Anda di halaman 1dari 5

Nama Peneliti : JELITA FEBRIANTI F.

MEJA 6
Kelas / NIM : Akafarma 2 / 16009 BU ANDINI

PRAKTIKUM :

ARGENTOMETRI MOHR

A. TUJUAN
Untuk mengetahui dan menentukan kadar sampel suatu garam halida (Cl, Br, I)
berdasarkan pengukuran volume menggunakan titrasi argentometri melalui metode Mohr.

B. WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM


Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Putra Indonesia Malang pada
Selasa, 9 Mei 2017.

C. DASAR TEORI
Analisis titrimetri mengacu pada analisis kuantitatif yang dilakukan dengan
menetapkan volume suatu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat, yang diperlukan
untuk bereaksi secara kuantitaif dengan larutan zat yang akan ditetapkan. Berdasarkan
fungsinya, analisis titrimetri dibagi menjadi 4. Titrasi pengendapan atau argentometri yaitu
reaksi bergantung pada senyawa ion-ion perak dengan suatu larutan klorida.
Titrasi argentometri terbagi menjadi 3 macam yaitu :
1. Titrasi Mohr, yaitu titrasi yang digunakan untuk menentukan garam-garam halida (Cl,
Br, I)
2. Titrasi Volhard, yaitu titrasi yang digunakan untuk menentukan logam perak, dan bisa
digunakan untuk menentukan garam-garam halida.
3. Titrasi Fajan, yaitu titrasi yang digunakan untuk menentukan garam halida dengan cara
standarisasi AgNO3.
Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal adalah melibatkan reaksi
pengendapan antara ion halida (Cl-, I-, Br-) dengan ion perak Ag+. Titrasi ini biasanya disebut
sebagai Argentometri yaitu titrasi penentuan analit yang berupa ion halida (pada umumnya)
dengan menggunakan larutan standart (baku sekunder) perak nitrat AgNO3. AgNO3 bersifat
tidak korosif, tidak beracun, mudah didapatkan, dan relatif stabil dalam penyimpanan. Larutan
baku primer yang digunakan yaitu NaCl, karena suasana yang dibutuhkan harus netral, karena
jika suasana asam maka Ag2CrO4 akan larut, dan bila suasana basa maka Ag2CrO4 akan
terhidrolisis. Selain itu NaCl bersifat mudah bereaksi dengan baku sekunder, tidak korosif dan
beracun, mudah didapatkan, mudah dimurnikan, memiliki bobot massa relative atau molekul
yang tinggi sehingga mudah dalam penimbangan.
Sampel mengandung garam halida karena melakukan titrasi Mohr, dan untuk
menentukan sampel dipilih bersifat tidak beracun, tidak korosif, tingkat kemurnian yang besar
sehingga tingkat kesalahan penimbangan tidak terlalu besar. Kalium kromat (K2CrO4)
digunakan dalam titrasi argentometri dalam menentukan ion garam halida sebagai indikator.
Prinsip penentuan ion Cl- dengan titrasi argentometri adalah AgNO3 akan bereaksi
dengan ion Cl membentuk endapan AgCl yang berwarna putih. Bila semua Cl - sudah habis
bereaksi dengan Ag+ dari AgNO3 , maka kelebihan sedikit Ag+ akan bereaksi dengan CrO42-
dari indikator K2CrO4 yang ditambahkan, ini berarti titik akhir titrasi telah dicapai, yaitu bila
terbentuk warna merah bata dari endapan Ag2CrO4.
Reaksi :

1. Reaksi Pembakuan
NaCl + AgNO3 → AgCl ↓putih + NaNO3
AgNO3 + K2CrO4 → Ag2CrO4 ↓putih + KNO3
2. Reaksi Penetapan Kadar Sampel : Sampel (Garam halida)
Halida (Cl-) + AgNO3 → AgCl ↓putih + NO3-
Kelebihan 1 tetes AgNO3 :
AgNO3 + K2CrO4 → Ag2CrO4 ↓merah bata + KNO3

D. ALAT DAN BAHAN


 Alat :

Erlemeyer Anak Timbangan


Statif Kertas Perkamen  Bahan :
Buret Kertas Putih 1. NaCl
Labu Ukur 100mL Labu Ukur 250mL 2. AgNO3
Beaker Glass Sendok Tanduk 3. K2CrO4
Timbangan Analitik Batang Pengaduk 4. Garam halida (NaCl)
Pipet Tetes Gelas Corong 5. Aquadest
Botol Semprot Bola Hisap 6. Faselin
Pipet Volume 5 mL Klem
E. PROSEDUR PRAKTIKUM
Pembuatan larutan baku sekunder AgNO3 0,01N 250mL , tertimbang = 0,432 g

𝑚𝑜𝑙 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
N = M.valensi 𝑀=
𝑉(𝐿) 𝑚𝑜𝑙 =
𝑀𝑟
0,01N = M. 1
𝑚𝑜𝑙 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
0,01𝑁 0,01𝑀 = 0,0025 𝑚𝑜𝑙 =
=M 0,25𝐿 169,87 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
1

