Well Testing PDF
Well Testing PDF
Pola aliran radial paling lazim digunakan untuk menggambarkan aliran fluida di
media berpori. Ini diawali oleh solusi Van Everdingen & Hurst pada tahun 1949.
Kemudian berkembang model-model lainnya untuk lebih dapat mempresentasikan
kondisi reservoir yang sebenarnya seperti terlihat pada gambar 2.1 b sampai f. Dari pola-
pola aliran tersebut kemudian diturunkan persamaan-persamaan matematis yang dapat
digunakan untuk menganalisa transien tekanan di reservoir.
Berhubung aliran radial ini paling umum digunakan, maka pembahasan pada Bab
ini akan ditekankan pada pola aliran radial dan penyelesaian persamaannya, sedangkan
pola aliran lain akan dibahas di Bab-Bab selanjutnya yang berhubungan dengan prinsip
atau metoda analisa yang memakai pola-pola aliran tersebut.
Persamaan Keadaan.
2 P 1 P C P
(2.1)
r 2
r r 0.000264 k t
Persamaan ini lebih dikenal dengan nama “diffusivity equation”, sedangkan
konstanta C/0.000264 k dikenal sebagai “hydraulic diffusivity”. Bagaimana kita
sampai ke persamaan 2.1 dari hukum kekekalan massa, hukum Darcy dan persamaan
keadaan diterangkan pada Lampiran A.
= porositas, fraksi
= viskositas fluida, cp
k = permeabilitas, md
t = jam
1 P P P
r
r r z r 0.000264k t z (2.2)
Apabila fluidanya multifasa yang terdiri dari minyak, gas, dan air maka
persamaannya adalah :
1 P Ct P
r (2.3)
r r r 0.000264 t t
Ct = So Co + Sw Cw + Sg Cg + Cf (2.4)
1
k k k
t o g w (2.5)
o g w
Persamaan-persamaan 2.2 dan 2.3 akan lebih diperinci lagi pada bab-bab yang
khusus membicarakan aliran gas dan aliran multifasa di reservoir.
Di dalam penyelesaian persamaan untuk analisa tekanan, akan lebih mudah dan
umum apabila solusinya dinyatakan dengan variabel-variabel yang tidak berdimensi.
KhPi Pwf
PD (2.6)
141 .2qB
0.0002637 kt 0.0002637 kt
tD t DA
Ct rw
2
dan Ct A (2.7)
r
rD (2.8)
rw
qB
QD
0.00708 KhPi Pwf (2.9)
5.615 C s
CD (2.10)
2 Ct hrw2
2 PD 1 PD PD
(2.11)
rD2 rD rD t D
Atau
2
1 PD PD
rD (2.12)
rD rD rD t D
Ada lima solusi persamaan 2.1 yang sangat berguna di dalam analisa transien
tekanan atau well testing yaitu :
Solusi untuk reservoir dengan tekanan tetap pada batasnya (Constant Pressure at
Outer Boundary)
Solusi untuk Reservoir Silindris yang Tidak Terbatas (Line Source Well)
3
Dibandingkan dengan radius reservoir yang tidak terhingga, maka ukuran lubang
bor dapat diabaikan atau mendekati radius sama dengan nol. Oleh sebab itu didalam
reservoir yang silindris tersebut lubang bor ini kelihatannya hanya berupa garis. Itulah
sebabnya hal ini dikenal sebagai line-source well.
Dengan anggapan bahwa sumur tersebut diproduksikan dengan laju produksi yang
konstan sebesar qB, radius sumur mendekati nol, tekanan awal di seluruh titik di
reservoir sama dengan Pi dan sumur tersebut menguras area yang tak terhingga
besarnya, maka solusi persamaan 2.1 adalah :
qB 948Ct r 2
P Pi 70.6 Ei (2.13)
kh kt
dimana
eu
Ei x du
u
Persamaan 2.13 diatas dikenal sebagai solusi disaat kondisi reservoir bersifat
”infinite acting”. Penurunannya dibuat di lampiran C.
Tabel 2.1 atau Gambar 2.2 dapat digunakan untuk mendapatkan fungsi Ei (-x) ini.
