ke 3-5 post partum,
atau sesudah air susu ibu berproduksi atau sebelum ibu pulang dari rumah sakit. Atau 6-8 minggu pasca
persalinan, asal dipastikan ibu tidak hamil atau belum melakukan koitus.Pada post abortus, dapat diberikan
segera setelah kuretase atau 30 hari pasca abortus, asal ibu belum hamil lagi. Dalam masa interval
diberikan pada hari 1-5 haid (Winknjosastro, 2005).
2.3.4. Jenis Kontrasepsi Suntik Yang Mengandung Progestin menurut Saifuddin (2006) :
1. Depo Medroksi Progesteron Asetat ( Depoprovera), mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3
bulan dengan cara disuntik intramuskular (di daerah bokong).
2. Depo Noristeron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg Noretindron Enantat, diberikan
setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuskular.
2.3.3.1.Mekanisme Kerja
Mencegah ovulasi dan mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penitrasi sperma.
Dan juga menjadikan selaput lendir tipis (Saifuddin, 2006).

2.3.3.2. Efektifitas suntikan progestin


Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektifitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100
perempuan-tahun, asal penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan(Mochtar,
2005).
2.3.3.3. Keuntungan Kontrasepsi Suntikan Progestin (Saifuddin, 2006)
1. Sangat efektif.
2. Pencegahan kehamilan jangka panjang.
3. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
4. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan
pembekuan darah.
5. Tidak memiki pengaruh terhadap ASI.
6. Membantu mencegah kanker endometriun dan kehamilan ektopik.
7. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
8. Menurunkan krisis anemia
2.3.3.4.Kerugian Kontrasepsi suntik progestin (Saifuddin,2006)
1. Sering ditemukan gangguan haid.
2. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
3. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
4. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
5. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, dan menurunkan libido.

2.3.3.5. Efek samping (Mochtar, 2005)


Gangguan haid berupa amenorea, spotting (bercak darah) dan menoragia. Keluhan mual, sakit kepala,
pusing, menggigil, dan berat badan bertambah. Kadang-kadang ibu mengeluh libido berkurang.
2.3.3.6. Yang dapat menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestron (Saifuddin, 2006)
1. Usia reproduksi
2. Nulipara dan yang telah memiliki anak
3. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi.
4. Setelah melahirkan dan tidak menyusi.
5. Setelah abortus atau keguguran.
6. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.
7. Perokok.
8. Tekanan darah <180/110 mmhg, dengan masalah anemia.
9. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
2.3.3.7. Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin
1. Hamil atau dicurigai hamil.
2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
4. Diabetes mellitus disertai komplikasi.
2.3.3.8. Cara Penggunaan
Suntikan progeston diberikan setiap 3 bulan sekali dengan suntikan intramuskular dalam. Disarankan
untuk mulai menggunakan kontrasepsi suntikan selama 5-7 hari pertama dari siklus haid (Hartanto, 2004).
2.3.4. Jenis kontrasepsi suntikan Kombinasi yaitu:
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat
yang diberikan injeksi Intra Muscular sebulan sekali (cyclofem) (Saifuddin, 2006).
2.3.4.1. Mekanisme kerja
Mencegah ovulasi dan mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penitrasi sperma.
Dan juga menjadikan selaput lendir tipis (Saifuddin, 2006).
2.3.4.2. Efektifitas Kontrasepsi Suntikan Kombinasi
Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan (Saifuddin,
2006).
2.3.4.3. Keuntungan kontrasepsi suntikan kombinasi (Hartanto, 2004)
1. Menimbulkan perdarahan secara teratur
2. Kurang menimbulkan perdarahan-bercak
3. Kurang menimbulkan aminore
4. Resiko terhadap kesehatan kecil
5. Tidak diperlukan pemeriksaan dalam.
6. Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri
7. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
2.3.4.4. Kerugian kontrasepsi suntikan kombinasi (Hartanto, 2004)
1. Penyuntikan lebih sering.
2. Biaya keseluruhan tinggi.
3. Kemungkinan efek sampingnya karena estrogennya.
2.3.4.5. Yang boleh menggunakan suntikan kombinasi (Saifuddin, 2006)
1. Usia reproduksi
2. Telah memiliki anak, maupun yang belum memiliki anak.
3. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas tinggi.
4. Menyusui ASI pascapersalinan > 6 bulan.
5. Pascapersalinan dan tidak menyusui
6. Anemia
7. Haid teratur
8. Riwayat kehamilan ektopik
9. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
2.3.4.6. Yang tidak boleh menggunakan suntikan kombinasi (saifuddin, 2006)
1. Hamil atau diduga hamil
2. Menyusui dibawah 6 minggu pascapersalinan
3. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
4. Penyakit hati akut
5. Usia > 35 tahun yang merokok
6. Riwayat penyakit jantung,stroke, darah tinggi (>180/110 mmHg).
7. Keganasan pada payudara

2.3.4.7.Cara Penggunaan (Saifuddin, 2006)


Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan intramuskular dalam. Klien diminta datang
setiap 4 minggu. Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal, dan dapat juga diberikan setelah 7 hari
jadwal yang telah ditentukan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil.

2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu


2.4.1. Umur
Sesuai Undang-undang perkawinan no. 1 tahun 1979 yang menyebutkan umur minimal menikah
bagi perempuan adalah 16 tahun dan bagi laki-laki 18 tahun, dengan demikian jika seorang perempuan
harus menikah pada usia muda ia harus menunda kehamilan sampai usia diatas 20 tahun (BKKBN, 2010)

2.4.2. Pendidikan
Pendidikan adalah merupakn suatu proses pengetahuan sikap dalam usaha mendewasakan
manusia melalui pengajaran dan pelatihan (Notoatmodjo, 2007).
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas manusia, dalam hal ini
pendidikan juga berperan membuat kehidupan yang lebih baik dan memanifasi seseorang untuk
memperoleh informasi dan berbuat sesuatu untuk menghindari masalah dalam kesehatan (Notoatmodjo,
2007).

2.4.3. Paritas
Ada beberapa anggapan masyarakat bahwa lebih banyak anak dalam keluarga akan lebih banyak
membawa rezeki (banyak anak banyak rezeki). Dan ada kebiasaan pada beberapa suku Indonesia yang
mengatakan dalam sebuah keluarga tidak lengkap sebelum memperoleh anak laki-laki karena anak laki-
laki merupakan garis keturunan.Adapun paritas 2-3 merupakan paritas yang paling aman di tinjau dari
sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (>3) mempunyai angka kematian maternal. Hal ini
disebabkan karena ibu sering melahirkan anak, semakin tinggi paritas maka cenderung akan semakin
meningkat pula prevalensi kematian maternal perinatal. Resiko pada paritas 1 dapat ditangani atau dapat
dicegah dengan keluarga berencana. Sebagian paritas tinggi adalah tidak direncanakan (Prawirohardjo,
2002).

2.4.4. Pekerjaan
Pekerjaan berpengaruh terhadap kesehatan seseorang karenaibu yang memiliki pekerjaan di luar
lebih cepat dan banyak mendapat informasi khususnya mengenai kesehatan dibandingkan dengan ibu yang
tidak bekerja atau di rumah saja (Notoatmodjo, 2007).

2.4.5. Sumber Informasi


Sumber informasi adalah tahap perkembangan pemikiran manusia dapat dilihat dari sedikit
banyaknya sumber informasi yang didapati.
Dari informasi yang diperoleh tersebut dapat membuat masyarakat mengetahui apa yang tidak merka
ketahui. Dalam persoalan tentang pemilihan alat kontrasepsi yang baik memang sangat tergantung kepada
pemakaiannya sendiri. Untuk itu informasi sangat dibutuhkan bagi pasangan usia subur yang belum
mengetahui tentang alat kontrasepsi (Notoadmodjo, 2007).
Menurut Notoatmodjo (2007), menyatakan bahwa sumber informasi yaitu alat atau media informasi yang
memungkinkan responden mengetahui alat kontrasepsi suntik, dengan kategori :

a. Media cetak
b. Media elektronik
c. Petugas kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

BPS. 2009. Deli Serdang dalam Angka. Medan : Badan Pusat Statistik Profinsi Sumatera Utara.
Everett, Suzanne. 2008. Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduksi. Jakarta : EGC.

Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Hurlock, BE. 2000. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.

Mochtar, Rustam. 2004. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.

Nototoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.


Jakarta : Rineka Cipta.
Saifuddin, BA. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Supianti. 2006. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Suntik Di Klinik Amal Kita Medan Tahun
2006. Medan.

Winjankjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anonymous. 2010. http://www.stasiunbidan.com. Diakses oleh Dina Khairina,


pukul 22.00 wib. Tanggal 28 Mei 2010.

BKKBN. 2010. http://www.bkkbn.com. Diakses oleh Dina Khairina, Pukul 14.00 wib. Tanggal 2 Juli 2010.

Dinkes. 2010. http://www.dinkes.com. Diakses oleh Dina Khairina, Pukul 20.00 wib. Tanggal 29 Mei 2010.

 Twitter
 Facebook
 Google
 Tumblr
 Pinterest

ARTIKEL MENARIK LAINNYA



MAKALAH ISSUE KEBIDANAN KOMUNITAS PADA BAYI DI KOMUNITAS

PEMERIKSAAN FISIK BAYI DAN BALITA

MAKALAH KEBIDANAN TENTANG PRE-EKLAMPSIA KEHAMILAN

MAKALAH KONSEP KEBIDANAN PERAN DAN FUNGSI BIDAN

MAKALAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL

MAKALAH TENTANG RETENSIO PLASENTA

NEXT
« Prev Post
PREVIOUS
Next Post »

POPULAR


CARA MEMBUAT SERTIFIKAT DENGAN MS. WORD
Cara membuat Sertifikat/Piagam dengan MS Word 2007 adalah sebagai berikut: 1.Jalankan Program Microsoft Word 2007
2.Pastikan kompu...
 MAKALAH TENTANG IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan Program Imunisasi (PPI) merupakan program pemerintah dalam
bidang imuni...
 MAKALAH TENTANG PERNIKAHAN DINI
Remaja Remaja atau adolescere yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya
kematangan fisik s...
 MAKALAH TENTANG PERUBAHAN PSIKOLOGI DAN FISIOLOGI TERHADAP
MASA KEHAMILAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi setiap wanita.
Sepanjang daur kehid...
 MAKALAH INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Seorang bayi selama dalam kandungan telah mengalami proses tumbuh kembang
sedemikian rupa, se...
 KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRA SEKOLAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang tua tentu berkeinginan agar anaknya dapat mencapai pertumbuhan ...
 MAKALAH TENTANG PEMBERIAN SUNTIKAN VITAMIN K PADA BAYI BARU
LAHIR
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai bidan, dibutuhkan informasi yang siap sedia yang dapat membantu
memberikan asuhan k...
 MAKALAH PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...
 SOAL PERSALINAN (ASKEB II)
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER PRODI D-III KEBIDANAN 1. Sesuai haid terakhir Ny. M tanggal 28 Februari 2012, maka
taksiran tanggal kelahira...
 PENANGANAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur penentu
status kesehatan...

PAGEVIEWS OF THE WEEK


10019
JOIN
ENTRI POPULER


CARA MEMBUAT SERTIFIKAT DENGAN MS. WORD
Cara membuat Sertifikat/Piagam dengan MS Word 2007 adalah sebagai berikut: 1.Jalankan Program Microsoft Word 2007
2.Pastikan kompu...
 MAKALAH TENTANG IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan Program Imunisasi (PPI) merupakan program pemerintah dalam
bidang imuni...
 MAKALAH TENTANG PERNIKAHAN DINI
Remaja Remaja atau adolescere yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya
kematangan fisik s...
 MAKALAH TENTANG PERUBAHAN PSIKOLOGI DAN FISIOLOGI TERHADAP
MASA KEHAMILAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi setiap wanita.
Sepanjang daur kehid...
 MAKALAH INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Seorang bayi selama dalam kandungan telah mengalami proses tumbuh kembang
sedemikian rupa, se...

LABEL

AnatomiARTISASKEB IIIASKEB NEONATUSBIOLOGI REPRODUKSIBolaEpidemiologiEVALUASI &


REMEDIALFARMAKOLOGIIKMKDK IKONSEP KEBIDANANKumpulan SoalMakalahTutorial

RECENT POST

 Cara membuat saluran youtube baru di satu akun Google


 Ngakak Pencuri ini malah dicuri

 Mendebarkan !! inilah beberapa orang yang selamat dari Maut
 (Video) Merinding ! Sajak Gusmus di Mata Najwa Tuhan Islamkah Aku

Copyright © 2015 Cahaya Senja

Design By Libs Blogger | Distributed By Blogger Templates

DELVITA PRATIWI
Rabu, 06 Juni 2012

MAKALAH KONTRASEPSI SUNTIK (KB


SUNTIK)
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pengembangan manusia seutuhnya sebagai hakikat pembangunan nasional dicapai
dengan berhasilnya salah satu sektor yakni pembangunan kesehatan dan juga dipengaruhi
oleh terkendalinya pertumbuhan penduduk. Sebagai generasi penerus yang akan
melanjutkan pembangunan bangsa menuju masyarakat sejahtera, adil dan makmur, proses
pertumbuhan penduduk harus dipantau dan dikendalikan salah satunya dengan pengadaan
program Keluarga Berencana (KB).
Program KB nasional bertujuan ganda yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan ibu
dan anak serta mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera melalui pengendalian kelahiran
dan pengendalian pertumbuhan penduduk. Dalam upaya menjunjung keberhasilan Program
KB Nasional yaitu tercapainya kondisi pertumbuhan penduduk seimbang.
Gerakan KB tahap kedua sekarang ini sedang berusaha meningkatkan mutu para
pelaksana, pengelola dan peserta KB disemua lini lapangan di pedesaan baik di kota maupun
di desa. Begitu juga dengan para akseptor KB diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup
tentang alat kontrasepsi yang digunakannya (Hartanto, 2002).
Tujuan Gerakan KB Nasional ialah mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera
yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalaui pengendalian
kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia. Sasaran gerakan KB Nasional ialah :
1. Pasangan Usia Subur dengan prioritas PUS muda dengan paritas rendah
2. Generasi muda
3. Pelaksana dan pengelola KB
4. Sasaran wilayah (Manuaba, 1998)

1.2. TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengertian Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
2. Jenis Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
3. Mengetahui Cara Kerja Kontrasepsis Suntik (KB Suntik)
4. Mengetahui Keuntungan dan Efek Samping Puenggunaan Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
5. Mengetahui Cara Pemberian Kontrasepsi Suntikan (KB Suntik)
6. Mengetahui Kontra Indikasi Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan
melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia
semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya
relatif murah dan aman.
Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan
kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai
suntikan KB mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang
tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama
maksimal 5 tahun.

2.2. JENIS KB SUNTIK


Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain:
1. Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem
2. Suntikan / 3 bulan ; contoh : Depoprovera, Depogeston.
2.3. CARA KERJA
a. Menghalangi ovulasi (masa subur)
b. Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
c. Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim
d. Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma
e. Mengubah kecepatan transportasi sel telur.
Suntikan KB adalah suatu cairan berisi zat untuk mencegah kehamilan selama jangka
waktu tertentu (antara 1 – 3 bulan). Cairan tersebut merupakan hormon sistesis
progesteron. Pada saat ini terdapat dua macam suntikan KB, yaitu golongan progestin
seperti Depo-provera, Depo-geston, Depo Progestin, dan Noristat, dan golongan kedua yaitu
campuran progestin dan estrogen propionat, misalnya Cyclo Provera. Hormon ini akan
membuat lendir rahim menjadi kental, sehingga sel sperma tidak dapat masuk ke rahim. Zat
ini juga mencegah keluarnya sel telur (ovulasi) dan membuat uterus (dinding rahim) tidak
siap menerima hasil pembuahan
Hanafi Hartanto (1996) menjelaskan mekanisme kerja kontrasepsi suntik dalam dua
bagian, yaitu primer dan sekunder. Mekanisme primer adalah mencegah ovulasi. Pada
mekanisme ini, kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH. Respons
kelenjar hipofise terhadap gonadotropin-releasing hormon eksogenous tidak berubah,
sehingga memberi kesan proses terjadi di hipotalamus dari pada di hipofise. Ini berbeda
dengan pil oral kombinasi (POK), yang tampaknya menghambat ovulasi melalui efek
langsung pada kelenjar hipofise. Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak menyebabkan
keadaan hipo-estrogenik.
Pada pemakaian KB Suntik Depoprovera, endometrium menjadi dangkal dan atrofis
dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Sering stroma menjadi oedematous. Dengan
pemakaian jangka lama, endometrium dapat menjadi sedemikian sedikitnya, sehingga tidak
didapatkan atau hanya terdapat sedikit sekali jaringan bila dilakukan biopsi. Tetapi,
perubahan-perubahan tersebut akan kembali menjadi normal dalam waktu 90 hari setelah
suntikan berakhir.
Pada mekanisme sekunder, lendir serviks menjadi kental dan sedikit sehingga
merupakan barier terhadap spermatozoa. Mekanisme sekunder ini juga membuat
endometium kurang layak untuk implantasi dari ovum yang telah dibuahi. Mekanisme ini
mungkin juga mempengaruhi kecepatan transport ovum di dalam tuba fallopii.
Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan mukus serviks
sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Hormon tersebut juga mencegah
pelepasan sel telur yang dikeluarkan tubuh wanita. Tanpa pelepasan sel telur, seorang
wanita tidak akan mungkin hamil. Selain itu pada penggunaan Depo Provera, endometrium
menjadi tipis dan atrofi dengan berkurangnya aktifitas kelenjar. Sedangkan hormon
progestin dengan sedikit hormon estrogen akan merangsang timbulnya haid setiap bulan.

2.4. KEUNTUNGAN
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan angka
kegagalan kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin, 1996). Suntikan KB tidak mengganggu
kelancaran air susu ibu (ASI), kecuali Cyclofem. Suntikan KB mungkin dapat melindungi ibu
dari anemia (kurang darah), memberi perlindungan terhadap radang panggul dan untuk
pengobatan kanker bagian dalam rahim.
Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil, tidak berpengaruh
pada hubungan suami-istri. Pemeriksaan dalam tidak diperlukan pada pemakaian awal, dan
dapat dilaksanakan oleh tenaga paramedis baik perawat maupun bidan. Kontrasepsi suntik
yang tidak mengandung estrogen tidak mempengaruhi secara serius pada penyakit jantung
dan reaksi penggumpalan darah. Oleh karena tindakan dilakukan oleh tenaga
medis/paramedis, peserta tidak perlu menyimpan obat suntik, tidak perlu mengingat setiap
hari, kecuali hanya untuk kembali melakukan suntikan berikutnya. Kontrasepsi ini tidak
menimbulkan ketergantungan, hanya saja peserta harus rutin kontrol setiap 1, 2 atau 3
bulan. Reaksi suntikan berlangsung sangat cepat (kurang dri 24 jam), dan dapat digunakan
oleh wanita tua di atas 35 tahun, kecuali Cyclofem.

2.5. KERUGIAN DAN EFEK SAMPING


a. Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau
sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.
b. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
c. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
d. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
e. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
f. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang
g. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.
Efek yang terakhir dan efek peningkatan berat badan terjadi karena pengaruh
hormonal, yaitu progesterone. Progesterone dalam alat kontrasepsi tersebut berfungsi untuk
mengentalkan lendir serviks dan mengurangi kemampuan rahim untuk menerima sel yang
telah dibuahi. Namun hormon ini juga mempermudah perubahan karbohidrat menjadi
lemak, sehingga sering kali efek sampingnya adalah penumpukan lemak yang menyebabkan
berat badan bertambah dan menurunnya gairah seksual.
Salah satu sifat lemak adalah sulit bereaksi atau berikatan dengan air, sehingga organ
yang mengandung banyak lemak cenderung mempunyai mempunyai kandungan air yang
sedikit / kering. Kondisi ini juga terjadi pada vagina sebagai akibat sampingan dari hormon
progesteron. Vagina menjadi kering, sehingga merasa sakit (dispareuni) saat melakukan
hubungan seksual, dan jika kondisi ini berlangsung lama akan menimbulkan penurunan
gairah atau disfungsi seksual pada wanita.

2.6. INDIKASI
Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki
pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak sesuai
harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki
tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien
dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang menyusui. Klien yang
mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok
menggunakan kontrasepsi suntik.

2.7. KONTRA INDIKASI


Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi pemakaian
suntikan KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik jika ibu sedang hamil, ibu
yang menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung, varises (urat kaki keluar), mengidap
tekanan darah tinggi, kanker payudara atau organ reproduksi, atau menderita kencing
manis. Selain itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang dalam persiapan operasi,
pengeluaran darah yang tidak jelas dari vagina, sakit kepala sebelah (migrain) merupakan
kelainan-kelainan yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini

2.8. CARA PEMBERIAN

a. Waktu Pemberian
 Setelah melahirkan : hari ke 3 – 5 pasca salin dan setelah ASI berproduksi
 Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah keguguran (asal
ibu belum hamil lagi)
 Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid
b. Lokasi Penyuntikan
 Daerah bokong/pantat
 Daerah otot lengan atas
2.9. INTERAKSI OBAT :
Aminoglutethimide (Cytadren) mungkin dapat meningkatkan eliminasi dari
medroxyprogesterone lewat hati dengan menurunkan konsentrasi medroxyprogesterone
dalam darah dan memungkinkan pengurangan efektivitas medroxyprogesterone.

