Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUS

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Maternitas yang Diampu oleh

Disusun Oleh :

Siti Nurobianti (08190100079)

Rosiah (081901000

Tri Renaldi (08190100080)

Muh Yunus (08190100078)

Asep Nugraha (08190100077)

Novi Triwanto (08190100076)

Miftahul Huda (08190100075)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat Nya penyusun

masih diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Pasien Abortus” ini disusun untuk

memenuhi tugas mahasiswa dari mata kuliah Keperawatan Maternitas studi ilmu

keperawatan.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna oleh karena itu, kritik

dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan

makalah ini dimasa akan datang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan

masyarakat pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan

untuk menambah pengetahuan para mahasiswa dan masyarakat dan pembaca.

Bogor, 15 Oktober 2019

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
RINGKASAN JURNAL ...................................................................................... 1
A. Judul ........................................................................................................ 1
B. Latar Belakang ........................................................................................ 1
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 2
D. Metode Penelitian ................................................................................... 2
E. Hasil Penelitian ....................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 3
A. Latar Belakang ........................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan..................................................................................... 5
BAB II ANALISIS PUSTAKA ............................................................................ 6
A. Definisi.................................................................................................... 6
B. Macam-macam Abortus .......................................................................... 7
C. Etiologi.................................................................................................... 9
D. Tanda dan Gejala Abortus Inkomplit .................................................... 11
E. Komplikasi ............................................................................................ 12
F. Patofisiologi .......................................................................................... 13
G. Pathway ................................................................................................. 14
H. Pemeriksaan Penunjang ........................................................................ 15
I. Gambaran Klinis dan Penanganan Abortus inkomplit.......................... 15
J. Proses Keperawatan .............................................................................. 16
K. Diagnosa Keperawatan ......................................................................... 18
BAB III KASUS ASUHAN KEPERAWATAN ABORTUS ............................ 21
A. PENGKAJIAN ...................................................................................... 21
B. ANALISA DATA ................................................................................. 31
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN .......................................................... 32
D. RENCANA KEPERAWATAN ............................................................ 33
E. IMPLEMENTASI ................................................................................. 36
F. EVALUASI .......................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 40

ii
RINGKASAN JURNAL

A. Judul

Pengaruh Penyuluhan tentang Abortus Provokatus terhadap Pengetahuan

Remaja di SMA Spektrum Kota Manado

B. Latar Belakang

Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yakni

antara 12-21 tahun. Masa remaja dimulai pada saat timbulnya perubahan-perubahan

yang berkaitan dengan tanda-tanda kedewasaan fisik yaitu pada umur 11 sampai 12

tahun pada wanita dan lebih tua sedikit pada laki-laki (Gunarsa S. & Gunarsa Y., 2008).

Aborsi merupakan berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup didunia

luar. Anak mungkin akan hidup di dunia luar jika beratnya telah mencapai 1000 gram

atau umur kehamilan 28 minggu. Yang diterima sebagai abortus umumnya adalah usia

kehamilan 20 minggu atau berat janin 500 gram (Purwoastuti dan Walyani. 2015)

Berdasarkan data, ada 20 juta kejadian aborsi tidak aman di dunia, dimana 19

dari 20 juta tindakan aborsi tidak aman (9,5%) terjadi di negara berkembang (WHO,

2011). Angka aborsi di Indonesia cukup tinggi yakni mencapai 2,4 juta per tahun.

Bahkan menurut data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN) Republik Indonesia, terjadi peningkatan sekitar 15% setiap tahunnya, dan

dari jumlah tersebut 800.000 diantaranya dilakukan oleh remaja putri yang masih

berstatus pelajar. BKKBN mencatat, remaja yang melaporkan hamil di luar nikah atau

kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) hanya sebanyak 55 orang, pada 2009. Setahun

kemudian melonjak 254 orang, dan pada tahun 2011 naik lagi menjadi 454 orang. Pada

tahun 2012 angka kasus yang memprihatinkan ini mencapai 521 orang atau naik

1
2

14,75%. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Pengaruh

Penyuluhan Tentang Aborsi Provokatus Terhadap Pengetahuan Remaja.

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh penyuluhan tentang aborsi provokatus terhadap penegtahuan

remaja

D. Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah dengan desain pra experimental

E. Hasil Penelitian

Tingkat pengetahuna remaja di SMA Spektrum Kota Manado sebelum dilakukan

penyuluhan kurang baik, tingkat pengetahuan remaja di SMA Spektrum kota Manado

sesudah dilakukan penyuluhan biak, dan dapat pengaruh signifikan pada penyuluhan

tentang abortus provokatus terhadap pengetahuan remaja di SMA Spektrum kota

Manado
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di

dunia,tampa mempersoalkan penyebabnya,dimana kandungan seorang perempuan

hamil dengan spontan gugur. Jadi perlu dibedakan antara “ abortus yang disengaja”

dan “abortus spontan” (Manuaba, 2011).

Adapun penyebab langsung kematian ibu di Indonesia pada tahun 2007

adalah perdarahan yang mencapai 28%, pre eklamsi dan eklamsi 24%, infeksi 11%

dan aborsi tidak aman sebesar 5%, sedangkan penyebab tidak langsung adalah

rendahnya akses pada perempuan dalam mendapatkan layanan, terlalu tua saat

melahirkan 13,9%, terlalu muda 0,3%, terlalu sering melahirkan 37%, dan terlalu

pendek waktu melahirkan 9,4%.

Menurut WHO (World Health Organisation), Pada 2015 mendatang angka

kematian ibu melahirkan di Indonesia ditargetkan menurun menjadi 103 kematian

per 100.000 kelahiran, karena kementerian telah menyiapkan beberapa program

termasuk juga pengawasan dan evaluasi. Namun angka kematian ibu di Indonesia

saat ini pada tahun 2010 tergolong masih cukup tinggi yaitu mencapai 228 kematian

per 100.000 kelahiran. Walaupun sebelumnya Indonesia telah mampu melakukan

penurunan dari angka 300 kematian per 100.000 kelahiran pada tahun 2009 (Ericca,

2011).

Penanganan yang terpenting dalam menangani masalah abortus adalah bidan

mampu mengetahui dari gejala-gejala abortus agar dalam mendiagnosa suatu

3
4

masalah tepat dan sebaiknya dalam hal ini bidan melakukan kolaborasi dengan

dokter dan di tunjang oleh fasilitas yang memadai.

Menurut WHO (World Health Organisation),, di seluruh dunia sekitar 40-60

juta ibu yang tidak menginginkan kehamilannya melakukan aborsi setiap tahun.

