Anda di halaman 1dari 7

Nama asisten: Desvi Riani Eka P.

Tanggal Praktikum: 26 Maret 2019


Tanggal Pengumpulan: 5 April 2019

KARAKTERISTIK DAN PENGOLAHAN BERBAGAI JENIS SUSU


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Nurul Afifah (240210160050)

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor


Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022) 7798844,
779570 Fax. (022) 7795780 Email: nurul.afifah21@ymail.com

ABSTRAK

Abstrak mencakup latar belakang, tujuan, metode, hasil dan pembahasan, serta
kesimpulan secara singkat. Abstrak berjumlah maksimal 250 kata. Abstrak mencakup
latar belakang, tujuan, metode, hasil dan pembahasan, serta kesimpulan secara singkat.
Abstrak berjumlah maksimal 250 kataAbstrak mencakup latar belakang, tujuan, metode,
hasil dan pembahasan, serta kesimpulan secara singkat. Abstrak berjumlah maksimal
250 kataAbstrak mencakup latar belakang, tujuan, metode, hasil dan pembahasan, serta
kesimpulan secara singkat. Abstrak berjumlah maksimal 250 kataAbstrak mencakup
latar belakang, tujuan, metode, hasil dan pembahasan, serta kesimpulan secara singkat.
Abstrak berjumlah maksimal 250 kataAbstrak mencakup latar belakang, tujuan, metode,
hasil dan pembahasan, serta kesimpulan secara singkat. Abstrak berjumlah maksimal
250 kata

Kata Kunci: kata kunci 1, kata kunci 2, kata kunci 3 (kata kunci berjumlah 3-5, italic,
alfabetis)

PENDAHULUAN albumin), laktosa (gula susu) dan abu


(Muharastri, 2008).
Susu adalah cairan dari kelenjar susu Air susu mengandung berbagai unsur zat
yang diperoleh dengan cara pemerahan sapi gizi yang sangat baik bagi pertumbuhan dan
selama masa laktasi tanpa adanya kesehatan. Komposisi gizi tersebut sangat
penambahan atau pengurangan komponen beragam tergantung pada beberapa faktor,
apapun pada cairan tersebut. Secara seperti faktor keturunan, jenis hewan,
kimiawi susu tersusun atas dua komponen makanan yang meliputi jumlah dan
utama, yaitu air yang berjumlah sekitar komposisi pakan yang diberikan, iklim,
87% dan bahan padat yang berjumlah waktu, lokasi, prosedur pemerahan, serta
sekitar 13%. Bahan padat susu terdiri dari umur sapi (Muharastri, 2008).
berbagai senyawa kimia, baik yang Mutu atau kualitas susu bagian penting
tergolong senyawa zat gizi makro dalam produksi dan perdagangan susu .
(makronutrien) seperti lemak, protein dan Derajat mutu susu hanya dapat
karbohidrat, maupun senyawa zat gizi dipertahankan selama waktu tertentu, yang
mikro (mikro nutrien) seperti vitamin dan selanjutnya akan mengalami penurunan dan
mineral serta beberapa senyawa lainnya berakhir dengan kerusakan susu. Mutu atau
(Muhammad, 2002). Komposisi utama susu kualitas susu dapat dilihat dari karakteristik
adalah air, lemak, protein (kasein dan organoleptik dan sifat kimia susu.
Teknologi pengolahan susu mencakup mengapung. Dicatat skala pengukuran
penanganan susu pasca pemerahan hingga kemudian dihitung densitas susu dengan
penerapan berbagai metode pengolahan
untuk menghasilkan produk yang siap rumus berikut:
didistribusikan atau dikonsumsi (Legowo
dkk., 2009). Proses pengolahan susu skala + (suhu − 102ºF)
bertujuan untuk memperoleh produk susu BJ = 1 + ( )
1000
yang beranekaragam, mempunyai kualitas
dan kadar gizi yang tinggi, tahan selama
penyimpanan, mempermudah pemasaran pH Susu
dan transportasi, sekaligus meningkatkan Susu sapi dan kambing segar
nilai tukar dan daya guna bahan mentahnya dimasukkan ke dalam cawan. Kemudian
(Eniza, 2004).
Tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu diuji pH susu dengan pH meter.
untuk mengetahui karakteristik
organoleptik dan sifat kimia susu, serta cara Titik Isoelektrik
penanganan susu segar. Sususapi dan kambing kambing
METODOLOGI segar dimasukkan ke dalam beaker
glass. Kemudian dihomogenkan dengan
Alat dan Bahan magnetic stirrer sambil ditambah asam
Alat yang digunakan dalam sitrat setiap 5 menit. Lalu diamati
praktikum ini adalah beaker glass, hingga terbentuk gumpalan. Setelah
cawan, cream separator, gelas ukur, terbentuk gumpalan, diukur pH akhir
lactoscan, magnetic stirrer, panci, dan susu.
pH meter
Bahan yang digunakan yakni air, Pasteurisasi
asam sitrat, susu evaporasi, susu kambing,
susu pasteurisasi, susu sapi, susu skim Susu sapi dan kambing segar
bubuk, dan susu UHT. dipasteurisasi padasuhu 65ºC selama 15
menit. Kemudian diamati dan diuji
Sifat Organoleptik Susu lactoscan.
Susu UHT, pasteurisasi, evaporasi,
dan susu segar (sapi dan kambing) Separasi
diamati warna, rasa, aroma, dan tekstur. Susu sapi dan kambing segar
Susu skim bubuk diamati warna, aroma, dipanaskan pada suhu 40ºC. Lalu
tesktur, dan rasa. Kemudian susu skim diseparasi dengan cream separator.
bubuk dilarutkan dengan air lalu Hasil yang diperoleh berupa krim dan
diamati kembali warna, aroma, tekstur skim. Skim yang diperoleh diuji dengan
dan rasa. lactoscan.