2.10. CARA PENYIMPANAN


Disimpan dalam suhu 20-25°C
BAB 3
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN DAN SARAN


Kontrasepsi suntikan adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan
dengan melalui suntikan hormonal. Kegagalan pada pemakai KB suntik hanya sekitar 0.3
kehamilan dari 100 pemakai pada tahun pertama pemakaian. ( 1 dari 333 pemakai masih
bisa hamil)
Cara kerja KB suntik adalah dengan menghalangi terjadinya ovulasi / masa subur
dengan menghentikan keluarnya sel telur dari indung telur.Lendir vagina pun menjadi lebih
kental sehingga mempersulit sperma untuk masuk ke dalam rahim. Dengan demikian
kontrasepsi suntik mencegah terjadinya pertemuan sel telur dan sperma.

DAFTAR PUSTAKA

PROHEALTH, http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/11/19/kontrasepsi-suntik/
Rahardja, Kirana, 2007, Obat-obat Penting ed.6, 717, PT. Elex Media Computa, Jakarta
Saifuddin, A.B., 2006, Buku panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi, Pk-54-PK58, Yayasan Bina
Pustaka sarwono Prawirohardjo, Jakarta

Diposkan oleh DELVITA PRATIWI.W di 07.58


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Arsip Blog
 ▼ 2012 (17)
o ▼ Juni (15)
 IMUNISASI TETANUS TOXOID
 MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA KASUS SOLUSIO PLAS...
 RETENSIO PLASENTA
 PLASENTA PREVIA
 SIFILIS
 KOMPLIKASI MASA NIFAS
 TINDAK LANJUT ASUHAN NIFAS DIRUMAH
 RESPON ORANGTUA TERHADAP BAYI BARU LAHIR
 MAKALAH KONTRASEPSI SUNTIK (KB SUNTIK)
 ENDOMETRITIS
 IMUNOSUPRESAN
 ASUHAN NEONATUS DENGAN JEJAS PERSALINAN
 DETEKSI DINI KOMPLIKASI NIFAS
 PERUBAHAN FISIOLOGIS MASA NIFAS
 MAKALAH DESA SIAGA
o ► April (2)

Mengenai Saya

DELVITA PRATIWI.W
Lihat profil lengkapku
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.
KONTRASEPSI
SUNTIK
Kamis, 10 Mei 2012

MAKALAH KONTRASEPSI SUNTIK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah kualitas sumber daya manusia dengan kelahiran 5.000.000
tahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan bangsa telah dilaksanakan secara bersamaan pembangunan
ekonomi dan keluarga berencana yang merupakan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan keluargan
berencana tidak dilakukan bersama dengan pembangunan ekonomi dikhawatirkan hasil pembangunan tidak
berarti.
Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima norma keluarga kacil bahagia.
Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada “catur warga / zero population growth” (pertumbuhan seimbang)
Metode suntikan KB telah menjadi bagian gerakan keluarga berencana nasional serta peminatnya makin
bertambah tinggi, minat pemakai suntik KB oleh karena aman, sederhana, efektif, tidak menimbulkan gangguan
dan dapat dipakai pada pasca persalinan

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada klien akseptor KB suntik depo geston
1.2.2 Tujuan khusus
- Melaksanakan pengkajian data pada akseptor KB suntik depo
- Melakukan intreprestasi data pada akseptor KB suntik depo
- Mengindentifikasi masalah dengan diagnosa potensial akseptor KB suntik depo
- Menentukan tindakan segera pada akseptor KB depo
- Menentukan rencana yang telah akan dilakukan pada akseptor depo
- Melaksanakan rencana yang telah ditentukan pada akseptor KB depo
- Melaksanakan evaluasi atas tindakan yang akn dilakukan kepada akseptor KB depo

1.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan praktek lapangan dilakukan tanggal 21 April sampai 17 Mei 2008 di Puskesmas Kedurus Surabaya.

1.4 Sistematika Penulisan


1. Halaman Judul
2. Lembar Pengesahan
3. Kata Pengantar
4. Daftar Isi
5. BAB I : Pendahuluan
II : Tujuan
III : Pelaksanaan
IV : Sistematika Penulisan
6. BAB II LANSAN TEORI
7. BAB III TINJAUAN KASUS
8. BAB IV PENUTUP
9. Daftar pustaka

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
 Pengertian secara umum
KB adalah usah mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan
bagi ayah sekeluarganya / masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat
langsung dari kelahiran tersebut
(Prof. R. Sulaiman. S. 1980 : 14)
 Pengertian secara khusus
KB adalah pencegahan konsepsi / pencegahan terjadinya perubahan / mencegah pertemuan antara sel mani dari
laki-laki dan telur dari wanita setelah persetubuhan.
 KB adalah suatu usaha untuk menjarangkan / merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan dengan memakai
kontrasepsi
(Prof. Dr. Rustam. M. MPI. 1998 : 225)

2.2 Jenis
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntik
1. DMPA (Depo Medroxy Progesterone Asetat / Depo Provera)
Diberikan sekali dalam 3 bulan dengan dosis 150 mg dengan cara di suntikan I.M
2. DOPO NET-EN (Norethindrone Enanthare / Depo Noristeral)
Diberikan dalm dosis 200 mg sekali setiap 2 bulan (8 mgg) dengan cara disuntikkan secara I.M

2.3 Mekanisme Kerja


1. Primer : masalah ovulasi
Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi setakan LH (LH Surge) respon kelenjar hipofise terhadap
gonadotropin releasing hormone eksogenneus tidak berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di
hipotalamus dari pada kelenjar hipofise, (menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi ovulasi).
2. Sekunder
- Mengentalkan lendir dan menjadi sedikit sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
- Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi
- Menghambat trasportasi gamet dan tuba
- Mengubah endrometrium menjadi tidak sempurna untuk implantasi hasil konsepsi

2.4 Indikasi KB Suntik


KB suntik diberikan kepada wanita yang mengiginkan kontrasepsi jangka panjang (wanita yang telah
mempunyai cukup anak, telah anggan / tidak bisa untuk dilakukan sterilisasi. Ini juga diberikan kepada wqanita
yang mempunyai kontra indikasi estrogen / menunjukkan efek samping diberikan kepada ibu menyusui dan
pada wanita yang mendekati menopause.

2.5 Kontra Indikasi


Ada 2 macam yaitu :
1. Kontra indikasi secara mutlak
- Terdapat tromboflebitis / riwayat tromboflebitis
- Kelainan serebro vaskuler
- Fungsi hati tidak / kurang baik
- Adanya keganasan pada kelenjar payudara dan aklat reproduksi
- Varices berat
- Adanya kehamilan
2. Kontra indikasi secara relatif
- Hipertensi
- Diabetes
- Perdarahan abnoermal / pervaginam
- Fibromioma uterus
- Penyakit jantung dan ginjal

2.6 Macam-Macam Kontrasepsi Suntik


Ada 3 macam yaitu :
a) Depo Provera
Adalah medroxy progesterone yang di gunakan untuk tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai efek
progesterone yang kuat dan sangat efektif.
1. Komposisi
Suspensi steril depo medroxy progesterone a cetat (DPPA) dalm air
 Tiap vial berisi 3 ml suspensi (150 mg medroxy progesterone acetate)
 Tiap vial berisi 1 ml suspensi (150 ml medroxy progesterone acetate)
2. Waktu pemberian dan dosis
Di suntikan dalam dosis 150 mg/cc sekali 3 bulan. Suntikan harus lama pada otot bokong musculus gluteus agak
dalam.
3. Efektifitas
Efektifitas tinggi dengan 0,3 kehamilan paer 100 perempuan tidap tahan asal penyuntikannya dilakukan secara
teratur.
4. Keuntungan
- Lebih mudah digunakan, tidak perlu setiap hari seperti menelan pil
- Tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan
pembekuan darah
- Sangat efektif
- Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
- Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai pre menopause
- Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
- Tidak menggangu hubungan seksual, mengurangi rasa nyeri dan haid
- Tidak di dapat pengaruh sampingan dari pemakaian esterogen
5. Efek samping
- Reaksi anafilaktis dan anafiliatik
- Penyakit tromboem balik tromboplebitis
- System syaraf pusat gelisah, depresi, pusing, sakit, tidak bisa tidur
- Selaput kulit dan lendir bercak merah / jerawat
- Gastro intestinal mual
- Payudara lembek dan galaktorea
- Perubahan warna kulit di tempat suntikan
6. Cara pemberian
 Waktu pasca persalinan (PP)
Berikan pada hari 3-5 PP / sesudah ASI berproduksi ibu sebelum pulang dari RS / 6-8 minggu pasca beraslin
asal ibu tidak hamil / belum melakukan koifus.
 Pasca keguguran
Segera setelah kurefage / sewaktu ibu hendak pulang dari RS hari pasca abortus, asal ibu belum hamil lagi.
Dalam masa interval diberikan pada hari 1-5 haid
b) Noristat (norigest)
Adalah obat kontrasepsi yang disuntikkan (secara depot) larutannya merupakan campuran bernzyl benzoate dan
casrol oil dalam perbandingan 4 : 6 efek kontrasepsinya terutama mencegah masuknya sperma melalui lendir
servik.
1. Komposisi
Dalam ampul norigert berisi 200 mg norithindron enantal dalam laritan menyak (depo norestirat)
2. Waktu pemberian dan dosis
Disuntikan da;am dosis 200 mg/cc sekali setiap 2 bulan dengfan cara I.M untuk 6 bulan pertama suntikan
diberikan setiap 8 mgg dan setelah itu setiap 12 mgg

3. Efek samping
Menyebabkan siklus haid labih stabil, amenorea lebih jarang dang fertilitas lebih cepat kembali setelah berhenti
menjadi akseptor efektifitas dan angka kegagalan sama dengan pil kombinasi
4. Keuntungan
- Sangat efektif sebagai metode kontrasepsi
- Tidak berefek buruk terhadap laktasi
- Kembalinya kesuburan lebih cepat
- Kadar hb sering bertambah setinggi, dapat mencegah anemia
- Siklus haid lebih stabil
5. Efek samping
- Amenorhea
- Perdarahan berkepanjangan
- Badan terasa panas dn liang senggama kering
- Bertambahnya berat badan
- Rambut rontok
- Hiperpigmentasi sekitar pipi
6. Waktu mulai menggunakan kontrasepsi
- Setiap saat selama siklus haid, asal tidak hamil
- Mulai hari pertama sampai ke 7 siklus haid
- Pada ibu yang tidak haid :
Injeksi diberikan setiap saat asal tidak hamil, selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh berhubungan sex.
- Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Suntikan
pertama dapat segera diberikan tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang asal tidak hamil
- Ibu yang sedang menggunakan jenis kontrasepsi lain dan ingin menganti dengan jenis kontrasepsi suntikan
yang lain. Dimulia pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya
- Ibu yang menggunakkan kontrasepsi suntikan yang sebelumnya mengganti dengan hormonal suntikan pertama
segera asal ibu tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya, bila ibu di suntikkan
setelah hari ke tujuh haid, selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh berhubungan sex
- Ibu ingin mengganti AKDR dengan klontrasepsi hormonal, suntukan pertama dapatr diberikan hari pertama
sampai ke 7 siklus haid, asal tidak hamil
- Ibu tidak haid / ibu dengan perdarahan tidak teratur
Pertama suntikan dapat diberikan setiap saat asal tidak hamil dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
berhubungan sex
c) Cyclofem
Adalah suntikan kombinasi 25 mg depomedroxy progesterone aserat dan 5 mg estradiol cyplonate
1. Komposisi
Tiap ml suspensi dalam air mengandung :
Medroxy progesterone acetate 50 mg
Estradiol cypionate 10 mg
2. Waktu pemberian dan dosis
Disuntikkan dalam dosis 50 mg norithidrone anantat dan 5 mg estradiol varelat yang diberikan melalui I.M
sebulan sekali
3. Efek samping
Sangat efektifitas (0,1 – 0,4 kehamilan / 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan
4. Keuntungan
- Resiko terhadap kesehatan kecil
- Tidak berpengaruh pad ahubungan sex
- Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
- Jangka panjang
- Efek samping sangat kecil
- Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
5. Efek samping
- Perubahan pada kulit gatal-gatal penggelapan warna kulit
- Sakit kepala, sakit pada dada
- Peningkatan berat badan
- Perdarahan berkepanjangan
- Anoreksia, rasa lalah, depresi
- Payudara lembek dan galaktorea
- Penyakit troboembolik, tromboflebitis
- Perdarahan tidak teratur
6. Waktu mulai menggunakan suntikan kombinasi
- Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid
- Bila disuntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid
Klien tidak boleh berhubungan sex selama 7 hari / menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari
- Bila klien pasca persalinan 6 bulan, menyusui serta belum haid suntikan pertama dapat diberikan sutnikan
kombinasi
- Pasca keguguran
Suntikan kombinasi dapat segera diberikan / dalam waktu 7 hari
- Bila sebelumnya juga kontrasepsi hormonal dan ingin ganti suntikan pertama dapat segera diberikan asal ibu
tidak hamil dan pemberiannya tanpa perlu menunggu datangnya haid. Bila diberikan pada hari 1-7 siklus haid,
metode kontrsepsi lain tidak diperlukan.
- Ibu sebelumnya menggunakan AKDR
Suntikan pertama diberikan hari 1-7 siklus haid cabut segera AKDR

2.7 Konsep Asuhan Kebidanan


Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau klien yang
pelaksanaannya dilakukan dengan cara:
- Bertahap dan sistematis
- Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan
Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997
1. Pengertian
Proses pemecahan masalah
Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah.
Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis.
Untuk pengambilan suatu keputusan
Yang berfokus pada klien.
2. Langkah-langkah
I. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan klien secara keseluruhan.
II. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah.
III. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya.
IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta
rujukan berdasarkan kondisi klien.
V. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat
pada langkah-langkah sebelumnya.
VI. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek
asuhan yang tidak efektif.
* Langkah 1: Tahap Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang
berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari data subjektif data objektif. Data subjektif adalah yang
menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yang termasuk data
subjektif antara lain biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas,
biopskologi spiritual, pengetahuan klien.
Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari pemeriksaan
fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi), pemeriksaan penunjang (laboratorium, catatan baru dan sebelumnya).
* Langkah II : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang
benar atas data-data yang telah dikumpulkan.

* Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa
atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar
terjadi.
* Langkah IV: Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan konsultasi, kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
* Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.
* Langkah VI : pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi
oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung
jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.
* Langkah VII: Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam
pelaksanaannya.

BAB III
TINJAUAN KASUS

I. PENGUMPULAN DATA
Tanggal pengkajian : 24-04-2008 Jam : 09.30 WIB Oleh : Ika
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama klien : Ny. “T” Nama suami : Tn. ”I”
Umur : 28 tahun Umur : 29 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku/bangsa : Jawa / Indonesia Suku/bangsa : Jawa / Indonesia
Penghasilan : - Penghasilan : -
Alamat : Kebraon No. 12 Alamat : Kebraon No. 12
2. Alasan kunjungan / Keluhan Utama
Ibu mengatakan tanggal kembali melakukan suntikan KB depo 3 bulan tanggal kembali suntik tanggal 24
April 2008 dengan keluhan keluar darah sedikit-sedikit dari tanggal 12 April sampai 24 April 2008.
3. Riwayat Kebidanan
3.1. Riwayat Menstruasi
Siklur Menstruasi : 28 hari Disminorhea : kadang-kadang
Lama : 9 hari Menarche : 12 tahun
Warna : merah
Bau : khas
Flour albus : kadang-kadang

3.2. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

No Hamil Suami UK Jns Penolong Penyulit BB/ JK H/M Meneteki Rewayat


ke ke Persal PB KB
1 1 1 40 Spontan Bidan Tdk ada 3100/ ♀ H 2 th Suntik
mgg B 50
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita
Ibu mengatakan tidak pernah mendertia penyakit kronis seperti jantung ginjal, hipertensi, TBC
b. Riwayat penyakit keluarga atau keturunan
Ibu mengatakan tidak ada penyakit keturunan seperti hipertensi, jantung, asma.
5. Riwayat Psikososial
Hubungan antara ibu dan suaminya baik, keluarga juga baik, respon ibu terhadap petugas kooperatif.
6. Riwayat KB
Ibu mengatakan sejak anak lahir ia ikut KB suntik 3 bulan.
7. Pola kehidupan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Ibu mengatakan makan 3x/ sehari dengan porsi nasi ½ piring, lauk, sayur, kadang buah, minum air putih  7
gelas / hari
b. Pola Eliminasi
Ibu mengatakan BAB 1x konsistensi lunak, tidak ada darah
BAK 3x konsistensi cair, tidak ada darah
c. Pola aktivitas
Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, memasak dan mencuci serta
merawat anaknya
d. Pola istirahat / tidur
Ibu mengatakan tidur siang  1 jam (13.00 – 14.00)
tidur malam  7 jam (22.00 – 05.00)

e. Pola seksual
Ibu mengatakan hubungan seksual 3x /minggu, tidak ada masalah dan tidak ada keluhan dalam berhubungan.
f. Personal hygiene
Ibu mengatakan mandi 2x /hari, ganti CD 2x / hari
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Kesadaran : composmentis
b. KU : baik
c. TTV : T = 110 / 70 mmHg S = 37°C
N = 84 x / menit RR = 22x / menit
2. Pemeriksaan fisik
Rambut : Bersih ,tidak ada ketombe,hitam
Muka : - Conjungtiva : tidak anemis
- Sklera : tidak ikterus
Mulut : Stomatitis : tidak ada stomatitis
Gigi : tidak ada caries
Leher :- Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada
- Struma : tidak ada struma
- Pembesaran vena jugularis : tidak ada
Dada : Simetris, tidak ada nyeri tekan
Payudara :
Bentuk : Simestris
Areola : Hiperpigmentasi
Putting susu : menonjol
Keluaran : tidak ada
Striae : tidak ada
Perut
- Striae : tidak ada
- Linea : tidak ada
- Pembesaran : tidak ada
- Bekas Luka : tidak ada

Vulva
Warna : kemerahan
Luka parut : tidak ada
Keluaran : darah bercak-bercak
Varises : tidak ada
Adema : tidak ada
Anus
Hemorroid : tidak ada
Varises : tidak ada
- Ekstremitas atas / bawah
Varices : (-) / (-)
Odema : (-) / (-)
Refrel patella : (+) /(+)

II. ANALISA DATA / DIAGNOSA

Tgl / jam Data dasar Diagnosa / masalah


24-04-08 S : Ibu mengatakan ingin suntik ulang Ny “T” P10001 dengan
jam 09.35 KB 3 bulan akseptor KB suntik depo
O : TTV geston dengan spotting
T : 110/70 mmHg (keluar darah sedikit-
S : 37°C sedikit)
N : 84 x /menit
RR : 22 x / menit
Ibu mengatakan lemah Masalah : lemas karena
terjadi spotting

III. DIAGNOSA POTENSIAL


Terjadi amenia

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Tidak ada

V. INTERVENSI
 Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 15 menit diharapkan ibu mendapatkan suntik KB 3 bulan Depo
Progestin dan tidak terjadi spoting.
 Kreteria hasil : TTV : Tensi : 90-130/60 -90 mmHg
Nadi : 60 – 100 x /menit
Suhu : 36-37 °C
RR : 18 -28 x/menit
No Intervensi Rasional
1 Lakukan pendekatan terapeutik pada Diharapkan akan terjadi
px dan suaminya kerjasama baik antara bidan dan
klien
2 Berikan penjelasan tentang hasil Diharapkan px mengerti tentang
pemeriksaan hasil pemeriksaan
3 Berikan HE tentang : Diharapkan px dapat mengerti
- Efek samping KB suntik 3 bulan tentang keadaan yang sekarang,
bahwa akan terjadi perdarahan tidak serta dapat menerima perubahan-
teratur, peningkatan BB dan perubahan yang terjadi sehingga
persdarahan berkepanjangan px bertambah pengetahuannya
- Kompilkasi KB suntik 3 bulan
- Waktu untuk KB suntik selanjutnya
4 Berikan POK (pal oral kombinasi) Diharapkan bisa mengobati
seperti : - primolut N 2 x 1 sehari keluhan yang dirasakan px
sampai perdarahan berhenti dan dosis
diturunkan 1 x 1 tab
5 Berikan suntikan KB depo secara IM Pemberian terapi
6 Deskripsikan kepada ibu tanggal Diharpakan ibu kembali tepat
untuk kembali ber KB waktu

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 24-04-2008 Jam : 09.40 WIB
1. Melakukan pendekatan terapeutik terhadap ibu dengan memperkenalkan diri berkata dengan baik, sopan dan
memberikan kesempatan klien untuk mengutarakan keluhannya.
2. Memberikan penjelasan hasil pemeriksaan
TTV : T : 110/70 mmHg
S : 37°C
N : 84 x /menit
RR : 22 x / menit
3. Menjelasakan efek samping dari KB suntik yang
Sering ditemukan seperti:
- Siklus haid yang memendek atau memanjang
- Perdarahan yang banyak atau sedikit
- Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)
- Tidak haid sama sekali.
- dll
4. Memberikan POK (pil oral kombinasi)
5. Memberikan suntik KB depo secara (IM)
6. Menganjurkan kontrol 3 bulan lagi tanggal 17 Juli 2008

VII. EVALUASI
Tanggal : 24-04-2008 Jam : 09.50 WIB
S : ibu mengatakan sudah mengerti tentang penjalasan yang telah diberikan oleh petugas kesehatan.
O : ibu mampu menjawab kembali pertanyaan yang telah diberikan dan ibu menunjukkan ekspresi ceria.
Menjelaskan hasil dari pemeriksaan:
TTV: T : 110/70 mmHg
S : 37°C
N : 84 x /menit
RR : 22 x / menit
A : Ny “T” P10001 dengan akseptor KB suntik 3 bulan Depo Progestin dengan spotting
P: - Berikan HE
o Nutrisi,
o Personal hygines,
- Anjurkan ibu untuk kembali lagi tanggal 17 Juli 2008 untuk mendapatkan suntik ulang KB 3 bulan.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
KB adalah usah untuk menjarangkan / merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai
kontrasepsi untuk dapat menciptakan keluarga kecil bahagia dan sejahtera maka perlu digalakkan program KB
mulai dari jenis kontrasepsi suntik, mekanisme kerja, indikasi, kontra indikasi dan macam kontrasepsi serta
bagaimana cara memberikan asuhan pada akseptor KB dengan keluhan.