Sekitar 500.000 ibu mengalami kematian yang disebabkan oleh kehamilan dan

persalinan, sekitar 30-50 % di antaranya meninggal akibat komplikasi abortus yang

tidak aman dan sekitar 90 % kematian tersebut terjadi di Negara berkembang

termasuk Indonesia, (Ericca, 2011).

AKI di Indonesia tahun 2010 masih cukup tinggi bahkan tertinggi di ASEAN

(Association of Southeast Asian Nations) yakni 228 kematian per 100.000 kelahiran

hidup, AKI di Filipina 170 kemaian per 100.000 kelahiran hidup, di Thailand 444

kematian per 100.000 kelahiran hidup, brunai 39,0 kematian per 100.000 kelahiran

hidup dan di singapura 6 kematian per 100.000 kelahiran hidup, (Susanto, C.E,

2011).

Di Sulawesi selatan berdasarkan data yang di peroleh dari dinas kesehatan

tingkat 1 dari bulan januari – desember 2007 jumlah ibu yang mengalami abortus

2478 orang dan yang mengalami kematian 4 orang dan pada tahun 2008 jumlah ibu

yang mengalami abortus adalah 2571 orang dan yang mengalami kematian 2 orang

dan pada tahun 2009 jumlah ibu yang mengalami abortus adalah 2571 orang dan

yang mengalami kematian 6 orang(Susanto, C.E, 2011).

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian abortus ?

2. Apa Jenis abortus?

3. Bagaimana Patofisiloginya abortus?


5

4. Apa Penyebababortus?

5. Bagaimana Uji diagnostic abortus?

6. Bagaimana Penatalaksanaan medis abortus?

7. Bagaimana Asuhan keperawatan?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Pengertian abortus

2. Mengetahui Jenis abortus

3. Mengetahui Patofisiloginyaabortus

4. Mengetahui Penyebab abortus

5. Mengetahui Uji diagnostic abortus

6. Mengetahui Penatalaksanaan medis abortus

7. Mengetahui Asuhan keperawatan abortus


BAB II

ANALISIS PUSTAKA

A. Definisi

Abortus (keguguran) merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat

hidup diluar kandungan yang menurut para ahli ada usia sebelum 16 minggu dan 28

minggu dan memiliki BB 100-400 gram (Amru Sofian, 2015).

Abortus adalah penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar rahim

yaitu kurang dari 20 minggu usia kehamilan dengan berat janin kurang dari 500 gram

(Banett & Brown, 1997).

Abortus adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar

kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gram atau kehamilan kurang dari 28

minggu (Chandranita,2010)

Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin

dapat hidup diluar kandungan.Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu

atau berat janin kurang dari 500 gram. Anak yang baru lahir mungkin hidup di dunia luar

apabila beratnya telah mencapai 1000 gram atau umur kehamilan 28 minggu. Ada juga

yang mengambil sebagai batas untuk abortus berat anak yang kurang dari 500 gram. Jika

anak yang lahir beratnya antara 500 – 999 gram disebut juga dengan immature

(Prawirohardjo, 2010).

Dari definisi diatas kami menyimpulkan bahwa abortus adalah pengeluaran hasil

konsepsi sebelum janin mampu hidup diluar kandungan dengan berat badan 100-999

gram atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu.

6
7

B. Macam-macam Abortus

Klafikasi abortus menurrut (Cunningham, 2013) dibagi menjadi dua yaitu :

1. Abortus Spontan :

Yaitu abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis atau medis untuk

mengosongkan uterus, maka abortus tersebut dinamai abortus spontan. Kata lain

yang luas digunakan adalah keguguran (miscarriage).

Keguguran adalah setiap kehamilan yang berakhir secara spontan sebelum

janin dapat bertahan. Sebuah keguguran secara medis disebut sebagai aborsi

spontan. WHO mendefenisikan tidak dapat bertahan hidup sebagai embrio atau

janin seberat 500 gram atau kurang, yang biasanya sesuai dengan usia janin (usia

kehamilan) dari 20 hingga 22 minggu atau kurang. Aspek klinis abortus spontan

dibagi menjadi lima subkelompok, yaitu:

a. Threatened Miscarriage (Abortus Iminens)

Adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada usia kehamilan 20

minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi

serviks. Yang pertama kali muncul biasanya adalah perdarahan, dan beberapa

jam sampai beberapa hari kemudian terjadi nyeri kram perut. Nyeri abortus

mungkin terasa di anterior dan jelas bersifat ritmis : nyeri dapat berupa nyeri

punggung bawah yang menetap disertai perasaan tertekan di panggul atau rasa

tidak nyaman atau nyeri tumpul di garis tengah suprapubis.

b. Inevitable Miscarriage (Abortus Tidak Terhindarkan)

Yaitu Abortus tidak terhindarkan (inevitable) ditandai oleh pecah ketuban yang

nyata disertai pembukaan serviks.


8

c. Incomplete Miscarriage (Abortus tidak lengkap)

Pada abortus yang terjadi sebelum usia gestasi 10 minggu, janin dan

plasentabiasanya keluar bersama-sama, tetapi setelah waktu ini keluar secara

terpisah. Apabila seluruh atau sebagian plasenta tertahan di uterus, cepat atau

lambatakan terjadi perdarahan yang merupakan tanda utama abortus inkomplet.

d. Missed Abortion

Hal ini didefenisikan sebagai retensi produk konsepsi yang telah meninggal

inuteri selama 8 minggu. Setelah janin meninggal, mungkin terjadi perdarahan

pervaginam atau gejala lain yang mengisyaratkan abortus iminens, mungkin

juga tidak. Uterus tampaknya tidak mengalami perubahan ukuran, tetapi

perubahan-perubahan pada payudara biasanya kembali seperti semula.

e. Recurrent Miscarriage atau Abortus Habitualis (Abortus Berulang)

Keadaan ini didefinisikan menurut berbagai kriteria jumlah dan urutan, tetapi

definisi yang paling luas diterima adalah abortus spontan yang terjadi berturut-

turut selama tiga kali atau lebih

2. Abortus Provokatus (abortus yang sengaja dibuat) :

Yaitu menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu.

