Argentometri Mohr
Argentometri Mohr
MEJA 6
Kelas / NIM : Akafarma 2 / 16009 BU ANDINI
PRAKTIKUM :
ARGENTOMETRI MOHR
A. TUJUAN
Untuk mengetahui dan menentukan kadar sampel suatu garam halida (Cl, Br, I)
berdasarkan pengukuran volume menggunakan titrasi argentometri melalui metode Mohr.
C. DASAR TEORI
Analisis titrimetri mengacu pada analisis kuantitatif yang dilakukan dengan
menetapkan volume suatu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat, yang diperlukan
untuk bereaksi secara kuantitaif dengan larutan zat yang akan ditetapkan. Berdasarkan
fungsinya, analisis titrimetri dibagi menjadi 4. Titrasi pengendapan atau argentometri yaitu
reaksi bergantung pada senyawa ion-ion perak dengan suatu larutan klorida.
Titrasi argentometri terbagi menjadi 3 macam yaitu :
1. Titrasi Mohr, yaitu titrasi yang digunakan untuk menentukan garam-garam halida (Cl,
Br, I)
2. Titrasi Volhard, yaitu titrasi yang digunakan untuk menentukan logam perak, dan bisa
digunakan untuk menentukan garam-garam halida.
3. Titrasi Fajan, yaitu titrasi yang digunakan untuk menentukan garam halida dengan cara
standarisasi AgNO3.
Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal adalah melibatkan reaksi
pengendapan antara ion halida (Cl-, I-, Br-) dengan ion perak Ag+. Titrasi ini biasanya disebut
sebagai Argentometri yaitu titrasi penentuan analit yang berupa ion halida (pada umumnya)
dengan menggunakan larutan standart (baku sekunder) perak nitrat AgNO3. AgNO3 bersifat
tidak korosif, tidak beracun, mudah didapatkan, dan relatif stabil dalam penyimpanan. Larutan
baku primer yang digunakan yaitu NaCl, karena suasana yang dibutuhkan harus netral, karena
jika suasana asam maka Ag2CrO4 akan larut, dan bila suasana basa maka Ag2CrO4 akan
terhidrolisis. Selain itu NaCl bersifat mudah bereaksi dengan baku sekunder, tidak korosif dan
beracun, mudah didapatkan, mudah dimurnikan, memiliki bobot massa relative atau molekul
yang tinggi sehingga mudah dalam penimbangan.
Sampel mengandung garam halida karena melakukan titrasi Mohr, dan untuk
menentukan sampel dipilih bersifat tidak beracun, tidak korosif, tingkat kemurnian yang besar
sehingga tingkat kesalahan penimbangan tidak terlalu besar. Kalium kromat (K2CrO4)
digunakan dalam titrasi argentometri dalam menentukan ion garam halida sebagai indikator.
Prinsip penentuan ion Cl- dengan titrasi argentometri adalah AgNO3 akan bereaksi
dengan ion Cl membentuk endapan AgCl yang berwarna putih. Bila semua Cl - sudah habis
bereaksi dengan Ag+ dari AgNO3 , maka kelebihan sedikit Ag+ akan bereaksi dengan CrO42-
dari indikator K2CrO4 yang ditambahkan, ini berarti titik akhir titrasi telah dicapai, yaitu bila
terbentuk warna merah bata dari endapan Ag2CrO4.
Reaksi :
1. Reaksi Pembakuan
NaCl + AgNO3 → AgCl ↓putih + NaNO3
AgNO3 + K2CrO4 → Ag2CrO4 ↓putih + KNO3
2. Reaksi Penetapan Kadar Sampel : Sampel (Garam halida)
Halida (Cl-) + AgNO3 → AgCl ↓putih + NO3-
Kelebihan 1 tetes AgNO3 :
AgNO3 + K2CrO4 → Ag2CrO4 ↓merah bata + KNO3
𝑚𝑜𝑙 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
N = M.valensi 𝑀=
𝑉(𝐿) 𝑚𝑜𝑙 =
𝑀𝑟
0,01N = M. 1
𝑚𝑜𝑙 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
0,01𝑁 0,01𝑀 = 0,0025 𝑚𝑜𝑙 =
=M 0,25𝐿 169,87 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
1
F. TABEL PENGAMATAN
Pembakuan AgNO3 + NaCl
Titrasi Volume Awal (mL) Volume Akhir (mL) Volume Titrasi (mL)
Titrasi I 0 6,4 6,4
Titrasi II 6,4 12,9 6,5
Rata-rata Volume TAT 6,45
Titrasi Volume Awal (mL) Volume Akhir (mL) Volume Titrasi (mL)
Titrasi I 0 4,9 4,9
Titrasi II 4,9 10,1 5,2
Titrasi III 10,1 15,25 5,15
Rata-rata Volume TAT 5,175
LAMPIRAN PERHITUNGAN
N Baku Primer :
(%) = 2,22%