Charles II
Raja Skotlandia
Berkuasa 30 Januari 1649 – 3 September 1651[1]
Penobatan 1 Januari 1651
Pendahulu Charles I
Penerus Pemerintahan militer dipimpin oleh George Monck
Raja Inggris, Skotlandia, dan Irlandia
(more...)
Berkuasa 29 Mei 1660[2] – 6 Februari 1685
Penobatan 23 April 1661
Pendahulu Charles I (de jure)
Dewan Negara (de facto)
Penerus James VII & II
Bill of Rights , juga dikenal sebagai English Bill of Rights , adalah Undang - Undang Parlemen
Inggris yang menetapkan hak-hak sipil dasar tertentu dan mengklarifikasi siapa yang selanjutnya
akan mewarisi Mahkota . Ia menerima Persetujuan Kerajaan pada 16 Desember 1689 dan
merupakan pernyataan kembali dalam bentuk undang-undang Deklarasi Hak yang diajukan
oleh Parlemen Konvensi kepada William III dan Mary II pada Februari 1689, mengundang
mereka untuk menjadi kedaulatan bersama Inggris . Bill of Rights menetapkan batas-batas
kekuasaan raja dan menetapkan hak-hak Parlemen, termasuk persyaratan untuk parlemen
reguler, pemilihan umum yang bebas, dan kebebasan berbicara di Parlemen. [1] Ini menetapkan
hak-hak individu tertentu termasuk larangan hukuman yang kejam dan tidak biasa dan
membangun kembali hak Protestan untuk memiliki senjata untuk pertahanan
mereka dalam aturan hukum . Ini juga tidak termasuk hak perpajakan tanpa persetujuan
Parlemen. Selanjutnya, Bill of Rights menggambarkan dan mengutuk beberapa kesalahan James
II dari Inggris.
Bill of Rights [nb 1]
Parlemen Inggris
tanggal
Permulaan 1689
Status: Diubah
Teks undang-undang yang direvisi sebagaimana
diubah
RUU Hak
Dibuat 1689
Lukisan Johannes Adam Simon Oertel Pulling Down the Statue of King George III,
N.Y.C. (bahasa Indonesia: Merobohkan Patung Raja George III), sekitar 1859,
menggambarkan warga menghancurkan patung Raja George setelah Deklarasi
dibacakan di Kota New York pada 9 Juli 1776.
Setelah Kongres menyetujui kata-kata akhir Deklarasi pada 4 Juli, salinan tulisan
tangan itu dikirim beberapa blok ke percetakan John Dunlap. Sepanjang malam, Dunlap
mencetak sekitar 200 selebaran untuk distribusi. Tak lama, Deklarasi dibacakan kepada
khalayak dan dicetak ulang di koran-koran di seluruh 13 negara bagian. Pembacaan
publik resmi pertama dari dokumen tersebut adalah John Nixon dihalaman Balai
Kemerdekaan pada 8 Juli; pembacaan publik juga terjadi pada hari itu di Trenton, New
Jersey dan Easton, Pennsylvania.[1] Terjemahannya dalam Bahasa Jerman diterbitkan
di Philadelphia pada 9 Juli.[2]
Presiden Kongres John Hancock mengirim selebaran kepada Jenderal George
Washington, mengintruksikan kepadanya untuk berproklamasi "kepada Kepala
Angkatan Darat dengan cara itu, kamu harus memikirkannya dengan yang paling
tepat".[3] Washington melakukan pembacaan Deklarasi tersebut kepada pasukannya
di Kota New York pada 9 Juli, dengan pasukan Inggris yang tidak jauh darinya.
Washington dan Kongres berharap Deklarasi akan menginspirasi para prajurit, dan
mendorong orang lain untuk masuk tentara.[1]
Declaration of Independence, Hari Lahirnya Amerika Serikat
Menanggapi situasi keamanan di Boston pasca pemberontakan yang dilakukan oleh para warga
koloni yang menentang kebijakan perdagangan dan pajak yang memberatkan mereka,
pemerintah Inggris lantas mengutus Jenderal Thomas Gage untuk memimpin pasukan Inggris ke
Boston. Misinya kali ini adalah menghentikan pemberontakan dan mengamankan kembali
wilayah Boston, serta memastikan bahwa peraturan pemerintah di wilayah koloni dapat berjalan
dengan baik.