Untuk x , 0.02, Ei(-x) dapat didekati dengan ketelitian < 0.6 % oleh persamaan :
Terlihat bahwa Tabel 2.1 dapat digunakan untuk 0.02 < x < 10.9, untuk x 0.02
kita menggunakan persamaan 2.14 dan untuk x > 10.9 maka Ei(-x) dapat dikatakan
sudah sama dengan nol untuk tujuan-tujuan praktis.
Exponential Integral
Untuk kasus reservoir yang tidak terbatas (line source well), yang homogen, solusi
menjadi:
4
Aproksimasi untuk late time adalah:
Formula late time di atas akan digunakan di semua model kecuali apabila terjadi
damage atau stimulasi. Untuk kasus itu, akan digunakan faktor skin sehingga
persamaan menjadi:
Wellbore Storage
5
Kebalikannya terjadi ketika build up. Pada peristiwa ini, aliran downhole flow ”tidak
tahu” apa yang dilakukan oleh surface flow sehingga aliran dari reservoir tetap kontinyu
selama beberapa saat setelah sumur dimatikan. Ini disebut after flow dan nantinya akan
menjadi wellbore storage. Sampai efek wellbore storage ini habis, respon tekanan yang
diperoleh tidak akan memberikan informasi apa-apa.
Skin
V 5.615C
C CD
p 2 ct hrw2
6
3385 C(60 3.5s)
t
kh /
7
Dapat dilihat bahwa ada gradien, m yaitu:
8
Horner Plot
Perlu diperhatikan bahwa membaca kurva ini berawal dari paling kanan, sebab
(tp+dt/dt) bernilai besar sebab dt kecil.
9
Akibat praktek-praktek pemboran dan produksi, ternyata diketemukan bahwa pada
umumnya sumur-sumur akan mengalami penurunan permeabilitas sekeliling lubang
bor. Atau, sumur-sumur mengalami stimulasi dengan proses acidizing dan hydraulic
fracturing yang menyebabkan kebalikan dari hal diatas, yaitu perbaikan permeabilitas
disekeliling lubang bor. Hal ini dikenal sebagai ”skin effect".
Apabila suatu formasi produktif mengalami skin effect, maka persamaan 2.13
tidak dapat lagi digunakan secara baik karena seperti diketahui bahwa anggapan yang
dipakai di dalam menurunkan persamaan 2.13 adalah permeabilitas formasi yang
seragam di keseluruhan reservoir.
Hawkins di dalam hal ini membagi zona disekeliling lubang bor menjadi dua seperti
terlihat pada Gambar 2.3. zona yang pertama sejauh rs adalah zona skin dan di luar itu
adalah zona dengan permeabilitas formasi yang asli. Zona skin mempunyai
permeabilitas ks sedangkan formasi yang asli berpermeabilitas k. Perumusan tekanan
dengan adanya skin effect ini ( Ps) dapat didekati dengan persamaan aliran radial yang
steady state yaitu :
qB rs qB rs
Ps 141 .2 ln 141 .2 ln
k s h rw kh rw
atau,
qB k
Ps 141.2 1 ln rs (2.15)
kh k s rw
qB 948Ct r 2 k
70.6 Ei 2 1 ln rs
k s w
r
kh kt
untuk r = rw, argumen fungsi Ei sangat kecil setelah suatu jangka waktu yang pendek
sehingga dapat dipakai pendekatan logaritmik, jadi :
qB 1,688Ct r 2 k
Pi Pwf 70.6 ln 2 1 ln rs
k s w
kh kt r
k rs
S ln
r
(2.16)
ks 1 w
maka :
qB 1,688Ct r 2
Pi Pwf 70.6 ln 2S
kh kt (2.17)
Apabila persmaan 2.16 kita kaji lebih lanjut, maka hal-hal berikut akan terlihat :
1. Apabila terjadi penurunan permeabilitas disekitar lubang bor yang sangat dikenal
dengan ”damage”, ks < k, maka S berharga positif. Semakin kontras perbedaan ks
terhadap k dan semakin dalam zona skin ini, rs/rw semakin besar, maka harga S semakin
besar. Sebenarnya tidak ada harga batas untuk S ini. Beberapa sumur yang baru dibor
misalnya, tidak mengalirkan fluida sebelum dilakukan stimulasi. Jadi berarti disini k s~ 0
dan S .
2. Apabila suatu sumur distimulasikan dan ks > k, maka S akan berharga negatif.
Semakin dalam efek stimulasi ini menembus formasi, semakin kecil harga S.