4.2 Saran
- Bagi pasien
Untuk mencapi keberhasilan dalam asuhan penanganan KB dengan keluhan maka diperlukan kerjasama yang
baik dengan ibu untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul
- Bagi petugas
Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dengan meningkatkan peran bidan dalm tugasnya sebagai
pelaksana pelayanan pada asuhan KB dengan keluhan
- Bagi pendidikan
Untuk memperhatikan penulis dan kelompoknnya, pada saat penulisan agar tersusun sebuah tugas / makalah
yang baik dan benar

DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin, Abdul Bari, 2003 Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi : Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohadjo,
Jakarta.

Manuaba IBG, 1998, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluaran Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC,
Jakarta.

Manuaba IBG, 1998, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Arca : Jakarta.

Prawirohardjo,Sarwono.2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:YBPSP

Wiknjosastro Hanifa, 2002. Ilmu Kebidanan : Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Diposkan oleh Nevy Musriyenti ( Cii Nevy Leqnyaa Beh ) di 07.14
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

 ▼ 2012 (1)
o ▼ Mei (1)
 MAKALAH KONTRASEPSI SUNTIK

Mengenai Saya

Nevy Musriyenti ( Cii Nevy Leqnyaa Beh )


Jangan berubah tuk menyenangkan seseorang. Berubahlah karena buatmu pribadi yg lebih baik dan
bawamu ke masa depan yg lebih baik.
Lihat profil lengkapku
Template Ethereal. Gambar template oleh saw. Diberdayakan oleh Blogger.

BidanIdaman
Jumat, 27 Maret 2015

MAKALAH “ KONTRASEPSI SUNTIK 1 BULAN”


MAKALAH
“ KONTRASEPSI SUNTIK 1 BULAN”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas “ PELAYANAN KB “
Dosen Pengampu “ Suharti,M.Kes “

disusun Oleh

DEWI ASTUTI 13621381

DIII KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2015
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah swt. Atas berkat dan limpahan rahmat dan taufik-Nya
penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah PELAYANAN KB dengan judul
“KONTRASEPSI SUNTIK 1 BULAN “oleh Ibu Suharti,M.Kes
Penulis yakin bahwa makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu
penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak berikut:
1. Siti Munawaroh, S. Kep. Ns. M. Kep. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Ponorogo.
2. Visi Prima Twin Putranti,SST. S.ST, M.Kes selaku Kepala Program Pendidikan KebidananFakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
3. Suharti,M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbing dalam penyusunan tugas akhir mata
kuliah KONTRASEPSI ini.
4. Teman-teman program studi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo
atas kerja sama dan motivasinya.
Penulis yakin bahwa makalah ini masih belum sempurna. Untuk itu kritik dan saran
senantiasa penulis harapkan yang bersifat membangun, demi lebih baiknya makalah ini.
Semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi kita semua.

Ponorogo, 04 Maret 2015

Penulis,

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 2
C. Tujuan................................................................................................... 2
D. Manfaat................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A. Definisi Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)............................................. 3
B. Jenis Kontrasepsi Suntik (KB Suntik).................................................. 3
C. Cara Kerja Kontrasepsis Suntik (KB Suntik)....................................... 3
D. Keuntungan dan Efek Samping Puenggunaan
Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)................................................................. 4
E. Kontra Indikasi Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)................................ 6
F. Cara Pemberian Kontrasepsi Suntikan (KB Suntik)............................ 7
BAB III PENUTUP....................................................................................... 8
A. Kesimpulan........................................................................................... 8
B. Saran..................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengembangan manusia seutuhnya sebagai hakikat pembangunan nasional dicapai dengan


berhasilnya salah satu sektor yakni pembangunan kesehatan dan juga dipengaruhi oleh
terkendalinya pertumbuhan penduduk. Sebagai generasi penerus yang akan melanjutkan
pembangunan bangsa menuju masyarakat sejahtera, adil dan makmur, proses pertumbuhan
penduduk harus dipantau dan dikendalikan salah satunya dengan pengadaan program Keluarga
Berencana (KB).
Program KB nasional bertujuan ganda yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak
serta mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian
pertumbuhan penduduk. Dalam upaya menjunjung keberhasilan Program KB Nasional yaitu
tercapainya kondisi pertumbuhan penduduk seimbang.
Gerakan KB tahap kedua sekarang ini sedang berusaha meningkatkan mutu para pelaksana,
pengelola dan peserta KB disemua lini lapangan di pedesaan baik di kota maupun di desa. Begitu
juga dengan para akseptor KB diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup tentang alat kontrasepsi
yang digunakannya (Hartanto, 2002).
Tujuan Gerakan KB Nasional ialah mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang
menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalaui pengendalian kelahiran dan
pertumbuhan penduduk Indonesia. Sasaran gerakan KB Nasional ialah :
1. Pasangan Usia Subur dengan prioritas PUS muda dengan paritas rendah
2. Generasi muda
3. Pelaksana dan pengelola KB
4. Sasaran wilayah (Manuaba, 1998)

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa pengertian Kontrasepsi Suntik (KB Suntik) ?
2. Apa saja Jenis Kontrasepsi Suntik (KB Suntik) ?
3. Bagaimana Cara Kerja Kontrasepsis Suntik (KB Suntik) ?
4. Apa Keuntungan dan Efek Samping Puenggunaan Kontrasepsi Suntik (KB Suntik) ?
5. Bagaimana Kontra Indikasi Kontrasepsi Suntik (KB Suntik) ?
6. Bagaimana Cara Pemberian Kontrasepsi Suntikan (KB Suntik) ?

C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan peniulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
2. Untuk mengetahui Jenis Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
3. Untuk mengetahui Cara Kerja Kontrasepsis Suntik (KB Suntik)
4. Untuk Mengetahui Keuntungan dan Efek Samping Puenggunaan Kontrasepsi Suntik (KB
Suntik)
5. Untuk Mengetahui Kontra Indikasi Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
6. Untuk Mengetahui Cara Pemberian Kontrasepsi Suntikan (KB Suntik)
D. MANFAAT
1. Menjelaskan pengertian Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
2. Menjelaskan Jenis Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
3. Menjelaskan Cara Kerja Kontrasepsis Suntik (KB Suntik)
4. Menjelaskan Keuntungan dan Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
5. Menjelaskan Kontra Indikasi Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
6. Menjelaskan Cara Pemberian Kontrasepsi Suntikan (KB Suntik)

BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui
suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai
karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman.
Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya.
Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai suntikan KB
mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh
memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun.

B. JENIS KB SUNTIK
Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain:
1. Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem
2. Suntikan / 3 bulan ; contoh : Depoprovera, Depogeston

C. CARA KERJA
Cara kerja kontrasepsi suntik adalah sebagai berikut :
1. Menghalangi ovulasi (masa subur)
2. Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
3. Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim
4. Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma
5. Mengubah kecepatan transportasi sel telur.
Suntikan KB adalah suatu cairan berisi zat untuk mencegah kehamilan selama jangka
waktu tertentu (antara 1 – 3 bulan). Cairan tersebut merupakan hormon sistesis progesteron.
Pada saat ini terdapat dua macam suntikan KB, yaitu golongan progestin seperti Depo-
provera, Depo-geston, Depo Progestin, dan Noristat, dan golongan kedua yaitu campuran
progestin dan estrogen propionat, misalnya Cyclo Provera. Hormon ini akan membuat lendir
rahim menjadi kental, sehingga sel sperma tidak dapat masuk ke rahim. Zat ini juga
mencegah keluarnya sel telur (ovulasi) dan membuat uterus (dinding rahim) tidak siap
menerima hasil pembuahan
Hanafi Hartanto (1996) menjelaskan mekanisme kerja kontrasepsi suntik dalam dua
bagian, yaitu primer dan sekunder.
Mekanisme primer adalah mencegah ovulasi. Pada mekanisme ini, kadar FSH dan LH
menurun dan tidak terjadi sentakan LH. Respons kelenjar hipofise terhadap gonadotropin-
releasing hormon eksogenous tidak berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di
hipotalamus dari pada di hipofise. Ini berbeda dengan pil oral kombinasi (POK), yang
tampaknya menghambat ovulasi melalui efek langsung pada kelenjar hipofise. Penggunaan
kontrasepsi suntikan tidak menyebabkan keadaan hipo-estrogenik.
Pada pemakaian KB Suntik Depoprovera, endometrium menjadi dangkal dan atrofis
dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Sering stroma menjadi oedematous. Dengan
pemakaian jangka lama, endometrium dapat menjadi sedemikian sedikitnya, sehingga tidak
didapatkan atau hanya terdapat sedikit sekali jaringan bila dilakukan biopsi. Tetapi,
perubahan-perubahan tersebut akan kembali menjadi normal dalam waktu 90 hari setelah
suntikan berakhir.
Pada mekanisme sekunder, lendir serviks menjadi kental dan sedikit sehingga merupakan
barier terhadap spermatozoa. Mekanisme sekunder ini juga membuat endometium kurang
layak untuk implantasi dari ovum yang telah dibuahi. Mekanisme ini mungkin juga
mempengaruhi kecepatan transport ovum di dalam tuba fallopii.
Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan mukus serviks sehingga
menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Hormon tersebut juga mencegah pelepasan sel
telur yang dikeluarkan tubuh wanita. Tanpa pelepasan sel telur, seorang wanita tidak akan
mungkin hamil. Selain itu pada penggunaan Depo Provera, endometrium menjadi tipis dan
atrofi dengan berkurangnya aktifitas kelenjar. Sedangkan hormon progestin dengan sedikit
hormon estrogen akan merangsang timbulnya haid setiap bulan.

D. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SERTA EFEK SAMPING


1. KEUNTUNGAN
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan angka
kegagalan kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin, 1996). Suntikan KB tidak mengganggu
kelancaran air susu ibu (ASI), kecuali Cyclofem. Suntikan KB mungkin dapat melindungi ibu
dari anemia (kurang darah), memberi perlindungan terhadap radang panggul dan untuk
pengobatan kanker bagian dalam rahim.
Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil, tidak berpengaruh
pada hubungan suami-istri. Pemeriksaan dalam tidak diperlukan pada pemakaian awal, dan
dapat dilaksanakan oleh tenaga paramedis baik perawat maupun bidan. Kontrasepsi suntik
yang tidak mengandung estrogen tidak mempengaruhi secara serius pada penyakit jantung
dan reaksi penggumpalan darah. Oleh karena tindakan dilakukan oleh tenaga
medis/paramedis, peserta tidak perlu menyimpan obat suntik, tidak perlu mengingat setiap
hari, kecuali hanya untuk kembali melakukan suntikan berikutnya. Kontrasepsi ini tidak
menimbulkan ketergantungan, hanya saja peserta harus rutin kontrol setiap 1, 2 atau 3 bulan.
Reaksi suntikan berlangsung sangat cepat (kurang dri 24 jam), dan dapat digunakan oleh
wanita tua di atas 35 tahun, kecuali Cyclofem.
2. KERUGIAN
a. Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau
sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.
b. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
c. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
d. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
e. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
f. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang
g. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan
libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.

3. EFEK SAMPING
Efek yang terakhir dan efek peningkatan berat badan terjadi karena pengaruh
hormonal, yaitu progesterone. Progesterone dalam alat kontrasepsi tersebut berfungsi untuk
mengentalkan lendir serviks dan mengurangi kemampuan rahim untuk menerima sel yang
telah dibuahi. Namun hormon ini juga mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak,
sehingga sering kali efek sampingnya adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat
badan bertambah dan menurunnya gairah seksual.
Salah satu sifat lemak adalah sulit bereaksi atau berikatan dengan air, sehingga organ
yang mengandung banyak lemak cenderung mempunyai mempunyai kandungan air yang
sedikit / kering. Kondisi ini juga terjadi pada vagina sebagai akibat sampingan dari hormon
progesteron. Vagina menjadi kering, sehingga merasa sakit (dispareuni) saat melakukan
hubungan seksual, dan jika kondisi ini berlangsung lama akan menimbulkan penurunan
gairah atau disfungsi seksual pada wanita.

E. INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI


1. INDIKASI
Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki pemakaian
kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat
ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin
menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien dengan
kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang menyusui. Klien yang mendekati
masa menopause, atau sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan
kontrasepsi suntik.
2. KONTRA INDIKASI
Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi pemakaian
suntikan KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik jika ibu sedang hamil, ibu
yang menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung, varises (urat kaki keluar), mengidap
tekanan darah tinggi, kanker payudara atau organ reproduksi, atau menderita kencing manis.
Selain itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang dalam persiapan operasi, pengeluaran
darah yang tidak jelas dari vagina, sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-
kelainan yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini
F. CARA PEMBERIAN
1. Waktu Pemberian
 Setelah melahirkan : hari ke 3 – 5 pasca salin dan setelah ASI berproduksi
 Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah keguguran (asal ibu
belum hamil lagi)
 Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid
2. Lokasi Penyuntikan
 Daerah bokong/pantat
 Daerah otot lengan atas
3. Teknik Suntikan
 Kocok botol dengan baik, hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara (pada cyclofem),
keluarkan isinya.
 Suntikkan secara intramuscular dalam di daerah bokong ( gluteal ), apabila suntikan terlalu
dangkal, penyerapan hormone menjadi lambat dan tidak bekerja segera dan efektif.
 Cyclofem 25 mg medroksi progesterone asetat dan 5 mg estrogen sipionat diberikan setiap
bulan, di Indonesia 85% peserta suntikan cyclofem pola haid nya teratur.
Interaksi Obat :
Aminoglutethimide (Cytadren) mungkin dapat meningkatkan eliminasi dari
medroxyprogesterone lewat hati dengan menurunkan konsentrasi medroxyprogesterone
dalam darah dan memungkinkan pengurangan efektivitas medroxyprogesterone.
Cara Penyimpanan :
Disimpan dalam suhu 20-25°C

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kontrasepsi suntikan adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan
dengan melalui suntikan hormonal. Kegagalan pada pemakai KB suntik hanya sekitar 0.3
kehamilan dari 100 pemakai pada tahun pertama pemakaian. ( 1 dari 333 pemakai masih bisa
hamil)
Cara kerja KB suntik adalah dengan menghalangi terjadinya ovulasi / masa subur
dengan menghentikan keluarnya sel telur dari indung telur.Lendir vagina pun menjadi lebih
kental sehingga mempersulit sperma untuk masuk ke dalam rahim. Dengan demikian
kontrasepsi suntik mencegah terjadinya pertemuan sel telur dan sperma.

DAFTAR PUSTAKA
PROHEALTH, http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/11/19/kontrasepsi-suntik/
Rahardja, Kirana, 2007, Obat-obat Penting ed.6, 717, PT. Elex Media Computa, Jakarta
Saifuddin, A.B., 2006, Buku panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi, Pk-54-PK58, Yayasan
Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo, Jakarta

Diposkan oleh dewi astuti di 06.16

Reaksi:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Link ke posting ini
Buat sebuah Link

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Mengenai Saya

dewi astuti
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

 ▼ 2015 (4)
o ▼ Maret (4)
 “ STRATEGI PENDEKATAN dan CARA OPERASIONAL PROGRA...
 MAKALAH “ KONTRASEPSI SUNTIK 1 BULAN”
 TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN dengan IMUNISASI ...
 VIDEO PROMOSI KESEHATAN 4 TERLALU 2A D-III KEBIDA...
Template Ethereal. Diberdayakan oleh Blogger.
Andalia Hutri NN (^_^)
KAMIS, 12 MEI 2011

KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN


1. Pengertian kontrasepsi suntik progestin(3 bulan)
Kontrasepsi suntikan setiap 3 bulan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan
dengan melalui
suntikan hormonal yang mengandung depo medroksiprogesteron asetat(DMPA) 150 mg
dan NET_EN(norethin drone enanathate)yang diberikan secara IM.
Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena
kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman.Sebelum
disuntik,kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya.
Salah satu tujuan utama dari penelitian konterasepsi adalah untuk mengembangkan suatu metode
kontrasepsi yang berdaya kerja panjang(lama),yang tidak membutuhkan pemakaian setiap hari atau
setiap akan bersenggama,tetapi tetap reversibel.

Dua kontrasepsi suntik berdaya kerja lama yang sekarang banyak di pakai adalah:

 DMPA(depo medroksiprogesteron asetat)

a. di pakai di lebih dari 90 negara,telah digunakan selam kurang lebih 20 tahun dan sampai saat ini
asptornya berjumlah kira-kira 5 juta wanita.

b. diberikan setiap sekali 3 bulan dengan dosis 150 mg.

 NET-EN(norethin drone enanathate)

a.Dipakai lebih dari 40 negara,dengan jumlah aseptor kira-kira 1,5 juta wanita.

b.Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau setiap 8 minggu pertama untuk 6
bulan(=3X suntikan pertama)kemudian selanjutnya sekali setiap 12 minggu.

2. Cara kerja dari kontrasepsi progestin(3 bulan)


 Mencegah ovulasi
 Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
 Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrof.
 Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

3. Keefektivitasan kontrasepsi suntik progestin(3 bulan)


Kontrasepsi suntik tersebut memiliki keefektivitasan yang tinggi,dengan 0,3 kehamilan
per 100 perempuan pertahun,asal penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang
telah ditentukan.
4. Keuntungan dari kontrasepsi progestin(3bulan)
 Sangat efektif.
 Pencegahan kehamilan jangka panjang.
 Tdak berpangaruh pada hubungan suami istri.
 Tidak mengandung estrogen sehingga tidak bredampak serius terhadap penyakit jantung,dan
ganguan pembekuan darah.
 Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.
 Sedikit efek samping.
 Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
 Dapat digunakan oleh perempuan >35 tahun sampai perimenoupose.
 Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan etopik.
 Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
 Mencegah beberapa penyakit radang panggul.
 Menurunkan krisis anemia bulan sabit(sicle cell).

5. Keterbatasan dari suntik progestin(3 bulan)


 Sering ditemui ganguan haid seperti:
-siklus haidyang memendek atau memanjang.
-pendarahan yang banyak atau sedikit
-pendaraha tidak teratur atau pendarahan bercak(spotting).
-yidak haid sama sekali
 Klien sangat bergantungpada tempat sarana pelayanan kesehatan (haru skembali untuk suntikan)
 Tidak dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
 Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
 Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual ,virus hepatitis B,atau
infeksi virus HIV.
 Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
 Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan/kelainan organ
genetalia,melainkan karena habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya(tempat suntikan)
 Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.
 [ada pengunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang(densitas)
 Pada pengunaan jangka panjang dapat menombulakan kekeringan pada vagina,menurunkan
libido,gangguan emosi(jarang),sakit kepala,nervositas,jerawat.

6. Yang dapat menggunakan kontrasepsi suntikan progestin


 Usia reproduksi.
 Nulipara dan yang telah memiliki anak.
 Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memilki efektivitas tinggi.
 Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
 Setelah melahrkan dan tidak menyusui.
 Setelah abortus dan keguguran.
 Telah banyak anak,tetapi elim menghendaki tubektomi.
 Perokok.
 Tekanan darah >180/110 mmHg,dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia
bulan sabit.
 Menggunakan obat untuk epilepsi(fenitoin dan barbiturat)atau obat tuberculosis
(rifampisin).
 Tidak dapat memakai kontrasepsi yang menggunakan estrogen.
 Sering lupa mengunaka pil kontrasepsi.
 Anemia efesiensi besi.
 Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi
kombinasi.

7. Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin


 Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin per 100000 kelahiran)
 Peredaran pervaginam yang belum jelas penyebabnya
 Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea
 Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
 Diabetes mellitus disertai komplikasi
8. Waktu mulai menggunakan kontrasepsi suntikan progestin
 Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil
 Mulai hari pertama samapi hari ke-7 siklus haid
 Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja ibu
tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubunga seksual
 Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi
suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar, dan
ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu
sampai haid berikutnya datang.
 Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya dengan
jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntika yang akan diberikan dimulai
pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.

 Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantikannya dengan


kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat
segera diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perluy menunggu
haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke-7 haid, ibu tersebut selama 7 hari
setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual
 Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan pertama dapat
diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat
setelah hari ke-7 siklus haid, asal saja yakin ibu tersebut tidak hamil
 Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntika pertama dapat diberikan
setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
melakukan hubungan seksual.
9. Informasi lain yang perlu disampaikan
 Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid. Gangguan haid ini
biasanya bersifat sementara dan sedikit sekali menggangu kesehatan
 Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit kepala, dan nyeri
payudara, efek-efek samping ini jarang, tidak berbahaya, dan cepat hilang
 Karena terlambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu diberikan pada ibu usia muda yag
ingin menunda kehamilan, atau bagi ibu yang merencanakan kehamilan berikutnya dalam
waktu dekat
 Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid baru datang kembali pada
umunya setelah 6 bulan. Selama tidak haid tersebut dapat saja terjadi kehamilan. Bila setalah
3-6 bulan tidak juga haid, klien harus kembali ke dokter atau tempat pelanyanan kesehatan
untuk dicari penyebab tidak haid tersebut.
 Bial klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan, suntikan dapat diberikan2
minggu sebelum jadwal. Dapat juga suntikan dibeerikan 2 minggu setelah jadwal yang
ditetapkan, asal saja tidak terjadi kehamilan. Klien tidak dibenarkan melakukan hubunga
sekesual selama 7 hari, atau menggunakan metode kontrasepsi lainnya selama 7 hari. Bila
perlu dpat juga mengunakan kontrasepsi darurat.

 Bila klien, misalnya sedang mengunakan salah satu kontrasepsi suntikan dan kemudian
meminta untuk digantikan dengan kontraspesi suntikan yang lain, sebaiknya jangan
dilakukan. Andaikata terpaksa juga dilakukan, kontrasepsi yang akan diberikan tersebut
diinjeksi sesuai dengan jadwal suntika dario kontrasepsi hormonal yang sebelumnya
 Bial klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan, asal saja diyakini ibu
tersebut tidak hamil.

10. Peringatan bagi pemakai kontrasepsi suntikan progestin


 Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan
 Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan ektopik terganggu
 Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi
 Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berta atau keburnya penglihatan
 Perdarahan berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2 kali lebih banyak dalam
satu periode masa haid

11. Penanganan gangguan haid


Amenorea
 Tidak perlu dilakukan tindakan apapun. Cukup konseling saja
 Bila klien tidak dapat menerima kelainan haid tersebut, suntikan jangan dilanjutkan.
Anjurkan pemakaian jenis kontrasepsi yang lain.

Perdarahan
 Perdarahan ringan atau spotting sering dijumpai, tetapi tidak berbahaya
 Bila perdarahan/spotting terus berlanjut atau setelah tidak haid, namun kemudian terjadi
perdarahan, maka perlu dicari penyebab perdarahan tersebut. Obatilah penyebab
perdarahantersebut dengan cara yang sesuai. Bila tidak ditemukan penyebab terjadinya
perdarahan, tanyakan apakah klien masih ingin melanjutkan suntikan, dan bila tidak ,
suntikan jangan dilanjutkan lagi dan carikan kontrasepsi jenis lain.
 Bila ditemukan penyakit radang panggul ata penyakit sakibat hubunga seksual , klien perlu
diberi pengobatan yang sesuai dan suntikan dapat terus dilanjutkan
 Perdarahan banyak atau memanjang(lebih dari 8 hari atau 2 kali lebih banyak dari
perdarahan yang biasanya dialami pada siklus haid normal). Jelaskan bahwa perdarahan yang
banyak atau memanjang tersebut biasa ditemukan pada bulan pertama suntikan
 Bial gangguan tersebut menetap, perlu dicari penyebabnya dan bila ditemukan kelainan
ginekologik, klien perlu diobati atau dirujuk
 Bila perdarahan yang terjadi mengancam kesehatan klien atau klien tidak dapat menerima
perdarahan yang terjadi, suntikan jangan dilanjutkan lagi. Pilihkan jenis kontrasepsi yang
lain. Untuk mencegah anemia perlu diberi preparat besi atau makanan yang banyak
mengandung zat besi.

Tabel 1.1: keadaan yang memerlukan perhatian khusus

Keadaan Anjuran
Penyakit hati akut Sebaiknya jangan menggunakan kontrasepsi
Penyakit jantung suntikan
Stroke Sebaiknya jangan menggunakan kontrasepsi
suntikan
Sebaiknya jangan menggunakan kontrasepsi
suntikan

Intruksi bagi klien


Klien harus kembali ke tempat pelayanan kesehatan atau klinik untuk mendapatkan suntikan
kembali setiap 12 munggu untuk DMPA atau setiap 8 minggu untuk noristerat

Tabel 1.2: penanganan efek samping yang sering dijumpai

Efek samping penanganan


 Amenorea (tidak  Bila tidak hamil, pengobatan
terjadi perdarahan/spotting) apapun tidak perlu, jelaskan bahwa darah
haid tidak terkumpul dalam rahim. Nasihati
untuk kembali ke klinik
 Bila telah terjadi kehamilan, rujuk
klien. Hentikan penyuntikan. Jelaskan bahwa
hormon progestin tidak akan menimbulkan
kelainan pada janin
 Bila terjadi ektopik, rujuk kilen
segera
 Jangan berika terapi hormonal
untuk menimbulkan perdarahan karena tidak
akan berhasil. Tunggu 3-6 bulan kemudian,
bila tidak terjadi perdarahan juga, rujuk ke
 Perdarahan/perdarahan klinik.
bercak(spotting)  Imformasikan bahwa perdarahan
ringan sering dijumpai, tetapi hal ini
bukanlah masalah serius, dan biasanya tidak
memerlukan pengobatan. Bila klien tidak
dapat menerima perdarahan tersebut dan
ingin melanjutkan suntikan, maka dapat
disarankan 2 pilihan pengobatan
 1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (
30-35 µg etiniles-tradiol), ibuprefon ( sampai
800 mg, 3x/hari untuk 5 hari), atau obat jenis
lain. Jelaskan bahwa selesai pemberian pil
kontrasepsi kombinasi dapat terjadi
perdarahan . bila terjadi perdarahan banyak
selama pemberian suntikan ditangani dengan
pemberian 2 tablet pil kontrasepsi
kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan
dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal,
atau diberi 50 µg etinilestradiol atau 1,25 mg
estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari
 Meningkatnya  Imformasikan bahwa kenaikan /
menurunya berat badan penuruna berat badan sebanyak 1-2 kg dapat
saja terjadi. Perhatikan diet klien bila
perubahan berat badan terlalu mencolok.
Bila berat badan berlebihan , hentikan
suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi
lain
Diposkan oleh Andalia Hutri NN (Caabii) di 07.41
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
MENGENAI SAYA

Andalia Hutri NN (Caabii)


MERCUBAKTIJAYA Padang PRODI DIII KEBIDANAN
Lihat profil lengkapku

PENGIKUT

ARSIP BLOG

HATAN MASYARAKAT DESA (PKMD)


NGAN DUKUN
3 BULAN

Template Picture Window. Gambar template oleh belknap. Diberdayakan oleh Blogger.

My World My Experience
SELASA, 14 MEI 2013

KB SUNTIK 1 BULAN
1 Pengertian KB suntik kombinasi (suntik 1 bulan)

Suntikan kombinasi mengandung hormon esterogen dan progesteron, yang diberikan satu bulan
sekali.

2 .Cara kerja
Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan mukus serviks sehingga
menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Hormon tersebut juga mencegah pematangan dan
pelepasan sel telur. Endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan berkurangnya aktifitas kelenjar.
Selain itu akan merangsang timbulnya haid setiap bulan
3.Efektifitas
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara, macam-macam suntikan tersebut telah
dibuktikan sangat baik, dengan angka kegagalan kurang dari 0,1 % per 100 wanita selama tahun
pertama penggunaan.

4.Keuntungan
•Sangat efektif (99,6%)
•Risiko kesehatan kecil
•Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami isteri
•Periksa dalam tidak dibutuhkan pada saat pemeriksaan awal
•Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
•Tidak mempengaruhi pemberian ASI, kecuali suntikan Cyclofem
•Reaksi suntik sangat cepat (<24 jam) •Dapat digunakan oleh wanita tua (>35 tahun), kecuali
Cyclofem
•Mencegah kehamilan ektopik
•Jangka panjang
•Sangat efektif walaupun klien terlambat suntik 1 minggu dari jadwal yang telah ditentukan
•Sangat berguna untuk klien yang tidak ingin hamil lagi, tetapi belum bersedia untuk mengikuti
sterilisasi (tubektomi).

5.Kerugian
•Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.
•Harus kembali ke sarana pelayanan.
•Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
•Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
•Dapat menyebabkan ketidakteraturan masalah haid
•Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular seksual, hepatitis B, atau
infeksi HIV.
•Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan
kedua atau ketiga.
•Efektivitas berkurang bila digunakan bersamaaan dengan obat-obat epilepsi dan obat tuberklosis.
•Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke, bekuan darah pada paru
atau otak, dan kemungkinan timbulnya tumor hati.
•Kemungkinan terlambat pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.

6.Manfaat Kesehatan
•Menurunnya jumlah darah haid setiap bulan, menurunkan nyeri perut.
•Mengurangi kemungkinan penyakit kurang darah akibat kekurangan zat besi.
•Mengurangi tanda atau gejala sindroma haid
•Dapat melindungi kemungkinan penyakit radang panggul dan kanker indung telur karena
progestin menyebabkan mukus serviks menebal, sehingga memepersulit penularan infeksi dari
liang senggama atau serviks untuk mencapai saluran telur (penekanan ovulasi akan menyebabkan
berkurangnya stimulasi dari sel epitel ovarium).
•Mencegah terjadinya kanker endomertrium
•Dapat digunakan pada wanita yang mempunyai penyakit darah sickle cell anemia
•Dapat meningkatkan jumlah ASI pada ibu yang menyusui.

7. Indikasi Kontrasepsi Suntik


• Klien menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang atau telah mempunyai cukup anak
sesuai keinginan tetapi belum ingin, belum siap atau belum bisa ikut tubektomi saat ini. Rasional
: Suntikan KB adalah metoda kontrasepsi jangka panjang, efektif, dapat digunakan untuk jangka
panjang (tak terbatas), pada pemakaian tidak menyebabkan permasalahan medis yang serius.
• Klien menghendaki pemakaian kontrasepsi yang tidak perlu dipakai setiap hari atau setiap
bersenggama. Rasional : Suntikan Kb tidak perlu diberikan setiap hari atau ketika akan
bersenggama. Para wanita yang menghadapi permasalahan dengan pemakaian cara-cara
sederhana atau pelupa dalam minum pil setiap hari dapat dianjurkan untuk memakai kontrasepsi
suntik. Setelah mendapatkan suntikan, maka yang dibutuhkan peserta suntik adalah mengingat
waktu suntik ulang apakah 1, 2, atau 3 bulan tergantung pada jenis kontrasepsi uang dipakai.
• Klien tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung esterogen, atau kalau meminumnya
maka akan timbul gejala-gejala komplikasi pemakaian esterogen. Rasionalnya : Biasanya
komplikasi atau efek samping disebabkan oleh komponen esterogen yang ada. Untuk itu, dapat
dipakai suntikan KB yang hanya mengandung hormon progestin, sehingga cara ini dapat dipakai
sebagai alternatif pilihan bagi peserta yang tidak tahan hormon esterogen.
• Klien sedang menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai. Rasionalnya : Menyusui
tidak akan terpengaruh dengan pemakaian kontrasepsi suntik progestin, bahkan pada beberapa
penelitian didapatkan bahwa pemakaian kontrasepsi suntik akan meningkatkan kuantitas ASI
walaupun pemakaian kontrasepsi hormonal bukanlah pilihan utama bagi ibu yang menyusui,
pemakaiannya tidak akan menyebabkan perubahan secara klinik baik pada perumbuhan dan
perkembangan BBL maupun pemakaian setelah 6 minggu persalinan

8.Yang Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi


•Usia reproduksi
•Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
•Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi
•Menyusui ASI pascapersalinan lebih dari 6 bulan
•Pascapersalinan dan tidak menyusui
•Anemia
•Nyeri haid hebat
•Haid teratur
•Riwayat kehamilan ektopik
•Sering menggunakan pil kontrasepsi

9.Yang Tidak Boleh Menggunakan Suntikan Kontrasepsi


•Hamil atau diduga hamil
•Menyusui di bawah 6 minggu pascapersalinan
•Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
•Penyakit hati akut
•Usia lebih dari 35 tahun yang merokok
•Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (lebih dari 180/110 mmHg)
•Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migraine
•Keganasan payudara

10.Waktu Mulai menggunakan Suntikan Kombinasi


•Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak diperlukan kontrasepsi
tambahan
•Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid, klien tidak boleh melakukan
hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari.
•Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja dapat dipastikan ibu
tersebut tidak hamil.
•Bila klien pascapersalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan pertama dapat
diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak hamil
•Bila pascapersalinan lebih dari 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid, maka suntikan
pertama diberikan, asal saja dipastikan tidak hamil.
•Bila pascapersalinan kurang dari 6 bulan dan menyusui, jangan beri suntikan kombinasi.
•Bila pascapersalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat diberi.
•Ibu yang sedang menggunakan kontrasepsi hormonal yang lain dan ingin menggantinya dengan
kontrasepsi hormonal kombinasi. Selama ibu tersebut menggunakan kontrasepsi sebelumnya
secara benar, suntikan kombinasi dapat diberikan tanpa perlu menunggu haid
•Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu tersebut ingin menggantinya
dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal
kontrasepsi sebelumnya

11 Mekanisme
1. Menekan ovulasi
2. Membuat lendir menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu.
3. Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implementasi terganggu.
4. Penghambatan transportasi gamet oleh tuba (Saifuddin, 2003)

12 konsep dasar pengkajian asuhan kebidanan pada akseptor kb suntik kombinasi


1. Identitas
Yang dikaji meliputi biodata dan suami mulai dari nama, umur, suku, agama, pendidikan,
pekerjaan, penghasilan, alamat, no. telp.
2. Keluhan Utama
Dikaji keluhan klien yang berhubungan dengan penggunaan KB suntik kombinasi tersebut antara
lain amenorea/ perdarahan tidak terjadi, perdarahan bercak, meningkatnya/ menurunnya BB.
3. Riwayat KB
Dikaji apakah klien pernah menjadi akseptor KB lain sebelum menggunakan KB kombinasi dan
sudah berapa lama menjadi akseptor KB tersebut.
4. Riwayat Obstetri Lalu
Dikaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
5. Riwayat Menstruasi Lalu
Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya haid, sifat darah haid, dysmenorhea atau
tidak, flour albus atau tidak.
6. Riwayat Kesehatan dan Riwayat Klien
Dikaji apakah klien menderita penyakit jantung, hipertensi, kanker payudara, DM, dan TBC.
7. Riwayat Kesehatan dan Penyakit Keluarga
Dikaji apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit jantung, DM, TBC, hipertensi dan
kanker payudara.
8. Pola Kehidupan
Dikaji meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat, pola aktivitas, pola aktivitas seksual,
pola personal hygiene, dan kebiasaan sehari-hari.
Diposkan oleh Ria Andriya di 21.36
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar
Posting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
ARSIP BLOG
 ▼ 2013 (4)
o ▼ Mei (1)
 KB SUNTIK 1 BULAN
o ► April (3)

MENGENAI SAYA
Ria Andriya
Lihat profil lengkapku

Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.

terserah mauku
Minggu, 10 Juni 2012

KB SUNTIK 1 BULAN
KB SUNTIK 1 BULAN
A. Pengertian
Suntikan kombinasi adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui
suntikan hormonal yang mengandung homon estrogen dan progesteron denga cara injeksi I.M
sebulan sekali.

B. Keuntungan
a. Resiko terhadap kesehatan kecil
b. Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
c. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
d. Dapat digunakan jangka panjang
e. Efek samping kecil
f. Mencegah kista ovarium karena progestin menyebabkan mukus serviks menebal, sehingga
mempersulit penularan infeksi dari liang senggama atau serviks untuk mencapai saluran telur
(penekanan ovulasi akan menyebabkan berkurangnya stimulasi dari sel epitel ovarium)
g. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
h. Mengurangi nyeri saat haid
i. Mencegah anemia
j. Mencegah kehamilan ektopik

C. Kerugian
a. Terjadi perubahan pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak/spotting, atau
perdarahan selama sampai 10 hari.
b. Keluhan mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan yang akan hilang setelah
suntikan ke dua/ke tiga
c. Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus kembali setiap 30 hari
untuk mendapatkan suntikan.
d. Tidak melindungi dari IMS dan HIV AIDS
e. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
f. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian. Terlambatnya kembali
kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan atau kelainan pada organ genitalia, melainkan
karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya.
g. Efektivitas berkurang bila digunakan bersamaaan dengan obat-obat epilepsidan (fenitoin dan berbiturat ) obat
tuberklosis (rifampisin).
h. Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung stroke, bekuan darah pada paru atau otak dan
kemungkinan timbulnya tumor hati.

D. Jenis
a. 25 mg depo medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol valerat.
b. 50 mg noretindron enantat dan 5 mg estradiol valerat.
E. Indikasi
a. Perempuan usia reproduksi
b. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas tinggi
c. Menyusui ASI pasca persalinan lebih dari 6bulan
d. Pasca persalinan dan tidak menyusui
e. Anemia
f. Nyeri haid hebat
g. Haid teratur
h. Riwayat kehamilan ektopik
i. Serta sering lupa menggunakan pil
j. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak.

F. Kontraindikasi
a. Kehamilan atau diduga hamil
b. Karsinoma payudara
c. Karsinoma traktus genetalia
d. Perdarahan abnormal (belum jelas penyebabnya)
e. Wanita usia 35 tahun yang merokok aktif
f. Penderita jantung, stroke, lever, darah tinggi dan kencing manis
g. Sedang menyusui kurang dari 6 minggu

G. Cara Pemakaian
Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan IM dalam. Klien diminta
datang setiap 4 minggu. Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal dengan
kemungkinan terjadi gengguan perdarahan. Dapat juga diberikan stelah 7 hari dari jadwal
yang telah ditentukan. Asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil. Tidak dibenarkan
melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain
untuk 7 hari saja.

H. Efek Samping
a. Amenorhoe
b. Mual/pusing/muntah
c. Perdarahan/spotting

I. Penatalaksanaan Efek Samping


1. Singkirkan kehamilan, bila tidak terjadi kehamilan, dan tidak perlu diberi pengobatan
khusus. Jelaskan bahwa darah haid tidak berkumpul dalam rahim. Anjukan klien untuk
kembali ke klinik bila tidak datangnya haid masih menjadi masalah. Bila klien hamil, rujuk
klien. Hentikan penyuntikan, dan jelskan bahwa hormon progestin dan estrogen sedikit sekali
pengaruhnya pada janin
2. Pastikan tidak ada kehamilan. Bila hamil, rujuk. Bila tidak hamil, informasikan bahwa hai ini
adalah hal biasa dan akan hilang dalam waktu dekat.
3. Bila hamil, rujuk. Bila tidak hamil cari penyebab perdarahan yang lain. Jelaskan bahwa
perdarahan yang terjdi merupakan hal hal biasa. Bila perdarahan berlanjut dan
mengkhawatirkan klien, metode kontrasepsi lain perlu dicari.

Diposkan oleh puput nuryie di 21.44


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

1 komentar:
1.

rysma al bakri8 Januari 2014 15.30

jika pndarahn terus mnerus apa bs di hentikan dan ganti suntikan?


Balas

Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Arsip Blog
 ▼ 2012 (1)
o ▼ Juni (1)
 KB SUNTIK 1 BULAN

Mengenai Saya

puput nuryie
Lihat profil lengkapku
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.
KONTRASEPSI
SUNTIK
Kamis, 10 Mei 2012

MAKALAH KONTRASEPSI SUNTIK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah kualitas sumber daya manusia dengan kelahiran 5.000.000
tahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan bangsa telah dilaksanakan secara bersamaan pembangunan
ekonomi dan keluarga berencana yang merupakan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan keluargan
berencana tidak dilakukan bersama dengan pembangunan ekonomi dikhawatirkan hasil pembangunan tidak
berarti.
Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima norma keluarga kacil bahagia.
Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada “catur warga / zero population growth” (pertumbuhan seimbang)
Metode suntikan KB telah menjadi bagian gerakan keluarga berencana nasional serta peminatnya makin
bertambah tinggi, minat pemakai suntik KB oleh karena aman, sederhana, efektif, tidak menimbulkan gangguan
dan dapat dipakai pada pasca persalinan

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada klien akseptor KB suntik depo geston
1.2.2 Tujuan khusus
- Melaksanakan pengkajian data pada akseptor KB suntik depo
- Melakukan intreprestasi data pada akseptor KB suntik depo
- Mengindentifikasi masalah dengan diagnosa potensial akseptor KB suntik depo
- Menentukan tindakan segera pada akseptor KB depo
- Menentukan rencana yang telah akan dilakukan pada akseptor depo
- Melaksanakan rencana yang telah ditentukan pada akseptor KB depo
- Melaksanakan evaluasi atas tindakan yang akn dilakukan kepada akseptor KB depo

1.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan praktek lapangan dilakukan tanggal 21 April sampai 17 Mei 2008 di Puskesmas Kedurus Surabaya.