Pada umumnya dianggap bayi belum dapat hidup di luar kandungan apabila

kehamilan belum mencapai 100 gram, walaupun terdapat kasus bayi dibawah 100

gram bisa hidup di luar tubuh. Abortus ini dibagi 2 yaitu :

a. Abortus medisinalis

Abortus medisinalis (abortus therapeutica) yaitu abortus karena tindakan kita

sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa


9

ibu (berdasarkan indikasi medis). Biasanya perlu mendapat persetujuan 2

sampai 3 tim dokter ahli.

b. Abortus kriminalis

Yaitu abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau

tidak berdasarkan indikasi medis dan biasanya dilakukan secara sembunyi-

sembunyi oleh tenaga tradisional.

C. Etiologi

Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti, tapi terdapat

faktor yang mempengaruhi sebagai berikut (Nanny,2011) :

1. Umur

Resiko abortus semakin tinggi dengan semakin bertambahnya usia ibu. Insiden

abortus dengan trisomi meningkat dengan bertambahnya usia ibu. Risiko ibu

mengalami aneuploidi yaitu diatas 35 tahun karena kelainan kromosom akan

meningkat pada usia diatas 35 tahun.

2. Kelainan Pertumbuhan Konsepsi

Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin dan

cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan. Gangguan

pertumbuhan hasil konsepsi dapat terjadi seperti:

a. Faktor kromosom, gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom,

termasuk kromosom seks.

b. Faktor lingkungan endometriun, endometrium yang belum siap menerima

implantasi hasil konsepsi

c. Gizi ibu kurang karena anemia atau jarak kehamilan terlalu pendek
10

3. Pengaruh Luar

a. Infeksi endometrium, endometrium tidak siap menerima hasil konsepsi

b. Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi yang menyebabkan

pertumbuhan hasil konsepsi terganggu.

4. Kelainan Plasenta

a. Infeksi pada plasenta dengan berbagai penyebab, sehingga plasenta tidak

dapat berfungsi

b. Gangguan pada pembuluh darah plasenta yang diantaranya pada penderita

diabetes mellitus sehinngau suplai nutrisi pada janin berkurang.

c. Hipertensi penyebab gangguan peredaran darah plasenta sehingga

menimbulkan keguguran

5. Penyakit Ibu

Penyakit mendadak seperti pneuma, tifus abdominalis, malaria, sifilis, anemia,

dan penyakit menahun seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, dan

penyakit diabetesmilitus. Kelainan yang terdapat dalam rahim, kaadaan

abnormal seperti bentuk mioma uteri, uterus arkuatus, uterus septus, retrofleksia

uteri, serviks inkopenten, bekas operasi pada serviks, robekan serviks

postpartum (Manuamba,2010)

6. Riwayat Abortus

Riwayat Abortus pada penderita abortus merupakan predisposisi terjadinya

abortus berulang. Kejadian ini sekitar 3-5% jumlah kejadian abortus. Data

menunjukan bahwa setelah 1 kali abortus akan berisiko mengalami abortus 15%

(Soepanda, 2010)
11

7. Faktor Anatomi

Faktor anatomi dapat memicu terjadinya abortus 10-15 % kejadian yang

ditemukan. Kejadian ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:

a. Lesi anatomi congenital, yaitu kelainan ductus mullerian (uterus bersepta).

b. Kelainan congenital uteri uterine yang membahayakan akiran darah

endometrium.

c. Kelainan yang didapat misalnya endometritis

8. Faktor Infeksi

Infeksi termasuk yang diakibatkan oleh TORC (toksoplasma, rubella,

cytomegalovirus) dan malaria. Infeksi intrauteri sering dihubungkan dngan

abortus

9. Obat-obatan reseksional dan toksin lingkungan

Peranan menggunakan obat obatan reseksial tertentu yang dianggap teratogenik

seperti tembakau dan alkohol

D. Tanda dan Gejala Abortus Inkomplit

Abortus inkomplit ditandai dengan keluarnya sebagian hasil konsepsi dari

uterus, sehingga sisanya memberikan gejala klinis sebagai beriku (Soepardan, 2010)

1. Amenore

2. Hasil pemeriksaan kehamilan masih positif

3. Perdarahan, dapat dalam jumlah sedikit atau banyak, peradahan biasanya berupa

darah beku.

4. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun, tekanan

darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan

normal atau meningkat


12

5. Sakit perut dan mulas- mulas dan sudah keluar jaringan atau bagian janian

6. Pemeriksaan dalam didapatkan servik terbuka, pada palpasi teraba sisa-sisa

jaringan atau bagian janin

7. Pada pemeriksaan vaginal, jaringan dapat teraba dalam cavum uteri.

8. Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan dan hal ini dapat

menyebkan syok (Maryunani,2009)

E. Komplikasi

Komplikasi yang mungkin timbul (Budiyanto dkk, 2017) adalah:

1. Perdarahan akibat luka pada jalan lahir, atonia uteri, sisa jaringan tertinggal, diatesa

hemoragik dan lain-lain. Perdarahan dapat timbul segera pasca tindakan, dapat pula

timbul lama setelah tindakan.

2. Syok akibat refleks vasovagal atau nerogenik. Komplikasi ini dapat mengakibatkan

kematian yang mendadak. Diagnosis ini ditegakkan bila setelah seluruh

pemeriksaan dilakukan tanpa membawa hasil. Harus diingat kemungkinan adanya

emboli cairan amnion, sehingga pemeriksaan histologik harus dilakukan dengan

teliti.

3. Emboli udara dapat terjadi pada teknik penyemprotan cairan ke dalam uterus. Hal

ini terjadi karena pada waktu penyemprotan, selain cairan juga gelembung udara

masuk ke dalam uterus, sedangkan pada saat yang sama sistem vena di

endometrium dalam keadaan terbuka. Udara dalam jumlah kecil biasanya tidak

menyebabkan kematian, sedangkan dalam jumlah 70-100 ml dilaporkan sudah dapat

memastikan dengan segera.

4. Inhibisi vagus, hampir selalu terjadi pada tindakan abortus yang dilakukan tanpa

anestesi pada ibu dalam keadaan stress, gelisah, dan panik. Hal ini dapat terjadi
13

akibat alat yang digunakan atau suntikan secara mendadak dengan cairan yang

terlalu panas atau terlalu dingin.

5. Keracunan obat/ zat abortivum, termasuk karena anestesia. Antiseptik lokal seperti

KmnO4 pekat, AgNO3, K-Klorat, Jodium dan Sublimat dapat mengakibatkan

cedera yang hebat atau kematian. Demikian pula obat-obatan seperti kina atau

logam berat. Pemeriksaan adanya Met-Hb, pemeriksaan histologik dan toksikolgik

sangat diperlukan untuk menegakkan diagnosis.