11
Tetapi patut dicatat bahwa jarang sekali harga S jatuh dibawah -8 kecuali untuk
sumur-sumur yang dipenetrasi sangat dalam atau sumur-sumur yang mempunyai
konduktivitas hydraulic fracture yang sangat tinggi.
Suatu sumur minyak berproduksi dengan laju produksi 20 STB/D dari suatu lapisan
produktif yang mempunyai karakteristik sebagai berikut :
= 0.72 Cp
k = 0.1 md
Pi = 3000 psi
re = 3000 ft
rw = 0.5 ft
Bo = 1.475 RB/STB
h = 150 ft
= 0.23
S =0
Hitunglah tekanan reservoir sejarak 1 ft setelah 3 jam, dan sejarak 10 dan 100 ft setelah
3 jam.
12
Jawab :
qB 948Ct r 2
P Pi 70.6 Ei
kh kt
= 2,573 psi
948(0.23)(0.72)(1.5x105 )(10)2
P 3,000 100Ei
(0.1)(3)
= 2,968 psi
Dari fakta ini dapat dikatakan bahwa selama selang waktu 100 jam, transien
tekanan belum mencapai radius 100 ft.
Melihat bentuk persamaan differensial 2.1 atau 2.11, maka perlu dispesifikasi 2
buah syarat batas (boundary conditions) dan 1 syarat awal (an initial condition). Apabila
digunakan anggapan bahwa :
Jari-jari sumur rw, terletak ditengah-tengah reservoir silindris terbatas yang berjari-jari re
Tekanan awal = Pi
qB 2t D
e an 2t J 2 r
Pwf Pi 141.2 2 ln reD 3 2 2 2 D 1 n eD
n 1 n J1 n reD J1 n
kh reD 4 2
2.18
Solusi Persamaan Aliran Radial Silindris pada Kondisi Pseudo Steady State
14
Apabila waktu telah melewati t > 948 Ctre2/k, fungsi exponensial dan fungsi-
qB 2t D
Pwf Pi 141.2 2 ln reD 3
kh reD 4
atau
qB 0.000527kt
Pwf Pi 141.2 ln reD 3
kh Ct re2 4
(2.19)
Pwf 0.0744qB
(2.20)
t Ct hre2
Vp re2 h
Pwf 0.234qB
(2.21)
t CtVp
Jadi dapat dikatakan bahwa selama periode ini, laju penurunan tekanan
berbanding terbalik dengan Vp. Inilah suatu alasan bahwa berdasarkan persamaan
tersebut dapat dilakukan ”reservoir limit testing”, yang bertujuan untuk menentukan
batas suatu reservoir dengan jalan mencari penurunan tekanan lubang sumur terhadap
waktu.
Salah satu bentuk lain yang berguna dari persamaan 2.19 adalah jika tekanan
15
V 5.615 qBt / 24 0.0744 qBt
Pi P
CtV
Ct re2 h Ct re2 h (2.22)
qB re
P Pwf 141.2 ln r 3 4
kh w
Apabila efek skin dimasukkan kedalam persamaan 2.19 dan 2.23, maka akan
didapatkan persamaan-persamaan :
qB re
P Pwf 141.2 ln r 3 4 Ps
kh w
dimana
qB
Ps 141.2 S
kh , jadi
qB re
P P 141.2 ln r 3 4 S
kh w
dan
qB 0.000527kt r
Pi Pwf 141.2 ln e 3 S (2.25) Selanjutnya
kh Ct re2 rw 4
kita dapat mendefinisikan harga permeabilitas rata-rata kj sehingga,
qB re
P Pwf 141 .2 ln r 3 4
k jh w
qB re
P Pwf 141 .2 ln r 3 4 S
k jh w
16
dimana,
ln re
rw
kj k (2.26)
ln re 3 S
rw 4
Dapat dilihat bahwa apabila sumur tersebut mempunyai skin factor yang positif
maka kj akan lebih kecil dari permeabilitas reservoir yang sebenarnya. Pada
kenyataannya, kedua harga permeabilitas itu, kj dan k, akan sama hanya jika skin
factornya sama dengan nol.
q k jh
J (2.27)
P Pwf r 3
141.2B ln e
rw 4
Comtoh 2.2.