Densitas Susu Segar HASIL DAN PEMBAHASAN


Susu sapi dan kambing segar Pengujian yang dilakukan pada
praktikum kali ini terdiri dari pengamatan
dipanaskan terlebih dahulu hingga suhu
terhadap sifat organoleptik susu, sifat kimia
27,5ºC. Setelah itu dimasukkan ke susu, dan pengolahan susu.
dalam gelas ukur 1 liter. Lalu
dimasukkan laktodensitometer sampai
Sifat Organoleptik Susu Rasa gurih pada susu disebabkan oleh
Salah satu cara untuk mengetahui adanya kandungan klorida, sitrat, dan
kualitas susu yang baik adalah dengan uji garam-garam mineral lainnya. Susu segar
organoleptik atau uji sensoris. Uji sapi yang diamati memiliki tekstur cair
organoleptik adalah cara menilai mutu karena secara kimiawi susu tersusun dari
suatu bahan makanan atau minuman 87% air dan hanya 13% padatan, sehingga
menggunakan panca indera. Uji susu segar sapi yang diamati memiliki
organoleptik pada praktikum ini tekstur cair (Legowo dkk., 2006).
menggunakan tujuh sampel susu, yaitu susu Secara organoleptik, karakteristik susu
segar sapi, susu segar kambing, susu segar kambing tidak terlalu signifikan
pasteurisasi, susu UHT, susu evaporasi, dengan susu segar sapi. Namun, warna susu
susu skim bubuk, dan susu skim sapi terlihat lebih kuning dibandingkan
rekonstitusi. Sifat organoleptik susu yang dengan susu kambing. Hal ini disebabkan
diamati meliputi warna, aroma, tekstur, dan oleh susu segar sapi memiliki kandungan
rasa. lemak yang lebih banyak dibandingkan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Sifat susu kambing, sehingga warna susu
Organoleptik Susu kambing terlihat lebih kuning (Sunarlim
Sampel Warna Aroma
Tekstu
Rasa dkk, 1992).
r Susu pasteurisasi yang diamati memiliki
Aroma
Susu Putih
sapi Cair Agak
karakteristik berwarna putih, aroma khas
Segar kekuning susu, tekstur cair, dan rasa agak asin.
(perng +++ gurih
Sapi an+
us) Warna putih dari susu diakibatkan oleh
Susu Putih dispersi yang merefleksikan sinar dari
Perngu Cair Agak
Segar kekuning globula-globula lemak serta partikel-
s ++ asin
Kambing an
Susu
pertikel koloid senyawa kasein dan kalsium
Khas Cair Agak posfat. Warna susu dapat dipengaruhi oleh
Pasteuris putih
susu + ++++ asin
asi beberapa faktor seperti bangsa ternak, jenis
Putih Khas pakan, jumlah lemak, bahan padat dan
Susu Cair Manis
kekuning susu bahan pembentuk warna. Bau khas susu
UHT ++ gurih
an ++ ++
Susu Oranye
disebabkan oleh beberapa senyawa yang
Kental Manis mempunyai aroma spesifik dan sebagian
Evaporas kecoklata Manis
++ ++
i n bersifat volatil (Eniza, 2004).
Bubuk, Susu UHT yang diamati memiliki
Susu Putih Khas
agak Manis karakteristik berwarna putih kekuningan,
Skim kekuning susu
berpasi ++
Bubuk an vanilla
r memiliki aroma khas susu, tekstur cair, dan
Susu rasa manis sedikit gurih. Susu UHT cair
Putih Khas
Skim
kekuning susu
Cair Manis adalah produk susu cair yang diperoleh dari
Rekonstit +++ + susu segar atau susu rekonstitusi atau susu
an ++++
usi
rekombinasi yang disterilkan pada suhu
