Anda di halaman 1dari 7

GENRTIKA “LAPORAN PRAKTIKUM DERMATOGLIFI (SIDIK JARI)”

TUGAS
Genetika

Raras Woro Suryandari L.


173112620120139

FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2018
I LATAR BELAKANG

1.1 Pendahuluan

Dermatoglifi merupakan pengetahuan mengenai gambaran sulur-sulur yang terdapat pada


permukaan ujung jari tangan, telapak tangan, ujung jari kaki, telapak kaki dan lipatan kulit
(crease) telapak tangan semua primata (Campbell, 1998). Dermatoglifi adalah ilmu tentang
bentuk atau pola sidik jari. Penelitian tentang sidik jari telah dilakukan sejak 200 tahun yang lalu.
Sidik jari mempunyai bentuk yang tetap, tidak akan mengalami perubahan dan berbeda antara
idividu yang satu dengan yang lain. Sidik jari adalah gurat-gurat yang terdapat di kulit ujung jari.
Fungsinya adalah untuk memberi gaya gesek lebih besar agar jari dapat memegang benda-benda
lebih erat. Dermatoglifi (Sidik jari) adalah hasil reproduksi tapak jari baik yang sengaja diambil,
dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karena pernah tersentuh
dengan kulit telapak tangan/kaki. Kulit telapak adalah kulit pada bagian telapak tangan mulai
dari pangkal pergelangan sampai ke semua ujung jari dan kulit bagian dari telapak kaki mulai
dari tumit sampai ke ujung jari yang mana pada daerah tersebut terdapat garis halus menonjol
yang keluar satu sama lain yang dipisahkan oleh celah/alur yang membentuk lukisan tertentu.
Sidik jari dapat digunakan untuk mengenali identitas orang yang memilikinya karena
bentuknya khas untuk setiap orang. Tidak berubah seumur hidup seseorang dan sangat sulit
membuat tiruannya. Sidik jari sudah lama diyakini dapat digunakan sebagai alat identifikasi yang
handal. Keyakinan tersebut didasari pada premis bahwa sidik jari yang dimiliki setiap orang
adalah unik dan tidak berubah. Sir William Herschel seorang pionir dibidang penelitian sidik jari
dari lnggris, pada tahun 1860 menyatakan bahwa pola sidik jari manusia sudah terbentuk sejak
masih janin dalam kandungan dan tidak akan berubah seumur hidup kecuali karena luka yang
serius maupun karenadeformasi ketika sudah mati.
Gambaran salur-salur dermal ditentukan oleh banyak gen yang pengaruhnya saling
menambah dan mungkin beberapa diantaranya bersifat dominan dan tidak dipengaruhi oleh
faktor luar sesudah lahir, misalnya geografik, ekonomi, dan lainlain. Sidik jari merupakan obyek
yang menarik untuk diselidiki dan telah digunakan baik untuk keperluan identifikasi, hubungan
keturunan, maupun membantu diagnosis. Pola sidik jari atau dermatoglifi ditentukan oleh banyak
gen yang saling berinteraksi dan dibantu oleh faktor lingkungan. Pola penurunan seperti ini
disebut dengan multifaktor. Proses pembentukan sidik jari akan terjadi pada fetus saat dalam
kandungan. Dimana pada kehamilan sebelum 12 minggu pembentukan pola sidik jari sangat
dipengaruhi oleh faktor genetis dan lingkungan dari fetus, sehingga adanya kelainan kromosom
dapat juga ditunjukkan dengan bentuk pola sidik jari yang berbeda dibandingkan dengan
manusia normal.
Pola sidik jari terdiri atas tiga bentuk pola dasar, yaitu arch, loop dan whorl. Arch adalah
pola yang terbentuk dari sulur-sulur yang melengkung dari satu sisi ke sisi lainnya. Loop adalah
pola yang terbentuk dari satu atau lebih sulur yang melengkung dari salah satu sisi, berbalik arah,
hingga menyentuh atau melewati batas triradius. Loop terbagi menjadi dua yaitu loop ulnar dan
loop radial. Pola loop ulnar mengarah pada sisi ulnar (jari kelingking) dan pola loop radial
mengarah pada sisi radial (ibu jari). Whorl adalah pola yang terbentuk dari beberapa sulur yang
membentuk suatu putaran hingga melalui satu sirkuit. Triradius merupakan delta yang terbentuk
oleh pertemuan tiga sulur. Pola arch tidak memiliki triradius, pola loop memiliki satu triradius,
sedangkan pola whorl memiliki dua triradius (Bhat et al., 2014).
Bentuk Pola Sidik Jari terdiri dari tiga bentuk sidik jari yaitu busur (arch), sangkutan
(loop), dan lingkaran (whorl). Bentuk pokok tersebut terbagi lagi menjadi beberapa subgroup
yaitu bentuk busur terbagi menjadi plain arch dan tented arch, bentuk sangkutan terbagi
menjadi ulnar loop dan radial loop, sedangkan bentuk lingkaran terbagi menjadi plain whorl,
central pocket whorl, double loop whorl dan accidental whorl. Perbedaan utama dari ketiga
bentuk pokok tersebut terletak pada keberadaan core dan delta pada lukisan sidik jarinya.
a. Arch (busur)

Arch merupakan bentuk pokok sidik jari yang semua garis-garisnya datang dari satu sisi
lukisan, mengalir atau cenderung mengalir ke sisi yang lain dari lukisan itu, dengan
bergelombang naik ditengah-tengah. Arch terdiri dari:
1. Plain arch adalah bentuk pokok sidik jari dimana garis-garis datang dari sisi lukisan
yang satu mengalir ke arah sisi yang lain, dengan sedikit bergelombang naik
ditengah..
2. Tented arch (tiang busur) adalah bentuk pokok sidik jari yang memiliki garis tegak
(upthrust) atau sudut (angle) atau dua atau tiga ketentuan loop
b. Loop