Suatu sumur berproduksi dengan laju 100 STB/D minyak pada BHP = 1500 psi. Dari
pengukuran ternyata bahwa tekanan reservoir rata-rata adalah 2000 psi. Data log
menunjukkan bahwa ketebalan formasi = 10 ft. Radius pengurasan = 1000 ft dan jari-jari
lubang sumur = 0.25 ft. Dari sampel yang diambil, ternyata viskositas minyak = 0.5 cp
dan Faktor Volueme Formasi = 1.5 RB/STB.
3. Apabila diukur dari data core bahwa permeabilitas efektif terhadap minyak sebesar
50 md, apakah sumur ini “demage” atau “sitmulated”? Berapakah harga faktor skinnya?
Jawab :
17
1. Dari persamaan 2.27
q 100
J 0.2STB / psi D
P Pwf (200 1500)
2. Disebabkan tidak tersedianya data yang cukup, maka permeabilitas dapat didekati
dengan persamaan 2.27 :
141.2 JB ln e 3
r
kj rw 4
h
(141.2)(0.2)(1.15)(0.5)(ln1000 0.75)
0.25
10
= 16 md
3. Pengukuran permeabilitas efektif minyak dari data core biasanya lebih dapat
dipercaya dari pada permeabilitas yang dihitung dari hubungan PI, terutama untuk
sumur-sumur yang derajat “damage”-nya sangat besar. Melihat permeabilitas core = 50
md, dapat disimpulkan bahwa sumur ini adalah sumur yang demaged. Kemudian faktor
skin ini dapat dihitung dari persamaan 2.26.
k r 3
S 1 ln e
k r
j w 4
50 1000 3
1 ln
16 0.25 4
16
18
2.3.3.1. Persamaan Aliran di berbagai Geometri Reservoir
Seperti telah dijelaskan, persamaan 2.25 hanya dapat digunakan untuk reservoir
silindris yang terbatas. Pertanyaan yang timbul adalah, bagaimanakah persamaan aliran
untuk geometri reservoir yang lain. Untuk menjawab pertanyaan ini, Odeh menurunkan
suatu persamaan yang dapat digunakan untuk reservoir-reservoir yang non silindris
pada kondisi pseudo steady state yaitu,
qB 1 10.06 A 3
P Pwf 141.2 ln 2
S
kh 2 C A rw 4
(2.28)
dimana,
CA ini dikenal sebagai Dietz Shape Factor dan ini diberikan pada Tabel 2.2. Faktor
ini sangat penting untuk dipahami karena akan banyak digunakan pada pembicaraan-
pembicaraan di bab-bab selanjutnya.
q 0.00708kh
J
P Pwf 1 10.06 A
B ln 3 S
2 4
2 Aw
C r (2.29)
19
Gambar 2.6 dan 2.7 adalah plot antara Pwf versus waktu untuk suatu sumur yang
diproduksikan dengan laju produksi konstan. Hubungan ini diperlihatkan pada plot
semilog (Gambar 2.6) dan Cartesian (Gambar 2.7). Terlihat bahwa Pwf vs waktu
mengalami 3 periode yaitu periode transien, periode transien lanjut (late transient) dan
periode pseudo steady state.
Pada periode transien sumur produksi seolah-olah menguras reservoir yang tidak
terbatas (infinite acting). Periode ini diwakili oleh persamaan 2.17, oleh sebab itu P wf
merupakan fungsi linier dari log t. Tetapi pada periode pseudo steady state, efek batas
reservoir sudah terasa, ini dapat diwakili oleh persamaan 2.19 atau 2.24 untuk reservoir
silindris, atau persamaan 2.28 untuk reservoir yang non silindris tergantung dari bentuk
dan luasnya. Disini Pwf merupakan fungsi linear dari waktu.
Selang waktu diantara akhir perioda transien dan awal periode pseudo-steady
state dikenal sebagai periode transien lanjut. Tidak ada persamaan yang dengan mudah
merepresentasikan perioda ini. Selang waktu pada perioda ini sangatlah kecil atau
kadang-kadang hampir tidak pernah terjadi. Pada reservoir yang berbentuk silindris atau
hexagonal, misalnya, perioda ini dapat dikatakan tidak terjadi (untuk tujuan-tujuan
praktis) seperti terlihat pada Tabel 2.2. Tetapi untuk geometri reservoir yang lain
misalnya (off-centered drainage radius), selang waktu periode ini cukup panjang yang
juga dapat dilihat pada Tabel 2.2. Perlu diketahui bahwa Muskat menganalisa perioda
transien lanjut ini dan metoda analisanya akan diterangkan pada bab mendatang.