𝑀 = 0,01 𝑀 0,01𝑀 𝑥 0,25𝐿 = 𝑚𝑜𝑙 𝑚assa = 0,0025 mol x 169,87 g/mol

Mol =0,0025 mol Massa = 0,4247 gram

Pembuatan baku primer NaCl 0,01N 100mL


N = M.valensi 𝑚𝑜𝑙 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑀= 𝑚𝑜𝑙 =
𝑉(𝐿) 𝑀𝑟
0,01N = M. 1 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑚𝑜𝑙 0,001 𝑚𝑜𝑙 =
0,01𝑁
=M 0,01𝑀 = 58,44 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
1 0,1𝐿
0,05𝑀 𝑥 0,1𝐿 = 𝑚𝑜𝑙 𝑚assa = 0,001 mol x 58,44 gram/mol
𝑀 = 0,01 𝑀
Mol =0,001 mol Massa = 0,0584 gram

N NaCl, ditimbang 0,0584 gram , tertimbang 0,0579 gram


𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙 = 𝑀=
𝑀𝑟 𝑉(𝐿) N = M . valensi
0,0579 𝑔𝑟𝑎𝑚 0,0009908 𝑚𝑜𝑙 N = 0,009908 M x 1
𝑚𝑜𝑙 = 𝑀=
58,44𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 0,1𝐿
N = 0,009908 N
𝑚ol = 0,0009908 mol 𝑀 = 0,009908 𝑀

1. Membuat larutan baku primer NaCl 100mL 0,01N


a. Ditimbang zat sebanyak 0,0584g NaCl , tertimbang 0,0579g = 0,009908 N.
b. Dilarutkan dengan aquadest pada botol ukur hingga homogen di beaker glass 100mL.
c. Dipindahkan larutan ke dalam labu takar 100 mL dengan gelas corong.
d. Dibilas botol ukur serta gelas corong dan membuang air bilasan ke labu takar (sebanyak
3x).
e. Di-ad kan larutan hingga tanda batas.
f. Dikocok labu takar (3x).

2. Membuat larutan baku sekunder AgNO3 250mL 0,001N.


a. Ditimbang zat sebanyak 0,4247g AgNO3 , tertimbang 0,432 g.
b. Dilarutkan dengan aquadest pada botol ukur hingga homogen di beaker glass 250mL.
c. Dipindahkan larutan ke dalam labu takar 250 mL dengan gelas corong.
d. Dibilas botol ukur serta gelas corong dan membuang air bilasan ke labu takar (sebanyak
3x).
e. Di-ad kan larutan hingga tanda batas.
f. Dikocok labu takar (3x).
AgNO3
3. Melakukan pembakuan : AgNO3 dan NaCl
a. Diambil NaCl dengan pipet volume 5 mL.
b. Dimasukkan NaCl ke dalam Erlenmeyer.
c. Ditambahkan 2-3 tetes indikator K2CrO4.
d. Dilakukan titrasi hingga bereaksi (menghasilkan warna).
e. Dicatat volume yang diperlukan pereaksi untuk menuju TAT.
f. Diulangi titrasi sampai memperoleh data yang benar atau tidak lebih NaCl +
kurang dari 0,1 mL. indikator
(K2CrO4)
4. Menetukan kadar konsentrasi sampel garam halida
a. Diambil garam halida dengan pipet volume 10mL.
b. Dimasukkan garam halida ke dalam erlenmeyer.
c. Ditambahkan 2-3 tetes indikator K2CrO4 AgNO3
d. Dilakukan titrasi hingga bereaksi (menghasilkan warna).
e. Dicatat volume yang diperlukan pereaksi untuk menuju TAT.
f. Diulangi titrasi sampai memperoleh data yang benar atau tidak lebih
kurang dari 0,1 mL. Garam halida
g. Dihitung konsentrasi dari sampel. + indikator
(K2CrO4)

F. TABEL PENGAMATAN
Pembakuan AgNO3 + NaCl

Titrasi Volume Awal (mL) Volume Akhir (mL) Volume Titrasi (mL)
Titrasi I 0 6,4 6,4
Titrasi II 6,4 12,9 6,5
Rata-rata Volume TAT 6,45

Penentuan Kadar Sampel

Titrasi Volume Awal (mL) Volume Akhir (mL) Volume Titrasi (mL)
Titrasi I 0 4,9 4,9
Titrasi II 4,9 10,1 5,2
Titrasi III 10,1 15,25 5,15
Rata-rata Volume TAT 5,175
LAMPIRAN PERHITUNGAN

N Baku Primer :

 Menimbang = 0,0584 gram


 Tertimbang = 0,0579 gram
 Np = 0,009908 N
1. Pembakuan
AgNO3 = NaCl
Mol baku sekunder = mol baku primer
NS . VS = NP . VP
NS. 6,45 mL = 0,009908 N . 5mL
NS = 0,007680 N
2. Penetapan Kadar sampel Fe2+
a) m grek sampel = m grek sekunder
m grek sampel = NS . VSampel
m grek sampel = 0,007680 N x 5,175 mL
m grek sampel = 0,03974 m grek

b) m grek sampel = m grek sukunder


m grek sampel = 0,03974 m grek
c) mmol = 0,03974 mmol
𝑚𝑔𝑟𝑎𝑚
d) massa = 0,03974 mmol x 58,44
𝑚𝑚𝑜𝑙
2,3227 𝑚𝑔𝑟𝑎𝑚
massa = 5 𝑚𝐿 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
0,0023227 𝑔𝑟𝑎𝑚
massa = 5 𝑚𝐿
0,0464 𝑔𝑟𝑎𝑚
massa = 100 𝑚𝐿
massa = 0,0464%

Persentase kesalahan kadar :


0,0464−0,045
(%) = 𝑥100%
0,045

(%) = 2,22%

Anda mungkin juga menyukai