6. Infeksi dan sepsis. Komplikasi ini tidak segera timbul pasca tindakan tetapi

memerlukan waktu.

F. Patofisiologi

Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basialis, dikuti nekrotis

jaringan yang menyebbkan hasil kosepsi terlepas dan dianggap benda asing oleh uterus.

Sehingga menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.

Apabila terjadi pada kehamilan kurang dari 8 minggu, vili khorialis belum menembus

desidua serta mendalam sehingga konsesi dapat keluar seluruhnya. Apabila kehamilan 8-

14 minggu villi khorialis sudah menembus terlalu dalam sehingga plasenta tidak dapat

dilepaskan sempurna sehingga menimbulkan banyak perdarahan dari plasenta.

Jika janin yang telah meninggal tidak dikeluarkan dalam waktu singkat maka ia

akan diliputi oleh lapisan bekuan darah. Pada janin yang telah meninggal dan tidak

dikeluarkan dapat terjadi prose modifikasi janin mongering. Kemungkinan lain yang

terjadi adalah terjadinya maserasi, kulit terkelupas, tengkorak menjadi lembek, perut

membesar, dan seluruh janin berwarna kemerahan.


14

G. Pathway

Fisiologi organ tergaggu Abortus (mati janin <16-28


penyakit minggu atau bb <999gram

Abortus Spontan Abortus Provokatus

- Threatened Miscarriage - Abortus


(Abortus Iminens) medisinalis
- Inevitable Miscarriage - Abortus Gangguan Mobilitas fisik
(Abortus Tidak Kriminalis
Terhindarkan)
Keterbatasan aktivitas
- Incomplete Miscarriage
(Abortus tidak lengkap)
- Missed Abortion
Nyeri Akut
- Recurrent Miscarriage
atau Abortus Habitualis
(Abortus Berulang)
Nyeri abdomen

Curetase Kurang pengetahuan Ansietas Perdarahan

Post Jaringan terputus / Risiko syok


Anastesi terbuka hipovolemik

Invasi Bakteri Risiko


Penurunan syaraf
Perdarahan
oblongata

Risiko Infeksi
Penurunan syaraf
Vegetatif
Hipetermi

Peristaltik menurun Gangguan Eliminasi (Konstipasi)


15

H. Pemeriksaan Penunjang

1. Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2 – 3 minggu setelah abortus

2. Pemeriksaan doopler atau USG untuk menentukkan apakah janin masih hidup

3. Pemeriksaan kadar fibrinogen pada missed abortion

I. Gambaran Klinis dan Penanganan Abortus inkomplit

1. Gambaran Klinis Abortus inkomplit, pada pemeriksaan dapat dijumpai sebagai

berikut (Prawiroharjo, 2010)

a. Kanalis servikal terbuka

b. Dapat diraba jaringan dalam rahim dan kanalis servikal

c. Dengan pemeriksaan insekulim perdarahan bertambah

d. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu

e. Pada pemeriksaan fisik seperti keadaan umum tampak lemah, kesadaran

menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau

cepat dan teraba lemah, sehu badan normal atau meningkat

f. Rasa mulas atau kram perut, didaerah simfisis, sering nyeri pinggang akibat

kontraksi uteru

2. Penanganan Abortus inkomplit

a. Lakukan penilaiaan secara cepat mengenai keadaan umum pasien, termasuk

tanda- tanda vital

b. Pengawasan pernafasan

c. Berikan cairan infuse (D5% dan atau Nacl 0,9%)

d. Lakukan pemeriksaan laboratorium

e. Periksa tanda tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan

sistolik kurang dari 90 mmHg, nadi lebih dari 100 kali/ menit
16

f. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan <16

minggu , evakuasi sisa hasil kosepsi dengan :

 Aspirasi vacuum manual

 Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrium 0,2 mg

im ( diulang 15 menit jika perlu) atau misoprostol 400mcg per oral

(dapat diulangi setelah 4 jam jika perlu)

g. Jika kehamilan > 16 minggu

 Berikan infuse oksitosin 20 unit dalam 500 ml caitan (Nacl 0,9 % atau

RL) dengan kecepatan 40 tetes/menit sampai terjadi ekspulsi konsepsi

 Jika perlu berikan misoprostol 200 mg pervagina setiap 4 jam sampai

terjadi ekspulsi hasil konsepsi

 Evakuasi sisa hasil konsepsi dalam uterus

 Pastikan tetep mementau kondisi ibu setelah penanganan

h. Kuretase, cara membersihkan hasil konsepsi dengan alat kuretase (kerokan)

J. Proses Keperawatan

Proses keperawtan pada pasien dengan post kuret abortus inkomplit sebagai

berikut :

1. Pengkajian

Pada anamnesis yang dikaji adalah keluhan utama, riwayat penyali sekarang,

dan riwayat terdahulu.

2. Riwayat kesehatan klien

a. Keluahan Utama

Keluahan yang paling sering muncul adalah rasa nyeri. Keluahn nyeri

adalah manifestasi klinik akibat adanya perlukaan didalam tubuh.


17

b. Riwayat penyakit sekarang,

Berisi serangkaian pertanyaan tentang kronilogis keluhan utama

(ardiansyah, 2012).

c. Riwayat penyakit keluarga

Untuk mengetahui riwayat penyakit keluarga tanyakan apakah sebelumnya

ada anggota keluarga ada yang mengelami hal yang sama dengan klien.

Penyekit yang pernah dialami keluarag. Bila ada keluarga yang meninggal,

maka tanya penyebab kemtiannya (Ardiansyah, 2012).

d. Pemeriksaan fisik

 Sistem reproduksi

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui TFU, kedaan vagina (lokea,

DC, dan Kebersiahan) dan payudara ( bentuk dan warna aerola).

 Sisitem kardiovaskuler

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui tekanan darah, nadai, dan

suhu tubuh paisien.

 Sistem eliminasi

Pemeriksaan ini untuk mengetahui frekuensi BAK dan BAB pasien

dalam satu hari.

 Sistem gastrointestinal

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui pola makan pasien dan

masalah pencernaan yang muncul pada pasien seperti mual dan muntah.

 Sistem neurologis

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui sistem neurologis pasien.


18

 Sistem imunologis

Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan cara memeriksa suhu tubuh dan

meliha hasil lab klien

 Sistem integument

Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan integument

seperti akral, elastisitas, warna, dan turgor kulit

 Sisitem musculoskeletal

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetui kekuatan otot, kelemahan dan

kekakuan otot klien.