379 Ct re2
t
k
20
juga disertai anggapan bahwa peroda transien lanjut terjadi termasuk untuk reservoir
silindris maupun hexagonal. Kemudian perioda pseudo-steady state akan dimulai
apabila
1336 Ct re2
t~
k
Perbedaan pendapat diantara mereka itu bukanlah hal yang terlalu prinsip karena
pendekatan-pendekatan tersebut hanya berasal dari aproksimasi dari solusi persamaan
2.1 yang mungkin berbeda, karena ternyata bahwa hasil-hasil perhitungan tidak akan
terpaut terlalu jauh.
Pada Tabel 2.2, ada beberapa konstanta yang penting diketahui adalah :
1. Lamanya waktu suatu reservoir bertindak seolah-olah tanpa batas sehingga solusi
dengan fungsi Ei dapat digunakan. Untuk ini, digunakan kolom ”Uses Infinite-System
Solution With Less Than 1% Error for tDA” waktu yang dimaksud adalah :
CtAtDA
t
0.000264k
CtAtDA
t
0.000264k
3. Saat dimana solusi pseudo steady state dapat digunakan secara pasti, gunakan kolom
“Exact for tDA.”
21
Contoh 2.3. Aliran di berbagai Geometri Reservoir.
1 2 3
Tentukanlah saat (di dalam jam) untuk kondisi-kondisi berikut ini terjadi :
= 0.2
= 1 cp
Ct = 1 x 10-5 psi-1
K = 100 md
2. Untuk setiap kasus di atas, perkirakan PI dan laju produksi stabil (q) dibawah P Pwf
h = 10 ft
S = 3.0
rw = 0.3 ft
B = 1.2 RB/STB
22
3. Untuk geometri #3, tuliskan persamaan yang menghubungkan laju aliran yang
konstan dengan penurunan tekanan dilubang bor pada t = 30,200 dan 400 jam.
Jawab :
1. Mula-mula dihitung
Kemudian tabel berikut dapat disiapkan (mengambil harga-harga dari Tabel 2.1)
Untuk geometri #3, terlihat bahwa jarak antara perioda infinite acting dan perioda
pseudo-steady state terlihat dengan jelas (3 jam dan 792 jam).
0.00708kh
J
1 10.06 A
B ln 3 S
2 4
2 C Arw
23
0.00708kh
11.2 1 ln 10.0617.42 x2 10 3
6
3.0
2 C A 0.3
4
5 .9
J
1
12 .94 ln Ca
2 dan
q J P Pwf 500J
Geometri CA J Q
3. a) Pada saat t = 30 jam, untuk Geometri #1, reservoir masih seolah-olah tak terbatas,
jadi persmaannya
b) Pada saat t = 200 jam, reservoir tidak lagi infinite acting, tetapi juga pseudo steady-
state (pendekatan) belum dicapai, jadi sukar merepresentasikan persamaan pada saat
ini.
c) Pada saat t = 400 jam, persamaan pseudo-steady state dapat digunakan dengan teliti,
jadi persamaannya adalah :
24
qB 1 10.06 A 3
P Pwf 141.2 ln 2
S
kh 2 C A rw 4
2.4. SOLUSI UNTUK RESERVOIR SILINDRIS DENGAN TEKANAN TETAP PADA BATASNYA
(CONSTANT PRESSURE AT OUTER BOUNDARY)
r2
t D 1.25 e2
rw
0.000264kt re2
1.25x 2
Ct rw2 rw , jadi
4,739 Ct re2
t , (2.30)
kt
0.000264 kt
0.40 ,
Ct A jadi
1,15Ct A
t (2.31)
kt
25
setelah kedua waktu yang ditunjukkan oleh persamaan 2.30 atau 2.31 tersebut,
persamaannya adalah :
PD SS ln rs
rw
0.00708khPe Pw
q (2.32)
B ln re r
w
Disini akan dibahas solusi persamaan difusivitas radial termasuk suatu fenomena
yang menyebabkan laju aliran bervariasi setelah suatu produksi dimulai. Fenomena ini
dikenal luas sebagai “Wellbore Storage” yang diperlihatkan pada Gambar 2.9.