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019) tidak kurang dari 135°C selama 2 detik dan
dikemas segera dalam kemasan steril secara
Berdasarkan hasil pengamatan, susu aseptis. Waktu pemanasan yang singkat
segar sapi yang diamati memiliki dimaksudkan untuk mencegah kerusakan
karakteristik berwarna putih kekuningan, nilai gizi susu serta untuk
beraroma sapi (prengus), memiliki tekstur mendapatkan warna, aroma dan rasa yang
yang cair, dan cita rasa sedikit gurih. Warna relatif tidak berubah seperti susu segarnya.
susu segar yang normal adalah putih sedikit
Hal ini yang membuat karakteristik susu
kekuningan. Warna kekuningan disebabkan
karena adanya pigmen karoten yang terlarut segar dan susu UHT tidak jauh berbeda
di dalam lemak susu. Aroma prengus yang (Eniza, 2004).
dihasilkan berasal dari asam-asam lemak Susu evaporasi yang diamati
rantai pendek dan sedang, seperti asam memiliki karakteristik berwarna oranye
kaproat, asam kaprilat, dan asam kaprat. kecoklatan, memiliki aroma manis,
teksturnya kental, dan rasanya manis. Semakin tinggi jumlah padatan non lemak
Warna susu evaporasi yang cenderung pada susu, maka densitasnya semakin tinggi
oranye kecoklatan disebabkan oleh dan densitas akan mengalami penurunan
reaksi Maillard yang terjadi saat susu bila kandungan lemak pada susu semakin
dievaporasi. Rasa dan aroma yang tinggi (Walstra dkk., 2006).
Pengukuran densitas pada kedua sampel
manis pada susu evaporasi disebabkan susu dilakukan dengan menggunakan
oleh gula yang ditambahkan saat proses laktodensitometer. Laktodensimeter adalah
pembuatan. Tesktur yang kental hidrometer dimana skalanya sudah
disebabkan oleh pada proses pembuatan disesuaikan dengan berat jenis susu.Prinsip
susu evaporasi dilakukan penghilangan kerja alat ini mengikuti hukum archimides
kadar air dari susu segar sebanyak 60% yaitu jika suatu benda dicelupkan ke
(Eniza, 2004). dalamsuatu cairan, maka benda tersebut
Susu skim bubuk yang diamati memiliki akan mendapat tekanan keatas sesuai
karakteristik berwarna putih kekuningan, dengan berat volume cairan yang
aroma khas susu vanilla (manis), tekstur dipindahkan.
bubuk, dan memiliki cita rasa yang manis. Tabel 2. Hasil Pengamatan Densitas Susu
Susu skim bubuk memiliki tekstur seperti Segar
bubuk karena susu bubuk skim adalah
produk susu yang diperoleh dengan proses Sampel Laktodensitometer
pengeringan susu skim pasteurisasi. Susu
skim pasteurisasi ini yaitu susu sapi yang
Susu Segar Sapi 1,0015
telah diambil sebagian besar lemaknya dan
diubah bentuknya menjadi bubuk, dan
merupakan bagian susu yang banyak Susu Segar Kambing 1,0105
mengandung protein. Susu skim
mengandung semua zat makanan dari susu (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019)
kecuali lemak, dan vitamin-vitamin yang
larut dalam lemak (Muhammad, 2002). Berdasarkan hasil pengukuran, nilai
Susu skim rekonstitusi yang diamati densitas susu sapi segar adalah 1,0015
memiliki karakteristik berwarna putih g/cm3, sedangkan susu kambing segar
