Anda di halaman 1dari 4

Review Jurnal Bimbingan Konseling

Nama : Reni Hartanti

NIM : D97217111

Kelas : 5C PGMI

Judul Artikel

1. Mareyke Jessy Tanod,dkk. Penyelenggaraan Bimbingan Konseling di Sekolah


Dasar. Volume 10 N0 1 P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801 tahun 2019
2. Siti Aminah,dkk. Pengembangan Model Program Bimbingan dan Konseling
Berbasis Karakter di Sekolah Dasar. ISSN 2252-6889 tahun 2014
3. Nindiya Eka Safitri,dkk. Strategi Layanan Bimbingan Dan Konseling Dalam
Pengembangan Nilai Karakter Religius Volume 2 Nomor 1 Februari 2018. Hal 19-25
p-ISSN: 2549-1857; e-ISSN: 2549-4279 tahun 2018

Problem

Penyelenggaraan Bimbingan Konseling berbasis karakter dan nilai religius di Sekolah


Dasar

Procedur/Method
Menggunakan pendekatan kualitatif jenis deskriptif untuk memperoleh gambaran
mengenai pelaksanaan program bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar seperti
menggunakan metode penelitian atau observasi, tes, wawancara, dan pengembangan

Finding
Adapun teknik yang digunakan guru dalam mengidentifikasi dan memahami
kebutuhan peserta didik di Sekolah Dasar adalah tes, observasi, dan wawancara.
Pertama, tes digunakan guru untuk mengidentifikasi dan memetakan kesulitan belajar
sisiwa serta untuk mengetahui tingkat perkembangan kognitif dan psikomotorik
peserta didik. Bentuk tes yang digunakan terdiri dari tes tertulis dan lisan yang
dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar setiap muatan mata pelajaran.
Kedua, teknik observasi digunakan guru untuk mengamati perilaku peserta didik
selama di sekolah, khususnya selama proses pembelajaran berlangsung. Guru
mengamati setiap gerak gerik peserta didik pada saat proses pembelajaran
berlangsung dan menggunakan lembar penilaian guru untuk mencatat
perilaku-perilaku peserta didik. Contoh sikap spiritual yang dinilai terdiri dari sikap
ketaatan beribadah, berperilaku syukur, berdoa sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan, dan toleransi dalam beribadah. Sedangkan contoh sikap sosial yang dinilai
adalah perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri.
Ketiga, teknik wawancara biasanya digunakan guru untuk mendalami penyebab
masalah yang dihadapi peserta didik. Hasil wawancara dengan guru menunjukkan
bahwa masalah umum yang dihadapi peserta didik sekolah dasar adalah terkait
dengan kesulitan belajar dan beradapsi dengan teman sekelasnya.
Ketiga cara tersebut dapat dilakukan saat guru melakukan bimbingan konseling
berkarakter religius. Secara ideal tujuan pendidikan di Indonesia sebagaimana
tercantum dalam Undang-Undang nomr 20 tahun 2003 tentang Sitem Pendidikan
Nasional pasal 3 yaitu “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemapuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal ini dikarenakan karakter
religius sangat dibutuhkan oleh para peserta didik untuk menghadapi perubahan
zaman dengan gambara degradasi moral, dalam hal ini diharapkan peserta didik
mampu memiliki dan berperilaku dengan ukuran baik dan buruk yang didasarkan
pada ketentuan dan ketetapan agama
Adapun strategi layanan bimbingan dan konseling yang dapat dilakukan dalam
mengembangkan karakter religius siswa adalah sebagai berikut:
1. Strategi Layanan Dasar Dalam strategi pengembangan nilai karakter melalui
layanan dasar dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Pengumpulan need assessment (kebutuhan siswa) DCM (Daftar Cek
Masalah).
b. Layanan bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok
c. Pengelolaan media informasi Media informasi layanan bimbingan dan
konseling.
2. Strategi Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual Layanan perencanaan
individual dan peminatan sebagai layanan untuk merencanakan dan mempersiapkan
masa depan peserta didik dengan memperhatikan potensi yang ada pada dirinya
termasuk memperhatikan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Strategi penguatan
nilai karakter religius melalui layanan ini dengan menguatkan dimensi pengalaman
agama.
3. Strategi Layanan Responsif Layanan responsif merupakan layanan segera yang
diberikan kepada peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan peserta didik baik
secara langsung maupun tidak langsung. Pengembangan nilai karakter religius dapat
diterapkan ke dalam strategi layanan responsif. Misalnya penekanan dimensi
keyakinan agama dalam layanan konseling individu bagi peserta didik/konseli, atau
dengan berdoa sebelum kegiatan layanan konseling kelompok dimulai sebagai
implementasi dari aspek keyakinan, peribadatan dan penghayatan.
4. Strategi Dukungan Sistem Internalisasi nilai karakter religius dalam dukungan
sistem misalnya penelitian guru BK tentang penerapan nilai religius siswa di sekolah