Pandanglah suatu sumur (shut-in) minyak di suatu reservoir. Selama sumur ini
ditutup, tekanan reservoir akan menopang kolom fluida dilubanng bor sebatas mana
ditentukan oleh kesetimbangan antara tekanan formasi dan berart kolom fluida
tersebut. Kemudian jika sumur tersebut diproduksikan dengan membuka kerangan di
permukaan, mula-mula tentu saja minyak yang diproduksikannya hanya berasal dari apa
yang ada pada lubang bor ini. Jadi laju produksi mula-mula dari formasinya sendiri sama
dengan nol.
Dengan bertambahnya waktu aliran, pada suatu tekanan permukaan yang tetap,
laju aliran di dasar sumur akan berangsur-angsur sama dengan laju aliran di permukaan,
26
dan banyaknya fluida yang tersimpan di dalam lubang bor akan mencapai harga yang
tetap.
Dengan memahami hal tersebut diatas, sekarang kita dapat membuat hubungan
matematis antara laju aliran di muka formasinya (sand face flow rate) dan laju aliran
dipermukaan (surface flow rate). Misalnya ada suatu sumur dengan suatu kolom fluida
didalamnya (Gambar 2.9) dan anggaplah ada suatu mekanisme baik itu gas-lift atau
pompa yang mengangkat fluida tersebut ke permukaan. Juga anggaplah laju aliran
dipermukaan adalah q, sedangkan dimuka formasinya adalah qfs.
d 24Vwb 24Vwb dz
dt 5.615 5.615 dt
Kemudian dengan anggapan bahwa luas lubang bor yang tetap disetiap
kedalaman, Awb1, dan Faktor Volume Formasi juga konstan, maka dapat dituliskan suatu
kesetimbangan berikut ini :
q sf q B
24 dz
Awb (2.33)
5.615 dt
z g
Pw Pt (2.34)
144 gc
dimana adalah densitas fluida didalam lubang bor (lbm cu ft) dan g/gc = lbf/lbm.
Seterusnya,
d
Pw Pt z g dz (2.35)
dt 144 gc dt
jadi,
27
24 144 g
Awb Pw Pt qsf q B
d
(2.36)
5.615 gc dt
Cs
144 Awb g
5.615 gc , maka
qsf q
24 d P P
W t
B dt
0.89 qi B dPD
(2.38)
Ct hrw2 dt D
Jadi :
0.894 qi Cs dPD
qsf q (2.39)
Ct hrw2 dt D
0.894 C s
Dari persamaan 2.39, tak lain dan tak bukan adalah dimensionless Wellbore
Ct hrw2
Storage CD seperti pada persamaan 2.10.
q dP
qsf qi CD D (2.40)
qi tD
dan untuk laju aliran yang konstan (q(t)=qi), persamaan 2.20 menjadi :
28
dPD
qsf 1 C D (2.41)
tD
Dari solusi ini ada dua hal yang penting untu diketahui dan penerapannya juga
akan sering dijumpai pada analisa pengujian sumur dibab-bab mendatang nanti.
Pertama adalah adanya ”unit slope” pada saat-saat awal dan kedua adalah kapan saat
berakhirnya efek dari Wellbore Storage.
Seperti terlihat pada Gambar 2.10, setiap harga CD dan S pada saat awal
membentuk garis dengan sudut 450 (unit slope, tangen sudutnya = 1). Garis ini akan
terjadi sepanjang produksi fluida berasal dari apa yang ada pada lubang bornya dan
tidak ada yang datang dari formasinya.
Persamaan 2.41 menerangkan gejala ini secara matematis seperti dibawah ini.
29
dPD
1 CD 0
tD
atau,
dtD = CD dPD
CD dPD = tD (2.43)
Jelas disini bahwa selama qsf = 0, maka log-log plot antara PD vs tD akan menjadi
tangen sudut sama dengan satu. Atau dapat pula dikatakan bahwa setiap titik (P D, tD)
pada garis dengan tangen = 1 ini akan memenuhi persamaan
C D PD
1
tD
Pengamatan akan hal-hal tersebut diatas merupakan suatu sumbangan yang besar
sekali untuk lebih dapat menganalisa transien tekanan secara memadai.
