Anda di halaman 1dari 5

FARMASI FISIKA

“DISPERSI PADAT”

Diajukan untuk memenuhi tugas farmasi fisika yang diampuh oleh


ibu Multiana S Latief M.Farm.Apt

OLEH

KELOMPOK 6

Anggota :

Tarriza S.N. Busura (821418101)

Deys Amir (821418106)

Nurul Fadillah (821418107)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2019
Pengertian
Sistem dispersi padat (Solid Dispersion System) merupakan metode yang paling banyak
dilakukan pada dua dekade terakhir dalam peningkatan laju disolusi obat yang sukar larut.
Peningkatan laju disolusi terjadi karena pengurangan ukuran partikel, terbentuknya polimorfi
atau amorf, terjadinya kompleksasi dan terbentuknya larutan padat.
Pembentukan titik eutektik melalui penggunaan sistem biner atau terner secara signifikan
dapat meningkatkan kelarutan dan disolusi dari obat yang sukar larut.
Sistem dispersi dapat diartikan sebagai suatu sistem yang salah satu zatnya adalah fase
terdispersi kedalam zat atau fase pendispersi. Klasifikasi sistem dispersi dalam farmasi dilakukan
berdasarkan keadaan fisik medium dispersi, fasa terdispersi, serta ukuran partikel fasa
terdispersi. Klasifikasi ketiga sistem dispersi dibatasi pada medium cair berdasarkan interaksi
antara fasa terdispersi dan medium dispersi.Pada sistem iyofilik terdapat afinitas antara fasa
terdispersi dan medium cair.
Dalam sistem hidrofobik terdapat hanya sedikit tarik-menarik antara kedua fasa, seperti
belerang dan magnesium stearat dalam air. Jika cairan adalah air, maka di pakai terminologi
hidrofobik. Kelompok ketiga dari klasifikasi ini adalah molekul, yang mempunyai baik gugus
hidrofolik maupun hidrofobik, yang dinamakan ampifil. Molekul ini membentuk agregat dimensi
koloidal yang dalam medium despersi dinamakan misel, seperti surfaktan dalam air.
Dari bermacam bentuk sediaan farmasi , sistem dispersi cairan merupakan sistem yang
paling kompleks. Faktor metode manufaktur, pendekatan formulasi, pemilihan bahan formulasi,
dan efek faktor lingkungan, seperti terperatur dan waktu, sangat mempengaruhi variabilitas
ketersediaan hayati produk, karakteristik, dan variabel lain. Contoh dari bentuk sediaan cair
adalah suspensi yang dapat didefinisikan sebagai preparat yang mengandung pertikel obat yang
terbagi secara halus disebarkan secara merata dalam pembawa dimana obat menunjukkan
kelarutan yang sangat minimum.

Metode pembuatan dispersi padat


Terdapat 3 metode pembuatan dispersi padat (solid dispersion), yaitu ; Metode Peleburan
(melting method), Metode Pelarutan (solvent method) dan Metode Campuran (melting-solvent
method)
1) Metode Peleburan (melting method)
Dispersi padat yang dibuat dengan metode peleburan dilakukan dengan cara memanaskan
secara langsung campuran obat dan pembawa hingga melebur, kemudian leburan ini didinginkan
dengan cepat hingga memadat. Selanjutnya massa padat dihaluskan dan diayak. Keuntungan
metode ini yaitu sederhana dan ekonomis sedangkan kerugiannya tidak sesuai untuk bahan yang
tidak tahan pemanasan.
Metode peleburan atau fusi, pertama kali diusulkan oleh Sekiguchi dan Obi melibatkan
persiapan campuran fisik obat dan pembawa air-larut dan pemanasan secara langsung sampai
meleleh. Campuran mencair kemudian dipadatkan dengan cepat di mandi-es di bawah kuat
mengaduk. Massa padat akhir ini dihancurkan, dilumatkan dan disaring. Tepat ini telah
mengalami banyak modifikasi menuangkan meleleh homogen dalam bentuk lapisan tipis ke
piring ferit atau pelat baja stainless dan didinginkan dengan mengalirkan udara atau air di sisi
berlawanan dari piring.
Selain itu, kejenuhan-super dari zat terlarut atau obat dalam sistem sering dapat diperoleh
oleh pendinginan yang mencair dengan cepat dari suhu tinggi. Dalam kondisi seperti itu, molekul
solut ditangkap dalam matriks pelarut oleh proses pembekuan seketika. Teknik quenching
memberikan dispersi halus banyak kristalit bila digunakan untuk campuran eutektik sederhana.
Namun berbagai zat, baik obat-obatan dapat terurai selama proses fusi yang
mempekerjakan suhu tinggi. Hal ini juga dapat menyebabkan penguapan obat volatile atau
pembawa volatile selama proses fusi pada suhu tinggi. Beberapa cara untuk mengatasi masalah
ini bisa memanaskan campuran fisik dalam wadah tertutup atau mencair di bawah hampa udara
atau dalam gas inert kehadiran seperti nitrogen untuk mencegah degradasi oksidatif obat atau
carrier.
2) Metode Pelarutan (solvent method)
Dispersi padat yang dibuat dengan metode pelarutan dilakukan dengan cara melarutkan
campuran fisika dua komponen padat didalam pelarut yang sama, kemudian diikuti dengan
menguapkan pelarutnya. Keuntungan metode ini yaitu dapat mencegah peruraian bahan obat atau
pembawa, karena penguapan pelarut organik dilakukan pada suhu rendah. Sedangkan
kerugiannya yaitu tidak ekonomis, sukarnya menguapkan pelarut secara sempurna, adanya
pengaruh pelarut pada terhadap kestabilan kimia bahan obat dan sukarnya menghasilkan bentuk
kristal.