Loop adalah bentuk pokok sidik jari dimana satu garis atau lebih datang dari satu sisi
lukisan, melereng, menyentuh atau melintasi suatu garis bayangan yang ditarik antara delta dan
core, berhenti atau cenderung berhenti ke arah sisi semula. Syarat- syarat (ketentuan) Loop:
 Mempunyai sebuah delta.
 Mempunyai sebuah core.
 Ada garis melengkung yang cukup.
 Mempunyai bilangan garis
Bentuk loop terdiri dari 2 jenis, yaitu
1. Ulnar loop : garisnya memasuki pokok lukisan dari sisi yang searah dengan
kelingking, melengkung ditengah pokok lukisan dan kembali atau cenderung
kembali kearah sisi semula.
2. Radial loop : garisnya memasuki pokok lukisan dari sisi yang searah dengan jempol,
melengkung ditengah pokok lukisan dan kembali atau cenderung kembali kearah sisi
semula.
c. Whorl (lingkaran)
Whorl adalah bentuk pokok sidik jari, mempunyai 2 delta dan sedikitnya satu
garis melingkar didalam pattern area, berjalan didepan kedua delta. Jenis whorl terdiri dari
plain whorl, central pocket loop whorl, double loop whorl dan accidental whorl.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi sidik jari sendiri, menentukan pola dari
sidik jari tersebut, menghitung jumlah sulur dari sidik jari tersebut, menghitung frekuensi dari
pola sidik jari tersebut

II METODE PRAKTIKUM
a. Alat
 Tinta Hitam
 Kertas untuk menempelkan sidik jari dan telapak tangan
 Alat tulis
 Kaca
 Rol cat
 Penggaris busur
b. Cara Kerja
Pola sidik jari tangan dan telapak tangan dibuat pada kertas yang telah ditentukan dengan
menggunakan tinta yang telah disediakan. Kemudian pola sidik jari setiap jari ditentukan, jumlah
sulur setiap jari dan total hitung sulurnya dihitung, serta derajat sudut ATD setiap telapak tangan
dan rata-ratanya ditentukan
III HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil yang didapat dengan menempelkan ujung jari (dimulai dari ibu jari
sampai kelingking, tangan kanan dan kiri) adalah sebagai berikut :
Pada Tangan Kanan :
1. Pola sulur pada ibu jari adalah Radial loop dengan total hitung sulur sebanyak 15.
2. Pola sulur pada telunjuk adalah Radial loop dengan total hitung sulur sebanyak 14.
3. Pola sulur pada jari tengah adalah Radial loop dengan total hitung sulur sebanyak 11.
4. Pola sulur pada jari manis adalah Radial loop dengan total hitung sulur sebanyak 9.
5. Pola sulur pada kelingking adalah Radial loop dengan total hitung sulur sebanyak 12.
Pada Tangan Kiri :
1. Pola sulur pada ibu jari adalah Radial loop dengan total hitung sulur sebanyak 8.
2. Pola sulur pada telunjuk adalah Radial loop dengan total hitung sulur sebanyak 15.
3. Pola sulur pada jari tengah adalah Radial loop dengan total hitung sulur sebanyak 13.
4. Pola sulur pada jari manis adalah Radial loop dengan total hitung sulur sebanyak 15.
5. Pola sulur pada kelingking adalah Radial loop dengan total hitung sulur sebanyak 10.
Pada praktikum yang sudah dilakukan, didapatkan hasil dari menghitung total hitung
sulur atau ridge count (TRC), yaitu dengan menggunakan rumus :

TRCtotal = TRC tangan kanan + TRC tangan kiri

Hasil TRC (tangan kanan) = 61 (dengan penjelasan yang sudah ada diatas).
Hasil TRC (tangan kiri) = 61 (dengan penjelasan yang sudah ada diatas).
Jadi totalnya adalah = 61 + 61 = 121
Total jumlah titik radius (ATD), tangan kanan didapat sudut sebesar 40° dan tangan kiri
dengan sudut 40°. Setelah dijumlah dan dirata-rata maka ATD yang didapat adalah 40°. Selain
itu, hasil dari jumlah titik triradius (ATD) yang didapat dari sudut rata-rata pada telapak tangan
kanan dan tangan kiri yang menggunakan rumus :
ATD rata-rata = ATD tangan kanan + ATD tangan kiri
2
Dan hasil ATD yang didapat dari Praktikum ini adalah :
ATD rata-rata = 40° + 40° = 40°
2
Hasil ATD ini mennjukan bahwa nilai 40° masih berada dikisaran normal dari apa yang telah
ditetapkan.

IV KESIMPULAN

Dari hasil TRC yang didapat dari percobaan di atas adalah 150. Hasil dari rata- rata sudut
ATD yang didapat adalah 47,5°, ini menunjukan bahwa hasil yang didapat masih berada pada
kisaran normal (35° – 50°).

DAFTAR PUSTAKA

Bhat, Gh. Mohd., M. A. Mukhdoomi, B. A. Shah, Mohd S. Ittoo. 2014. Dermatoglyphics: in


health and disease - a review. International Journal of Research in Medical Sciences.
2(1):31-37.

Campbell. 1998. Fingerprints & Palmar Dermatoglyphics. Tersedia di


http://www.dermatoglyphics.co./. Diakses 18 Januari 2019.

Gelehrter TD, Collins FS, and Ginsburg D. Principles of Medical Genetics, 2nd Ed. USA :
Williams & Willkins, 1998; 170-73

Suryo (2008).Genetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University)

Anda mungkin juga menyukai