Conclusion
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan bimbingan
dan konseling di Sekolah Dasar. Teknik yang dilakukan guru dalam memahami
peserta didik adalah melalui tes, observasi, dan wawancara dari beberapa teknik yang
sudah dijabarkan Bimbingan Konseling berbasis karakter ini bisa dianalisis melalui
teknik yang ada . pada era sekarang pendidikan karakter sangat penting apalagi
karakter religius. karakter religius sangat dibutuhkan oleh para peserta didik untuk
menghadapi degradasi moral, agar mereka mampu memiliki dan berperilaku dengan
ukuran baik dan buruk yang didasarkan pada ketentuan dan ketetapan agama Karakter
ini tidak cukup hanya dikembangkan melalui pendidikan di dalam kelas oleh guru
kelas ataupun guru mapel . Diperlukan partisipasi dari guru BK melalui berbagai
layanan bimbingan dan konseling. Strategi layanan bimbingan dan konseling untuk
mengembangkan karakter religius digolongkan ke dalam 4 (empat) komponen
layanan, yaitu (1) layanan dasar, meliputi kegiatan asesmen kebutuhan, bimbingan
klasikal, bimbingan kelompok, dan penggunaan media inovatif; (2) layanan
peminatan dan perencaan individual, meliputi pembangunan komitmen peserta didik
untuk tetap mengaplikasikan karakter religius di masa depan; (3) layanan responsif,
berupa pelaksaan layanan konseling kelompok dan konseling individu dengan
pendekatan religi; dan (4) dukungan sistem, meliputi kolaborasi antara guru
bimbingan dan konseling dengan guru agama, tokoh agama dan orangtua, serta
adanya penelitian tentang karakter religius oleh guru bimbingan dan konseling
Dan dari tiga jurnal tadi bahwa Bimbingan dan Konseling di sekolah masih belum
terlaksana dengan baik , dalam artian tidak ada guru khusus BK atau bisa disebut wali
kelas merangkap mejadi guru BK.dalam pelaksanaanya juga kurang, analisisnya
kurang mendalam terhadap siswa, meskipun begitu sekolah tetap berusaha melakukan
pemecahan masalah yang terbaik bagi siswanya, dan pendidikan karakter religius juga
sangat diperhitungkan agar semua siswa mempunyai budi pekerti yang baik dan
berpegang pada nilai-nilai kegamaan,

Comments
Saya setuju dengan pembahasan artikel di atas dalam melakukan analisis terhadap
siswa perlu dilakukan beberapa teknik, tidak cukup hanya 1 teknik saja karena
menurut saya kurang valid. Teknik yang dapat dilakukan seperti tes, observasi dan
wawancara sehingga guru BK dapat melakukan analisis dengan benar sehingga
penanganan nya pun menjadi sedikit resiko gagalnya. Dan dari artikel tersebut juga
membahas tentang karakter dan nilai religius menurut saya guru BK juga ikut andil
dalam masalah pembentukkan karakter religius dalam meganalisis karakter juga bisa
dilakukan dari teknik diatas karakter religius sendiri sangatlah penting bagi siswa.
apalagi jika siswanya masih di sekolah dasar, karakter religius ini diharapkan agar
siswa tidak melakukan tindakan yang tidak sepatutnya dan masih tetap berpegang
teguh dengan nilai-nilai agama yang ditanamkan sejak kecil.

Anda mungkin juga menyukai