PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan pemikiran dalam Islam tidak terlepas dari
perkembangan sosial dalam kalangan Islam itu sendiri. Memang, pembahasan
pokok dalam Agama Islam adalah aqidah, namun dalam kenyataanya masalah
pertama yang muncul di kalangan umat Islam bukanlah masalah teologi,
melainkan persolaan di bidang tasawuf, bagi mereka yang sangat awam
umumnya masyarakat biasa yang kurangnya pengetahuan makaakan
menganggap tasawuf adalah hal yang berbeda bahkan juga ada yang
mengataka menyimpang dari agama.
Hal ini berdasarkan fakta-fakta yang terjadi di sekitar kita, itu di
karenakan kurangnya mengerti akan ilmu tasawuf. Dan tasawuf juga
menggunakan tingkatan tingkatan dalam mensucikan diri (tazkiyatun nafs).
Seiring dengan munculnya kritik-kritik tajam terhadap tasawuf yang
menimbulkan ketegangan didalam dunia pemikiran islam, nampakya sudah
timbul berbagai argumentasi tentang, apakah tasawuf benar-benar ilmu
keislaman atau ia hanya sekedar pengislamisasian unsur-unsur non-islam?
Kontroversi pendapat itu bermula sejak tampilnya tasawuf falsafati dan
semakin dipertajam kemudian dengan masuknya pendapat orientalis, yang
secara generalisasi mengatakan, bahwa tasawuf bersumber dari luar islam.
Mereka yang menyatakan tasawuf di luar islam bersumber dari luar islam,
apakah dari Persia, Hindu, Nashrani, filsafat Yunani dan atau dari sumber
lainya, atau juga mendasarkan pendapatnya hanya karena adanya kesamaan
tipologinya belaka. Pendapat yang demikian nampaknya tidak jujur dan tidak
obyektif. Sebab tidak ada satu paradigma keilmuan yang memastikan, bahwa
setiap yang sama atau yang mirip adalah karena terjadi saling pengaruh atau
karena plagiat untuk adanya dibenarkan adanya hubungan interaksi historis
antara satu nilai dengan nilai lainya, haruslah dapat dibuktikan dengan adanya
kontak yang riel antara keduanya.
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana ketertarikan Barat terhadap Tasawuf?
2. Beberapa sarjana Barat dan kajian mereka terhadap Tasawuf?
3
BAB II
PEMBAHASAN
C. Pengertian Orientalis
Dari segi bahasa, orientalisme dan orientalis berasal dari kata orient
yang mengandung arti timur/asia timur. Sedang oriental mengandung arti
orang timur/Asia dan timur. Sumber lain menyebutkan, orientalisme berasal
dari bahasa Prancis orient yang berarti timur atau bersifat timur, dan isme
berarti paham, ajaran, cita-cita, atau sikap.
Dalam literatur Arab, orient atau oriental digunakan kata شرقartinya
timur. Sedang bentuk kata استشراقberasal dari kata شرقyang mendapat
tambahan huruf alif, sien dan ta’, mengandung arti menuntut/mencari timur.
Menuntut timur tidak maksud lain kecuali belajar ilmu-ilmu timur, sastra,
bahasa dan agamanya.
Dalam bahasa Latin, orient bermakna belajar atau mempelajari
sesuatu, menurut bahasa Prancis kata orienter berarti arahan, petunjuk dan
bimbingan, Sedangkan menurut bahasa inggris orientation mengandung arti
bimbingan atau yang berkaitan dengan bidang moral, masyarakat, pemikiran,
atau bimbingan kepribadian dalam pemikiran atau spiritual. Oleh karena itu,
tahun pertama sebagian perguruan tinggi disebut tahap orientasi. Dan, dalam
bahasa Jerman, Sich Orientern bermakna mengumpulkan ilmu dan
pengetahuan.
Menurut istilah, orientalis mengandung arti orang yang mengetahui
sebagian bahasa-bahasa timur, definisi inilah yang diyakini oleh Arberry
tahun 1638 (seorang anggota persekutuan gereja-gereja timur), Anthony Wood
tahun 1691, Samuel Clarke. Di tempat lain, Arberry yakin, sesuai dengan
Oxpord Dictionary, orientalis adalah orang yang mengetahui bahasa-bahasa
dan sastra timur Sumber lain menyebutkan, orientalis adalah ilmuwan yang
mendalami bahasa-bahasa, kesusastraan, agama, sejarah, adat istiadat, dan
ilmu-ilmu dunia timur.