1.4 Sistematika Penulisan


1. Halaman Judul
2. Lembar Pengesahan
3. Kata Pengantar
4. Daftar Isi
5. BAB I : Pendahuluan
II : Tujuan
III : Pelaksanaan
IV : Sistematika Penulisan
6. BAB II LANSAN TEORI
7. BAB III TINJAUAN KASUS
8. BAB IV PENUTUP
9. Daftar pustaka

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
 Pengertian secara umum
KB adalah usah mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan
bagi ayah sekeluarganya / masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat
langsung dari kelahiran tersebut
(Prof. R. Sulaiman. S. 1980 : 14)
 Pengertian secara khusus
KB adalah pencegahan konsepsi / pencegahan terjadinya perubahan / mencegah pertemuan antara sel mani dari
laki-laki dan telur dari wanita setelah persetubuhan.
 KB adalah suatu usaha untuk menjarangkan / merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan dengan memakai
kontrasepsi
(Prof. Dr. Rustam. M. MPI. 1998 : 225)

2.2 Jenis
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntik
1. DMPA (Depo Medroxy Progesterone Asetat / Depo Provera)
Diberikan sekali dalam 3 bulan dengan dosis 150 mg dengan cara di suntikan I.M
2. DOPO NET-EN (Norethindrone Enanthare / Depo Noristeral)
Diberikan dalm dosis 200 mg sekali setiap 2 bulan (8 mgg) dengan cara disuntikkan secara I.M

2.3 Mekanisme Kerja


1. Primer : masalah ovulasi
Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi setakan LH (LH Surge) respon kelenjar hipofise terhadap
gonadotropin releasing hormone eksogenneus tidak berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di
hipotalamus dari pada kelenjar hipofise, (menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi ovulasi).
2. Sekunder
- Mengentalkan lendir dan menjadi sedikit sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
- Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi
- Menghambat trasportasi gamet dan tuba
- Mengubah endrometrium menjadi tidak sempurna untuk implantasi hasil konsepsi

2.4 Indikasi KB Suntik


KB suntik diberikan kepada wanita yang mengiginkan kontrasepsi jangka panjang (wanita yang telah
mempunyai cukup anak, telah anggan / tidak bisa untuk dilakukan sterilisasi. Ini juga diberikan kepada wqanita
yang mempunyai kontra indikasi estrogen / menunjukkan efek samping diberikan kepada ibu menyusui dan
pada wanita yang mendekati menopause.

2.5 Kontra Indikasi


Ada 2 macam yaitu :
1. Kontra indikasi secara mutlak
- Terdapat tromboflebitis / riwayat tromboflebitis
- Kelainan serebro vaskuler
- Fungsi hati tidak / kurang baik
- Adanya keganasan pada kelenjar payudara dan aklat reproduksi
- Varices berat
- Adanya kehamilan
2. Kontra indikasi secara relatif
- Hipertensi
- Diabetes
- Perdarahan abnoermal / pervaginam
- Fibromioma uterus
- Penyakit jantung dan ginjal

2.6 Macam-Macam Kontrasepsi Suntik


Ada 3 macam yaitu :
a) Depo Provera
Adalah medroxy progesterone yang di gunakan untuk tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai efek
progesterone yang kuat dan sangat efektif.
1. Komposisi
Suspensi steril depo medroxy progesterone a cetat (DPPA) dalm air
 Tiap vial berisi 3 ml suspensi (150 mg medroxy progesterone acetate)
 Tiap vial berisi 1 ml suspensi (150 ml medroxy progesterone acetate)
2. Waktu pemberian dan dosis
Di suntikan dalam dosis 150 mg/cc sekali 3 bulan. Suntikan harus lama pada otot bokong musculus gluteus agak
dalam.
3. Efektifitas
Efektifitas tinggi dengan 0,3 kehamilan paer 100 perempuan tidap tahan asal penyuntikannya dilakukan secara
teratur.
4. Keuntungan
- Lebih mudah digunakan, tidak perlu setiap hari seperti menelan pil
- Tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan
pembekuan darah
- Sangat efektif
- Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
- Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai pre menopause
- Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
- Tidak menggangu hubungan seksual, mengurangi rasa nyeri dan haid
- Tidak di dapat pengaruh sampingan dari pemakaian esterogen
5. Efek samping
- Reaksi anafilaktis dan anafiliatik
- Penyakit tromboem balik tromboplebitis
- System syaraf pusat gelisah, depresi, pusing, sakit, tidak bisa tidur
- Selaput kulit dan lendir bercak merah / jerawat
- Gastro intestinal mual
- Payudara lembek dan galaktorea
- Perubahan warna kulit di tempat suntikan
6. Cara pemberian
 Waktu pasca persalinan (PP)
Berikan pada hari 3-5 PP / sesudah ASI berproduksi ibu sebelum pulang dari RS / 6-8 minggu pasca beraslin
asal ibu tidak hamil / belum melakukan koifus.
 Pasca keguguran
Segera setelah kurefage / sewaktu ibu hendak pulang dari RS hari pasca abortus, asal ibu belum hamil lagi.
Dalam masa interval diberikan pada hari 1-5 haid
b) Noristat (norigest)
Adalah obat kontrasepsi yang disuntikkan (secara depot) larutannya merupakan campuran bernzyl benzoate dan
casrol oil dalam perbandingan 4 : 6 efek kontrasepsinya terutama mencegah masuknya sperma melalui lendir
servik.
1. Komposisi
Dalam ampul norigert berisi 200 mg norithindron enantal dalam laritan menyak (depo norestirat)
2. Waktu pemberian dan dosis
Disuntikan da;am dosis 200 mg/cc sekali setiap 2 bulan dengfan cara I.M untuk 6 bulan pertama suntikan
diberikan setiap 8 mgg dan setelah itu setiap 12 mgg

3. Efek samping
Menyebabkan siklus haid labih stabil, amenorea lebih jarang dang fertilitas lebih cepat kembali setelah berhenti
menjadi akseptor efektifitas dan angka kegagalan sama dengan pil kombinasi
4. Keuntungan
- Sangat efektif sebagai metode kontrasepsi
- Tidak berefek buruk terhadap laktasi
- Kembalinya kesuburan lebih cepat
- Kadar hb sering bertambah setinggi, dapat mencegah anemia
- Siklus haid lebih stabil
5. Efek samping
- Amenorhea
- Perdarahan berkepanjangan
- Badan terasa panas dn liang senggama kering
- Bertambahnya berat badan
- Rambut rontok
- Hiperpigmentasi sekitar pipi
6. Waktu mulai menggunakan kontrasepsi
- Setiap saat selama siklus haid, asal tidak hamil
- Mulai hari pertama sampai ke 7 siklus haid
- Pada ibu yang tidak haid :
Injeksi diberikan setiap saat asal tidak hamil, selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh berhubungan sex.
- Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Suntikan
pertama dapat segera diberikan tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang asal tidak hamil
- Ibu yang sedang menggunakan jenis kontrasepsi lain dan ingin menganti dengan jenis kontrasepsi suntikan
yang lain. Dimulia pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya
- Ibu yang menggunakkan kontrasepsi suntikan yang sebelumnya mengganti dengan hormonal suntikan pertama
segera asal ibu tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya, bila ibu di suntikkan
setelah hari ke tujuh haid, selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh berhubungan sex
- Ibu ingin mengganti AKDR dengan klontrasepsi hormonal, suntukan pertama dapatr diberikan hari pertama
sampai ke 7 siklus haid, asal tidak hamil
- Ibu tidak haid / ibu dengan perdarahan tidak teratur
Pertama suntikan dapat diberikan setiap saat asal tidak hamil dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
berhubungan sex
c) Cyclofem
Adalah suntikan kombinasi 25 mg depomedroxy progesterone aserat dan 5 mg estradiol cyplonate
1. Komposisi
Tiap ml suspensi dalam air mengandung :
Medroxy progesterone acetate 50 mg
Estradiol cypionate 10 mg
2. Waktu pemberian dan dosis
Disuntikkan dalam dosis 50 mg norithidrone anantat dan 5 mg estradiol varelat yang diberikan melalui I.M
sebulan sekali
3. Efek samping
Sangat efektifitas (0,1 – 0,4 kehamilan / 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan
4. Keuntungan
- Resiko terhadap kesehatan kecil
- Tidak berpengaruh pad ahubungan sex
- Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
- Jangka panjang
- Efek samping sangat kecil
- Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
5. Efek samping
- Perubahan pada kulit gatal-gatal penggelapan warna kulit
- Sakit kepala, sakit pada dada
- Peningkatan berat badan
- Perdarahan berkepanjangan
- Anoreksia, rasa lalah, depresi
- Payudara lembek dan galaktorea
- Penyakit troboembolik, tromboflebitis
- Perdarahan tidak teratur
6. Waktu mulai menggunakan suntikan kombinasi
- Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid
- Bila disuntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid
Klien tidak boleh berhubungan sex selama 7 hari / menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari
- Bila klien pasca persalinan 6 bulan, menyusui serta belum haid suntikan pertama dapat diberikan sutnikan
kombinasi
- Pasca keguguran
Suntikan kombinasi dapat segera diberikan / dalam waktu 7 hari
- Bila sebelumnya juga kontrasepsi hormonal dan ingin ganti suntikan pertama dapat segera diberikan asal ibu
tidak hamil dan pemberiannya tanpa perlu menunggu datangnya haid. Bila diberikan pada hari 1-7 siklus haid,
metode kontrsepsi lain tidak diperlukan.
- Ibu sebelumnya menggunakan AKDR
Suntikan pertama diberikan hari 1-7 siklus haid cabut segera AKDR

2.7 Konsep Asuhan Kebidanan


Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau klien yang
pelaksanaannya dilakukan dengan cara:
- Bertahap dan sistematis
- Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan
Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997
1. Pengertian
Proses pemecahan masalah
Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah.
Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis.
Untuk pengambilan suatu keputusan
Yang berfokus pada klien.
2. Langkah-langkah
I. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan klien secara keseluruhan.
II. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah.
III. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya.
IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta
rujukan berdasarkan kondisi klien.
V. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat
pada langkah-langkah sebelumnya.
VI. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek
asuhan yang tidak efektif.
* Langkah 1: Tahap Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang
berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari data subjektif data objektif. Data subjektif adalah yang
menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yang termasuk data
subjektif antara lain biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas,
biopskologi spiritual, pengetahuan klien.
Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari pemeriksaan
fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi), pemeriksaan penunjang (laboratorium, catatan baru dan sebelumnya).
* Langkah II : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang
benar atas data-data yang telah dikumpulkan.

* Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa
atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar
terjadi.
* Langkah IV: Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan konsultasi, kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
* Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.
* Langkah VI : pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi
oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung
jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.
* Langkah VII: Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam
pelaksanaannya.

BAB III
TINJAUAN KASUS

I. PENGUMPULAN DATA
Tanggal pengkajian : 24-04-2008 Jam : 09.30 WIB Oleh : Ika
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama klien : Ny. “T” Nama suami : Tn. ”I”
Umur : 28 tahun Umur : 29 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku/bangsa : Jawa / Indonesia Suku/bangsa : Jawa / Indonesia
Penghasilan : - Penghasilan : -
Alamat : Kebraon No. 12 Alamat : Kebraon No. 12
2. Alasan kunjungan / Keluhan Utama
Ibu mengatakan tanggal kembali melakukan suntikan KB depo 3 bulan tanggal kembali suntik tanggal 24
April 2008 dengan keluhan keluar darah sedikit-sedikit dari tanggal 12 April sampai 24 April 2008.
3. Riwayat Kebidanan
3.1. Riwayat Menstruasi
Siklur Menstruasi : 28 hari Disminorhea : kadang-kadang
Lama : 9 hari Menarche : 12 tahun
Warna : merah
Bau : khas
Flour albus : kadang-kadang

3.2. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

No Hamil Suami UK Jns Penolong Penyulit BB/ JK H/M Meneteki Rewayat


ke ke Persal PB KB
1 1 1 40 Spontan Bidan Tdk ada 3100/ ♀ H 2 th Suntik
mgg B 50
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita
Ibu mengatakan tidak pernah mendertia penyakit kronis seperti jantung ginjal, hipertensi, TBC
b. Riwayat penyakit keluarga atau keturunan
Ibu mengatakan tidak ada penyakit keturunan seperti hipertensi, jantung, asma.
5. Riwayat Psikososial
Hubungan antara ibu dan suaminya baik, keluarga juga baik, respon ibu terhadap petugas kooperatif.
6. Riwayat KB
Ibu mengatakan sejak anak lahir ia ikut KB suntik 3 bulan.
7. Pola kehidupan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Ibu mengatakan makan 3x/ sehari dengan porsi nasi ½ piring, lauk, sayur, kadang buah, minum air putih  7
gelas / hari
b. Pola Eliminasi
Ibu mengatakan BAB 1x konsistensi lunak, tidak ada darah
BAK 3x konsistensi cair, tidak ada darah
c. Pola aktivitas
Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, memasak dan mencuci serta
merawat anaknya
d. Pola istirahat / tidur
Ibu mengatakan tidur siang  1 jam (13.00 – 14.00)
tidur malam  7 jam (22.00 – 05.00)

e. Pola seksual
Ibu mengatakan hubungan seksual 3x /minggu, tidak ada masalah dan tidak ada keluhan dalam berhubungan.
f. Personal hygiene
Ibu mengatakan mandi 2x /hari, ganti CD 2x / hari
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Kesadaran : composmentis
b. KU : baik
c. TTV : T = 110 / 70 mmHg S = 37°C
N = 84 x / menit RR = 22x / menit
2. Pemeriksaan fisik
Rambut : Bersih ,tidak ada ketombe,hitam
Muka : - Conjungtiva : tidak anemis
- Sklera : tidak ikterus
Mulut : Stomatitis : tidak ada stomatitis
Gigi : tidak ada caries
Leher :- Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada
- Struma : tidak ada struma
- Pembesaran vena jugularis : tidak ada
Dada : Simetris, tidak ada nyeri tekan
Payudara :
Bentuk : Simestris
Areola : Hiperpigmentasi
Putting susu : menonjol
Keluaran : tidak ada
Striae : tidak ada
Perut
- Striae : tidak ada
- Linea : tidak ada
- Pembesaran : tidak ada
- Bekas Luka : tidak ada

Vulva
Warna : kemerahan
Luka parut : tidak ada
Keluaran : darah bercak-bercak
Varises : tidak ada
Adema : tidak ada
Anus
Hemorroid : tidak ada
Varises : tidak ada
- Ekstremitas atas / bawah
Varices : (-) / (-)
Odema : (-) / (-)
Refrel patella : (+) /(+)

II. ANALISA DATA / DIAGNOSA

Tgl / jam Data dasar Diagnosa / masalah


24-04-08 S : Ibu mengatakan ingin suntik ulang Ny “T” P10001 dengan
jam 09.35 KB 3 bulan akseptor KB suntik depo
O : TTV geston dengan spotting
T : 110/70 mmHg (keluar darah sedikit-
S : 37°C sedikit)
N : 84 x /menit
RR : 22 x / menit
Ibu mengatakan lemah Masalah : lemas karena
terjadi spotting

III. DIAGNOSA POTENSIAL


Terjadi amenia

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Tidak ada

V. INTERVENSI
 Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 15 menit diharapkan ibu mendapatkan suntik KB 3 bulan Depo
Progestin dan tidak terjadi spoting.
 Kreteria hasil : TTV : Tensi : 90-130/60 -90 mmHg
Nadi : 60 – 100 x /menit
Suhu : 36-37 °C
RR : 18 -28 x/menit
No Intervensi Rasional
1 Lakukan pendekatan terapeutik pada Diharapkan akan terjadi
px dan suaminya kerjasama baik antara bidan dan
klien
2 Berikan penjelasan tentang hasil Diharapkan px mengerti tentang
pemeriksaan hasil pemeriksaan
3 Berikan HE tentang : Diharapkan px dapat mengerti
- Efek samping KB suntik 3 bulan tentang keadaan yang sekarang,
bahwa akan terjadi perdarahan tidak serta dapat menerima perubahan-
teratur, peningkatan BB dan perubahan yang terjadi sehingga
persdarahan berkepanjangan px bertambah pengetahuannya
- Kompilkasi KB suntik 3 bulan
- Waktu untuk KB suntik selanjutnya
4 Berikan POK (pal oral kombinasi) Diharapkan bisa mengobati
seperti : - primolut N 2 x 1 sehari keluhan yang dirasakan px
sampai perdarahan berhenti dan dosis
diturunkan 1 x 1 tab
5 Berikan suntikan KB depo secara IM Pemberian terapi
6 Deskripsikan kepada ibu tanggal Diharpakan ibu kembali tepat
untuk kembali ber KB waktu

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 24-04-2008 Jam : 09.40 WIB
1. Melakukan pendekatan terapeutik terhadap ibu dengan memperkenalkan diri berkata dengan baik, sopan dan
memberikan kesempatan klien untuk mengutarakan keluhannya.
2. Memberikan penjelasan hasil pemeriksaan
TTV : T : 110/70 mmHg
S : 37°C
N : 84 x /menit
RR : 22 x / menit
3. Menjelasakan efek samping dari KB suntik yang
Sering ditemukan seperti:
- Siklus haid yang memendek atau memanjang
- Perdarahan yang banyak atau sedikit
- Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)
- Tidak haid sama sekali.
- dll
4. Memberikan POK (pil oral kombinasi)
5. Memberikan suntik KB depo secara (IM)
6. Menganjurkan kontrol 3 bulan lagi tanggal 17 Juli 2008

VII. EVALUASI
Tanggal : 24-04-2008 Jam : 09.50 WIB
S : ibu mengatakan sudah mengerti tentang penjalasan yang telah diberikan oleh petugas kesehatan.
O : ibu mampu menjawab kembali pertanyaan yang telah diberikan dan ibu menunjukkan ekspresi ceria.
Menjelaskan hasil dari pemeriksaan:
TTV: T : 110/70 mmHg
S : 37°C
N : 84 x /menit
RR : 22 x / menit
A : Ny “T” P10001 dengan akseptor KB suntik 3 bulan Depo Progestin dengan spotting
P: - Berikan HE
o Nutrisi,
o Personal hygines,
- Anjurkan ibu untuk kembali lagi tanggal 17 Juli 2008 untuk mendapatkan suntik ulang KB 3 bulan.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
KB adalah usah untuk menjarangkan / merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai
kontrasepsi untuk dapat menciptakan keluarga kecil bahagia dan sejahtera maka perlu digalakkan program KB
mulai dari jenis kontrasepsi suntik, mekanisme kerja, indikasi, kontra indikasi dan macam kontrasepsi serta
bagaimana cara memberikan asuhan pada akseptor KB dengan keluhan.

4.2 Saran
- Bagi pasien
Untuk mencapi keberhasilan dalam asuhan penanganan KB dengan keluhan maka diperlukan kerjasama yang
baik dengan ibu untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul
- Bagi petugas
Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dengan meningkatkan peran bidan dalm tugasnya sebagai
pelaksana pelayanan pada asuhan KB dengan keluhan
- Bagi pendidikan
Untuk memperhatikan penulis dan kelompoknnya, pada saat penulisan agar tersusun sebuah tugas / makalah
yang baik dan benar

DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin, Abdul Bari, 2003 Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi : Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohadjo,
Jakarta.

Manuaba IBG, 1998, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluaran Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC,
Jakarta.

Manuaba IBG, 1998, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Arca : Jakarta.

Prawirohardjo,Sarwono.2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:YBPSP

Wiknjosastro Hanifa, 2002. Ilmu Kebidanan : Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Diposkan oleh Nevy Musriyenti ( Cii Nevy Leqnyaa Beh ) di 07.14
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

 ▼ 2012 (1)
o ▼ Mei (1)
 MAKALAH KONTRASEPSI SUNTIK

Mengenai Saya

Nevy Musriyenti ( Cii Nevy Leqnyaa Beh )


Jangan berubah tuk menyenangkan seseorang. Berubahlah karena buatmu pribadi yg lebih baik dan
bawamu ke masa depan yg lebih baik.
Lihat profil lengkapku
Template Ethereal. Gambar template oleh saw. Diberdayakan oleh Blogger.

