KETAHANAN
OLEH:
KELOMPOK 4
SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan rahmat-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
satu tugas Program Studi Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Katolik Santo
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
barat Pulau Papua. Namun demikian, pihak Belanda menganggap wilayah itu
masih menjadi salah satu provinsi Kerajaan Belanda, sama dengan daerah-daerah
memiliki hak merdeka sesuai dengan pasal 73e Piagam PBB. Karena Indonesia
Hasilnya antara lain adalah sebuah akademi angkatan laut yang berdiri pada 1956
Sudah lama Tanah Papua menjadi tanah konflik. Selain konflik horizontal
antar warga sipil, konflik vertikal yang terjadi antara pemerintah Indonesia dan
orang asli Papua telah mengorbankan banyak orang. Konflik ini hingga kini
belum tuntas diatasi. Masih adanya konflik ini secara jelas diperlihatkan oleh
antara orang asli Papua, orang Papua dengan penduduk lainnya, dan antara orang
asli Papua dan Pemerintah RI. Di satu pihak, orang Papua dicurigai sebagai
membenarkan hal ini. Di pihak lain, orang Papua juga tidak memercayai
pemerintah. Dalam suasana kecurigaan dan ketidakpercayaan satu sama lain ini,
dialog konstruktif tak akan pernah terjadi antara pemerintah dan orang Papua.
dicarikan solusinya, maka Papua tetap menjadi tanah konflik. Korban akan terus
berjatuhan. Hal ini pada gilirannya akan menghambat proses pembangunan yang
perdamaian. Kampanye ini dilakukan dengan moto: Papua Tanah Damai (PTD).
suatu visi bersama dari masa depan Tanah Papua yang perlu diperjuangkan secara
terdalam dari setiap orang, termasuk semua orang yang hidup di Tanah Papua,
melibatkan diri dalam upaya menciptakan perdamaian di Tanah Papua. Orang asli
secara penuh dalam kampanye perdamaian ini. Padahal mereka sebagai pemilik
negeri ini sudah semestinya memimpin-atau setidaknya terlibat dalam berbagai
dalam prespektif ketahanan pada daerah Nduga Papua yang masih sering terjadi
Rumusan Masalah
Nduga?
BAB II
PEMBAHASAN
melainkan merupakan kumulasi dari hasil ketahanan yang terdapat pada elemen
‘gatra’ yang ada pada masyarakat dan mencakup gatra ideologi, politik, ekonomi,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan baik. Ilmu untuk menjadikan
ketahanan nasional baik tidak berada pada disiplin ilmu ketahanan nasional.
Namun, ada pada bidang disiplin ilmu ideologi yang merupakan bagian dari
disiplin ilmu politik dan sosial budaya, bidang disiplin ilmu politik, ilmu ekonomi,
ilmu sosial budaya. Disiplin ilmu yang membentuk disiplin ilmu pertahanan dan
keamanan.
apabila ketahanan pada lima gatra dapat menciptakan keadaan yang mendukung
Penegakan hukum
terhadap KKSB.
keputusan politik sesuai dengan ketentuan UU TNI. Pengerahan TNI juga tidak
Mengefektifkan Pembangunan
bagaimana anggaran yang dikucurkan pemerintah pusat diserap secara efektif oleh
Provinsi Timor Timur tidak mampu menjadikan rakyat Timor Timur merasa
sebagai bagian dari NKRI, yang pada akhirnya melalui jajak pendapat
tidak senantiasa berarti kita telah memenangkan hati dan pikiran rakyat Papua.
undangan.
rayak di Papua.
harapan mereka dalam sebuah dialog akan dapat menimbulkan reaksi yang keras.
konsensus dasar bangsa yang terdiri dari Pancasila, UUD Negara RI 1945, NKRI,
dan makna seloka Bhinneka Tunggal Ika akan mudah disalahgunakaan karena
memang posisi unik Papua dalam proses penyatuan menjadi bagian dari NKRI,
dan masih hidupnya aspirasi yang belum menerima fakta itu, serta bermimpi
2017. Skor untuk aspek hak politik dan lembaga demokrasi masih timpang dengan
aspek kebebasan sipil dalam hal keamanan tidak ditindak lanjuti dengan
keamanan bagi para pekerja sipil dalam proyek pembangunan di daerah rawan
sekali lagi merupakan bentuk kegiatan operasi militer selain perang dalam
Oleh karena itu, kebijakan dari pemerintah pusat perlu lebih diartikulasi bagi
kepentingan rakyat Papua dan terukur. Sebagaimana disebut dalam uraian di atas,
terhadap rakyat Papua perlu disesuaikan melalui koordinasi dan musyawarah dengan
kembali tingkat ketahanan keamanan dan melalui pendekatan yang lebih terpadu
dapat ditingkatkan ketahanan sosial budaya dan ekonomi. Bila kondisi ketahanan
gatra sosial budaya, ekonomi, dan keamanan dapat ditingkatkan, hal tersebut dapat
Khususnya, gatra ideologi sebagai perekat NKRI. Apabila kita mampu meningkatkan
ketahanan pada tiap gatra yang ada dalam masyarakat, dapat kita katakan bahwa
yang dilakukan KKSB selama 2018, langkah-langkah yang dapat dilakukan seperti
PENUTUP
Kesimpulan
melainkan merupakan kumulasi dari hasil ketahanan yang terdapat pada elemen
‘gatra’ yang ada pada masyarakat dan mencakup gatra ideologi, politik, ekonomi,
dapat membangun iklim yang kondusif bagi pembangunan indeks gatra lainnya.
Khususnya, gatra ideologi sebagai perekat NKRI. Apabila kita mampu meningkatkan
ketahanan pada tiap gatra yang ada dalam masyarakat, dapat kita katakan bahwa