4
D. Pegertian Tasawuf
Sedikit mengulas tentang pengertian tasawuf, ada beberapa pendapat
tentang asal-usul kata tasawuf. Ada yang mengatakan bahwa tasawuf berasal
dari kata safa’, artinya suci, bersih atau murni. Karena memang, jika dilihat
dari segi niat maupun tujuan dari setiap tindakan dan ibadah kaum sufi, maka
jelas bahwa semua itu dilakukan dengan niat suci untuk membersihkan jiwa
dalam mengabdi kepada Allah SWT.
Ada lagi yang mengatakan tasawuf berasal dari kata saff, artinya saff
atau baris. Dinamakan sebagai para sufi, karena berada pada baris ( saff )
pertama di depan Allah, karena besarnya keinginan mereka akan Dia dan
kecenderungan hati mereka terhadap- Nya.
Ada pula yang mengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata suffah
atau suffah al Masjid, artinya serambi mesjid. Istilah ini dihubungkan dengan
suatu tempat di Mesjid Nabawi yang didiami oleh sekelompok para sahabat
Nabi yang sangat fakir dan tidak mempunyai tempat tinggal. Mereka dikenal
sebagai ahli suffah. Mereka adalah orang yang menyediakan waktunya untuk
berjihad dan berdakwah serta meninggalkan usaha-usaha duniawi. Jelasnya,
1
Sumber: http://nl.wikipedia.org/wiki/Paus_Silvester_II
5
2
http://sangmosafir.blogspot.com/2012/11/pandangan-orientalis-terhadap-ilmu.html
http://wikipedia.co.id/
3
Abu al-Wafa’ al-Ghamiri at-Taftazani, Sufi dari Zaman ke Zaman, cet. ke-2 (Bandung:
Penerbit Pustaka, 1997), hlm. 215.
4
Ibnu al-Farid, Ad-Diwan (Kairo: Dar al-Hijaaz, 1322 H), hlm. 49.
6
2. Tasawuf berasal dari ajaran Hindu & Budha (Alferd von Kremer dan
Ignaz Goldziher)
3. Tasawuf dipengaruhi tradisi Yunani (R.A. Nicholson)
4. Tasawuf berasal dari berbagai ajaran esoteris Islam, India, Persia, Kristen
dan Gnotisisme (Richard Hartmann)
5. Tasawuf benih-benihnya bertaburan dalam Alquran (Louis Massignon).
Metodologi Orientalis dalam mengkaji Islam itu ada beraneka macam,
seperti Filologi, Fenomenologi, Kritik Sejarah, dan lain-lain. Sedangkan
motivasi mereka dalam mengkaji Islam ada 3 macam:
1. Ilmu Pengetahuan (era sebelum perang salib): Di era ini, bahasa Arab
wajib di ajarkan di sejumlah Universitas Eropa.Masuknya pelajaran
bahasa Arab dalam kurikulum telah melahirkan sejumlah penerjemahan
karya dari dunia Islam ke dalam bahasa Latin. Pada era sebelum Perang
Salib ini, Orientalisme bertujuan untuk memindahkan ilmu pengetahuan
dan filsafat dari dunia Islam ke Eropa.5
2. Misionaris: Salah satu Orientalis yang berkedok misionaris yaitu Samuel
Zwemer. Samuel yang berdarah Yahudi ini dikenal sebagai pendiri Jurnal
The Moslem World pada tahun 1911 M.6
3. Imperialisme: mempelajari adat, ekonomi & melakukan spionase di
daerah jajahan. Misalnya Snouck Hourgronje, Raffles dan lain-lain.
Para ahli berbeda pendapat tentang asal sumber Tasawuf. Pertama,
kelompok yang menganggap bahwa Tasawuf berasal dari sumber Persia dan
Majusi, seperti yang disampaikan Dozy dan Thoulk. Alasannya, sejumlah
besar orang-orang Majusi di Iran utara tetap memeluk agama mereka setelah
penaklukan Islam dan banyak tokoh sufi yang berasal dari daerah Khurasan.
Di samping itu, sebagian pendiri aliran-aliran sufi berasal dari keturunan
orang Majusi, seperti Ma`ruf al-Kharki dan Bayazid Busthami.
Kedua, kelompok yang beranggapan bahwa Tasawuf berasal dari
sumber-sumber Kristen, seperti dikatakan Von Kramer, Ignaz Goldziher,
5
Harian Republika edisi 12 Juni 2011, hal B6
6
Yohannes Bekele, Samuel Zwemer’s Missionary strategy Towards Islam, (The University of
Brimingham, 2012), hal 44-45
7
Nicholson, Asin Palacios dan O'lery. Alasannya, (1) adanya interaksi antara
orang-orang Arab dan kaum Nasrani pada masa jahiliyah maupun zaman
Islam; (2) adanya segi-segi kesamaan antara kehidupan para Sufi, dalam soal
ajaran, tata cara melatih jiwa (riyadlah) dan mengasingkan diri (khalwat),
dengan kehidupan Yesus dan ajarannya, juga dengan para rahib dalam soal
pakaian dan cara bersembahyang.