Dalam metode ini, campuran fisik obat dan pembawa dilarutkan dalam pelarut umum,
yang merupakan diuapkan sampai film, yang jelas bebas pelarut yang tersisa. Film ini
selanjutnya dikeringkan dengan berat konstan. Keuntungan utama dari metode dekomposisi
termal pelarut obat atau pengangkut dapat dicegah karena suhu relatif rendah diperlukan untuk
penguapan pelarut organik. Namun, beberapa kelemahan yang terkait dengan metode ini seperti
 Biaya tinggi persiapan.
 Kesulitan dalam benar-benar menghilangkan pelarut cair.
 Pengaruh buruk kemungkinan jejak pelarut pada kestabilan kimia
 Pemilihan pelarut volatile umum.
 Kesulitan mereproduksi bentuk kristal.
3) Metode Campuran (melting-solvent method)
Suatu senyawa cair dapat disatukan kedalam polietilenglikol 6000 tanpa kehilangan yang
berarti sifat padatnya, oleh sebab itu dispersi padat dapat dibuat dengan cara ini yaitu mula-mula
melarutkan bahan obat dalam pelarut yang cocok, kemudian larutan tersebut disatukan secara
langsung kedalam leburan polietilenglikol pada suhu dibawah 70ᵒC tanpa diikuti penguapan
pelarut. Keuntungan metode ini merupakan gabungan kentungan metode peleburan dan metode
pelarutan , tetapi metode ini secara praktis hanya dapat digunakan untuk obar yang mempunyai
dosis terapeutik yang rendah, misalnya dibawah 50 mg.
Ini melibatkan persiapan dispersi padat dengan melarutkan obat dalam cairan pelarut
yang sesuai dan kemudian menggabungkan solusi langsung ke mencair glikol polietilen, Film ini
selanjutnya dikeringkan dengan berat konstan. 5% -10 (b / b) senyawa cair dapat dimasukkan ke
dalam polietilen glycol6000 tanpa kehilangan signifikan properti padat. Ada kemungkinan
bahwa obat pelarut atau dilarutkan dipilih mungkin tidak larut dengan lelehan dari polietilen
glikol. Juga cairan pelarut yang digunakan dapat mempengaruhi bentuk polimorfik dari obat,
yang presipitasi sebagai dispersi padat. Teknik ini memiliki keuntungan yang unik baik dari fusi
dan metode penguapan pelarut. Dari sudut pandang praktis, hanya terbatas pada obat-obatan
dengan dosis terapi rendah misalnya di bawah 50 mg.
Keuntungan Dispersi Padat
Keuntungan dari dispersi padat dikemukakan oleh Vasconcelos dan kawan-kawan (2007)
yaitu:
Penyiapan dispersi padat dihasilkan dengan mengurangi ukuran partikel sehingga luas
permukaannya meningkat dan meningkatkan laju disolusi. Akibatnya meningkatkan
bioavailabilitas. Kemampuan terbasahi meningkat selama produksi dispersi padat sehingga
meningkatkan kelarutan. Disini pembawa memainkan peranan untuk meningkatkan pembasahan
dari partikel. Partikel pada dispersi padat ditemukan memiliki derajat porositas yang lebih tinggi.
Peningkatan porositas dari partikel dispersi padat meningkatkan profil pelepasan obat.
Peningkatan porositas juga tergantung pada sifat pembawa. Pada obat dispersi padat memberikan
larutan supersaturasi yang dianggap menjadi bentuk polimorfik metastabil. Akibatnya dihasilkan
obat dalam bentuk amorf yang kelarutan partikelnya meningkat.

Anda mungkin juga menyukai