Lipsblog
Jumat, 28 September 2012

KONTRASEPSI SUNTIKAN

BAB 1
PENDAHULUAN

Pengembangan manusia seutuhnya sebagai hakikat pembangunan nasional


dicapai dengan berhasilnya salah satu sektor yakni pembangunan kesehatan dan juga
dipengaruhi oleh terkendalinya pertumbuhan penduduk. Sebagai generasi penerus yang
akan melanjutkan pembangunan bangsa menuju masyarakat sejahtera, adil dan
makmur, proses pertumbuhan penduduk harus dipantau dan dikendalikan salah
satunya dengan pengadaan program Keluarga Berencana (KB).
Program KB nasional bertujuan ganda yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan
ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera melalui pengendalian
kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk.
Gerakan KB tahap kedua sekarang ini sedang berusaha meningkatkan mutu para
pelaksana, pengelola dan peserta KB disemua lapangan di pedesaan baik di kota
maupun di desa. Begitu juga dengan para akseptor KB diharapkan memiliki
pengetahuan yang cukup tentang alat kontrasepsi yang digunakannya (Hartanto, 2002).
Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit. Tidak hanya
karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia, tetapi juga karena metode-metode
tersebut mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB,
kesehatan individual, dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi.
Dalam memilih suatu metode, wanita harus menimbang berbagai faktor, termasuk
status kesehatan mereka, efek samping potensial suatu metode, konsekuensi terhadap
kehamilan yang tidak diinginkan, besarnya keluarga yang diinginkan, kerjasama
pasangan, dan norma budaya mengenai kemampuan mempunyai anak.
Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun demikian,
meskipun telah mempertimbangkan untung rugi semua kontrasepsi yang tersedia, tetap
saja terdapat kesulitan untuk mengontrol fertilitas secara aman, efektif, dengan metode
yang dapat diterima, baik secara perseorangan maupun budaya pada berbagai tingkat
reproduksi.
BAB II
KONTRASEPSI SUNTIKAN

2.1 Pengertian Kontrasepsi


Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’
dankonsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel
sperma tersebut. Ada dua pembagian cara kontrasepsi, yaitu cara kontrasepsi sederhana
dan cara kontrasepsi moderen (metode efektif).
 Manfaat penggunaan KB
a) Aman artinya tidak akan menimbulkan komplikasi berat bila di gunakan.
b) Berdaya guna, artinya bila digunakan sesuai aturan akan dapat mencegah kehamilan.
c) Dapat diterima bukan hanya oleh klien melainkan juga oleh lingkungan budaya
masyarakat.
d) Terjangkau.
e) Bila metode tersebut dihentikan penggunaanya, klien akan segera kembali kesuburanya,
kecuali kontap.

 Faktor- faktor yang harus dipertimbangkan dalam pelayanan KB:


a) Status kesehatan
b) Efek samping potensial
c) Konsekuensi kegagalan
d) Besar keluarga yang direncanakan
e) Persetujuan pasangan
f) Norma budaya lingkungan dan orang tua.

2.2 Latar belakang dan sejarah Alat kontrasepsi suntikan


Alat kontrasepsi suntikan progestin yang pertama dikembangkan tahun 1953 oleh Karl
Junkman . tahun 1957 Junkman dan kawan-kawan menemukan NET EN. Pada saat yang
sama, Upjohn Company di AS menemukan DMPA yang berasala dari hormon alamiah
progesteron.
NET EN merupakan suntiukan progestin pertama yang dipakai sebagai kontrasepsi, dan
diberi nama dagang Noristerat. Percobaan- percobaan klinik pertama dari DMPA sebagai
metode kontrasepsi dimulai pada tahun 1963, diikuti percobaan- percobaan di lapangan pada
tahun 1965.
Tahun 1967 Upjhon Company meminta izin FDA US (“POM”nya AS) untuk
memasarkan DMPA sebagai kontrasepsi di AS. Pada saat itu telah diketahui dengan jelas
bahwa estrohen dalam kontrasepsi hormonal per-oral merupakan penyebab dari timbulnya
efek samping seperti mual, muntah, timbulnya bekuan darah. Sehingga adanya metode
kontrasepsi yang bebas estrogen seperti DMPA dan Mini-Pil mmerupakan hal yang sangat
menarik. Tetapi pada tahun 1970, penelitian- penelitian menunjukkan bahwa prigestin,
termasuk DMPA, menyebabkan timbulnya benjolan- benjolan pada payudara binatang
percobaan anjing beogle, sehingga menyebabkan timbulnya kewaspadaan dari FDA.
Bulan september 1974 FDA menyatakan keinginan tetapi untuk menyetujui DMPA
sebagai suatu metode kontrasepsi tetapi hanya bagi wanita yang telah mengalami kegagalan
kontrasepsi dengan metode lain.
Tidak berapa lama setelah itu, FDA kembali menangguhkan maksudnya tersebut, setelah
timbul pertanyyan apakan DMPA dapat meninggikan risiko karsinoma serviks. Tahun 1975
dinyatakan bahwa tidak ada bukti-bukti bertambahnya risiko karsinoma serviks, dan
diusulkan kembali penggunaan DMPA untuk kalangan wanita yang terbatas.
Tetapi pada tahun 1978 FDA secara rewsmi menolak pemakaian DMPA sebagai suatu
metode kontrasepsi, dengan alasan :
1. Masalah timbulnya benjolan- benjolan pada payudara binatang percobaan anjing beogleyang
diberikan DMPA belum dipecahkan.
2. Adanya risiko yang potensial timbulnya cacat bawaan pada kasus kegagalan kontrasepsi.
3. Pemberian estrogen untuk menanggulangi perdarahan haid ireguler karena DMPA, akan
mengurangi keuntungan dari kontrasepsi berisi progesteron saja.
4. Belum dapat ditunjukkan adanya kebutuhan yang mendesak dari pemakaian DMPA di AS.
Di samping itu, pihak-pihak yang tidak menyetujui metode kontrasepsi suntikan juga
mengatakan bahwa :
a. Wanita mungkin tidak mengetahui obat apa yang disuntikan kepadanya atau wanita disuntik
tanpa seizinnya (tanpa inform consent).
b. Sebagai obat suntik berdaya kerja panjang efeknya termasuk efek samping utama maupun
yang minor, tidak dapat segera dihentikan dengan cara menghentikan suntikan.
Baru pada bulan oktober 1992 FDA menyetujui Depo-Provera sebagai kontrasepsi suntikan.

2.3 Pengertian Kontrasepsi Suntikan

Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan


melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin
banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif
murah dan aman.
Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan
kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai
suntikan KB mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang
tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama
maksimal 5 tahun.

2.4 Jenis KB Suntik


Jenis-jenis KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain:
1. Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem
Suntikan KB ini mengandung kombinasi hormon Medroxyprogesterone Acetate
(hormon progestin) dan Estradiol Cypionate (hormon estrogen). Komposisi hormon dan
cara kerja Suntikan KB 1 Bulan mirip dengan Pil KB Kombinasi. Suntikan pertama
diberikan 7 hari pertama periode menstruasi Anda, atau 6 minggu setelah melahirkan
bila Anda tidak menyusui.
2. Suntikan / 3 bulan ; contoh : Depoprovera, Depogeston.
Suntikan KB ini mengandung hormon Depo Medroxyprogesterone Acetate (hormon
progestin) 150 mg. Sesuai dengan namanya, suntikan ini diberikan setiap 3 bulan (12
Minggu). Suntikan pertama biasanya diberikan 7 hari pertama periode menstruasi Anda,
atau 6 minggu setelah melahirkan. Suntikan KB 3 Bulanan ada yang dikemas dalam
cairan 3ml atau 1ml.
2.5 Cara Kerja KB Suntik
1. Menghalangi ovulasi (masa subur)
2. Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
3. Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim
4. Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma
5. Mengubah kecepatan transportasi sel telur.
Suntikan KB adalah suatu cairan berisi zat untuk mencegah kehamilan selama
jangka waktu tertentu (antara 1 – 3 bulan). Cairan tersebut merupakan hormon sistesis
progesteron. Pada saat ini terdapat dua macam suntikan KB, yaitu golongan progestin
seperti Depo-provera, Depo-geston, Depo Progestin, dan Noristat, dan golongan kedua
yaitu campuran progestin dan estrogen propionat, misalnya Cyclo Provera. Hormon ini
akan membuat lendir rahim menjadi kental, sehingga sel sperma tidak dapat masuk ke
rahim. Zat ini juga mencegah keluarnya sel telur (ovulasi) dan membuat uterus (dinding
rahim) tidak siap menerima hasil pembuahan
Hanafi Hartanto (1996) menjelaskan mekanisme kerja kontrasepsi suntik dalam
dua bagian, yaitu primer dan sekunder. Mekanisme primer adalah mencegah ovulasi.
Pada mekanisme ini, kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH.
Respons kelenjar hipofise terhadap gonadotropin-releasing hormon eksogenous tidak
berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di hipotalamus dari pada di hipofise.
Ini berbeda dengan pil oral kombinasi (POK), yang tampaknya menghambat ovulasi
melalui efek langsung pada kelenjar hipofise. Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak
menyebabkan keadaan hipo-estrogenik.
Pada pemakaian KB Suntik Depoprovera, endometrium menjadi dangkal dan
atrofis dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Sering stroma menjadi oedematous.
Dengan pemakaian jangka lama, endometrium dapat menjadi sedemikian sedikitnya,
sehingga tidak didapatkan atau hanya terdapat sedikit sekali jaringan bila dilakukan
biopsi. Tetapi, perubahan-perubahan tersebut akan kembali menjadi normal dalam
waktu 90 hari setelah suntikan berakhir.
Pada mekanisme sekunder, lendir serviks menjadi kental dan sedikit sehingga
merupakan barier terhadap spermatozoa. Mekanisme sekunder ini juga membuat
endometium kurang layak untuk implantasi dari ovum yang telah dibuahi. Mekanisme
ini mungkin juga mempengaruhi kecepatan transport ovum di dalam tuba fallopii.
Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan mukus serviks
sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Hormon tersebut juga mencegah
pelepasan sel telur yang dikeluarkan tubuh wanita. Tanpa pelepasan sel telur, seorang
wanita tidak akan mungkin hamil. Selain itu pada penggunaan Depo Provera,
endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan berkurangnya aktifitas kelenjar.
Sedangkan hormon progestin dengan sedikit hormon estrogen akan merangsang
timbulnya haid setiap bulan.
2.6 Keuntungan KB Suntik
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan angka
kegagalan kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin, 1996). Suntikan KB tidak mengganggu
kelancaran air susu ibu (ASI), kecuali Cyclofem. Suntikan KB mungkin dapat melindungi
ibu dari anemia (kurang darah), memberi perlindungan terhadap radang panggul dan
untuk pengobatan kanker bagian dalam rahim.
Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil, tidak
berpengaruh pada hubungan suami-istri. Pemeriksaan dalam tidak diperlukan pada
pemakaian awal, dan dapat dilaksanakan oleh tenaga paramedis baik perawat maupun
bidan. Kontrasepsi suntik yang tidak mengandung estrogen tidak mempengaruhi secara
serius pada penyakit jantung dan reaksi penggumpalan darah.
Oleh karena tindakan dilakukan oleh tenaga medis/paramedis, peserta tidak
perlu menyimpan obat suntik, tidak perlu mengingat setiap hari, kecuali hanya untuk
kembali melakukan suntikan berikutnya. Kontrasepsi ini tidak menimbulkan
ketergantungan, hanya saja peserta harus rutin kontrol setiap 1, 2 atau 3 bulan. Reaksi
suntikan berlangsung sangat cepat (kurang dri 24 jam), dan dapat digunakan oleh
wanita tua di atas 35 tahun, kecuali Cyclofem.
2.7 Kerugian dan Efek Samping
1. Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau
sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.
2. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
3. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
4. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
5. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
6. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang
7. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.
Efek yang terakhir dan efek peningkatan berat badan terjadi karena pengaruh
hormonal, yaitu progesterone. Progesterone dalam alat kontrasepsi tersebut berfungsi
untuk mengentalkan lendir serviks dan mengurangi kemampuan rahim untuk menerima
sel yang telah dibuahi. Namun hormon ini juga mempermudah perubahan karbohidrat
menjadi lemak, sehingga sering kali efek sampingnya adalah penumpukan lemak yang
menyebabkan berat badan bertambah dan menurunnya gairah seksual.
Salah satu sifat lemak adalah sulit bereaksi atau berikatan dengan air, sehingga
organ yang mengandung banyak lemak cenderung mempunyai mempunyai kandungan
air yang sedikit / kering. Kondisi ini juga terjadi pada vagina sebagai akibat sampingan
dari hormon progesteron. Vagina menjadi kering, sehingga merasa sakit (dispareuni)
saat melakukan hubungan seksual, dan jika kondisi ini berlangsung lama akan
menimbulkan penurunan gairah atau disfungsi seksual pada wanita.
Beberapa efek samping yang biasa ditemui pada penggunaan Suntikan KB 3
Bulan adalah:
 Timbul pendarahan ringan (bercak) pada awal pemakaian
 Rasa pusing, mual, sakit di bagian bawah perut juga sering dilaporkan pada awal
penggunaan
 Kemungkinan kenaikan berat badan 1 – 2 kg. Namun hal ini dapat diatasi dengan diet
dan olahraga yang tepat
 Berhenti haid (biasanya setelah 1 tahun penggunaan – namun bisa lebih cepat).
Namun, tidak semua wanita yang menggunakan metode ini terhenti haid nya
 Kesuburan biasanya lebih lambat kembali. Hal ini terjadi karena tingkat hormon yang
tinggi dalam suntikan 3 bulan, sehingga butuh waktu untuk dapat kembali normal
(biasanya sampai 4 bulan).
Untuk Suntikan KB 1 Bulan, efek samping yang terjadi mirip dengan efek
samping yang ditimbulkan pada penggunaan Pil KB.. Berbeda dengan Suntikan KB 3 Bulan,
pengguna Suntikan KB 1 Bulan dilaporkan tetap mendapatkan haid-nya secara teratur.
Kesuburan pun lebih cepat kembali setelah penghentian metode ini dibandingkan dengan
Suntikan KB 3 Bulan.
2.8 Indikasi
Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki
pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak sesuai
harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang
menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan
sanggama, atau klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang
menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses
sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi suntik.
2.9 Kontra Indikasi
Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi pemakaian
suntikan KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik jika ibu sedang hamil,
ibu yang menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung, varises (urat kaki keluar),
mengidap tekanan darah tinggi, kanker payudara atau organ reproduksi, atau menderita
kencing manis. Selain itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang dalam persiapan
operasi, pengeluaran darah yang tidak jelas dari vagina, sakit kepala sebelah (migrain)
merupakan kelainan-kelainan yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini
2.10Cara Pemberian

1. Waktu Pemberian
o Setelah melahirkan : hari ke 3 – 5 pasca salin dan setelah ASI berproduksi
o Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah keguguran
(asal ibu belum hamil lagi)
o Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid
2. Lokasi Penyuntikan
o Daerah bokong/pantat
o Daerah otot lengan atas
2.11 Interaksi Obat
Aminoglutethimide (Cytadren) mungkin dapat meningkatkan eliminasi dari
medroxyprogesterone lewat hati dengan menurunkan konsentrasi medroxyprogesterone
dalam darah dan memungkinkan pengurangan efektivitas medroxyprogesterone.
2.12 Cara Penyimpanan
Disimpan dalam suhu 20-25°C
2.13 Pelayanan Kontrasepsi Suntik

Penelitian tentang suntikan KB adalah pada tahun 1963 yaitu uji coba pada depo
provera suntik yang kemudian di lisensi di Inggris pada tahun 1984. Pada tahun 1990-an
metode ini telah di lisensi sebagai pilihan metode kontrasepsi pilihan pertama. Sampai saat
ini jenis metode suntik yang digunakan adalah suntikan kombinasi dan suntikan progestrin.
a) Lokasi Penyuntikan
Lokasi penyuntikan KB baik kombinasi maupun suntikan progestrin secara
consensusinternasional bahwa disuntikkan di bokong yaitu pada musculus ventro gluteal
dalam. Musculus ini dapat di ukur dari spina iliaca anterior superior (SIAS) sampai dengan os
coccygeus kemudian di ambil 1/3 bagian dari SIAS.
Atau jika dianalogikan dengan kotak, kemudian kita bagi ke dalam 4 bagian, maka
yang akan kita suntikan adalah bagian kuadran luar.
b) Jenis Kontrasepsi Suntik
1. Suntikan kombinasi
Suntikan kombinasi yang saat ini berada di pasaran Indonesia adalah kombinasi
antara 25 mg medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol sipionat. Cara kerja suntikan
kombinasi ini pada prinsipnya sama dengan cara kerja pil kombinasi. Yang membedakan
adalah lebih secara teknis karena isi dari kontrasepsi suntik ini tidak mengandung
etinilestradiol maka risiko terhadap hipertensi dan vaskularisasi yang disebabkan oleh
hormone ini praktis tidak terjadi. Maka kontrasepsi suntik ini lebih aman untuk perempuan
dengan hipertensi. Demikian juga pada perempuan yang mempunyai migrain juga lebih aman
menggunakan kontrasepsi ini.
Suntikan kombinasi ini efektif bekerja selam 30 hari atau dapat juga di hitung dalam 4
minggu. Hal yang membedakan dengan pil akan tergantung dengan bidan/provider KB yang
lain ketika menghendaki ulangan suntik. Efektivitas suntik juga tinggi namun pengembalian
kesuburan membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pil. Perempuan yang
sudah di suntik otomatis tidak bisa menolak dari semua efek yang terjadi sampai dengan
efektivitasnya habis yaitu 30 hari untuk pil kombinasi hal ini berbeda dengan pil, yaitu klien
dapat menghentikan pengunaannya sewaktu-waktu.
Waktu pemberian suntik untuk pertama kali hampir sama dengan pil. Adapun yang
membedakan adalah untuk kunjungan ulang. Suntikan kombinasi diberikan diberikan setiap
bulan dengan teknik intra muskular dalam (disesuaikan dengan kondisi klien, yaitu gemuk
kurusnya klien). Mintalah klien untuk datang 4 minggu sekali. Suntikan ulang dapat
diberikan 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan pendarahan. Dapat juga
diberikan 7 hari setelah jadwal seharusnya agar diyakini perempuan tersebut tidak hamil.
Anjurkan untuk menggunakan barier lain atau tidak melakukan hubungan seksual selama 7
hari. Namun lebih baik lagi akseptor datang tepat pada waktunya (4 minggu sekali).
Hal-hal yang perlu disampaikan kepada klien tentang hal-hal yang perlu diwaspadai
pada jangka waktu penggunaan kontrasepsi suntik kombinasi adalah:
a. Nyeri dada hebat atau nafas pendek, hal ini mengindikasikan adanya bekuan darah atau
adanya serangan jantung.
b. Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan, ini mengindikasikan terjadinya stroke, atau
migrain.
c. Nyeri tungkai hebat, ini mengindikasikan kemungkinan penyumbatan pembuluh darah pada
tungkai.
d. Tidak terjadinya perdarahan ataupun spotting selama 7 hari sebelum penyuntikan berikutnya,
ini dimungkinkan terjadinya kehamilan.
2. Suntikan progestrin
Saat ini suntikan progestrin yang beredar di pasaran adalah yang mengandung Depo
medroksiprogesteron asetat (DMPA) yang mengandung 150 mg DMPA dan diberikan 3
bulan sekali atau 12 minggu sekali pada bokong yaitu musculus gluteus maximus (dalam).
Dahulu dikenal juga suntikan dengan jenis noristerat tetapi saat ini sudah jarang digunakan.
Kontrasepsi suntikan progestrin ini sangat efektif dibandingkan dengan mini pil,
karena dengan dosis gestagen yang cukup tinggi dibandingkan dengan mini pil. Akan tetapi,
kembali kesuburan cukup lambat, yaitu rata-rata 4 bulan setelah berhenti dari penyuntikan
sehingga akan kurang tepat apabila digunakan para wanita yang menginginkan untuk segera
hamil pada waktu yang cukup dekat. Kontrasepsi ini cocok bagi ibu yang sedang menyusui.
Secara umum keuntungannya hampir sama dengan mini pil, hanya saja kontrasepsi ini
memang lebih efektif. Tetapi untuk keterbatasannya perlu dikaji kembali dan disampaikan
dengan benar kepada klien agar tidak kaget dengan hal-hal yang berkaitan dengan efek
samping/keterbatasan kontrasepsi. Hal-hal yang akan sering ditemukan adalah sebagai
berikut:
a. Adanya gangguan haid yang berupa:
1) Siklus haid memanjang atau memendek
2) Perdarahan yang banyak ataupun sedikit
3) Perdarahan tidak teratur ataupun perdarahan bercak
4) Tidak haid sama sekali
b. Pada penggunaan jangka panjang akan terjadi defisiensi estrogen sehingga dapat
menyebabkan kekeringan vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, jerawat,
dan meningkatnya risiko osteoporosis.
Siapa saja yang boleh dan tidak menggunakan kontrasepsi ini pada prinsipnya hampir
sama dengan metode kontrasepsi oral/pil. Penggunaan suntik ini pada beberapa penelitian
terbukti pada pemakaian jangka panjang akan menyebabkan defisiensi estrogen, tetapi pada
penelitian lanjutan kadar estrogen tersebut akan kembali setelah wanita tersebut berhenti
menggunakan suntik ini, sehingga risiko osteoporosis berkurang. Namun hal ini sedang
diteliti lebih lanjut, sehingga tetaplah perlu diberitahukan kepada akseptor bahwa penggunaan
suntikn kombinasi jangka panjang dapat meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis.
Perokoko juga merupakan kontra indikasi pemakaian kontrasepsi hormonal dikarenakan
rokok dapat menyebabkan spasme pembulih darah, sehingga menjadi penyebab penyakit
jantung dan stroke. Hal ini dapat menggangu efektivitas dari hormon ini, dan juga akan
memperparah organ tubuh dalam bekerja.
Waktu pemberian suntik pertama prinsipnya sama dengan kontrasepsi hormonal lain.
Adapun untuk kunjungan ulangnya adalah 12 minggu setelah penyuntikan. Suntikan ulang
dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal dan bisa diberikan setelah asalkan perempuan
tersebut diyakini tidak hamil, akan tetapi perlu tambahan barier dalam waktu 7 hari setelah
penyuntikan atau tidak melakukan hubungan seksual.