Ketiga, kelompok yang beranggapan bahwa Tasawuf ditimba dari
India, seperti pendapat Horten dan Hartman. Alasannya, kemunculan dan
penyebaran irfan (tasawuf) pertama kali adalah di Khurasan, kebanyakan dari
para sufi angkatan pertama bukan dari kalangan Arab, seperti Ibrahim ibn
Adham , Syaqiq al-Balkh dan Yahya ibn Muadz. Pada masa sebelum Islam,
Turkistan adalah pusat agama dan kebudayaan Timur serta Barat. Mereka
memberi warna mistisisme lama ketika memeluk Islam. Konsep dan metode
tasauf seperti keluasan hati dan pemakaian tasbih adalah praktek-praktek dari
India.
Keempat, kelompok yang menganggap Tasawuf berasal dari sumber-
sumber Yunani, khususnya Neo-Platonisme dan Hermes, seperti disampaikan
O'leary dan Nicholson. Alasannya, ‘Theologi Aristoteles' yang merupakan
paduan antara sistem Porphiry dan Proclus telah dikenal baik dalam filsafat
Islam. Kenyataannya, Dzun al-Nun al-Misri (796-861 M), seorang tokoh
sufisme dikenal sebagai filosof dan pengikut sains Hellenistik.
Jabiri agaknya termasuk kelompok ini. Menurutnya, Tasawuf diadopsi
dari ajaran Hermes, sedang pengambilan dari teks-teks Al-Qur`an lebih
dikarenakan tendensi politik. Sebagai contoh, istilah maqamat yang secara
lafzi dan maknawi diambil dari Al-Qur`an (QS.Al-Fusilat 164), identik
dengan konsep Hermes tentang mi`raj, yakni kenaikan jiwa manusia setelah
berpisah dengan raga untuk menyatu dengan Tuhan. Memang ada kata
maqamat dalam Al-Qur`an tetapi dimaksudkan sebagai ungkapan tentang
pelaksanaan hak-hak Tuhan dengan segenap usaha dan niat yang benar,
bukan dalam arti tingkatan atau tahapan seperti dalam istilah al-Hujwiri.
8
Urdu, Turki dan Persia. Akan tetapi kekurangan mereka ialah sekian lama
meneliti dunia Tasawuf, tetap tak membuat hati mereka tertarik memeluk
agama Islam. Berikut ini minat para Orientalis di bidang Tasawuf:
7
Tentang perjalanan hidup dan Syair-syair Rumi. Lihat Annemarie Schimmel, Rumi's World:
The Life and Work of the Great Sufi Poet, (Boston: Shambhala Publication Inc, 1992)
8
Riset William Chittick tentang Ibn Arabi telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
dengan judul Dunia Imajinal Ibn Arabi, (Surabaya: Risalah gusti, 2001)
9
Dari semua Tarekat yang ada di dunia Islam, Naqsyabandiyah-lah yang paling internasional.
Di Indonesia terdapat 3 cabang Naqsyabandiyah yang berbeda satu sama lain:
Naqsyabandiyah Mazhariyah, Khalidiyah dan Qadiriyah wa Naqsyabandiyah. Baca Martin
Van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiah di Indonesia: Survei Historis, Geografis dan
Sosiologis, (Bandung: Mizan, 1994), hal 17
10
dari kata Arab al-kimyiâ dan bahwa beberapa ilmu lain seperti aljabar juga
berutang nama mereka kepada para ilmuwan Muslim.
Di ranah tasawuf yang tepat, bukti tersebut kurang menyentuh dan
tepat. Mari kita pertama-tama memeriksa aspek-aspek yang tidak
menimbulkan suatu masalah. Kita tahu dari sumber-sumber terpercaya bahwa
“Legenda Emas” Rabi’ah ‘Adawiyah, salah seorang wali perempuan paling
menonjol di Dunia Islam, yang tinggal di Irak pada abad ke-8 H, sampai di
meja Raja Louis IX dari Prancis—atau Santo Louis—pada abad ke-13.
Demikianlah kesucian Muslimah Sufi ini menyentuh jantung dunia Kristen.
Dengan cara yang sama, sekarang diketahui bahwa Divine Comedy karya
Dante dari Italia (meninggal pada 1321) secara signifikan berutang budi pada
Book of Muhammad’s Ladder, yang menebarkan versi popular peristiwa
Mikraj Nabi di Italia Abad Pertengahan. Di sisi lain, kiranya lebih hipotetis
bahwa Sufi agung Andalusia Ibn ’Arabi mengilhami Dante sebagaimana
sering diakuinya.