Ketika produksi fluida telah berasal dari formasinya, qsf q, maka efek dari
Wellbore Storage akan berakhir. Sejak saat itu tentu saja bahwa solusi persamaannya
akan sama dengan solusi persamaan aliran radial silindris tanpa Wellbore Storage (C D =
0). Terlihat dari Gambar 2-10 bahwa solusi untuk suatu harga CD dan untuk CD = 0 akan
30
sama setelah selang waktu tertentu. Secara empiris, waktu ini, yaitu saat berakhirnya
Wellbore Storage akan berakhir kurang lebih 1 sampai 12 log cycle diukur sari saat
penyimpangan dari ”Unit Slope”. Atau dapat pula diperkirakan, bahwa efek Wellbore
Storage akan berakhir pada :
Konsep ini, secara kwalitatif maupun kwantitatif, mempunyai arti yang sangat
penting baik didalam analisa maupun perencanaan suatu pengujian sumur. Jari-jari
pengamatan menggambarkan sejauh mana (jarak dari lubang bor yang diuji) pencapaian
transien tekanan kedalam formasi apabila diadakan gangguan keseimbangan tekanan
akibat suatu produksi atau penutupan sumur. Akan diperlihatkan disini bahwa jarak
yang ditempuh oleh transien tekanan tadi berhubungan dengan sifat-sifat fisik batuan
dan fluida formasinya dan juga tergantung kepada lamanya waktu pengujian.
Sebelum membicarakan hal ini secara kwalitatif, tinjaulah suatu contoh mengenai
distribusi tekanan disuatu reservoir yang ditunjukkan oleh
Gambar 2.11. Reservoir yang mempunyai batas (re = 3000 ft) ini diamati distribusi
tekanannya setelah 0.1, 1, 10 dan 100 jam produksi. Distribusi tekanan ini dihitung
dengan persmaan difusivitas (Ei) dengan data-data yang ditunjukkan pada Gambar 2.11.
Ada 2 hal yang penting dapat dilihat dari kenyataan Gambar 2.11 tersebut yaitu :
Tekanan pada lubang sumur (r = rw) terus menurun dengan bertambahnya waktu
produksi; demikian pula, tekanan pada titik-titik sejarak dari lubang sumur.
Transien tekanan yang diakibatkan oleh produksi minyak sebesar 177 STB/D terus
bergerak semakin dalam dengan bertambahnya waktu produksi. Untuk setiap waktu
31
produksi yang terlihat pada Gambar 2.11, selalu ada titik diatas mana penurunan
tekanan dari tekanan awal hampir dapat diabaikan, sehingga setelah titik tersebut P = P i.
Jadi ada suatu waktu t, disaat gangguan tekanan akan mencapai jarak ri (radius in
investigation). Hubungan antara t dan ri ini diberikan oleh persamaan
1
kt 2
ri (2.46)
948 Ct
ri yang diberikan oleh persamaan 2.46 ini menggambarkan suatu jarak dimana
gangguan tekanan (turun atau naik) cukup berarti akibat produksi atau injeksi fluida
dengan laju yang tetap.
1 (jam) ri (ft)
0.1 32
1.0 100
10.0 316
100.0 1000
32
Angka-angka ri diatas menunjukkan, jarak dimana (untuk setiap waktu produksi)
perubahan tekanan karena produksi dapat diabaikan (P P1)
33
Contoh 2.4. Penggunaan Konsep Jari-jari Pengamatan
Kita berniat merencanakan suatu ”flow test” pada suatu sumur explorasi untuk
menguji kepastian bahwa sumur tersebut akan menguras formasi dengan jari-jari sejauh
lebih dari 1000 ft.
Jawab :
Jarak minimum yang harus ditempuh oleh transien tekanan adalah 2000 ft (2xr i
untuk lebih aman). Waktu yang dibutuhkan adalah :
t s 948 Ct ri 2 / k
948 0.20.52 x10 5 2000 2
100
= 75.8 jam
Ada suatu hal yang sangat unik di sini bahwa ts ini tidak tergantung dari laju aliran.
Berapapun laju aliran yang diberikan akan meraih jarak yang sama pada suatu t s yang
sama. Didalam prakteknya, laju aliran yang harus dipilih sedemikian rupa sehingga
perubahan tekanan terjadi dapat direkam dengan ketelitian yang cukup untuk suatu
analisa. Tentu saja ini akan sangat bergantung kepada pencatat tekanan yang dipakai
selama pengujian ini berlangsung.
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49