2.14 Persiapan dan Pelaksanaan Pelayanan


Pelaksanaan Pelayanan
Ruang untuk pasien rawat jalan maupun ruang perawatan dapat di gunakan untuk pemberian
kontrasepsi suntik. Bila mungkin, ruangan tersebut harus berada jauh dari daerah ramai di
lingkungan klinik taua rumah sakit. Ruangan tersebut harus:
 Mendapat cahaya yang memadai,
 Menggunakan lantai kramik atau semen agar mudah di bersihkan,
 Bebas dari debu dan serangga, dan
 Memiliki vebtilasi yang baik.
Fasilitas untuk mencuci tangan juga harus tersedia di dekat ruang tersebut, termasuk
persediaan air bersih yang mengalir, serta tersedia wadah atau kantung plastik untuk
pembuangan limbah terkontaminasi. Wadah tahan tusuk harus di letakkan di tempat yang
aman untuk pembuangan jarum dan alat tulis.

Persiapan Klien
Karena kulit tidak mungkin disterilisasi, antiseptik di gunakan untuk meminimalkan jumlah
mikroorganisme pada kulit tempat suntikan harus dilaksanakan. Hal ini mutlak harus di
laksanakan untuk mengurangi kemungkinan risiko infeksi pada lokasi suntik.
 Periksa daerah suntik apakah bersih atau kotor.
 Bila lengan atas atau pantat yang akan di suntik terlihat kotor, calon klien diterima
membersihkannya dengan sabun dan air.
 Biarkan daerah tersebut kering.

Persiapan Yang Dilakukan Petugas


Langkah 1: cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir. Keringkan dengan
handuk atau dianginkan.
Langkah 2: buka dan buang tutup kaleng pada vial yang menutupi karet. Hapus karet yang
ada diatas bagian vital dengan kapas yang telah di basahi dengan alkohol 60-90%. Biarkan
kering (pada depo profera atau cyclofem).
Langlah 3: bila menggunakan jarum dan semprit sekali pakai, segera buka plastiknya. bila
menggunakan jarum dan semprit suntik yang telah di sterilkan dengan DTT, pakai korentang
atau forsep yang telah di DTT untuk mengambilnya.
Catatan: jangan pakai semprit suntik untuk lebih dari sekali suntik. Pada penelitian di
dapatkan pemakain satu semprit dengan beberapa jarum dapat menularkan virus hepatitis B.
Langkah 4: pasang jarum pada semprit suntik dengan memasukkan jarum pada mulut semprit
penghubung.
Langkah 5: balikkan vial dengan mulut vial di bawah. Masukkan cairan suntik dalam semprit.
Gunakan jarum yang sama untuk menghisap kontrasepsi suntik dan menyuntikan pada klien.
Catatan: buang kebiasaan untuk tetap membiarkan satu jarum menancap pada vital suntikan,
dengan tujuan pemakaian beberapa kali. Cara ini akan menyeababkan hubungan langsung
dari udara ke dalam tabung sehingga kuman dapat masuk dan mencemari obat atau
kontrasepsi suntik.
Persiapan daerah suntikan
Langkah 1: bersihkan kulit yang akan disuntik denga kapas alkohol yang di bashi oleh ethil/
isopropil alkohol 60-90%.
Langkah 2: biarkan kulit tersebut karing sebelum dapat did suntik.
Peralatan
1. Obat yang akan di suntik (depo profera, cyclofem).
2. Semprit suntik dan jarumnya (sekali pakai).
3. Alkohol 60-90% dan kapas.
Teknik suntikan
 Kocok botol dengan baik, hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara (depo profera/
cyclofem). Keluarkan isinya.
 Suntikkan secara intramuskular dalam di daerah pantat (daerah glutea). Apabila suntukan di
berikan terlalu dangkal penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segara
dan efektif.
 Depo profera (3ml/150mg atau 1ml/150mg) di berikan setiap 3 bulan (12 minggu)
 Noristerat (200mg) di berikan setiap 2 bulan (8 minggu)
 Cyclofem (25 mg medroksi progesteron asetat dan 5 mg estrogen sipionate) doberikan
setuap bulan. Di indonesia di dapatkan haid teratur pada 85 % peserta suntikan cyclofum.
Setelah tindakan suntik
Untuk jarum dan semprit sekali pakai:
 Jangan memijat daerah suntik. Jelaskan pada klien bahwa obat akan terlalu cepat di serap.
 Jangan masukkan kembali, dan jangan membengkokkan atau mematahkannya. Buang jarum
dan semplit dalam kotak/tempat tahan robekan/ tusukan/tembus, misalnya kotak kayu, botol
plastik atau kaleng yang mempunyai tutup. Botol bekas infus dapat di pakai, tetapi ada
keungkinan tertembus/robek.

Hindarinkemungkinan tersusuk jarum secara sengaja. Jangan pisahkan jarum dengan


semprit setelah pemkaian. Jangan di srungkan kembali, di bengkokkan atau di patahkan
sebelum di buang.

Bila perlu menyarunghkan kembali, gunakan teknik “satu tangan”.

 Letakkan kotak tersebut pada tempat ayng mudah di jangkau dan mudah di buka tanpa
menggunakan benda tajam.
 Kubur/bakar bila kotak tersebut telah 2/3 penuh.
Jarum dan tabung yang di pakai lebih dari sekali.
Lakukan dekontaminasi dengan merendamnya dalam cairan klorin 0,5% sehingga jarum dan
tabung aman di pakai (cairan kloron mematikan kuman hepatitis dan HIV). Setelah
dekontaminasi, pisahkan jarum dan tabung. Bersihkan, cuci, dan sterilisasi dengan cara
penguapan atau pemanasan kering atau disinfeksi tingkat tinggi sesuai proses yang telah di
jelaskan. Otoklaf atau DTT dengan cara rebus. Bila menggunakan tabung kaca, pemanasan
kering dapat di lakukan.

Petunjuk Penggunaan Alat Suntik “ Autodisable”


1. Periksa apakah kemasan alat suntik tidak rusak dan belum dibuka. Buang bila telah terbuka
atau rusak.
2. Buka bagian bawah kemasan dan keluarkan alat suntik tersebut.
3. Tanpa menyentuh hub jarum, pasang alat suntik ke jarum dengan kencang dan putar.
4. Usapkan/bersihkan bagian tas vial dengan alkohol dan biarkan hingga kering.
5. Buka tutup pelindung jarum. Jangan menggerakkan pendorong dan jangan menyuntikka
udara ke dalam vial, karena akan membuat alat suntik tidak berfungsi (disable).
6. Ambil dan balikkan vial. Masukkan jarum kedalam vial.
7. Jaga agar ujung jarum tetap dalam cairan. Jangn memasukkan udara ke dalam alat suntik.
Hal tersebut dapat mengakibatkan dosis yang tidak tepat. Tarik pendorong secara perlahan
untuk mengisi alat suntik. Pendorong akan berhenti secara otomatis bila telah menvcapai
tanda batas 0,5 ml atau 1 ml, dan akan terdengar suara “klik”.
Untuk mengeluarkan gelembung udara, biarkan jarum dalam vial dan pegang alat
suntik dengan posisi tegak, dan ketuk tabung alat suntik. Kemudian secara perlahan
tekan pendorong ke tanda batas dosis (0,5 ml atau 1 ml)

2.15 Farmakologi dari kontrasepsi suntikan


DMPA : 1. Tersedia dalam larutan mikrokristaline
2. Setelah satu minggu penyuntikkan 150mg, tercapai kadar puncak, lalu kadarnya tetap tinggi
untuk 2-3 bulan, selanjutnya menurun kembali.
3. Ovulasi mungkin sudah dapat timbul setela 73 hari penyuntikan, tetapi umumnya ovulasi baru
timbul kembali setelah 4 bulan atau lebih.
NET EN : 1. Merupakan suatu progestin yang berasal dari testoteron, dibuat dalam larutan minyak.
Larutan minyak tidak mempunyai ukuran partikel yang tetap dengan akibat pelepasan obat
dari tempat suntikan kedalam sirkuladi darah dapat sangat bervariasi.
2. Lebih cepat dimetabolisir dan kembalinya kesuburan lebih cepat dibandingkan DMPA.
3. Setelah disuntikan, NET EN harus di ubah menjadi nerothindrone (NET) sebelum ias menjadi
aktif secara biologis.
4. Kadar puncak dalam serum tercapai dalam7 hari setelah penyuntikan, kemudian menurun
secara tetap dan tidak ditemukan lagi dalam waktu 2,5-4 bulan setelah disuntikan.
2.16 Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan
1. Primer (Mencegah Ovulasi)
Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH. Respon kelenjar hypophyse
terhadap gonadoprotein releasing hormon eksogenous tidak berubah, sehingga memberi
kesan proses terjadi di hipotalamus dari pada di kelenjar hypophyse. Ini berbeda dengan
POK, yang tampaknya menghambat ovulasi melalui efek langsung pada kelenjar hypophyse.
Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak menyebabkan keadaan hipo-estrogenik.
Pada pemakaian DMPA, endometrium menjadi dangkal dan atrofis dengan kelenjar-
kelenjar yang tidak aktif. Dengan pemakaian jangka lama, endometrium dapat menjadi
sedemikian sedikitnya, sehingga tidak didapatkan atau hanya didapatkan sedikit sekali
jaringan bila dilakukan biopsi. Tetapi, perubahan-perubahan tersebut akan kembali menjadi
normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan DMPA yang terakhir.

2. Sekunder :
a. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa.
b. Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk implantasi dari ovum yang telah
dibuahi
c. Mungkin mempengaruhi kecepatan transpor ovum dalam tuba fallopi.

BAB III
PENUTUP

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’


dankonsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang
mengakibatkan kehamilan.
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan
melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin
banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif
murah dan aman. Jenis-jenis KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain:
suntikan / bulan (cyclofem), suntikan / 3 bulan (Depoprovera, Depogeston).
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan angka
kegagalan kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin, 1996). Suntikan KB tidak mengganggu
kelancaran air susu ibu (ASI), kecuali Cyclofem. Suntikan KB mungkin dapat melindungi
ibu dari anemia (kurang darah), memberi perlindungan terhadap radang panggul dan
untuk pengobatan kanker bagian dalam rahim. Kontrasepsi suntik memiliki resiko
kesehatan yang sangat kecil, tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri.

DAFTAR PUSTAKA
Rahardja, Kirana. 2007. Obat-obat Penting ed.6, 717. Jakarta: PT. Elex Media Computa.
Saifuddin, A.B. 2006. Buku Panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi, Pk-54-PK58. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo.
Hartono,dr.Hanafi. 2004. Keluarga dan Kontrasepsi. Jakarta: Cv muliasari.
Everett, Suzanne. 2007. Buku Saku Kontrasepi dan Kesehatan Seksual Reproduksi. Jakarta:
EGC.
Meilani, Niken. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Fitramaya.

Website :
PROHEALTH, http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/11/19/kontrasepsi-suntik/
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/16/kb-suntik/
http://yosefw.wordpress.com/2009/03/20/kontrasepsi-suntikan-injeksi-depo-provera/
http://dc206.4shared.com/doc/jtp5pDki/preview.html
http://www.tundakehamilan.com/artikel_Kontrasepsi_metodesuntikan.html

Diposkan oleh Oliplips di 21.57


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar
Posting LamaBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)


Arsip Blog

 ▼ 2012 (3)
o ▼ September (2)
 KONTRASEPSI SUNTIKAN
 PERMASALAHAN PADA MASA NIFAS
o ► Juli (1)

Mengenai Saya

Oliplips
Lihat profil lengkapku
Template Simple. Gambar template oleh luoman. Diberdayakan oleh Blogger.
berbagi berbagai ilmu pengetahuan seputar dunia kebidanan dan yang
lainnya..

RABU, 08 JUNI 2011

makalah alat kontrasepsi suntik


BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau


melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang
matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari
kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel
sperma.Di Indonesia sejak zaman dulu telah dipakai obat dan jamu yang
maksudnya untuk mencegah kehamilan. Di Indonesia keluarga
berencana modren mulai dikenal pada tahun 1953. Pada waktu itu
sekelompok ahli kesehatan, kebidanan, dan tokoh masyarakat telah
mulai membantu masyarakat memecahkan masalah-masalah
pertumbuhan penduduk.

Secara ringkas, inovasi teknologi kontrasepsi dimulai dengan cara


sederhana seperti kondom, pil KB, suntik, susuk dan akhirnya cara yang
sangat mantap yaitu kontrasepsi pembedahan seperti tubektomi dan
vasektomi.Misi Program KB Nasional salah satunya adalah
meningkatkan kualitas pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi. Hasil
studi pendahuluan di BPS ANISA Jakarta terhadap 10 akseptor KB
suntik, dimana 6 akseptor (60%) diantaranya tidak mengetahui tentang
KB suntik, dan 4 (40%) diantaranya mengetahui tentang KB suntik.
Ketepatan waktu suntik kembali sangat penting bagi akseptor KB suntik
tersebut karena bila tidak tepat untuk suntik kembali maka dapat
menyebabkan kehamilan.

Pengertian Keluarga Berencana (KB) menurut UU No. 10 th 1992


adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga
kecil bahagia dan sejahtera.
Program KB secara Nasional berkaitan erat dengan program Nasional di
bidang kesehatan, karena program KB Nasional bersifat mendukung
dan mempunyai sasaran serupa dengan program kesehatan. Program
Keluarga Berencana Nasional memberikan arahan kebijakan untuk
meningkatkan kualitas penduduk melalui pegendalian kelahiran,
memperkecil angka kematian dan peningkatan kualitas program KB.
Program Keluarga Berencana (KB) salah satunya KB suntik pada
dasarnya kurang berhasil yang dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan,
tingkat pengetahuan ibu, sikap, jumlah anak, dukungan suami.
Salah satu yang mempengaruhi kurangnya kepatuhan pemakaian KB
suntik salah satunya tingkat pengetahuan ibu, sikap dan faktor
pendukung lainnya, dimana sikap yang positif tentang KB diperlukan
pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang
maka kepatuhan menjalani program KB suntik juga akan berkurang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan KB suntik?
2. Apa saja jenis-jenis KB suntik?
3. Bagaimana Efektifitas dari KB suntik?
4. Bagaimana cara kerja KB suntik?
5. Apa saja kekurangan dan kelebihan KB suntik?
6. Apa efek samping dari KB suntik serta bagaimana penanganannya?
7. Bagaimana indikasi dan kontra indikasi KB suntik?

C.tujuan
1.Untuk mengetahui pengertian KB suntik
2.Untuk mengetahui jenis-jenis KB suntik
3.Untuk mengetahui bagaimana efektifitas KB suntik
4.Untuk mengetahui cara kerja KB suntik
5.Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan KB suntik
6.Untuk mengetahui efek samping KB suntik dan seperti apa
penanganannya
7.untuk mengetahui indikasi dan kontra indikasi KB suntik
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian

Kotrasepsi suntik adalah alat kontasepsi yang disuntikan ke dalam tubuh


dalam jangka waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh
darah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk
mencegah timbulnya kehamilan.

B.Jenis-Jenis KB Suntik
1. Suntikan kombinasi (Hormon Estrogen dan Progesteron)
jenis suntikan kombinasi ini terdiri dari 25 mg Depo
Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat yang diberikan
injeksi I.M sebulan sekali(Cyclovem)

2. suntikan yang hanya mengandung progestin


 Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), mengandung 150mg DMPA
yang diberikan tiap 3 bulan dengan cara disuntik Intro Muskuler (di
daerah bokong). Depo provera atau depo metroxy progesterone asetat
adalah satu sintesa progestin yang mempunyai efek seperti
progesterone asli dari tubuh wanita. Obat ini dicoba pada tahun 1958
untuk mengobati abortus habitualis dan endometriosis ternyata pada
pengobatan abortus habitualis seringkali terjadi kemandulan setelah
kehamilan berakhir. Depo provera sebagai obat kontrasepsi suntikan
ternyata cukup manjur dan aman dalam pelayanan keluarga berencana.
Anggapan bahwa depo provera dapat menimbulkan kanker pada leher
rahim atau payudara pada wanita yang mempergunakannya, belum
didapat bukti-bukti yang cukup tegas, bahkan sebaliknya.
 Depo Nonsterat Enontat (Depo Nonsterat) yang mengandung 200mg
noratin dion anontat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intra
muskuler. Norigest adanah obat yang disuntikkan (secara Depot). 1
ampul Norigest berisi 200 mg Norethindore enenthate dalam larutan
minyak. Larutannya merupakan campuran benzyl benzoate dan castor
oil dalam perbandingan 4:6. Efek kontrasepsinya terutama mencegah
masuknya sperma melalui lender cervix. Sesudah pengobatan
dihentikan, keadaan fertilitas biasanya kembali dalam waktu beberapa
minggu. Karena pada beberapa kasus mungkin akan terjadi perdarahan-
perdarahan yang atypis, maka perlu diberitahukan terlebih dahulu
kepada setiap calon akseptor akan kemungkinan hal ini.

C.Efektivitas KB Suntik
Jenis kontrasepsi ini pada dasarnya mempunyai cara kerja seperti
pil. Untuk suntikan yang diberikan 3 bulan sekali, memiliki keuntungan
mengurangi resiko lupa minum pil dan dapat bekerja efektif selama 3
bulan. Efek samping biasanya terjadi pada wanita yang menderita
diabetes atau hipertensi.Efektif bagi wanita yang tidak mempunyai
masalah penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi, trombosis atau
gangguan pembekuan darah serta riwayat stroke. Tidak cocok buat
wanita perokok. Karena rokok dapat menyebabkan peyumbatan
pembuluh darah.
Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi,
dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tiap tahun. Asal penyuntikan
dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Tersedia suntik 1 bulan (estrogen + progesteron) dan 3 bulan
(depot progesteron, tidak terjadi haid). Cukup praktis tetapi karena
memasukkan hormon sekaligus untuk 1 atau 3 bulan, orang yang
sensitif sering mengalami efek samping yang agak berat.Kontrasepsi
suntikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini dilakukan 2-3
kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan (Depoprovera), setiap 10
minggu (Norigest), dan setiap bulan (Cyclofem).
Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu
produksi ASI. Pemakaian hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri
dan darah haid yang keluar.
Sayangnya, bisa membuat badan jadi gemuk karena nafsu makan
meningkat. Kemudian lapisan dari lendir rahim menjadi tipis sehingga
haid sedikit, bercak atau tidak haid sama sekali. Perdarahan tidak
menentu. Tingkat kegagalannya hanya 3-5 wanita hamil dari setiap
1.000 pasangan dalam setahun.

D.Cara Kerja
Secara umum kerja dari KB suntik adalah:
• Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga menghambat
lonjakan luteinizing hormone (LH) secara efektif sehingga tidak terjadi
ovulasi. Kadar follicle-stimulating hormone (FSH) dan LH menurun dan
tidak terjadi lonjakan LH (LH Surge). Menghambat perkembangan folikel
dan mencegah ovulasi. Progestogen menurunkan frekuensi pelepasan
(FSH) dan (LH) .
• Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan mukus
serviks yang mengganggu penetrasi sperma. Perubahan - perubahan
siklus yang normal pada lendir serviks. Secret dari serviks tetap dalam
keadaan di bawah pengaruh progesteron hingga menyulitkan penetrasi
spermatozoa.
• Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk
implantasi dari ovum yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi
perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi, yang diperlukan
sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi dari ovum
yang telah di buahi.
• Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin mempengaruhi
kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopi atau memberikan
perubahan terhadap kecepatan transportasi ovum (telur) melalui tuba.

E.Kekurangan dan Kelebihan KB Suntik


 Kelebihan
a. Sangat efektif , karena mudah digunakan tidak memerlukan aksi
sehari hari
dalam penggunaan kontrasepsi suntik ini tidak banyak di pengaruhi
kelalaian atau faktor lupa dan sangat praktis.
b. Efek samping sangat kecil yaitu tidak mempunyai efek yang serius
terhadap kesehatan.
c. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
d. Penggunaan jangka panjang
e. Sangat cocok pada wanita yang telah mempunyai cukup anak akan
tetapi masih enggan atau tidak bisa untuk dilakukan sterilisasi.
f. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai menopause
g. Membantu mencegah kehamilan ektopik dan kanker endometrium

 Kekurangan
Dapat mengalami perdarahan bercak di luar siklus haid atau justru
haid manjadi jarang. Setelah Anda berhenti menyuntik, mungkin butuh
waktu beberapa bulan untuk kembali pada siklus biasa.Jarang terjadi
perdarahan yang banyak, tidak dapat haid, perlu suntikan ulangan
teratur, perlu control atau kunjungan berkala untuk evaluasi.