Beberapa penulis Eropa, termasuk René Guénon menyatakan bahwa
organisasi inisiatori Kristen diinspirasi oleh tasawuf. Berbagai indikator
memperlihatkan bahwa ini adalah kasus para Templar, ordo ksatria ini
didirikan di Yerusalem pada 1119. Inspirasi mereka oleh tasawuf dan Islam
secara umum berbeda tetapi jelas. Bahkan mereka dituduh, selama pengadilan
atas mereka oleh Raja Philippe Le Bel dari Prancis pada awal abad ke-14,
memuja seorang tokoh panutan, Bafomet, yang niscaya mendukung
Muhammad, sang Nabi Islam. Tak ayal lagi, ini hanyalah dalih politis
meskipun ia menunjukkan nostalgia lama dari suatu pembukaan ritual Sufi
yang tidak dapat saya paparkan di sini. Mengenai St. Francis dari Assisi, ia
pada awalnya pergi ke Maroko sebelum melancong ke Mesir untuk menemui
sultan kaum Muslim untuk menganjurkan perpindahannya ke agama Kristen.
Namun pada akhirnya Santo Francis dan Ordo Francisan yang ia dirikan itu
mengandung isyarat tasawuf alih-alih sebaliknya!
Di abad pertengahan dunia tempat bangsa Eropa membaca-dengan
benar berbicara dengan bahasa Arab dan mengikuti sekolah ilmu-ilmu Arab-
12
10
Wan Jamaluddin Z, Islam dan Orientalisme Rusia, (Penamadani, 2011), hal 137
11
Ibid. hal 156
14
BAB III
PENUTUP
H. Kesimpulan
Dengan penjelasan dan keterangan mulai dari definisi tentang
orientalis dan tasawuf disertai dengan pendapat orientalis terhadap tasawuf itu
sendiri serta ketertarikan sarjana Barat terhadap kajian tasawuf maka dapat
disimpulkan:
i. Orientalis adalah ilmuwan yang mendalami bahasa-bahasa,
kesusastraan, agama, sejarah, adat istiadat, dan ilmu-ilmu dunia timur.
ii. Tasawuf ialah membersihkan hati dari sifat yang menyamai binatang
dan melepaskan akhlak yang fitri, menekan sifat basyariah
(kemanusiaan), menjauhi hawa nafsu, memberikan tempat bagi
kerohanian, berpegang pada ilmu kebenaran, mengamalkan sesuatu
yang lebih utama atas dasar keabadiannya, memberi nasihat kepada
umat, benar-benar menepati janji terhadap Allah SWT, dan mengikuti
syari’at Rasulullah SAW.
iii. Pandangan orientalis terhadap tasawuf ada yang beranggapan bahwa
Tasawuf ditimba dari India, Kristen, Tasawuf berasal dari sumber-
sumber Yunani, Tasawuf berasal dari sumber Persia dan Majusi.
iv. Awal mula yang diteliti adalah asal-usul tasawuf. Beberapa di antara
mereka menghasilkan teori kemunculan tasawuf, yaitu:
a. Tasawuf merupakan fotokopi dari ajaran mistik Kristen.
b. Tasawuf berasal dari ajaran Hindu & Budha.
c. Tasawuf dipengaruhi tradisi Yunani.
d. Tasawuf berasal dari berbagai ajaran esoteris Islam, India, Persia,
Kristen dan Gnotisisme.
e. Tasawuf benih-benihnya bertaburan dalam Alquran.
15
I. Saran
Dengan pembahasan pada makalah ini tiada lain ialah agar kita
mengetahui betapa pentingnya tasawuf guna untuk mendekatkan diri kepada
sang pencipta dan juga harus sesuai dengan syariat islam, karena dalam ajaran
tasawuf juga banyak sekali yang menyimpang yang tidak sesuai dengan
syariat yang di ajarkan oleh rosulullah saw, dan tidak berdasarkan Al-Quran
dan Al-Hadits.
Untuk perbaikan dan kesempurnaan makalah ini, segala kritik dan
saran sangatlah diperlukan khususnya kepada Bapak Dosen Pengampu Mata
Kuliah Ilmu Tasawuf agar dapat memberikan bimbingan kepada kami dalam
memahami materi yang diberikan.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://mamanferdinant.blogspot.com/2011/09/pandangan-orientalis-tentang-
sumber.html
Diakses pada tanggal 11 Oktober 2019
http://kawulagusti.wordpress.com/2010/11/16/ilmu-tasawuf-2/
Diakses pada tanggal 11 Oktober 2019
http://www.surgamakalah.com/2011/08/orientalisme-vs-islam-pengertian-
dan.html
Diakses pada tanggal 11 Oktober 2019