kekuningan, memiliki aroma khas susu, 1,0105 g/cm3. Data tersebut menunjukkan
memiliki tekstur yang cair, dan rasa yang bahwa nilai densitas pada susu kambing
manis. Susu skim rekonstitusi adalah segar lebih tinggi dibandingkan dengan
produk susu cair yang diperoleh dari proses susu sapi segar. Hal ini dapat disebabkan
penambahan air pada susu bubuk skim. oleh jumlah padatan non lemak pada susu
Setelah susu skim bubuk dilarutkan dalam kambing lebih tinggi dibandingkan dengan
air, tidak ada perubahan karakteristik susu sapi. Menurut literatur, semakin tinggi
Perubahan hanya terdapat pada tekstur jumlah padatan non lemak pada susu, maka
susu, yaitu dari bubuk berubah menjadi densitasnya juga semakin tinggi (Walstra
cair. Hal ini disebabkan oleh susu skim dkk., 2006). Berdasarkan SNI 3141.1:2011
rekonstitusi merupakan produk yang syarat densitas atau berat jenis susu segar
diperoleh dengan cara menambahkan air pada suhu 27,5ºC minimum 1,0270 g/ml
pada susu skim bubuk, sehingga partikel- (BSN, 2011).
partikel bubuk susu skim akan terlarut di Perbedaan nilai densitas pada setiap
dalam air dan membuat tekstur susu skim susu dapat dipengaruhi oleh beberapa
rekonstitusi menjadi cair (Muhammad, faktor, seperti pakan, perubahan kondisi
2002). kadar lemak, adanya gas-gas yang timbul
dalam susu, protein, laktosa, jenis ternak,
Densitas Susu Segar usia ternak, dan kesehatan lingkungan
Densitas susu merupakan parameter (Harjadi, 1996).
yang dapat mengindikasikan kualitas susu.
Densitas pada susu segar sangat bervariasi.
pH dan Titik Isoelektrik Susu Segar koagulasi. Koagulasi merupakan salah satu
pH atau derajat keasaman digunakan kerusakan pada susu. Susu yang mengalami
untuk menyatakan tingkat keasaman atau koagulasi akan menggumpal (berwujud
basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan
gel). Mekanisme koagulasi tergantung pada
atau benda. pH normal memiliki nilai 7,
sementara bila nilai pH > 7 menunjukkan jenis koagulan yang digunakan. Koagulan
zat tersebut memiliki sifat basa, sedangkan jenis asam mengkoagulasi protein pada pH
nilai pH < 7 menunjukkan keasaman. pH 0 isoelektrik, dimana di dalam larutan, asam
menunjukkan derajat keasaman yang tinggi, mendonorkan proton (ion H+). Titik
dan pH 14 menunjukkan derajat kebasaan isoelektrik terjadi akibat adanya reaksi dari
tertinggi. ion H+ dengan ion negatif dari protein
Setiap asam amino mempunyai titik
sehingga menghasilkan kondisi netral.
isoelektrik yang berbeda-beda. Titik
isoelektrik adalah saat dimana pada pH Kondisi ini menyebabkan kelarutan protein
asam amino berada pada bentuk amfoter menurun dan membentuk gel (Sidar, dkk,
(zwitter ion). Saat titik isoelektrik ini 2009).
kelarutan protein menurun dan mencapai Koagulasi pada susu dapat disebabkan
angka terendah, protein akan mengendap oleh penambahan asam, garam atau
dan menggumpal. Jumlah kation dan anion pemanasan. Saat mencapai titik
yang terbentuk sama banyaknya (Suhardi
isoelektriknya, struktur kasein berubah
(1991).