F.Efek Samping dan Penanganannya


1.Amenorea (tidak terjadi perdarahan)
Penanganan :
 Bila tidak hamil,pengobatan apapun tidak perlu.jelaskan bahwa darah
haid tidak terkumpul dalam rahim.
 Bila telah terjadi kehamilan,rujuk klien.hentikan penyuntikan.
 Bila terjadi kehamilan ektopik,rujuk klien.
 Jangan memberikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan
karena tidak akan berhasil.Tunggu 3-6 bulan kemudian bila tidak terjadi
perdarahan juga,rujuk ke klinik.
2.Perdarahan bercak (spotting)
Penanganan :
 Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai,tetapi hal ini
bukanlah masalah serius,dan biasanya tidak memerlukan pengobatan.
3.Mual dan Muntah
Penaganan :
 Pastikan tidak ada kehamilan,bila hamil segera rujuk.Bila tidak
hamil,informasikan bahwa hal ini adalah hal biasa dan akan hilang
dalam waktu dekat

4.Meningkatnya/Menurunnya Berat Badan

Penanganan :
 informasikan bahwa kenaikan/penurunan berat badan sebanyak 1-2 kg
dapat saja terjadi.Perhatikan diet klien bila perubahan berat badan
terlalu mencolok.Bila berat badan berlebihan,hentikan suntikan dan
anjurkan metode kontrasepsi lain
G.Indikasi Dan Kontra Indikasi KB Suntik
1.Indikasi
Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki
pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai
cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini
juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin menggunakan
kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien
dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang
menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang
menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi
suntik.
Indikasi pemakaian suntikan kombinasi :
1. Usia reproduksi (20-30 tahun)
2. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
3. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi
4. Menyusui ASI pasca persalinan lebih dari 6 bulan
5. Pasca persalian dan tidak menyusui
6. Anemia
7. Nyeri haid hebat
8. Haid teratur
9. Riwayat kehamilan ektopik
10. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

2.Kontra Indikasi
1. Hamil atau dicurigai hamil (reaksi cacat pada janin > 100.000
kelahiran)
2. Ibu menginginkan haid teratur
3. Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan
4. ibu yang menderita sakit kuning (liver),
5. kelainan jantung,
6. varises (urat kaki keluar),
7. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
8. kanker payudara atau organ reproduksi,
9. Menderita kencing manis (DM). Selain itu, ibu yang merupakan
perokok berat, sedang dalam persiapan operasi.
10. Sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang
menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini.
11. Perdarahan saluram genital yang tidak terdiagnosis.
12. Penyakit arteri berat di masa lalu atau saat ini
13. Efek samping serius yang terjadi pada kontrasepsi oral kombinasi
yang bukan disebabkan oleh estrogen
14. Adanya penyakit kanker hati
15. Depresi berat. (Everent,2007)

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Kotrasepsi suntik adalah alat kontasepsi yang disuntikan ke dalam


tubuh dalam jangka waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam
pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna
untuk mencegah timbulnya kehamilan.
Cara kerja KB suntik untuk mencegah ovulasi, Lendir serviks menjadi
kental dan sedikit, Membuat endometrium menjadi kurang layak atau
baik untuk implantasi dari ovum yang telah di buahi, Menghambat
transportasi gamet dan tuba.
B.Saran
Sebelum memberikan kontrasepsi ini pada klien,sebaiknya bidan
menjelaskan kekurangan dan kelebihan KB suntik,serta efek
sampingnya,agar klien lebih siap dalam menghadapi hal-hal yang timbul
akibat pemakaian alat kontrasepsi ini.
Diposkan oleh emma.aning di 03.36
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

1 komentar:

1.

imam parmono1 Maret 2013 11.09

BOLEH MINTA DAFTAR PUSTAKANYA ???????


BUTUH NI..........
KLO BOLEH KIRIM KE EMAIL Q Y SOB.....
IMAM.NARUTO@GMAIL.COM
Balas

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)
PENGIKUT

MENGENAI SAYA ARSIP BLOG


 ▼ 2011 (16)
o ▼ Juni (16)
 DETEKSI DINI
PENYIMPANGAN TUMBUH
emma.aning KEMBANG BAYI DAN ...

saya cinta  Angka kematian ibu tidak


kebidanan,menjadi banyak berkurang
seorang bidan  10 T
yang profesional  APN 58 LANGKAH
adalah harapan  ASUHAN PERSALINAN
saya.menurut saya NORMAL
provesi bidan
 KIAT MENCEGAH KANKER
adalah salah satu
RAHIM
provesi yang
sangat  pedoman dan strategi belajar
penting,karena  makalah KB PIL
masa depan  <!--[if !mso]> v\:*
bangsa ini ada di {behavior:url(#default#VML);}
tangan o...
bidan,khususnya  julah kasus abortus dan
dalam penyebabnya
mempersiapakan
generasi-generasi  makalah program KB di
muda selanjutnya indonesia
yang akan  motivasi for we
membangun  tips buat kamu yang percaya
bangsa kita yang dengan kebenaran Al-Qu...
tercinta ini..  10 tanda bahaya dalam
Lihat profil lengkapku kehamilan
 makalah alat kontrasepsi suntik
 bentuk-bentuk program menjaga
mutu
emma hamrin. Template Picture Window. Gambar template oleh Ollustrator. Diberdayakan
oleh Blogger.

about midwifery
Rabu, 15 Mei 2013

makalah kb suntik
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah kualitas sumber daya manusia dengan
kelahiran 5.000.000 tahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan bangsa telah
dilaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan keluarga berencana yang
merupakan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan keluargan berencana tidak dilakukan
bersama dengan pembangunan ekonomi dikhawatirkan hasil pembangunan tidak berarti.
Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima norma keluarga
kacil bahagia. Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada “catur warga / zero population
growth” (pertumbuhan seimbang)
Metode suntikan KB telah menjadi bagian gerakan keluarga berencana nasional serta
peminatnya makin bertambah tinggi, minat pemakai suntik KB oleh karena aman, sederhana,
efektif, tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai pada pasca persalinan
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada klien akseptor KB suntik depo geston
1.2.2 Tujuan khusus
- Melaksanakan pengkajian data pada akseptor KB suntik depo
- Melakukan intreprestasi data pada akseptor KB suntik depo
- Mengindentifikasi masalah dengan diagnosa potensial akseptor KB suntik depo
- Menentukan tindakan segera pada akseptor KB depo
- Menentukan rencana yang telah akan dilakukan pada akseptor depo
- Melaksanakan rencana yang telah ditentukan pada akseptor KB depo
- Melaksanakan evaluasi atas tindakan yang akn dilakukan kepada akseptor KB depo

BAB 2
PEMBAHASAN

Kontrasepsi Suntik Kombinasi


1. Pengertian
Kontrasepsi berasal dari dua kata, yaitu kontra dan konsepsi yang disatukan menjadi
kontrasepsi yaitu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat
sementara, dapat pula bersifat permanen (Suryani, 2011).
Kontrasepsi suntik merupakan metode kontrasepsi yang diberikan melalui suntikan dan
merupakan metode kontrasepsi efektif yaitu metode yang dalam penggunaannya mempunyai
efektifitas atau tingkat kelangsungan pemakaian relatif lebih tinggi serta angka kegagalan
relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan alat kontrasepsi sederhana (Suparyanto, 2010).
2. Jenis
Suntikan ini diberikan secara intramuskular setiap bulan (cyclofem), jenisnya 25 mg depo
medroxyprogesteron asetat dan 5 mg estradiol cypionat, dan 50 mg Noretindron Enantat
(Net-En) dan 5 mg Estradiol Sipionat (Sari Yohana, 2011).
3. Cara kerja
a. Mengusahakan agar tidak terjadi konsepsi dengan cara menghambat terjadinya ovulasi
(pelepasan sel telur oleh indung telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH
Pencegahan ovulasi disebabkan karena gangguan pada sekresi hormon LH oleh kelenjar
hypofisis, sehingga tidak terjadi dipuncak mid-siklus (pada kedaan normal terjadi puncak
sekresi LH pada pertengahan siklus dan ini menyebabkan pelepasan ovum dari folikelnya)
b. Melumpuhkan sperma dengan mempertebal/mengentalkan lendir mukosa servikal (leher
rahim)
Progestin mencegah penipisan lendir serviks pada pertengahan siklus sehingga lendir
serviks tetap kental dan sedikit, yang tidak memungkinkan penetrasi spermatozoa. Atau bila
terjadi penetrasi spermatozoa, pergerakannya sangat lambat sehingga hanya sedikit atau
tidak ada spermatozoa yang mancapai cavum uteri.
c. Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma dengan membuat dinding rongga rahim
tidak siap menerima hasil pembuahan, mengganggu pergerakan silia saluran tuba.
Progestin mengganggu berkembangnya siklus endometrium, sehingga endometrium
berada dalam fase yang salah atau menunjukan sifat-sifat ireguler atau atrofis, sehingga
endometrium tidak dapat menerima ovum yang sudah dibuahi.
4. Keuntungan
a. Tidak mengganggu proses sanggama
Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri. Suntikan Kb tidak perlu diberikan setiap hari
atau ketika akan bersenggama.
b. Tidak perlu periksa dalam
Diberikan melalui suntikan IM di bokong, sehingga tidak perlu dilakukan periksa dalam.
Kecuali pada pemasangan AKDR.
c. Efek samping minimal
Efek samping yang sering terjadi adalah gangguan siklus haid (aminorhea, spotting,
perdarahan) dan mual.
d. Klien tidak perlu menyimpan obat
Para wanita yang menghadapi permasalahan dengan pemakaian cara-cara sederhana atau
pelupa dalam minum pil setiap hari dapat dianjurkan untuk memakai kontrasepsi suntik.
Setelah mendapatkan suntikan, maka yang dibutuhkan peserta suntik adalah mengingat
waktu suntik.
e. Tidak tergantung kebiasaan lupa minum obat
Diberikan melalui suntikan tiap bulan. Sehingga tidak perlu meminum obat tiap hari.
f. Mengurangi jumlah perdarahan
Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron menyebabkan endometrium terus
terbentuk. Ketika terjadi proses peluruhan, prdarahan menjadi semakin banyak. Progestin
dapat mencegah pembentukan endometrium sehingga perdarahan berkurang.
g. Mencegah anemia
Salah satu efek kontrasepsi adalah aminorhea, sehingga tidak ada darah yang keluar. Dengan
demikian, kecil kemungkinan terjadi anemia.
h. Mencegah kanker ovarium dan endometrium
Pada wanita karsinoma endometrium sering dihubungkan dengan hiperplasia yang disebabkan
oleh estrogen. DMPA dan progestin menekan pertumbuhan endometrium dan mencegah
hiperplasia pada wanita.
i. Mencegah kehamilan ektopik
Salah satu cara kerja kontrasepsi ini adalah mengentalkan lendir sehingga dapat
melumpuhkan sperma, dengan demikian akan semakin sulit untuk terjadi konsepsi diluar
rahim.
j. Dapat melindungi kemungkinan penyakit radang panggul dan kanker indung telur karena
progestin menyebabkan mukus serviks menebal, sehingga mempersulit penularan infeksi dari
liang senggama atau serviks untuk mencapai saluran telur (penekanan ovulasi akan
menyebabkan berkurangnya stimulasi dari sel epitel ovarium).
5. Kerugian
a. Penyuntikan lebih sering dan biaya keseluruhan lebih tinggi
Klien harus datang tiap bulan untuk mendapat suntikan, sehingga harus mengeluarkan biaya
tiap bulannya.
b. Lapisan dari lendir rahim menjadi tipis sehingga terjadi perubahan pola haid, seperti tidak
teratur, spotting
c. Pada awal penggunaan sering timbul mual, pusing, tegang dan nyeri payudara dan akan
hilang setelah suntikan kedua atau ketiga
Hal ini merupakan hal yang fisiologis dan dapat hilang dengan sendirinya.
d. Efektivitas berkurang bila berinteraksi dengan anti konvulsif (fenitoin, barbiturat) dan
tuberkulostatik (rifampisin)
Obat-obat ini memicu pembentukan enzim-enzim dihati, dimana enzim ini dapat mengganggu
metabolisme fungsi hati dan mempengaruhi efektivitas obat.
e. Kadang-kadang timbul komplikasi serius (stroke, serangan jantung, thrombosis paru)
Perubahan dalam metabolisme lemak (terutama penurunan HDL-kolesterol), dapat merusak
endotel pembuluh darah sehingga dapat menambah besar resiko timbulnya penyakit
kardiovaskuler.
f. Kesuburan tak segera pulih walaupun penggunaannya telah dihentikan
Lama masa tidak subur tergantung pada kecepatan metabolisme. Biasanya kesuburan akan
segera pulih dalam waktu 2-3 minggu.
g. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular seksual atau infeksi
HIV
Kontrasepsi suntik tidak memiliki perlindungan ganda seperti kondom, diafragma dan
spermisida sehingga tidak melindungi diri dari PMS/AIDS.
h. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
Progesteron juga merangsang pusat pengendali napsu makan di hipotalamus, menyebabkan
akseptor makan lebih banyak dari biasanya.
6. Efek samping yang sering terjadi
a. Peningkatan berat badan 3 kilogram selama tahun pertama dan bertambah secara progesif
selama tahun kedua.
Progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak
dibawah kulit bertambah. Progesteron juga merangsang pusat pengendali napsu makan di
hipotalamus, menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya.
b. Gangguan siklus haid
Penyebab gangguan siklus haid karena adanya ketidakseimbangan hormon sehingga
endometrium mengalami perubahan histologi.
- Aminorhea
Biasanya tidak haid 1 tahun pertama, jika pemakaian suntikan KB dihentikan, siklus
menstruasi yang teratur akan kembali terjadi dalam waktu 6 bulan-1 tahun. Disebabkan
karena estrogen menekansekresi gonadotropin sehingga menyebabkan proklaktinoma di
hipofisis. Kadar prolaktin yang tinggi ini dapat menyebabkan aminorhea.
- Perdarahan/spotting
Perdarahan setelah penyuntikan pertama dapat terjadi kira-kira selama 30 hari. Lebih dari
60% wanita mendapatkan kembali siklus yang normal setelah 1 tahun. Sejumlah wanita yang
menggunakan cyclofem mengalami perdarahan lebih awal atau lebih lambat dari biasanya, dan
sejumlah wanita yang lain mengalami amenorrhoe, spoting atau masa perdarahan yang lebih
lama dan lebih berat. Umumnya menghilang setelah 3 bulan pemakaian.
c. Mual/pusing/muntah.
Reaksi tubuh terhadap hormon estrogen yang mempengaruhi produksi asam lambung.
Peningkatan estrogen ini dapat merangsang timbulnya mual.
7. Yang boleh menggunakan suntikan kombinasi
a. Usia reproduktif yang memiliki anak ataupun belum
Aman digunakan karena masa kesuburan akan segera pulih kembali setelah kontrasepsi ini
dihentikan.
b. Menyusukan ASI lebih dari 6 bulan
Estrogen menekan produksi prolaktin yang sangat berguna untuk merangsang produksi ASI.
Dengan demikian kadar prolaktin menjadi rendah dan menyebabkan produksi ASI berkurang.
Sehingga tidak dianjurkan pada ibu yang sedang menyusui ASI ekslusif.
c. Pascapersalinan dan tidak menyusui
Progesteron menekan LH dan FSH sehingga jumlah darah yang keluar berkurang, sehingga
sangat baik digunakan pada ibu setelah melahirkan. Estrogen dapat menyebabkan produksi
ASI berkurang, tapi aman digunakan pada ibu yang tidak menyusui.
d. Yang mengalami dismenore/nyeri haid hebat
Kontraksi yang berlebihan dapat menyebabkan aminorhea. Progesteron dapat mengurangi
kontraksi.
8. Yang tidak boleh menggunakan suntikan kombinasi
a. Hamil atau diduga hamil
Penggunaan kontrasepsi untuk mencegah kehamilan. Bila sudah hamil, tidak perlu diberi.
b. Perdarahan per vaginam yang belum jelas asalnya/penyebabnya
Bila terjadi perdarahan harus dicari tahu dahulu penyebab perdarahannya.
c. Perokok dengan usia > 35 th
Nikotin dalam rokok menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah sehingga oksigen ke
jantung berkurang. Hal ini dapat memperberat kerja jantung karena kebutuhan oksigen
semakin bertambah. Pembuluh darah di endometrium pun mengalami atropi, sehingga
peluruhan endometrium semakin bertambah banyak.
d. Riwayat penyakit jantung atau tekanan darah tinggi (>180/110)
Perubahan dalam metabolisme lemak (terutama penurunan HDL-kolesterol), dapat
menambah besar resiko timbulnya penyakit kardiovaskuler.
e. Riwayat thromboemboli atau Diabetes Melitus lebih dari 20 th
Ketidak seimbangan hormon estrogen progesteron, sehingga terjadi peningkatan aktivitas
faktor-faktor pembekuan, juga dapat mempengaruhi metabolisme karbohidrat dan retensi
insulin sehingga memperburuk toleransi glukosa.
f. Penyakit hati akut
Progesteron menyebabkan aliran empedu menjadi lambat, dan bila berlangsung lama saluran
empedu tersumbat sehingga cairan empedu dalam darah meningkat. Hal ini yang
menyebabkan warna kuning. Estrogen mudah diserap hati. Estrogen dapat mengganggu
eksresi bilirubin sehingga memperberat fungsi hati.
g. Keganasan payudara
Gangguan keseimbangan hormon estrogen progesteron mempengaruhi kelenjar payudara.
Dan apabila sudah ada tanda infeksi payudara, maka akan memperburuk keadaan.
9. Waktu mulai penggunaan
a. Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak diperlukan
kontrasepsi tambahan
b. Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid, klien tidak boleh melakukan
hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari
c. Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja dapat
dipastikan ibu tersebut tidak hamil. Klien tidak boleh melakukan hubungan seksual untuk 7
hari lamanya atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain selama masa waktu 7 hari
d. Bila klien pascapersalinan kurang dari 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan
pertama dapat diberikan, asal saja tidak hamil
e. Bila pascapersalinan lebih dari 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid, maka
suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7
f. Bila pascapersalinan kurang dari 6 bulan dan menyusui, jangan diberikan suntikan
kombinasi
g. Bila pascapersalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat diberi
h. Pasca keguguran, suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau dalam waktu 7 hari
i. Ibu yang sedang menggunakan kontrasepsi hormonal yang lain dan ingin menggantinya
dengan kontrasepsi hormonal kombinasi. Selama ibu tersebut menggunakan kontrasepsi
sebelumnya secara benar, suntikan kombinasi dapat diberikan tanpa perlu menunggu haid.
Bila ragu-ragu, perlu dilakukan uji kehamilan terlebih dahulu
j. Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu tersebut ingin
menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi tersebut dapat diberikan
sesuai jadwal kontrasepsi sebelumnya. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain
k. Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya dengan
suntikan kombinasi, maka suntikan pertama dapat segera diberikan, asal saja diyakini ibu itu
tidak hamil, dan pemberiannya tanpa pelu menunggu datangnya haid. Bila diberikan pada hari
1-7 siklus haid, metode kontrasepsi yang lain tidak diperlukan. Bila sebelumnya menggunakan
AKDR dan ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama diberikan
pada hari 1-7 siklus haid. Cabut segera AKDR.
10. Cara penggunaan
a. Berikan secara intra muskuler, setelah penggunaan awal, perlu diulangi setiap 4 minggu
b. Dianjurkan untuk 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi perubahan pola haid atau
timbul gangguan berupa perdarahan
c. Dapat juga diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang ditentukan, asal saja diyakini ibu itu
tidak hamil
11. Keadaan yang memerlukan perhatian khusus
a. Penderita hipertensi < 180/110 masih dapat diberikan tetapi perlu pengawasan
b. Diabetes melitus dapat diberikan, jika terkontrol dan berlangsung < 20 th
c. Migren boleh diberikan, jika tidak ditemukan kelainan neurologik
d. Pengguna rifampisin/obat epilepsi, pilih kontrasepsi kombinasi dengan etinil estradiol 50 g
atau cari metode kontrasepsi lain
e. Penderita anemia bulan sabit (sickle cell), sebaiknya jangan menggunakan kombinasi.
12. Hal yang harus diingat klien
a. Harus kembali untuk suntik ulang setiap 4 minggu
b. Bila tidak haid lebih dari 2 bulan, harus pastikan bahwa klien tidak hamil
c. Harus memberitahukan pada petugas bila menggunakan obat-obatan lain bersamaan
d. Ada efek samping berupa mual, sefalgia, tegang dan nyeri payudara, dan spotting pada 2-3
kali suntikan pertama dan akan hilang pada suntikan berikutnya.
13. Tanda-tanda yang harus diwaspadai pada penggunaan suntik kombinasi
a. Nyeri dada hebat atau napas pendek. Kemungkinan adanya bekuan darah diparu atau
serangan jantung
b. Sakit kepala hebat dan gangguan pengelihatan. Kemungkinan terjadi strok, hipertensi dan
migran
c. Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh darah pada tungkai
d. Tidak terjadi perdarahan atau spotting selama 7 hari sebelum suntikan berikutnya,
kemungkinan terjadi kehamilan.

DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo. 2008. Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta : YBS-SP
Varney, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan volume 1. Jakarta : EGC
Saifuddin, dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : YBS-SP
William, dkk. 2006. Obstetri Willian volume 2. Jakarta : EGC
Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Baziad, Ali. 2002. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta : YBS-SP
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan
Bidan.Jakarta : EGC
Diposkan

Anda mungkin juga menyukai