K. Diagnosa Keperawatan

Rumusan Diagnosa Keperawatan (NANDA)

Diagnosa Keperawatan/ Rencana Keperawatan


Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Risiko Perdarahan Setelah dilakukan tindakan NIC : Blooding Reduction
keperawatan selama……x 24 jam
Definisi : diharapkan blood lost severity pasien Mengurangi stimulus yang
Berisiko mengalami teratasi. mempengaruhi risiko
penurunan volume darah perdarahan pada pasien
yang dapat mengaggu NOC :
kesehatan Blood lose severity Aktifitas:
Indikator awal akhir
Faktor risiko: 1. Tanda-tanda vital 1 5 1. Monitor pasien secara ketat
 Anurisma 2. Kehilangan darah untuk perdarahan
 Sirkumsisi 3. Vaginal Bleeding 1 5 2. Catat tingkat hemoglobin/
 Koogulapati 4. Kepucatan kulit 1 5 hematokrit sebelum dan
intravaskuler dan membrane 1 5 sesudah kehilangan darah
 Riwayat jatuh mukosa 3. Memantau tanda-tanda dan
 Gagguan 5. Penurunan 1 5 gejala perdarahan
gastrointestinal Hemoglobin 4. Memantau koogulai seperti
 Gangguan fungsi 6. Penurunan 1 5 PT dan APTT
hati Hematokrit 5. Memantau tanda – tanda
 Koagulasi inheren vital
Skala : 6. Periksa perineum untuk
 Komplikasi
1: Parah mengetahui jumlah dan
pascapartum (mis:
2: Berat karakteristik perdarahan
atoni uteri, retensi
3: Sedang 7. Menjaga istirahat selama
uteri)
4: Ringan perdarahan aktif
 Komplikasi terkait
5.Tidak ada 8. Menahan diri memasukan
kehamilan
19

 Trauma benda kelubang perdarahan


 Efeksamping 9. Anjurkan keluarga untuk
terkait terapi memberitahukan apabila
(pembedahan, ada tanda tanda perdarahan
pemberian obat, 10. Mengatur ketersedian
pemberian produk darah untuk transfuse, jika
darah defisiensi diperlukan
trombosit,
kemoterapi)

2. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Pain management


keperawatan selama …..x 24 jam
Definisi : Sebagai diharapkan masalah nyeri pasien 1. Lakukan pengkajian nyeri
pengelaman sensori dan teratasi dengan kriteria hasil : secara komprehensif
emosional tidak termasuk lokasi,
menyenangkan akibat NOC: Pain level karakteristik, durasi,
kerusakan jaringan frekuensi, kualitas, dan
aktual atau potensial, Indikator awal akhir faktor presipitasi
terjadi secara tiba-tiba 1. Melaporkan 1 5 2. Observasi reaksi non
atau lambat dari adanya nyeri verbal dan
intensitas ringan hingga 2. Frekuensi nyeri 1 5 ketidaknyamanan
berat dengan akhir yang 3. Ekspresi wajah 1 5 3. Gunakan teknik
dapat diantisipasi atau 4. Tanda – tanda 1 5 komunikasiterapeutik
diprediksi (NANDA, vital untuk mengetahui
2015-2017) pengalaman nyeri pasien
keterangan : 4. Control lingkungan yang
1: Sangat berat dapat mempengaruhi sperti
Faktor yang 2: Berat suhu, pencahayaan, dan
berhubungan : agens 3: Sedang kebisingan
cedera ( biologis, zat 4. Ringan 5. Kurangi faktor presipitasi
kimia, fisik, psikologis) 5. Tidak ada nyeri
6. Ajarkan teknik non
farmakologi
7. Tingkatkan istirahat
8. Kolaborasi dalam
pemberian analgetik sesuai
indikasi

Analgesic administration
1. Monitor TTV sebelum dan
sesudah pemberian
analgesic pertama kali
2. Cek riwayat alergi
3. Kolaborasikan analgesic
tergantung tipe dan
beratnya nyeri
4. Berikan analgesic tepat
waktu
5. Evaluasi efektivitas
analgesic, tanda, dan
gejala
20

3. Hipetermi Setelah dilakukan tindakan fever treatment


keperawatan selama …..x 24 jam
Definisi : diharapkan suhu pasien dalam batas 1. Monitor suhu minimal
normal, dengan kriteria hasil setiap 2 jam
2. Monitor vital sign
NOC :Risk control : hyperthermia 3. Monitor warna kulit dan
suhu kulit
Indikator awal akhir 4. Kompres hangat pada
1. Suhu tubuh dalam 1 5 pasien di lipatan paha atau
batas normal aksila
2. Nadi dan RR 1 5 5. Tingkatkan intake cairan
dalam batas normal dan nutrisi
3. Tidak ada 1 5 6. Ajarkan pasien dan
perubahan warna keluarga untuk
kulit dan tidak ada mempertahankan cairan
pusing dan nutrisi
Keterangan : 7. Kolaborasi dalam
1: Sangat berat pemberian antipiretik
2. Berat
3: Sedang
4: Ringan
5: Tidak ada keluhan

4. Gangguan Mobilitas Join Movement : Active Exercise Promotion


Fisik
Setelah dilakukan tindakan 8. Bantu klien dalam
Definisi : keperawatn selama ….x 24 jam melakukan aktivitas,
Keterbatasan pada diharapkan gangguan masalah mendorong klien untuk
pergerakan fisik atau mobilitas fisik teratasi meminta jika
tubuh atau satu atau membutuhkan latihan,
lebih ekstremitas secara Indikator awal akhir bantu indentifikasi program
mandiri dan terarah 1. Keseimbangan latihan yang sesuai
tubuh 9. Atur tempat atau posisi
Faktor : 2. Gerakan otot tubuh liken
 Intoleran aktivitas 3. Gerakan sendi 10. Ajarkan psien tektik
 Perubahan metabolism 4. Kemampuan ambulasi
seluler berpindah 11. Latih pasien dalam
 Ansietas pemenuhan ADL secara
 Gangguan kognitif Keterangan : mendiri
 Kontraktur 1: Sangat berat 12. Ajarkan pasien
 Fisik tidak bugar 2: Berat bagaiman merubah posisi
dan berikan bantuan jika
 Penurunan massa 3:Sedang
otaot 4: Ringan diperlukan
 Penuerunan kekuatan 5: Tidak ada
otot
 Ketidaknyamanan
 Nyeri
BAB III

KASUS ASUHAN KEPERAWATAN ABORTUS

Kasus:

Ny. “N” hamil25 tahun dilarikan ke RS PMI tanggal 15-10-2019 klien

mengalami kecelakaan lalu lintas ketika hendak kepasar pkl 09.00 WIB menggunakan

sepeda motor. Klien jatuh ke aspal dalam keadaan duduk dan terhempas dari sepeda

motornya sejauh 1 meter. Klien ditemukan saksi dalam keadaan sadarkan diri dengan

posisi terlentang, terlihat darah segardari daerah jalan lahir, dari keterangan keluarga

usia kehamilannya 20 minggu. Dari pengkajian di RS didapatkan : TD 90/70 mmHg,

nadi 110 x/menit, suhu 37,4 C, RR 23 x/menit, nafas cepat dan dangkal, akral dingin

(Gcs 13), CRT > 3 detik, konjungtiva anemis, perdarahan pervaginam (+), hasil

pemeriksaan ketuban intact.