Tabel 3. Hasil Pengamatan pH dan Titik membentuk koagulan sehingga terbentuk
Isoelektrik Susu Segar semi padat atau menjadi gel. Saat titik
pH isoelektrik, kasein tidak bisa larut dalam air
Sampel pH Awal
Isoelektrik dan menyebabkan terjadinya proses
Susu Segar netralisasi. Proses ini menyebabkan kasein
6,85 4,18
Sapi mengendap (Diastari dan Agustina, 2013).
Susu Segar Koagulasi tidak diharapkan pada
6,72 4,54
Kambing beberapa produk susu, namun pada produk
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019) tertentu koagulasi pada susu memiliki
peranan yang sangat penting. Contoh
Berdasarkan hasil pengamatan, susu produk susu yang menerapkan koagulasi
segar sapi memiliki pH awal 6,85, adalah keju dan yoghurt (Legowo dkk.,
sedangkan susu kambing 6,72. Setelah 2009)
mencapai titik isoelektriknya, pH susu
segar sapi menurun menjadi 4,18 dan susu Pengolahan Susu
kambing menjadi 4,54. Berdasarkan
Uji Lactoscan pada Susu Pasteurisasi
literatur, titik isoelektrik kasein terjadi pada
Pengolahan susu segar menjadi susu
pH 4,6-5,0. Perbedaan pH titik isolektrik pasteurisasi merupakan salah satu upaya
dapat dipengaruhi oleh radikal karboksil untuk memperpanjang masa simpan susu
bebas yang cenderung membentuk tanpa banyak merubah sifat fisiknya.
radikal bermuatan negatif, sehingga Pasteurisasi merupakan suatu proses
pemanasan yang menggunakan suhu rendah
harga titik isoelektriknya rendah. di bawah 100 °C. Pasteurisasi bertujuan
Sebaliknya, protein yang kaya akan untuk menonaktifkan enzim-enzim dan
radikal amino bebas mempunyai harga memperpanjang daya simpan susu.
titik isoelektrik yang tinggi (Sumardjo, Pasteurisasi dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu Low Temperature Long Time
2009). (LTLT) dengan suhu 63 °C selama 30 menit
Saat mencapai titik isoelektriknya, dan High Temperature Short Time (HTST)
maka protein susu (kasein) akan mengalami
dengan suhu 72 °C selama 15 detik Laktosa 3,34 3,96
(Malaka, 2010). Air 30,25 9,23
Berikut ini adalah hasil analisis uji (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019)
lactoscan pada susu pasteurisasi.
Tabel 4. Hasil Analisis Lactoscan pada Berdasarkan uji lactoscan, kadar lemak
Susu Pasteurisasi (fat) pada susu skim separasi kambing dan
Susu Susu sapi adalah 0,00 kg/m3 dan 0,085 kg/m3.
Keterangan
Sapi Kambing Hasil pengamatan menunjukkan kedua susu
Fat 3,26 5,91 skim memiliki jumlah lemak yang rendah.
Densitas 20,53 29,71 Hal ini disebabkan oleh pada proses
Protein 2,17 4,15 separasi susu terjadi pemisahan antara skim
Total Solid 5,94 8,75 dan krim. Skim merupakan bagian susu
Laktosa 3,26 3,94 yang mengandung sedikit lemak, sedangkan
Air 29,42 3,4 krim merupakan bagian susu yang banyak
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019) mengandung lemak (Eniza, 2004).
Berdasarkan hasil pengujian lactoscan, Hasil pengamatan menunjukkan kedua
kadar lemak (fat) susu sapi dan susu susu skim memiliki densitas yang tinggi.
kambing yaitu 3,26 kg/m3 dan 5,91 kg/m3 Hal ini dikarenakan susu skim merupakan