Saat akan melancarkan misinya, Jenderal Thomas Gage mendengar kabar bahwa para penduduk
koloni Massachusetts tengah mengumpulkan senjata di kota Concord. Ia pun segera
mengirimkan sebagian pasukannya ke kota itu untuk menyita perlengkapan perang para
pemberontak. Ketika pasukan Inggris tiba di sebuah desa kecil bernama Lexington, mereka
bertemu dengan sekelompok orang yang hendak melakukan protes kepada pasukan Inggris.
Awalnya orang-orang dari desa Lexington ini tidak berniat melakukan penyerangan kepada
pasukan Inggris. John Parker, pimpinan kelompok masyarakat ini menegaskan bahwa mereka
hanya akan menyerang jika pasukan Inggris menyerang terlebih dahulu.
Tidak telalu jelas apa yang terjadi saat itu, namun yang pasti pertikaian antara kedua kelompok
yang saling bertemu ini tidak dapat dihindarkan. Menurut beberapa orang, awal terjadinya
penyerangan adalah setelah salah seorang pasukan Inggris, yaitu mayor John Pitcaim,
mengeluarkan kalimat provokasi, yang diikuti oleh suara tembakan. Pasukan Inggris menembaki
rombongan orang-orang ini dan menyerang menggunakan bayonet, hingga mengakibatkan
delapan orang tewas. Peristiwa di desa Lexington ini kemudian dikenal dengan sebutan “Ralph
Waldo Emerson”.
Awal pecahnya perang antara warga koloni Amerika dengan pasukan Inggris tidak diikuti oleh
semangat kemerdekaan. Para warga koloni ini hanya ingin membebaskan diri dari pemerintah
Inggris yang selalu membebani kehidupan masyarakat dengan segala peraturannya. Tetapi hal itu
berubah menjadi perang kemerdekaan seiring berjalannya waktu, terutama ketika muncul tulisan
dari salah seorang politikus dan penulis Amerika, Thomas Paine, berjudul “Common Sense”.
Tulisan setebal 50 halaman yang diterbitkan pada 1774 itu, telah dibaca oleh masyarakat luas.
Hanya dalam waktu 3 bulan saja, Thomas Paine berhasil membakar semangat masyarakat
Amerika untuk membulatkan tekad melawan pemerintah Inggris. Dalam tulisannya, Thomas
Paine memberikan pilihan kepada masyarakat, yaitu memilih kebebasan di negara merdeka yang
mandiri, atau terus tunduk pada kekuasaan kerajaan Inggris.
Sebagai bentuk penegasan persatuan di antara para warga koloni, dibutuhkan sebuah deklarasi
secara resmi. Kemudian pada Kongres Kontinental II pada 1775 di Philadelphia, sebanyak 13
koloni Amerika sepakat untuk memperjuangkan kemerdekaan. Setahun kemudian, tepatnya pada
10 Mei 1776, para koloni setuju membuat resolusi untuk melepaskan diri dari cengkraman
pemerintah Inggris. Pada 7 Juni 1776, Richard Henry Lee dari koloni Virginia, mencetuskan
sebuah resolusi yang menyatakan bahwa serikat koloni adalah negara-negara bagian yang
independen dan bebas. Tak lama setelah itu, sebuah komite yang dipimpin oleh Thomas
Jefferson ditunjuk untuk segera menyiapkan sebuah deklarasi yang akan dinyatakan secara
resmi.
Pada 4 Juli 1776, akhirnya terciptalah sebuah deklarasi yang sangat terkenal, yaitu Declaration of
Independence sebagai sebuah pernyataan para koloni Amerika yang akan memisahkan diri dari
kerajaan Inggris. Para penyusun deklarasi kemerdekaan itu adalah Thomas Jefferson, Benjamin
Franklin, Roger Sherman, Robert Livingstone, dan John Adams. Penandatanganan Declaration
of Independence dilakukann pada 4 Juli 1776, yang akan selalu dikenang sebagai Hari
Kemerdekaan Amerika Serikat.
Sumber : Alvarendra, H. Kenzou. 2017. Buku Babon Sejarah Dunia. Yogyakarta : Brilliant
Book.
Piagam Atlantik