A. PENGKAJIAN

1. Primary survey

a. Airway : Tidak terdapat sumbatan

b. Bretiang :

Look : Adanya pengembangan dinding dada. Frekuensi 24x/ menit

Listen : Terdengar suara vasikuler

Feel : Terasa hembusan nafas, terlihat otot bentu pernafasan

c. Circulation : Akral dingin, kulit pucat terdapat pendarahan di telingga, hidung, mulut,

CRT > 3 detik.

d. Disability : GCS 7 (E3, M5, V5) dan kesadaran composmentis

21
22

2. Pengkajian sekunder

A. Biodata

Data pasien :Ibu

1. Nama : Ny “N”

2. Umur : 25 tahun

3. Pendidikan : SMA

4. Pekerjaan : IRT

5. Alamat : Perumahan Jalak Putih V no 46 Singaraja - Bogor

Data penanggung jawab

1. Nama : Tn. W

2. Umur : 29 Tahun

3. Pekerjaan : PNS

4. Pendidikan : S1 PGSD

5. Alamat : Perumahan Jalak Putih V no 46 Singaraja – Bogor

B. Riwayat Kesehatan Sekarang

1. Alasan datang/dirawat

Klien mengalami kecelakaan lalu lintas ketika hendak kepasar pkl 09.00 WIB

menggunakan sepeda motor dan diboncengi suami dalam posisi duduk miring tidak

berpegangan dengan suaminya, Klien jatuh keaspal dalam keadaan duduk dan

terhempas dari sepeda motornya sejauh 1 meter.

2. Keluhan utama
23

Klien ditemukan saksi dalam keadaan tidak sadarkan diri dengan posisi terlentang,

terlihat darah segar ke arah kaki, dari keterangan keluarga usia kehamilannya 20

minggu

3. Riwayat Menstruasi

Menarche : 12 tahun Siklus : 30 hari

Lama : 5 hari Teratur : teratur

Sifat darah : Cair Keluhan : Tidak ada

4. Riwayat perkawinan

Status perkawinan : Menikah Menikah ke : 1 (satu)

Usia menikah pertama kali : 22 Tahun Lama : 3 Tahun

5. Riwayat obstetrik : G2P1A0

Hamil Persalinan Nifas


ke Tanggal Umur Jenis Penolong Komplikasi JK BB Laktasi
kehamilan persalinan Lahir
1 20/03 Aterm Spontan Bidan Tidak L 3000 ASI Tidak
2017 ada gr ada

6. Riwayat Konsepsi

Pasien tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi

7. Riwayat Kehamilan Sekarang

a . ANC pertama umur kehamilan : 6 minggu

b . Kunjungan ANC

1) Trimester I

Frekuensi : 2x

Keluhan : Mual, Flek-flek

Komplikasi : Tidak ada


24

Terapi : Asam folat

2). Trimester II

Frekuensi : -

Keluhan : -

Komplikasi : -

Terapi : -

3) Trimester III

Frekuensi : -

Keluhan : -

Komplikasi : -

Terapi : -

c. Imunisasi TT : 1 kali

TT I : tanggal : 25 September 2019

D. Pergerakan janin selama 24 jam ( dalam sehari )

Ibu mengatakan belum merasakan gerakan janin.

C. Riwayat kesehatan dahulu

1. Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan menahanun)

Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular (PMS, TBC, Hepatitis),

menurun (DM, Asma, Hipertensi), menahun (Jantung, Ginjal)

2. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular, menurun dan menahanun)

Ibu mengatakan dari pihak keluarga suami dan ibu tidak sedang menderita penyakit

menular (PMS, TBC, Hepatitis), menurun (DM, Asma, Hipertensi ), menahun (

Jantung, Ginjal )
25

3. Riwayat keturunan kembar

Ibu mengatakan dari pihak keluarga suami dan ibu tidak punya riwayat keturunan

kembar.

4. Riwayat operasi

Ibu mengatakan tidak ada riwayat oprasi

5. Riwayat alergi obat

Ibu mengatakan tidak ada riwayat alergi obat.

6. Pola pemenuhan kebutuhan

Sebelum Hamil Saat Hamil

a. Nutrisi

 Makan

Frekuensi : 3x sehari 3x sehari

Jenis : Nasi,sayur,lauk Nasi,sayur,lauk

Porsi : 1 piring 1 piring

Pantangan : Tidak ada Tidak ada

Keluhan : Tidak ada Tidak ada

 Minum

Frekuensi : 6-7x sehari 7-8x sehari

Jenis : Air Putih,teh Air putih, the,susu

Porsi : 1 gelas 1 gelas

Pantangan : Tidak ada Tidak ada

Keluhan : Tidak ada Tidak ada


26

b. Eliminasi

 BAB

Frekuensi : 1x sehari 1x sehari

Warna : Kuning Kuning

Konsistensi : Lembek Lembek

Keluhan : Tidak ada Tidak ada

 BAK

Frekuensi : 3-4x sehari 4-5x sehari

Warna : Kuning jernih Kuning jernih

Konsistensi : Cair Cair

Keluhan : Tidak ada Tidak ada

c. Istirahat

Tidur siang

Lama : 2jam/hari 2 jam/hari

Keluhan : Tidak ada Tidak ada

Tidur malam

Lama : 8jam/hari 8jam/hari

Keluhan : Tidak ada Tidak ada

d. Personal Hygien

Mandi : 2x/hari 2x/hari

Gantipakaian : 2x/hari 2x/hari Gosok gigi : 3x/hari 3x/hari

Keramas : 3x/minggu 3x/minggu

e. Pola seksualitas

Frekuensi : 3x/minggu 1x/minggu


27

Keluhan : Tidak ada Tidak ada

f. Pola aktivitas ( Terkait kegiatan fisik, olahraga )

Ibu mengatakan di rumah melakukan kegiatan sehari- hari yaitu

memasak,mnyapu, dan menjaga anak.Ibu mengatakan jarang melakukan kegiatan

olah raga.

7. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan ( merokok, minum jamu, minuman

beralkohol.)Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu-jamuan dan

minum minuman yang beralkohol.

8. Data psikososial, spiritual, dan ekonomi ( pererimaan ibu/ suami/ keluarga terhadap

kelahiran, dukungan keluarga, hubungan dengan suami/ keluarga/ tetangga,

perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan social, keadaan ekonomi keluarga )

 Ibu mengatakan sangat senang dengan kehamilan ini.

 Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat mendukung kehamilan ini.

 20

 Ibu mengatakan hubungan dengan suami,keluarga dan tetangga baik – baik

saja.

 Ibu mengatakan akan melakukan perawataan bayi dengan baik

 Ibu mengatakan selalu taan dalam melaksanakaan sholat 5 waktu

 Ibu mengatakan selalu aktif dalam mengikuti kegiatan social.

 Ibu mengatakan keadaan ekonomi keluarga sangat baik.

9. Pengetahuan ibu ( tentang kehamilan,persalina, nifas )

 Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang kehamilan

 Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang persalinan

 Ibu mengatakan sudah mengetahui tentanng nifas


28

10. Lingkungan yang berpengaruh ( sekitar rumah dan hewan peliharaan )

 Ibu mengatakan lingkungan sekitar rumah tidak ada berpengaruh buruk

 Ibu mengatakan tidak memeliharaan hewan peliharaan dirumah.

3. Data Obyektif

1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Status emisional : Stabil

Tanda Vital :

Tekanan Darah : 90/70mmHg Nadi : 110 x/menit

Pernapasan : 23x/menit Suhu : 37,40c

BB : 52kg TB : 155 cm

2. Pemeriksaan fisik

a. Kepala :Bentuk mesochepal, tidak ada benjolan abnormal,tidak ada nyeri tekan

b. Wajah :Bentuk oval, tidak ada bekas luka operasi,pucat.

c. Mata :Simetris, tidak ada secret,sclera putih konjungtiva anemis

d. Hidung :Simetris. Tidak ada polip. Tidak ada secret, ada gerak cuping hidung

saat bernafas

e. Mulut :Simetris. Tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, tidak ada perdarahan

gusi, lidah bersih.

f. Telingga :Simetris, tidak ada serumen, Pendengaran baik.

g. Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis, limfe dan vena jugularis

h. Dada : Ada retraksi dinding dada, tidak ada wheezing,pernafasan teratur.


29

i. Payudara :Simetris, putting susu menonjol, areola mammae hiperpigmentasi, tidak

ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan.

j. Abdomen :Pembesaran sesuai umur kehamilan, tidak ada bekas luka, tidak ada

bekas operasi, tidak ada linea nigra, tidak ada linea alba, tidak ada striae

gravidarum.

Palpasi

Leopold I : fundus tegang

Leopold II : belum teraba

Leopold III : belum teraba

Leopold IV : belum teraba

Osborn test : Tidak dilakukan

Pemeriksaan Mc. Donald

TFU : - cm TBJ : - gram

Auskultasi

DJJ : - x/mnt

k. Ekstremitas atas : Simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap masing-masing 5,

tidak ada odema, tidak ada sianosis, kuku bersih warna merah muda.

l. Ekstremitas bawah : Simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap masing-masing 5,

tidak ada odema, tidak ada varices, reflek patella ada, kuku bersih warna merah

muda.

m. Genetalia luar : Terjadi pengeluaran darah segar dan gumpalan darah, tidak ada

odema, tidak ada bekas luka operasi, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini.

n. Pemeriksaan panggul : Tidak dilakukan

(Bila perlu)

Periksa Dalam Tanggal: 15-10-2019 Pukul:10.10WIB


30

Indikasi : keluarnya darah menggumpal dan darah segar

Hasil : tidak ada pembukaan serviks

3. Pemeriksaan penunjang

Tanggal: 15-10-2019 Pukul:10.10 WIB

USG : Hasilnya janin masih ada di dalam uterus

Pemeriksaan Lab darah

4. Data Penunjang

Dilakukan pemeriksaan PP test dengan hasil postif

Hasil Lab:

HB: 9,8 g/dL

Hematokrit : 28,3 %

Leukosit : 15.000 /uL

Trombosit : 240.000 /uL

Natrium : 136 mmol/L

Kalium : 3,4 mmol/L

Clorida : 97mmol/L
31

B. ANALISA DATA

No. Data Etiologi Masalah


1 DS : Risiko Perdarahan
Kejadian kecelakaan lalu lintas
 Pasien
mengatakan
Benturan
mengalami
perdarahan hebat
, keluar darah Abortus Spontan
segar dan
menggumpal
pada daerah Perdarahan
jalan lahir akibat
jatuh dari motor. Hipovolemik

DO:
Ku: Sedang Risiko Perdarahan
Kes :
composmentis
TD : 90/70
mmHG
N: 110x/menit
R: 23x/menit
S: 37,4 C
 Konjungtiva
anemis
 Pasien tampak
pucat
 Pemeriksaan
Penunjang:
HB: 9,8 g/dL
Hematokrit :
28,3 %
Leukosit :
15.000 /uL
Trombosit :
240.000 /uL
32

2 DS : Kejadian kecelakaan lalu lintas Nyeri Akut

 Pasien
mengatakan nyeri Benturan
pada perut bagian
bawah dan
menjalar pada perdarahan
pinggang. Nyeri
terasa ditusuk
tusuk dan mulas nyeri abdomen
mulas.