bagian susu yang banyak mengandung
Uji Lactoscan pada Susu Skim Separasi
protein (Buckle et al, 1987). Berat jenis air
Separasi susu merupakan proses
susu umumnya dipengaruhi oleh zat
pemisahan krim dan skim susu. Krim
penyusunnya, dimana semakin banyak
adalah bagian susu yang banyak
kadar protein pada susu maka berat
mengandung lemak yang timbul ke bagian
jenisnya akan semakin tinggi. Berdasarkan
atas dari susu pada waktu didiamkan atau
hasil pengujian, kandungan protein yang
dipisahkan dengan alat pemisah. Ada pula
terdapat pada susu skim kambing lebih
yang menyebutnya ‘kepala susu”. Susu
banyak dibandingkan dengan susu skim
skim adalah bagian susu yang banyak
sapi. Hal ini sesuai dengan literatur yang
mengandung protein, sering disebut “serum
menyatakan bahwa susu kambing
susu”. Susu skim mengandung semua zat
mempunyai kandungan protein yang lebih
makanan dari susu kecuali lemak dan
vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. tinggi dibandingkan dengan susu sapi (Al-
Krim dan susu skim dapat dipisahkan Baarri, 2005).
dengan alat yang disebut separator. Alat ini Total Solid (TS) pada susu skim
bekerja berdasarkan gaya sentrifuge. kambing lebih besar dibandingkan dengan
Pemisahan krim dan susu skim dapat terjadi susu skim sapi. Total Solid (TS) merupakan
karena kedua bahan tersebut mempunyai jumlah padatan yang terkandung dalam
berat jenis yang berbeda. Krim mempunyai susu. Setelah proses separasi, umumnya
berat jenis yang rendah karena banyak susu mengalami penurunan total padatan.
mengandung lemak. Susu skim mempunyai Hal ini dapat disebabkan oleh pada saat
berat jenis yang tinggi karena banyak separasi terjadi proses pemisahan krim dan
mengandung protein, sehingga dalam skim. Proses pemisahan ini menyebabkan
sentrifugasi akan berada di bagian dalam kadar lemak dalam susu skim semakin
(Eniza, 2004). Berikut ini adalah hasil berkurang, sehingga total padatan pada susu
analisis lactoscan pada susu skim separasi. skim juga semakin rendah. Total Solid (TS)
Tabel 5. Hasil Analisis Lactoscan pada yang terkandung dalam susu rata-rata 13%
Susu Skim Separasi dan solid non fat (SNF) rata-rata 9,5%
(Eniza, 2004).
Susu Susu
Keterangan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
Sapi Kambing
jumlah laktosa pada susu kambing lebih
Fat 0,00 0,085
rendah dibandingkan dengan susu sapi. Hal
Densitas 23,76 34,875
ini sesuai literatur yang menyatakan bahwa
Protein 2,23 4,20 laktosa yang terkandung dalam susu
Total Solid 6,07 8,795
kambing lebih rendah dibandingkan dengan
susu sapi (Eniza, 2004).
Uji lactoscan menunjukkan bahwa
jumlah air pada susu skim sapi lebih tinggi
dibandingkan dengan jumlah air pada susu
skim kambing. Hal ini dapat terjadi karena
jumlah lemak yang terkandung dalam susu
sapi lebih banyak dibandingkan dengan
susu kambing. Skim merupakan bagian
susu yang hanya mengandung sedikit
lemak, sehingga kadar air pada susu skim
sapi lebih tinggi dibandingkan susu skim
kambing (Eniza, 2004).

Anda mungkin juga menyukai