DO: Nyeri akut

 Pasien tampak
kesakitan
 Skala nyeri 6 (0-
10)
 N: 110x/ menit
 TD: 90/70
 R: 23x/ menit

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Risiko Perdarahan

2. Nyeri akut
33

D. RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa Rencana Keperawatan


Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Risiko Perdarahan Setelah dilakukan tindakan NIC : Blooding Reduction
keperawatan selama……x 24 jam
diharapkan blood lost severity Mengurangi stimulus
pasien teratasi. yang mempengaruhi risiko
perdarahan pada pasien
NOC :
Blood lose severity Aktifitas:
Indikator awal akhir
1. Tanda-tanda 1 5 1. Monitor pasien secara
vital ketat untuk
2. Kehilangan 1 5 perdarahan
darah 1 5 2. Catat tingkat
3. Vaginal 1 5 hemoglobin/
Bleeding hematokrit sebelum
4. Kepucatan kulit 1 5 dan sesudah
dan membrane kehilangan darah
mukosa 1 5 3. Memantau tanda-
5. Penurunan tanda dan gejala
Hemoglobin perdarahan
6. Penurunan 4. Memantau koogulai
Hematokrit seperti PT dan APTT
5. Memantau tanda –
Skala : tanda vital
1: Parah 6. Periksa perineum
2: Berat untuk mengetahui
3: Sedang jumlah dan
4: Ringan karakteristik
5.Tidak ada perdarahan
7. Menjaga istirahat
selama perdarahan
aktif
8. Menahan diri
memasukan benda
kelubang perdarahan
9. Anjurkan keluarga
untuk
34

memberitahukan
apabila ada tanda
tanda perdarahan
10. Mengatur ketersedian
darah untuk transfuse,
jika diperlukan
2. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Pain management
keperawatan selama …..x 24 jam
diharapkan masalah nyeri pasien 1. Lakukan pengkajian
teratasi dengan kriteria hasil : nyeri secara
komprehensif
NOC: Pain level termasuk lokasi,
karakteristik, durasi,
Indikator awal akhir frekuensi, kualitas,
1. Melaporkan 1 5 dan faktor presipitasi
adanya nyeri 2. Observasi reaksi non
2. Frekuensi nyeri 1 5 verbal dan
3. Ekspresi wajah 1 5 ketidaknyamanan
4. Tanda – tanda 1 5 3. Gunakan teknik
vital komunikasiterapeutik
untuk mengetahui
keterangan : pengalaman nyeri
1: Sangat berat pasien
2: Berat 4. Control lingkungan
3: Sedang yang dapat
4. Ringan mempengaruhi sperti
5. Tidak ada suhu, pencahayaan,
dan kebisingan
5. Kurangi faktor
presipitasi nyeri
6. Ajarkan teknik non
farmakologi
7. Tingkatkan istirahat
8. Kolaborasi dalam
pemberian analgetik
sesuai indikasi

Analgesic administration
1. Monitor TTV
sebelum dan sesudah
pemberian analgesic
pertama kali
35

2. Cek riwayat alergi


3. Kolaborasikan
analgesic tergantung
tipe dan beratnya
nyeri
4. Berikan analgesic
tepat waktu
5. Evaluasi efektivitas
analgesic, tanda, dan
gejala
36

E. IMPLEMENTASI

No. Tanggal/ Jam Diagnosa Implementasi


1. 15-10-2019 Risiko Perdarahan

10.00 1. Mengobservasi pasien secara ketat


untuk perdarahan
10.00 2. Mencatat tingkat hemoglobin/
hematokrit sebelum dan sesudah
11.00 kehilangan darah
3. Memantau tanda-tanda dan gejala
12:00 perdarahan
12:30 4. Memantau tanda – tanda vital
5. Melakukanan pemeriksaan
12:45 perineum untuk mengetahui jumlah
dan karakteristik perdarahan
12:50 6. Menjaga istirahat selama perdarahan
aktif
7. Mengedukasi pasien untuk Menahan
12:55 diri memasukan benda kelubang
perdarahan
8. Menganjurkan keluarga untuk
memberitahukan apabila ada tanda
tanda perdarahan

2. 15-10-2019 Nyeri Akut

10:00 1. Melakukan pengkajian nyeri secara


komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
10:10 kualitas, dan faktor presipitasi
2. Mengajarkan teknik non
farmakologi: Teknik relaksasi tarik
12:30 nafas dalam
3. Mengobservasi reaksi non verbal
dan ketidaknyamanan
12:45 4. menggunakan teknik
komunikasiterapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri
12:45 pasien
5. Mengontrol lingkungan yang dapat
12:50 mempengaruhi sperti suhu,
37

pencahayaan, dan kebisingan


14:00 6. Mengurangi faktor presipitasi nyeri
7. Meningkatkan istirahat
14:30 8. Berkolaborasi dalam pemberian
analgetik sesuai indikasi :
Dexketoprofen 50 mg/ IV
9. Mengevaluasi ke efektifan obat
analgesik
38

F. EVALUASI

No. Tanggal Diagnosa Keperawatan Evalusi


1. 15-10-2019 Risiko Perdarahan S: Pasien mengtakan perdarahan
jam 14: 30 sudah mulai berkurang tapi masih
lemas

O:
KU : Sedang Kes: Cm
Konjungtiva : Anemis
CRT <3
TD: 110/80
N: 98 x/ menit
S: 36,9 C
R: 21 x/ menit

Wajah masih pucat


perdarahan mulai berkurang
habis : 2 Tampon pembalut sejak
pukul 10.00 – 14.30

A: Risiko perdarahan

P: Lanjutkan Intervensi
R/ Cek ulang H2TL/ 12 jam
(instruksi dokter) jam 22:00

2 15-10-2019 Nyeri Akut S: Pasien mengatakan nyeri mulai


jam 14: 30 berkurang namun kadang masih
mulas mulas.

O:
KU : Sedang Kes: Cm
TD: 110/80
N: 98 x/ menit
S: 36,9 C
R: 21 x/ menit
Skala nyeri 4 (0-10)
Pasien tampak tenang
Pasien dapat tidur dan beristirahat
Pasien dapat melakukan teknik
relaksasi tarik nafas dalam
39

A: Nyeri Akut

P: Lanjutkan Intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.

Kusuma. H, dan Nurarif. A. H. (2012). Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan NANDA (North American Nursing Diagnosis Association) NIC-NOC.
Yogyakarta: Media Hardy.

Harismanto (2019) Asuhan Keperawatan dengan Abortus. Benkulu: Universitas


Bengkulu

M.Bulechek, Gloria, dkk. Nursing Intervension Classification (NIC) Six Edition.


Ebook: healthpermissions@elsevier.com

Moorhead, Sue, dkk. Nursing Outcomes Classification(NOC) Fifth


Edition.Ebook: healthpermissions@elsevier.com

Laisina,A, Pengaruh Penyuluhan tentang Abortus Provokatus terhadap


Pengetahuan Remaja di SMA Spektrum Kota Manado. ejurnal.unsrat.ac.id diunggah
tanggal 14-10-2019 pukul 21:00

40

Anda mungkin juga menyukai